Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Saturday, March 28, 2015

Puting Beliung Terjang Srikayangan

Harianjogja.com, KULONPROGO - Puting beliung porak-porandakan pohon dan

rumah warga di Dusun Kradenan dan Dusun Gunung Puyuh di Desa Srikayangan,

Sentolo, Rabu (25/3/2015). Tiga warga mengalami luka serius akibat tertimpa

atap rumah.



Dari pantauan Harianjogja.com di lokasi kejadian, Dusun Kradenan mengalamk

kerusakan cukup parah. Tiga rumah yang berada di dusun tersebut rusak parah

tersapu angin dan tertimpa sebuah pohon besar setinggi lebih dari 15 meter.

Dua rumah masing-masing milik Mardi Wiyono, 70, dan Tukiyo, 58, hancur dan

hampir rata. Bahkan, dua anggota keluarga Mardi menjadi korban akibat

bencana tersebut.



"Istri saya dan cucu saya sedang di ruang tengah. Saya sendiri di dapur

sedang menyalakan api untuk memasak air. Tiba-tiba saja rumah sudah ambruk,

lalu saya segera matikan api biar tidak membakar kayu kering di sekitarnya,"

ujar Mardi, Kamis (26/3/2015).



Menurut Kasidi, 63, tetangga korban, angin puting beliung muncul pertama

kali dari arah barat daya rumahnya.

Sekitar pukul 15.30 WIB, usai melaksanakan shalat ashar, Kasidi melihat awan

gelap di samping rumah. Saat itu hujan deras disertai angin kencang,

kemudian dari awan gelap itu muncul angin puting beliung memutar dan makin

membesar langsung menghantam pohon besar yg ada di lokasi itu.



"Anginnya lalu bergerak ke timur ke arah rumah Pak Mardi. Saya langsung lari

ke sana. Saya lihat, istri sama cucu Pak Mardi sudah dalam posisi terlentang

dan tertimpa reruntuhan," ungkap Kasidi.



Kasidi menuturkan, Mukiyem, 60, istri Mardi mengalami patah tulang pada

bagian lengan atas. Sedangkan cucu Mardi, Aprilia, 6, mengalami tulang retak

di bagian punggung. Seketika itu juga korban langsung dibawa ke RSUD Wates

untuk mendapat pertolongan.



Warga, relawan dan petugas gabungan membantu membersihkan puing-puing rumah

warga yang roboh setelah tertimpa pohon tumbang di Dusun Kradenan Desa

Srikayangan, Sentolo, Kamis (26/3/2015).



Editor: Mediani Dyah Natalia <http://jogja.solopos.com/baca/author/mediani>
Share:

Wednesday, March 25, 2015

WTT Siap Bertemu Tim Kajian Keberatan

TEMON ( KRJogja.com)- Tim Kajian Keberatan Bandara Baru DIY di Temon

terdiri dari Sekda DIY Drs Ichsanuri, Bupati Kulonprogo dr Hasto

Wardoyo, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) DIY Tavip Agus

Rayanto, Kepala Kanwil Badan Pertanahan Nasional (BPN) DIY dan Kepala

Kanwil Hukum HAM DIY serta akademisi akan menemui 330-an warga pesisir

selatan Kecematan Temon yang hingga kini belum sepakat terhadap

rencana pembangunan bandara internasional di wilayah mereka.

Sementara warga kontra bandara tergabung dalam Wahana Tri Tunggal

(WTT) menyatakan siap menghadiri pertemuan khususnya di Balai Desa

Glagah Kecamatan Temon, Kamis (26/3).

Humas Proyek Pembangunan Bandara PT Angkasa Pura (AP) I Ariyadi

Subagyo menjelaskan pertemuan akan berlangsung di tiga lokasi

masing-masing Balai Desa Glagah dan Palihan serta di Joglo Kantor

Kecamatan Temon.

Dalam pertemuan tersebut Tim Kajian Keberatan Bandara akan

mengklarifikasi langsung perihal alasan warga keberatan terhadap

rencana pembangunan bandara di wilayah pesisir selatan Kecamatan Temon

Kulonprogo.

Secara teknis ungkap Ariyadi, tim kajian keberatan mempresentasikan

hasil rekap alasan keberatan warga kemudian dilanjutkan dengan

klarifikasi dalam bentuk dialog terbuka dengan tujuan mendalami alasan

warga suapaya tidak muncul salah persepsi dan salah rekomendasi.

"Hasil klarifikasi akan dijadikan bahan dalam menyusun rekomendasi

yang disampaikan kepada Gubenur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X

sebagai dasar diterbitkan atau tidaknya Izin Penetapan Lokasi (IPL)

bandara baru di Temon," tegasnya.

Secara terpisah Kepala Desa (Kades) Glagah Agus Parmono menjelaskan

sebagian besar warga yang belum sepakat dengan rencana pembangunan

bandara di Temon memang berasal dari wilayahnya. Adapun pertemuan tim

kajian keberatan dengan warga tidak terpusat di satu tempat melainkan

dibagi tiga lokasi yakni Balai Desa Glagah dan Balai Desa Palihan

serta Kantor Kecamatan Temon. Dijelaskan, hasil perhitungan tercatat

sekitar 50-an warga Glagah batal terdampak pembangunan bandara karena

lokasi digeser. "Batas di Pedukuhan Macanan, Bebekan dan Kretak

digeser ke selatan atau Jalan Diponegoro untuk meminimalkan jumlah

warga terdampak," ujarnya.

Begitu pula tempat atau objek wisata yang berada di sisi selatan tidak

terdampak pembangunan bandara. "Tapi kalau sisi utara yang saat ini

banyak berdiri penginapan dan karaoke semuanya kena tapi perlu diingat

lahan tersebut milik Paku Alaman atau Pakualaman Ground," tegasnya.

Ketua WTT Martono mengatakan, tujuan kedatangan warga menemui Tim

Kajian Keberatan Bandara selain untuk mendengarkan sekaligus juga

menjelaskan bahwa WTT tetap menolak pembangunan bandara di Kecamatan

Temon. "Kami memang memilih datang ke Balai Desa Glagah dan mungkin

sekitar 100-an orang yang akan hadir," tuturnya menambahkan kendatipun

bersedia datang bertemu tim kajian keberatan yang dibentuk Gubenur DIY

tapi pihaknya tetap konsisten memperjuangkan lahan produktif milik

mereka agar tidak dibangun bandara.(Rul)
Share:

TBC Kulonprogo cenderung naik.

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Tuberkulosis (TB) atau yang dulu dikenal

dengan TBC berakibat kematian di Kabupaten Kulonprogo cenderung naik.

Tahun 2013 yang meninggal karena TB ada 3 orang, jumlah tersebut

meningkat pada tahun 2014 menjadi 7 orang.

"Kematian karena TB meningkat karena saking banyaknya kasus yang

ditemukan. Kebanyakan terlambat ditemukan, sehingga ketika diobati

sudah makin parah dan akhirnya meninggal," kata Kasi Pemberantasan

penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kulonprogo Slamet Riyanto SKM.

Menurut Slamet penemuan makin banyak ini disebabkan kinerja puskesmas

meningkat, juga melibatkan klinik atau rumah sakit swasta. Kebanyakan

yang meninggal banyak dari usia tua. "TB, merupakan penyakit menukar

langsung yang disebabkan mikro bakterium tuberkulosis, sangat mudah

penularannya lewat pernafasan begitu dihirup udara yang sudah

mengandung bakteri maka akan langsung menular," ujarnya.

Di Kulonprogo, kasus TB tahun 2013 bakteri tahan asam (BTA ) + paling

menular ada 110 kasus, 2014 kasus 134 meningkat penemuannya. Secara

keseluruhan saat ini kasus TB ada 248, terdiri BTA + 134, kekambuhan

7, ekstra paru TB tidak di paru-paru 58 kasus, serta BTA-.

Penyebab TB makin parah adalah salah satunya faktor lingkungan.

Terjadinya suatu penularan, bila penderita batuk dan mengeluarkan

bakteri namun terkena sinar akan mati, tapi apabila lingkungannya

lembab maka bakteri banyak bertahan dan menular. Upaya pencegahan,

adalah apabila ditemukan penderita sebagai penular, maka segera

diobati agar tidak sebagai sumber. (Wid)
Share:

Minta Sesepuh Dan Anggota WTT Dibebaskan

WATES ( KRjogja.com) -Sekitar 200-an warga yang belum setuju rencana

pembangunan bandara tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) kembali

menggelar unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri (PN) Wates, Selasa

(24/03/2015).

Aksi damai tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan moral mereka

terhadap sesepuh dan pengurus serta anggota WTT masing-masing Saridjo,

Wasiyo, Tri Marsudi dan Wakidi yang menjalani persidangan di PN

setempat atas tuduhan penghasutan dan perusakan Balai Desa Glagah

Kecamatan Temon.

Sementara di dalam ruang sidang dengan agenda pembacaan eksepsi atau

keberatan terdakwa terhadap tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang

dibacakan penasehat hukum empat terdakwa dari Lembaga Bantuan Hukum

(LBH) Yogyakarta Hamzal Wahyudin dan rekan. Dalam eksepsinya penasehat

hukum para terdakwa menyatakan keberatan karena tuduhan atau dakwaan

JPU berlebihan, masyarakat dilarang mempertahankan hak miliknya.

Penasehat menyarankan agar aparat penegak hukum mengutamakan budaya

pendekatan moral dalam menyelesaikan perkara.

"Dakwaan JPU tidak lengkap dan tidak jelas. Karena itu kami mohon

majelis hakim menerima eksepsi yang kami sampaikan secara keseluruhan,

membatalkan dakwaan demi hukum, membebaskan terdakwa dari segala

tuntutan, mengembalikan terdakwa seperti status semula serta

merehabilitasi nama baik para terdakwa," kata Hamzal Wahyudin.

Sidang ditunda minggu depan atau Selasa (31/3) dengan agenda tanggapan

atau pledoi secara tertulis oleh JPU.(Rul)
Share:

Sunday, March 22, 2015

Warga Tayuban Peringati Sewindu Wafatnya Ki Hadi Sugito

KETOKOHANdalang Almarhum Ki Hadi Sugito dibidang pedalangan dan

karawitan memang tidak diragukan lagi. Lihat saja meski sudah

meninggal delapan tahun silam, tapi kecintaan dan kesayangan

masyarakat terhadap sosok dan kepiawaian serta karya lakon wayang

kulit yang dipentaskan semasa hidupnya terkesan tidak pernah mati.

Peringatan sewindu wafatnya sang maestro, masyarakat Desa Tayuban

menggelar serangkaian acara budaya dan keagamaan di Sanggar Mardi

Wirama Desa Tayuban Kecamatan Panjatan selama dua hari Jumat-Sabtu

(20-21/03/2015).

Selain tahlil dan pengajian, keluarga, masyarakat, pecinta dan pelaku

seni tradisional, prajurit atau bergodo dari sejumlah wilayah

Kulonprogo mengadakan kirab keliling menyusuri jalan desa hingga

akhirnya sampai makam Ki Hadi Sugito yang berada di sebelah barat

Masjid Muhajirin Tayuban. Di kompleks pemakaman tersebut keluarga

dipimpin adik almarhum Joko Sumitro dan didampingi Ki Sumbodo berdoa

yang kemudian prosesi dilanjutkan tabur bunga.

Pimpinan Sanggar Mardi Wirama sekaligus Ketua Panitia Bambang Sumbogo

mengungkapkan, serangkaian kegiatan budaya dan keagamaan peringatan

sewindu wafatnya Ki Hadi Sugito merupakan inisiatif warga setempat.

"Kami punya kewajiban moral mikul dhuwur mendhem jero (menghormati

orang tua atau pemimpin. red) apalagi pada masa mudanya almarhum

tinggal di Pedukuhan I Desa Tayuban," katanya.

Usai kirab prosesi dilanjutkan pementasan wayang kulit oleh adik

kandung, anak dan cucu Ki Hadi Sugito. Bagi keluarga, Ki Hadi Sugito

merupakan guru serta panutan masyarakat.

Sebelum meninggal Ki Hadi Sugito selalu berpesan kepada anak cucunya,

agar selalu belajar sungguh-sungguh. Dengan bersungguh-sungguh maka

apa pun pilihan yang dilakoni anak-anak dan putunya akan membuahkan

hasil maksimal.(Asrul Sani)
Share:

Thursday, March 19, 2015

Warga yang Menolak tetap Dilayani Haknya

Warga mengikuti tahap konsultasi publik pembangunan Bandara Kulonprogo di

Balaidesa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Selasa (25/11/2014).

(JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)



Warga mengikuti tahap konsultasi publik pembangunan Bandara Kulonprogo di

Balaidesa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Selasa (25/11/2014).

(JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)







Rabu, 18 Maret 2015 19:40 WIB | Switzy Sabandar/JIBI/Harian Jogja |

|







Bandara Kulonprogo, tim kajian keberatan dibentuk untuk memberikan

kesempatan bagi warga menyampaikan aspirasi.







Harianjogja.com, KULONPROGO-Terkait rencana Komnas HAM yang akan menemui

warga terdampak pembangunan bandara pada Rabu (18/3/201), Bupati Kulonprogo

Hasto Wardoyo mengatakan belum ada rencana bertemu dengan komisi tersebut.







"Akan tetapi, dinamika pembangunan bandara di Kecamatan Temon akan lebih

baik jika diketahui oleh banyak orang," ungkapnya, Selasa (17/3/2015).







Tim Community Development Pembangunan Bandara Baru Ariyadi Subagyo

menjelaskan rekapitulasi akhir konsultasi publik masih disusun. Sebab, masih

terdapat beberapa warga yang memberikan formulir konsultasi publik dengan

cara menyusul.







"Setelah selesai rekapitulasi, maka tahap selanjutnya adalah pembentukan tim

kajian keberatan oleh Gubenur DIY," ujarnya.







Ia menjabarkan tim kajian keberatan akan turun ke lapangan untuk melakukan

konfirmasi kepada warga yang keberatan dengan rencana pembangunan bandara.

Hal ini, imbuh Ariyadi, menunjukkan warga diberi hak dan ruang yang luas

untuk menyampaikan aspirasinya dalam proses pembebasan lahan bandara di

Kulonorogo.







Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Kasus Begal Anggota Satpol PP Kulonprogo Dinilai Janggal

Begal di Kulonprogo yang menimpa anggota Satpol PP dinilai janggal dengan

berbagai alasan



Harianjogja.com, KULONPROGO-Kasus

<http://jogja.solopos.com/baca/2015/03/16/begal-di-kulonprogo-anggota-satpol

-pp-kulonprogo-jadi-korban-begal-585531
> pencurian dengan kekerasan yang

menimpa Subardiyanto,43, anggota Satpol PP Kulonprogo yang terjadi di Dusun

Kepek, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Minggu (15/3/2015) petang dinilai

janggal.



Hal itu terlihat dari senjata yang digunakan pelaku berupa sabit tumpul dan

kotor seperti habis digunakan di sawah. Demikian pula halnya dengan hasil

visum yang diajukan ke rumah sakit, bekas luka di tangan kiri bagian dalam

terlihat tidak pas jika digunakan untuk menangkis sabetan sabit pelaku.



Hal itu diungkapkan Kapolsek Pengasih Kompol Wakidjan saat ditanya perihal

kasus tersebut di Mapolsek Pengasih, Kamis (19/3/2015).



Kasus tersebut, kata dia, masih dalam penyelidikan dan terus dikembangkan.

Menurutnya, sabit yang digunakan pelaku bukan alat yang layak digunakan

untuk pelaku profesional.



"Tidak hanya itu, dilihat dari kondisi motor, korban seharusnya dapat

mengejar pelaku karena menggunakan Yamaha Vixion, sementara pelaku hanya

Honda Vario, tetapi masih kami kembangkan lagi penyelidikannya," ujarya.



Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Ricky Boy Sialagan mengatakan

penyelidikan masih berlanjut dengan mengumpulkan keterangan dari para saksi.

Dikatakannya, polisi belum dapat mengarah ke keterangan palsu karena masih

bergantung dari pemeriksaan lebih lanjut.



"Baru dapat disimpulkan setelah semua keterangan kami dapatkan," tuturnya.



Kepala Satpol PP Kulonprogo Duana Heru berencana untuk bertemu dengan

anggota yang bersangkutan untuk meminta penjelasan sekaligus mengklarifikasi

isu yang beredar di masyarakat terkait kejanggalan kasus tersebut. "Tetapi

untuk penyelidikan tetap ranahnya kepolisian," imbuh dia.



Editor: Nina Atmasari <http://jogja.solopos.com/baca/author/nina>
Share:

Saturday, March 14, 2015

Kulonprogo Juara Umum Tinju Popda DIY

WATES ( KRjogja.com)- Kontingen Kulonprogo meraih juara umum cabang

olah raga (cabor) tinju Pekan Olahraga Pelajar (Popda) DIY 2015.

Pertandingan disaksikan langsung Ketua BPO DIY, Ir Edy Wahyudi MM,

Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo, Drs Sumarsono dan KONI Kulonprogo.

Pada babak final yang digelar Jumat (13/3), di Panti Pelajar Wates,

kontingen Kulonprogo berhasil mendulang 4 medali emas, 1 perak dan 6

perunggu. Diurutan kedua, Bantul dengan 2 emas, 4 perak, 1 perunggu.

Kemudian Sleman harus puas di urutan ketiga dengan 1 emas, 2 perak, 2

perunggu, Disusul Kota Yogya 1 perak, 2 perunggu dan Gunungkidul 3

perunggu.

Empat medali emas Kulonprogo diraih petinjunya, Luis Wenda yang turun

dikelas 44 kg yang menang atas Simon Sakka (Bantul), kelas 49 kg

Valentino Ricky menang atas Rico Sanjaya (Kota), kelas 52 kg, Oriaman

Zega menang atas Abdul Rauf (Bantul) dan kelas 56 kg, Ignasius A

mengatasi Sahidin Falas (Sleman).

Petinju Kulonprogo lainnya yang turun dikelas bantam 46 kg, Irsan Medi

harus takluk ditangan Adhis Priyanto (Bantul).

Sementara itu di kelas 60 kg, petinju Bantul, Ignalius Bhismo meraih

emas setelah mengalahkan Delviq Gilang (Sleman). Kelas 64 kg, medali

emas direbut petinju Sleman, Jio Afriando setelah mengatasi perlawanan

Ariyanto Eko (Bantul).(*-32)
Share:

Sunday, March 1, 2015

Air Terjun Kembang Soka Butuh Sentuhan

KULONPROGO ( KRJogja.com) -Sebagai salah satu lokasi wisata baru di

Kulonprogo, air terjun Kembang Soka memang belum sepenuhnya dikelola

secara maksimal.

Sampai saat ini pengelolaan air terjun yang terletak diantara dua

dusun, yakni dusun Gunung Kelir dan dusun Kembang Soka, Jatimulyo,

Girimulyo, Kulonprogo, ini memang masih dilakukan secara swadaya oleh

penduduk desa setempat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Tak seperti sejumlah lokasi wisata air terjun lain di sekitarnya

seperti Grojogan Sewu yang lebih dulu dibuka, air terjun Kembang Soka

terbilang masih minim fasilitas pendukung baik itu lokasi parkir,

kamar mandi umum, hingga tempat beristirahat serta akses jalan masuk

yang aman dan nyaman untuk dilalui.

"Air terjun ini memang baru sekitar dua bulan terakhir dibuka.

Sehingga sebenarnya secara fasilitas belum siap. Kita rencananya akan

membuat dan memperbaiki jalur akses masuk yang baru agar lebih mudah

dilalui. Namun sampai saat ini belum terlaksana karena banyaknya

pengunjung yang datang kesini," ujar Giyono (28) wakil ketua Pokdarwis

air terjun Kembang Soka.

Selain akses jalan, Giyono juga berencana membuat kamar mandi umum

bagi pengunjung karena sampai saat ini masih memanfaatkan milik salah

seorang warga sekitar yang menjadi tempat lokasi parkir. Terkair tiket

masuk, pihak pengelola sendiri secara swadaya mematok tiket sukarela

sebesar Rp3000 bagi setiap pengunjung.

"Dari awal dibuka pada Januari lalu, sampai saat ini sudah ada sekitar

10ribu lebih pengunjung yang datang ke air terjun Kembang Soka ini.

Rata-rata dalam satu hari ada sekitar 150 an pengunjung yang datang.

Sementara pada hari libur bisa melonjak hingg 800an-1000 orang

pengunjung per hari," katanya.

Untuk mencapai air terjun Kembang Soka sendiri pengunjung dapat

melalui rute Jalan Godean lurus ke barat- hingga sampai ke perempatan

Kenteng. Dari situ masih lurus ke barat ke arah goa Kiskendo hingga

sampai pasar Jonggrangan. Dari pasar itu kita tinggal mengikuti papan

penjunjuk jalan yang ada karena air terjun ini berada tak jauh dari

lokasi air terjun lainya seperti air terjun Grojogan Sewu, Taman Air

Mudal dll.(M-5)
Share:

Breaking News

Wikipedia

Search results