Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Monday, August 31, 2015

Festival Campur Krumpyung Hipnotis Warga

Harianjogja.com, KULONPROGO– Musik Campur Krumpyung berhasil membius

warga masyarakat Kulonprogo di Alun-alun Wates, Jumat (28/8/2015)

malam. Acara itu menampilkan kolaborasi antara alat musik krumpyung

dengan musik campursari.



Kompetisi musik campur krumpyung menampilkan kelompok musik dari empat

desa binaan pelestari alat musik krumpyung. Di antaranya Desa Cerme di

Kecamatan Panjatan, Desa Hargowilis di Kecamatan Kokap, Desa Pengasih

di Kecamatan Pengasih dan Desa Banjararum di Kecamatan Kalibawang.



"Akhirnya, Kulonprogo memiliki kesenian khas yang baru. Musik Campur

Krumpyung diharap bisa dipertahankan sebagai kesenian asli

Kulonprogo," ujar Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.

Hasto memaparkan, dukungan semua pihak dalam mengenalkan dan

mengangkat kembali kesenian ini begitu diperlukan. Hasto berharap,

musik ini dapat terus ditampilkan di setiap kegiatan. Tujuannya, musik

ini dapat dikenal sebagai musik Kulonprogo, sehingga pelestariannya

dapat berkelangsungan.



"Beberapa kali saya sudah menyaksikan, musik ini mencoba diperkenalkan

di sejumlah acara. Saya harap dapat terus ditampilkan agar semakin

dikenal," jelas Hasto.



Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

(Dinbudparpora) Kulonprogo Joko Mursito menambahkan, alat musik

krumpyung sejak tahun lalu mulai dikenalkan kembali. Namun, tidak

mudah untuk mengangkat kembali kesenian yang kini terkendala oleh

produksi. Pasalnya, di Kulonprogo perajin alat musik ini sangat

sedikit jumlahnya.

Lebih lanjut Joko menjelaskan, alat musik ini merupakan gamelan dari

bambu. Musik-musik yang umumnya dimainkan adalah musik gendhing

gamelan.



"Namun, memang alat musik ini nadanya terbatas karena menggunakan

nada-nada pentatonis. Itulah tugas kami, bagaimana caranya musik ini

dapat dinikmati semua kalangan," papar Joko.



Musik campur krumpyung yang dihadirkan malam itu menampilkan musik

bambu yang unik dan berbeda. Alat musik bambu itu dikolaborasikan

secara apik dengan musik campursari. Joko berharap, melalui kolaborasi

tersebut, alat musik krumpyung dapat lebih luwes dimainkan dan

diperkenalkan ke masyarakat



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

KECELAKAAN KULONPROGO : Ban Meletus Bikin Mobil Boks Oleng

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebuah mobil boks miliki Tiara Katering

menabrak mobil Suzuki APV bernomor polisi AB 1373 GZ di sekitar Jalan

Mandung, Pengasih, Kulonprogo, Minggu (30/8/2015). Meski tidak ada

korban jiwa, tiga penumpang mobil boks terluka dan segera dibawa di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates.



Informasi yang dihimpun Harianjogja.com, kejadian bermula ketika

sopir mobil boks bernama Heri mengemudikan kendaraan yang membawa

berbagai perlengkapan makanan dan katering. Dia hendak kembali ke

Tiara Katering yang beralamat di dekat Pasar Wates. Namun, mobil boks

tersebut mendadak oleng setelah ban depannya meletus. Laju kendaraan

menjadi tak terkendali dan jatuh ke arah kanan.



Pada saat bersamaan, mobil Suzuki APV yang dijalankan Anik Yulianto

melaju dari arah selatan. Tabrakan pun terjadi hingga bagian depan

mobil boks rusak berat. Heri diketahui menderita luka serius dan tidak

sadarkan diri. Bersama dua penumpang mobil boks lainnya yang mengalami

luka ringan, mereka dilarikan ke RSUD Wates. Sementara itu, Anik dan

anaknya beruntung karena tidak terluka. Meski demikian, bagian kanan

depan mobilnya juga rusak cukup parah.



Kanit Laka Lantas Polres Kulonprogo, Iptu Purwanto mengungkapkan,

mobil boks AB 9467 MB memang terlihat tidak layak jalan. Padahal,

muatan yang dibawa sangat banyak. "Kami masih melakukan penyelidikan.

Namun melihat kondisi mobil, ini karena muatan yang berlebih dan

bannya gundul," ujarnya



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Saturday, August 29, 2015

Bawang Putih Impor Makin Mahal

Bisnis.com, KULONPROGO-Harga bawang putih impor perlahan merangkak

naik selama tiga hari terakhir. Meski demikian, pasokan tetap berjalan

lancar sehingga jumlah stok tidak berkurang.

Hal tersebut diungkapkan Ngatirah, salah satu pedagang di Pasar Gawok,

Wates, Kulonprogo, Jumat (28/8/2015). Besar kenaikannya mencapai

Rp1.500 hingga Rp2.000 per kilogram (kg/2015). "Ini naiknya tinggi.

Biasanya cuma Rp200 atau Rp300. Sekarang sampai Rp1.500," ungkap

Ngatirah.

Sebelumnya, Ngatirah menjual bawang putih seharga Rp15.000 per kg,

sedangkan saat ini sudah naik menjadi Rp16.500 per kg. "Itu buat yang

kulakan. Kalau eceran, harganya Rp19.500. Tadinya sekitar Rp16.000

sampai Rp17.000," paparnya.

Ngatirah menambahkan, bawang putih jenis kating yang sebelumnya dijual

seharga Rp20.000 per kg juga naik menjadi Rp22.000 per kg. Menurut

Ngatirah, kenaikan harga termasuk dampak melemahnya nilai tukar rupiah

terhadap dolar. Sebab, semua bawang putih di Pasar Gawok merupakan

produk impor dari Tiongkok. "Tidak ada yang lokal. Dari luar negeri

semua," kata Ngatirah.

Meski demikian, pasokan bawang putih masih lancar. Ngatirah sendiri

mengaku menerima dua ton bawang putih setiap 10 hari sekali. Namun,

daya beli konsumen jadi menurun. "Jadi agak sepi. Biasanya sehari bisa

jual sekuital. Ini belum ada yang beli," imbuhnya.

Kenaikan harga bawang putih ternyata cukup meresahkan konsumen.

Misalnya saja Isni Widayati. Dia hanya bisa berharap harga bawang

putih tidak terus melambung. Bagi dia, bawang putih adalah bumbu pokok

di dapurnya setiap hari. "Bawang putih ini harus ada. Kalau bisa ya

harganya turun," tutur Isni saat berbelanja di Pasar Gawok, Jumat

siang.

Isni mengaku kaget saat tahu pedagang telah menjual bawang putih

seharga Rp22.000 per kg. Namun, dia harus tetap membeli, berapa pun

harganya. Solusi alternatifnya hanya satu, menghemat penggunaannya

saat memasak. "Kayaknya kemarin masih Rp20.000. Harus dikurangi biar

irit," ungkapnya.

Sementara itu, kondisi berbeda terjadi pada harga bawang merah yang

justru anjlok. Harganya saat ini hanya dipatok Rp10.000 per kg.

Padahal, sebelumnya mencapai Rp15.000 per kg. "Sudah sekitar10 hari

ini turunnya," ucap Ngatirah.

Editor : Nina Atmasari
Share:

Pemasaran Online, Jangkauan Lebih Luas

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Penguasaan pemasaran online bagi usaha

mikro kecil dan menengah (UMKM) akan dapat bersaing dan meningkatkan

nilai jual, karena jangkauan pasar lebih luas bahkan menjangkau luar

daerah. Dengan teknologi informasi, produk akan diakses jutaan orang,

seperti dengan Facebook. Sedangkan penjualan secara konvensional tidak

dapat memperoleh hasil maksimal.



"Pelatihan pemasaran online sangat penting diberikan kepada para

pelaku UMKM untuk mengangkat daya saing dan nilai jual produk UMKM.

Sebab, selama ini UMKM di Kulonprogo masih sangat minim memanfaatkan

teknologi informasi untuk pemasarannya," kata Dosen Sekolah Vokasi

Diploma Ekonomika dan Bisnis UGM Bahroel Fauzi Rosidi saat

menyampaikan materi workshop pemasaran melalui online atau internet

yang diadakan Dinas Koperasi dan UKM Kulonprogo bagi UMKM di RM

Kampung Rasa, Kamis (27/08/2015).

Sekitar 30 pelaku UMKM mendapat kesempatan menguasai teknis pemasaran

produk melalui jejaring sosial seperti Facebook. Pelatihan ini

diadakan dalam upaya menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).



"Terlebih lagi dalam menghadapi pasar bebas Asean, pelaku usaha

Indonesia harus kuat dan tidak hanya sebagai penonton," katanya sambil

menambahkan peran pemerintah dibutuhkan, sebab UMKM tidak bisa jalan

sendiri.



Siti Rupingah pelaku usaha UMKM dari KWT Sari Jampi Salah menuturkan,

pelatihan pemasaran produk melalui internet penting, karena UMKM belum

banyak yang mendapat pengetahuan tentang bisnis online. "Kelompok kami

sudah memanfaatkan pemasaran online, tapi belum optimal. Selama ini

pemasaran online dikelola anggota yang relatih lebih muda, sedangkan

saya lebih fokus pada produksinya," kata Siti.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Friday, August 28, 2015

MASALAH LINGKUNGAN : 2 Hari Karnaval, Taman Kulonprogo Rusak

Harianjogja.com, KULONPROGO– Sejumlah tanaman di beberapa taman rusak

akibat terinjak warga saat menyaksikan pawai dan karnaval Kulonprogo.

Kerugian akibat rusaknya taman tersebut diperkirakan mencapai jutaan

rupiah.



Penyelenggaraan acara HUT RI ke-70 digelar selama dua hari dengan

menampilkan parade pawai dan karnaval yang diikuti 12 kecamatan di

seluruh Kulonprogo. Ribuan warga pun turun ke jalan dan memadati

sepanjang rute parade. Bahkan, tidak sedikit dari warga yang berjubel

di kawasan taman kota dan sengaja atau tidak sengaja menginjak tanaman

yang ada di taman.



"Paling parah kerusakan terjadi di Taman Binangun. Hampir semua

tanaman bakung di taman itu diinjak. Bahkan, semua pohon cemara yang

baru setinggi satu meter roboh. Malamnya setelah pawai langsung kami

coba tegakkan lagi. Tidak tahu itu apa akan hidup atau malah mati,"

ujar Kepala UPTD Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

Kulonprogo Toni, Kamis (27/8/2015).



Toni mengungkapkan, tidak hanya kawasan Taman Binangun yang banyak

mengalami kerusakan akibat acara tersebut. Taman yang berada di depan

Kodim 0731 Kulonprogo juga menjadi sasaran warga yang ingin

menyaksikan karnaval tersebut. Sejumlah tanaman juga nyari rusak

karena diinjak banyak warga.



Antisipasi untuk pengawasan taman sebelumnya telah dikoordinasikan

dengan pihak terkait. Toni mengatakan, sebelum penyelenggaraan

pengamanan taman menjadi pengamanan dari Satpol PPdan hal itu telah

diketahui Bupati. Namun, meski begitu tetap belum optimal mengurangi

dampak kerusakan taman.



"Satpol PP juga sudah mengingatkan warga, baik lisan maupun dengan

pengeras suara. Tetapi tetap saja kerusakan tanaman tidak bisa

dihindari, mengingat banyaknya penonton yang membludak," jelas Toni.



Toni menegaskan, perawatan tanaman membutuhkan waktu yang cukup lama.

Bahkan, biaya perawatan tanaman juga cukup mahal. Setidaknya, kerugian

akibat rusaknya taman bisa mencapai jutaan rupiah.





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

SPBU di Kulonprogo Siap-siap Tampung Pertalite

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Dari total 11 stasiun pengisian bahan

bakar umum (SPBU) yang beroperasi di Kulonprogo, baru ada satu lokasi

yang memiliki tangki timbun dan dispenser cadangan, yang dapat

digunakan untuk menampung jenisPertalite.Praktis, 10 SPBU lainnya saat

ini harus menyiapkan atau membangun tangki timbun dan dispenser baru.



Pengelola SPBU Kedundang, Sukamto, mengatakan SPBU yang dikelolanya

termasuk salah satu yang belum memiliki tangki timbun dan dispenser

untuk pertalite. Padahal, saat ini Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru

tersebut mulai merambah DIY. Sesuai kebijakan pusat, pihaknya pun

harus membangun atau menambah tangki dan dispenser satu lagi.



"Kami sekarang mulai menyelesaikan pembangunannya. Tangki timbun dan

dispensernya masing-masing satu," kata Sukamto, Kamis (27/8/2015).

Selama ini, SPBU yang dikelolanya memiliki tiga tangki timbun dan tiga

dispenser. Semuanya telah digunakan untuk menampung BBM solar, premium

dan pertamax. Dengan menambah satu tangki dan dispenser, harapannya

dapat untuk menampung pertalite yang masuk Kulonprogo.



"Kami bangun berkapasitas 15 ribu liter," ujarnya.(*)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Gebyar Macapat Tampilkan Yati Pesek

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Gebyar Macapat digelar Penggiat Macapat

Selapanan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga (Disbudparpora) Kulonprogo di Gedung Kesenian Wates, Rabu

(26/8/2015) malam.

Acara bertemakan "Memetri Budaya Jawi" mengundang seniwati Yati Pesek

dan menampilkan kebolehan macapat dari kalangan pelajar yakni siswa SD

N 1 Samigaluh, SMP N 2 Kokap, dan SMK N I Pengasih. Hadir pula KRT

Projo Suwasono Pamong Pamulangan Sekar Macapat Keraton Ngayogyakarta.

Suyanta Ketua Panitia menyatakan, kegiatan "Gebyar Macapat" dalam

upaya melaksanakan program pemerintah dalam nguri-uri kebudayaan Jawa.

Selain diikuti pelajar, juga dari perwakilan 12 kecamatan". "Disamping

itu sebagai penyerapan dana keistimewaan (danais) dengan macapatan

massal, dan ini baru pertama macapat massal di Kulonprogo," ujarnya.

Menurut Suyanta, sambutan peserta antusias terbukti sejak gladi

bersih, selain itu juga melibatkan banyak generasi muda, sehingga

seperti apa yang diharapkan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo

SpOG(K) tercapai.

Asisten II Setda Triyono SIP MSi menyatakan pemkab memberikan

apreasiasi terhadap kegiatan macapat selapan sekali. Kegiatan

macapatan malam kamisan selapan sekali, kali ini merupakan istimewa

karena selain dihadiri perwakilan dari kecamatan dan sekolah, kegiatan

ini sekaligus dalam rangka pula memperingati Hari Kemerdekaan RI.

Acara yang berlangsung semarak tersebut dihadiri macapatan kelompok

dari 12 kecamatan . "Diharapkan macapat yang biasanya dilaksanakan

para sesepuh, sekarang ada siswa SD/SLTP/SLTA agar terus berlatih,"

katanya.

Yati Pesek menambahkan, macapat seharusnya diberikan sejak kecil.

"Saya terharu adanya siswa-siswi yang ikut macapat. Kalau saya memang

sejak kecil sudah bergelut dengan macapat. Saat ini yang mendesak

dilakukan adalah bagaimana membuat macapat disukai di kalangan pelajar

atau kalangan anak muda," katanya.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, August 26, 2015

KEKERINGAN KULONPROGO : Warga Ngentakrejo Membuat Bak Penampungan Air Darurat

Harianjogja,com, KULONPROGO-Warga Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah,

Kulonprogo gotong royong membuat bak penampungan air darurat, Senin

(24/8/2015). Mereka menggunakannya untuk menampung bantuan air bersih

yang hari itu diberikan Pemerintah Kecamatan Lendah.



Ada tiga dusun di Desa Ngentakrejo yang langganan kekeringan. Di

antaranya Dusun Bendo, Pereng, dan Temben. Namun, belum ada warga

setempat yang memiliki bak penampungan air permanen. "Tadi malam saya

dikabari kalau mau ada bantuan air jadi hari ini warga bikin bak.

Nanti airnya ditaruh di situ lalu bisa diambil warga," kata Poniran,

warga Pereng.



Bak penampungan air darurat itu hanya dibuat dari terpal dan bambu.

Warga memulai proses pembuatannya dengan menggali tanah sedalam

setengah meter berukuran dua kali empat meter. Tinggi bak kemudian

ditambah sekitar setengah meter lagi dengan rangkaian bambu. Setelah

kerangkanya jadi, sebuah terpal pun dipasang sebagai alas dan badan

bak. "Satu air bak bisa untuk lima kepala keluarga," ucap Poniran.



Poniran mengaku berterima kasih dengan bantuan air bersih dari

Pemerintah Kecamatan Lendah. Sebab, musim kemarau yang terjadi tiga

bulan terakhir telah membuat warga sekitar terpaksa membeli air

bersih.



"Sudah beli air lima rit. Harganya Rp130.000 per rit," ungkapnya.



Poniran lalu memaparkan, warga mengalami kesulitan air bersih akibat

sumur mengering. Padahal, sumur mereka bahkan sudah digali hingga

sedalam 24 meter.



"Kita beli karena sumurnya kering. Tahun kemarin juga beli air," tuturnya.



Poniran berharap, pemerintah bisa membantu pembuatan bak penampungan

air permanen di Ngentakrejo. Dengan demikian, mereka tidak perlu lagi

menyiapkan bak penampungan darurat setiap kali ada bantuan air bersih.

Bak permanen nantinya juga bisa dimanfaatkan untuk menampung air

hujan.



"Kalau tidak, masyarakat bisa diberi bantuan peralatan atau bahan

untuk membuat bak permanen sendiri," imbuh Poniran kemudian.

Sementara itu, Camat Lendah, Sumiran mengatakan, ada 126 kepala

keluarga atau 607 jiwa yang terancam kekeringan di Ngentakrejo.

Pemerintah Kecamatan Lendah kemudian menyiapkan bantuan air bersih

sebanyak enam rit dengan volume masing-masing 6.000 liter.



"Kami sudah dropping air dua kali. Rencananya mau satu kali lagi," katanya.

Sumiran menambahkan, bak penampungan air darurat hanya bersifat

sementara. Biasanya, warga langsung mengambil semua airnya dengan

jeriken atau ember. "Rencananya, kita mau membuat bak penampungan yang

volumenya besar sehingga memudahkan masyarakat untuk menampung dan

mengambil bantuan air," ucap Sumiran



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Pelaku IKM Kulon Progo Diimbau Kuasai IT

REPUBLIKA,CO,ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo,

Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau pelaku industri kecil menengah

menyiapkan sumber daya manusia supaya menguasai teknologi informatika

menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dan megaproyek setempat.



Kepala Badan Penanam Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kulon Progo

Agung Kurniawan di Kulon Progo, Senin (24/8), mengatakan megaproyek

bandara, pelabuhan, kawasan industri dan pasir besi memberikan

berbagai peluang dan tantangan bagi masyarakat Kulon Progo khususnya

bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah.



"Kami berharap, dengan megaproyek tersebut dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengolah ekonomi

potensial menjadi kekuatan ekonomi riil, meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Kulon Progo," kata Agung.



Menurut dia, semakin banyak pelaku UMKM merupakan salah satu potensi

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kulon Progo. Apalagi kedepannya akan

dibangun beberapa mega proyek yang otomatis akan berpengaruh terhadap

perkembangan UMKM di Kulon Progo," katanya.



Namun demikian, ia mengatakan, salah satu kelemahan yang masih dialami

oleh UMKM dan koperasi dalam mengembangkan usahanya adalah lemahnya

pangsa pasar produk.



Ketatnya persaingan pasar dan banyaknya jumlah pelaku UMKM yang

belakangan ini bermunculan di Indonesia, mendorong sebagian dari

pelaku UMKM mulai memutar otak dan mencari strategi baru untuk

memenangkan persaingan. Salah satunya dengan memanfaatkan perkembangan

teknologi, informasi dan jaringan internet untuk memperluas jangkauan

pasarnya.



"Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa keberadaan internet menjadi salah

satu akses bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya.

Mudahnya sistem pemasaran di internet dan luasnya jangkauan pasar

online membuat para pelaku usaha menjadikan internet sebagai solusi

tepat untuk menunjang perkembangan usahanya," katanya.



"Kami berharap, kegiatan ini pelaku UMKM dapat mengambil ilmu dari

materi yang akan disampaikan oleh narasumber," katanya.



Pada kegiatan tersebut, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Latri

Wihastuti memaparkan materi tentang pemanfaatan internet/toko online

untuk kamajuan bisnis. Sedangkan Eka Indarto antara lain memaparkan

strategi pemasaran online dan potensi pasar online yang sangat besar

karena di Indonesia terdapat sekitar 72 juta pengguna internet.



Red:Yudha Manggala P Putra

Sumber:Antara





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Rute Karnaval Berubah, Diikuti 70 Peserta

KULONPROGO ( KRjogja,com)- Berbagai kreasi ditampilkan

sekolah/instansi maupun umum dalam mengikuti karnaval tingkat

kabupaten, Rabu (26/8/2015). Karnaval yang diikuti 70 peserta, 12 drum

band, serta 1 drumband dari Hizbul Wathan (HW) yang merupakan eksebisi

ini dilepas Wakil Bupati Kulonprogo Drs H Sutedjo di depan rumah dinas

bupati.



Karnaval didahului dengan penampilan drum band Gita Nada Swara dari SD

N 2 Wates. Kemudian disusul dengan peserta dari Kodim 0731/Kulonprogo

yang menampilkan kolone senapan, kelompok beladiri yong modo, kelompok

ketahanan pangan, kendaraan dinas Babinsa, Persit Kartika Chandra

Kirana, dan Alutsista TNI.



Sementara itu peserta lainnya terdapat Kepala Dinas Pendidikan yang

sekaligus merupakan Ketua Panitia Pawai/Karnaval Kabupaten Drs H

Sumarsana MSi ikut ambil bagian mengenakan pakaian angguk ikut dalam

peserta Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI)Kulonprogo.

Keikutan Kadinas Pendidikan membuat semarak karnaval 2015 tersebut.



Diterangkan Panitia Karnaval Eko Teguh Santoso SPd, karnaval diikuti

70 peserta. "Rute karnaval tahun ini berubah. Tidak lagi melewati

lintasan kereta api karena riskan dengan adanya double track,"

ujarnya.



Rute yang baru, depan rumah dinas bupati ke timur-perempatan UNY-Serut

ke utara-perempatan SDN 3 Pengasih ke kiri-perempatan KUD Pengasih ke

kiri-Masjid UNY ke barat-Dyo Futsal ke kiri lurus ke selatan,

pertigaan Gereja ke kiri-finish.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Tuesday, August 25, 2015

Masih Ditemukan Raskin Tidak Layak di Kulonprogo

Bisnis.com, KULONPROGO– Penyaluran beras bagi warga miskin (raskin)

pada bulan Agustus masih ditemukan beberapa karung beras yang tidak

layak. Meski demikian, pemkab mengklaim penyaluran beras relatif

lancar.



Dalam rapat evaluasi penyaluran beras raskin bulan Agustus di Ruang

Pertemuan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Dinsosnakertrans) Kulonprogo, penyaluran raskin tidak terkendala

apapun. Beras raskin yang disalurkan kebanyakan merupakan beras lokal

Kulonprogo.



"Beberapa masih terjadi permasalahan, seperti waktu distribusi yang

terlalu dini dan ada beberapa karung beras yang ditukarkan," ujar

Kepala Dinsosnakertrans Kulonprogo Eka Pranyata, Senin (24/8/2015).



Eka mengatakan, beras yang ditukar tersebut berasal dari wilayah

Galur. Meski demikian, dia mengatakan, distribusi raskin di bulan ini

lancar. Dia juga memastikan, memasuki musim kemarau ini kebutuhan

raskin tetap mencukupi. Selain itu, beras raskin yang disalurkan

kebanyakan merupakan produksi lokal.



"Sehingga, sebagian besar beras yang disalurkan memiliki kualitas yang

cukup baik. Beras tersebut adalah suplai dari para Gapoktan ke Bulog.

Semoga hal ini bisa bertahan untuk pendistribusian di bulan-bulan

mendatang," imbuh Eka.



Sementara jadwal distribusi raskin bulan September mendatang akan

diawali kecamatan Sentolo Selasa (1/9), Kalibawang Rabu (2/9),

Girimulyo Kamis (3/9), Panjatan Senin (7/9), Lendah dan Galur Selasa

(8/9), Nanggulan dan Samigaluh Rabu (9/9), Pengasih Kamis (10/9),

Kokap Senin (14/9), Temon dan Wates.



Editor : Nina Atmasari





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kulon Progo Akan Kerja Sama dengan Swasta Sediakan Bus Wisata ke Bukit Menoreh

Kulon Progo- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY), akan menggandeng pihak swasta menyediakan bus

perintis melayani rute menuju objek wisata, khususnya kawasan Bukit

Menoreh.



Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan, sampai saat ini,

pihaknya belum menyediakan bus khusus bagi wisatawan.

"Kami akan mengajak pihak swasta untuk menyediakan sarana transportasi

menuju objek wisata," kata Hasto, di Kulon Progo, Selasa (25/8).

Ia mengakui bus-bus besar tidak bisa lewat di kawasan Bukit Menoreh,

karena sempitnya jalan dan kondisinya berbukit-bukit, sehingga

membahayakan keselamatan.



Namun Hasto berjanji akan memperbaiki infrastruktur secara bertahap,

sesuai program Bedah Menoreh, sesuai ketersediaan anggaran.



"Saat ini, kami fokus memperbaiki infrastruktur jalan supaya mudah

diakses masyarakat dan wisatawan. Kami optimistis, infrastruktur jalan

yang baik akan mendorong percepatan pertumbuhan wisata," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kulon Progo, Astungkoro mengatakan,

rencananya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) akan menggandeng pihak ketiga

menyediakanshuttle busuntuk mengangkut penumpang ke objek wisata.



Menurutnya, objek wisata di wilayah selatan tidak membutuhkanshuttle

buskarena infrastruktur jalannya sudah memadai dan bagus. Hal ini

berbeda dengan wilayah utara, yang infrastrukturnya perlu segera

diperbaiki, sehingga perlushuttle busperintis.



"Kami merencanakan, pengangkutan wisatawan menuju objek wisata wilayah

utara menggunakan bus kecil. Kalau bus pariwisata ukuran besar akan

berbahaya," katanya.



Terkait penggunaan dana keistimewaan (danais) untuk pembiayaan

pengadaan bus, menurut Astungkoro, bisa dilaksanakan. Namun demikian,

semua tergantung Kementerian Keuangan.

"Kami berusaha mengakses dana dari berbagai sumber, termasuk danais.

Kami tidak menggantungkan pembangunan infrastruktur ataupun sarana

prasarana objek wisata dengan danais. Kami masih mempelajari ketentuan

penggunaan danais," katanya.

/FAB



"Antara"





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kecanggihan IT Belum Banyak Dimanfaatkan Pelaku UMKM

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Belum banyak Pelaku usaha mikro kecil

menengah (UMKM) di Kabupaten Kulonprogo yang memanfaatkan kemajuan

teknologi informasi (TI) untuk memasarkan produknya. Padahal salah

satu kelemahan yang masih dialami oleh UMKM dalam mengembangkan

usahanya adalah lemahnya pangsa pasar produk.



Demikian dikatakan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

(BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan SIP MSi ketika membuka "temu usaha

pelaku UMKM", di RM Nggirli, Senin (24/8/2015). Diakui Agung, memang

sudah ada beberapa yang melakukan pemasaran lewat facebook, seperti

desa wisata, batik, dan lainnya. "Namun ketika ditanya apakah ada yang

memakai media online dalam pemasaran ataupun transaksi, ternyata

tidak ada," ujarnya.



Pembicara yang tampil Latri Wihastuti SE MSc dari Departemen Ekonomika

dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM tentang pemanfaatan internet/toko online

untuk kemajuan bisnis UMKM dan Jogja, serta PT Jogja Media Net dengan

materi mengakses jaringan pemasaran online.

Agung menuturkan, keberadaan internet menjadi salah satu akses bagi

para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. "Mudahnya sistem

pemasaran di internet dan luasnya jangkauan pasar online membuat para

pelaku usaha menjadikan internet sebagai solusi tepat untuk menunjang

perkembangan usahanya," kata Agung.



BPMPT memberikan dukungan bagi pelaku usaha, agar bisa meningkatkan

kapasitas, tidak hanya produksi tapi pemasarannya. Namun pada

kesempatan ini lebih difokuskan pemanfaatan perkembangan jaringan

internet. "Apalagi ke depannya akan dibangun beberapa mega proyek yang

otomatis akan berpengaruh terhadap perkembangan UMKM di Kulonprogo,"

imbuhnya.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com

http://wong-lendah.blogspot.com
Share:

Monday, August 24, 2015

BANDARA KULONPROGO : Petani Gugat Perda Tata Ruang Kulonprogo

Harianjogja.com, JOGJA-Para petani yang terdampak rencana pembangunan

bandara internasional di Kulonprogo, menggugat peraturan daerah

(Perda) Nomor 1/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Kulonprogo. Mereka menganggap perda tata ruang Kulonprogo

bertentangan dengan peraturan di atasnya.



"Kami melakukan Judicial Review Perda Tata Ruang Kulonprogo. Surat

gugatan sudah didaftarkan ke Mahkamah Agung pada 19 Agustus, lalu,"

kata Kuasa Hukum Petani Kulonprogo, Hamzal Wahyudin kepada Harian

Jogja, Minggu (23/8/2015).



Hamzal yang biasa disapa Dindin mengungkapkan, surat gugatan perda

tata ruang Kulonprogo didaftarkan langsung oleh para petani yang

tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) dan didampingi oleh Lembaga

Bantuan Hukum (LBH) Jogja.



"Sebanyak 134 petani yang melakukan gugatan perda tata ruang

Kulonprogo, yang diwakili 18 petani," kata dia.



Dindin memaparkan, ada sejumlah poin yang mendasari petani melakukan

judicial review, di antaranya adalah Pasal 11 huruf C juncto Pasal 18

Perda Tata Ruang Kulonprogo 2012-2032. Dalam perda tersebut,

menurutnya, memuat soal transportasi udara, yang kemudian menjadi

dasar Pemerintah Kulonprogo membangun bandara baru.



Dindin menyatakan, perda itu jelas bertentangan dengan Perda RTRW DIY

Nomor 2/2010, yang hanya menyebut pengembangan bandara Adisucipto.

"Dan bertentangan dengan tata ruang nasional mau pun tata ruang

wilayah Jawa-Bali," tandas Dindin.

Direktur LBH Jogja ini menambahkan, setelah mendaftarkan judicial

review perda tata ruang Kulonprogo, para petani dan LBH Jogja juga

menyambangi Komisi Yudisial di Jakarta. Dindin berharap lembaga

pengawas hakim dan peradilan itu ikut memantau proses pengadilan

gugatan perda tata ruang dan proses kasasi di Mahkamah Agung.



Sebelumnya, para petani Kulonprogo ini sudah berhasil menggugat ijin

penetapan lokasi (IPL) bandara Kulonprogo yang dikeluarkan Gubernur

DIY melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jogja. Putusan hakim

PTUN yang membatalkan IPL bandara ini digugat kembali oleh Pemda DIY

dengan upaya kasasi ke MA.



Upaya kasasi Pemda DIY kembali dilawan oleh petani, dengan mengajukan

kontra memori kasasi ke MA. Saat ini proses sidang kasasi masih

berlangsung di MA. Dindin meyakini upaya petani mempertahankan

hak-haknya bakal dikabulkan pengadilan baik dalam kasasi mau pun

judicial review perda tata ruang Kulonprogo.

Kepala Biro Hukum, Sekretariat Daerah, Pemda DIY, Dewa Isnu Broto Imam

Santoso mengatakan, pihaknya masih menunggu putusan MA atas kasasi

yang diajukannya. "Sampai saat ini belum ada putusan," kata Dewa, 14

Agustus lalu.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Sunday, August 23, 2015

Kulonprogo Pasok 3.000 Ton Beras untuk Bulog

Bisnis-com, KULONROGO-Hingga Juli lalu, Kabupaten Kulonprogo sudah

menyuplai sekitar 3.000 ton kepada Bulog untuk dialokasikan sebagai

beras miskin (raskin). Meski demikian, para petani masih harus bekerja

keras untuk memenuhi permintaan Bulog yang sebenarnya mencapai 7.000

ton.



Hal tersebut diungkapkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo,

dikonfirmasi pada Sabtu (22/8/2015). "Meski belum 100 persen, ini

adalah komitmen petani melawan beras dari luar negeri," kata Hasto.



Hasto memaparkan, Kulonprogo tetap bertekad mengganti raskin dengan

beras daerah (rasda) meski banyak pihak yang meragukannya. Pemkab

Kulonprogo merangkul gabungan kelompok tani (gapoktan) agar secara

bertahap menggeser suplai beras dari Vietnam dan India kepada Bulog

yang selama ini dialokasikan untuk program raskin.



"Memang belum bisa diganti rasda semua tapi kabupaten lain malah belum

sama sekali," ucapnya.

Hasto juga mengatakan, penggantian rasda untuk raskin di Kulonprogo

telah dijadikan proyek percontohan oleh pemerintah pusat. Program itu

akan diukur efektivitasnya dan bagaimana jika konsep serupa diterapkan

di daerah lain. "Kulonprogo jadi pilot project sejak Juli sampai

Desember. Nanti kita evaluasi bersama," ujar Hasto.



Hasto kemudian kembali mengingatkan, akhir tahun nanti Indonesia akan

diserbu produk-produk luar negeri, termasuk beras, yang bisa jadi

harganya jauh lebih murah. "Vietnam berasnya sangat murah dan bisa

datangkan beras ke Balikpapan hanya dalam empat jam. Padahal kalau

kita kirim dari Surabaya bisa empat hari," paparnya.



Menurut Hasto, Indonesia bisa jadi langsung kalah jika menghadapi

perdagangan bebas dengan teknologi. Solusi alternatif yang paling

mungkin dilakukan adalah melawannya dengan ideologi, yaitu cinta

produk dalam negeri. "Kalau beli beras sendiri, nanti uangnya lari ke

petani kita juga," ungkap Hasto.



Sementara itu, Ketua Asosiasi Gapoktan Kulonprogo, Margiono

mengatakan, kebutuhan beras setiap bulan sebenarnya relatif sama.

Namun, produksi dari hasil panen cenderung tidak stabil.



"Panen raya kemarin hanya mencapai 60 persen dari target karena

kebanjiran. Di sisi lain, saat ini petani disulitkan dengan kekeringan

karena masa tanam duanya gaka mundur," ucap Margiono.



Margiono berpendapat, infrastruktur pengairan irigasi perlu dibenahi

agar Kulonprogo bisa memenuhi permintaan Bulog. Kualitas irigasi

dinilai menjadi salah satu kebutuhan paling krusial bagi keberhasilan

panen.



"Selama ini airnya susah dibuang saat banjir sehingga tanaman banyak

yang mati. Sebaliknya saat kekeringan, petani harus menunggu lama

untuk airnya," jelasnya.



Editor : Nina Atmasari



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Saturday, August 22, 2015

Inilah Hasil Tes Tertulis Bakal Calon Kades Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Enam bakal calon kepala desa di

Banjararum Kalibawang harus melalui jalur seleksi tertulis sebelum

ditetapkan sebagai calon yang maju dalam Pilkades Serentak Kulonprogo

pada 20 September mendatang. Dari enam orang tersebut, dikerucutkan

menjadi lima peserta bakal calon.



Kepala Badan Pemberdayaan masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan

KB (BPMPDPKB) Kulonprogo, Sri Utami, menyampaikan bahwa tes bagi enam

orang itu digelar Kamis (20/8/2015).



Berdasarkan tes sejak pagi hingga siang, diperoleh nilai yang

menentukan lima orang sebagai bakal calon kades.

"Hasilnya peringat pertama adalah Sunaryo, lalu kedua Suyono, Warudi,

Barick Sulisyo, Dahlan dan Tugiran. Yang peringkat satu sampai lima

berhak ikut pilkades," kata Sri Utami, Kamis.

Tes tertulis itu dilakukan melalui kerjasama dengan Pusat Pengembangan

Kerjasama dan Kebijakan (PPKK) Fisipol UGM.

Sri Utami mengatakan materi tes antara lain ilmu mengenai Pancasila,

UUD, pemerintahan daerah, Bahasa Indonesia dan muatan

lokal.Pelaksanaan tes tersebut membuktikan bahwa minat masyarakat

dalam pilkadesserentak cukup tinggi. Semula dalam tahapan awal memang

sempat ada beberapa desa yang memperpanjang masa pendaftaran.



Hal itu karena sampai pendaftaran ditutup belum terpenuhi jumlah bakal

calon kadesnya.



"Namun setelah perpanjangan justru peminatnya banyak. Malah ini lebih

dari lima sehingga harus dites untuk diambil lima orang," lanjutnya.

Kabid Pemerintahan Desa, Sugimo, mengatakan pelaksanaan pilkadesmemang

minimal harus diikuti dua orang calon.



Namun sebagaimana terjadi di Banjararum, jika peserta yang mendaftar

lebih dari lima maka harus disaring melalui tes tertulis.



"Lima peserta telah terpilih sesuai peringkat hasil tesnya," katanya.

Selain pendaftar dari masyarakat biasa, dalam tahapan pilkades

serentak tahun ini ternyata juga terdapat lima orang akan maju

pilkades dari kalangan PNS.Selain itu, ada pula pendaftar yang

merupakan mantan kades, BPD, dan perangkat desa. Bagi PNS, menurutnya,

untuk maju pilkades harus meminta izin dari bupati dan mengajukan

cuti.

"Jika nanti mereka gagal atau tidak terpilih, mereka akan kembali

menjadi PNS seperti sebelumnya. Demikian juga ketika terpilih menjadi

kades, setelah pensiun mereka juga kembali menjadi PNS," ujar Sugimo.(

tribunjogja.com)
Share:

Penyegaran, Kreasi Senam Angguk Versi Kedua Dilombakan

WATES ( KRjogja.com) - Untuk menciptakan senam angguk versi baru,

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparora)

Kulonprogo menggelar lomba cipta kreasi senam angguk di Alun-Alun

Wates, Sabtu (22/8/2015). Lomba ini merupakan rangkaian dari

penyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) Kulonprogo 2015.

Kabid Kebudayaan Disbudparpora Kulonprogo, Joko Mursito menyampaikan,

saat ini sudah ada senam angguk versi pertama, dan sudah memerlukan

penyegaran. Pihaknya kemudian memberikan ruang kepada pencipta senam

untuk berkreasi menciptakan senam angguk versi kedua.

"Versi kedua ini diharapkan bisa lebih sederhana, unik namun juga

merupakan penyempurnaan senam angguk versi pertama," kata Joko, di

sela acara.

Senam angguk versi kedua ini, menurut Joko, menggunakan iringan musik

yang lebih dinamis. Pihaknya berharap, versi kedua akan memiliki

identitas, sehingga masyarakat yang melihat bisa mengetahui perbedaan

versi pertama dan kedua.

"Jadi ketika masyarakat melihat, akan langsung tahu bahwa ini senam

angguk versi kedua," imbuhnya.

Dalam lomba tersebut, panitia menyiapkan hadiah berupa uang pembinaan.

Masyarakat terlihat antusias menyaksikan lomba kreasi senam angguk

ini. (Unt)
Share:

Friday, August 21, 2015

Warga Kulonprogo Ajukan Judicial Review Tata Ruang Bandara ke MA

Metrotvnews.com, Yogyakarta:Para petani pesisir selatan di Kecamatan

Temon, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta memutuskan mengajukan

peninjauan kembali (judicial review) terhadap Perda Kabupaten

Kulonprogo Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kulonprogo, ke Mahkamah Agung (MA).



Pengajuan itu dilakukan lantaran bertentangan dengan aturan-aturan di

atasnya, baik RTRW Yogyakarta maupun RTRW Nasional.

Pokok yang diajukan warga Kecamatan Temon tersebut yakni Pasal 11

huruf c juncto Pasal 18 Perda Kabupaten Kulonprogo Nomor 1 Tahun 2012

tentang RTRW Kabupaten Kulonprogo 2012-2032 yang memuat jaringan

transportasi udara berupa bandara di Kecamatan Temon.



Hal itu juga diperkuat dengan dikabulkannya gugatan warga oleh majelis

hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta atas rencana

Pemerintah Yogyakarta yang hendak membangun bandar udara baru,

beberapa bulan lalu.



Pengajuan judicial review tersebut langsung diantarkan sebanyak 174

perwakilan warga mewakili ratusan petani yang tersebar di lima desa

terdampak rencana pembangunan bandara, yakni Glagah, Palihan,

Sindutan, Jangkaran dan Kebonrejo, ke Gedung MA, Rabu (19/8/2015).



"Peraturan daerah kabupaten ini diragukan keabsahannya gara-gara tidak

klop dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Malahan

majelis hakim pengadilan tata usaha negara pun, dalam pertimbangan

putusannya, telah mengesampingkan daya berlakunya," kata penasihat

hukum warga Kecamatan Temon dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH)

Yogyakarta, Yogi Zul Fadhli, Kamis (20/8/2015).



Yogi menjelaskan, mulai dari tingkat yang lebih atas (Peraturan

Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRW Nasional, Peraturan

Presiden Nomor 28 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau

Jawa-Bali), hingga peraturan perundang-undangan yang lebih rendah

(Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tahun

2010 tentang RTRW Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2029)

tidak ada satu pun kalimat yang menerangkan pembangunan bandar udara

baru di Kulonprogo.



"Uniknya, di Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012

tentang RTRW Kabupaten Kulonprogo Tahun 2012-2032, malah muncul,"

ungkapnya.



Menurutnya, keberangkatan para petani tersebut ke MA sebagai usaha

mempertahankan hak atas ladang penghidupan mereka. Dengan batalnya

pembangunan bandara, lanjutnya, akan membuat lumbung pangan warga

setempat tetap terjaga.



"Upaya kasasi dan wacana tinjau ulang atau merevisi Peraturan Daerah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tahun 2010 tentang RTRW

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2029, hanya membuat para

petani yang sudah makmur, susah dan tidak nyaman dalam bekerja, serta

gelisah kehilangan mata pencahariannya," katanya.

(UWA)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Bupati Keluarkan Surat Siaga Darurat Kekeringan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo

SpOG(K) mengeluarkan Surat Bupati No 293/A/2015 tentang Status Siaga

Darurat Penanganan Bencana Kekeringan, Rabu (19/08/2015). Keadaan

Siaga Darurat Kekeringan ini berlaku mulai 4 Agustus hingga 30

November 2015 mendatang.

Diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kulonprogo Drs Untung Waluyo, dikeluarkannya surat tersebut merujuk

adanya informasi secara tertulis oleh Badan Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika (BMKG), yang menyatakan bahwa Kabupaten Kulonprogo

dinyatakan kekeringan. "Selain itu pula permohonan droping air dari

masyarakat cukup banyak," kata Untung, Kamis (20/08/2015).



Ditegaskan Untung, adanya Surat Bupati tersebut, maka memberikan

kemudahan pihaknya dalam melakukan tindakan secara cepat untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Kalau tidak dengan surat itu

maka kami susah dalam melakukan tindakan cepat, eksekusinya di surat

itu, termasuk usulan perpipaan untuk dua kecamatan Samigaluh dan

Kalibawang ke BNPB melalui BPBD DIY," tuturnya.



Kekeringan di Kulonprogo sudah terasa sejak Juli 2015. Berdasar data

2014 lalu ada 118 titik. Namun seiring makin panjangnya musim kemarau,

saat ini jumlah titik bertambah. Perkiraan dari BMKG kekeringan tahun

ini agaknya lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya, kemungkinan

sampai bulan November.



"Saat ini ada tujuh kecamatan yang berpotensi kekeringan. Semula titik

kekeringan sebanyak 118 titik yang merupakan tanda merah adalah enam

kecamatan potensi kekeringan di Kecamatan Girimulyo, Kalibawang,

Samigaluh, Kokap, dan sebagian Pengasih dan Sentolo. Sekarang

merembet ke Kecamatan Lendah, ada dua pedukuhan sudah minta droping

air. Artinya tahun 2015 ada tujuh kecamatan yang berpotensi kering,"

ujarnya.



Antisipasi BPBD terhadap kekeringan ini adalah dengan pelayanan, jadi

bukan mengantisipasi kekeringan, tapi memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Yaitu mendekatkan masyarakat dengan air, yaitu bak-bak

tersedia diisi dengan melakukan droping air.



Sementara itu PT Bank BPD DIY memberikan bantuan air bersih sebanyak

200 tangki, tandon air 10 unit, dan pipanisasi di Pedukuhan Sarimulyo

Desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh. Penyerahan bantuan air bersih

dilakukan Direktur Umum PT Bank BPD DIY Cahya Widi di Pedukuhan

Nogosari Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo, Kamis (20/08/2015).



Cahya Widi menyatakan bantuan air bersih sebanyak 1.000 tangki yang

dibagikan pada pada 4 kabupaten yaitu Kulonprogo, Gunungkidul, Bantul

dan Sleman. "Khusus Kabupaten Kulonprogo sebanyak 200 tangki untuk

Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, dan Kokap," kata Cahya

Widi.



Bantuan tersebut, kata Cahya Widi, dalam upaya membantu dan

meringankan beban masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih. ini

merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab PT Bank BPD DIY kepada

masyarakat DIY serta menunjukkan peran sertanya pada masyarakat di

sekitar bank dalam meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang

bermanfaat.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Tuesday, August 18, 2015

Warga Keji Upacara Bendera ‘Nyeker’

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Warga Pedukuhan Keji, Hargotirto, Kokap,

Kulonprogo memiliki cara unik dalam melaksanakan upacara bendera

memperingati 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Upacara ala kampung

'Tempoe Doeloe' berlangsung sederhana tapi khidmat, seluruh petugas

dan peserta upacara mengenakan pakaian seadanya bahkan tanpa alas kaki

alias 'nyeker'.



"Upacara ala kampung tempoe doeloe sebagai pembelajaran bagi generasi

muda yang tidak mengalami masa-masa getir merebut kemerdekaan

Indonesia. Cekeran dan berpakaian ala kadarnya bukan merupakan

kemunduran melainkan mengajak warga Keji berkaca dan merenung

sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap semangat para pahlawan

dan masyarakat Indonesia berjuang meraih kemerdekaan," jelas Ketua

Karang Taruna, Sekartadji, Nur Efendi usai upacara, Senin

(17/08/2015).



Bupati dr Hasto dalam sambutannya dibacakan dukuh mengatakan, secara

teknologi Indonesia kalah dengan negara maju, sehingga globalisasi dan

perdagangan bebas lebih menguntungkan negara industri maju. "Lawan

kemajuan teknologi negara maju yang sedang menjajah kita dengan

ideologi. Bela bangsa dan negara dengan membeli produk Indonesia,

sukseskan Program Bela dan Beli Kulonprogo," imbaunya.



Malam peringatan hari kemerdekaan RI secara sederhana juga berlangsung

di Pedukuhan Tambak, Triharjo, Wates. Unsur pemdes dan warga setempat

mengadakan tirakatan dan renungan malam.(Rul)
Share:

Pemkab Kulonprogo Lepas 70 Pasang Merpati

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Berbagai kelompok masyarakat

menyelenggarakan kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mulai dari lomba

memasak nasi goreng khusus pria, jalan sehat, dan berbagai acara

lainnya.



Warga masyarakat di Pedukuhan Blumbang Desa Karangsari Kecamatan

Pengasih juga menggelar jalan sehat menempuh 5 kilometer, Minggu

(16/8/2015). Jalan sehat yang dilepas Kepala Dukuh Subandiyo menempuh

5 Km, selain disediakan hadiah televisi warna, kipas angin, setrika

dan ratusan doorprize, uniknya dari ratusan doorprize ini, tersedia

puluhan ikatan jerami.



Subandiyo, ratusan hadiah ini selain dari warga masyarakat, donatur,

sponsor, juga warga perantauan di Jakarta dan dukungan mahasiswa KKN

UGM. Warga ada yang memberikan doorprize jerami karena kebanyakan

warga memelihara ternak sapi, sehingga dapat membantu untuk pakan

ternaknya.



Senada juga dikatakan Heri Widada, salah satu warga yang memberikan

doorprize jerami, mengatakan ratusan hadiah doorprize sudah tersedia

seperti alat rumah tangga, pihaknya melihat banyaknya orang sering

harus membeli pakan ternak seperti jerami ini. "Warga di Blumbang

masih banyak yang memelihara Sapi, dan harus membeli jerami. Kalau

yang dapat anak-anak kemudian tidak punya sapi bisa dijual lagi ke

warga lainnya dan pasti laku, warga lain bahkan minta juga ada rumput

kolonjono, tidak hanya jerami saja," terang Heri.



Paryono salah satu warga yang meraih dooprize jerami bersyukur karena

dapat mengurangi pembelian pakan ternak. "Lumayan dapat doorprize

rumput jerami, ngirit Rp 10.000 dan tidak sia-sia ikut jalan sehat

hari ini, meskipun tidak dapat TV atau yang lainnya," katanya.(Wid)
Share:

Warga Terbantu, Tujuh Belasan Berhadiah Jerami

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Berbagai kelompok masyarakat

menyelenggarakan kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mulai dari lomba

memasak nasi goreng khusus pria, jalan sehat, dan berbagai acara

lainnya.



Warga masyarakat di Pedukuhan Blumbang Desa Karangsari Kecamatan

Pengasih juga menggelar jalan sehat menempuh 5 kilometer, Minggu

(16/8/2015). Jalan sehat yang dilepas Kepala Dukuh Subandiyo menempuh

5 Km, selain disediakan hadiah televisi warna, kipas angin, setrika

dan ratusan doorprize, uniknya dari ratusan doorprize ini, tersedia

puluhan ikatan jerami.



Subandiyo, ratusan hadiah ini selain dari warga masyarakat, donatur,

sponsor, juga warga perantauan di Jakarta dan dukungan mahasiswa KKN

UGM. Warga ada yang memberikan doorprize jerami karena kebanyakan

warga memelihara ternak sapi, sehingga dapat membantu untuk pakan

ternaknya.



Senada juga dikatakan Heri Widada, salah satu warga yang memberikan

doorprize jerami, mengatakan ratusan hadiah doorprize sudah tersedia

seperti alat rumah tangga, pihaknya melihat banyaknya orang sering

harus membeli pakan ternak seperti jerami ini. "Warga di Blumbang

masih banyak yang memelihara Sapi, dan harus membeli jerami. Kalau

yang dapat anak-anak kemudian tidak punya sapi bisa dijual lagi ke

warga lainnya dan pasti laku, warga lain bahkan minta juga ada rumput

kolonjono, tidak hanya jerami saja," terang Heri.



Paryono salah satu warga yang meraih dooprize jerami bersyukur karena

dapat mengurangi pembelian pakan ternak. "Lumayan dapat doorprize

rumput jerami, ngirit Rp 10.000 dan tidak sia-sia ikut jalan sehat

hari ini, meskipun tidak dapat TV atau yang lainnya," katanya.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Orok Bayi Tersangkut Pancing

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Mayat bayi berjenis kelamin laki-laki,

ditemukan tersangkut kail pancing milik Sugiharto (32), warga

Kebunsari Purwodadi Purworejo saat mancing di Kali Serang tepatnya di

selatan Jembatan Glagah, Kecamatan Temon, Selasa (18/08/2015). Dari

kondisi fisiknya, bayi malang tersebut diperkirakan baru berusia

sekitar lima bulan.



Saat ditemukan, kondisi bayi masih disertai ari-ari tanpa terbungkus

benda apapun. Di tubuhnya, terdapat luka sobek, juga lebam di bagian

perut dan kepala. Penemuan mayat bayi ini sontak menggegerkan warga

setempat.



Saat dimintai keterangan di lokasi kejadian, Sugiharto menuturkan, ia

bersama dua rekannya sudah menurunkan kail sejak pukul 08.00 WIB. Satu

jam kemudian, kail pancingnya tersangkut benda mirip sampah.



"Lalu saya tarik ke tepi untuk dibersihkan, ternyata ada tangan dan

kakinya. Saya kaget karena benda itu bukan sampah, tapi mayat bayi,"

terangnya.

Sugiharto sempat mengamati bayi hasil temuannya ini beberapa saat,

untuk memastikan bahwa kondisinya sudah tidak bernyawa. Dengan

ditemani dua temannya, ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke

kelurahan setempat. "Sempat bingung juga karena mancing belum dapat

ikan malah dapat mayat bayi. Saya laporkan saja kejadian ini ke Pak

Lurah," imbuhnya.

Usai menerima laporan warga, Lurah Glagah, Agus Parmono langsung

menghubungi kepolisian setempat. Bersama petugas Puskesmas Temon II,

tim dari Polsek Temon langsung menuju lokasi untuk melakukan olah TKP.

"Kami tindaklanjuti laporan warga dengan menghubungi pihak terkait.

Mayat bayi kemudian langsung dievakuasi," kata Agus.(Unt)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Sunday, August 16, 2015

PEMKAB KULONPROGO : Permudah Wisatawan Menoreh, 2 Bus Diusul Jadi Alat Transportasi

Harianjogja.com, KULONPROGO- Komisi II DPRD Kabupaten Kulonprogo,,

Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta pemerintah setempat mengalihkan

pemanfaatan dua unit bus milik Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika untuk mendukung pengembangan objek wisata Bukit Menoreh.

Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo, Muhtaron Asrori, Minggu (16/8/2015),

mengatakan selain kendala infrastruktur jalan, kendala utama

perkembangan dan pertumbuhan wisata di Kawasan Bukit Menoreh adalah

moda transportasi.

"Pemkab Kulonprogo, harus membuat kebijakan yang tepat, supaya

persoalan transporasi menuju objek wisata itu dapat terpecahkan," kata

Muhtaron.

Saat ini, kata dia, pemkab memiliki dua bus yang tidak dimanfaatkan

secara optimal, sehingga bisa difungsikan sebagai angkutan perintis

menuju objek wisata.

"Kami milihat pemkab memiliki dua bus. Kalau tidak difungsikan,

menurut kami lebih baik difungsikan untuk mendukung sektor

pariwisata," katanya.

Menurutnya, angkutan perintis sangat dibutuhkan untuk mendukung sektor

pariwisata. Saat ini, objek wisata di Kawasan Bukit Menoreh berkembang

pesat, yakni Waduk Sermo, Kalibiru, Canting Mas Dipowono, Gua

Kiskendo, Kebun Teh Nglinggo dan objek wisata lain di Kecamatan

Girimulyo.

Ia mengatakan pemkab bisa mengajukan bantuan moda transporasi perintis

ke Kementerian Perhubungan atau Kementerian Pariwasata. Bahkan, pemkab

bisa mengajukan pengadaan moda transportasi menggunakan dana

keistimewaan DIY.

"Peluang ini harus ditangkap oleh pemkab. Jangan sampai, pemkab hanya

sebagai pahlawan kesiangan yang dibutuhkan saat terakhir. Tapi pemkab

harus di depan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)

Kulonprogo, Nugroho mendukung usulan Komisi II DPRD Kulonprogo,

mengalihfungsikan bus milik Dishubkominfo menjadi angkutan perintis

pariwisata.

Namun demikian, ia mengakui, bus perintis bantuan Kementerian

Perhubungan pengelolaannya tidak lagi dipegang oleh Dishubkominfo.

Semua kewengan pengelolaan diambil alih Setda Kulonprogo,, dan

sekarang ditempatkan di Bagian Umum Setda Kulonprogo, serta Dinas

Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbuparpora).

"Awalnya dikelola Dishubkominfo bekerja sama dengan Koperasi Sumber

Rejeki yang melayani jalur perintis. Namun, beberapa tahun telah

diambilalih pengelolaanya oleh Setda Kulon Progo," katanya.
Share:

Nahas, Kakek Kasdiwiyono Tewas Terbakar di Kebun Jati

KULON PROGO-Nahas dialami kakek Kasdiwiyono (85). Dia ditemukan tewas

terpanggang di kebun jati miliknya, di Tuksono, Sentolo, Kulon Progo.

Korban diduga terjebak kobaran api dan tidak berhasil menyelamatkan

diri.

Akibatnya korban pingsan dan ikut terbakar api. Musibah ini terjadi

saat korban yang merupakan warga Kalisono, Tuksono, ini pamit ke kebun

jati miliknya. Kebun jati yang berada di Wonobroto, Tuksono ini memang

tidak jauh dari rumah korban.

Korban biasa ke kebun untuk membersihkan ranting kayu. Menjelang

siang, warga dibuat geger dengan adaya kebakaran lahan jati. Musim

kemarau menjadikan banyak daun jati berguguran karena kering.

Diduga usai membersihkan kebun, korban membakar ranting dan daun jati.

Hembusan angin yang kencang menjadikan api cepat membesar dan

mengepung korban. Korban yang terjebak dalam kobaran api akhirnya

terjatuh pingsan dan api membakarnya.

Salah seorang saksi Parjiwoyono mengaku, saat itu dia datang ke kebun

setelah banyak orang berteriak kebakaran. Namun saat datang dia justru

melihat korban tengkurap di sekitar api.

"Saat ditemukan dia masih kejang-kejang," katanya, kepada wartawan,

Jumat (15/8/2015).

Karena kondisinya sangat parah, korban akhirnya meninggal dunia. Warga

juga langsung mengevakuasi mayatnya ke rumah duka. Petugas dari

puskesmas dan kepolisian juga datang untuk melakukan pemeriksaan.

Anak korban, Rusmana mengaku, tidak tahu persis kejadiannya. Saat itu,

dia sedang berada di Sungai Progo, dan ada warga yang mengabarinya.

Korban sendiri sekujur badannya terbakar, dan hanya muka serta dadanya

saja yang tidak terbakar.

"Tadi cuma pamit ke istri mau ke tegal (kebun). Tidak ada firasat.

Rencananya, akan dimakamkan di TPU Kalisono," pungkasnya.

(san
Share:

Friday, August 14, 2015

Pemkab Berdayakan TKI Purna

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Daerah lain perlu mencontoh Kabupaten

Kulonprogo dalam penanganan TKI Purna secara intensif. TKI Purna di

Kulonprogo jumlahnya besar, sehingga perlu mendapat perhatian. Karena

itu dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak, dan saat ini melakukan

perjanjian kerjasama antara Pemkab Kulonprogo dengan Badan Nasional

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dalam

pemberdayaan TKI Purna.



Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoelani Poeloengan menyatakan

BNP2TKI harus bermitra dengan semua pihak, mengkoordinasikan program

dari instansi terkait dalam rangka pemberdayaan TKI Purna. "Dengan

kerjasama maka dapat lebih intensif sehingga dapat jadi contoh daerah

lain," kata Lisna pada penandatanganan nota



kesepahaman tentang Pengembangan Pemberdayaan Wirausaha Tenaga Kerja

Indonesia Purna di Kabupaten Kulonprogo, di Gedung Kaca, Jumat

(14/08/2015).

Penandatanganan dilakukan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K)

dengan Lisna Yoelani Poeloengan Deputi Perlindungan atas nama BNP2TKI.

Kerjasama dalam Nota kesepahaman adalah terkait pemberdayaan wirausaha

TKI Purna dan keluarganya di Kulonprogo.



Tujuannya untuk meningkatkan pemberdayaan wirausaha TKI Purna dan

keluarganya agar mampu mandiri dan berwirausaha. Dalam hal ini BNP2TKI

mempunyai tugas dan tanggung jawab diantaranya memberikan bimbingan

teknis (edukasi) kewirausahaan sebagai langkah awal memotivasi dan

pengembangan kewirausahaan bagi TKI Purna dan keluarganya serta

mendorong terbentuknya kelompok TKI Purna berwirausaha.



Sedangkan dari pemkab mempunyai tugas melakukan pembinaan lanjutan,

mendorong semua SKPD terkait dan lembaga keuangan untuk berperan aktif

dalam pembinaan dan pengembangan usaha dari para TKI Purna dan

keluarganya. Selain itu juga memfasilitasi dan mempermudah dalam

pengurusan izin yang berkaitan dengan usaha.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Alun-alun Kulonprogo Akan Dipenuhi Merpati Layaknya di Eropa

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO- Selain penataan secara fisik, Alun-alun

Wates bakal dibenahi perwajahannya, termasuk dengan cara menjadikan

sebagian ruang terbuka ini sebagai tempat bagi ratusan burung merpati

singgah.



Penataan ini mengusung keanekaragaman hayati dan satwa.

Merpatimenjadi pilihan untuk bisa ditempatkan di kawasan yang biasa

sebagai tempat nongkrong anak muda dan berbagai kalangan tersebut.



Setidaknya, jenis merpati merupakan burung yang mudah didapat.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulonprogo, Suharjoko, mengatakan

dalam penataan alun-alun itu Pemkab Kulonprogojuga akan meramaikannya

dengan melepas ratusan burung merpati.



Dia menegaskan penataan terutama untuk memperindah kawasan tersebut.

Namun, adanya burung merpati bakal menambah keanekaragaman satwa.

"Sebelumnya juga pernah melepas puluhan burung merpati di kawasan itu.

Nanti akan ditambah, bahkan sudah ada paguponnya," kata Suharjoko,

Jumat (14/8/2015).



Menurutnya, pelepasan burung merpati berikutnya akan dilakukan saat

hari kemerdekaan RI.

Rencananya, burung merpati yang akan dilepas di kawasan itu sebanyak

lebih kurang 140 ekor burung atau 70 pasang.



"Bagus lagi kalau ada pihak-pihak lain juga menambah keragamannya," jelasnya.

Suharjoko berharap tidak hanya merpati yang ada di Alun-alun itu.

Satwa lain yang memungkinkan memperindah kawasan itu diperbolehkan.

Selain satwa, pemkab juga akan menambah tanaman hijau karena alun-alun

selama ini dinilai masih kurang tanaman tegakan.

"Pembangunan kota keseluruhan memang harus memperhatikan aspek

lingkungan. Ini harus diimbangi juga dengan penataan PKL karena

semakin banyak," lanjutnya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, menganggap rencana pelepasan burung

merpati di kawasan alun-alun akan menambah keindahan dan menjadi daya

tarik masyarakat.



"Targetnya kalau bisa ribuan burung merpati sehingga Kota Wates

terkesan seperti di Eropa," katanya.

Penataan Alun-alun wates saat ini memang sedang berjalan.

Berdasarkan data DPU Kulonprogo, proyek penataan itu dianggarkan

senilai Rp 989 juta.

Selain pembangunan fisik, penataan itu akan dilengkapi dengan

membangun pintu stainless steel dan kanopi di sisi utara alun-alun

atau depan rumah dinas bupati. (*)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kemudahan Berinvestasi, Tabungan Emas Pegadaian Diluncurkan

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Tabungan Emas Pegadaian untuk area DIY

diluncurkan oleh Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) dengan

pengguntingan pita bersama dengan Inspektur Wilayah Semarang Sri Jati

Purwaningsih MM, di Gedung Kaca, Kamis (13/8/2015) sore. Tabungan Emas

merupakan layanan pembelian dan penjualan emas dengan fasilitas

titipan dengan harga yang terjangkau. Layanan ini memberikan kemudahan

kepada masyarakat untuk berinvestasi emas.



Peluncuran dilakukan di sela-sela seminar "Kiat Sukses UMKM Bersama

Pegadaian" yang dilaksanakan PT Pegadaian (Persero) Area Yogyakarta

kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo. Kiat Sukses UMKM

disampaikan Yoeannie Astomo MBA seorang Praktisi & Motivator UMKM.

Sri Jati Purwaningsih MM menyampaikan, Pegadaian hadir di tengah

masyarakat, untuk mendorong produk UMKM mampu dan memberikan solusi

UMKM dalam mendapatkan permodalan. "UMKM merupakan pilar utama

masyarakat Indonesia. Maka tepat bila diberikan untuk tambahan wawasan

pada pelaku UMKM. Bagaimana memasarkan produk, ini tidak bisa lepas

dari bimbingan," katanya.



Sementara Bupati menyampaikan, peran UMKM sangat penting, dalam

mensejahterakan masyarkat. Untuk meningkatkan keberhasilan pekerjaan

atau kinerja, tergantung pada hati dan pikiran kita masing-masing.

"Jika semangat tinggi, anda tidak akan capek. Jika tidak kita hidupkan

hati, pikiran dan perasaan maka kita akan mudah capek," tandas

Hasto.(Wid)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Thursday, August 13, 2015

Rumah Kos di Kulonprogo Dikenai Pajak

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pemerintah mulai menerapkan pajakuntuk

rumah kosdi wilayah Kulonprogo. Namun, secara tidak langsung kebijakan

ini juga membebani penghuni kos. Pasalnya, pengelola juga menerapkan

kenaikan tarif kosper bulannya.

Warga Sleman yang menghuni kosdi Wates, Rani, mengatakan sejak

penerapan pajakrumah kos, tarif kamar yang ditempatinya pun ikut naik.

Dia pun berencana pindah ke rumah koslain yang lebih murah.

Penerapan pajak kosini sesuai Perda No 6 Tahun 2011 tentang Pajak

Daerah mengatur tentang pajakdaerah. Di dalamnya menyinggung soal

pajakhotel, restaurant serta kos.

Berdasarkan UU No 28 Tahun 2009, rumah kosdikenai pajakjika jumlah

kamar yang disewakan lebih dari 10 unit. Dalam aturan ini dijelaskan

subjek pajaknya adalah pemilik rumah kos.

Rani berencana mencari tempat koslain yang tentu saja jumlah kamarnya

kurang dari 10 unit. Dengan demikian, harga sewanya diperkirakan akan

lebih murah dan tentu tidak terkena pajaksebagaimana diatur dalam

aturan tersebut.

"Seharusnya pemerintah Kulonprogo juga membuat perda khusus soal kos.

Di Sleman sudah ada, dan besaran pajaknya tidak sampai 10 persen,

tetapi 5 persen," katanya, Rabu (12/8/2015).



Penyewa kamar koslainnya, Kartika, mengatakan penerapan pajak

kosmembuat pengelola menaikkan tarif sewa. Keberatan tarif sewa

kosmenjadi lebih mahal, dia juga ingin segera pindah ke rumah koslain

yang lebih murah.

"Setahun kosdi Wates Rp 200 ribu per bulan. Tapi tiba-tiba naik

menjadi Rp 220 ribu per bulan. Beberapa teman lain juga pilih mencari

tempat lain," ujarnya.

Kabid Pajak Bumi dan Bangunan dan Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan PBB dan (BPHTB) DPPKA Kulonprogo, Budi Hartono, membenarkan

penerapan pajakrumah kostersebut.

Namun, menurutnya, bukan penghuni kosyang harus terbebani, melainkan

pemilik rumah kositu.

Kalau terjadi demikian mungkin hanya soal mekanisme pasarnya," tuturnya.

Saat ini pemkab Kulonprogo memang melakukan pendataan objek pajak. Hal

itu sebagai upaya meningkatkan pendapatan daerah. Kebijakan serupa

juga diterapkan pada pajakgolongan C.

Menurutnya, penambang yang ilegal pun dikenai pajaksebagai bagian dari

kontrol lingkungan.



Ketua Komisi I DPRD Kulonprogo, Suharto, berpendapat eksekutif

melakukan intensifikasi pajakkarena berdasarkan pencermatan KUA dan

PPAS APBD 2016, pendapatan bakal turun.

"Rumah kostermasuk menjadi sasaran penerapan kebijakan ini sesuai

perda," ujarnya.( Tribunjogja.com)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Siswa Berprestasi Kulonprogo akan ke Jerman

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Dua siswa SMP dari Kabupaten Kulonprogo

berhasil meraih prestasi dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional

(O2SN). Keduanya,� Maryuweni Susetyorini siswa kelas 8 SMP N 1 Wates

meraih medali emas dari cabang karate dan akan dikirim ke Jerman,

sedangkan medali Perak diraih Muh Ikhsan Risaldi siswa kelas 9 SMP N 1

Panjatan melalui cabang Atletik. Sementara 4 peserta lain dari

Kulonprogo berhasil masuk 16 besar nasional.



Bupati dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) bangga karena meskipun ditingkat DIY

prestasi olahraga Kabupaten Kulonprogo relatif dibawah, tapi dapat

meraih prestasi ditingkat nasional dan akan dikirim ke tingkat

internasional. "Prestai ini memberi satu warna, kita bisa berprestasi.

Tidak hanya untuk Kulonprogo, tapi mempersembahkan untuk DIY,"

ujarnya.



Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo, Drs H Sumarsana MSi menyampaikan

prestasi tersebut merupakan hasil O2SN di Makasar 2-7 Agustus 2015.

"Kita sifatnya rutinitas tahunan, melakukan pembinaan kepada siswa.

Tidak lepas dari Orang tua, KONI, Sekolah yang mendukung, dan adanya

kompetisi," kata Sumarsana saat bersama kedua siswa berprestasi,

kepala sekolah, ketua KONI, menghadap bupati dan wabup di rumah dinas

bupati, Kamis (13/08/2015).



Kepala Sekolah SMP N1 Wates, Suryono� bersyukur karena jika Weni maju

ke Jerman, berarti kedua kalinya SMP N 1 Wates dapat mengirimkan

siswanya ke tingkat internasional, setelah sebelumnya juga mengirim ke

Jepang pada lomba roket air.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, August 12, 2015

Dinsos Pindahkan Sumini ke Penampungan Sementara

KULONROGO ( KRjogja.com) - Penderitaan Sumini alias Sumarni (72),

lansia warga RT 05 RW 01 Pengasih Kulonprogo yang hidup sebatang kara

dan mengantungkan kebutuhan dari belas kasihan para tetangga, akhirnya

mendapat perhatian dari pemerintah, setelah dimuat di media massa.

Lansia sakit dan tak bisa berjalan tersebut kemudian dipindahkan ke

tempat penampungan sementara milik Dinas Sosial DIY.



Kepala Seksi Rehabilitasi, Pelayanan dan Sosial, Dinsosnakertran

Kulonprogo, Abdul Kahar mengungkapkan, beberapa waktu lalu pihaknya

sudah melihat kondisi Sumini di kediamannya dalam keadaan sehat dan

belum lumpuh seperti sekarang. Dinas kemudian meminta warga dan

keluarganya untuk mendaftarkan lansia tersebut ke Panti Jompo yang ada

di DIY.



"Karena di Panti Jompo harus ada pihak yang bertanggung jawab,

misalnya keluarga yang mendaftar dengan disertai syarat tertentu,

misalnya kondisi Mbah Sumini sehat dan mandiri," kata Abdul, usai

menengok Sumini di kediamannya bersama Dinas Sosial DIY, Selasa

(11/8/2015).



Saat ini, menurut Abdul, panti jompo yang ada di DIY memang sedang

dalam kondisi penuh. Pihaknya kemudian memutuskan memindahkan Sumini

ke tempat penampungan sementara, bekerjasama dengan Dinsos DIY.



"Mbah Sumini kami bawa ke Camp Assesment milik Dinas Sosial DIY di

Jalan Parangtritis, Sewon Bantul. Beliau akan dirawat di sana

sementara waktu, untuk kemudian dikembalikan ke keluarganya jika

keluarganya sudah dijemput," jelasnya.



Sementara itu, warga sekitar, Suwalgito mengaku lega atas tindakan

yang diambil dinas. Meski demikian, warga merasa belum puas karena

Sumini hanya dititipkan di tempat penampungan sementara.



"Kami khawatir, kalau nanti dijemput keluarganya, akan terlantar lagi.

Kami ingin, Mbah Sumini dibawa ke Panti Jompo langsung," tandasnya.

(Unt)
Share:

Tuesday, August 11, 2015

Ditelantarkan Keluarga, Sumini Diurus Warga

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sumini alias Sumarni (72), warga RT 05 RW

01 Dusun Pengasih, Kecamatan Pengasih Kulonprogo diduga ditelantarkan

keluarganya hingga hidup sebatang kara. Saat ini, semua kebutuhan

lansia tersebut dicukupi warga sekitar secara gotong-royong, mulai

dari makan, mandi, hingga membersihkan kediamannya.



Saat dikunjungi wartawan di kediamannya, Senin (10/08/2015), kondisi

Sumini sangat memprihatinkan. Ia hanya bisa tidur di lantai beralaskan

tikar tipis, dengan pakaian seadanya. Karena tak bisa berjalan, Sumini

harus merangkak atau menggulingkan badan jika ingin berpindah tempat,

hingga membuat punggungnya lecet.



Salah satu tetangga Sumini, Rini Kristanti (38) menyampaikan, dirinya

harus mengantar makanan untuk Sumini setiap hari. Karena alasan

kemanusiaan, belasan tetangganya juga gotong-royong mengurus lansia

tersebut dengan memandikannya setiap pekan. "Warga juga menyisihkan

uang untuk mencukupi kebutuhannya," kata Rini.



Warga lain, Suwalgito (57) menambahkan, sebenarnya Sumini masih punya

beberapa saudara yang tinggal di Panjatan Kulonprogo dan Jakarta.

Hanya saja, mereka tidak pernah datang menengok, melainkan hanya

bertanya kabar Sumini melalui ponsel. "Mereka bilang, tidak sanggup

mengurus dengan alasan Mbah Sumini orangnya rewel," sesalnya.



Berbagai upaya sebenarnya sudah dilakukan warga untuk menolong Sumini.

Menurut Ketua RT setempat, Bima K, warga pernah mendaftarkan Sumini ke

panti sosial melalui desa dan kecamatan, namun jawabannya selalu tidak

ada tempat karena penuh. Warga juga sudah berusaha menyarankan pihak

keluarga untuk membawa Sumini ke panti jompo, namun mereka keberatan

karena terkendala biaya.



"Kami berharap, Dinas Sosial bisa bertindak secepatnya untuk mengurus

Mbah Sumini. Beliau benar-benar membutuhkan perhatian pemerintah,"

tandasnya.(Unt)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Monday, August 10, 2015

Harga Melambung, Petani Cabai Raup Untung

KULONPROGO ( KRjogja-com)- Harga cabai yang terus melambung di pasaran

sejak beberapa pekan terakhir, mendatangkan keuntungan bagi para

petani. Apalagi, kualitas hasil panen mereka pada musim tanam ini

terbilang bagus, karena minim serangan hama saat musim kemarau.



Dijumpai di sawahnya, Dusun Bagungan Nomporejo Kecamatan Galur, Senin

(10/8/2015), salah satu petani Retno Suwarsih (46) menuturkan, hasil

panen cabai rawit merah miliknya dihargai cukup tinggi, yakni Rp

40.000 per kilogram. Padahal biasanya, hasil panen cabai rawit merah

hanya dihargai Rp 7.000 hingga Rp 15.000 per kilogram.



"Kalau pas tinggi, bisa sampai Rp 50.000 per kilogram," kata Retno.

Retno menyampaikan, angka Rp 40.000 per kilogram tersebut merupakan

harga hasil panen pada petik pertama. Dimungkinkan, masa petik

selanjutnya, harga cabai akan terus meningkat.



"Kami petik cabai empat hari sekali. Dengan luasan sawah 25ru atau

sekitar 350m2, hasil panen sekali petik minimal 10 kilogram. Biasanya,

bisa sampai 15 kali petik dalam satu musim tanam," jelasnya.



Petani lain, Budi Ismanto (46) menyampaikan, selain dihargai tinggi,

kualitas hasil panen cabai pada musim tanam ini juga terbilang baik.

Sebab saat musim kemarau, tanaman cabai minim serangan hama.



"Kalau pas musim hujan, ada saja hama yang menyerang dan sulit

dikendalikan, mulai dari lalat buah hingga jamur. Sementara saat musim

kemarau, hamanya sedikit dan cenderung bisa diatasi," jelasnya.



Ia menuturkan, tanaman cabai miliknya dipanen dalam usia 110 hari atau

sekitar empat bulan. Saat musim kemarau, para petani harus rutin

menyirami tanaman mereka menggunakan mesin diesel.(Unt)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Petani Kulon Progo manfaatkan sumur bor atasi kekurangan air

Kulon Progo, (ANTARA News) - Petani di Kecamatan Sentolo, Kabupaten

Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memanfaatkan sumur bor untuk

mengatasi kekurangan air pada masa tanam ketiga.



Anggota Kelompok Tani Mulyo Gunungduk, Suprono, di Kulon Progo, Senin,

mengatakan dirinya sudah dua bulan menggunakan sumur bor untuk

mengairi tanaman padi pada masa tanam kedua (MT II) dan bawang merah

pada MT III.



"Pada pertengahan MT II, saluran irigasi Kalibawang dimatikan,

sehingga menyebabkan tanaman padi kekurangan air. Kemudian petani

seminggu sekali mengairi dengan sumur bor. 40 persen lahan di Bulak

Pesanggrahan memiliki sumur bor," katanya saat ditemui di Bulak

Pesanggrahan Desa Tuksono.



Ia mengatakan pada MT III ini dirinya dan petani menggunakan sumur bor

untuk menyiram tanaman cabai dan bawang merah. Dua tanaman ini

membutuhkan perawatan dan ketersediaan air yang cukup.



"Setiap MT III saluran irigasi tidak mengalir airnya. Kami membuat

sumur bor supaya kami tetap bisa bertanam," katanya.



Saat ini, kata dia, sebagian besar petani menanam cabai dan bawang

merah karena harganya sangat tinggi. Untuk bawang merah, petani bisa

melakukan tunda jual dua sampai tiga bulan hingga harganya tinggi.



"Harga bawang di tingkat petani sebesar Rp10 ribu dan cabai mulai dari

Rp35 ribu sampai Rp55 ribu per kg. Petani masih mendapat keuntungan

dan bisa digunakan untuk biaya tanam MT I," katanya.



Hal yang sama disampaikan Kelompok Tani Sidomaju Desa Tuksono

Mujirohman. Dirinya memanfaatkan sumur bor untuk menyirami tananam

cabainya.



"Setiap MT III, kami pasti memanfaatkan sumur bor. Kalau tidak, kami

tidak bisa menyirami tanaman cabai, bawang merah dan sayur-sayur

lainnya," kata dia.

Ia juga berharap Pemkab Kulon Progo memperbaiki jaringan irigasi yang

mengalami pendangkalan. Setiap awal MT II, tanaman padi terendam air

karena daya tampung irigasi tidak mampu.



"Banyak saluran irigasi yang mengalami pendangkalan dan rusak, tapi

pemkab tidak sigap mengatasi masalah ini," katanya.



Editor:Unggul Tri Ratomo



COPYRIGHT ©ANTARA2015
Share:

Kawasan Pendaratan Penyu di Pantai Trisik Kulonprogo Terancam Punah

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Jika pada 2006/2007 lalu kelompok

konservasi penyudapat menemukan tempat bertelur penyudi kawasan Pantai

Trisik hingga sebanyak 17 sarang, setahun terakhir ini hanya ditemukan

sekitar empat sarang.

Temuan hingga Mei lalu tersebut menunjukkan betapa habitat penyudi

kawasan pantai wilayah Trisik Galur Kulonprogo mulai terancam.

Akibatnya, jumlah penyuyang mendarat di kawasan pantai untuk bertelur

semakin berkurang.

Ketua Kelompok Konservasi Penyu Abadi, Jaka Samudra, menduga

menurunnya pendaratan penyuuntuk bertelur di kawasan tersebut karena

saat ini semakin banyak aktivitas yang mengancam habitat penyu. Dia

menyebut, salah satunya adalah maraknya tambak udang.



"Aktivitas di kawasan itu menjadi ancaman serius untuk konservasi

penyu. Masalahnya, penyutidak akan mau mendarat untuk bertelur di

sarangnya kalau ada aktivitas, kegaduhan, cahaya lampu. Penyu juga

sensitif asap rokok," kata Jaka Samudra, saat pelepasan tukik di

Pantai Trisik, Minggu (9/8/2015).



Tahun ini kelompok konservasi penyumelepas 46 tukik ke pantai. Tukik

yang dilepas bersama peserta KKN UGM tersebut merupakan hasil tetasan

dari salah satu sarang. Sementara, tiga sarang lainnya atau sebanyak

160 butir telur penyulainnya diperkirakan baru menetas pada bulan

berikutnya.



Jaka menegaskan jumlah sarang yang ditemukan tahun ini jauh lebih

sedikit dibanding beberapa tahun lalu. Penurunan pendaratan penyuini

juga telah disinyalir terjadi pada tahun lalu ketika kelompok

konservasi hanya menemukan lima sarang.



Padahal, kawasan Pantai Trisik selama ini merupakan habitat pendaratan

penyuuntuk bertelur. Dia pun mempertanyakan skala prioritas pemkab

Kulonprogo terkait adanya kawasan tersebut yang kini terancam berbagai

proyek seperti tambak udang dan proyek besar lainnya.



Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulonprogo, Suharjoko, mengakui

Pantai Trisik menjadi salah satu tempat pendaratan penyu. Namun

akhir-akhir ini di pantai selatan Jawa semakin langka.



"Kami berharap ada dukungan masyarakat untuk membentukgrand

designPantai Trisik dengan prioritas penyu," ujarnya.



Maraknya tambak udang saat ini masih menjadi bahasan bersama di

Kulonprogo. Menurutnya, pemkab juga pernah melayangkan surat

peringatan kepada pelaku tambak udang. Intinya, kawasan itu merupakan

habitat untuk mempertahankan penyu.(*)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

PAWAI KULONPROGO : Ogoh-Ogoh Sugriwo Subali Ramaikan Karnaval Wates

Harianjogja.com, KULONPROGO– Ogoh-ogoh Sugriwo Subali memeriahkan

karnaval pawai menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke

70. Demi menyaksikan pawai tersebut, ribuan warga Kecamatan Wates rela

menanti hingga empat jam di sepanjang jalan Wakhid Hasyim, Bendungan,

Wates, Minggu (9/8/2015).



Pawai dibuka dengan barisan pasukan pleton inti (tonti) dari seluruh

sekolah menengah atas dan sederajat. Sejumlah perwakilan sekolah

menampilkan berbagai atraksi baris-berbaris yang sesekali membuat

warga ikut bersorak.



Parade drum band yang dibawakan pelajar sekolah dasar hingga sekolah

menengah pertama di kecamatan ini juga tak kalah menarik. Karnaval

kian ramai dan penuh sesak oleh penonton yang datang dari berbagai

desa.



"Kecamatan Wates memulai lebih awal perayaan karnaval HUT RI tahun

ini. Tujuan dari penyelenggaraan acara ini adalah untuk mengangkat

potensi-potensi yang ada di kecamatan ini, sekaligus menumbuhkan

semangat juang generasi muda dan warga masyarakat," ujar Camat Wates

Ariyadi.



Ketua Panitia Karnaval Made Arsa Wijaya mengungkapkan, antusiasme

warga terhadap penyelenggaraan acara ini sangat besar dan semakin

meningkat tiap tahunnya. Dia mengatakan, ada kurang lebih 205 peserta

yang mengikuti acara tersebut. Di antaranya terdiri dari pelajar,

warga masyarakat umum dan pemerintah desa.



"Acara tahun ini lebih meriah, tidak hanya dari sambutan masyarakat

yang luar biasa banyak ini. Peserta juga semakin banyak yang

berpartisipasi," jelas Made.



Salah satu daya tarik dalam acara tersebut yakni dua buah ogoh-ogoh

dan pentas kolosal Sugriwo Subali. Cerita rakyat yang kini menjadi

ikon baru bagi Kulonprogo itu dipentaskan singkat di tengah warga

Wates. Menurut Koordinator Karnaval Bendungan Kidul Yosef Endarjali

Setiawan, karnaval yang ditampilkan desa tersebut ingin mencoba

memperkenalkan salah satu potensi wisata berbudaya yang dimiliki

Kulonprogo.



Yosef mengatakan, Gua Kiskendo dan Sendratari Sugriwo Subali memang

merupakan wisata yang ada di Girimulyo. Namun, potensi wisata tersebut

juga harus diperkenalkan ke masyarakat luas, akrena merupakan potensi

budaya yang dimiliki Kulonprogo.



"Kami ingin masyarakat Wates juga bisa mengenal kesenian dan wisata

gua ini. Jadi kami coba tampilkan melalui karnaval," jelas Yosef.



Dua buah ogoh-ogoh dibuat bersama-sama warga Dusun Bendungan Kidul

dengan biaya mencapai Rp7 juta. Terdapat 50 orang pengangkat

ogoh-ogoh, dan didukung lebih dari 100 orang penari yang menampilkan

pentas kolosal Sugriwo Subali.



Parade karnaval tersebut berjalan sejauh lima kilometer. Garis start

dimulai dari halaman Polantas Polsek Wates dan berakhir di Stadion

Cangkring, Giripeni. Para peserta akan diambil 21 pemenang yang

nantinya akan mewakili kecamatan di parade karnaval HUT RI ke 70

tingkat kabupaten.
Share:

Sunday, August 9, 2015

UKM DIY : Kedepankan Inovasi, Perajit Serat Alam Kulonprogo Tembus Pasar Ekspor

Harianjogja.com, KULONPROGO– Perajin serat alam Desa Tanjungharjo,

Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan inovasi

dan meningkatkan kualitas produksi sehingga menembus pasar ekspor baik

Asia, Amerika, maupun Eropa.



Ketua Paguyuban Perajin Bina Karya Lestari Desa Tanjungharjo Tukimin

di Kulonprogo, Minggu (9/8/2015), mengatakan industri kerajunan serat

alam dikelola secara turun temurun memproduksi tampar, sekarang

memproduksi berbagai macam kerajinan.



"Semula produksinya hanya tali rami, msebelum ada tali rafia. Namun

karena nilai ekonominya rendah, kemudian sejak 1996 masyarakat mencoba

memproduksinya menjadi kerajinan dan ternyata justru diminati hingga

pasar luar negeri," kata Tukimin.



Ia mengatakan dari tali rami, perajin coba produksi kerajinan,

ternyata ada nilai dolarnya. Pada 1998 hingga 2000 pas krisis,

kuntungan tinggi.



Semula pemasarannya memang hanya ke Malioboro dan Bali saja. Namun

kemudian dilirik agen-agen eksportir sehingga berbagai produk

kerajinan dari Tanjungharjo bisa menembus pasar ekspor.



Menurut dia, industri kerajinan di Tanjungharjo pun berkembang pesat.

Dari semula hanya ada tiga perajin kini sudah berkembang menjadi lebih

dari 30 perajin dan menyerap tidak kurang dari 1.000 tenaga kerja.

Selain memberdayakan warga setempat, usaha kerajinan ini juga

memberdayakan tenaga kerja dari luar kecamatan bahkan luar kabupaten.



"Kami pemberdayaan, ketika diminta memberikan pelatihan sekaligus yang

dilatih bisa memanfaatkan pekerjaan," katanya.



Kasi Bimbingan Produksi Disperindag-ESDM Kulon Progo Hari Prasetyo

mengatakan kerajinan serat serat menjadi salah satu produk unggulan

Kulon Progo. Hanya saja selama ini ekspornya belum ada yang langsung

tetapi melalui agen dari luar daerah.



"Kami memberikan pelatihan tata niaga ekspor, tapi untuk ekspor

langsung memang masih terkendala keterbatasan SDM," katanya.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Saturday, August 8, 2015

Meski Menipis, Stok Darah PMI Kulonprogo Masih Aman

Bisnis.com, KULONPROGO-Pascalebaran, persediaan darah Palang Merah

Indonesia (PMI) Kabupaten Kulonprogo dinyatakan menipis. Namun, stok

yang disimpan Unit Donor Darah (UDD) di Markas PMI Kulonprogo maupun

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates masih diklaim aman.



Hingga Kamis (6/8/2015) siang, ada sembilan kantong darah golongan A,

10 kantong darah golongan B, lima kantong darah golongan O, dan tiga

kantong darah golongan AB yang tersedia di UDD Markas PMI Kulonprogo.



"Pasca lebaran, donornya memang berkurang tapi pasiennya tambah," kata

Ikhwan, salah satu petugas paramedis.



Menurut Ikhwan, stok darah yang menipis juga sedang dialami

kabupaten/kota lain di DIY. "Memang lagi pada sepi, tidak cuma

Kulonprogo," ucapnya.



Ditemui terpisah, Koordinator UDD PMI Kulonprogo, Ingusdi membenarkan

jika persediaan darah saat ini lebih sedikit dibanding Ramadan dan

lebaran lalu. Namun, jumlah tersebut dianggap masih aman.



"Stok untuk kondisi darurat masih cukup. Biasanya saat ada kejadian

pendarahan, tidak sampai butuh 10 kantong darah sekaligus, maksimal

empat. Tapi di sini rata-rata cuma butuh dua kantong," paparnya

menjelaskan.



Meski demikian, Ingusdi mengaku PMI Kulonprogo kekurangan persediaan

darah baru dan segar. "Kami kesulitan jika ada kasus pendarahan yang

butuh donor darah segar, misalnya untuk kebutuhan trombosit dan cuci

darah. Itu harus baru, tidak bisa pakai stok," katanya



Ingusdi mengungkapkan, stok darah PMI Kulonprogo rata-rata berusia

lebih dari satu minggu. Padahal, banyak pasien yang butuh darah segar

dengan usia maksimal tujuh hari atau darah baru yang memang didonorkan

pada hari itu juga.



"Pada situasi darurat, kami pasti kirim pesan BC ke pendonor. Namun

kadang ada belum sampai PMI, pasien sudah tidak tertolong," ujarnya.

Menurut Ingusdi, kesadaran masyarakat mendonorkan darah sudah tinggi.

Jumlah pendonor di Kulonprogo pun terbilang melimpah. Namun, tidak

banyak yang sudah rutin donor darah setiap tiga bulan sekali.

"Kalau banyak yang sudah rutin, saya kira kebutuhan darah segar bisa

tertangani," ucap Ingusdi.

Sementara ini, lanjut Ingusdi, dia masih mengandalkan fasilitas sms

gateway untuk mengingatkan pendonor secara berkala, menyebarkan agenda

donor darah massal, maupun informasi darurat. PMI Kulonprogo juga

memanfaatkan beberapa media jejaring sosial. "Kami juga mencoba

menjalin kerja sama dengan sekolah dan kampus," tuturnya.



Editor : Nina Atmasari



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

ATM Dibobol, Uang Beasiswa Raib

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Seorang mahasiswi warga Salamrejo Sentolo,

Monika Desi Anggun Purwandani (19), gagal menikmati uang beasiswa dari

kampus setelah ATM BRI miliknya diduga dibobol oknum tidak

bertanggungjawab. Uang dalam ATM tersebut tiba-tiba raib, padahal

Monik tidak melakukan penarikan.

Merasa telah menjadi korban dugaan pembobolan ATM, Monik kemudian

melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres

Kulonprogo, Jumat (07/08/2015). Mahasiswi berjilbab ini membawa serta

buku tabungan berikut ATM miliknya sebagai barang bukti.



"Semula, uang beasiswa dari kampus yang saya simpan dalam ATM BRI

masih tersisa hampir Rp 2 juta. Tapi tiba-tiba, saldonya berkurang

sekitar Rp 1,5 juta sehingga yang tersisa dalam rekening tinggal Rp

400.000," kata Monik.

Monik menyadari berkurangnya saldo rekening tersebut saat hendak

melakukan penarikan, Kamis (06/08/2015). Ia merasa kaget lantaran uang

yang tersisa hanya Rp 400.000, padahal seharusnya tetap sesuai saldo

awal yakni hampir Rp 2 juta.



"Saya tidak melakukan penarikan baik melalui ATM maupun menggunakan

buku tabungan. Penarikan terakhir saya lakukan pertengahan Juni lalu,

di sebuah Swalayan kawasan Watulunyu Wates. Saat itu, saldonya masih

hampir Rp 2 juta," jelasnya.



Monik menyampaikan, selama ini ATM tersebut selalu berada di tangannya

tanpa dipinjamkan ke siapapun. Monik juga tidak pernah meminta orang

lain untuk mengambilkan uang menggunakan buku tabungan maupun ATM.

Karena itulah, ia merasa telah menjadi korban dugaan pembobolan ATM.



"Saya kemudian berusaha melakukan penelurusan ke bank. Saat petugas

bank memberikan print out buku tabungan, terlihat ada penarikan Rp 1,4

juta tertanggal 21 Juni. Saya tidak tahu dan tidak merasa melakukan

penarikan itu," imbuhnya.

Pejabat Sementara Kanit SPKT Polres Kulonprogo, Aiptu Eko Bareng

Untoro mengatakan, pihaknya telah menindaklanjuti laporan Monik dengan

meneruskan ke Satreskrim. Pendataan telah dilakukan dan diketahui

adanya kehilangan sekitar Rp 1,5 juta. Sementara Kanit II Satreskrim

Polres Kulonprogo, Iptu Archye Nevada mengatakan, pihaknya langsung

melakukan penelusuran atas laporan tersebut.(Unt)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Friday, August 7, 2015

Pemkab KP Siapkan 450 Hektare Sawah Baru

KULONPROGO – Pemkab Kulonprogo berencana mencetak sawah baru di lahan

marginal seluas 450 hektare. Upaya itu dilakukan untuk antisipasi

penyusutan lahan yang mengakibatkan produksi padi menurun."Survei

investigasi desain (SID) sudah selesai disusun, kami akan melaksanakan

cetak sawah baru secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah,"

terang Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulonprogo

Bambang Tri Budi Harsono.Bambang mengatakan, pada tahun ini, cetak

sawah baru seluas enam hek-tare direncanakan di daerah Paingan,

Sendangsari, Pengasih. Namun masih terkendala dalam membersihkan lahan

karena membutuhkan alat berat."Sementara kami belum meng-anggarkan

biaya sewa alat berat. Se-hingga, cetak sawah baru di Pengasih

mengalami keterlambatan," katanya.



Menurut Bambang, sawah baru juga membutuhkan dukungan irigasi yang

baik supaya sawah tidak kekurangan air. Sementara cetak sawah di

Paingan, baru ada dua pipa enam inci untuk menyangga Sungai Serang

sepanjang 60 meter. "Cetak sawah baru di Paingan, Pengasih sebetulnya

digadang bisa mencapai 26 hektare. Namun pengairan yang belum memadai

membuat luasan itu belum bisa dimaksimalkan," ujarnya.



Bambang menambahkan, anggaran yang dibutuhkan setiap mencetak sawah

baru seluas satu hektare mencapai Rp 15 juta. Ada beberapa titik

kawasan yang cocok untuk cetak sawah baru, antara lain di wilayah

Kecamatan Pengasih, Sentolo dan sebagian di Nanggulan.Kecamatan

Pengasih yakni di Bendung Tawang Pengasih mencapai 266,43 hektare, di

kawasan Margosari 6,58 hektare dan Sendangsari 30,63 hektare. Kawasan

Bendung Tawang merupakan pengembangan irigasi Balai Besar Wilayah

Sungai Serayu Opak (BBWSSO) tahun 2004.Kecamatan Sentolo meliputi

kawasan Kaliagung seluas 30,25 hektare, Sentolo 14 hektare, dan

Banguncipto 13,79 hektare. Sedangkan di Kecamantan Nanggulan meliputi

Kawasan Dono-mulyo seluas 64,69 hektare."Cetak sawah baru di

Kulonprogo membutuhkan anggaran lebih dari Rp 6,75 miliar. Sangat

membutuhkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat dan Pemprov DIJ,"

ungkapnya.



Wakil Ketua DPRD Kulonprogo Ponimin Budi Hartono menyatakan, cetak

sawah baru cukup relevan dalam mengantisipasi penyusutan lahan sawah.

Itu seiring dengan rencana pengembangan Kota Wates dan mega-proyek

pembangunan lainnya."Diperkirakan lahan sawah di Kulon-progo terjadi

penyusutan 350 hektare hingga tahun 2020. Hal ini perlu diantisipasi

sejak dini yakni dengan mencetak sawah baru," tandasnya.Ponimin

menegaskan, leading sector atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD)

yang menangani yakni dinas pertanian dan kehutanan. Juga dinas

kelautan, perikanan, dan peternakan (dinkepenak) serta bidang

pengairan dinas pekerjaan umum."Semua harus mulai menyusun lang-kah

strategis untuk mencetak sawah baru dan membangun infrastruktur

saluran irigasi. Pemkab Kulonprogo juga harus menggandeng Balai Besar

Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) DIJ terkait kebutuhan irigasinya,"

tegas-nya.(tom/ila/ong)



radarjogja





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results