Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Sunday, May 31, 2015

BANDARA KULONPROGO : Angkasa Pura Bantah Pembebasan Lahan Selesai

Harianjogja.com, KULONPROGO–Menteri Agraria dan Tata Ruang RI Ferry

Mursyidan Baldan menyatakan pembebasan lahan di lokasi pembangunan

bandara baru di Temon, Kulonprogo sudah mencapai 90%. Pernyataan

tersebut dibantah pihak PT Angkasa Pura I selaku pelaksana pembangunan

bandara.

"Pernyataan itu tidak benar, itu dari mana dasarnya, saya tidak tahu,"

ujar Tim Community Development Pembangunan Bandara Baru Ariyadi

Subagyo saat dihubungi wartawan, Selasa (26/5).

Ariyadi menegaskan, proses untuk mencapai pembebasan lahan masih

panjang. Pihaknya mempertanyakan pernyataan menteri terkait pembebasan

lahan yang sudah dimaksud. Padahal, saat ini tim pelaksana pembangunan

masih menanti selesainya gugatan warga atas diterbitkannya IPL

tersebut.

"Sekarang IPL yang terbit masih digugat di PTUN. Hari ini [kemarin]

masih berlangsung sidang gugatan yang kedua. Prosesnya masih panjang,"

ungkap Ariyadi.

Ariyadi memperkirakan, dasar yang kemungkinan digunakan adalah hasil

dari konsultasi publik. Namun, dia mengungkapkan, hasil konsultasi

publik menunjukkan warga yang setuju pembangunan bandara hanya 85,2%.

Sedangkan, pernyataan Ferry Mursyidan menyatakan 90% pembebasan lahan

di lokasi tersebut sudah tuntas.

"Ya, itu yang kami tidak tahu [dasar pernyataan]. Hasil konsultasi

publik, warga sepakat ada 85,2 persen, yang tidak sepakat hanya 11,84

persen dan warga yang tidak hadir hanya 2,38 persen. Mungkin ada

pertimbangan dari BPN, apakah dari kepemilikan tanah yang sepakat,

atau seperti apa," jelas Ariyadi.

Sementara itu, Kepala BPN tersebut, Direktur Utama LBH Jogja Samsudin

Nurseha mengatakan, pernyataan yang disampaikan Kepala BPN salah

kaprah. Dia mengatakan, warga masih memiliki hak untuk menggugat. Dia

mengatakan, IPL dari gubernur menjadi dasar untuk proses pembebasan

lahan di lokasi pembangunan bandara.

"Hal itu sudah diatur dalam undang-undang nomor 2 tahun 2012. Jadi

Menteri Agraria dan Tata Ruang salah kaprah," ujar Samsudin.

Samsudin membenarkan, statement yang disampaikan Ferry Mursyidan

bahwa, pembebasan lahan sudah 90% tuntas tidak berdasar. Pasalnya,

sesuai dengan undang-undang itu, setelah IPL diterbitkan gubernur,

kemudian tim pembebasan lahan dibentuk. Sementara saat ini, IPL sedang

dalam gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

"Kemungkinan, menteri tidak tahu mekanisme yang diatur dalam

undang-undang itu, sehingga salah kaprah dalam mengeluarkan statement

tersebut. Terkait pernyataan salah kaprah itu, kami tidak akan

mengajukan klarifikasi dengan menyurati kementrian. Semestinya beliau

[Menteri Agraria] mengikuti pemberitaan yang ada," jelas Samsudin.

Ketua WTT Martono menambahkan, pernyataan menteri tidak tepat.

Semestinya, kata dia, kementerian perlu mengetahui bagaimana kondisi

di lapangan.

"Menteri tidak tahu kondisi di sini seperti apa. Jika ingin

menyampaikan pernyataan seperti itu, lihat dulu kondisi masyarakat di

sini, jangan sepihak dalam menentukan," jelas Martono.
Share:

PENAMBANGAN LIAR : Belum Mulai Menambang, Warga Kulonprogo Sudah Disidak Satpol PP

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sejumlah penambang pasir baru di Dusun

Bleberan, Desa Banaran mendapat peringatan dari Satpol PP Kulonprogo.

Sayangnya, inspeksi dadakan yang dilakukan bersama Bidang ESDM Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM (Disperindagesdm) Kulonprogo itu

justru tidak menyisir di bantaran Sungai Progo.

Sejumlah warga sedang memasukkan pasir ke sebuah truk. Ketika petugas

Satpol PP bersama petugas dinas dan polisi dari Polsek Galur tiba,

warga langsung menghentikan aktifitas tersebut. Petugas langsung

meminta menanyai warga perihal aktifitas yang dilakukan.

"Kami baru akan memulai penambangan, tapi ini sedang membuat akses

jalan," ujar Karsono, selaku penanggung jawab aktifitas tersebut,

Jumat (29/5/2015).

Karsono mengungkapkan, penambangan tersebut dilakukan berdasarkan

kesepakatan dengan warga di Dusun Bleberan dan Dusun Sawahan. Para

pemuda dusun hanya mencoba memanfaatkan peluang untuk mencari lapangan

kerja dengan menambang pasir di bantaran Sungai Progo. Pasalnya, di

wilayah itu potensi pasir belum banyak dimanfaaatkan.

"Pemuda di sini banyak yang menganggur, jadi ini dilakukan untuk

membuka lapangan kerja," imbuh Karsono.

Kedatangan petugas membuat beberapa warga kesal. Warga menganggap

sidak tersebut hanya ditujukan pada penambang kecil. Sementara,

aktifitas penambangan di bantaran sungai jauh lebih banyak.

"Kenapa hanya di sini saja yang diperiksa? Padahal di tempat lain

[bantaran sungai] banyak yang menambang," celetuk salah satu warga

saat mendengarkan imbauan petugas.

Sidak tersebut hanya dilakukan di satu titik. Kasatpol PP Kulonprogo

Duana Heru Supriyanto menampik ucapan warga. Menurut dia, upaya

penertiban penambang pasir di kawasan bantaran Sungai Progo juga

dilakukan dan ditindak tegas.

"Kami juga menindak penambang di sana. Bahkan, kami juga menindak

tegas pelaku penambangan yang menggunakan alat penyedot pasir.

Sedangkan untuk aktifitas penambangan ini kami hentikan berdasarkan

undang-undang minerba dan surat peringatan dari Sekda," kilah Duana.

Sementara itu, Kabid Pertambangan Umum Disperindagesdm Kulonprogo

Mustafa Ali mengungkapkan, aktifitas yang dilakukan warga belum

mengantongi izin penambangan. Dia meminta kepada warga untuk mengurus

izin penambangan lebih dulu sebelum melakukan aktifitas penambangan

pasir di wilayah bantaran sungai.

"Meskipun saat ini hanya membuat akses jalan, tetapi sebelumnya harus

punya izin dulu. Karena sekarang kewenangan ada di provinsi, jadi

pengurusan izin penambangan ada di sana. Kami hanya memberikan imbauan

dan peringatan agar segera mengurus izin lebih dulu," jelas Mustafa
Share:

BANDARA KULONPROGO Menteri Agraria Anggap Bandara Temon Tak Bermasalah

Harianjogja.com, JOGJA-Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan

Baldan menilai tidak ada masalah dalam pemilihan lokasi pembangunan

Bandara Internasional di Kulonprogo.

"Dari segi tata ruang [lokasi pembangunan bandara di Kulonprogo] tidak

ada masalah. Sudah selesai jauh-jauh hari," kata Ferry saat ditemui

wartawan seusai Rakernas Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Agraria di

Hotel Ambarukmo Plaza, Jumat (29/5/2015) malam.

Meski pembangunan bandara sudah sesuai prosedur, Ferry mengakui fakta

di lapangan masih ada warga yang terdampat pembangunan bandara

menolak. Ia menyatakan, pembebasan lahan calon bandara tetap

mendasarkan pada Undang-undang Nomor 2/2012 tentang Pengadaan Tanah

Untuk Kepentingan Umum.

"Bandara punya kemanfaatan yang lebih besar, tapi kita tidak

mengabaikan [warga yang menolak bandara]," ujar Menteri Agraria.
Share:

Friday, May 29, 2015

Siswa SD Ubah Sekolah Gersang Jadi Rindang

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA -Para siswa SDN Kalimenur Sentolo berkumpul

dalam kelompok-kelompok kecil di belakang sekolah, Rabu (27/5/2015)

siang.

Mereka bersama-sama membuat pupuk kompos dan kerajinan dari dedaunan

kering dan barang bekas.

Tugas-tugas itu mereka kerjakan sesekali di sela-sela kegiatan belajar

mengajar. Namun tugas pokok harian mereka, selain belajar, adalah

mengumpulkan dan memungut sampah di sekitar sekolah.

Sampah daun kering mereka pilah dan olah menjadi kompos untuk memupuk

tanaman serta kebun sekolah.

Dalam waktu empat tahun, sekolah yang pada 2011 lalu masih gersang,

kini menjadi rindang penuh tanaman bunga dan obat-obatan. Semua itu

berkat tangan-tangan siswa bersama para guru yang peduli lingkungan.

Perjuangan mereka selama empat tahun menjadi sekolah berwawasan

lingkungan pun menunjukkan hasilnya.



Selain menjadi sekolah yang ramah lingkungan, kali ini mereka terpilih

mewakili Kulonprogo maju penilaian Sekolah Adiwiyata tingkat DIY.

Di sela-sela penilaian oleh tim dari DIY dan Kulonprogo, Rabu siang,

itu para siswa menunjukkan kebolehannya mengolah dedaunan kering dan

sampah plastik menjadi kompos dan kerajinan.

Di belakang sekolah itu, Nanda terlihat meremas-remas sampah daun

kering bersama belasan siswa lainnya yang membentuk lingkaran.

Teman lainnya, Rohmad Hermanto juga melakukan hal yang sama.

"Setiap hari mengumpulkan sampah. Kadang bawa kotoran sapi ke sekolah.

Ini menyenangkan karena bisa belajar membuat kompos," katanya.

Nia, siswi berambut kemerah-merahan yang duduk bersama empat temannya

di paling pojok mengerjakan kerajinan tas.

Sementara, sejumlah siswa lainnya membuat piring buah berbahan tutup

minuman kemasan dan topeng dari bubur kertas bekas.



Semua kegiatan siswa dan guru itu menyertai penilaian Adiwiyata di

sekolah tersebut pada Rabu siang itu. Guru pendamping, Alzizul Arifin,

mengatakan selama ini nyaris tidak ada bakar-membakar sampah di

sekolah.

Semua sampah baik daun kering mapun plastik bekas dikumpulkan untuk diolah.

"Sekolah membiasakan peduli lingkungan sejak lama. Saat datang,

istirahat, dan pulang, mereka mengumpulkan sampah, kadang bawa kotoran

sapi. Dalam dua bulan pupuk kompos dalam tong siap untuk memupuk

tanaman di sekolah. Sampah plastik buat kerajinan, yang tidak bisa

diolah kami jual," kata Azizul, saat mendampingi siswa di sela-sela

penilaian tersebut.

Tak heran, sekolah yang dulu gersang tanpa tanaman itu kini mulai

tampak rindang. Sekolah itu bahkan memiliki kebun obat-obatan

tradisional semacam tanaman jahe dan sebagainya.

Kepala SDN Kalimenur, Karsiyem, mengatakan perintisan sekolah

Adiwiyata dilakukan sejak empat tahun lalu.

"Ada empat komponen Adiwiyata, terkait kebijakan sekolah soal

lingkungan, kurikulum, pendidikan lingkungan berbasis partisipatif,

dan pendidikan ramah lingkungan," katanya.

Kepala KLH Kulonprogo, Suharjoko, menyebut di Kulonprogo saat ini

terdapat tiga sekolah Adiwiyata mandiri, yakni SD 4 Wates, SMK 1

Wates, dan SD Kembangmalang.



"Ada juga sekolah Adiwiyata tingkat nasional SMA 1 Temon dan sekolah

Adiwiyata DIY SD Temon," tuturnya.( tribunjogja.com)
Share:

Para Carik Khawatir Turun Kelas

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Sekitar 69 sekretaris desa (Sekdes)

berstatus PNS di Kulonprogo bakal ditarik dari pemerintahan desa untuk

mengisi jabatan staf kecamatan dan pemerintah kabupaten.

Wacana yang muncul pascapenerapan UU 6/2014 tentang Desaini praktis

membuat kalangan sekdes PNS khawatir bakal "turun kelas".

Penarikan sekdes menjadi pegawai biasa di kecamatan ini merupakan

buntut dari aturan dalam undang-undang desa yang menyatakan carik atau

sekretaris di pemerintahan desa bukan lah PNS.

Carik desa diatur pengangkatannya berdasarkan pemilihan dari unsur

masyarakat. Sementara, sekdes PNS selanjutnya bakal ditarik sebagai

pegawai di kecamatan dan kabupaten.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Yuriyanti, mengatakan saat ini

di Kulonprogo terdapat 69 sekdes berstatus PNS.

Mereka rencananya akan ditempatkan di kecamatan dan kabupaten. Hal itu

menurutnya berdasarkan hasil koordinasi dengan para camat.

Disebutkan, banyak yang meminta agar para sekdes PNS ditempatkan

sebagai staff kecamatan.



Jika carik desa akan diisi berdasarkan pemilihan, para sekdes PNS itu

dibutuhkan sebagai pejabat fungsional di kecamatan yang selama ini

dinilai masih kurang.

"Penarikannya belum. Baru kami inventarisasi keingingannya dengan

melayangkan surat ke kecamatan, apakah ditarik atau mau tetap menjadi

sekdes," kata Yuriyanti, Rabu (27/5).

Merespon wacana tersebut, beberapa sekdes PNS beberapa waktu lalu

menyampaikan keluhan kepada anggota DPRD. Sekdes Jatisarono Nanggulan,

Juhari, menyampaikan bahwa aturan tersebut membuatnya pasrah.

Jika semula sebagai sekdes memiliki kewenangan, misal membubuhkan

tandatangan yang diakui masyarakat, kelak hal itu tidak akan terjadi

saat menjadi staf kecamatan.

Demikian juga diungkapkan Sekdes Karangwuni, Sukimin. Dia sebagai

sekdes PNS berijasah sarjana mengaku sebenarnya lebih memilih menjadi

carik di desa.

Sementara Sekdes Sukoreno, Bambang Priyantono, mengatakan jabatan

sekdes yang ditarik dari desa hanya akan menjadi pegawai golongan IIC.

Beberapa hal tersebut tentu membuat para sekdes PNS kebingungan.

Selain kemudian harus beradaptasi dengan lingkungan kerja baru, mereka

kemungkinan akan menjadi pegawai berpangkat rendah. "Blangko edaran

rencana penarikan sekdes PNS sudah disampaikan kepada desa," katanya.



Anggota DPRD Kulonprogo, Suprapto, mengatakan sebenarnya para sekdes

PNS tidak perlu merasa resah. Pasalnya, mereka tetap dapat memilih

penempatan.

Selama ini, menurutnya, bahkan ada sekdes berusia tua namun tetap

dipertahankan sebagai sekdes. Dia pun menyatakan mereka tetap dapat

memilih menjadi sekdes.

( tribunjogja.com)
Share:

Belasan Makanan Kadaluarsa Ditemukan Masih Dijual di Pasar Ngentakrejo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Razia jelang bulan Ramadan oleh tim

gabungan dilakukan di sejumlah pasar dan toko di Kulonprogo. Dari

operasi ini, berhasil terungkap temuan belasan makanan kemasan

kadaluarsa, Rabu (27/5/2015).

Meski produk makanan kemasan itu sudah lewat masa berlakunya, namun

petugas menemukannya berada di etalase toko kompleks pasar di

Ngentakrejo, Lendah.

Temuan makanan kadaluarsa itu berupa minuman soda, aneka bumbu instan

kemasan, susu bayi kemasan sachet dan beberapa kemasan lainnya.

Petugas tidak menyitanya namun mengembalikan kepada pemilik toko agar

segera menggantinya dengan produk yang baru.

Seorang pemilik toko, Yuwono, mengatakan temuan produk kemasan yang

kadaluarsa di tokonya baru pertama kali. Sebelumnya, dia mengaku

selalu cermat melakukan cek produk dagangannya. Sebulan sebelumnya dia

bahkan sudah meminta sales untuk mencek tanggal berlakunya produk di

toko tersebut.

"Saya sudah minta cek. Tapi sepertinya waktu itu sales buru-buru

sehingga ada yang kelewatan belum dicek," ujar Yuwono, saat tim

gabungan mendatangi tokonya, Rabu (27/5/2015).

Tim gabungan tersebut terdiri atas anggota Satpol PP, Dinas Kesehatan,

Kantor Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Disperindag dan dinas

terkait lainnya. Tim bergerak sejak pagi menyisir pasar tradisional

serta toko di sekitarnya. Kasi Meterologi dan Perlindungan Konsumen

Disperindag ESDM Kulonprogo, Sungkono, mengatakan inspeksi di pasar

wilayah Ngentakrejo menemukan produk kadaluarsa. Menurutnya,

pemeriksaan juga dilakukan di lima tempat lainnya.

"Ada yang rusak juga kemasannya tetapi masih dipajang di etalase," katanya.

Menurutnya, temuan makanan kadaluarsa juga ada di kios di Pasar

Brosot. Di sekitar pasar ini, petugas juga memeriksa ikan asin serta

daging. Meski demikian, tim tersebut tidak menemukan ikan atau daging

berformalin.

"Hasil ujinya negatif," tutur Kasi Perizinan dan Pengembangan Usaha

Diskepenak Kulonprogo, Lely Marwati.(*)
Share:

LAPORAN KEUANGAN KULONPROGO : Penyajian Aset Tetap Masih Jadi Catatan

Harianjogja.com, WATES-Pemkab Kulonprogo memperoleh opini wajar tanpa

pengecualian (WTP) untuk kedua kalinya. Pencapaian tersebut

berdasarkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) Badan PePenyajian Aset

Tetap Masih Jadi Catatan meriksa Keuangan (BPK) RI perwakilan DIY

terhadap laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) Kulonprogo tahun

anggaran 2014.

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA)

Kabupaten Kulonprogo Rudiyatno mengatakan, laporan keuangan Pemkab

Kulonprogo dinilai telah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan

(SAP). Kebijakan akuntasi, pencatatan, dan penyajiannya juga sudah

sesuai Peraturan Pemerintah No.71/2010. Begitu pula dengan aspek

kepatuhan dan pengelolaan keuangan yang dianggap telah sesuai pedoman.

"Sistem pengawasan interen juga sudah dianggap efektif," kata Rudi,

saat ditemui di kantornya, Kamis (28/5/2015).

Meski demikian, Rudi mengakui masih ada catatan khusus yang harus

diperbaiki. "Ada satu poin pada paragraf penjelas, yaitu mengenai

penyajian aset tetap," ungkapnya.

Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan DPPKA Kulonprogo, Iswandari

menyatakan permasalahan terkait aset juga menjadi catatan di tahun

sebelumnya. Kali ini, catatan itu kembali muncul karena masih ada

beberapa kegiatan yang belum terangkum dalam laporan. Misalnya pada

kegiatan perbaikan gedung dengan biaya lebih dari Rp10 juta

membutuhkan penambahan nilai gedung. "Ada beberapa yang terlewatkan,"

ucapnya.
Share:

Ikan Asin Aman dari Formalin

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Berbagai jenis ikan asin di Pasar

Ngentakrejo Kecamatan Lendah dan Pasar Brosot Kecamatan Galur yang

diperiksa petugas Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Diskepenak)

Kulonprogo dalam operasi gabungan, Rabu (27/05/2015), dinyatakan aman.

Hasil pemeriksaan sampel menunjukkan, berbagai jenis ikan asin

tersebut tidak mengandung formalin.

"Dari sembilan sampel yang kami ambil, semuanya negatif," kata Kasi

Perizinan dan Pengembangan Usaha, Dinas Kepenak Kulonprogo, Leli

Marwati.

Leli menerangkan, pada cuaca panas seperti saat ini, produsen ikan

asin bisa mengandalkan panas matahari untuk mengeringkan ikan. Berbeda

dengan musim hujan, di mana produsen kesulitan dalam pengeringan ikan

sehingga rawan menggunakan formalin.

"Kami sempat menemukan ikan asin berformalin dalam operasi April lalu

di Pasar Jagalan dan Pasar Pripih. Biasanya, dagangan tersebut dikulak

dari Pasar Beringharjo dan Muntilan," urainya.

Selain memeriksa ikan asin, dalam operasi petugas juga memeriksa

kualitas daging sapi dan daging ayam. Hasilnya, daging yang dijual

pedagang berkualitas baik.

Kasi Penegakan Perundang-undangan Daerah, Satpol PP Kulonprogo,

Qumarul Hadi menambahkan, operasi gabungan digelar pihaknya untuk

memberikan perlindungan kepada konsumen. Operasi ini sudah digelar

rutin dengan menyasar lokasi berbeda. "Kami mengimbau kepada

masyarakat agar lebih teliti saat membeli produk makanan," tegas

Qomarul.(Unt)
Share:

Warga Jonggrangan Kesulitan Air Bersih

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Wilayah Jonggrangan Desa Jatimulyo

Kecamatan Girimulyo bila musim kemarau kesulitan air bersih. Masalah

yang saat ini dihadapi meski sudah dilakukan sambungan ke rumah tapi

belum selesai dan tingkat kapur sangat tinggi sehingga merusak alat.

Hal itu disampaikan Camat Girimulyo Purwono bersama Kelompok Pengelola

Air Jonggrangan kepada Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) di

rumah dinas bupati, Kamis (28/05/2015).

Diterangkan Purwono, dalam mengatasi kesulitan air bersih di

Jonggrangan, sekarang sudah ada bantuan Rp 100 juta yang dikerjakan

oleh masyarakat, namun sambungan ke rumah-rumah belum selesai.

Sedangkan masyarakat menggunakan bak tampungan yang sudah ada.

Masyarakat pengguna sebanyak 87 Kepala Keluarga (KK).

"Selain pipa sambungan belum selesai, sumber air yang ada di

Jonggrangan kadar kapurnya sangat tinggi, sehingga merusak alat. Kami

berusaha untuk memperoleh sumber air bersih dari Purwosari dengan

lokasi lebih tinggi 55 m sehingga diperlukan hydran. Biaya yang

diperlukan Rp 93 juta, dan swadaya warga baru mendapatkan Rp 62 juta

(131 KK termasuk puskesmas, MTS Jonggrangan). Dari 131 KK tersebut 26

KK diantaranya miskin," kata Purwono.

Bupati Hasto Wardoyo menanggapi keadaan itu sembari membagi pengalaman

seperti yang di Pringapus Desa Giripurwo, tahun lalu. Ketika itu

dilontarkan kepada jamaah haji agar ikut serta membantu masyarakat

yang kesulitan air.

"Karena amal jariah tidak hanya membangun masjid. Dengan membantu

pembangunan saluran air ini, amalnya juga akan mengalir terus. Sebab

yang biasanya kesulitan wudhlu jadi bisa wudhu," kata Hasto

mengapresiasi semangat Suryanto. (Wid)
Share:

Thursday, May 28, 2015

Anggota PMI Kulonprogo Berangkat ke Nepal

KULONPROGO-Anggota PMI asal Kulonprogo, Teguh Wintolo (38) berangkat

ke Nepal untuk mengemban misi Tugas Bantuan Kemanusiaan.

Warga Margosari, Pengasih ini akan bergabung dengan Federasi PMI

Internasional menjadi relawan selama 30 hari di Nepal.

"Selama disana sata akan fokus membantu masyarakat Nepal dalam bidang

sanitasi dan air," jelas Teguh saat berpamitan dengan bupati

Kulonprogo di rumah dinas bupati, Kamis (28/5/2015).

Keberangkatan ke Nepal, merupakan tugas dari PMI pusat. Dia akan

berangkat seorang diri menggantikan Taufik Jeremiah staf PMI Pusat

yang sudah bertugas di Nepal mulai 1-30 Mei. Semua pembiayaan akan

ditanggung oleh PMI Internasional.

Kiprah sebagai anggota PMI, telah dilakukan sejak 2005, sebagai tenaga

relawan PMI Kulonprogo. Tahun 2006 mengikuti Pelatihan Dasar untuk Air

dan Sanitasi.

Tahun 2010 Mengikuti Pelatihan Lanjutan, dan Tahun 2014 mengikuti

Pelatihan Regional Asia Pasifik yang diikuti oleh 14 negara.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengaku senang dan bangga ada warganya

yang akan mewakili kabupaten bahkan negara untuk membawa misi

kemanusiaan.

"Mudah-mudahan sukses, selamat, mendapat pengalaman yang dapat

memberikan manfaat, dan barokah," ujar Hasto.
Share:

Pemkab Kulon Progo Susun Jalur Wisata

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo,

Daerah Istimewa Yogyakarta, menyusun rencana induk, rencana tata

bangunan, lingkungan pengembangan, dan pembangunan jalur wisata di

Kawasan Bukit Menoreh.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjan Umum (DPU) Kulon Progo Gusdi

Hartono di Kulon Progo, Rabu, mengatakan rencananya pembangunan jalur

wisata ini akan menggunakan dana keistimewaan (danais).

"Penggunaan danais harus menggunakan perencanaan yang sistematis dan

runtut, mulai dari rencana induk, rencana tata bangunan dan lingkungan

(RTBL), perencanaan teknis, dan penyusunan rencana detail teknis

pelaksanaan (DED). Saat ini, kami baru sampai tahap menyusun rencana

induk dan RTBL," kata Gusdi.

Setelah keduanya selesai, kata Gusdi, pihaknya akan menyusun DED,

pengadaan tanah dan pembangunan fisik. Pembangunan infrastruktur jalan

wisata membutuhkan tahapan yang panjang.

"Infastruktur jalan wisata Kawasan Bukit Menoreh ini panjangnya 36,78

kilometer. Anggaran yang dibutuhkan sangat besar, sehingga Pemkab

Kulon Progo mengajukan anggaran pembangunan infrastruktur wisata

melalui danais," kata dia.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pada 2015, Pemkab Kulon

Progo membangun jalan dari Tretes ke Suroloyo karena belum ada jalan

yang bisa dilalui mobil. Pembangunan jalan dilanjutkan 2016 dengan

memperlebar akses jalan Plono-Jatimulyo.

"Saat ini, jalannya lebarnya tiga meter, tahu depan kami lebarkan

menjadi tujuh meter supaya mobil bisa lewat dari dua arah. Sehingga

kawasan Menoreh yang indah akan kebun teh, wisata religi, ramai

kunjungi wisatawan," katanya.

Selain itu, kata Hasto, Pemkab Kulon Progo meminta perusahaan tambang

di Kecamatan Kokap membangun jalan sepanjang 10 kilometer yakni

Hargorejo-Kalirejo-Hargotirto.

Ia mengatakan seiring infrastruktur jalan di Bukit Menoreh yang

membaik, mampu membuka akses masyarakat di wilayah utara. Selain itu,

diharapkan mendukung pertumbuhan ekononi masyarakat.

"Semuanya untuk meningkatkan kesejahateraan masyarakat Kulon Progo.

Akses jalan yang baik akan mempercepat pertumbuhan pariwisata,

pertanian dan perekonomian masyarakat," katanya.

Red:Hazliansyah

Sumber:Antara
Share:

Operasi Patuh Sasar Wilayah Perbatasan

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Polres Kulonprogo menggelar razia kendaraan

sebagai bagian Operasi Patuh 2015, Kamis (28/5/2015). Kali ini, razia

menyasar wilayah perbatasan Kulonprogo-Yogyakarta, yakni di Jalan

Wates km 15, depan Pasar Seni dan Kerajinan Kulonprogo, Sentolo.

Kasat Lantas Polres AKP H Ahmad Hidayat Sukri SH menyampaikan, jadwal

Operasi Patuh 2015 yakni pada 27 Mei hingga 9 Juni. Sasaran utamanya,

yakni Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pangeran Diponegoro. "Karena

merupakan wilayah ramai yang rawan kemacetan," kata Hidayat di sela

razia.

Kendati demikian, Kasat Lantas juga merazia pengguna jalan di wilayah

perbatasan. Selain penertiban kelengkapan kendaraan, pihaknya juga

mengawasi barang bawaan kendaraan untuk mencegah peredaran senjata

tajam, bahan peledak bahkan beras plastik.

"Namun fokus utamanya tetap ketertiban kelengkapan kendaraan seperti

pemakaian helm, plat nomor sesuai standar serta kepemilikan

surat-surat kendaraan yakni SIM dan STNK," tandasnya.(Unt)
Share:

Maret 2019 Pesawat Sudah Mendarat di Bandara Kulon Progo

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo

menargetkan Maret 2019 pembangunan bandara baru di Kabupaten

Kulonprogo rampung.

''Target pahitnya pada Maret 2019 pesawat sudah mendarat di Bandara di

Kabupaten Kulonprogo,'' kata Hasto pada wartawan usai menerima Kaporan

Hasil Keuangan ata Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran

2014 di Gedung Pertemuan Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan DIY,

Kamis (28/5).

Sekarang tahap pembangunan bandara di Kulon Progo memasuki proses

akuisisi lahan. Di samping itu, juga proses gugatan di PTUN terhadap

IPL (Ijin Penetapan Lokasi) yang dilakukan oleh warga Kulon Progo yang

mengatasnamakan Wahana Tri Tunggal. Gugatan tersebut selesainya

ditargetkan tidak lebih enam bulan sejak pertengahan Mei 2015.

Hasto yang juga Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi ini

mengharapkan pembangunan bandara sesuai target. Kalau mundur maksimal

enam bulan. Sedangkan IPL berlaku sampai Maret 2018.

Lebih lanjut dia mengemukakan berkaitan dengan gugatan di PTUN,

Pemerintah Kabupaten Kulonprogo membantu menyiapkan materi untuk

jawaban terhadap sanggahan. ''Gubernur (red. Gubernur DIY Sri Sultan

Hamengku Buwono X) sudah meminta tim lokal Kulon Progo menyusun materi

jawaban,''ujarnya.

Pengukuran lahan untuk bandara sudah lama dilakukan dan tinggal nanti

kalau sudah selesai PTUN akan dilanjutkan dengan appraisal independen.

Hasto mengakui sudah bertemu dengan Komnas HAM berkaitan dengan adanya

laporan dari sebagian warga Kulon Progo yang tidak setuju pembangunan

bandara karena ada pelanggaran HAM terutama karena tidak adanya

keterbukaan informasi.

''Komnas HAM bertemu saya untuk memberikan saran dan masukan supaya

memberikan informasi dan menyampaikan aspirasi kepada masyarakat

berkaitan dengan pembangunan bandara. Semua tahapan itu sudah kami

lalui. Kami sudah bekerjasama dengan PT Angkasa Pura yakni dengan

sekolah kedirgantaraan agar anak-anak di Kulon Progo ada yang sekolah

di sana. Supaya dengan adanya pembangunan bandara masyarakat tidak

hanya menjadi penonton,'' kata Hasto.



Red:Indira Rezkisari



Rep:Neni Ridareni
Share:

Wednesday, May 27, 2015

Tunggu Izin Gubernur, Proyek Belum Bisa Dikerjakan

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Izin Gubernur DIY terkait penggunaan tanah

kas desa Margosari Pengasih untuk pembangunan gedung Kantor Satuan

Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kulonprogo, belum turun. Rencananya

Biro Tata Pemerintahan DIY baru akan mensurvei lokasi pada Rabu

(27/05/2015).

Kabid Pemerintahan Desa BPMPDPKB Kulonprogo Sugimo menerangkan bahwa

pihaknya hanya bertugas mengurus perizinan penggunaan tanah pada

Gubernur DIY, sementara proses yang lainnya itu merupakan urusan SKPD

yang lain.

"Surat izin penggunaan tanah kas desa sudah kami kirimkan kepada

Gubernur DIY Jumat (22/05/2015). Sebab semua dokumen baru nyampai ke

meja saya Kamis (21/5). Dan rencananya Rabu (27/05/2015) akan

dilakukan survei ke lokasi oleh Biro Tata Pemerintahan DIY. Sedangkan

masalah lelang dan lainnya bukan bidang saya," tandas Sugimo pada

sosialisasi pembangunan gedung kantor Satpol PP di aula Balai Desa

Margosari Pengasih. Sosialisasi dihadiri kontraktor, Badan

Permusyawaratan Desa (BPD), Kasat Pol PP, Badan Pemberdayaan

Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana

(BPMPDPKB), Kades Margosari, serta lainnya.

Ketua BPD Margosari Untung menyatakan, pihaknya minta agar semua pihak

menaati prosedur yang telah ditetapkan dalam Pergub no 112 Tahun 2012.

"Kita semua mengawal itu. Semula izin belum turun, katanya pengerjaan

proyek akan langsung dibangun, itu jelasn tidak boleh. Semua harus

tahu prosedurnya, meski itu merupakan Sultan Ground, tapi tetap kita

kawal dan jaga. Jangan sampai ada yang nginjak-nginjak tanah wong

liyo. Karena itu, izin harus turun dan perjanjian dibuat dulu, harus

melalui prosedur yang ada," tandasnya.

Kades Margosari Pengasih Danang Subiantoro menerangkan, Pemdes dan BPD

sudah diajak rembugan dengan pihak pemkab. "Kami pada prinsipnya sudah

menyetujui tanah kas desa tersebut digunakan kantor Satpol PP. Untuk

perjanjian masih belum dilakukan, karena masih menunggu izin dari

Gubernur DIY," ujar Danang.(Wid)
Share:

Pemprov Yogyakarta Bantah tak Sosialisasikan Bandara Kulonprogo

Metrotvnews.com, Yogyakarta:Pemerintah Provinsi (Pemprov) Yogyakarta

membantah gugatan warga Kulon Progo soal Izin Penetapan Lokasi (IPL)

pembangunan Bandara oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, 31

April 2015 lalu. Bantahan itu meliputi mekanisme sosialisasi serta

pembangunan yang tak sesuai Rencana Pembangunan Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Jawa-Bali.

Dalam isi pembelaan yang dibacakan majelis hakim Umar Dani, Pemprov

menyatakan gugatan yang diajukan warga Kulon Progo, kabur. Sebab,

lokasi yang dimaksud dalam isi gugatan tidak spesifik.

"Pemerintah juga telah melakukan sosialisasi langsung, melalui media

cetak, maupun website PT Angkasa Pura I," kata Majelis Hakim Umar Dani

dalam sidang di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta,

Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa, 26 Mei 2015.

Selain masalah itu, pemerintah juga berdalih lokasi pembangunan

bandara sesuai sudah dengan RTRW Jawa-Bali yang tertuang dalam UU

Nomor 26 Tahun 2007. "Pembangunan bandara sah secara hukum," kata

Hakim Umar Dani.

Dalam persidangan tersebut, majelis hakim langsung mengagendakan

pembacaan gugatan dari penggugat serta tanggapan dari tergugat.

"Persidangan akan dilanjutkan pada 28 Mei 2015, dengan agenda

pembacaan replik," kata Hakim Ketua Indah Triharyanti.

(RRN )
Share:

Makanan Bayi Kadaluwarsa Beredar di Kulonprogo

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP)

Kulonprogo bersama dinas terkait menggelar razia makanan kadaluwarsa

di Pasar Ngentakrejo dan Pasar Brosot, Rabu (27/05/2015). Dalam razia

tersebut, petugas menemukan makanan bayi yang sudah kadaluwarsa namun

masih dijual pedagang.

Kasi Penegakan Perundang-undangan Daerah Sat Pol PP Kulonprogo,

Qumarul Hadi menyampaikan, razia gabungan dilakukan pihaknya untuk

memberikan perlindungan pangan dan kesehatan kepada konsumen. Selain

makanan kadaluwarsa, pihaknya juga menemukan adanya makanan dengan

kemasan rusak. "Ada beberapa botol minuman bersoda, kopi instan,

makanan bayi juga bumbu penyedap yang sudah kadaluwarsa namun tetap

dijual ke konsumen," katanya di sela razia.

Qomarul menambahkan, produk-produk tersebut ditemukan di toko sekitar

Pasar Ngentakrejo juga di kios dalam Pasar Brosot. Produk temuan

tersebut kemudian diberikan tanda dan diminta tidak dijual.

"Kami minta pedagang untuk menukar dengan yang baru ke produsen,

karena masih memungkinkan. Berbeda jika waktu kadaluwarsanya sudah

lama misal beberapa tahun lalu, akan kita tarik untuk dimusnahkan,"

urainya.

Qomari mengklaim, temuan dalam razia kali ini sudah menurun

dibandingkan razia-razia sebelumnya. Hal itu dipengaruhi peningkatan

kesadaran pedagang untuk memeriksa dagangannya.

Sementara itu, pemilik kios, Yuwono menyampaikan, adanya makanan dan

minuman kadaluarsa di kiosnya lantaran sales produk belum sempat

melakukan pengecekan. Sebenarnya, pihanya sudah meminta sales untuk

mengecek namun belum dilakukan. "Saya sudah minta supaya dicek, tapi

mereka masih sibuk," tandasnya.(Unt)
Share:

Begini Cara Mendeteksi Beras Plastik

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Isu tentang beras plastik kian meresahkan

warga. Walau pemerintah gencar melakukan razia maupun pemeriksaan ke

pasar-pasar, namun hal itu belum bisa menghilangkan kekhawatiran

masyarakat. Pasalnya dampak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi beras

sintetis ini tak main-main, mulai dari mual dan muntah, infeksi

saluran pencernaan bahkan hingga kemandulan.

Walau sekilas nampak sama, namun sebenarnya ada perbedaan mencolok

antara beras asli dan beras tiruan. Hal itu dapat terlihat baik dari

tampilan fisik beras maupun mendeteksinya dengang menggunakan media

lalinnya.

"Cukup dimasukkan ke dalam air, beras plastik akan banyak yang

mengapung. Beda dengan beras asli yang tenggelam," kata Camat

Kalibawang, Setiawan Tri Widada saat melakukan inspeksi (sidak) yang

digelar Polsek beserta Muspika setempat, Selasa (26/05/2015).

Selain itu, lanjut Setiawan, perbedaan beras asli dengan beras plastik

juga bisa diketahui dengan memegangnya pakai tangan. Beras asli akan

menyisakan serbuk gabah, sehingga terasa kasar di tangan saat beras

dilepaskan. "Serbuk itu tidak akan ditemui di beras plastik karena

benar-benar bersih tanpa remahan gilingan gabah," tegasnya.

Perbedaan beras asli dengan beras plastik, juga bisa diketahui dengan

cara dipatahkan atau dipakar. Beras plastik akan mengeluarkan bau tak

sedap saat dibakar, serta sulit dipatahkan.

Kepada pedagang dan masyarakat, Setiawan mengimbau agar mereka segera

melapor jika menemukan beras yang dicurigasi sebagai beras plastik.

Laporan tersebut, kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak berwajib.

"Jangan ragu-ragu, lapor saja jika ada beras yang mencurigakan,"

tegasnya.(Unt
Share:

Polsek Kalibawang Sidak Beras Plastik

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Kepolisian Sektor (Polsek) Kalibawang

beserta jajaran muspika setempat menggelar inspeksi mendadak (sidak)

ke sejumlah pasar tradisional dan kompleks kios beras, Selasa

(26/05/2015). Sidak digelar untuk mengantisipasi peredaran beras

plastik, lantaran dinilai meresahkan pedagang dan masyarakat.

Kapolsek Kalibawang, AKP Joko Sumarah menyampaikan, peredaran beras

plastik sudah banyak ditemukan di wilayah DIY. Karena itulah, pihaknya

kemudian mengambil langkah-langkah antisipasi peredaran beras plastik

di Kecamatan Kalibawang.

"Antisipasi dilakukan melalui pengecekan ke pedagang beras di pasar

tradisional dan sejumlah kios. Kami harus memastikan bahwa wilayah ini

steril dari peredaran beras plastik," tegas Joko, saat memeriksa beras

di Pasar Dekso.

Joko menilai, baik pedagang maupun masyarakat saat ini sudah mulai

resah dengan peredaran beras plastik yang membahayakan kesehatan.

Dikhawatirkan, keresahan tersebut akan berpengaruh pada pergerakan

roda perekonomian wilayah setempat.

"Keresahan pedagang akan beras plastik, sudah sangat terlihat. Begitu

kami masuk pasar, mereka langsung membicarakan itu," jelasnya.

Meski dalam sidak tidak ada penemuan beras pastik, namun Joko meyakini

bahwa pelaksanaan sidak sudah mengurangi keresahan pedagang dan

masyarakat. Mengingat masih adanya kemungkinan peredaran beras

plastik, pihaknya akan menggelar sidak secara berkelanjutan hingga

persoalan ini bisa diselesaikan secara tuntas oleh pemerintah pusat.

"Ada 25 personel yang kami terjunkan untuk menyasar 15 titik. Kami

juga menggandeng Pak Danramil dan Pak Camat," tegasnya.

Saat memberikan keterangan kepada petugas, para pedagang di Pasar

Dekso menjamin bahwa beras yang dijual adalah beras asli. Sebab,

mereka memperoleh barang dagangan dari Koperasi Unit Desa (KUD) yang

disetori petani.(Unt)
Share:

Monday, May 25, 2015

Batasi Iklan Rokok, Pendapatan Kulon Progo Justru Meningkat

Liputan6.com, YogyakartaPembatasan iklan rokokyang diatur dalam Perda

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Kawasan tanpa Rokok di beberapa titik tidak

membuat pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Kulon Progo menurun.

Malah terjadi peningkatan PAD dari Rp 98 miliar menjadi Rp 158 miliar.

Untuk bisa mendapatkan dana yang biasanya di dapat dari iklan maupun

sponsor rokok, Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo menggalakkan

penggunaan bahan produksi dari kabupatennya dengan slogan 'Bela Beli

Kulon Progo'.

"Jika ingin membela Kulon Progo, masyarakatnya membeli hasil produk

dari Kulon Progo," ungkap Hasto di Hotel Cavinton, Yogyakarta beberapa

saat lalu.

Berbagai cara dilakukannya agar penggunaan lokal meningkat. Seperti ia

meminta pasir dan batu pada saat pengaspalan jalan berasal dari Kulon

Progo. Lalu, mengenai air minum kemasan, kini Perusahaan Daerah Air

Minum setempat mampu membuatnya. Kemudian, konsumsi beras pun

disarankan produksi lokal dan bukan impor.
Share:

PELABUHAN TANJUNG ADIKARTA : Pemkab Khawatir Investor Lari

Bisnis.com, KULONPROGO—Investor pelabuhan Tanjung Adikarta

dikhawatirkan kabur lantaran pembangunan belum dapat diselesaikan

tepat waktu.

"Tahun ini kabarnya memang sudah ada kepastian. Penyelesaian

pengerukan alur dan kolam pelabuhan segera dimulai," ujar Kepala

Bidang Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

(BPMPT) Kulonprogo, Robby Antara, Minggu (24/5/2015).

Saat ini sejumlah perusahaan yang siap menanamkan investasinya masih

memilih untuk menunggu. Terutama soal penyelesaian pelabuhan dan

resminya pelabuhan ikan tersebut beroperasi. Sejauh ini sudah ada

beberapa perusahaan yang telah menyepakati surat kerja sama penanaman

modal di wilayah itu.

Salah satunya, kata Robby, adalah perusahaan penyedia cold storage

untuk usaha perikanan. Perusahaan tersebut berasal dari Korea Selatan

dan siap membangun tempat pendingin khusus untuk hasil tangkapan

nelayan berskala besar.

"Cold storage itu akan dibangun seperti bangunan hotel yang bisa

memuat hasil tangkapan ikan skala besar. Ada juga perusahaan penyedia

alat tangkap dari Jakarta yang siap membangun usahanya di sekitar

pelabuhan," papar Robby.

Namun, kapasitas muatan yang bisa ditampung oleh perusahaan ini

mencapai 30.000 ton per tahun. Padahal, sesuai yang tercantum dalam

Detailed Engineering Design (DED), kapasitas pelabuhan jika

dimanfaatkan secara optimal hanya mampu menghasilkan 27.000 ton per

tahun.

"Sebenarnya, di sekitar pelabuhan sudah berdiri pabrik es. Ada di

Karangwuni tetapi skalanya juga masih kecil dan selama ini hanya

menyuplai tempat-tempat pelelangan ikan," ucap Robby.

Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY

Suwarman mengungkapkan investor yang tertarik pada Pelabuhan Tanjung

Adikarta cukup banyak. Pasalnya, pelabuhan ikan ini berada di lokasi

yang cukup strategis.Tidak hanya perusahaan penyedia tangkapan maupun

fasilitas pendukung produksi tangkapan ikan saja. Potensi tangkapan

ikan di perairan selatan masih sangat besar untuk dapat dimanfaatkan.

Editor : Mediani Dyah Natalia
Share:

PELABUHAN TANJUNG ADIKARTA : Pemkab Khawatir Investor Lari

Bisnis.com, KULONPROGO—Investor pelabuhan Tanjung Adikarta

dikhawatirkan kabur lantaran pembangunan belum dapat diselesaikan

tepat waktu.

"Tahun ini kabarnya memang sudah ada kepastian. Penyelesaian

pengerukan alur dan kolam pelabuhan segera dimulai," ujar Kepala

Bidang Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

(BPMPT) Kulonprogo, Robby Antara, Minggu (24/5/2015).

Saat ini sejumlah perusahaan yang siap menanamkan investasinya masih

memilih untuk menunggu. Terutama soal penyelesaian pelabuhan dan

resminya pelabuhan ikan tersebut beroperasi. Sejauh ini sudah ada

beberapa perusahaan yang telah menyepakati surat kerja sama penanaman

modal di wilayah itu.

Salah satunya, kata Robby, adalah perusahaan penyedia cold storage

untuk usaha perikanan. Perusahaan tersebut berasal dari Korea Selatan

dan siap membangun tempat pendingin khusus untuk hasil tangkapan

nelayan berskala besar.

"Cold storage itu akan dibangun seperti bangunan hotel yang bisa

memuat hasil tangkapan ikan skala besar. Ada juga perusahaan penyedia

alat tangkap dari Jakarta yang siap membangun usahanya di sekitar

pelabuhan," papar Robby.

Namun, kapasitas muatan yang bisa ditampung oleh perusahaan ini

mencapai 30.000 ton per tahun. Padahal, sesuai yang tercantum dalam

Detailed Engineering Design (DED), kapasitas pelabuhan jika

dimanfaatkan secara optimal hanya mampu menghasilkan 27.000 ton per

tahun.

"Sebenarnya, di sekitar pelabuhan sudah berdiri pabrik es. Ada di

Karangwuni tetapi skalanya juga masih kecil dan selama ini hanya

menyuplai tempat-tempat pelelangan ikan," ucap Robby.

Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY

Suwarman mengungkapkan investor yang tertarik pada Pelabuhan Tanjung

Adikarta cukup banyak. Pasalnya, pelabuhan ikan ini berada di lokasi

yang cukup strategis.Tidak hanya perusahaan penyedia tangkapan maupun

fasilitas pendukung produksi tangkapan ikan saja. Potensi tangkapan

ikan di perairan selatan masih sangat besar untuk dapat dimanfaatkan.

Editor : Mediani Dyah Natalia
Share:

Sunday, May 24, 2015

PENATAAN KULONPROGO : Bedah Menoreh Proyek Strategis Lintas Provinsi

Harianjogja.com, KULONPROGO–Program pengembangan wisata melalui Bedah

Menoreh dinilai menjadi proyek yang tidak hanya menguntungkan bagi

Kulonprogo. DPRD Magelang saat melakukan kunjungan ke DPRD Kulonprogo

menyatakan dukungannya terhadap program Bedah Menoreh.

Anggota Komisi II DPRD Magelang Sarwo Edi mengungkapkan, program Bedah

Menoreh dapat turut mendukung pengembangan pariwisata yang saat ini

digalakkan Pemkab Magelang. Dia mengatakan, program itu sangat

strategis untuk pengembangan wisata dan wilayah perbatasan Kulonprogo

dan Magelang.

"Tidak hanya masyarakat Kulonprogo tetapi juga masyarakat Magelang,

terutama yang berada di wilayah Kecamatan Borobudur dan sekitarnya.

Program ini akan berdampakluas bagi peningkatan perekonomian

masyarakat setempat," papar Edi.

Melihat manfaat strategis dari proyek Bedah Menoreh, Edi menyatakan,

DPRD Magelang akan mendorong pemkab untuk melaksanakan program

pengembangan wilayah di kawasan perbatasan dua kabupaten ini. Di

antaranya juga, pengembangan jalur wisata yang dapat mendukung

pengembangan pariwisata di kawasan Perbukitan Menoreh.

"Harapannya, nanti Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo dapat

saling mendukung serta berkembang bersama," imbuh Edi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan

Olahraga (Dinbudparpora) Kulonprogo Krisutanto menambahkan, objek

wisata di Kulonprogo terus berkembang. Dia mengungkapkan, saat ini

Kulonprogo memilikisekitar 58 objek wisata.

Lebih lanjut Krisutanto mengatakan, tujuh objek wisata di antaranya

dikelola oleh pemkab. Bahkan, dari puluhan objek wisata yang ada telah

dijadikan paket wisata oleh Kabupaten Magelang. Dia menjelaskan, di

antaranya adalah Puncak Suroloyo, Goa Sriti, Curug Sidoharjo, Taman

Bunga Krisan dan kawasan arung jeram Kali Progo.

"Jika kerja sama pengembangan tersebut dapat direalisasikan bersama,

maka akan mempercepat kemajuan pariwisata, baik di Kulonprogo maupun

Magelang," tandas Krisutanto.

Kepala Bappeda Kulonprogo Agus Langgeng Basuki menambahkan, program

Bedah Menoreh didukung dengan dana keistimewaan DIY dengan anggaran

mencapai Rp34 miliar. Program yang dilakukan yakni, pembangunan

kawasan wisata, pembangunan infrastruktur jalan hingga pengembangan

kawasan wisata dan budaya pendukung pariwisata di Kulonprogo.

"Kami juga telah mengusulkan danai untuk tahun 2016 sebesar Rp60

miliar. Nantinya dana tersebut digunakan untuk melanjutkan program

tersebut," jelas Langgeng.
Share:

PEMKAB KULONPROGO Apa Kabar Pasar Burung Wates?

Harianjogja.com, KULONPROGO—Para pedagang di Pasar Burung Wates butuh

kejelasan mengenai kios baru yang sudah selesai direnovasi Pemerintah

Kabupaten Kulonprogo. Mereka berharap kios-kios baru itu bisa segera

ditempati untuk berjualan.

Pedagang di Pasar Burung Wates, Darmanto, mengaku dirinya dan pedagang

lainnya menginginkan kios bisa cepat diserahterimakan dari Pemkab agar

bisa dipakai. Mengingat, pelaksanaan renovasi sudah selesai sejak 9

Mei lalu.

Menurut warga Desa Bendungan, Kecamatan Wates itu, kondisi kios yang

telah direnovasi sudah cukup layak ditempati. Atap sudah diganti dan

bangunan dibuat lebih tinggi sehingga tidak gerah. Adapun, ada

beberapa hal yang memang mesti masih perlu diperbaiki.

"Saluran air di bagian belakang kios kurang besar dan mudah tersumbat.

Atapnya juga lebih baik kalau ditambah plafon supaya tikus tidak masuk

ke dalam. Fasilitas untuk menggantungkan sangkar burung juga belum

ada," kata Darmanto, Jumat (22/5/2015).

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Penataan Pasar Burung Wates, Eko

Susanto, mengakui kegiatan renovasi sudah selesai sejak dua pekan

lalu. Namun, masih ada sejumlah proses yang harus dilalui sebelum

pedagang menempati 16 kios baru.

"Saya tahu pedagang ingin segera menempati. Siang ini [kemarin] kami

[Pemkab] akan memeriksa lokasi. Jika tidak ditemukan masalah berarti,

kios-kios sudah bisa dipakai sepekan lagi," ujarnya.

Renovasi Pasar Burung Wates membutuhkan anggaran sampai Rp187 juta.

Bentuk renovasi berupa peninggian bangunan dan penggantian atap karena

usia bangunan sudah puluhan tahun.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Manusia

Kulonprogo Niken Probo Laras menegaskan kios-kios baru di Pasar Burung

Wates sudah siap ditempati. Nantinya, para pedagang akan dikenakan

retribusi sebesar Rp300.000 per meter persegi per tahun.

Penyerahan kios ke para pedagang rencananya akan diselenggarakan pada

Sabtu (23/5/2015) akhir pekan ini.

"Pasar bisa segera ditempati karena itu demi kepentingan publik. Jika

masih ada yang kurang, bisa dilakukan perbaikan selama 180 hari masa

pemeliharaan," ujarnya.

==



Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Ini Dia Grojogan Sewu di Barat Jogja

Harianjogja.com, KULONPROGO-Selama ini kita sudah cukup familiar

dengan Grojogan Sewu di Tawangmangu, Jawa Tengah. Namun, wisata alam

bernama sama ternyata juga ada di Kulonprogo. Meski tidak sebesar yang

di Tawangmangu, Grojogan Sewu ala Kulonprogo ini juga layak masuk

daftar destinasi wisata.

Grojogan Sewu terletak di Dusun Beteng, Desa Jatimulyo, Kecamatan

Girimulyo, Kulonprogo. Wilayah kecamatan tersebut memang cukup kaya

akan wisata curug, diantaranya Curug Setawing, Kedung Pedut, Mudal,

Kembangsoko, dan Sigembor.

"Grojogan Sewu ini baru dibuka untuk umum sejak April tahun kemarin,"

kata pengelola Grojogan Sewu, Pardi kepada Harian Jogja, beberapa

waktu lalu.

Sebelum sampai di Grojogan Sewu, pengunjung perlu berjalan sekitar 300

meter dari tempat parkir. Suara aliran air yang deras membuat kita

makin penasaran saat menuruni jalan setapak. Namun, anda sebaiknya

tidak buru-buru karena kondisi jalan setapak yang cukup licin rawan

membuat pengunjung tergelicir.

Jumlah pengunjung harian di Grojogan Sewu rata-rata mencapai 100

orang. Angka itu bisa bertambah hingga dua atau tiga kali lipat pada

hari libur.

"Pengunjungnya banyak yang dari luar daerah. Orang luar negeri juga

sudah ada yang datang ke sini," ujarnya.

Biaya sebesar Rp3.000 yang harus dikeluarkan setiap pengunjung

terbilang murah jika dibandingkan dengan kesejukan udara dan keindahan

pemandangan di sana.

"Kami juga menyediakan makanan khas geblek dan dawet sambel. Di dekat

Grojogan Sewu juga ada Goa Pleret yang jaraknya hanya 1,5 kilometer,"

ucap Pardi.

Dana yang terkumpul dari para pengunjung digunakan untuk pemeliharaan

Grojogan Sewu, misalnya membenahi jalan setapak dan pengadaan toilet

umum. Warga sekitar pun menyiapkan rumahnya untuk dijadikan home stay.

"Ini diharapkan bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar," ungkap

Pardi menambahkan.

Meski demikian, Pardi menyadari akses jalan menuju Grojogan Sewu belum

bisa dikatakan layak. Dia pun telah menerima banyak kritik dari para

pengunjung. "Kami sudah menyampaikan kondisi jalan yang jelek ke

pemerintah. Katanya sudah ada rencana untuk dibangun," katanya.

Nur Rahman, salah satu pengunjung Grojogan Sewu juga berharap

pemerintah setempat bisa membenahi akses jalan pariwisata. "Tempatnya

bagus. Jadi sayang kalau jalannya tidak segera diperbaiki. Kalau

jalannya juga bagus, kami pasti ingin kembali lagi ke sini," ucap pria

asal Ponorogo itu.
Share:

Saturday, May 23, 2015

Pol PP Gabungan Ciduk 18 Pasangan Tak Resmi

WATES ( KRjogja.com)- Personil gabungan Satuan Polisi Pamong Praja

(Satpol PP) DIY, Jawa Tengah, Purworejo dan Kulonprogo berhasil

mengamankan 18 pasang tak resmi. Diantara yang terjaring petugas,

teridentifikasi pengurus salah satu partai politik (parpol) tingkat

Kecamatan Kokap.

Begitu terjaring petugas yang menggelar patroli dan pengawasan bersama

terhadap penginapan di wilayah perbatasan Kulonprogo terutama di

Pantai Glagah Temon, Kamis (21/5/2015), ke-18 pasangan tersebut dibawa

ke Kantor Satpol PP Kulonprogo untuk didata dan dimintai keterangan

serta dibina.

Kasat Pol PP DIY Bambang dan Sekretaris Satpol PP Jateng Agus Waluyo

mengatakan, pihaknya menindaklanjuti MoU DIY dan Jateng memberantas

penyakit masyarakat (pekat) di wilayah perbatasan.

Saat ini operasi di wilayah perbatasan Kulonprogo dan Purworejo. Dalam

operasi tersebut pihaknya mengerahkan 50 personil dari DIY, Jateng,

Kulonprogo dan Purworejo. Personil dibagi empat regu untuk melakukan

operasi yang telah ditentukan. Regu 1 menangkap tiga pasang, Regu 2

dapat dua pasang, Regu 3 mendapat tujuh pasang dan Regu 4 mendapat

enam pasang.

"Jumlah keseluruhan 18 pasangan. Sebetulnya masih banyak kegiatan yang

perlu kita tindaklanjuti dari MoU antara DIY dan Jateng," kata

Bambang.

Semua yang tertangkap dari segi usia sudah dewasa. "Hari ini banyak

yang kita razia dan semuanya sudah di atas 18 tahun bahkan ada yang

sudah tua. Untuk profesinya kami belum mengetahui secara keseluruhan

karena masih dalam proses pendataan," kata Agus.

Bambang menyatakan Satpol PP tidak memberikan sanksi terhadap 18

pasang yang tertangkap. "Sanksi tidak ada, tetapi kami memberikan

pembinaan. Operasi ini disertai pembinaan dengan tujuan mengeliminir

pekat tidak berkembang. Kalau hilang tidak mungkin," katanya.

Pasangan yang tertangkap mengaku baru sekali ke Glagah. Mereka akan

diberi pengertian bahwa apa yang dilakukan hal yang tidak baik."Namun

jika tertangkap tiga kali akan dilakukan yustisi," tandasnya.

Salah satu pasangan tak resmi yang terkena razia, Tom mengaku tidak

begitu kaget. "Karena saya terkena razia dengan pacar yang sudah

dilamar keluarga. Jadi biasa saja," ujarnya.

Selama petugas melakukan pendataan dan meminta keterangan, sebagian

pelaku yang terjaring berusaha menutupi muka mereka baik dengan kain

maupun baju serta membelakangi para awak media. Tapi ada juga yang

tanpa malu, terang-terangan mencoba menghubungi sejumlah orang dengan

menggunakan telpon genggamnya. Langkah tersebut mungkin sebagai upaya

meloloskan diri sehingga petugas Satpol PP tidak memprosesnya. Tapi

petugas tidak peduli dan tetap melakukan pendataan, meminta keterangan

dan memberikan pembinaan kepada mereka yang terjaring

operasi.(Rul/Wid)
Share:

Inilah Genting Super Menoreh

Harianjogja.com, KULONPROGO– Masyarakat Dusun Pantog, Desa Banjaroya,

Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta,

memproduksi genting pres Super Menoreh untuk menambah penghasilan

mereka.

Penanggung jawab kelompok perajin genting Desa Pantog Dalhuri di

Kulonprogo, Kamis (21/5/2015), mengatakan tempat pembuatan genting

saat ini ada empat lokasi dengan total mesin giling tiga unit dan

mesin pres lima unit. Namun tobong pembakaran hanya ada satu dengan

kapasitas 5.000-6.000 buah dengan kapasitas produksi antara

5.000-10.000 buah per bulan.

"Saat ini kendala yang dihadapi adalah tidak adanya pencetak wuwung

atau krepus yakni kurangnya modal usaha dan transportasi serta rumah

produksi dan pengeringnya yang kurang layak. Untuk itu, kami berharap

pelatihan dan pencetak batu bata merah dari pemerintah untuk menambah

kelompok baru," kata Dalhuri.

Kades Banjaroya Anton Supriyono mengatakan desa siap menerima dan

memfasilitasi investor karena desa itu terbuka untuk investor yang

menanamkan modalnya. Namun begitu, saat ini belum ada investor yang

tertarik.

Dia mengatakan potensi tanah di sekitar Banjaroya yang baik untuk

membuat genting dimanfaatkan salah satu warga Pantog Wetan untuk

membuka usaha genting pres. Pemerintah desa membantu dengan

mengusulkan ke pemkab untuk memberikan bantuan mesin press dan mesin

giling serta pelatihan.

Ia mengatakan usaha ini bisa menjadi tambahan penghasilan karena

masyarakat yang terlibat dalam satu usaha genting sekitar delapan

orang.

"Dampak yang terlihat adalah warga yang dulu hanya jual tanah dan

dibawa ke luar Kulon Progo sekarang bisa ikut memproduksi atau titip

bahan untuk digarapkan. Pemdes juga memberikan bantuan modal untuk

kelompok usaha genting ini melalui anggaran desa," kata Anton.
Share:

Komisi V Ancam Tunda Pencairan Dana Bandara Kulonprogo

JOGJA – Sandungan-sandungan yang mewarnai rencana pembangunan bandara

baru di Kulonprogo, mengundang perhatian anggota Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) RI. Perhatian lebih khusus terkait dengan penggantian hak

bagi warga masyarakat yang kena dampak langsung adanya bandara.

Satu yang sudah sampai di telingan wakil rakyat di Senayan adalah

terkait proses pembayaran ganti untung lahan. DPR RI meminta agar

masalah tersebut diselesaikan terlebih dahulu. Jika tidak, DPR RI

mengancam tidak akan mengucurkan anggaran untuk pembangunan bandara

tersebut.

Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis mengatakan, sebelum memulai

proses pembangunan, termasuk bandara baru di Kulonprogo, persoalan

terkait lahan harus sudah diselesaikan. Di antaranya dengan memenuhi

hak kepada masyarakat yang terkena dampak pembangunan. "(Persoalan

lahan) harus sudah clear, jangan sampai masyarakat yang dirugikan,"

ujarnya saat berkunjung ke Kepatihan (Kantor Provinsi) DIJ, kemarin

(22/5).

Fary menegaskan, hal itu nantinya juga akan dibahas bersama manajemen

PT Angkasa Pura (AP). Menurut dia, persoalan terkait penyediaan lahan,

merupakan tugas dari pemerintah daerah, tapi pihaknya ingin memastikan

tidak ada masyarakat yang dirugikan. "Kami akan membahas dan menjadi

masukan saat pembahasan proyek pembangunan bandara baru ini dengan

pimpinan AP," terangnya.

Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, sesuai dengan fungsi

anggaran, DPR RI memiliki tugas dan kewenangan untuk membahas dan

memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap

anggaran pemerintah pusat. Menurut dia, jika memang masih ada yang

belum sesuai, DPR bisa meminta penundaan pencairan anggaran.

"Persoalan lahan yang berkait dengan masyarakat, harus clear dulu,

baru bisa diproses lebih lanjut" tandasnya.
Sebelumnya, sesuai dengan

aduan dari Paguyuban Wahana Tri Tunggal (WTT), Komnas HAM menemukan

adanya ketidakterbukaan informasi dalam proses pembangunan bandara di

Kulonprogo. Ketidakterbukaan informasi yang diterima warga ada pada

saat tahapan sosialisasi maupun saat konsultasi publik berlangsung.

Warga merasa adanya intimidasi yang dilakukan dalam proses persetujuan

terhadap rencana proyek tersebut.
Terpisah, Sekretaris Provinsi

(Sekprov) DIJ Ichsanuri menegasakan, segala gugatan terhadap produk

Pemprav DIJ maupun aduan warga terdampak yang tidak setuju kepada

Komnas HAM, akan ditangani sepenuhnya oleh Biro Hukum Setprov DIJ

sebagai garda terdepan.

Seperti diketahui, rencana pembangunan bandara baru di Kulonprogo

untuk mengganti bandara yang sudah ada, yakni Bandara Adisucipto.

Sebab perpanjangan landasan Bandara Adisucipto tak mungkin dilakukan,

karena sekitarnya penuh pemukiman. Sehingga Pemrpov DIJ mengambil

keputusan untuk membuat bandara baru yang lokasinya di daerah

Kabupaten Kulonprogo.

Kehadiran bandara internasional Kulonprogo digadang-gadang akan banyak

memberi manfaat bagi Jogjakarta, karena menghidupkan Kulonprogo dan

mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah Kota Jogja dan sekitarnya.

Dengan bandara baru, jumlah penerbangan dari dan ke Jogjakarta juga

akan bisa lebih banyak lagi dari saat ini.

Untuk kepentingan tersebut, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian

Perhubungan sudah merestui izin penetapan lokasi (IPL) bandara

Kulonprogo kepada calon pengelola PT Angkasa Pura I. Dengan telah

ditetapkannya IPL, maka rencana pembangunan bandara baru tersebut,

sudah tidak ada masalah lagi. IPL bakal menjadi dasar untuk melakukan

pembebasan lahan.

Proyek Bandara Kulonprogo direncanakan seluas 600 hektare (ha), dan

diperkirakan akan menelan dana Rp 6 triliun. Dana ini tergolong besar

lantaran harus membangun bandara di lahan kosong. Rencananya bandara

Kulonprogo akan memiliki terminal seluas 106.500 meter persegi (m2)

dengan kapasitas 10 juta penumpang per tahun. Bandara baru ini nanti

juga didukung hanggar seluas 371.125 m2, dan sanggup menampung 28 unit

pesawat.
Studi terkait pembangunan bandara penumpang dan kargo kelas

internasional di Kulonprogo, diharapkan sudah selesai tahun 2019.

Adanya bandara udara internasional akan memberi banyak keuntungan

untuk pemerintah dan masyarakat Jogjakarta.
(pra/jko/ong)



http://www.radarjogja.co.id/blog/2015/05/23/komisi-v-ancam-tunda-pencairan-dana-bandara-kulonprogo/
Share:

Pembangunan Taman Budaya Kulonprogo Segera Dimulai Kembali

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Proyek fisik bersumber dana keistimewaan

berupa pembangunan taman budaya di Kulonprogo kembali dilanjutkan.

Setelah penyelesaian tahap pertama sempat molor, tahap kedua dengan

nilai pagu Rp 10,2 miliar diperkirakan akan dimulai pekan depan.

Kabid Ciptakarya Dinas Pekerjaan umum (DPU), Zahrom Asurawan, Jumat

(22/5/2015), mengatakan lelang proyek tersebut telah selesai. Nilai

kontrak proyek tersebut menurutnya sekitar Rp 9 miliar dari nilai

pagu.

"Hari ini terbit surat perintah penunjukan pemenang barang dan jasa.

Nanti trus kontrak, lalu keluar SPK (Surat Perintah Kerja) dan rapat

konstruksi," kata Zahrom, Jumat (22/5/2015).

Pada tahap ini, pembangunan akan menyelesaikan gedung auditorium.

Gedung yang dimaksud berupa gedung teater tertutup. Pengerjaan sampai

selesai tahap dua diperkirakan hingga Desember 2015. Sementara, bagian

fasilitas di lingkungan sekitarnya akan dilanjutkan pada 2016.

"Jadi pengerjaan sekitar tujuh bulan sampai selesai Desember nanti," lanjutnya.

Saat ini progres pembangunan taman budaya yang dikerjakan tahun lalu

baru berupa pondasi. Pembangunan senilai Rp 3 miliar pada 2014

tersebut sempat molor penyelesaiannya. Zahrom mengatakan akan

mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang "Kami akan gelar

rapat evaluasi sepekan sekali mulai dari kontraktor sampai pengawasan"

katanya.

Terpisah, Kabid Kebudayaan Dinbudparpora Kulonprogo, Joko Mursito,

membenarkan pada 2015 ini pembangunan fokus pada penyelesaian gedung

auditorium. Gedung itu menurutnya berfungsi sebagai gedung pertunjukan

atau teater untuk memfasilitasi para seniman di Kulonprogo.

"Selama ini kan Kulonprogo belum punya gedung seperti ini. Jadi ini

dinantikan. Kami akan menonjolkan karakter Kulonprogo pada

konstruksinya," kata Joko.

Gedung tersebut menurutnya akan memiliki kapasitas 1.500 penonton.

Selain gedung teater indoor, menurutnya, proyek di atas lahan seluas

4,25 hektare itu juga akan dilengkapi dengan pendopo dan ruang

pertunjukkan terbuka. Joko menegaskan, taman budaya tersebut akan

dapat dimanfaatkan paling cepat pada 2017.(*)
Share:

Kawasan Industri Kulonprogo Berpotensi Serap 720 Ribu Tenaga Kerja

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Kawasan industri yang telah ditetapkan

Pemkab Kulonprogo seluas 800 hektare di wilayah Kecamatan Sentolo,

diperkirakan bakal menyerap banyak tenaga kerja. Jika semua perusahaan

berdiri di lahan seluas itu, diprediksi penyerapannya mencapai 720

ribu tenaga kerja.

Kabid Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

(BPMPT) Kulonprogo, Robby Ampera, mengatakan saat ini sudah ada

perusahaan pengembang kawasan industri yang berminat mengelola kawasan

tersebut.

"Ada dua perusahaan yang menyatakan siap di lahan 170 hektare. Kalau

seluas itu saja terealisasi diperkirakan serapan tenaga kerjanya sudah

bisa mencapai 120 ribu pekerja. Kalau optimal 800 hektare serapannya

720 ribu tenaga kerja," kata Roby, Jumat (22/5/2015).

Kawasan industri di Sentolo, menurutnya, bakal menjadi kawasan

industri terbesar di DIY. Lokasi kawasan tersebut cukup strategis.

Selain mempercepat pertumbuhan ekonomi, keberadaannya juga bakal

menyerap banyak tenaga kerja lokal.

Selain di kawasan industri, saat ini penyerapan tenaga kerja dari

perusahaan di Kulonprogo yang telah beroperasi juga cukup banyak. Dia

menyebut setidaknya seribu pekerja terserap di perusahaan, antara lain

pabrik wig.

Serapan itu sebenarnya dianggap belum optimal. Pasalnya, kapasitas

produksi pabrik tersebut diperkirakan membutuhkan tenaga kerja

6.000-an orang. Sebab itu, menurutnya, sebenarnya keberadaan pabrik

itu masih berpotensi menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.

"Saat ini ada lagi perusahaan yang sudah menerima izin prinsip. Itu

saja sudah berkontribusi sekitar 1.600 pekerja," lanjutnya.(*)
Share:

Pembebasan Lahan Bandara Kulon Progo Sudah Tuntas 90%

Liputan6.com, Bogor -Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Ferry

Mursyidan Baldan mendukung penuh rencana Kementerian Perhubungan yang

akan memindahkan Bandar Udara (Bandara) Internasional Adisucipto,

Yogyakarta dan membangun bandara baru di wilayah Kulon Progo.

Dirinya mengatakan bahwa kondisi Bandara Adisucipto sudah tidak layak,

untuk itu perlu dipindahkan ke daerah Kulon Progo. Bahkan menurut

perpanjangan landasan Bandara Adisucipto tak mungkin dilakukan karena

sekitarnya penuh pemukiman penduduk.

"Kulon Progo memang sudah ditentukan karena layak dan mengurangi

kemacetan lalu lintas," kata dia saat ditemui usai membuka acara

Executive Dialogue, dengan tema Peran Planner dalam perencanaan,

implementasi dan pengendalian Tata Ruang, di Balaikota Bogor, Jumat

(22/5/2015).

Dalam rencana bandara baru di Kulon Progo tersebut, lanjut dia, proses

pembebasan lahan milik warga yang akan digunakan untuk pembangunan

bandara sudah mencapai 90 persen.

"Memang ada beberapa yang masih bertahan namun keseluruhan pembebasan

tanahnya malah sudah ada sekitar 90 persen," tegas dia.

Ferry menuturkan, memang beberapa waktu lalu sempat terjadi aksi unjuk

rasa yang dilakukan warga Kulon Progo. Di mana warga meminta tambahan

waktu dan harga tanah, agar sepakat.

Pembangunan bandara Kulon Progo rencananya akan menggantikan Bandara

Adisucipto, merupakan bandara Internasional yang memiliki fasilitas

terminal.

Bandara tersebut dibangun dengan luas 106.500 meter persegi dan dapat

menampung sekitar 10 juta orang penumpang pertahun. Dan memiliki

hanggar dengan 371.125 meter persegi yang dapat menampung 28 unit

pesawat itu selesai tahun 2019.

(Bima Firmansyah/Ndw)
Share:

Thursday, May 21, 2015

TARI TRADISIONAL : Panjidur Langen Kridotomo, Simbol Semangat Juang Generasi Muda

Harianjogja.com, KULONPROGO-Tari Panjidur Langen Kridotomo memeriahkan

peringatan hari kebangkitan nasional tahun 2015 di Alun-Alun Wates,

Kulonprogo, Rabu (20/5/2015). Tarian andalan Kecamatan Nanggulan

tersebut dimainkan sebelum upacara dimulai pagi itu.

Tari Panjidur Langen Kridotomo dipentaskan oleh 20 orang penari asal

Dusun Jambon, Desa Donomulyo, Nanggulan.

"Kami cuma berlatih selama tiga hari karena pemberitahuan untuk

memeriahkan upacara ini juga mendadak," kata sang pelatih tari, Suhari

Ratmoko.

Tabuhan jidor bersama rebana dan beberapa alat musik lainnya

mengiringi para penari laki-laki berkostum ala prajurit Jawa.

"Ini selaras dengan hari kebangkitan nasional. Tari Panjidur Langen

Kridotomo menggambarkan semangat juang anak muda yang harus ikut

menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," papar Suhari.

Sementara itu, Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo mengatakan, peringatan

hari kebangkitan nasional diharapkan mampu mengangkat kembali nilai

kebersamaan, persatuan, dan kesatuan bangsa. Rasa bangsa dan cinta

tanah air harus dijunjung tinggi demi menghadapi segala tantangan.

Menurut Sutedjo, jiwa nasionalisme merupakan landangan dasar yang

harus dipelihara dan dikuatkan dalam melaksanakan berbagai program

pembangunan.

"Kita dituntut menegakkan nilai-nilai demokrasi dan mempererat

persaudaraan untuk mempercepat terwujudnya bangsa yang maju dan

sejahtera," paparnya.

Sutedjo menambahkan pembangunan mental dan karakter bangsa masih

menjadi salah satu prioritas dalam program pembangunan Indonesia.

"Pembangunan mental dan karakter tidak cukup hanya di jajaran

birokrasi pemerintah, melainkan juga seluruh komponen masyarakat,"

ujar Sutedjo menegaskan.

Peringatan hari kebangkitan nasional juga bisa dijadikan momen

mengenang kembali semangat perjuangan para pendiri bangsa. Semangat

yang seakan tidak pernah padam itu diharapkan menjadi motivasi bagi

masyarakat saat ini. Meski demikian, kebangkitan nasional harus

diwujudkan dalam kerja nyata.

"Buka sekadar pengembangan wacana, kita juga harus bekerja lebih

keras," kata Sutedjo.

Upacara peringatan hari kebangkitan nasional diikuti berbagai kalangan

masyarakat di Kulonprogo. Di antaranya anggota forum komunikasi

pimpinan

daerah (Forkompinda), kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), TNI

dan Polri, serta ratusan mahasiswa dan pelajar.
Share:

Komnas HAM Temukan Pelanggaran dalam Pembangunan Bandara Kulon Progo

Kulon Progo, HanTer -Tim dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

(Komnas HAM) menemukan pelanggaran terhadap hak warga atas informasi

dan banyak ketidakterbukaan dalam perencanaan pembangunan bandara di

Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wakil Ketua Bidang Eksternal Komnas HAM Dianto Bachriardi di Kulon

Progo, Rabu (20/5), mengatakan berdasarkan temuan sementara, pihaknya

melihat ada hak-hak warga terkena dampak rencana bandara, khususnya

hak untuk mendapat informasi yang tidak dipenuhi oleh negara.

"Pihak yang bertanggung jawab terkait rencana pembangunan bandara,

baik Pemkab Kulon Progo, PT Angkasa Pura I, maupun Kementerian

Perhubungan," katanya.

Ia mengatakan kesimpulan sementara itu, setelah pihaknya bertemu

dengan warga penolak rencana bandara yang tergabung dalam Wahana Tri

Tunggal dan Pemkab Kulon Progo.

"Proyek ini akan mengambil tanah-tanah mereka dan warga yang

menggantungkan hidupnya pada tanah-tanah itu tidak mendapat kejelasan

mengenai masa depan mereka. Itu sebetulnya hak-hak mereka atas

informasi sudah terlanggar," kata Dianto.

Selain itu, Komnas HAM menemukan banyak ketidakterbukaan selama

proses persiapan pembangunan bandara, baik dalam tahap sosialisasi

maupun konsultasi publik.

"Hal ini kemudian membuat warga juga merasa ada intimidasi dalam

proses pemberian persetujuan rencana pembangunan bandara," kata dia.

Dia mengatakan rencananya Komnas HAM akan memanggil PT Angkasa Pura I

dan Kementerian Perhubungan sebagai pihak yang paling berkepentingan

dengan pembangunan bandara di Kulon Progo.

"Selanjutnya Komnas HAM akan menyampaikan rekomendasi kepada

pihak-pihak terkait, agar untuk lebih menghargai hak-hak warga yang

akan terkena dampak, baik langsung maupun tidak langsung. Langkah

Komnas HAM juga sebagai tindak lanjut atas temuan-temuan di lapangan,"

katanya.

Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) Kelik Martono mengatakan pihaknya

telah bertemu dengan Komnas HAM pada Rabu (19/5).

Pihaknya menyampaikan kepada Komnas HAM, seperti kriminalisasi Sarijo

dan kawan-kawan, pelaksanaan konsultasi publik, relokasi hingga

penolakan warga terhadap rencana pembangunan bandara.

Selain itu, kata Martono, Komnas HAM menemui terdakwa Sarijo dan

kawan-kawan di Rumah Tahanan Kelas II Wates.

"Mereka menindaklanjuti laporan WTT. Semoga tidak ada kriminalisasi

terhadap warga yang menolak bandara. Kami juga berharap, penolakan

kami ini didengarkan oleh pejabat-pejabat," kata Martono.

(dikutip dari http://www.harianterbit.com/)
Share:

Kulonprogo Bebas dari Beras Plastik

KULONPROGO-Kasus beras plastik yang terjadi di Bekasi, Jawa Barat

membuat sejumlah warga di Kulonprogo resah. Mereka takut beras

sintetis ini beredar luas di masyarakat.

Meski begitu, sejumlah pedagang tidak takut dan yakin pasar beras di

Kulonprogo aman dari peredaran beras palsu.

"Tadi banyak pembeli yang bertanya, seperti apa beras sintetis. Mereka

takut juga beredar di Kulonprogo," jelas pedagang beras di Pasar Wates

Novi Sapta.

Menurutnya, beras yang beredar di Kulonprogo merupakan beras lokal dan

dari luar daerah di Jawa Tengah. Seperti Klaten, Delanggu ataupun

Sragen.

Beras-beras tersebut kualitasnya cukup bagus dan tidak ditemukan

campuran. Biasanya pedagang beras membeli gabah dari petani dan

menjual dalam bentuk beras yang sudah dikemas dalam kantong-kantong

plastik.

Adanya isu beras inipun, tidak berpengaruh terhadap penjualan. Stok

maupun penjualan harian sama dan tidak ada penurunan. Justru memasuki

bulan syaban, membuat penjualan cenderung meningkat.

"Yang diragukan adalah beras kemasan 5 kilogram, tetapi kita yakinkan

itu aman," ujarnya.

Pedagang beras di Pasar Bendungan Wates, Sulastri mengaku tidak takut

dengan isu beras Plastik. Dia setiap hari hanya membeli beras-beras

dari petani lokal.

Praktis beras itu aman dan tidak mungkin dicampuri. Apalagi tingkat

penjualan dari petani relatif sedikit dan dilakukan

pengecekan."Pemerintah harus memberantas itu, kasihan petani yang

dirugikan," terangnya.

Salah seorang pembeli Tugiyati, mengaku tidak takut dengan adanya isu

beras plastik bakal terjadi di Kulonprogo.

Setiap hari dia banyak membeli beras untuk memenuhi kebutuhan harian

di warungnya. Beras-beras ini dibelinya dari pedagang langganan."Resah

pasti ada, tetapi kita tidak begitu takut," pungkasnya.

Saat ini harga beras di pasaran cukup bervariasi. Beras untuk kualitas

rendah dijual di kisaran Rp7.000an. Sedangkan kualitas premium Rp800an

dan beras kualitas super diatas Rp9.000.

Di pasar Bendungan, para pedagang justru banyak membeli beras Raskin

distribusi dari Bulog. Beras yang dijual itu utuk keluaran sebelum

2015. Sedangkan raskin yang dibuat 2015 kualitasnya bagus dan banyak

dikonsumsi penerima."Raskin itu banyak dibeli oleh pedagang peyek,

tepungnya cocok untuk gorengan," tutur Sugiyah.



Sumber: http://daerah.sindonews.com/read/1003278/22/kulonprogo-bebas-dari-beras-plastik-1432106704
Share:

UU Desa Mendorong Pemdes Mandiri

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Kehadiran UU No 6/ 2014 tentang desa

hendaknya bisa membuat desa jadi mandiri dengan menempatkannya sebagai

subjek pembangunan. Mengingat kades, perangkat desa (perades) dan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) paling tahu dan paham kondisi

desanya, maka pemdes harus didorong pro aktif merumuskan

kebutuhan-kebutuhan desanya.

Dengan terbitnya UU Desa, pemdes mestinya bersyukur mengingat ketika

UU 32/2004 sering kali rawan politisasi oleh pemkab. Contohnya alokasi

dana desa yang jelas-jelas itu hak desa berdasarkan konsitusi UU No

32/2004 sering dipolitisasi oleh kabupaten terutama menjelang Pilkada.

Saat itu komisi-komisi dari lembaga legislatif datang ke desa membawa

oleh-oleh, padahal uang leh-oleh tersebut sesungguhnya memang dana

untuk desa.

"UU No 6/2014 tentang Desa memotong rantai politisasi tersebut

sekaligus mengembalikan hak konstitusional kepada desa dengan

menghubungkan RPJMD dengan RPJMDesa. UU Desa bermaksud menghilangkan

kesenjangan antardesa. Jadi cita-cita UU No 6 tahun 2014 mendudukkan

desa bisa berdaulat sebagai subjek aktif yang punya ruang," tegas

Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada

(UGM) sekaligus inisiator Undang Undang (UU) Desa, Arie Sujito SSos

dalam Workshop Pengelolaan Keuangan Desa Bagi Para Kepala Desa dan

Perades se-Kabupaten Kulonprogo yang diselenggarakan 'Tim Migunani' PT

BP Kedaulatan Rakyat bekerjasama Pemkab Kulonprogo dan didukung penuh

PD BPR Bank Pasar Kulonprogo di Aula Adikarta Gedung Kaca Kompleks

Pemkab Kulonprogo, Selasa (19/05/2015).

Dijelaskan, kalau Kades dan Perangkat Desa (Perades) serta Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) kreatif dana desa sebesar Rp 1 miliar

sesungguhnya kurang untuk membiayai kegiatan di desa. Sebaliknya kalau

pamong tidak pernah berpikir, cuma duduk dan binggung maka dipastikan

dana desa hanya Rp 200 juta saja dianggap susah menyerapnya atau

ngecake.

Workshop yang dimoderatori Wapemred KR, Drs HM Ahmad Lutfi MA,

sosiolog UGM tersebut menegaskan, kades dan perades serta BPD

hendaknya menyambut secara pro aktif Undang Undang Nomor 6 tahun 2014

tentang Desa. Dijelaskan berbicara tentang UU Desa maka pamong desa

jangan menyederhanakannya hanya sekadar anggaran semata.

Selama republik ini berdiri baru sekarang pemerintah menerbitkan UU

yang khusus mengatur tentang desa. Tujuan UU Desa diterbitkan adalah

ada perubahan orientasi, konteks dan nasib desa ke depan. Bicara

tentang pengelola keuangan desa jangan justru menjadi beban desa dalam

hal ini kades, perades dan BPD.

"Jika sampai jadi beban desa maka dalam kesehariannya kades bukannya

berbicara tentang memberdayakan masyarakat, cara memimpin rakyat untuk

gotong royong tapi malah sibuk membuat kuitansi dan laporan. Itu tidak

boleh terjadi karena masalah tersebut bukan urusan kades," jelas Arie

Sujito.

Sementara itu Staf Dosen STPMD APMD Drs Sumarjono yangjuga hadir

sebagai pembicara dalam kesempatan ini menjelaskan, selama ini negara

dalam memperlakukan desa tidak adil. Uang yang masuk desa dikatakan

bantuan presiden (banpres), inpres, inpres desa tertinggal (IDP).

Sekarang UU No 6/ 20014 konsepnya adalah desa mandiri.

Konteks kemandian desa bisa diberi kewenangan, sehingga dikenal UU No

6/ 20014. Satu desa, satu rencana dan satu anggaran. Jadi atas

kewenangan tersebut negara memberikan penghargaan dan berbuat adil

dengan memberikan dana kepada desa.

"Dengan adanya dana desa tersebut sangat wajar pemerintah desa dalam

hal ini kades, perades, BPD penuh harap bisa mensejahterakan rakyat di

desanya masing-masing. Bisa terwujud atau tidaknya harapan tersebut

tentu tergantung dari kemampuan kades, perades, BPD dan tokoh serta

masyarakat dalam membangun wilayah desanya," katanya.(Rul/Ras/Wid)
Share:

Wednesday, May 20, 2015

PENCURIAN BURUNG : Mencuri 3 Burung, Warga Kulonprogo Dihukum Penjara 6 Bulan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Wates

menjatuhkan hukuman enam bulan penjara dikurangi masa tahanan bagi

pencuri burung bernama Sugiharto, Senin (18/5/2015). Dalam putusannya,

hakim ketua Ika Dhianawati menyatakan terdakwa terbukti sah dan

meyakinkan melakukan tindak pidana.

Sugiharto mencuri dua burung kenari dan satu burung poksai di dua

lokasi berbeda pada 17 Maret lalu. Namun, kedua korban yaitu Andi

Ariyanto dan Sukarman sama-sama tinggal di wilayah Desa Ngentakrejo,

Kecamatan Lendah.

Saat beraksi, warga Banjaran, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap itu

pura-pura bertamu. Seperti yang terjadi di rumah Sukarman. Sepinya

kondisi rumah memberi kesempatan bagi Sugiharto untuk mengambil burung

kenari dari dalam sangkar.

Dia lalu memasukkan burung ke kantong kain yang sudah disiapkan lalu

menyembunyikannya ke kantong rompi dan segera melarikan diri.

Menyadari burung kenarinya hilang, Sukarman berusaha mengejar.

Sugiharto akhirnya tertangkap dan diserahkan ke pihak berwajib. Barang

bukti yang disita diantaranya berupa sepeda motor, rompi, beberapa

kantong kain, sangkar, serta burung kenari dan poksai.

Ika menyatakan, ada dua hal yang memberatkan terdakwa, yaitu perbuatan

yang meresahkan masyarakat dan merugikan para korban. Namun, ada hal

lain yang dinilai meringankan. Selain belum pernah melakukan perbuatan

serupa sebelumnya, Sugiharto juga menyatakan tidak akan mengulanginya

lagi.

Dalam persidangan, Sugiharto menyatakan menerima putusan majelis hakim

yang lebih ringan dua bulan dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum

(JPU). Sebelumnya, Sugiharto yang didakwa melanggar pasal 362 KUHP jo

pasal 65 ayat 1 KUHP dituntut hukuman delapan bulan penjara.
Share:

CPNS 2015 : Tak Lolos CPNS 2014, 119 K2 Ikuti Seleksi Pasca-Lebaran

Harianjogja.com, KULONPROGO– Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan) RI akan membuka kembali tes Calon

Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Sebanyak 119 pegawai honorer K2 di

Kulonprogo berkesempatan mengikuti tes tersebut.

Kabid Perencanaan dan Pengembangan Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

Kulonprogo Sarji mengatakan informasi pasti terkait pembukaan CPNS

secara umum belum diketahui. Dia mengatakan, menurut informasi di

website Kemenpan, seleksi CPNS akan difokuskan untuk pegawai honorer

K2.

"Kalau untuk [seleksi] yang umum, masih belum dapat dipastikan.

Namun, pastinya yang akan dibuka adalah untuk pegawai K2 yang pada

proses seleksi tahun lalu tidak lulus. Seleksinya kemungkinan

pasca-Lebaran," ujar Sarji saat ditemui di kantornya, Selasa

(19/5/2015).

Sarji mengungkapkan pada seleksi CPNS tahun lalu, Kulonprogo

menyisakan 119 pegawai K2. Pada seleksi pembukaan CPNS lalu, ratusan

pegawai honorer itu tidak lolos seleksi. Harapannya, pada tahun ini

dapat mengikuti kembali.

Pengisian kekosongan formasi CPNS Kulonprogo difokuskan pada pelayanan

dasar. Lebih lanjut Sarji mengatakan, kekurangan pegawai di lingkungan

Pemkab Kulonprogo cukup banyak, terutama di tingkat pelayanan dasar

seperti tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan. Dia menambahkan, pada

tahun ini ada 849 formasi yang diajukan ke Menpan untuk pembukaan CPNS

2015.

"Alokasi terbesar untuk tenaga pendidikan mencapai 326 formasi, paling

banyak untuk guru SD dengan kebutuhan mencapai 252 formasi. Sedangkan

untuk tenaga kesehatan kebutuhannya mencapai 426 formasi," papar

Sarji.

Sarji mengungkapkan kebutuhan pegawai baru mendesak dilakukan.

Pasalnya, jumlah pegawai yang pensiun juga banyak. Pegawai pensiun

terbanyak adalah dari guru sekolah, paling tidak setahun bisa mencapai

150 orang. Sarji menambahkan, tahun ini jumlah pegawai yang pensiun

mencapai 150 orang.

"Sebagian besar (pensiunan) adalah guru, ada sekitar 130 an orang yang

pensiun," jelas Sarji.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo Sumarsana

mengatakan, kebutuhan tenaga pendidik sangat banyak, terutama untuk

jenjang sekolah dasar. Setidaknya, kebutuhan guru sekolah dasar

mencapai lebih dari 200 guru. Untuk menutupi kekurangan guru, sekolah

dapat membuka kesempatan para sarjana pendidikan untuk mengajukan diri

sebagai tenaga pendidikan kontrak.

Sumarsana menambahkan, sarjana pendidikan tersebut akan diberikan

Surat Keputusan Kepala Sekolah dan perjanjian kerja dengan masa

pengabdian terbatas. Dia mengungkapkan, solusi ini diperbolehkan,

karena dalam kompetensi tersebut ada alokasi anggaran 15% untuk guru

berstatus pegawai yang diikat dengan perjanjian kerja.

"Sumber dana dari BOS dengan alokasi 15 persen. Isi perjanjian

kontraknya mencantumkan, apabila dalam rentan waktu tertentu ada

penetapan guru oleh pemerintah, otomatis yang bersangkutan [sarjana

pendidikan] berhenti," tandas Sumarsana
Share:

VIDEO PENGHINAAN : Mantan Cabup Kulonprogo Geram Dicemarkan Nama Baiknya

Harianjogja.com, KULONPROGO– Sebuah video berisi foto slide mantan

calon Bupati Kulonprogo, Suprapto, bertuliskan kata-kata yang dianggap

mengandung unsur penghinaan menyebar di situs media sosial Youtube.

Atas persoalan itu, PBY, 40, warga Derwolo, Pengasih dilaporkan ke

Polres Kulonprogo dengan laporan pencemaran nama baik.

Kasat Reskrim Polres Kulonprogo Ricky Boy Sialagan membenarkan laporan

tersebut. Dia mengatakan, Suprapto melaporkan masalah yang menimpanya

pada, Senin (18/5/2015). Dalam aduannya, Suprapto turut menyerahkan

barang bukti berupa softcopy video yang dimaksud.

"Kami masih mendalami dan menyelidiki persoalan tersebut," ujar Ricky

kepada wartawan, Selasa (19/5/2015).

Dalam laporannya, Suprapto mengaku, dicemarkan nama baiknya dalam

video yang diunggah. Ada dua video yang diunggah dan menampilkan slide

foto tentang dirinya disertai sejumlah tulisan. Salah satu video

menuliskan, Waspadalah terhadap orang ini calon bupati gagal, penipu,

perampas yang berkedok pendidikan langsung kerja dengan membuka UGAMA,

GAMA, ASMI, IKMIII, ABAKOM, Golden Ways.

Ricky mengatakan, barang bukti softcopy sudah sampai ke tangan polisi.

Pengecekan video tersebut juga sudah dilakukan oleh penyidik. Namun,

saat ini pihak terlapor belum dipanggil dan dimintai keterangan.

"Kami belum memeriksa terlapor karena masih harus mendalami kasus

ini," kata Ricky.

Sesuai laporan yang disampaikan, kasus tersebut akan mengacu pada

undang-undang tentang informasi dan transaksi elektronik. Kapolres

Kulonprogo AKBP Yulianto menegaskan, Polres siap untuk mengungkap

kasus itu. Apabila diperlukan, akan meminta bantuan ke Polda DIY untuk

mengungkap kasus tersebut.

Yulianto menambahkan, pemeriksaan penyidik masih fokus pada

pemeriksaan pelapor, yakni Suprapto. Nantinya, penyidik akan memanggil

saksi-saksi yang diajukan pelapor. Dia mengatakan, jika pemeriksaan

setidaknya terhadap dua saksi selesai, selanjutnya penyidik akan

melakukan pemanggilan terhadap pelapor.

"Pemanggilan pelapor, kami harap dapat dilakukan minggu depan," jelas Yulianto.
Share:

HIV/AIDS di Kulonprogo, Bagai 'Gunung Es

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan,

Kabupaten Kulonprogo sampai dengan bulan Desember 2014 kumulatif kasus

HIV/ AIDS adalah 137 kasus, dengan 85 kasus HIV dan 52 kasus AIDS.

"Angka ini baru kasus yang terlaporkan secara resmi dan hal itu masih

belum menggambarkan keseluruhan yang ada di masyarakat," kata Ketua

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kulonprogo Drs H Sutedjo.

Menurut Sutedjo, permasalahan HIV dan AIDS ibaratnya seperti fenomena

gunung es, masalah yang dihadapi sebenarnya besar dan membahayakan

dibandingkan apa yang tampak serta terlihat di mata.

"Jika selama ini banyak pihak menganggap masalah HIV dan AIDS belum

merupakan masalah kita, maka sekarang harus sadar bahwa ternyata

masalah tersebut sudah ada diantara kita dan harus siap menghadapi

kenyataan HIV/AIDS akan terus berkembang dan meluas."

Dia menjelaskan epidemi HIV yang telah merenggut nyawa, jumlahnya

terus meningkat. Karena itu, perlu memikirkan pentingnya upaya

pencegahan penularan HIV/AIDS supaya dapat menghambat laju pandemik

HIV/AIDS dan diambil langkah penanggulangannya.

"Perlu juga bersikap tidak menstigma dan tidak mendiskriminasikan ODHA

melainkan memberi dukungan dan Orang yang hidup dengan HIV/AIDS

(OHIDHA) untuk tetap hidup dan terus berkarya," ujar Sutedjo.(Wid)
Share:

Tuesday, May 19, 2015

Masyarakat Kulon Progo rintis wisata Curug Setawing

Kulon Progo (ANTARA News) - Masyarakat Jonggrangan, Desa Jatimulyo,

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, merintis objek

wisata Curug Setawing dengan menawarkan keindahan alam berupa air

terjun dengan ketinggian 50 meter.

Curug Setawing berada di kaki Bukit Menoreh, airnya masih alami,

bersih, dan belum tercemar.

"Sebenarnya, Curug Setawing sudah ada sejak dulu, awalnya tertutup

semak belukar. Setelah banyak muncul potensi wisata, remaja membukanya

dan ternyata banyak dikunjungi," kata tokoh masyarakat Jonggrangan Muh

Alim di Kulon Progo, Selasa.

Dia menjelaskan wisatawan dapat mencapai objek wisata tersebut dengan

akses jalan yang mudah.

Untuk mencapai objek tersebut, wistatawan hanya butuh kewaspadaan

karena banyak tanjakan dan turunan. Ketika sampai di Kecamatan

Girimulyo, pengunjung tinggal meneruskan perjalanan menunju

Jonggrangan dalam beberapa menit saja.

Dari arah Godean atau Yogyakarta, wisatawan bisa ke barat melewati

Jembatan Ngapak, Nanggulan, dilanjutkan ke barat hingga mencapai Pasar

Jonggrangan.

Lokasi Curug Setawing yang berada di belakang komplek permukiman

membuat pengunjung harus berjalan sekitar 200 meter. Jalan secara

santai itu pun akan menjadi pemanasan, sebelum akhirnya bisa mandi dan

bermain air tepat di bawah air terjun.

"Kami belum mematok retribusi. Pengunjung hanya disediakan kotak dana

sukarela. Dana inilah yang dipakai untuk mengembangkan wilayah dan

sarana pendukung. Rencananya, kami akan membuat kolam renang dan

pemandian," kata Alim.

Saat ini, kata dia, jumlah pengunjung cukup padat, khususnya pada

Sabtu dan Minggu, serta libur nasional.

Keindahan alam objek tersebut banyak dimanfaatkan untuk mereka

berfoto. Dari foto-foto itulah tersebar luas di dunia maya, yang

membuat banyak orang ingin menyaksikan keindahan alam itu. Tepat di

bawah air terjun itu juga terdapat gua.

"Pengunjung bisa masuk, meski kedalamannya hanya beberapa meter saja," katanya.



Editor:Fitri Supratiwi

COPYRIGHT ©ANTARA
Share:

Saturday, May 16, 2015

Mobil Polisi Kawal Konvoi Lulusan Pelajar SMA/SMK di Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Euforia kelulusanSMA/SMK di Kulonprogo

terlihat di seputaran Kota Wates, Jumat (15/5/2015) siang. Ratusan

siswa menggunakan sepeda motor melakukan konvoi dan menggeber-geberkan

suara mesin kendaraannya.

Mereka terlihat mengenakan pakaian seragam sekolah dalam kondisi sudah

dicorat-coret. Beberapa rombongan konvoi itu bergantian mengitari

lingkar Alun-alun Wates.

Di belakang konvoi rombongan pelajar setelah pengumuman kelulusanitu,

mobil polisi mengawal dengan sesekali membunyikan sirine.

Aksi ini menjadi perhatian warga di sekitar jalan raya yang dilewati

rombongan konvoi. Di sisi lain, bagi Dinas Pendidikan, konvoi para

pelajar merayakan kelulusanmerupakan kebiasaan dari tahun ke tahun

yang tidak diharapkan.

"Kami berharap tidak ada konvoi," ujar Kepala Dinas Pendidikan

Kulonprogo, Sumarsono, ketika dikonfirmasi pada Jumat (15/5/2015).(*)
Share:

Bupati Buka Konfercab ke-18 PCNU Kulonprogo

KULONPROGO ( KRjogja.com)- NU harus terus meningkatkan perannya dalam

memajukan sekaligus menyelamatkan agama bangsa dan negara. Untuk

kepentingan itu maka pemahaman tentang pentingnya Ahlussunnah wal

Jamaah harus ditingkatkan. Hal itu ditegaskan Ketua Tanfidz Pengurus

Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kuloprogo Drs HM Wasiludin disela

Konferensi Cabang (Konfercab) ke-18 di Aula Lantai III SMK Ma'arif 1

Wates, Sabtu (16/05/2015).

"Ahlussunnah wal Jamaah harus merengkuh semua aspek secara dinamis

dengan menerima perubahan-perubahan yang tidak bertentangan dengan

akal dan syariat maupun hukum negara," jelasnya jelasnya.

Lebih lanjut Wasiludin mengatakan, diinternal PCNU Kulonprogo juga

harus mampu mengembangkan organisasi termasuk lembaga pendidikan

dengan memberikan pembinaan-pembinaan sekolah di bawah Lembaga

Perguruan Ma'arif, menyempurnakan sarana dan prasarana seperti kantor

dan sebagainya serta pembinaan pondok-pondok pesantren. Pengurus PCNU

Kulonprogo masa bhakti 2010-2015 diharapkan bisa lebih mengembang dan

memajukan organisasi.

Sementara Bupati dr Hasto Wardoyo yang membuka resmi konfercab

berharap NU terus meningkatkan perannya dalam mewujudkan kemajuan

pembangunan wilayah dan kesejahteraan masyarakat Kulonprogo termasuk

menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang agamis, berkarakter salah

satunya lewat lembaga-lembaga pendidikan. "NU memiliki peranan penting

dalam menciptakan generasi yang cerdas dan berkarakter sehingga tidak

mudah terpengaruh budaya-budaya negatif pada era globalisasi dewasa

ini," ujarnya.(Rul)
Share:

Meskipun dilarang, tetap konvoi

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Adanya surat edaran dari Dinas Pendidikan

Kulonprogo dalam melaksanakan pengumuman kelulusan siswa diwajibkan

mengenakan pakaian adat Jawa dan tidak boleh konvoi, ternyata belum

mempan. Beberapa siswa masih tetap saja melakukan konvoi.

Saat menerima pengumuman kelulusan para siswa memang berangkat dengan

mengenakan pakaian adat Jawa. Namun ternyata usai pengumuman, siswa

kembali berganti pakaian seragam sekolah dan sebelum konvoi mereka

corat coret baju seragam.

Meski dalam konvoi mereka dikawal polisi, tapi kehadiran konvoi cukup

mengganggu masyarakat, karena suara knalpot juga dibleyer-bleyer.

Kadinas Pendidikan Kulonprogo Drs H Sumarsana MSi menegaskan pihaknya

sudah mengirimkan surat edaran tidak boleh konvoi. "Kami akan mencari

tahu siswa sekolah mana saja yang konvoi," ujarnya, Jumat (15/5/2015).

(Wid)
Share:

5.608 Peserta UN di Kulonprogo, Tidak Lulus 3 Siswa

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Tingkat kelulusan SLTA di Kabupaten

Kulonprogo belum bisa seratus persen. Dari 5.608 peserta ujian

nasional (UN), yang tidak lulus 3 siswa yakni dua siswa SMK swasta dan

satu siswa SMA negeri. Pengumuman dilakukan serentak Jumat (15/5/2015)

pukul 10.00 di masing-masing sekolah. Sedangkan siswa Madrasah Aliyah

(MA) semua lulus.

Dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo Drs H Sumarsana MSi, yang

tidak lulus 3 siswa, 2 siswa SMK Swasta dan 1 siswa SMA Negeri.

Rinciannya, peserta UN SMA sebanyak 1.681 siswa(tercatat 1.682, yang

mengundurkan diri 1 siswa) tidak lulus 1 siswa, sehingga yang lulus

1.680 siswa. Sedangkan SMK peserta UN 3.927 siswa (tercatat 3.932,

namun 5 undur diri) yang tidak lulus 2, dan lulus 3.925 siswa. "Tahun

ini kelulusan belum bisa 100 persen," kata Sumarsana, Jumat

(15/5/2015).

Di SMA N I Pengasih, menurut Wakasek Humas Drs Sutirto, jumlah siswa

kelas XII sebanyak 156 siswa lulus semua. Meski UN tidak diikutkan

dalam menentukan kelulusan, namun hasilnya untuk IPA (80 siswa)

tertinggi 495,5, II 495,3, III 484,6. Sedangkan IPS (76 siswa)

rangking I 470,4, II 439,6, dan III 432,7. "Pengumuman langsung

dilanjutkan prosesi wisuda, penyerahan siswa kepada orangtua/wali

siswa, dan perpisahan dengan adik kelas," kata Sutirto.

Kelulusan empat Madrasah Aliyah (MA), dikatakan Kasi Pendidikan

Madrasah Kantor Kemenag Dra Hj Sulasmi MA, lulus semua. Di MAN Wates 2

dengan 165 siswa semua lulus seratus persen. "Kelulusan kami isi

dengan melatih sodaqoh dengan bagi-bagi nasi bungkus, bakti sosial,

dan menghindari corat coret dan konvoi," kata Kepala Madrasah Nur

Wahyudin Al Azis SPd.(Wid)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results