Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Tuesday, September 29, 2015

Dubes Korea Penasaran Dengan Gula Semut Kulonprogo

Jakarta, HanTer - Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Taiyoung Cho mengatakan setelah merasakan nikmatnya gula semut, dia penasaran dan langsung datang ke Kulonprogo, Jawa Tengah hanya untuk melihat proses produksinya.

"Saya penasaran dengan gula semut, jadi saya sengaja pergi Kulonprogo hanya untuk melihat proses pembuatannya," kata Dubes Cho dalam sambutannya saat membuka penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan Cheil Jedang (CJ) Group asal Korea dengan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo, Jawa Tengah, Selasa (29/9/2015).

"Kenapa dinamai gula semut pak. Kalau kecil-kecil kan masih ada yang lebih kecil dari semut," Dubes Cho seperti bertanya kepada Ngatijo, Ketua KSU Jatirogo yang tengah duduk dihadapannya.

Ternyata, kata Dubes Cho, nama semut diberikan kerena gula hasil produk warga Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulonprogo tidak seperti gula pada umumnya, ia tidak disukai oleh semut.

Penandatanganan nota kesepahaman itu  disaksikan Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM Kemenkop UKM Meliadi Sembiring dan Direktur Jenderal KOTRA Indonesia Song Yoo Hwang, serta Dubes Republik Korea untuk Indonesia HE Cho Tae Young.

 

 

 

(Ris)

Share:

UMKM Kulonprogo Masih Terjerat Utang Rentenir

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Masalah klasik berupa permodalan masih saja menjadi kendala dalam pengembangan dan perberdayaan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) di Kulonprogo.

Hal itu diungkapkan Pimpinan PT Bank BPD DIY Cabang Wates, Riani Ernastuti, saat mengisi seminar kesehatan dan manajemen keuangan usaha di Gedung Kaca Kulonprogo, Selasa (29/9/2015).

Menurutnya, kebanyakan pelaku usaha UMKM di Kulonprogo kemudian berusaha memperkuat permodalan itu melalui tabungan.

Namun tidak jarang UMKM yang akhirnya harus meminta bantuan kerabat.

"Yang tidak bisa dipungkiri, ternyata masih banyak juga pelaku UMKM yang akhirnya mendapat modal dengan pinjaman renternir," kata Riani.

Dia menegaskan permasalahan itu harus diatasi dengan cara sinergi antar lembaga dan pemerintah.

Pasalnya, fakta di lapangan menunjukkan jumlah UMKM adalah yang terbanyak di antara jenis usaha yang ada di masyarakat.

Pihaknya menegaskan pula bahwa akses permodalan melalui perbankan memberi kesempatan luas untuk terus mengembangkan usaha.

"Kami siap memberi pelayanan permodalan untuk pedagang pasar, keliling, bahkan perajin yang bisa diakses secara kelompok maupun perorangan,” katanya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan dua hal antara kesehatan dan bekerja tidak akan terpisahkan. Sebab itu, proses kerja harus tetap didukung tubuh yang sehat.

"Selain permodalan, dua hal itu harus beriringan," kata Hasto.

Adapun seminar ini digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kulonprogo.

Harapannya, melalui acara itu para pelaku UMKM di Kulonprogo dapat semakin bersemangat wirausaha dan wawasan kesehatan serta manajemen keuangan usaha. (tribunjogja.com)

Share:

Korea Kembangkan Koperasi dan UKM di Kulon Progo

Korea Kembangkan Koperasi dan UKM di Kulon Progo
Seorang pria berusaha mengangkat tumpukan bungkus susu dan jus yang telah disortir untuk didaur di koperasi Coopemare di Sao Paulo, Brasil, 3 Juni 2015. Koperasi tersebut mendapatkan sampah yang akan didaur ulang dengan membeli dari orang-orang pengumpul sampah dari rumah-rumah, pasar dan toko. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -  Sebuah perusahaan asal Korea Selatan, Cheil Jedang Group, berkomitmen untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kesejahteraan petani gula kelapa di wilayah Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Rencana ini tercantum dalam  Memorandum of Understanding antara PT Cheil Jedang Indonesia dengan Koperasi Serba Usaha Jatirogo yang diselenggarakan di Hotel Grand Indonesia, Jakarta, Selasa, 29 September 2015.

Komisaris PT Cheil Jedang Indonesia yang juga mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Bernard Kent Sondakh, mengatakan bahwa melalui kesepakatan ini pihak perusahaan akan mendukung satu desa mengembangkan Koperasi Serba Usaha Jatirogo untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki fasilitas yang ada di desa tersebut. "Koperasi Serba Usaha Jatirogo memiliki produk gula kelapa yang baik, tentu ini adalah potensi bagus. Melalui nota kesepakatan ini kami akan membantu untuk memasarkan produk mereka melalui outlet-outlet kami yang tersebar di wilayah Jabodetabek," ujar Bernard.

Selain itu, melalui kesepakatan ini juga pihak perusahaan juga akan memberikan pendampingan untuk koperasi dalam mengembangkan sebuah produk. "Tidak hanya memberikan bantuan untuk distribusi, melalui program Corporate Sosial Responsibility kami juga memberikan bantuan berupa infrastruktur untuk mengembangkan produksi dari gula kelapa buatan operasi Serba Usaha Jatirogo," kata Bernard lagi.

Sementara itu Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Meliadi Sembiring mengatakan, bahwa nota kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari program One Village One Product yang digagas oleh Korea Trade-Investment Promotion Agency beserta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada Oktober 2013.

Tujuan program ini adalah membangun daya saing daerah dengan menciptakan kompetensi inti bagi daerah tersebut. Karena itulah, tak banyak orang tahu mengapa produk unggulan desa amat penting. "Oleh karenanya, CJ Group akan melakukan kerjasama dengan memanfaatkan strategi dan teknik pemasaran yang dimiliki afiliasi kami di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya Kulon Progo," ujar Meliadi.

Ia menjelaskan pengelolaan Koperasi Serba Usaha Jatirogo akan semakin optimal sehingga memiliki multiplier effect bagi produksi gula kelapa yang meningkat baik dari sisi kualitas dan kuantitas. Bahkan, bukannya tak mungkin, mampu menjadi ikon Kabupaten Kulon Progo. "Selain itu, dengan potensi produksi yang besar maka secara langsung akan berdampak pada kesejahteraan petani perajin gula semut yang semakin baik pula", Ucap Meliadi.

Share:

Soal Bandara Kulon Progo, Petani Kecewa Putusan MA

Sidang kasus Bandara Kulon Progo di PTUN DIY, beberapa waktu lalu. (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim)
 
 
 
 
 
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Mahkamah Agung (MA) mengabulkan kasasi gugatan rencana pembangunan Bandara Kulon Progo yang diajukan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rizky Fatahillah, kuasa hukum petani Kecamatan Temon yang menolak pembangunan Bandara Kulon Progo, menyayangkan tindakan MA mengabulkan kasasi gugatan tersebut.

Menurutnya, pembangunan Bandara Kulon Progo bermasalah dalam hal perencanaan. Sebab, pembangunan tidak pernah disebutkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW DIY.

"Pihak kami menyayangkan MA yang mengabulkan putusan pemda karena putusan PTUN kami pikir sudah komprehensif," ujar Rizky yang merupakan salah satu anggota LBH Yogyakarta melalui sambungan telepon di Yogyakarta, Rabu (30/9/2015).

Ia khawatir ke depannya akan semakin banyak pembangunan bermasalah yang dibiarkan di Yogyakarta. "Kami khawatirkan akan melegitimasi pembangunan infrastruktur lain yang bermasalah," ucapnya.

Selain itu, pihaknya menilai dalam rencana pembangunan bandara, pemerintah bertindak sewenang-wenang dan tidak memperhatikan hak hidup dan hak pekerjaan petani di Kulon Progo.

"Kami lihat selama ini pemerintah hanya ingin gusur-gusur. Tapi tidak memperhatikan keinginan kawan petani. Yang kami bela bukan menolak bandara tapi mempertahankan kelangsungan hidup petani di Kulon Progo," tegasnya.

Pihaknya akan melakukan berbagai tindakan untuk membela kelangsungan hidup petani. Salah satunya melakukan upaya hukum dan komunikasi politik dengan pemerintah pusat.

"Upaya hukum lanjutan akan kami lakukan tetapi masih akan dibicarakan lagi. Perlu juga untuk melibatkan pemerintah pusat untuk melakukan upaya politik lebih luas, tujuannya agar pemda yang ingin membangun Bandara Kulon Progo mengerti aspirasi petani," pungkasnya.
SAN                        
Share:

Friday, September 25, 2015

Pemkab Kulonprogo Turunkan Tim Pemantau Hewan Kurban Kamis Besok

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Meski sudah ada yang melakukan

penyembelihan hewan kurban pada Rabu (23/9/2015), Pemkab Kulonprogo

baru akan menerjunkan tim pemantau pada Kamis (24/9/2015).



Kepala Kesehatan Hewan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan

Kulonprogo, Drajat Purbadi, mengatakan pemantauan penyembelihan hewan

kurban pada Kamis akan dilakukan sekitar 195 petugas.



Para petugas yang diterjunkan ke lapangan itu, menurutnya, terdiri

atas 54 dokter hewan, 88 petugas kesehatan yang merupakan kader di

setiap desa, dan juga 53 mahasiswa Fakultas Kesehatan hewan UGM.



"Mereka diterjunkan untuk memantau penyembelihan hewan kurban pada

Kamis ini di Kulonprogo. Setiap desa diperkirakan akan dipantau oleh

tiga atau empat orang petugas," kata Drajat, Rabu (23/9/2015).



Drajat mengakui pada Rabu ini memang sudah ada beberapa lokasi yang

melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Meski demikian, pihaknya

belum menurunkan petugas pemantau ke lapangan.



Sebagaimana pantauan di lapangan, penyembelihan hewan kurban pada Rabu

ini salah satunya dilaksanakan masyarakat Durungan Kecamatan Wates.



Seusai melaksanakan salat Id, belasan warga Durungan ini

melanjutkannya dengan penyembelihan dua ekor sapi dan satu ekor

kambing. (*)
Share:

Gempa Yogya tak menimbulkan kerusakan di Kulon Progo

Merdeka.com - Kota Yogyakarta dilanda gempa bumi pada pukul 20.28 WIB.

Meski tak berlangsung lama, gempa ini sempat mengejutkan warga hingga

berhamburan ke luar rumah.



Bahkan guncangan dari gempa ini juga terasa hingga ke Desa Salamrejo,

Kulon Progo, Jawa Tengah. Namun, guncangan tersebut tidak terlalu

keras seperti di Kota Yogyakarta.



"Di sini berasa guncangannya, tapi enggak begitu keras. Hanya sedikit

bergetar hingga genting rumah bunyi. Kirain hujan, enggak tahunya

gempa," kata Glin, warga Jakarta yang saat itu tengah berada di Kulon

Progo, Jumat (25/9).



Glin menambahkan, guncangan tersebut hanya berlangsung beberapa detik

dan tidak menimbulkan kerusakan apapun. Namun beberapa warga sempat

berhamburan ke luar rumah.



"Sejauh ini belum ada kerusakan apa-apa, tapi warga sempat keluar

rumah. Gempanya juga sebentar enggak sampai tiga sampai lima menit,"

imbuh Glin.



Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika, Mochammad Riyadi, menyatakan gempa terjadi di Yogyakarta

berpusat di 12 kilometer arah barat laut Gunungkidul. Gempa itu

berkekuatan 4,6 SR dan berada pada kedalaman 10 kilometer.



Meski getaran gempa cukup kuat dirasakan hingga Kota Yogyakarta,

tetapi Riyadi memastikan gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami,

sebab masih di bawah 5 Skala Richter. Dari laporan diterimanya, gempa

begitu terasa di daerah Bantul, Yogyakarta.



"Tidak ada potensi tsunami. Di Bantul yang terasa sekali," ucap Riyadi.
Share:

Warga Kulonprogo Berbondong-bondong Bawa Daging Kurban ke Penggilingan

Bisnis.com, KULONPROGO-Tempat penggilingan daging di Pasar Wates,

Kulonprogo diserbu warga, Kamis (24/9/2015). Mereka rela antre

berjam-jam demi menggilingkan satu atau dua kilogram (kg) daging sapi

yang diterima dari panitia pembagian hewan kurban.

Satu diantaranya adalah Basuki, warga Desa Krembangan, Kecamatan

Panjatan, Kulonprogo. Dia ingin membuat bakso dari gilingan daging

sapi. "Biar lebih tahan lama karena enggak punya kulkas," ungkap

Basuki.



Setahu Basuki, hanya ada tiga tempat penggilingan daging di sekitar

Wates. Dua di Pasar Wates dan satu lainnya di dekat Terminal Wates.

Menurutnya, dia memang harus antre karena tidak ada banyak pilihan.

Semua tempat penggilingan pasti ramai. "Ini sudah antre sejam tapi

masih kurang satu lagi. Tetangga saya nitip 1,5 kg," ujar berusia 37

tahun itu.



Basuki sendiri menggilingkan daging sapi sebanyak dua kg. Uang yang

harus dibayarkan mencapai Rp40.000. "Ini sudah sekalian dengan bumbu

baksonya. Nanti bisa langsung dimasak di rumah," paparnya.



Hal serupa dilakukan Titik Sriharyati. Tidak tanggung-tanggung. Dia

sudah antre hampir dua jam demi menggilingkan 2,6 kg daging sapi. "Ini

belum selesai. Tadi saya ke tempat lain tapi ternyata lebih banyak

yang antre," kata Titik.



Titik mengungkapkan, tidak ada tempat penggilingan daging di wilayah

tempat tinggalnya di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo.

"Punya kulkas buat menyimpan daging tapi kalau mau menggiling ya harus

ke Wates," ucapnya.



Sementara itu, pengelola tempat penggilingan daging di Pasar Wates,

Rusmin Nuryadin mengaku bisa menggiling daging sebanyak tiga hingga

empat kuintal per hari selama perayaan Idul Adha. Padahal, biasanya

hanya sekitar setengah kuintal. "Biasanya cuma melayani pelanggan dari

kalangan tukang bakso dan rumah makan padang," tuturnya.



Aji mumpung, Rusmin menaikkan harga jasa penggilingan hingga dua kali

lipat dibanding hari biasa. Konsumen jadi harus membayar Rp10.000 per

kg atau Rp20.000 per kg jika ingin sekalian dilengkapi bumbu.

"Ramainya paling lama sampai seminggu. Puncaknya tiga hari," kata

Rusmin menambahkan.



Editor : Nina Atmasari



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Edarkan Alprazolam, 2 Warga Sleman Diringkus

Harianjogja.com, KULONPROGO– Sebanyak dua warga Sleman dibekuk Satuan

Resnarkoba (Satresnarkoba) Kulonprogo karena kedapatan mengonsumsi dan

mengedarkan psikotropika. Ironisnya, obat tersebut diperoleh Sunyoto,

30, salah satu pelaku, menggunakan resep dokter.



Kasat Resnarkoba Polres Kulonprogo AKP Agus Nursewan mengungkapkan,

pelaku pertama, Sunyoto berhasil diringkus di rumahnya di Modinan,

Banyuraden, Gamping, Sabtu (19/9/2015) sore. Di hari yang sama,

petugas juga melakukan penggeledahan di rumah Nurdin, 19, pelaku lain

di rumahnya yang beralamat di Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.



"Kami mendapatkan informasi dari wilayah Kulonprogo, lalu kami

kembangkan. Motif pelaku yakni memiliki, menggunakan dan mengedarkan

psikotropika," ujar Agus, Rabu (23/9/2015).



Agus memaparkan, dari tangan pelaku berhasil diamankan empat butir pil

Mersi Alprazolam dan tujuh butir pil Riklona atau Clonazepam. Kedua

barang bukti itu saat ini masih dalam pemeriksaan di laboratorium

narkotika di Semarang, Jawa Tengah.



Dalam pemeriksaan yang dilakukan petugas, Sunyoto terbukti tidak hanya

sebagai pengguna. Pelaku juga mengakui telah memperjualbelikan obat

terlarang tersebut kepada rekannya. Akibat tindakannya itu, Sunyoto

dijerat dengan Pasal 62 atau Pasal 61 ayat 2 Undang-undang nomor 5

tahun 2007 tentang penyalahgunaan obat terlarang. Sedangkan, rekannya

Nurdin, dijerat dengan Pasal 62.



"Ancaman hukuman maksimal adalah lima tahun kurungan. Dari

pemeriksaan, Y [Sunyoto] sebagai pengedar," jelas Agus.



Kepada petugas, Sunyoto mengaku mendapatkan obat tersebut dari sebuah

apotik di Jogja. Awalnya, obat tersebut hanya dikonsumsinya sendiri

sebagai obat penghilang rasa sakit dan sulit tidur. Sunyoto mengaku,

sudah 13 tahun mengonsumsi obat jenis Mersi Alprazolam itu dan

mendapatkannya dari resep dokter.



Sunyoto mengatakan, dalam sekali periksa, obat yang ditebusnya

sebanyak 30 butir. Di mana, harga per 10 butir dibelinya seharga

Rp14.500.



"Karena butuh uang, saya jual ke teman per enam butir seharga

Rp72.000," ungkap Sunyoto.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Monday, September 21, 2015

Buah Kelapa Terbaik se-Indonesia

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pohon kelapa merupakan salah satu potensi

terbesar Kabupaten Kulonprogo. Tidak tanggung-tanggung. Desa Bojong di

Kecamatan Panjatan bahkan diklaim sebagai daerah asal varietas tanaman

penghasil kelapa terbaik di Indonesia.







Kelapa bojong bulat. Begitulah masyarakat setempat menyebut tanaman

asli Desa Bojong ini. Hampir setiap rumah penduduk di sana memiliki

pohon kelapa di pekarangannya.



"Sudah ada sejak zaman nenek moyang," kata Kasie Pemerintahan Desa

Bojong, Yayan, saat ditemui di balai desa, Jumat (18/9/2015).



Yayan memaparkan, kelapa bojong bulat punya banyak keunggulan,

terutama pada kualitas buahnya. Daging buahnya lebih tebal dan

menghasilkan santan yang lebih kental. Kandungan minyaknya pun lebih

banyak, hampir dua kali lipat dibanding kelapa jenis lain.

Produktivitas kelapa bojong bulat juga tinggi.







"Satu jenjang bisa lebih dari 10 butir. Rata-rata 15 butir. Jenis lain

biasanya cuma lima sampai delapan butir," ujar Yayan.



Potensi tersebut kemudian mendapat perhatian khusus dari pemerintah

sejak 2008 lalu dengan mengembangkan perkebunan seluas empat hektare.

Selain peningkatan produksi kelapa, dikembangkan pula usaha

pembibitan.



"Ada 11 kelompok tani yang ikut mengelola dari masing-masing dusun," ucapnya.



Konsumen bibit kelapa bojong bulat berasal dari wilayah Wonosari dan

Bantul hingga Klaten dan Wonosobo. Sedangkan buahnya kebanyakan dijual

ke Solo dan Klaten. Yayan lalu mengeluh, keunggulan kelapa bojong

bulat sering dimanfaatkan pihak tidak bertanggungjawab.



"Sering diklaim sama orang-orang. Padahal itu bukan kelapa kami. Itu

bisa merusak citra kelapa bojong bulat," tuturnya.



Ketersediaan air yang cukup melimpah juga mendukung pengembangan

kelapa bojong bulat. Mereka belum pernah sampai kekurangan air saat

musim kemarau. Yayan lalu menambahkan, warga setempat juga

memanfaatkan bagian lain dari tanaman kelapa untuk mendapatkan

penghasilan tambahan.



"Serabut kelapa dan lidinya bisa untuk sapu," ungkapnya.



Sarinten adalah salah seorang warga yang sehari-hari membuat sapu lidi

di rumahnya. Nenek berusia 70 tahun itu mengaku punya beberapa tanaman

kelapa bojong bulat di pekarangannya. "Lumayan untuk mengisi waktu

daripada menganggur," kata warga Dusun II itu.



Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Ekspor Terganjal Pencemaran Merkuri pada Tanaman Kelapa

x







Gula semut Kulonprogo yang akan diekspor terganjal pencemaran merkuri

pada tanaman kepala



Harianjogja.com, KULONPROGO-Pengembangan usaha gula semut di Desa

Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo terkendala sertifikasi tanaman

kelapa. Pasalnya, ada tiga dusun di sana yang diketahui telah tercemar

merkuri.





Kepala Desa Kalirejo, Lana mengatakan, wilayah tersebut antara lain

Dusung Sangon 1, Sangon 2, dan Plampang 2. "[Merkuri] Hanya di

seputaran sungai tapi dampaknya dirasakan juga sampai wilayah

atasnya," ungkap Lana, dikonfirmasi Minggu (20/9/2015).



Padahal, sertifikasi itu menjadi salah satu syarat standar kelayakan

produk gula semut, khususnya pasar ekspor. Meski nilai jualnya lebih

tinggi, warga setempat kemudian memilih tidak mengolah nira dari

tanaman kelapa menjadi gula semut. "Hanya dibut gula jawa biasa untuk

memenuhi pasar lokal," papar Lana.



Lana menambahkan, melemahnya perekonomian juga mempengaruhi kelancaran

ekspor gula semut yang dihasilkan warga dusun lainnya. Dia

mengungkapkan, sudah banyak warga yang berkeluh kesah padanya. "Sedang

tidak ekspor. Gula semut cuma ditampung tengkulak tapi petani tidak

langsung mendapat uang," kata Lana.





Lana berharap Pemkab Kulonprogo tanggap dengan kondisi tersebut.

Setidaknya ada kepastian mengenai lembaga dan tempat yang bisa

digunakan untuk menampung produk gula semut agar tetap tahan lama.

Sebab, jumlah salah satu produk unggulan Kulonprogo itu masih bisa

terus bertambah.



"Pemerintah Desa tidak bisa membantu menampung karena tidak ada gudang

yang bisa digunakan," ucapnya.



Editor: Nina Atmasari | dalam: Kulon Progo |
Share:

Warga Di Lokasi Calon Bandara Kulonprogo Merindukan Kades Pembawa Kerukunan

Bisnis.com, KULONPROGO- Pemilihan kepala desa secara langsung ternyata

tidak disia-siakan warga Desa Palihan, Temon. Meski suasana

kesenjangan masih terasa, namun warga tetap antusias menggunakan hak

pilihnya untuk memilih kepala desa baru di wilayah itu, Minggu

(20/9/2015).



Sejak ditetapkannya Kecamatan Temon, terutama Desa Glagah, Palihan,

Jangkaran, Sindutan dan Kebonrejo sebagai lokasi pembangunan bandara,

ketidakharmonisan antar warga mulai muncul di desa tersebut.

Khususnya, di Desa Palihan yang sebagian besar wilayahnya akan terkena

dampak pembangunan.



Meski siang semakin terik, warga dari beberapa dusun terus berdatangan

ke beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di desa ini. Demikian pula

di wilayah TPS 2 yang notabenenya adalah wilayah yang sebagian besar

penduduknya berada di lokasi calon bandara baru.



Sejumlah warga datang penuh harap ke TPS tersebut. Salah satunya

Giyem, 48, warga Dusun Monggangan. Memang bukan kali pertamanya dia

mengikuti acara demokrasi tersebut. Namun, dibalik nama calon kades

yang akan dipilihnya, terselip harapan untuk desa ini. Dirinya, tak

hanya berharap pemimpin desa yang dapat memberi teladan dan bijaksana,



"Paling penting bisa membawa desa ini kembali tenang dan rukun .

Semoga bisa menyatukan warga yang sekarang tidak lagi harmonis,"

ungkap perempuan berkerudung ini saat ditemui di sela menanti giliran

memilih.



Giyem menyadari, selama ini hubungan sosial dengan tetangganya tidak

lagi seharmonis dulu. Sebelum adanya rencana pembangunan bandara,

dirinya masih bisa merasakan kerukunan dengan para tetangganya. Namun,

polemik pembangunan bandara telah melahirkan dua kubu masyarakat di

desa tersebut.



Padahal, selama ini tetangga adalah keluarga terdekat di dalam

kehidupan bermasyarakat. Suasana kerukunan yang selama ini dirasa adem

ayem, dirasa semakin hilang dan luntur. Keinginan yang sama juga

terbesit dalam hati Sailan, 58, yang juga merupakan warga Dusun

Monggangan.



Pensiunan polisi ini berharap desa yang ditinggalinya itu mendapatkan

pemimpin yang bijak. Selain itu, memiliki rasa tanggung jawab tinggi

untuk mengayomi warganya. "Kalau ada konflik antar warganya, harus

bisa menyelesaikannya dengan bijak," jelas Sailan.



Sementara itu, Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono menambahkan,

pihaknya telah mengimbau pada warga dalam paguyuban itu untuk dapat

menjaga diri dan menggunakan hak pilihnya. Dalam pilkades ini, Martono

berharap, calon yang terpilih dapat menjadi pemimpin yang transparan.



"Selain itu, dapat menjadi pemimpin yang dapat menyampaikan sesuatu

yang apa adanya, tidak ada intimidasi dan rekayasa," imbuh Martono.
Share:

Sunday, September 20, 2015

Pilkades di Kulonporogo Diwarnai Dugaan Praktik Politik Uang

Pilkades di Kulonporogo Diwarnai Dugaan Praktik Politik Uang

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Kulonprogo diwarnai dugaan politik uang atau money politic yang dilakukan calon di beberapa desa.

Meski demikian, dugaan ini tidak terungkap terang-terangan di semua desa pelaksana pilkades.

Dari 35 desa pelaksana pilkades serentak di Kulonprogo, kabar dugaan adanya aksi bagi-bagi uang dari calon kades salah satunya terjadi di Desa Palihan.

Di desa ini peserta pilkades diikuti tiga orang yaitu Kalisa Paraharyana, Emanuel Hardono, dan Supriyanto.

Pada pemungutan suara, Minggu (20/9/2015), salah satu calon yang merupakan anggota warga penolak proyek bandara, mendapat pengawalan dari massa Wahana Tri Tunggal (WTT).

Ketua WTT Martono, menyampaikan secara keseluruhan pelaksanaan pilkades lancar. Namun, proses pemilihan itu menurutnya diduga diwarnai praktik politik uang dari salah satu calon.

Share:

Friday, September 18, 2015

6 Oktober Digelar Lari Manunggal 10 KM

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Lari Manunggal 10 Km akan digelar Selasa

(6/10/2015) mendatang. Pendaftaran gratis di Kantor KONI Kulonprogo

mulai 25 September hingga 4 Oktober. Kegiatan ini dalam rangka

memeriahkan Hari Jadi ke-64 Kabupaten Kulonprogo tahun 2015.



Start di Pasar Sentolo Baru dan finish tingkat SD/MI di SMPN 2

Pengasih Kedungsari, sedangkan SMP, SLTA dan Umum finish di polsek

Wates atau eks polres.



Dijelaskan Ketua Ketua KONI Kulonprogo Bambang Gunoto SPd, start pukul

07.00 WIB dengan start di Pasar Sentolo baru dengan finish kategori

SD/MI di SMPN Kedungsari Pengasih. "Sedangkan SMP, SLTA, umum di

bekas Polres atau Polsek Wates," ujar Bambang dan Ketua PASI yang juga

Kabag Kesra Setda Arif Prastowo SSos MSi dalam rapat persiapan, di

ruang rapat Wakil Bupati, Jumat (18/9/2015).



Diharapkan Arif Prastowo, lari manunggal dapat diikuti ribuan peserta

baik siswa sekolah SD hingga SLTA, PNS maupun masyarakat umum. Peserta

dari peserta didik ada surat izin dari kepala sekolah, PNS izin dari

kepala SKPD dan masyarakat dengan fotocopi KTP.



"Peserta lari ini dikhususkan bagi warga Kulonprogo dan mengambil

start di Sentolo dan finish di Wates. Hal ini untuk mengingatkan

sejarah bergabungnya Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Sentolo

dengan Kabupaten Adikarto wilayah Pakulaman yang beribukota di Wates,

bersatu dengan nama Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Wates,"

kata Arif.(Wid)
Share:

HUT Lalu Lintas, Bus Samsat dan SIM Keliling Digelar Dua Hari

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sistem administrasi manunggal satu atap

(Samsat) dan satuan penyelenggara administrasi Surat Izin Mengemudi

(Satpas SIM) Kulonprogo, dalam menyambut HUT ke-60 Lalu Lintas,

menggelar pelayanan publik di bidang registrasi dan identifikasi

kendaraan bermotor dan pengemudi, berupa pelayanan bus SIM dan STNK

keliling.



Pelaksanaan bus SIM dan STNK keliling dilakukan Sabtu (19/9/2015)

pukul 18.30 hingga 21.30 WIB dan Minggu (20/9/2015) pukul 07.00 sampai

10.00 WIB di seputaran Alun-alun Wates atau di sudut lapangan tenis.

Sedangkan pada 17 sampai 22 September Samsat maupun Satpas SIM juga

akan memberikan tambahan layanan satu jam.



Dijelaskan Kanit Registrasi dan Identifikasi (Reg Ident) Iptu Sujarwo,

pelaksanaan bus Samsat dan SIM keliling dalam upaya memberikan

kemudahan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, merupakan pula

rangkaian menyambut HUT ke-60 Lalu Lintas yang jatuh pada 22

September.



"Bagi yang akan membayar pajak tahunan kendaraan bermotor dan

perpanjangan SIM, dapat mengunjungi bus tersebut sesuai hari dan jam

yang telah ditentukan. Persyaratannya, perpanjangan STNK membawa BPKB,

STNK, KTP asli dan fotocopi. Demikian pula perpanjangan SIM, membawa

SIM dan KTP asli serta fotocopi," ujar Sujarwo, Jumat (18/9/2015).



Sementara terhadap tambahan jam layanan, diberlakukan mulai 17 hingga

22 September. "Biasanya pendaftaran tutup jam 12, maka akan

diperpanjang hingga pukul 13. Kalau layanan sampai sore, menyelesaikan

berkas yang sudah mendaftar," ungkap Sujarwo.



Lebih lanjut, Sujarwo mengingatkan untuk tanda nomor kendaraan

bermotor (TNKB) orderan 2014 (kecuali September 2014) sudah jadi.

Sehingga masyarakat dapat mengambilnya dengan membawa bukti notes

pajak.(Wid)



Lihat arsip:

http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kulon Progo gelar Festival Ketoprak 2015

Kulon Progo, Jawa Tengah - Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan

Olahraga Kabupate Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta,

menyelenggarakan Festival Ketoprak 2015, 30 September hingga 3 Oktober

dalam rangka regenerasi pelaku seni.



Kepala Bidang Kebudayaan Disbudparpora Kulon Progo, Joko Mursito, di

Kulon Progo, Jumat, mengatakan festival ketoprak diikuti 12 peserta

dari 12 kecamatan.



"Festival ketoprak ini dalam rangka melestarikan dan mengembangkan

seni budaya, serta meningkatkan kreativitas pelaku seni di masyarakat,

khususnya ketoprak," kata dia.



Ia mengatakan festival ketoprak dibagi dalam empat zona yakni zona

pertama dari Kecamatan Samigaluh, Kalibawang dan Girimulyo,

pementasannya di Lapangan Banjarharjo. Zona kedua meliputi Kecamatan

Nanggulan, Pengasih dan Sentolo, pementasan di Pengasih.

Selanjutnya, zona ketiga yakni Kecamatan Kokap, Temon dan Wates yang

pementasannya di Kokap. Zona keempat meliputi Kecamatan Galur, Lendah

dan Panjatan, pementasannya di Galur.



"Semua kelompok berlomba menjadi pemenang. Tetapi, berdasarkan hasil

penilaian pada Festival Ketoprak 2014, Kecamatan Pengasih menjadi

juara umum," katanya.



Ia mengatakan pada festival ini nanti akan mencari pemeran pria dan

putri terbaik, penata panggung terbaik, pemeran pembantu pria dan

putri terbaik. Pemainnya harus dari kalangan muda karena tujuan utama

dari festival ini adalah regenerasi pelaku seni ketoprak.



"Kami ingin mengubah cara pandangan dari pementasan tanpa skenario

menjadi pementasan yang berdasarkan skenario, supaya ketoprak dapat

dinikmati lintas generasi, khususnya generasi muda," katanya.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Ternyata Wakil PM Malaysia Orang Kulonprogo

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA -Untuk pertama kalinya setelah dilantik

sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Ahmad Zahid Hamidi

menyambangi Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden,

Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2015).



Jusuf Kalla mengaku sudah mengenal baik Wakil Perdana Menteri Malaysia

sebelumnya. Kepada wartawan, Jusuf Kalla menginformasikan bahwa tamu

istimewanya itu adalah orang Jawa, yang berstatus Warga Negara

Malaysia.

Lebih spesifik lagi, Wapres menyebut Datuk Ahmad Zahid Hamidi sebagai

orang Kulonprogo, Jawa Tengah.



"Beliau kan orang Jawa, orang Jogya, Kulonprogo, (beliau) pulang

kampung," katanya.



Seperti yang dikutip dari Wikipedia, diketahui Wakil Perdana Menteri

Malaysiasaat ini diketahui merupakan anak dari pasangan Raden Hamidi

Abdul Fatah dan Tuminah Abdul Jalil.



Ayahnya adalah warga Wates, Kulonprogoyang hijrah ke Malaysiapada

tahun 1932. Sedangkan ibunya adalah warga Ponorogo.



Datuk Ahmad Zahidi Hamidi yang merupakan mantan Menteri Pertahanan

Malaysiaitu, juga diketahui masih fasih berbahasa Jawa halus, seperti

yang diajarkan kedua orangtuanya.



Dalam kunjungannya kali ini selain menyambangi pemimpin di Indonesia,

Wakil Perdana Menteri Malaysiaitu juga akan menghadiri pernikahan

kerabatnya di Jawa Tengah.



Jusuf Kalla mengatakan, dalam pertemuan singkatnya dengan Wakil

Perdana Menteri Malaysia, sempat juga dibahas masalah ekonomi, sosial,

dan keamanan di wilayah Indonesia dan Malaysia. Namun pertemuan

tersebut tidak membahas masalah kabut asap.(*)
Share:

Thursday, September 17, 2015

115 Santri Ikuti MQK Kulonprogo

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Sebanyak 115 santri ikut dalam Musabaqoh Qiro'atul Kutub (MQK) VI Kabupaten Kulonprogo diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) setempat dibuka Kepala Kemenag Drs H Edhi Gunawan MPdI, Rabu (16/9/2015) di Pondok Pesantren Alquran Wates (Pesawat) Giripeni Wates asuhan H Su'adi Hasan. Ke-115 Santri terdiri dari Ula 27 Santri, Wustho 43 Santri, Ulya 21 Santri dan 24 Santri Debat Bahasa.

MQK tersebut terdiri dari tiga tingkatan (Marhalah) yaitu Marhalah Ula, Marhalah Wustho dan Marhalah Ulya. Cabang Marhalah Ula terdiri Fiqih, Nahwu, Ahlaq dan Tarikh. Marhalah Wustho , cabang Fiqih, Nahwu, Akhlaq, Tarikh, Tafsir, Hadist, Ushul Fiqh dan Balaghoh. Cabang Ulya terdiri dari Fiqih, Nahwu, Aklaq, Tarikh, Tafsir dan Debat Bahasa Arab dan Inggris.



Diharapkan Kepala Kemenag Kulonprogo Drs H Edhi Gunawan, para santri bisa menggunakan kesempatan ini sebagai ajang melatih diri dan mental, serta sebagai evaluasi kemampuan santri dalam membaca Kitab di Pondok Pesantren, sehingga Kulonprogo sebagai tuan rumah MQK tingkat DIY pada 20-21 Oktober mendatang di Pondok Nurul Haromain, Kulonprogo bisa menjadi juara I.



"Dengan Musaboqoh ini, kita berharap para santri akan lebih mantap dan makin rajin mempelajari kitab yang ada, karena di setiap tahunnya akan selalu dimusabaqohkan, sehingga diharapkan santri akan lebih bangga, karena sudah menguasai atau mempelajari beberapa kitab," harap Edhi.



Salah satu peserta MTQ dari PP Budi Mulyo, Nikmah Nazulanita R berharap kegiatan ini diadakan secara rutin oleh Kemenag, sehingga semangat untuk memperlajari kitab selalu muncul, karena tiap tahunnya akan selalu dilombakan dengan santri dari pondok yang lain. (Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Sertifikasi Internasional Belum Jelas, Gula Semut Tak Bisa Diekspor

KOKAP ( KRjogja.com)- Industri gula semut di Kabupaten Kulonprogo mengalami masalah dari segi eksport, menyusul belum turunnya perpanjangan sertifikasi dari lembaga sertifikasi internasional yang ada di Belanda. Akibatnya terjadi kelebihan produksi atau overload sehingga produk gula semut menumpuk di gudang. Terhadap kenyataan tersebut kalangan petani diarahkan kembali memproduksi gula bathok.



Guna mengatasi permasalahan yang dihadapi produsen gula semut tersebut, Dinas Koperasi dan Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) Kulonprogo telah turun ke lapangan mengklarifikasi permasalahan seputar gula semut. Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM setempat Sri Harmintarti proses perpanjangan sertifikat memang sempat ada masalah. Dalam verifikasi tim menemukan beberapa permasalahan meliputi adanya sampah di sekitar pohon kelapa dan adanya kandang burung di dapur rumah petani nira.



Temuan tersebut menyebabkan standar sertifikasi tidak bisa diterbitkan. "Tapi setelah dikonfirmasi dan ditindaklanjuti serta hasil perbaikan disampaikan ini tinggal menunggu turunnya perpanjangan. Artinya permasalahan sudah selesai tinggal menunggu surat sertifikasi," jelasnya, Rabu (16/9/2015).



Akibat belum turunnya sertifikasi, koperasi yang menangani penjualan eksport terpaksa menunda pembelian. Sebab kapasitas gudang yang ada sudah overload. Jika mau menjual, tetap diterima namun hanya dikasih uang muka. Karena itu petani diarahkan membuat gula bathok sambil turunnnya sertifikasi. "Untuk dieksport, produk harus organik dan melalui pengujian ketat," tambah mantan Camat Pengasih.

Dengan adanya tindaklanjut tersebut pihaknya berhapkan sertifikat bisa segera turun, akhir September atau awal Oktober. "Sertifikat penting agar produk kita bisa diterima di pasar global," ujarnya mengakui gula semut tidak hanya diproduksi di Kulonprogo. Tapi masalah rasa gula semut produk warga Kulonprogo jauh lebih nikmat.



Sementara Kabid Permodalan Dinas Koperasi dan UMKM Cahyono Suryanto mengungkapkan, akibat belum turunnya sertifikasi menyebabkan terjadinya penumpukan gula semut di gudang di Pedukuhan Tambak Desa Triharjo Kecamatan Wates. Meski demikian petani yang menjual hasil produknya telah diberi uang muka dan setelah sertifikasi turun, produk dari kelompok akan diambil. "Agar pendapatan petani tetap terjaga maka untuk sementara kami menyarankan para petani membuat kembali gula bathok," pungkasnya.(Rul)
Share:

Permudah Pelayanan, Samsat Terapkan Drive Thru

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sistem administrasi manunggal satu atap (Samsat) Kulonprogo memberlakukan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk Drive Through (Drive Thru) atau melayani masyarakat yang menunggu di kendaraannya untuk perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK) bagi roda empat.



"Pelaksanaan Drive Thru sebenarnya sudah diberlakukan sejak 1 Agustus 2015. Wajib pajak yang memperpanjang STNK-nya, tinggal membawa kendaraannya dan berkas berupa STNK, KTP, BPKB asli dan fotocopi. Langsung dibawa ke Drive Thru, tidak usah turun dari kendaraan, karena petugas akan cepat memprosesnya," kata Kanit Registrasi dan Identifikasi (Reg Ident) Iptu Sujarwo, Rabu (16/9/2015).



Salah satu wajib pajak, Widodo menuturkan Drive Thru cukup membantu, karena tidak antri. "Semua berkas lengkap, pelayanan Drive Thru menjadi cepat diproses. Kami tidak usah turun," katanya.(Wid)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Pemkab Kulonprogo Siapkan Dana Rp199 Juta untuk Stadion Cangkring

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pemkab Kulonprogo menggelontorkan anggaran senilai Rp199 juta dari APBD perubahan, untuk pembenahan dan penyempurnaan stadion Cangkring Kulonprogo, yang dianggap belum siap digunakan dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIYXIII.

Asisten II Setda Kulonprogo, Triyana, mengatakan dengan dana itu harapannya segala kekurangan seperti belum siapnya perlintasan lari, bangku pemain, dan jalur khusus ambulans dapat segera diupayakan.



Menurutnya, akses keluar dan masuk ambulan itu rencananya akan diarahkan dari pintu belakang di sisi barat.



"Kami sudah buat akses sementara, satu pintu menjadi akses utama ambulans," katanya, Kamis (17/9/2015).

Selain mengupayakan akses ambulan, menurutnya, saat ini DPU Kulonprogo juga sedang mengerjakan penyelesaian perlintasan lari.



Perbaikan itu termasuk saluran airnya yang berada di tepi perlintasan. Jika selama ini dianggap terlalu dekat dengan lintasan sehingga membahayakan, pihaknya bersama DPU telah melakukan koordinasi untuk menyesuaikannya.



"Masalah tribun penonton juga akan disesuaikan agar standar. Kami ajukan Rp 199 juta di perubahan untuk keperluan itu," katanya.

Kondisi Stadion Cangkring sebagai lokasi utama Porda sampai saat ini memang dianggap belum siap. Padahal, pelaksanaan Porda rencananya akan berlangsung mulai 19-26 Oktober 2015.(*)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, September 16, 2015

BPOM DIY Temuan Makanan Berpengawet Kimia di Kulonprogo

BPOM DIY Temuan Makanan Berpengawet Kimia di Kulonprogo
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Inspeksi yang dilakukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DIY dan Disperindag Kulonprogo di pasar wilayah Kulonprogo, Rabu (16/9/2015), menemukan makanan mengandung bahan pengawet industri atau zat kimia.
Temuan tersebut terutama pada makanan jenis camilan kering seperti bolumprit dan lanting.
Petugas yang melakukan cek dan pemeriksaan tersebut tidak menyitanya. Namun, petugas hanya memberikan pembinaan kepada pedagangnya agar lebih cermat dan tidak mengulanginya.
Staff Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM DIY, Sri Yuniati, mengatakan temuan makanan berbahan pengawet kimia itu dipasok dari daerah Purworejo dan Magelang.
"Pedagang kami minta bikin surat pernyataan dan agar segera memusnahkannya," kata Yuniati.
Pemantauan dan pengawasan itu dilakukan di sejumlah toko dan pasar di Kulonprogo. Petugas memulai dari sejumlah kios di kompleks Pasar Wates. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan di wilayah Sentolo.
Selain menindaklanjuti temuan bahan pengawet kimia, petugas juga menegaskan kepada para pedagang agar melakukan pengemasan secara higienis.
Salah satunya adalah dengan cara pengemasan menggunakan sarung tangan. Dengan demikian, makanan yang akan dijual tidak tersentuh langsung oleh tangan.
Kasi Metrologi dan Perlindungan Konsumen, Disperindag Kulonprogo, Sungkono, mengatakan temuan memang tidak langsung disita.
Pihaknya hanya menegaskan agar pedagang langsung memusnahkannya. Selain itu, pedagang juga membuat pernyataan tidak akan merugikan konsumen.
Pengawasan tersebut tidak hanya pada toko dan pedagang di kompleks pasar. Petugas juga menyasar perajin kerupuk di rumah.
Perajin kerupuk tengiri rumahan, Paiman, mengakui selama proses pembuatan kerupuk, usaha yang dikelolanya itu selalu dipantau oleh dinas.
Dia menegaskan selama ini tidak pernah menggunakan bahan pewarna industri.
"Kami sudah jalan sekitar empat tahun dan tidak pakai pewarna kimia," katanya.
Share:

Tuesday, September 15, 2015

Disbudparpora Kulonprogo Kompetisikan Suvenir Khas

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA -Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kulonprogobekerjasama dengan Paguyuban Dimas Diajeng Kabupaten Kulonprogoakan mengadakan Lomba Cinderamata Khas Kulonprogo.



Lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam mengembangkan produk pariwisata khususnya cinderamata atau suvenir sebagai oleh-oleh yang bisa dibawa pulang.



Tema yang diangkat dalam lomba ini adalah 'Cenderamata Khas Kulonprogo, sebagai kenangan yang berbudaya dan berkearifan lokal'.



Lomba ini terbuka untuk umum bagi semua lapisan masyarakat baik yang berada atau bermukim di Kabupaten Kulonprogomaupun yang berada di wilayah lain dalam wilayah Republik Indonesia.

Juara I akan mendapatkan, trophy, piagam dan uang pembinaan Rp 3 juta untuk satu orang. Sementara Juara Harapan akan mendapatkan trophy, piagam dan uang pembinaan sebesar Rp 1 juta untuk lima orang.( tribunjogja.com)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Alat Peraga Kampanye di Kulonprogo Dirusak

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) Kulonprogo, Sri Utami, mengatakan pelaksanaan kampanye pilkades serentak secara umum berjalan tertib dan aman.



Meski demikian, dia mengaku sempat mendapat laporan adanya perusakan alat peraga kampanye di utara Balai Desa Bugel.



Menurut Sri Utami, alat peraga tersebut tampak dicorat-coret tepat pada bagian foto wajah calon.



Pihaknya belum memastikan apakah aksi corat-coret itu ulah calon lain atau orang tak dikenal yang sekadar iseng.



Yang jelas, berdasarkan laporan, coretan itu berwarna hitam dan terlihat mencolok.



Untuk menelusurinya lebih jauh, Sri Utami mengakui hal itu tidak mudah. Pasalnya, dengan posisi poster atau alat peraga di tepi simpang jalan raya, siapa pun bisa melewatinya dan melakukan hal-hal yang di luar dugaan. "Untuk melacaknya pasti sulit," kata Sri Utami, Selasa (15/9/2015).

Sejauh ini laporan perusakan alat peraga kampanye baru satu. Selebihnya, pelaksanaan kampanye sampai Selasa ini berjalan tertib dan aman.

Bahkan dalam berbagai kampanye dialogis berupa pemaparan visi dan misi di masing-masing desa pelaksana pilkades juga terbilang tertib dan aman.



Kasubid Tata Pemerintahan Desa BPMPDPKB Kulonprogo, Ernawati Handayani, menambahkan bahwa persiapan hari H berupa pengiriman logistik telah dilakukan.



Beberapa yang didistribusikan antara lain kotak suara, bilik, bantalan coblos, surat suara, segel amplop, dan label kotak suara





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo Menarik Minat Sigi

Bisnis.com, KULONPROGO-Penerapan Perda No.5/2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo ternyata menarik perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Mereka ingin tahu bagaimana proses penyusunan hingga pelaksanaan aturan tersebut.



Kepala Dinkes Sigi, Sofyan Mailili mengungkapkan, sebelumnya dia mendapatkan informasi dan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI yang menganggap Pemkab Kulonprogo layak dijadikan obyek studi banding tentang KTR. Dia kemudian mengajak seluruh kepala puskesmas se-Kabupaten Sigi untuk mempelajari penerapan Perda KTR di Kulonprogo, Senin (14/9/2015).



"Kami ingin tahu trik-trik Kulonprogo yang bisa punya Perda KTR," kata Sofyan, saat diterima jajaran Pemkab Kulonprogo di Rumah Dinas Bupati Kulonprogo, Senin pagi.



Sofyan mengaku, usaha pembuatan Perda KTR di Sigi mengalami banyak hambatan dan penentangan dari berbagai kalangan. "Perokok di Sigi masih banyak, termasuk para birokrat. Hal ini menjadi hambatan tersendiri," ucap Sofyan.



Menanggapi hal itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, kunci keberhasilan penyusunan dan penerapan Perda KTR adalah efektivitas komunikasi, termasuk dengan para perokok.



Pilihan kata dan bahasa harus disesuaikan dengan kemampuan dan wawasan masyarakat yang beragam. Kesadaran untuk mengedepankan kepentingan orang lain juga ditanamkan secara bertahap.



Hasto sendiri secara gamblang menerangkan proses terbitnya Perda KTR hingga bagaimana impelementasinya saat ini. Dia pun mengaku jika butuh ketelatenan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. "Perda KTR bukan untuk melarang orang merokok, tapi membatasi tempat orang merokok," tegas Hasto.



Setelah dialog bersama Hasto dan Kepala Dinkes Kulonprogo, Bambang Haryatno, rombongan studi banding melanjutkan kunjungan ke Puskesmas Panjatan I untuk mengobservasi pelayanan konseling berhenti merokok. Mereka juga dijadwalkan mengunjungi dusun bebas asap rokok.



Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo Menarik Minat Sigi



Editor : Nina Atmasari



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Hama Ulat Daun Serang Tanaman Bawang Merah

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Tanaman bawang merah di area persawahan wilayah Demangrejo, Kecamatan Sentolo mulai terserang hama ulat daun. Para petani di wilayah setempat kemudian berupaya mengatasi penyebaran hama tersebut dengan penyemprotan pestisida.



Ketua Kelompok Tani Manu Demangrejo, Samidi menerangkan, hama ulat menyerang tanaman bawang merah pada bagian daun. Jika dibiarkan, hama tersebut akan mengganggu proses pembuahan hingga berdampak pada hasil produksi bawang merah. "Hama ini mengganggu proses pembuahan. Kalau tidak dibasmi, produksi bawang merah akan menurun. Kami bisa rugi," kata Samidi, saat dijumpai di sawahnya.



Sebagai upaya penyelamatan, lanjut Samidi, para petani kemudian melakukan penyemprotan massal terhadap tanaman bawang merah yang terserang hama ulat daun. Pestisida yang digunakan untuk menyemprot hama ulat daun, merupakan bantuan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kulonprogo.



"Dalam penyemprotan hama, satu hektar tanaman bawang merah membutuhkan pestisida 400 mililiter. Dengan demikian, seluruh lahan bawang merah di Desa Demangrejo yang mencapai 18 hektar membutuhkan 10 liter pestisida," jelas Samidi(Unt)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Hendak Menikah, Pemuda asal Kulonprogo Ini Gantung Diri

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Jelang pernikahan, pemuda warga RT 20 RW

11 Dusun Kroco Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Supriyanto (22),

justru mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diridi rumahnya, Selasa

(15/9/2015).



Kejadian ini kali pertama diketahui oleh ibunya, Ngaminem, antara

pukul 10.00 - 11.00. Dugaan sementara, pemuda ini nekat gantung

dirikarena menghadapi suatu persoalan menjelang pernikahan yang akan

digelar setelah idul adha nanti.



Kapolsek Pengasih, Kompol Mulyono, mengatakan sekitar pukul 10.00

pemuda ini diketahui masih mengantar ibunya menggiling padi.

Rencananya, beras hasil penggilingan itu akan digunakan untuk hajatan

pernikahannya.



Namun begitu sampai di penggilingan, Supriyanto pamit pulang lebih

dulu dan meninggalkan ibunya sendirian. Selang sekitar 10 menit ibunya

pun selesai menggiling padi dan langsung pulang menyusul anak

laki-laki semata wayangnya itu.



Tak dinyana, ketika sampai di rumah, Ngaminem justru menemukan anaknya

itu telah tergantung di ruang tamu menggunakan selendang yang biasa

untuk menggendong gabah ke penggilingan.



Hasil identifikasi menunjukkan pemuda itu murni tewas karena gantung

diri. Cirinya antara lain lidah menjulur dan tergigit.

Sementara berdasarkan keterangan saksi kepada polisi menyatakan pemuda

itu rencananya akan menikah dengan seorang gadis setelah idul adha.



Informasi beredar dia merasa kalut dengan persiapan pernikahan itu.



"Kami juga peroleh informasi pemuda ini sebelumnya pernah berusaha

bunuh diri dua kali, tapi gagal," kata Kapolsek.



Kepala Desa Sendangsari, Sumbogo, membenarkan salah seorang warganya

itu memang pernah berusaha bunuh diri sebanyak dua kali.



Pertama adalah dengan berusaha mengajak ibunya menceburkan diri ke

laut di Pantai Bugel, kedua adalah sehari sebelum akhirnya benar-benar

kejadian, yaitu dengan berusaha menceburkan diri ke sumur.



"Dua kali digagalkan ibunya. Tapi kemudian dia gantung dirisaat ibunya

menggiling padi. Dia di rumah sendiri sehingga tidak terselamatkan,"

katanya.



Sumbogo juga menerima informasi, bahwa Supriyanto merasa kalut dengan

persiapan pernikahan serta cemburu karena calon istrinya didekati pria

lain.( tribunjogja.com)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Monday, September 14, 2015

Kulonprogo Buka Peluang Pendirian Rumah Sakit Baru

Bisnis.com, KULONPROGO-Peluang investasi di bidang pelayanan kesehatan, khususnya pendirian rumah sakit baru di Kabupaten Kulonprogo masih terbuka lebar.



Kebutuhan rumah sakit, terutama di wilayah utara, dinilai masih cukup tinggi sehingga Pemkab Kulonprogo belum memberlakukan moratorium.



Saat ini, Kulonprogo telah memiliki dua rumah sakit pemerintah, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang. Tujuh rumah sakit swasta lain pun tersebar di sejumlah wilayah.



"Pendirian rumah sakit baru di Kulonprogo masih diperbolehkan," tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo, Bambang Haryatno, Minggu (13/9/2015).



Bambang mengungkapkan, pengajuan pendirian rumah sakit baru cenderung diarahkan di wilayah utara yang didominasi perbukitan. Bambang mengakui, sebaran fasilitas rumah sakit di Kulonprogo masih terpusat di wilayah tengah dan selatan.



"Namun, hal ini tidak mudah. Sebab, investor juga mempertimbangkan analisis kelayakan usaha," ucap Bambang.



Sembari menunggu adanya rumah sakit baru, lanjut Bambang, pelayanan kesehatan bagi masyarakat dioptimalkan melalui peran 21 puskesmas yang tersebar di 12 kecamatan. Fasilitas itu juga didukung operasional sejumlah puskesmas pembantu dan poliklinik desa.



"Kami juga sudah melengkapi tujuh puskesmas dengan fasilitas rawat inap, dua diantaranya membuka layanan melahirkan," kata Bambang.



Editor : Nina Atmasari



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kekeringan Di Girimulyo Terus Meluas

GIRIMULYO ( KRJogja.com)- Wilayah Kecamatan Girimulyo yang mengalami keringan terus meluas. Jika pada awal Juli tercatat 13 pedukuhan maka pada akhir Agustus lalu bertambah menjadi 20 pedukuhan. "Dari 52 pedukuhan ada 20 pedukuhan tersebar di Desa Giripurwo, Purwosari dan Desa Pendoworejo sekarang mengalami kekeringan," jelas Camat setempat Purwono saat menerima bantuan 25 tangki air bersih dari Pengurus Daerah Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) DIY, di halaman Kantor Kecamatan Girimulyo, Senin (13/9).



Ke 25 tangki air bersih untuk warga di sepuluh pedukuhan dan sekolah yang ada di Girimulyo tersebut diserahkan Wakil Ketua Pengda IMBI DIY Sugiyarto.

Menurutnya, sebelum kemarau warga biasanya memenuhi kebutuhan air bersih dari sumur atau rembesan air di beberapa perbukitan yang dialirkan ke rumah warga. Tapi pada musim kemarau sekarang hampir semua mata air mengalami kekeringan. Guna memenuhi kebutuhan air warga terpaksa mencari air bersih di wilayah bawah yang jaraknya mencapai satu kilometer.



Dalam upaya mengatasi kekeringan, pemerintah sesungguhnya telah melakukan beberapa kali droping air bersih bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pengda IMBI DIY dan Rotary Club. "Memang sudah ada upaya membantu warga mendapatkan air bersih dengan membuat pamsimas atau mengangkat air dari sumber mata air. Tapi karena kemaraunya panjang sehingga debit air menurun," jelas Camat Purwono menambahkan kedepan kecamatan akan mencoba memanfaatkan air di Pedukuhan Gunturan dan Karangrejo maupun di Kedung Tawang. "Air dari tiga mata air tersebut bisa diangkat dan disalurkan kepada warga di beberapa wilayah," terangnya.

Sugiyarto menjelaskan, droping air bersih merupakan agenda rutin tahunan. Khusus 25 tangki diberikan kepada warga di sepuluh pedukuhan dan PAUD, SD, SMP dan SMK di Desa Giripurwo, Purwosari, Pendoworejo dan Jatimulyo. "Kami memberikan bantuan semampunya untuk meringankan beban warga yang mengalami kekeringan," ujarnya menambahkan Pengda IMBI DIY sebelumnya menyalurkan bantuan air bersih di Kabupaten Gunungkidul. "Kami masih punya cadangan dana sosial untuk bantuan droping air di daerah-daerah lain," tuturnya.



Pihaknya menyadari droping air hanya bersifat bantuan jangka pendek. "Agar bantuan lebih tepat dan menyelesaikan masalah, Pengda IMBI DIY akan berkoordinasi dengan pengurus yang lebih tinggi guna memberikan bantuan pipanisasi maupun mesin penyedot air yang setiap saat bisa berfungsi," terangnya.(Rul)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Friday, September 11, 2015

SMAN 1 Pengasih Raih Kemenangan

WATES ( KRjogja.com)- SMAN 1 Pengasih secara meyakinkan berhasil

meraih kemenangan 2-0 atas SMK Muhammadiyah 1 Temon pada ajang Liga

Futsal Pelajar (LFP) Kulonprogo 2015 di Spirit Futsal Pengasih, Jumat

(11/9/2015).



SMAN 1 Pengasih diawal babak mendapat perlawanan ketat dari lawan.

SMAN 1 Pengasih membuka keunggulan 1-0 lewat sepakan Farid. Satu gol

tambahan SMAN 1 Pengasih tercipta pada babak kedua yang dilesakkan

Catur. Dengan kemenangan tersebut, SMAN 1 Pengasih berpeluang lolos ke

babak selanjutnya.



Pertandingan lainnya, SMKN 2 Pengasih mencatat kemenangan lima gol

tanpa balas atas SMK Kesehatan CSI Wates. MAN 2 Wates menang telak 3-0

atas SMK PGRI 1 Sentolo. SMAN 1 Temon mengalahkan SMKN 1 Temon dengan

skor 3-1. SMAN 1 Lendah bermain imbang 1-1 melawan SMAN 1 Girimulyo.



Sementara untuk tingkat SMP, SMPN 2 Pengasih harus bersusah payah

mengatasi SMPN 2 Galur dengan skor ketat 3-2. Sedangkan SMPN 1

Pengasih unggul tipis 1-0 atas SMPN 1 Lendah.(*-32)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Bakar Sampah, Nenek Ponem Tewas Kobong

KULONROGO ( KRjogja.com)- Bermaksud membakar sampah di pekarangan

rumahnya, RT 33 RW 17 Pedukuhan Pergiwatu Wetan, Desa Srikayangan

Kecamatan Sentolo, Kamis (10/09/2015), seorang nenek berusia 85 tahun,

Ponem Joyo Winoto malah tewas terbakar. Saat ditemukan, tubuh Nenek

Ponem dalam kondisi hangus, rambut dan baju habis terbakar, serta

kulit melepuh dengan luka bakar 90 persen. Kejadian ini sontak

menghebohkan warga Srikayangan dan berduyun-duyun datang ke lokasi

kejadian.



Peristiwa naas ini pertamakali diketahui tetangga korban, Sugeng (40),

yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian. Sekira pukul 11.00

WIB, Sugeng kaget karena melihat kobaran api di pekarangan Nenek Ponem

mulai merembet ke kediamannya, dan langsung melakukan pemadaman.



"Namun tiba di lokasi kejadian, Sugeng yang merupakan saksi satu ini

melihat ada mayat korban tergeletak. Kondisinya sudah hangus dengan

luka bakar 90 persen, juga ada kobaran api di stagen yang melilit

perut korban. Saksi langsung berusaha memadamkan api di tubuh korban

menggunakan air, namun nyawanya tak bisa diselamatkan," kata Kapolsek

Sentolo, Kompol Slamet, usai melakukan olah TKP.



Dalam keadaan panik, saksi satu lalu memanggil saksi dua, Slamet

Wahyudi (45). Bersama warga sekitar, mereka langsung memadamkan api di

pekarangan, juga melaporkan peristiwa ini ke Polsek Sentolo. Baik

saksi satu maupun saksi dua, masih shock dengan kejadian tersebut

sehingga sulit dimintai keterangan.



"Korban berniat membakar sampah berupa dedaunan kering di pekarangan.

Namun lantaran angin bertiup kencang, api menjalar dengan cepat hingga

mengepung tubuhnya. Kondisi korban yang sudah berusia lanjut,

membuatnya kesulitan menyelamatkan diri, hingga tewas terbakar" urai

Slamet.



Dari hasil olah TKP, tambahnya, tidak ada tanda-tanda yang mengandung

unsur pidana sehingga dipastikan, peristiwa ini murni kecelakaan.

Jenazah korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk

disemayamkan.(Unt)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

MANUNGGAL FAIR KULONPROGO : Manunggal Fair akan Digelar Kembali

Manunggal Fair Kulonprogoakan digelar kembali



Harianjogja.com, KULONPROGO– Pameran dalam rangka memeringati hari

jadi Kulonprogo ke 64 akan segera diselenggarakan. Pameran Manunggal

Fair pada tahun ini akan mengusung tema prestasi, sesuai dengan

pencapaian yang telah dilakukan Pemkab Kulonprogo di semua aspek.

Kabag TI dan Humas Setda Kulonprogo Rudy Widiyatmoko mengatakan,

penyelenggaraan Manunggal Fair atau Kulonprogo Expo 2015 akan

dilangsungkan 20-10 Oktober mendatang. Pameran tersebut berpusat di

Alun-alun Wates yang menjadi jantung Kota Wates.



"Diharapkan melalui media pameran, masyarakat akan mengetahui

keberhasilan pemerintah daerah selama ini," ujar Rudy, Kamis

(10/9/2015).

Rudy menjelaskan, pameran bertajuk Tingkatkan Prestasi Menuju

Kemandirian Daerah, yang dimaksud yakni beberapa keberhasilan yang

diraih oleh pemkab. Di antaranya seperti pencapaian predikat laporan

keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).



Selain itu, laporan kinerja yang mampu meraih nilai yang cukup baik,

penyelenggaraan pemerintahan yang masuk dalam peringkat sepuluh besar,

bahkan tingkat satu se-Indonesia. Berbagai prestasi pelajar Kulonprogo

juga dinilai memberikan kontribusi terhadap prestasi kabupaten ini

dalam mencetak generasi yang unggul.



Terkait rencana pembangunan bandara internasional di Kulonprogo, juga

menjadi prestasi yang akan diraih kabupaten berjuluk Binangun ini.

Beberapa prestasi tersebut nantinya akan digambarkan dalam wujud

gapura utama di depan pemkab dan satu lagi di depan sebelah Makodim

0731.



Ada pula informasi keberhasilan atau prestasi ini di stan-stan

pemerintah yang beberapa waktu yang lalu telah dilakukan sosialisasi

dengan SKPD.

Kasubag Data dan Informasi Heri Widada menambahkan, rencananya pameran

tersebut akan dilangsungkan di Taman Budaya Kulonprogo. Namun,

pembangunan sentra budaya dan kesenian itu belum jadi, maka

penyelenggaraan akan tetap dilaksanakan di Alun-alun Wates.



Heri menjelaskan, meski saat ini baru ada pekerjaan beberapa ruang

publik di Alun-alun Wates, namun tidak ada permasalahan. Pasalnya, hal

itu telah dikomunikasikan dengan pihak terkait. Selain itu, koordinasi

juga telah dilakukan dengan sejumlah PKL yang ada di sekitar Alun-alun

Wates.



"Baik di sisi selatan maupun timur, sudah dikoordinasikan dengan para

PKL tentang rencana penyelenggaraan event tersebut," terang Heri.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, September 9, 2015

Kawasan Industri Sentolo Butuh 50 Hektare, Belum Terpenuhi

Bisnis.com, KULONPROGO – Lahan yang dibutuhkan untuk membangun kawasan

industri di Sentolo sedikitnya memerlukan tanah seluas 50 hektare.

Namun, sulitnya pembebasan lahan mengakibatkan rencana pembangunan

kawasan ekonomi khusus itu tersendat.



"Pengadaan lahan menjadi kendala pengembangan kawasan industri

tersebut. Masyarakat masih belum memahami arti penting dari

pengembangan kawasan itu," ujar Kepala Badan Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu (BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan, Selasa

(8/9/2015).



Agung menandaskan, dikembangkannya kawasan industri di Sentolo sebagai

kawasan ekonomi khusus akan memberikan dampak positif bagi warga.



Multiefek dari adanya kawasan tersebut akan dirasakan langsung oleh

masyarakat. Kawasan industri Sentolo ini akan dikembangkan di Desa

Banguncipto, Desa Sentolo, Desa Sukoreno, Desa Salamrejo, dan Desa

Tuksono berada di Kecamatan Sentolo.



Lebih lanjut Agung memaparkan, paling tidak luas lahan yang diperlukan

untuk mengembangan kawasan itu minimal 50 hektare. Saat ini, luas

lahan yang baru dapat dibebaskan mencapai 35 hektare.



"Kawasan yang akan dijadikan kawasan industri merupakan wilayah

pegunungan yang tandus. Lahan yang ada di wilayah itu tidak produktif

untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian," jelas Agung.



Sampai saat ini, pihaknya terus berupaya agar lahan yang dibutuhkan

dapat terpenuhi. Agung menambahkan, jika lahan untuk kawasan industri

itu dapat terpenuhi, selanjutnya akan dilakukan penilaian. Penilaian

tersebut dilakukan untuk menentukan kelayakan wilayah tersebut untuk

dijadikan kawasan industri.



Agung menandaskan, sesuai Perda nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW), Kulonprogo telah menentukan pengembangan

Kawasan Peruntukan Industri yang meliputi empat kecamatan, yakni

Sentolo, Nanggulan, Lendah, dan Temon.



Kawasan industri Sentolo termasuk dalam kawasan peruntukan industri.

Potensi lahan yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Peruntunkan

Industri mencapai 4.700 hektare.



"Warga sebenarnya tidak masalah dengan adanya pengembangan kawasan

industri. Hanya saja, persoalannya pada harga, negosiasinya yang perlu

waktu," imbuh Agung.



Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo memaparkan, kawasan

industri sudah mulai banyak dilirik investor-investor besar. Banyak

investor yang siap menanamkan modalnya untuk mengembangkan pabrik dan

industri di kawasan tersebut.



"Perusahaan yang bekerjasama dengan perbankan asal Singapura yang siap

menempati salah satu area di kawasan industri. Diharapkan proses

akuisisi lahan segera dilakukan, sehingga perusahaan itu dapat segera

membangun," imbuh Hasto.
Share:

Jumlah Pemandu Wisata di Kulon Progo Masih Minim

Kulon Progo, HanTer - Jumlah pemandu wisata atau "tour guide" di

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah memiliki

sertifikat masih sangat minim, padahal jumlah kunjungan wisatawan

terus mengalami peningkatan.



"Objek wisata di Kulon Progo belum dikelola secara optimal karena

kekurangan pemandu wisata yang profesional," kata Kabid Pemasaran

Pariwasata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Eka

Winarsiwi di Kulon Progo, Kamis (10/9).



Ia mengatakan beberapa tempat wisata di Kulon Progo seperti Pantai

Gelagah, Kalibiru, dan Kebun Teh Nglinggo-Tritis banyak dikunjungi

wisatawan, namun, jumlah pemandu wisata masih sangat kurang.



"Sampai saat ini, belum ada pengelola wisata yang memiliki sertifikat

yang bisa memandu wisatawan, padahal jumlah kunjungan wisatawan di

Kulon Progo mengalami kenaikan yang siginifikan," kata Eka.



Ia mengatakan pemandu wisatawan lokal mengalami kesulitan mendapatkan

sertifikat karena yang mengeluarkan lembaga khusus yang ada di Sleman

dan Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan sertifikat sebagai pemandu

wisatawan, juga membutuhkan biaya besar.



"Kalau mereka memiliki sertifikat, bisa memandu wisatawan di luar DIY.

Tapi kalau tidak, mereka hanya memandu wisata lokal," kata dia.



Minimnya jumlah pemandu wisata resmi, kata Eka, dapat berdampak pada

menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Kulon Progo.



"Di kalangan masyarakat masih menganggap bahwa menjadi seorang pemandu

wisata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka,"

katanya.



Ia berharap, kedepan minat warga Kulon Progo untuk menjadi pemandu

wisata bisa lebih baik lagi. Mengingat Kabupaten Kulon Progi gencar

dalam meningkatkan dan mengkampanyekan sektor pariwisata andalan ke

masyarakat luas, untuk meningkatkan PAD dan mendongkrak pertumbuhan

ekonomi masyarakat.



"Masalah pemandu wisata menjadi pekerjaan rumah kami dalam mendongkrak

sektor pariwsata," katanya.



Selain kekurangan jumlah pemandu wisata, menurut Eka, pelalu wisata

lokal mengalami kendala masalah bahasa asing ketika ada wisatawam dari

manca negara. Mereka tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik.



"Kami sudah memberikan pelatihan bahasa Inggris, tapi kosa katanya

secara umum. Meski sudah diberi pelatihan, pelaku wisata lokal tetap

mengalami kesulitan," katanya.







(ruli)
Share:

Warga Penolak Bandara Kulonprogo Gelar Kirab Hasil Panen Dari Lahan Calon Bandara

Bisnis.com, KULONPROGO – Paguyuban warga penolak pembangunan bandara,

Wahana Tri Tunggal (WTT) menggelar hari jadi ke 3 di Dusun Kragon II,

Desa Palihan, Rabu (9/9/2015). Dalam perayaan itu, warga WTT masih

akan tetap memperjuangkan dibatalkannya pembangunan bandara.



Hari jadi tersebut digelar dengan konvoi dan mengarak gunungan hasil

bumi ke wilayah empat desa yang akan dijadikan lokasi pembangunan

bandara. Menurut Ketua WTT Martono di sela acara ulang tahun,

gunungan yang diarak itu mewakili hasil bumi yang selama ini dipanen

oleh petani pesisir.



"Hasil bumi itu menegaskan bahwa tanah di wilayah ini masih produktif

dan merupakan satu-satunya mata pencaharian warga kami," papar

Martono.



Dihadapan warga, Martono juga mengungkapkan syukur dengan ditolaknya

IPL Bandara dari Gubernur DIY oleh PTUN Yogyakarta beberapa waktu

lalu. Hal itu dianggap menjadi kemenangan pertama warga WTT. Selain

itu, bersama sekitar 400 warga yang bergumpulkan merayakan hari jadi

tersebut, juga disyukuri atas hasil panen yang melimpah di tahun ini.



Selain tetap berupaya melakukan gerakan penolakan terhadap rencana

pembangunan bandara, WTT akan terus berusaha memperjuangkannya di

ranah hukum. Martono memaparkan, terkait upaya pengajuan judicial

review terhadap perda RTRW Kulonprogo ke Mahkamah Agung, dirinya tetap

optimis.



"Apabila judicial review kalah, kami akan tetap ajukan PK ," ujar Martono.



Sementara itu, Kepala Departemen Advokasi LBH Yogyakarta Rizky

Fatahillah menambahkan, perayaan hari jadi tersebut adalah momentum

bagi WTT untuk menjaga konsolidasi. Terutama dalam berjuang melawan

perampasan tanah yang akan digunakan sebagai bandara baru.



"Terkait PK, bisa saja itu dilakukan. Kami akan lihat dulu seperti apa

keputusananya," imbuh Rizky.

Apps Bisnis.com available on:

Editor : Nina Atmasari
Share:

PENCURIAN KULONPROGO 2 Kambing Kurban Digondol Maling

Harianjogja.com, KULONPROGO- Untoro, seorang peternak kambing harus

merelakan dua ekor kambing yang sudah dibeli untuk kurban dicuri

kawanan pencuri, Rabu (9/9/2015) dini hari. Kambing-kambing tersebut

telah laku terjual dan siap diambil pemiliknya menjelang Idul Adha.



"Ada dua yang dicuri dan kejadiannya sekitar jam 03.00 WIB. Tadinya

kambing yang ada di kandang ini 18 ekor," ujar Untoro saat ditemui

dirumahnya di Dusun Kemiri, Desa Margosari, Pengasih.



Untoro mengatakan, saat kejadian dirinya tidak mendengar suara gaduh

ataupun suara kambingnya mengembik. Padahal, saat itu dia sedang tidur

di sebuah gardu ronda yang hanya berjarak sepuluh meter dari kandang

kambing. Setelah satu jam, dia mendengar istrinya berteriak dan suara

gas sepeda motor.



"Saya bangun mendengar orang menyalakan sepeda motor, lalu buru-buru

kabur. Ada dua motor dan langsung saya kejar, tapi langsung

menghilang," ungkap Untoro.



Untoro mengungkapkan, dua kambing tersebut sudah dilego dengan harga

Rp2,5 juta dan Rp3 juta. Bahkan, Untoro sudah menerima uang muka untuk

dua ekor kambing tersebut. Akibat kejadian tersebut, dirinya terpaksa

akan mengganti kambing yang telah dipesan itu dengan kambing lainnya.



Lebih lanjut Untoro mengaku ada yang janggal dari kejadian tersebut.

Pasalnya, dia sama sekali tidak mendengar suara gaduh dan suara

kambingnya saat kejadian itu terjadi.



"Saya heran, kok, tidak ada suara gaduh, bahkan kambingnya juga tidak

bersuara. Padahal, saya cuma tidur di gardu depan rumah. Mungkin

pelakunya sudah tahu daerah sini," ungkap Untoro.



Tri Sunaryati, istri Untoro, mengaku sempat mendengar suara dua sepeda

motor di dekat kandang. Pasalnya, pada jam 03.00 dini hari itu,

dirinya terbangun. Saat curiga dengan suara tersebut, Tri langsung

berusaha membangunkan suaminya.



"Tapi orangnya sudah kabur dan kandangnya sudah kosong," imbuh Tri.



Kejadian tersebut telah dilaporkan ke Polsek Pengasih. Keesokan

paginya petugas melakukan olah tempat kejadian perkara. Menjelang

perayaan Idul Adha atau Hari Raya Kurban, kejadian pencurian hewan

kurban mulai marak terjadi. Untuk itu, polisi mengimbau agar

mewaspadai terjadinya pencurian semacam itu.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Belasan Warga Diamankan Saat Judi Sabung Ayam

harianjogja.com, KULONPROGO – Belasan orang diamankan polisi Polres

Kulonprogo karena diduga terlibat tindak pidana perjudian sabung ayam

di Dusun Kutan, Desa Brosot, Galur, Rabu (9/9/2015). Saat

penggebregan, setidaknya ada puluhan orang yang berada di lokasi

kejadian, namun sebagian besar berhasil kabur.



Sebanyak 17 orang diduga pelaku judi sabung ayam digelandang ke

Mapolres Kulonprogo beserta sejumlah barang bukti. Polisi berhasil

mengamankan 21 unit sepeda motor, dua unit sepeda, satu unit truk dan

enam ekor ayam yang digunakan untuk judi.



Berdasarkan informasi yang dihimpun saat pemeriksaan pelaku, diduga

tempat kejadian perkara (TKP) perjudian itu dilakukan di rumah salah

satu anggota TNI. Saat penggerebegan berlangsung, semua warga yang

berada di lokasi berhamburan, bahkan salah satu pelaku mengompol

karena ketakutan saat polisi datang.



Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Anton mengatakan, penggerebakan

itu bermula dari laporan warga setempat. Warga melaporkan adanya

aktifitas perjudian yakni sabung ayam di RT 06 RW 02 Dusun Kutan.

Bermula dari laporan itu, sejumlah anggota dari Satuan Reskrim dan

Sabhara langsung meluncur ke lokasi tersebut.



"Ada 17 orang yang kami amankan dan belum bisa dipastikan karena masih

dalam pemeriksaan, apakah mereka ini tersangka semua atau ada yang

tidak. Penggerebekan tadi sekitar pukul 13.00 WIB," ujar Anton.



Anton memaparkan, apabila terbukti melakukan tindak pidana perjudian,

maka para pelaku akan dikenai Pasal 303 KUHP tentang perjudian.

Ancaman hukuman maksimal sepuluh tahun penjara, denda Rp25 juta.

Adanya keterlibatan anggota TNI sebagai pemilik rumah yang menjadi

lokasi perjudian, masih akan dikaji mendalam.



"Apabila ada oknum TNI yang terlibat dan terbukti menyediakan tempat

perjudian, penangananya akan langsung dilimpahkan ke Polisi Militer,"

jelas Anton.



Tujiya, 50, salah satu warga yang diamankan mengaku sering datang ke

lokasi perjudian itu. Biasanya pria yang sehari-hari bekerja sebagai

juru kunci Makam Pereng ini hanya memasang taruhan sebesar Rp25.000

sampai Rp50.000. Dia berkilah, aktifitas itu hanya perjudian dengan

taruhan kecil,



Namun, saat kejadian Tujiya mengaku membawa uang sebesar Rp5 juta. Dia

mengungkapkan, uang tersebut akan dibelanjakan material semen untuk

keperluan pembangunan rumahnya.



"Tapi tadi belum sempat tarung, polisi datang," kata Tujiya.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Ombak Tinggi, Nelayan Kulonprogo Libur Melaut

KULONROGO ( KRjogja.com) -Para nelayan di pesisir selatan Kulonprogo

terpaksa libur melaut lantaran ketinggian gelombang mencapai 6-8

meter. Jika dipaksakan, ketinggian gelombang saat ini justru akan

membahayakan para nelayan.

Anggota Kelompok Nelayan Bogowonto, Johan Susanto menyampaikan,

ketinggian gelombang yang mencapai delapan meter ini sudah terjadi

sejak Senin (7/9/2015). Diperkirakan, kondisi ini akan berlangsung

hingga sepekan ke depan.



"Kami sudah diminta untuk tidak melaut karena kondisi gelombang sedang

tidak bersahabat. Diperkirakan, tinggi gelombang akan kembali normal

satu pekan ke depan," kata Johan, saat ditemui di pesisir Pantai

Congot, Selasa (08/09/2015).

Akibat ketinggian gelombang ini, lanjutnya, para nelayan mengalami

kerugian karena tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Padahal saat

melaut, mereka bisa membawa pulang tangkapan sekitar satu kuintal,

dengan nilai mencapai Rp 3 juta. "Saat ini, pantai selatan Kulonprogo

sedang musim ikan pari dan lobster. Sebelum ada gelombang tinggi, kami

bisa menangkap 8-10 ekor ikan pari ukuran besar, juga mengangkap 3-5

kilogram lobster," jelasnya.(Unt)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Tuesday, September 8, 2015

Ombak Tinggi Halangi Nafkah Nelayan Kulonprogo


Perahu nelayan menganggur akibat ombak tinggi (Foto: KR Jogja)

Perahu nelayan menganggur akibat ombak tinggi (Foto: KR Jogja)

KULONPROGO – Para nelayan di pesisir selatan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terpaksa libur melaut lantaran ketinggian gelombang mencapai enam hingga delapan meter. Jika dipaksakan, ketinggian gelombang saat ini justru akan membahayakan para nelayan.

Anggota Kelompok Nelayan Bogowonto, Johan Susanto menyampaikan, ketinggian gelombang yang mencapai delapan meter ini sudah terjadi sejak Senin, 7 September. Diperkirakan, kondisi ini akan berlangsung hingga sepekan ke depan.

"Kami sudah diminta untuk tidak melaut karena kondisi gelombang sedang tidak bersahabat. Diperkirakan, tinggi gelombang akan kembali normal satu pekan ke depan," kata Johan, saat ditemui di pesisir Pantai Congot, Selasa, 8 September.

Akibat ketinggian gelombang ini, lanjutnya, para nelayan mengalami kerugian karena tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Padahal saat melaut, mereka bisa membawa pulang tangkapan sekitar satu kuintal, dengan nilai mencapai Rp3 juta.

"Saat ini, pantai selatan Kulonprogo sedang musim ikan pari dan lobster. Sebelum ada gelombang tinggi, kami bisa menangkap delapan hingga 10 ekor ikan pari ukuran besar, juga mengangkap tiga sampai lima kilogram lobster," jelasnya.

(rtw)
Share:

Monday, September 7, 2015

PENGELOLAAN SAMPAH : Sempat Ditolak Warga, Kini Layani 700 Keluarga

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sampurna Asih adalah KSM pengelola sampah

pertama di Kulonprogo. Sejumlah warga setempat merintisnya sejak 2011

silam. Setelah resmi beroperasi pada Maret 2012, KSM Sampurna Asih

saat ini telah melayani lebih dari 700 kepala keluarga (KK) di wilayah

Kecamatan Pengasih dan Wates.



Penggalan sejarah KSM Sampurna Asih itu disampaikan Suryono kepada

Harian Jogja, Sabtu (5/9/2015) pagi. Dia baru saja selesai

mengumpulkan sampah dari beberapa anggota di sekitar Dayakan.



"Pengelolaan sampah itu syarat dengan ibadah. Menyadarkan masyarakat

tidak semudah membalikkan telapak tangan," tutur Suryono sembari

mengajak Harian Jogja menuju ruang sekretariat KSM Sampurna Asih.



Suryono adalah Ketua II KSM Sampurna Asih. Merasa khawatir tidak bisa

memberikan informasi lengkap, dia pun menelepon Ketua I, Sudjendro.

"Dulu kita satu-satunya di Kulonprogo. Iurannya cuma Rp10.000 per

bulan. Kalau sekarang naik jadi Rp15.000," ucap Suryono.



Sembari menunggu Sudjendro, Suryono meneruskan ceritanya. Bagi dia,

membesarkan KSM Sampurna Asih adalah perjuangan besar. "Awal mau

membuat kelompok, kami ditarget harus punya anggota 250 orang dalam

tiga bulan. Padahal waktu itu baru ada 90 orang," papar dia.



Belum lama Suryono bercerita, Sudjendro datang. Dia langsung

bersemangat memaparkan kisah suka duka KSM Sampurna Asih. "Bangunan

pusat pengelolaan sampah sudah berdiri sejak Juli 2011, lalu Agustus

kami bentuk pengurus dan segera sosialisasi kepada masyarakat,"

ujarnya.



Biaya operasional awalnya lebih banyak ditanggung pengurus, termasuk

uang bensin. Mereka juga sempat ditentang warga pada tiga bulan

pertama. "Ada tetangga yang tidak suka karena katanya bikin bau dan

mengganggu. Kami lalu didatangi Ombudsman tapi ternyata itu tidak

terbukti," kata Sudjendro.



Menurut pensiunan berusia 67 tahun ini, saat itu masyarakat setempat

memang belum mengerti cara mengelola sampah. Wajar jika mereka

khawatir dengan keberadaan KSM yang dianggap serupa dengan tempat

pembuangan sementara (TPS).



Sekarang pun, masyarakat belum bisa memisahkan sampah menjadi tiga,

yaitu sampah organik, kertas, dan plastik. Padahal jika itu dilakukan,

beban petugas kebersihan bisa berkurang. "Tempat sampahnya sudah

dibuat terpisah tapi membuangnya ya sama saja. Memang masih butuh

waktu," tukas Sudjendro.



Setiap Senin hingga Jumat, pemilahan sampah menjadi kegiatan utama.

Selanjutnya pada hari Sabtu, mereka mengolah sampah organik menjadi

pupuk kompos. Namun, pupuk kompos yang dihasilkan kebanyakan juga

diambil para anggota secara cuma-cuma.



"Kalau ada yang mau beli juga boleh. Harganya Rp800 per kilogram.

Khusus anggota kami bebaskan. Biar mereka tahu kalau sampah bisa

diolah dan jadi bermanfaat," ungkapnya.



Senada dengan Suryono, menjadi pengurus KSM Sampurna Asih adalah

ibadah bagi Sudjendro. Mereka tidak dibayar sepeser pun. Hasil

penjualan sampah yang telah dipilah dan iuran anggota memang hanya

cukup untuk membayar honor delapan pekerja pengambil sampah dan

sejumlah biaya operasional lain. "Tekad kami ingin mengabdikan diri,"

ungkapnya kemudian.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

APBD KULONPROGO : Terpengaruh Megaproyek, Pendapatan Daerah Turun Rp33 Miliar

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pendapatan daerah dalam APBD Perubahan

Kabupaten Kulonprogo 2015 diperkirakan turun sekitar Rp33 miliar. Jika

pada APBD murni mencapai Rp1,242 triliun, pendapatan pada APBD

Perubahan direncanakan sebesar Rp1,209 triliun.



Hal itu diungkapkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo pada rapat

paripurna dengan agenda penyampaian Rancangan Kebijakan Umum Perubahan

Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2015 di

gedung DPRD Kulonprogo, Jumat (4/9/2015).



Dia lalu mengungkapkan, hal sebaliknya terjadi pada rencana belanja

daerah. Jika pada APBD murni direncanakan sekitar Rp1,306 triliun,

belanja daerah pada APBD Perubahan menjadi Rp1,340 triliun.



Menurut Hasto, peningkatan belanja daerah diperlukan untuk mempercepat

pencapaian target kinerja daerah. Hal itu juga merupakan konsekuensi

kekurangan anggaran pada APBD murni.



"Sisa lebih penggunaan anggaran tahun sebelumnya kami rencanakan untuk

memenuhi defisit anggaran yang mencapai sekitar Rp66,224 miliar," kata

Hasto menjelaskan, seperti yang dirilis Humas Sekretariat DPRD

Kulonprogo, Jumat sore.



Hasto memaparkan, ada beberapa faktor yang memengaruhi pendapatan dan

belanja tahun ini. Di antaranya, perubahan realisasi investasi mega

proyek berupa pembangunan bandara baru, pabrik pasir besi, dan kawasan

industri di Sentolo. "Beberapa kondisi itu berakibat pada perubahan

pendapatan retribusi dan pajak daerah," ujarnya.



Hasto menambahkan, perubahan kebijakan tarif BPJS Kesehatan pada Pusat

Pelayanan Kesehatan (PPK), khususnya di RSUD Wates, juga menyebabkan

ada perubahan pada besar pendapatan daerah.



"Ada kondisi insidental yang membutuhkan konsekuensi penyediaan

anggaran, tapi ternyata belum tersedia pada APBD 2015," tutur Hasto

kemudian.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kulonprogo Gelar Uji Coba Tinju Porda

WATES ( KRjogja.com)- Untuk mematangkan persiapan sebelum berlaga di

ajang Pekan Olahraga Daaerah (Porda) DIY 2015, atlet tinju Kulonprogo

melakukan pertarungan uji tanding dengan para petinju amatir dari

beberapa sasana tinju di Jawa Tengah.



Menurut pelatih tinju Kulonprogo, Ferry Kuahaty, pertarungan uji

tanding ini merupakan persiapan terakhir sebelum para petinju berlaga

di Porda. Sebanyak 10 petinju Kulonprogo melakukan pertarungan uji

tanding dengan petinju amatir dari Bantul, Sragen, Kebumen, Solo dan

Magelang.



"Uji tanding bersama ini untuk meningkatkan dan mengukur kemampuan

atlet sebelum berlaga di Porda. Selain itu untuk menambah jam terbang

para atlet dan meningkatkan mental saat bertanding," kata Ferry di

Alun-alun Wates, Minggu (6/9).



Ia menambahkan, untuk memeriahkan pertarungan uji coba ini juga

dilakukan peluncuran Senam Kreasi Tinju Bela Beli Kulonprogo yang

mengombinasikan antara olahraga senam dengan tinju. Launching

dilakukan oleh Bupati Kulonprogo, dr H Hasto Wardoyo SpOG(K). "Tinju

merupakan olahraga hiburan yang dapat dinikmati oleh berbagai

kalangan. Sehingga untuk menarik minat masyarakat kami ciptakan senam

kreasi tinju," jelasnya.(*-32)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

NAMA UNIK : Warga Kulonprogo Bernama “Nama”, Sering Terlewat saat Diabsen Guru

Harianjogja.com, KULONPROGO- Setelah Tuhan, Saiton dan Andy Go To

School, nama unik lainnya muncul dari Dusun Salam, Desa Salamrejo,

Kecamatan Sentolo. "Nama saya, Nama," itulah perkenalan awal yang

cukup membingungkan saat ditemui di rumahnya, Minggu (6/9/2015).



Kedatangan beberapa awak media ke kediamannya yang sederhana itu

langsung membuatnya bertanya-tanya. Nama tidak pernah menyangka,

namanya menjadi perbincangan hangat di salah satu akun media sosial

Kulonprogo. Dia bahkan tidak mengetahui, jika kartu tanda penduduknya

telah diunggah oleh beberapa orang di media sosial.



Sehari-harinya, Nama berdagang beras di Pasar Gawok, Wates. Dari sana

juga awalnya dirinya mengaku diberitahu seorang langganan tentang

namanya mendadak terkenal di media sosial. "Saya kaget diberitahu

begitu, tadinya juga tidak percaya. Lalu saya ditunjukkan sama

pelanggan," ujarnya santai.



Nama mengaku, sebelumnya juga tidak mengetahui adanya fenomena

nama-nama unik yang sedang hangat diperbincangkan media massa dan

media sosial. Saking banyak orang yang penasaran di media sosial,

tidak jarang ada orang yang iseng mendatangi kediaman bapak dua anak

itu hanya untuk memastikan keaslian namanya.



Lebih lanjut Nama mengungkapkan, tidak pernah tahu alasan kedua

orangtuanya memberikan nama tersebut. Selama ini, yang diketahuinya

namanya itu hanya sekedar nama yang tidak ada arti khusus. Namun,

Aminah, istri Nama menjelaskan, pernah menanyakan arti pemberian nama

suaminya itu kepada ibu mertuanya.



Aminah mengaku, sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP)

dirinya sudah menjalin hubungan dengan suaminya itu. Karena penasaran

dengan nama orang yang dinikahinya itu, Aminah mencoba menanyakannya.

"Kata ibu [mertua], nama suami saya itu waktu lahir dikasih nama

Tekad. Tetapi karena sering sakit-sakitan, akhirnya diganti namanya

dengan Nama. Hanya begitu saja bilangnya," papar Aminah.



Selama menyandang nama "Nama", ada beberapa pengalaman unik yang

dialaminya. Nama mengisahkan, saat itu dirinya duduk di bangku sekolah

dasar. Daftar presensi siswa selalu diawali dengan nomor dan nama.

Lantaran Nama mendapatkan nomor urut pertama, gurunya selalu tidak

menyebutkan namanya saat diabsen.



"Akhirnya, waktu naik kelas tiga, nomor urut absen saya dipindah ke

tengah agar bisa terbaca guru saat diabsen," kisahnya sambil menahan

tawa geli.



Tidak hanya guru dan teman-teman semasa sekolahnya yang heran dan

merasa lucu dengan nama Nama. Bahkan, ketika mengurus surat-surat ke

kantor pemerintahan desa, namanya seringkali mengundang tawa geli

sebagian perangkat desa. Ketika ada operasi kendaraan pun, SIM C

miliknya juga tak jarang membuat polisi yang memeriksanya tersenyum

menahan tawa.



Pengalaman unik juga dirasakan putra sulung Nama, Wahyu Nugroho, 20.

Wahyu menuturkan, nama ayahnya itu sering menjadi bahan lelucon

teman-temannya. "Saat ditanya nama bapak siapa, lalu saya jawab Nama.

Semua teman-teman saya tertawa. Meski saya ulang menyebutnya, juga

kadang tidak ada yang percaya. Mau bagaimana lagi, namanya memang

Nama," celetuk Wahyu.



Meski namanya dianggap unik, namun bapak dua anak ini tidak merasa

spesial dengan namanya. Laki-laki kelahiran 5 Mei 1974 ini, tetap

menjalani aktifitasnya sebagai pedagang beras dari pasar ke pasar.

Meski pelanggannya bertanya-tanya tentang namanya, dia pun hanya

menjawab singkat.



"Mau bagaimana lagi, nama saya memang Nama. Dan itu pemberian orang

tua dari kecil," pungkas Nama singkat.





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results