Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Saturday, March 5, 2016

Pelatihan untuk Tenaga Kerja Terdampak Bandara Sebagian Digelar di Rumah Warga


Belasan warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mengikuti pelatihan office tool di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo, Jumat (4/3/2016). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)Belasan warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mengikuti pelatihan office tool di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo, Jumat (4/3/2016). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)
Sebanyak lima paket diantaranya dilaksanakan di lingkungan warga terdampak, yaitu Desa Kebonrejo, Palihan, Jangkaran, dan Sindutan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah BLK Dinsosnakertrans Kulonprogo, Sri Sulanjari mengatakan, konsep awal pelatihan kerja bagi warga terdampak bandara memang terpusat di BLK. Namun, banyak peserta yang ingin pelatihan tetap dilakukan di wilayah Kecamatan Temon demi efisiensi waktu dan biaya akomodasi.
Kegiatan itu kemudian dilakukan dengan memanfaatkan balai desa atau rumah kepala dusun setempat. “Kami berusaha memfasilitasi kemauan peserta pelatihan. Jadi instruktur serta alat dan bahan pelatihan yang mendatangi peserta,” ujar Sri, Jumat (4/3/2016).
Sri memaparkan, bidang kejuruan yang sedang diajarkan saat ini adalah teknik AC domestik di Kebonrejo, teknik kendaraan ringan di Jangkaran, teknik sepeda motor di Sindutan, serta pengolahan hasil pertanian dan konstruksi kayu di Palihan. Dia menambahkan, dua paket lain yang tetap dilaksanakan di BLK adalah pelatihan office tool dan menjahit.
Pelatihan dimulai secara efektif Rabu (2/3/2016) lalu dan akan berakhir pada 7 April mendatang. Semua peserta wajib mengikuti seluruh rangkaian pelatihan setiap Senin hingga Sabtu. “Saat ini materinya masih teori. Biasanya teori butuh waktu 1,5 minggu. Minggu depan sudah mulai praktek,” kata Sri.
Sri lalu mengatakan, pelatihan kerja putaran pertama tahun ini tidak hanya diselenggarakan untuk warga terdampak bandara. Pemkab Kulonprogo juga tetap memfasilitasi kebutuhan masyarakat umum. Ada dua paket lain yang juga sedang berjalan, yaitu bidang kejuruan tata boga bagi warga Desa Tuksono dan teknik las industri bagi warga Desa Sentolo.
Editor:  | dalam: Kulon Progo |

Share:

Saturday, February 27, 2016

Guru se Kabupaten Kulonprogo, Siapkan Tenaga Kerja Penerbangan




YOGYAKARTA, suaramerdeka.com – Sejumlah guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan Konseling(MGBK) Se Kabupaten Kulonprogo, Jumat (26/2) mengunjungi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) Yogyakarta di Jalan Parangtritis Km 4,5 Yogyakarta. Kedatangan guru ke kampus tersebut, intinya ingin mengetahui dan menjajaki mengenai sekolah tinggi penerbangan tersebut.

Kedatangan para guru MGBK Kabupaten Kulonprogo diterima oleh Indreswari Suroso ST MT, wakil Ketua Bidang SDM dan Administrasi serta Nur Makki Perdana Kusuma SKom, Wakil Ketua Bidang Ketarunaan merangkap sebagai dosen STTKD Yogyakarta. Sementara rombongan guru MGBK dipimpin oleh Esti Sutari SPd, MSi pamong guru SMA Negei 2 Wates, Kabupaten Kulonprogo.

Sebelum menerima penjelasan dari pihak STTKD, rombongan guru sebanyak 27 orang tersebut diajak keliling kampus. Juga diajak melihat-lihat sarana dan peralatan praktek yang ada di kampus tersebut. Para pamong sedikit heran dan kaget, ketika melihat pesawat boing 737 300 dan sejumlah pesawat kecil yang ada di ruang praktek.

Para pamong guru makin yakin dan senang, karena STTKD Yogyakarta memang sekolah tinggi penerbangan yang profesional. Apalagi setelah dijelaskan mengenai STTKD Yogyakarta, dan melihat langsung para mahasiswa khususnya dari jurusan pramugari yang memperagakan menggunakan masker, pelampung dan sabuk pengaman sebelum pesawat mengudara.”Banyak mahasiswa kami belum lulus, tapi sudah diincar perusahaan penerbangan yang ada di tanah air maupun luar negeri,”ujar Indreswari Suroso. Bahkan, ada perusahaan penerbangan dalam negeri sudah mengajukan siap merekrut lulusan STTKD
Yogyakarta.

(Sugiarto/ CN40/ SM Network)
Share:

Kehilangan Anjing Kesayangan, Warga Gunung Gempal Lapor Polisi

 
Harianjogja.com, KULONPROGO-Polres Kulonprogo sedang menyelidiki kasus pencurian unik yang menimpa warga Dusun Gunung Gempal, Desa Giripeni, Kecamatan Wates, Kulonprogo. Korban bernama Utami Titik Lestari bukan lapor ke polisi karena kehilangan uang, perhiasan, atau benda elektroik, melainkan seekor anjing.

Hal tersebut diungkapkan Kasat Reskrim Polres Kulonprogo, AKP Anton, Jumat (26/2/2016). Laporan korban telah diterima beberapa waktu lalu.

“Kasus ini masih dalam penyelidikan. Kami telah meminta keterangan saksi,” kata Anton.

Anton memaparkan, korban mengaku kebingungan karena tidak menemukan anjingnya di rumah ketika akan memberi makan seperti biasa. Korban pun mencari peliharaannya itu di sekitar rumah dan bertanya kepada para tetangga. Dia kemudian mendengar informasi jika si anjing ada di sebuah warung satai dan segera mengeceknya.

“Korban penasaran dan mengecek masuk ke warung. Dia lalu melihat kulit dan potongan kaki yang dipercaya sebagai anjingnya yang hilang,” ujar dia.

Korban merasa yakin jika ada orang di warung tersebut yang telah membunuh dan memasak daging anjing kesayangannya. Dia lalu melaporkan kejadian itu ke polisi.

“Saya bisa tahu dari kulit dan kakinya,” ucap korban, seperti yang tertulis dalam laporan kepolisian.
Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |

Share:

BANDARA KULONPROGO Investor Berdatangan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bupati
Kulonprogo, Hasto Wardoyo berpendapat jika kawasan industri di wilayah
Sentolo dan Temon akan berkembang pesat dengan banyaknya investor yang
tertarik berinvestasi untuk bandara New Yogyakarta International
Airport (NYIA). Meski begitu, Pemkab Kulonprogo tetap melakukan upaya
penyaringan dengan mengedepankan pemberdayaan potensi lokal.




“Kita tetap harus screening dengan memita setiap calon investor
mempresentasikan program, diskusi bersama, lalu dievaluasi,” kata
Hasto, Jumat (26/2/2016).


Menurut Hasto, keberadaan bandara NYIA nantinya harus bisa
dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kulonprogo.
Para investor juga dituntut mendukung komitmen tersebut sesuai
peraturan yang berlaku.


“Menurutnya, tidak hanya bisa tapi memang harus menguntungkan masyarakat,” tegas dia.




Sementara itu, salah satu warga terdampak pembangunan bandara NYIA,
Mawarno mengaku percaya jika keberadaan bandara akan memberikan manfaat
secara makro bagi Kulonprogo.


“Jika bisa menyejahterakan masyarakat, kami siap mendukung,” kata warga Desa Palihan, Kecamatan Temon,Kulonprogo itu.







Editor: | dalam: Kulon Progo |
Share:

Friday, February 26, 2016

BANDARA KULONPROGO NYIA Jadi Magnet Investor, Investasi Capai Rp1,040 Triliun



Harianjogja.com, KULONPROGO-Proyek pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) dinilai mempengaruhi dinamika ekonomi Kulonprogo. Membaca potensi yang ada, kalangan investor mulai melirik Kulonprogo sebagai lokasi penanaman modal melalui berbagai kegiatan usaha.



Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Kulonprogo, Agung Kurniawan mengatakan, pergerakan grafik nilai investasi selama tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Dia mengakui jika pembangunan bandara NYIA merupakan salah satu megaproyek yang menjadi magnet bagi pada investor.

“Tahun 2015 kemarin, total nilai investasi tercatat mencapai sekitar Rp1,040 triliun,” ungkap Agung kepada Harianjogja.com, Rabu (24/2/2016).

Agung memaparkan, sebanyak 27 investor skala menengah ke atas tercatat masuk ke Kulonprogo pada 2015 lalu. Sebanyak 14 di antaranya telah sampai pada tahap realisasi dan proses perizinan. Sisanya masih dalam tahap penjajakan dan penyusunan feasibility study atau studi kelayakan.



Kehadiran bandara juga menjadi daya tarik pengembangan sektor properti dan usaha restoran maupun rumah makan. Agung mengatakan, sudah ada delapan pengembang yang bakal membangun perumahan di wilayah Wates, Pengasih, dan Sentolo pada tahun 2015-2016 ini. Sebuah perusahaan jaringan hotel berskala nasional juga diketahui telah membeli lahan untuk mendirikan hotel bintang tiga.

“Ada juga lima calon investor [perhotelan] lain yang berminat dan sedang mengadakan penjajakan di Kulonprogo,” ujar Agung.

Calon investor bidang pertambangan juga mulai muncul karena melihat adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur bandara. Iklim investasi yang bergerak menuju arah positif tersebut kemudian ditindaklanjuti Pemkab Kulonprogo dengan mengeluarkan regulasi berupa Perbup No.62/2015 tentang tata cara pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal.

“Kami juga terus meningkatkan kualitas kinerja melalui pelayanan terpadu satu pintu,” ucap Agung.

Agung mengungkapkan, peningkatan investasi menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dia lalu menegaskan jika semua investor selalu diminta membuat pakta integritas untuk memprioritaskan potensi tenaga kerja lokal hingga menjalankan program corporate social responsibility (CSR) yang bermanfaat bagi masyarakat Kulonprogo.

Agung kemudian berharap masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari dinamika ekonomi di Kulonprogo. Masyarakat dituntut meningkatkan kompetensi, kemampuan, dan daya saing. Hal itu salah satunya bisa ditempuh dengan mengikuti berbagai pelatihan kerja yang disiapkan Pemkab Kulonprogo maupun lembaga swasta.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Polres Kulon Progo Sita Puluhan Minuman Keras

KULON PROGO] Kepolisian Resor Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menyita puluhan botol minuman keras berbagai mereka dalam operasi cipta kondisi di wilayah ini.
Kanit Dalmas Polres Kulon Progo Ipda Yudha Satyo di Kulon Progo, Jumat, mengatakan minuman keras tersebut disita dari J.LO Cafe yang ada di wilayah Karangwuni, Kecamatan Wates, pada Kamis (25/2).
"Pelaksanaan razia ini dalam rangka cipta kondisi di wilayah hukum Polres Kulon Progo karena banyaknya laporan dari warga masyarakat yang resah dengan kegiatan di J.LO Cafe yang berada di wilayah Karangwuni, dikwatirkan bisa mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat lainnya," kata Yudha.
Petugas pada kesempatan menyita 24 botol miras berbagai merek. Selain razia di kafe, operasi cipta kondisi juga dilaksanakan di Hotel Kusuma Wilayah Wates Kulon Progo. Namun di Hotel Kusuma petugas tidak mendapatkan hasil.
"Semua barang bukti tersebut dibawa ke Markas Polres Kulon Progo guna penyidikan lebih lanjut. Kami akan mengintensifkan operasi pekat untuk menjaga ketertiban masyarakat," katanya.
Kasi Objek dan Sarana-Prasarana Disbudparpora Kulon Progo Kuat Tri Utama mengatakan peninginapan tumbuh dengan pesat di Kawasan Pantai Glagah. Begitu juga, kafe tumbuh berkembang seiring pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo.
"Kami hanya mengurusi kegiatan usaha pariwisata. Kalau tidak sesuai harus ditindak. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) juga harus meninjau izinnya," kata dia. [Ant/L-8]

Share:

BANDARA KULONPROGO Relokasi Gratis Tak Terpenuhi, Warga Pilih Kontra





Harianjogja.com, KULONPROGO– Warga terdampak pro-bandara menyatakan akan berubah haluan menolak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) apabila permintaan relokasi gratis mereka tak dipenuhi. Hal ini juga secara khusus disebutkan dalam surat pernyataan warga terdampak yang diserahkan kepada Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo.


Sebelumnya, warga terdampak pro bandara ini memiliki tiga tuntutan yang berisi nota kesepahaman jaminan pekerjaan, kompensasi Pakualam Ground (PAG), dan relokasi gratis. Meski menyatakan diri mendukung bandara sejak awal, warga meminta pemkab Kulonprogo untuk mencarikan solusi atas permintaan relokasi gratis tersebut dan bukan hanya dibenturkan dengan undang-undang. Mereka juga telahmenyatakan sikap yang tegas terkait relokasi gratis.

Mawarno, warga Desa Palihan, Kulonprogo menyatakan apabila permintaan tersebut tidak dipenuhi, warga akan berganti sikap.

“Kami akan berubah haluan menjadi menolak,” tegasnya kepada wartawan seusai pertemuan dengan bupati, Jumat(26/2/2016).


Ia menguraikan dengan pembangunan bandara tersebut warga kehilangan rumah, tanah serta mata pencaharian sehingga pantas untuk diperhatikan.

Pulung Raharjo, warga yang juga ikut serta dalam aksi tersebut menyatakan warga sudah berkorban untuk pembangunan bandara selama ini. Namun mereka menolak jika harus dikorbankan lebih lanjut Terlebih lagi, selama ini warga telah mengikuti tahapan yang dijalankan oleh pemkab sehingga semestinya pula hak mereka dipenuhi.

“Kami akan menolak secara multi tafsir,”ujarnya.

Ancaman penolakan ini juga berdasarkan pada kekhawatiran nantinya warga yang tergusur akan memiliki kehidupan yang lebih sengsara. Karena itu, pemkab wajib mencarikan solusi untuk sumber penghidupan mereka setelahnya berupa relokasi gratis.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |

Share:

7 Pasangan Diamankan, Anak Dibawah Umur Ikut Terjaring

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebanyak tujuh pasangan tak resmi terjaring razia yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kulonprogo dan Satpol PP DIY di objek wisata Pantai Glagah, Kamis(25/2/2016) siang. Dari jumlah tersebut, satu orang anak di bawah umur ikut terjaring penertiban jenis non-yustisi tersebut.



Dalam pemeriksaan diketahui beberapa merupakan pasangan selingkuh, pacaran, dan dugaan praktik prostitusi.

“Teman kencan, hampir-hampir seperti prostitusi,”ujar Kepala Seksie Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kulonprogo, Sartono saat pemeriksaan berlangsung.

Pasalnya, ada beberapa perempuan yang di malam hari diketahui bekerja sebagai pemandu karaoke. Terlebih lagi, beberapa wanita ini tinggal di penginapan tersebut sehingga dicurigai memiliki pekerjaan yang berbeda di siang hari.



Karena merupakan jenis operasi non-yustisia, sejumlah pasangan ini tidak akan dikenakan hukuman melainkan pembinaan dan arahan agar tidak mengulangi perbuatannya. Selain itu,warga yang terjaring akan diminta membuat surat pernyataan. Sartono menyatakan bahwa harapannya dengan tertangkap razia asusila dan prostitusi ini akan memberikan efek jera bagi pasangan-pasangan tersebut.

Dalam razia tersebut, ada pula seorang anak dibawah umur yang ikut terjaring  dan bekerja sebagai pemandu karaoke di Glagah. NZ(17) mengaku sudah bekerja menjadi pemandu karaoke selama dua tahun terakhir sejak lulus SMP. Ia sendiri menolak anggapan sedang melakukan praktik prostitusi.

“Sedang sama teman saya kok,”ujarnya.

Saat pemeriksaan, ia tidak membawa satu tanda pengenal apapun.

Dari total 14 orang yang terjaring dalam razia, seluruhnya memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Purworejo. Dalam pemeriksaan, umumnya mereka mengaku sedang berwisata ke Pantai Glagah dan hanya ingin melepas lelah di penginapan tersebut. Bahkan, Arfa’I (27), salah satu buruh harian lepas yang tertangkap berkeras perempuan yang ditangkap bersamanya merupakan tunangannya dan menyatakan siap dinikahkan di tempat.

“Dia calon istri saya kok,” ujarnya kepada petugas saat pemeriksaan.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |


Share:

Dukung Transportasi Bandara Kulonprogo, Stasiun Kedundang Diaktifkan

Harianjogja.com, KULONPROGO- Pengaktifan kembali Stasiun Kedundang sebagai stasiun penghubung transportasi ke bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) diharapkan dapat menjadi jalan rezeki warga sekitar dengan berjualan.



Selain itu, pembangunan yang akan dilakukan seiring pengaktifan kembali juga diharapkan bisa memberikan efek dengan adanya layanan listrik di kawasan tersebut.

Tumini, warga Dusun Trukan, Desa Kulur, Kecamatan Temon, Kulonprogo menyatakan bahwa ia sudah mendengar kabar mengenai Stasiun Kedundang yang akan diaktifkan kembali terkait dengan transportasi menuju bandara tersebut selama beberapa waktu belakangan.

Ia sendiri menyambut baik wacana tersebut karena bisa membuka peluang untuk berwiraswasta. “Paling tidak kan bisa jualan di stasiun,”ujar wanita yang tinggal beberapa meter dari stasiun tersebut, Rabu (23/2/2016).


Selain itu, ia berharap dengan wacana tersebut maka stasiun tersebut bisa menjadi pusat keramaian yang diiringi dengan beberapa pembangunan, salah satunya penyambungan aliran listrik.

Tumini menguraikan bahwa lima rumah yang berdiri di sekitar stasiun tersebut hingga saat ini belum memiliki aliran listrik dan hanya mengandalkan penyambungan darurat dari satu rumah yang dibagi ke empat rumah lainnya. “Daya 900VA dibagi untuk lima rumah,”jelasnya.

Meski dinyatakan akan menjadi stasiun penghubung bandara, warga berharap bahwa stasiun tersebut juga bisa mengakomodir kebutuhan transportasi warga sekitar.

Tumini menyatakan bahwa alangkah lebih memudahkan jika warga tidak harus naik kereta dari Stasiun Wates untuk menuju Jogja ataupun kota-kota lainnya.

Jika memang akan diaktifkan kembali, ia menyebutkan bahwa diperlukan pembangunan jalan menuju ke stasiun tersebut. Pasalnya, meskipun jalan menuju stasiun tersebut cukup lebar untuk dilalui kendaraan roda empat namun kondisinya masih sangat sederhana. Jalan selebar 2,5 meter tersebut masih berupa tanah dan kerikil-kerikil serta rerumputan.

Stasiun Kedundang sendiri sudah tak lagi digunakan sejak sistem rel ganda diaktifkan pada tahun 2007 silam. Meski demikian, stasiun ini masih sempat dijaga oleh petugas selama setahun pasca penonaktifan.

Stasiun yang masih memiliki papan namanya ini terdiri dari beberapa ruangan yakni ruang tunggu penumpang, pelayanan tiket, kepala stasiun, dan ruang pengatur perjalanan kereta api (PPKA).

Editor: Nina Atmasari | dalam: Kulon Progo |
Share:

Ribuan Warga Usia 15-59 Tahun di Kulonprogo Buta Huruf

KULONPROGO - Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Kulonprogo memiliki pekerjaan rumah besar untuk menekan jumlah warga buta huruf. Pasalnya, sebanyak 6.700 orang berusia sekitar 15-59 masih tercatat belum melek huruf per Desember 2015 lalu.

Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Dindik Kulonprogo, Tutik Sriyani mengatakan, jumlah warga buta huruf sebelumnya mencapai 7.540 orang.
Program pengentasan buta huruf terus digencarkan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

“Semua kabupaten/kota bersama Pemda DIY sudah bersepakat untuk bersama-sama mengentaskan buta aksara,” ucap Tutik, dikutip Okezone dari Harianjogja, Kamis  (25/2/2016).
Tutik memaparkan, Dindik Kulonprogo juga mendapatkan dukungan dari Kodim 0731/Kulonprogo yang menerjunkan para babinsa sebagai tutor di sejumlah PKBM.

Mereka bertugas secara sukarela dan tanpa honor khusus. Tutik lalu mengakui jika keterbatasan kemampuan anggaran daerah memang menjadi salah satu kendala program penuntasan buta huruf.
“Kalau tutor resmi ada insentifnya sebesar Rp125.000 per bulan tapi itu juga baru bisa kami berikan lima bulan dalam setahun,” kata dia.

Tutik lalu menjelaskan, setiap warga belajar yang telah sukses menjalani program penuntasan buta huruf akan menerima surat keterangan melek huruf. Jika kondisinya memungkinkan, mereka lalu diarahkan untuk mengikuti pendidikan kesetaraan, baik paket A, B, maupun hingga C.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengungkapkan jika angka melek huruf Kuloprogo terus mengalami peningkatan selama tiga tahun belakangan. Terakhir, data sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Kulonprogo menyebutkan jika angka melek huruf pada 2015 lalu mencapai 94,19 persen.

Hasto pun merasa bangga karena semua penduduk Kulonprogo berusia 15-44 tahun diketahui telah melek huruf. Dia lalu berharap, angka buta huruf bisa terus ditekan secara bertahap. “Usia 15-44 tahun sudah tidak ada yang buta huruf di Kulonprogo. Sleman dan Jogja juga sudah seperti itu,” ujar Hasto.
(amr)

sumber:
http://news.okezone.com/read/2016/02/25/510/1321490/ribuan-warga-usia-15-59-tahun-di-kulonprogo-buta-huruf
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results