Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Friday, July 31, 2015

KEMISKINAN DI KULONPROGO : Ditargetkan Turun Jadi 19%, Warga Diminta Siap Megaproyek

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pengurangan angka kemiskinan menjadi salah

satu pekerjaan rumah besar yang harus digarap Pemkab Kulonprogo.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengklaim berbagai gerakan yang

dijalankan bersama masyarakat sejak 2011 ikut berperan mengurangi

angka kemiskinan secara signifikan.



Hasto memaparkan, angka kemiskinan di Kulonprogo tahun 2013

berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 21,3%. Angka

tersebut dinilai turun signifikan dibanding tahun 2011 yang mencapai

24,6%. Dia berharap angka kemiskinan tahun 2014 yang akan diumumkan

BPS pada sekitar akhir tahun ini bisa kembali menunjukkan grafik

menurun.



"Kami harap setidaknya bisa menjadi 19 persen," ungkap Hasto pada

acara syawalan bersama Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Gedung Kesenian

Wates, Kulonprogo, Kamis (30/7/2015).



Hasto memaparkan, ada berbagai gerakan yang cukup diandalkan untuk

mengentaskan kemiskinan. Selain Bela Beli Kulonprogo dan bedah rumah,

Kulonprogo juga punya gerakan gotong royong masyarakat bersatu

(gentong rembes) dan gerakan pendampingan bagi kepala keluarga miskin

oleh PNS Pemkab Kulonprogo.



Hasto lalu berpendapat, keberhasilan pembangunan di Kulonprogo tidak

terlepas dari dukungan dan kerja keras berbagai komponen dari unsur

pemerintah, swasta, maupun masyarakat umum.



"Kami juga mohon dukungan dari Gubernur DIY agar proses pembangunan

serta berbagai gerakan yang kami jalankan dapat terselenggara dengan

baik," katanya.



Sri Sultan HB X meminta Pemkab Kulonprogo mengantisipasi pembangunan

megaproyek yang bakal memberikan berbagai dampak, termasuk penambahan

lapangan pekerjaan baru.



Selain infrastruktur, sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan

profesional harus disiapkan. Hal itu mutlak diperlukan agar masyarakat

lokal mampu mengisi posisi dan jabatan dengan standar kompetensi

tertentu.



Jika tidak, peluang bisnis dan lapangan pekerjaan yang menjadi buntut

megaproyek pada akhirnya hanya jadi ladang keuntungan bagi perusahaan

dan kalangan profesional asing. "Mengingat akhir tahun 2015, kita

sudah memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA)," tutur Sri Sultan

HB X.



Sri Sultan HB X lalu memaparkan, Pemda DIY mengambil peran mengarahkan

pemanfaatan berbagai sumber daya secara efektif dan efisien.

Menurutnya, perlu dilakukan pengelompokan mengenai investasi apa yang

bisa menguatkan ketahanan ekonomi daerah atau dinilai bakal bermanfaat

mendukung pemberdayaan masyarakat.



"Juga [perlu dikelompokkan] investasi mana saja yang perlu didorong

karena punya dampak berganda bagi ekonomi daerah sehingga perlu diberi

insentif," ujarnya menambahkan.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Thursday, July 30, 2015

Pelabuhan Tanjung Adikarto Kulonprogro Beroperasi Tahun Depan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo dapat dioperasikan mulai awal 2016.

Menurutnya, jika pengerukan kolam pelabuhan dan alur sungai yang sedang dilakukan selesai, kapal berbobot 30 gross ton dapat segera masuk dan tertampung di pelabuhan itu.

Pemda DIY tahun ini juga telah mengucurkan dana untuk pembangunan didukung pusat untuk penganggaran fisik pelabuhan yang berada di muara Sungai Serang wilayah Karangwuni Wates tersebut.

"Anggaran sudah ada, jadi pengerukan alur sungai dan kolam pelabuhan harus selesai 2015 ini," katanya, usai acara syawalan di Kulonprogo, Kamis (30/7/2015).

Perihal penahan gelombang yang dianggap kurang panjang, menurutnya, bukan masalah. Pasalnya, masalah tersebut dapat diselesaikan pada tahap berikutnya.

Yang terpenting, menurut Sultan, pelabuhan dapat beroperasi lebih dulu.

"Nanti kan masih akan ada fasilitas pendukung, lihat dulu daya tangkap ikan seperti apa. Nanti akan menarik investor," jelasnya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan penyelesaian pengerukan kolam pelabuhan ditarget pada 15 Desember 2015. Hal itu sudah sesuai jadwal pekerjaan.

"Desember selesai, Januari 2016 harus beroperasi," katanya.
Adapun kapal milik Kulonprogo, menurutnya, berbobot 30 GT dan 40 GT. Namun saat ini kapal itu dititipkan di luar daerah.

Jika nanti pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, kapal tersebut akan dan harus sudah kembali ke Kulonprogo. "Rencananya Januari kapal pulang Kulonprogo," katanya.

Sementara, kesiapan SDM para nelayan saat ini dimatangkan.
Hasto mengatakan setidaknya 40 nelayan Kulonprogo pernah dilatih dan magang di luar daerah. Ke depan, pemkab akan mendatangkan mentor atau pelatih nelayan ke Kulonprogo.

( tribunjogja.com)
Share:

Pelabuhan Tanjung Adikarto Kulonprogro Beroperasi Tahun Depan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan

pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo dapat dioperasikan mulai awal

2016.



Menurutnya, jika pengerukan kolam pelabuhan dan alur sungai yang

sedang dilakukan selesai, kapal berbobot 30 gross ton dapat segera

masuk dan tertampung di pelabuhan itu.



Pemda DIY tahun ini juga telah mengucurkan dana untuk pembangunan

didukung pusat untuk penganggaran fisik pelabuhan yang berada di muara

Sungai Serang wilayah Karangwuni Wates tersebut.



"Anggaran sudah ada, jadi pengerukan alur sungai dan kolam pelabuhan

harus selesai 2015 ini," katanya, usai acara syawalan di Kulonprogo,

Kamis (30/7/2015).



Perihal penahan gelombang yang dianggap kurang panjang, menurutnya,

bukan masalah. Pasalnya, masalah tersebut dapat diselesaikan pada

tahap berikutnya.



Yang terpenting, menurut Sultan, pelabuhan dapat beroperasi lebih

dulu."Nanti kan masih akan ada fasilitas pendukung, lihat dulu daya

tangkap ikan seperti apa. Nanti akan menarik investor," jelasnya.



Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan penyelesaian pengerukan

kolam pelabuhan ditarget pada 15 Desember 2015. Hal itu sudah sesuai

jadwal pekerjaan.



"Desember selesai, Januari 2016 harus beroperasi," katanya.

Adapun kapal milik Kulonprogo, menurutnya, berbobot 30 GT dan 40 GT.

Namun saat ini kapal itu dititipkan di luar daerah.



Jika nanti pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, kapal tersebut akan

dan harus sudah kembali ke Kulonprogo. "Rencananya Januari kapal

pulang Kulonprogo," katanya.



Sementara, kesiapan SDM para nelayan saat ini dimatangkan.

Hasto mengatakan setidaknya 40 nelayan Kulonprogo pernah dilatih dan

magang di luar daerah. Ke depan, pemkab akan mendatangkan mentor atau

pelatih nelayan ke Kulonprogo.



( tribunjogja.com)





Lihat arsip:

http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Pelabuhan Tanjung Adikarto Kulonprogro Beroperasi Tahun Depan

TRIBUNJOGJA-COM, KULONPROGO -Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan

pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo dapat dioperasikan mulai awal

2016.



Menurutnya, jika pengerukan kolam pelabuhan dan alur sungai yang

sedang dilakukan selesai, kapal berbobot 30 gross ton dapat segera

masuk dan tertampung di pelabuhan itu.



Pemda DIY tahun ini juga telah mengucurkan dana untuk pembangunan

didukung pusat untuk penganggaran fisik pelabuhan yang berada di muara

Sungai Serang wilayah Karangwuni Wates tersebut.



"Anggaran sudah ada, jadi pengerukan alur sungai dan kolam pelabuhan

harus selesai 2015 ini," katanya, usai acara syawalan di Kulonprogo,

Kamis (30/7/2015).



Perihal penahan gelombang yang dianggap kurang panjang, menurutnya,

bukan masalah. Pasalnya, masalah tersebut dapat diselesaikan pada

tahap berikutnya.



Yang terpenting, menurut Sultan, pelabuhan dapat beroperasi lebih dulu.



"Nanti kan masih akan ada fasilitas pendukung, lihat dulu daya tangkap

ikan seperti apa. Nanti akan menarik investor," jelasnya.



Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan penyelesaian pengerukan

kolam pelabuhan ditarget pada 15 Desember 2015. Hal itu sudah sesuai

jadwal pekerjaan.



"Desember selesai, Januari 2016 harus beroperasi," katanya.

Adapun kapal milik Kulonprogo, menurutnya, berbobot 30 GT dan 40 GT.

Namun saat ini kapal itu dititipkan di luar daerah.



Jika nanti pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, kapal tersebut akan

dan harus sudah kembali ke Kulonprogo. "Rencananya Januari kapal

pulang Kulonprogo," katanya.



Sementara, kesiapan SDM para nelayan saat ini dimatangkan.

Hasto mengatakan setidaknya 40 nelayan Kulonprogo pernah dilatih dan

magang di luar daerah. Ke depan, pemkab akan mendatangkan mentor atau

pelatih nelayan ke Kulonprogo.



( tribunjogja,com)





Lihat arsip

http://infokwkp.blogspot.com
Share:

PERTANIAN KULONPROGO : Aman Dari Kekeringan

Harianjogja.com, KULONPROGO– Memasuki musim kemarau, tanaman pangan di

Kulonprogo aman dari bencana kekeringan. Awal Agustus nanti saluran

irigasi di Kalibawang dibuka dan musim tanam baru siap dilakukan.



Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo Bambang Tri Budi

Harsono mengungkapkan, panen baru saja selesai, sehingga ancaman

kekeringan dapat diantisipasi. Dia mengatakan, saat ini memasuki musim

tanam ketiga (MT3), jenis tanaman yang ditanam petani adalah jenis

palawija.



"Kondisi di lapangan belum ada dampak kekeringan terhadap tanaman

pangan di Kulonprogo. kebanyakan petani saat ini memanfaatkan sumur

air tanah dangkal, sehingga kebutuhan hari masih mencukupi," ujar

Bambang, Kamis (30/7/2015).



Bambang mengatakan, meski musim kemarau tiba, namun masyarakat belum

melaporkan adanya kekeringan di lahan mereka. Dia memastikan,

kebutuhan air untuk tanaman pangan masih sangat cukup. Apalagi, tepat

tanggal 1 Agustus nanti, saluran irigasi di Kalibawang akan dibuka

kembali. Aliran air pada irigasi tersebut nantinya akan siap mengaliri

areal pertanian di tujuh kecamatan.



"Harapannya, dibukanya irigasi di Kalibawang tepat waktu. Agar

pengolahan tanah sesuai dengan rencana," jelas Bambang.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, lahan yang akan dialiri irigasi dari

Kalibawang kurang lebih akan mengaliri sekitar 4.000 hektare sampai

4.500 hektare. Selain itu, di awal Agustus saluran irigasi di

Bendungan Sapon juga akan dibuka. Saluran irigasi tersebut nantinya

akan mengaliri areal persawahan di wilayah Galur, Lendah dan Panjatan.

Lahan yang akan teraliri air di wilayah tersebut kurang lebih mencapai

2.000 hektare.



"Kalau irigasi dibuka sesuai jadwal, maka tidak aka nada kekeringan.

Jadi lahan tanaman pangan akan aman dari kekeringan," tandas Bambang.



Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sidodadi Bingat Sudiyanto

menambahkan, saat ini kekeringan dipastikan tidak akan mengancam lahan

pertanian di Desa Sidomulyo, Pengasih. Pasalnya, desa tersebut

memiliki sumber air Bogaham yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan

pertanian. Sumber air di desa tersebut dinilai sangat cukup untuk

mengairi tanaman pangan.

Bingat mengatakan, saat ini musim tanam ketiga, di mana petani mulai

menanam tanaman-tanaman palawija. Di antaranya seperti jagung, kedelai

dan kacang-kacangan. "Kalau palawija tidak terlalu membutuhkan banyak

air. Jadi, sumber air di desa kami sangat cukup untuk menyirami

tanaman di musim kemarau ini," imbuh Bingat



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Rencana pembangunan Bandara Kulon Progo berlanjut

Kulon Progo (Antara) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan

HB X mengatakan rencana pembangunan bandara di Kabupaten Kulon Progo

berlanjut, meskipun ada putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang

memenangkan gugatan Paguyuban Wahana Tri Tunggal.



"Tidak ada putusan yang menyatakan bandara dibatalkan. Artinya rencana

pembangunan bandara tetap jalan," kata Sultan usai Syawalan dan

Silaturahim di Kabupaten Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan Pemda DIY optimistis akan memenangkan kasasi di Mahkamah

Agung (MA). "Kami optimistis. Yang sidang hanya aspek administrasi,"

katanya.



Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pemkab terus melakukan

pendekatan persuasi kepada masyarakat yang belum setuju dengan rencana

pembangunan bandara.



"Sehingga ketika ada 40 warga yang mengajukan gugatan ke PTUN,

kemudian ada sekitar 150 meski dalam catatan ada 202, tetapi ada

sekitar 50 tidak keberatan. Tetapi, di dalam nota catatan karena saat

konsultasi publik belum setuju. Kami terus melakukan pendekatan

persuasi terhadap 150 warga yang belum setuju," kata Hasto.



Ia mengatakan dirinya sering ketemu dengan kelompok-kelopok warga yang

belum setuju bandara, secara perlahan-lahan secara berkelanjutan.



Menurut dia, tafsir terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tentang

pengembangan Bandara Adisutjipto ini sifatnya bisa diperdebatkan,

serta masih dapat diperjuangkan. Selain itu, Perda RTRW memang sudah

waktunya diperbaiki atau ditinjau ulang.



"Inikan masalah administrasi, yang sebenarnya bisa diselesaikan secara

administrasi dalam arti RTRW-nya harus ditinjau ulang. Sehingga RTRW

bisa sesuai dengan Izin Penetapan Lokasi (ILP) bandara," katanya.



Editor:Ruslan Burhani

COPYRIGHT ©ANTARA2015





Lihat arsip:

http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Dua Pesantren Kulonprogo Kembangkan Lele Mutiara

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dua pondok pesantren, Darul Al-Fallah, Desa

Ngargosari, Kecamatan Samigaluh dan Ponpes Al-Miftah, Desa Jatisarono,

Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) mendapat pelatihan budidaya lele Mutiara yang menggunakan

aplikasi vaksin dan probiotik.



Pelatihan dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, pelatihan dilaksanakan sejak

tanggal 10 April 2015 lalu.



Para santri dan pengasuh dilatih menggunakan bibit lele unggul Mutiara

(mutu tinggi mudah dipelihara). Serta didukung dengan vaksin benih

"HydroVac" anti penyakit aeromonasis dan probiotik kualitas air "Pato

Aero".



"Kegiatan ini telah dikembangkan di delapan lokasi yaitu Malang,

Pacitan (Jawa Timur), Boyolali (Jawa Tengah), Sleman dan Kulonprogo

(DIY), Pandeglang (Jawa Barat) dan Tangerang serta Palembang," kata

Poernomo di Wates, Ahad (27/7).



Lebih lanjut Poernomo mengatakan Lele Mutiara merupakan ikan lele

tumbuh cepat generasi ketiga (G3). Benih lele ini dibentuk melalui

tiga proses seleksi individu pada aspek pertumbuhan selama tahun

2011-2014 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.



"Benih ini dibentuk dari gabungan persilangan strain lele Mesir,

Paiton, Sangkuriang dan Dumbo/lokal. Telah dinyatakan lulus pada

Penilaian Pelepasan Jenis/Varietas Unggul Kementerian Kelautan dan

Perikanan pada tanggal 27 Oktober 2014 lalu," kata Poernomo.



Keunggulannya, kata Poernomo, laju pertumbuhan tinggi. Bisa mencapai

20-70 persen lebih tinggi daripada benih-benih lain. Lama pemeliharaan

relatif singkat. Berkisar 45-50 hari pada kolam tanah dari benih tebar

berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm.



Keunggulan lain, keseragaman ukuran relatif tinggi. Tahap produksi

benih diperoleh 80-85 persen benih siap jual dan pemanenan pertama

pada pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi 65-80

persen.



Sedang rasio konversi pakan (FCR) relatif rendah. Berkisar 0,6-0,8

pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran. "Daya tahan terhadap

penyakit relatif tinggi: SR 60-70 persen pada infeksi bakteri

Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik)," katanya.

Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Kabupaten

Kulonprogo, Triyono, berharap pelatihan ini dapat membantu

menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya bagi perekonomian Pondok

Pesantren di wilayah Kulonprogo.

"Masih ada sekitar 40 pondok pesantren yang juga menginginkan dan siap

menerima kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang," kata

Triyono.



Di Kulonprogo, ungkap Triyono lebih lanjut, budidaya perikanan air

tawar yang dilakukan masyarakat mencapai 56,59 hektare dan luas tambak

53 hektare.

Produksi ikan pada tahun 2013 sebanyak 13.595,6 ton dan pada tahun

2014 mengalami peningkatan sebanyak 14,3 ton. "Saya kita adanya benih

Mutiara produksi akan semakin meningkat lagi," harap Triyono.



Red:Damanhuri Zuhri

Rep:heri purwata



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Dua Pesantren Kulonprogo Kembangkan Lele Mutiara

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dua pondok pesantren, Darul Al-Fallah, Desa

Ngargosari, Kecamatan Samigaluh dan Ponpes Al-Miftah, Desa Jatisarono,

Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) mendapat pelatihan budidaya lele Mutiara yang menggunakan

aplikasi vaksin dan probiotik.



Pelatihan dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, pelatihan dilaksanakan sejak

tanggal 10 April 2015 lalu.



Para santri dan pengasuh dilatih menggunakan bibit lele unggul Mutiara

(mutu tinggi mudah dipelihara). Serta didukung dengan vaksin benih

"HydroVac" anti penyakit aeromonasis dan probiotik kualitas air "Pato

Aero".



"Kegiatan ini telah dikembangkan di delapan lokasi yaitu Malang,

Pacitan (Jawa Timur), Boyolali (Jawa Tengah), Sleman dan Kulonprogo

(DIY), Pandeglang (Jawa Barat) dan Tangerang serta Palembang," kata

Poernomo di Wates, Ahad (27/7).



Lebih lanjut Poernomo mengatakan Lele Mutiara merupakan ikan lele

tumbuh cepat generasi ketiga (G3). Benih lele ini dibentuk melalui

tiga proses seleksi individu pada aspek pertumbuhan selama tahun

2011-2014 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.



"Benih ini dibentuk dari gabungan persilangan strain lele Mesir,

Paiton, Sangkuriang dan Dumbo/lokal. Telah dinyatakan lulus pada

Penilaian Pelepasan Jenis/Varietas Unggul Kementerian Kelautan dan

Perikanan pada tanggal 27 Oktober 2014 lalu," kata Poernomo.



Keunggulannya, kata Poernomo, laju pertumbuhan tinggi. Bisa mencapai

20-70 persen lebih tinggi daripada benih-benih lain. Lama pemeliharaan

relatif singkat. Berkisar 45-50 hari pada kolam tanah dari benih tebar

berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm.



Keunggulan lain, keseragaman ukuran relatif tinggi. Tahap produksi

benih diperoleh 80-85 persen benih siap jual dan pemanenan pertama

pada pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi 65-80

persen.



Sedang rasio konversi pakan (FCR) relatif rendah. Berkisar 0,6-0,8

pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran. "Daya tahan terhadap

penyakit relatif tinggi: SR 60-70 persen pada infeksi bakteri

Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik)," katanya.

Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Kabupaten

Kulonprogo, Triyono, berharap pelatihan ini dapat membantu

menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya bagi perekonomian Pondok

Pesantren di wilayah Kulonprogo.

"Masih ada sekitar 40 pondok pesantren yang juga menginginkan dan siap

menerima kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang," kata

Triyono.



Di Kulonprogo, ungkap Triyono lebih lanjut, budidaya perikanan air

tawar yang dilakukan masyarakat mencapai 56,59 hektare dan luas tambak

53 hektare.

Produksi ikan pada tahun 2013 sebanyak 13.595,6 ton dan pada tahun

2014 mengalami peningkatan sebanyak 14,3 ton. "Saya kita adanya benih

Mutiara produksi akan semakin meningkat lagi," harap Triyono.



Red:Damanhuri Zuhri

Rep:heri purwata



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Investasi Asing di Bandara Kulonprogo Akan Dibatasi

VIVA.co.id- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan

Hamengku Buwono X meminta pemerintah kabupaten Kulonprogo untuk

menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan mengelompokkan investasi

sektor mana saja yang nantinya akan ada di dalam bandara internasional

di daerah tersebut.

Ditegaskan Sultan, Kamis 30 Juli 2015, hal itu sangatlah penting.

Agar, keberadaannya dapat dipastikan membawa keuntungan lebih untuk

Yogyakarta, khususnya masyarakat sekitar.

"Keberadaan bandara akan diikuti dengan perkembangan perusahaan dan

lapangan kerja baru. SDM yang profesional dan mumpuni harus

disiapkan," kata Ngarso Dalem panggilan akrab Sri Sultan H X, usai

Syawalan di Gedung Kesenian Wates, Kuloprogo, Yogyakarta.

Raja Keraton Yogyakarta tersebut khawatir, jika SDM tidak disiapkan,

peluang bisnis dan lowongan kerja yang tercipta hanya akan terisi

kalangan profesional asing. Apalagi, akhir tahun ini sudah masuk era

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Investasi harus dikelompokkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi

daerah. Misalnya, investasi pemberdayaan masyarakat harus dibantu

dengan ketersediaan infrastruktur, kemudian investasi yang berdampak

ganda pada ekonomi daerah harus didorong," tambahnya.

Dia mengatakan, investasi yang masukpun harus benar-benar dipilih

dengan pertimbangan yang matang. Bahkan, jika diperlukan harus ada

pembatasan investasi di sektor-sektor tertentu, misalnya yang tidak

menciptakan lapangan kerja.



BKPM Bakal Tarik Investor Singapura di Tiga Sektor



"Investor asing hanya diperuntukkan bagi perkembangan UKM (Usaha Kecil

Menengah), koperasi, kemitraan, BUMD dan BUMN," imbuhnya.



Sultan optimistis, bisa menang dalam proses hukum terhadap gugatan

Wahana Tri Tunggal (WTT) yang masih dalam tahap kasasi di Mahkamah

Agung. Sehingga, tidak ada lagi keputusan yang membuat pembangunan

bandara itu tertunda.



"Sementara, proses hukum berjalan, Pemkab harus melakukan pendekatan

ke pihak yang tidak setuju dengan pembangunan bandara," katanya.



Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyampaikan, pihaknya

sedang berupaya menjalankan arahan program dari Pemda DIY itu. Hal ini

merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.



"Mudah-mudahan, bisa terwujud Kulonprogo yang lebih maju dan

sejahtera," katanya. (asp)

© VIVA.co.id





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Bayi Tujuh Bulan Tewas Tercebur Kolam Ikan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Seorang bayi berusia tujuh bulan enam hari

tewas setelah tercebur ke kolam ikan di dalam rumahnya di Dusun

Jatirejo, Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo, Rabu

(29/7/2015) pagi. Korban sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat tapi

nyawanya sudah tidak tertolong.



Kanit Reskrim Polsek Lendah, Ipda Moch.Winarso mengungkapkan,

peristiwa yang dialami bayi bernama Fahmi Ahya Daru Affan itu terjadi

sekitar pukul 09.45 WIB. Saat itu, korban sedang tidur di kamar yang

berjarak sekitar tujuh meter dari kolam ikan. Ibu korban, Rubianti,

35, meninggalkan korban untuk menyapu rumah. Sementara ayah korban,

Sudarsono, 46, tidak ada di rumah karena sedang pergi ke sawah.



Setelah selesai menyapu rumah selama kira-kira 10 menit, Rubianti

segera kembali ke kamar tapi anaknya tidak ada. Dia lalu segera

mencari dan menemukan korban ada di dalam kolam ikan sedalam 30

sentimeter. Saat itu korban diperkirakan sudah meninggal dunia.



"Saat tinggal menyapu, pintu kamar dalam keadaan terbuka. Diperkirakan

bayi merangkak ke luar lalu masuk kolam," papar Winarso, ditemui di

lokasi kejadian.

Winarso mengatakan, warga sekitar sempat membantu berusaha

menyelamatkan korban dengan membawanya ke Puskesmas Galur II yang

terletak di Dusun Sepaten, Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kulonprogo.

Namun korban kemudian dinyatakan meninggal dunia.



Suasana duka langsung menyelimuti rumah keluarga korban. Warga dan

kerabat berdatangan menyampaikan ungkapan bela sungkawa. Rabu Siang,

jenazah korban yang kembali dibawa pulang itu dimandikan untuk segera

dimakamkan. Pihak keluarga juga menolak memberikan keterangan apapun

kepada wartawan karena masih merasa sangat terpukul dan berduka.



Camat Lendah, Sumiran, berharap keluarga korban diberikan ketabahan

dan kekuatan. Dia kemudian mengimbau masyarakat agar lebih

berhati-hati dan cermat sebelum meninggalkan bayi sendiri di tempat

tertentu. "Kita tentu berharap kejadian ini tidak terulang lagi,"

ungkap Sumiran, saat datang melayat ke rumah duka, Rabu siang.



Sumiran menambahkan, sebelum kejadian itu, ada anggota keluarga yang

memiliki firasat aneh. "Ada yang bermimpi rumah ini didatangi orang

banyak. Ternyata itu sebuah firasat dan hari ini banyak orang yang

datang untuk melayat," ujarnya.





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

KEKERINGAN DI KULONPROGO : Warga Mulai Ajukan Bantuan Air Bersih

Harianjogja.com, KULONPROGO– Beberapa dusun di Kecamatan Girimulyo

mulai mengajukan proposal permintaan dropping air bersih. Lima unit

truk tangki air disiapkan untuk mendistribusikan air bersih di

sejumlah wilayah yang membutuhkan air guna keperluan rumah tangga.



Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung

Waluyo mengungkapkan, titik kekeringan pada tahun ini belum terlalu

signifikan. Namun, ada lima unit truk tangki air yang disiapkan untuk

mendistribusikan air bersih ke masyarakat yang membutuhkan.



"Dua unit diantaranya dari PDAM, lalu tiga unit masing-masing dari

Dinas Sosial yakni Tagana, BPBD dan PMI. Nantinya truk tangki ini akan

dioperasikan segera, setelah permintaan air benar-benar mendesak,"

ujar Untung, Selasa (28/7/2015).



Selama puasa lalu, dropping air bersih telah mulai dilakukan. Namun,

sasaran distribusi air bersih adalah untuk memenuhi kebutuhan

tempat-tempat ibadah. Sebagian besar disalurkan ke wilayah Kokap,

seperti Dusun Plampang I dan Plampang II, Sengir dan Kalibuko.



Usai Lebaran, permintaan air mulai banyak datang dari masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga. Data dari BPBD Kulonprogo,

paskalebaran ini sudah masuk sejumlah proposal permintaan dropping

air. Sebagian besar proposal yang masuk berasal dari Kecamatan

Girimulyo dan ada sekitar tujuh dusun.



"Dari tujuh itu, ada beberapa yang sedang diproses untuk segera

disalurkan air bersih," ungkap Untung.

Meski diprediksi titik kekeringan akan bertambah karena adanya musim

kemarau panjang. Namun, upaya dropping air diprediksi akan berkurang.

Untung memaparkan, adanya pengembangan pipa jaringan air bersih baru

di sejumlah wilayah, turut mengurangi agenda dropping air di musim

kemarau.



"Selain itu, kami juga membangun instalasi untuk memompa dan

menyalurkan air bersih di wilayah-wilayah yang memiliki potensi sumber

mata air. Program tersebut sudah kami lakukan sejak tahun lalu.

Harapannya, dropping air bisa dikurangi," jelas Untung.



Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Binangun Jumantoro

menambahkan, upaya pembangunan instalasi jaringan pipa air bersih

terus dilakukan. Diresmikannya jaringan pipa air bersih di Dusun

Clapar I dan Clapar II, Kokap, setidaknya telah bertambah 188

pelanggan baru.

Jumantoro mengungkapkan, bantuan pemasangan jaringan pipa air bersih

secara gratis bagi warga kurang mampu masih akan terus diberikan.

Setidaknya, ada 48 pelanggan baru yang mendapatkan pemasangan

instalasi jaringan air bersih gratis yang dibiayai dari anggaran APBD

maupun APBN.



"Sedangkan di Kalirejo ada 78 pelanggan baru. Kami harap program ini

mampu mengurangi droping air bersih dengan mobil tangki," tandas

Jumantoro.





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, July 29, 2015

Judi Domino Digerebek Polisi

_____



http://img.krjogja.com/thumbhead/05e0bb715f87f057f579de9515ac5ccf_thumb.jpgE

nam penjudi dimintai keterangan di Mapolsek Kalibawang. (Foto : Amin

Kuntari)



KULONPROGO (KRjogja.com) - Enam warga Padaan Ngasem, Desa Banjarharjo

Kecamatan Kalibawang harus mendekam di sel tahanan mapolsek setempat setelah

digerebek petugas saat bermain judi, Rabu (22/07/2015) dini hari. Meski

hanya taruhan Rp 500, enam penjudi ini dijerat Pasal 303 ayat 3 KUHPidana

dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.



Kapolsek Kalibawang, Kompol Joko Sumarah WTW menguraikan, penangkapan keenam

tersangka yakni Miyanto (27), Suprihatin (46), Surahmat (34), Wisnu Saputra

(28), Suyatman (28) dan Suwartono alias Saiful (42) ini bermula dari laporan

warga setempat yang merasa resah dengan adanya perjudian tersebut. Pasalnya,

perjudian ini sudah dilakukan para tersangka sejak sebelum Ramadan.



"Dari laporan tersebut, kami melakukan pengembangan dan menggerebek para

pelaku saat bermain judi di kediaman warga, Suyono. Ada 11 orang yang kami

ciduk, namun lima lainnya termasuk dua orang pemudik dari Tangerang dan

Bandung juga pemilik rumah tidak ditangkap karena tidak terbukti melakukan

perjudian," kata Joko kepada wartawan, Jumat (24/07/2015).



Dari tangan pelaku, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa kartu

domino yang digunakan untuk bermain judi, serta uang tunai senilai Rp 1 juta

sebagai taruhan. Mapolsek Kalibawang terus melakukan penyelidikan atas kasus

ini untuk mendeteksi kemungkinan adanya perjudian lainnya.



Saat dimintai keterangan, salah satu tersangka, Suyatman (27) mengatakan,

semula ia dan rekan-rekannya hanya berniat berkumpul dengan rekan lain yang

sedang mudik ke kampung halaman. Namun di lokasi, mereka kemudian

berinisiatif untuk bermain judi. "Maksudnya biar betah melek. Kumpul

teman-teman kan lama, semalam suntuk ," ujarnya.



Hal senada diungkapkan tersangka lain, Surahmat. Menurutnya, perjudian

tersebut hanya iseng untuk mengisi waktu sembari berkumpul dengan

teman-teman.



"Main judi baru kali ini, baru sebentar, main jam 23.00 WIB sudah ditangkap

sekitar pukul 02.00 WIB. Taruhannya juga cuma Rp 500 sampai Rp 1.500, kalau

yang diamankan petugas sebagai barang bukti, itu uang pribadi di dompet

kami," katanya.



Sebelum digerebek, Surahmat sempat memenangkan permainan Rp 40.000. Uang

tersebut kemudian digunakannya untuk membeli rokok dan bensin. "Kami

menyesal telah melakukan perbuatan ini, karena mengantar ke sel tahanan,"

katanya. (Unt)



_____
Share:

Bupati Minta Ponpes Jaga Kerukunan Umat Beragama

http://img.krjogja.com/thumbhead/622e9dd37a748d4ab94c026c219e2a29_thumb.jpgB

upati silaturahmi di ponpes. (Foto : Widiastuti)



0

inShare <javascript:void(0);>



KULONPROGO (KRjogja.com) - Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K),

Wabup Drs H Sutedjo, Forkompinda, Kemenag dan Kepala SKPD melakukan

silaturahmi pada tiga pondok pesantren di wilayah Kulonprogo, Jumat

(24/07/2015). Bupati minta para pengasuh pondok pesantren untuk tetap

menjaga kerukunan umat beragama, agar kejadian seperti di Papua (Tolikara)

tidak muncul lagi di masyarakat.



"Kami juga minta pengasuh mendoakan pemerintah agar dalam menjalankan amanah

pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan, karena pembangunan yang

dilakukan pemerintah daerah banyak manfaatnya. Kami juga menyampaikan terima

kasih karena pondok pesantren telah ikut mendidik dan menumbuhkan karakter

masyarakat Kulonprogo menjadi lebih baik lagi," kata Hasto.



Dalam silaturahmi, bupati menyalurkan bantuan Rp 24 juta untuk 3 pondok

yakni Pondok Pesantren An-Nadwah (Wates), Al-Maunah (Panjatan) dan Al-Manar

(Galur). Masing-masing pondok mendapat Rp 8 juta, berasal dari Bazda Rp 5

juta, CSR Rp 2 juta, dan PT Bank BPD DIY Rp 1 juta, untuk bantuan

pembangunan dan penyelenggaraan pondok.



Di Pondok An-Nadwah Bendungan Wates bupati beserta rombongan diterima

Pengasuh KH Saefudin, di Al-Maunah Bojong Panjatan oleh Pengasuh KH Suhadi

Ishomulhadi dan di Pondok Modern Al Manar Muhammadiyah Boarding School

Brosot Galur diterima pengasuh Ustad Ismail Taufiq. Di Bojong, KH Suhadi

Ishomulhadi menyampaikan dengan silaturahim semoga dapat maunah. "Tidak

hanya saya, tapi juga rakyat ada kesalahan, dengan silaturahim semoga

dilebur dosanya," ujar KH Suhadi.



Di Bendungan Wates, KH Saefudin menyatakan, dengan silaturahmin dapat

memberikan barokah. Umaro dan ulama kebaikannya sangat diharapkan

masyarakat. Umaro dan Ulama, ibarat seperti uang koin, dua sisi yang sama

harganya. Dengan bersatu, akan menentramkan masyarakat.



Di Klampok Brosot Galur, Ustad Ismail Taufik mengungkapkan, di Pondok Al

Manar dengan sistem boarding school atau tinggal di pondok , saat ini ada 74

santri, yang berasal dari 9 provinsi yang paling barat Bengkulu, Sumsel dan

paling timur dari NTT, yang sekaligus sekolah di SMP dan SMA.



"Unggulannya adalah hafalan Alquran, lulus SMP wajib 3 juz, SMA wajib 6 juz.

Tertinggi lulusan SMP 7 juz siswa dari Buleleng Bali. Lulusan SMA disini

juga ada yang diterima di Fakultas Kedokteran UMY melalui jalur prestasi,"

kata Ismail.



Kepada Ustad Ismail Taufiq, bupati menyampaikan terima kasih, karena selain

mendidik masyarakat Kulonprogo juga dari provinsi lain di Indonesia. Selain

membawa nama baik Kulonprogo, juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. (Wid)
Share:

Titik Baru Nikmati Kerlip Kota Wates

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN -Satu lagi objek wisata alam di puncak

perbukitan Menoreh Kulonprogo dibuka. Jika sebelumnya telah dikenal

Kalibiru, kini di wilayah kecamatan yang sama, Kokap, tepatnya di

Dusun Clapar II Hargowilis, resmi diluncurkan objek wisata alam

Canting Mas Puncak Dipowono.



Peresmian atau peluncuran secara resmi dilakukan langsung oleh Bupati

Kulonprogo, Hasto Wardoyo, Senin (27/7/2015). Meski terbilang sebagai

puncak tertinggi di antara pegunungan Menoreh, Canting Mas Puncak

Dipowono dapat dijangkau dengan kendaraan.



Berada pada ketinggian sekitar 600 Mdpl, pengunjung dapat menikmati

pemandangan alam seputar Kota Wates dan Waduk Sermo. Mendukung potensi

tersebut, Kelompok Hutan Kemasyarakatan Sido Akur bersama masyarakat

setempat sebagai pengelola melengkapinya dengan berbagai wahana

sebagaimana ada di objek wisata Kalibiru.



Selengkapnya simak di halaman 6 Tribun Jogja edisi Selasa (28/7/2015). (*)



Penulis: ose

Editor: ton

Sumber: Tribun Jogja



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Rp750 Juta untuk Pengembangan Kebun Teh di Kulonprogo

Bisnis.com, KULONPROGO-Tahun ini, Pemerintah Desa Ngargosari,

Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo mendapatkan bantuan senilai Rp750 juta

dari Pemda DIY. Dana itu dialokasikan untuk pengembangan kebun teh,

khususnya di Dusun Tritis.



Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut)

Kabupaten Kulonprogo, Widi Astuti mengatakan, bantuan itu dimanfaatkan

untuk pembelian bibit tanaman teh, pupuk, hingga kegiatan pelatihan

pengolahan teh pasca panen. Sebuah embung untuk menampung air hujan

juga akan segera dibangun. "Embung itu akan mendukung jaringan

pengairan kebun teh," ungkap Widi, Senin (27/7/2015).

Widi menambahkan, potensi pariwisata sektor perkebunan, termasuk kebun

teh Tritis, masih berpeluang besar untuk digali. Banyak orang mulai

berdatangan, terutama saat akhir pekan dan masa liburan.



Oleh karena itu, bantuan dari Pemda DIY juga akan digunakan untuk

mengembangkan beberapa fasilitas pendukung kebun teh sebagai obyek

wisata. Tujuannya demi memberikan kenyamanan kepada para pengunjung.

Widi lalu berharap, Pemda DIY akan kembali mengucurkan bantuan pada

2016 mendatang. "Selain Samigaluh, kami juga ingin mengembangkan

agrowisata di Girimulyo," tambahnya.



Kepala Desa Ngargosari, Surasa mengatakan, bantuan pengembangan kebun

teh Tritis berawal dari kunjungan Gubernur DIY pada Desember 2014

lalu. "Saat itu, beliau merasa terkesan dengan potensi kebun teh kami

lalu memberi kesempatan mengembangkan budi daya tanaman teh," ungkap

Surasa, dikonfirmasi Harian Jogja pada Senin pagi.



Upaya pengembangan diharapkan bisa meningkatkan produktivitas

perkebunan teh. Ia mencontohkan dengan membangun bak penampung air

hujan untuk memenuhi kebutuhan pengairan. "Bentuknya seperti embung

tapi lebih kecil," ujar Surasa.



Surasa berpendapat, pengembangan kebun teh juga akan mendukung

kegiatan pariwisata di sana. Perkebunan dengan luas sekitar 50 hektare

tersebut memang mulai ramai dikunjungi wisatawan. Kondisi tersebut

membuat kebun teh Tritis butuh beberapa fasilitas dan sarana

pendukung.



"Nanti juga akan ada pembangunan panggung terbuka beserta

kelengkapannya di Dusun Tritis dan Trayu. Kelengkapannya itu

menyangkut area parkir, warung-warung, dan kamar mandi," paparnya.

Pengembangan pariwisata di Desa Ngargosari juga didukung dengan aliran

bantuan dana keistimewaan (danais) sebesar Rp24 juta. Mereka

memanfaatkannya untuk mengadakan gelar seni kantong budaya.



"Kami memilliki beberapa lokasi wisata alam yang akan dikelola lebih

profesional. Acara gelar seni diharapkan jadi nilai tambah yang bisa

menarik wisatawan," katanya.



Editor : Nina Atmasari





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

PAD Obyek Wisata di Kulonprogo Lampaui Target

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Perolehan PAD dari kunjungan objek

wisataselama masa Lebaran di Kulonprogo melampaui target. Dari target

senilai Rp 300 juta, PAD yang masuk Disbudparpora Kulonprogo selama

Lebaran hingga 26 Juli 2015 mencapai Rp 424,103 juta.



Kasi Objek dan Sarana Prasarana Pari wisataDisbudparpora Kulonprogo,

Kuat Tri Utomo, mengatakan pencapaian itu berarti telah lebih dari

target. Tahun lalu, menurutnya, pada periode yang sama selama libur

Lebaran tercapai PAD Rp 280 juta dari target senilai Rp 250 juta.



"Tahun ini target naik menjadi Rp 300 juta. Sekarang pencapaian bahkan

melampaui target," katanya, Selasa (28/7).

Pencapaian terbesar tersebut berasal dari retribusi Pantai Glagah.

Lebih dari Rp 300 juta pendapatan terkumpul karena pengunjung pantai

tersebut cukup padat. Sumber pendapatan objek wisatalainnya dari

Pantai Trisik, Congot, Waduk Sermo, Goa Kiskendo, dan Suroloyo.

Kuat mengatakan selama libur Lebaran tersebut retribusi yang

diterapkan masih berdasarkan aturan lama. Pasalnya, aturan sesuai

perda baru yang menyebutkan tarif masuk dihitung per kepala masih

dalam penggodokan oleh biro hukum Pemda DIY.



Kabid Pengembangan Wisata Disbudparpora Kulonprogo, Totok Subroto,

mengatakan optimisme pencapaian target PAD selama libur Lebaran memang

telah terasa hingga pertengahan pekan lalu. Saat itu, meski

perhitungan PAD belum secara total karena laporan belum semua masuk,

namun perolehannya cukup signifikan.



"Pekan kemarin sebelum masa Lebaran ditutup pendapatan sudah Rp 246

jutaan. Jadi memang optimistis dan akhirnya tercapai." imbuhnya.(*)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Tuesday, July 28, 2015

Tujuh kecamatan di Kulon Progo terancam kekeringan

Kulon Progo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memprediksi 118

dusun di tujuh kecamatan akan mengalami kekeringan dan kesulitan air

bersih selama kemarau 2015.



Kepala BPBD Kulon Progo Untung Waluyo di Kulon Progo, Senin,

mengatakan enam kecamatan tersebut yakni Kokap, Girimulyo, Samigaluh,

Kalibawang, sebagian Sentolo, sebagian Pengasih dan sebagian

Nanggulan.



"Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

(BMGK) Yogyakarta kekeringan diperkirakan sampai November. Pada

Agustus, September dam Oktober merupakan puncak kekeringan di Kulon

Progo," kata Untung.



Untuk mengantisipasi kekeringan, kata Untung, pihaknya telah

mengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti PMI,

pemerintah kecamatan, Dinsosnakertrans, dan PDAM. Hasil pertemuan,

mereka siap mendistribusikan air bersih di daerah-daerah yang

membutuhkan air bersih.



"Kami telah menyiapkan lima tangki yang siap mendistribusikan air

bersih," kata dia.



Meski demikian, ia mengatakan, hingga saat ini belum banyak proposal

permintaan air bersih dari masyarakat. Sejauh ini baru 10 titik yang

meminta air bersih sebelum lebaran yakni dari warga Kecamatan Kokap,

Girimulyo, Sentolo satu titik dan Nanggulan satu titik.



"Kami memperkirakan, permintaan air bersih akan naik diperkirakan

terjadi pada Agustus," katanya.

Namun pihaknya belum bisa menetapkan Kulon Progo siaga bencana sebelum

ada surat resmi BMKG Yogyakarta yang menyatakan kemarau panjang.

Ia juga mengatakan bahwa untuk meminimalisir jumlah kekeringan di

Kulon Progo, BPBD DIY telah membangunkan tempat penampungan air dan

pipanisasi di tiga titik yakni Jatimulyo (Girimulyo), Gerbosari

(Samigaluh) dan Sentolo.



Meski demikian, dalam pengoptimalan sumber mata air ini seringkali

juga menghadapi kendala yakni debit air yang masih kecil hingga sumber

mata air di desa tertentu yang dimanfaatkan untuk desa lain.



"Dengan adanya pipanisasi, dropping air ke daerah kekeringan jauh

berkurang, dan daerah kekeringan juga berkurang. Kami berharap, ada

bantuan dari BPBD DIY ataupun BNPB, minimal satu atau dua titik

pipanisasi," katanya.



Dia mengatakan apabila setiap tahun Kabupaten Kulon Progo mendapat

satu atau dua titik pipanisasi, persoalan kekeringan di wilayah ini

akan cepat teratasi.



"Pada 2015, baru satu kecamatan yang telah mengajukan bantuan

pemanfaatan sumber air bersih yakni Kecamatan Kalibawang," katanya.



Editor:Suryanto

COPYRIGHT ©ANTARA2015



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Pegunungan Menoreh Menyimpan Potensi Batu Akik

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kulonprogo ternyata menyimpan beragam

jenis batu akik yang berkualitas tinggi. Batu akik jenis pancawarna

gembor dan fire opal pun menjadi ikon batu mulia Bumi Menoreh.



Pengawas Pertambangan Bidang ESDM Dinas Perindustrian Pertambangan dan

Energi Sumber Daya Mineral Kulonprogo Aris Yamyuri mengungkapkan

potensi batu mulia di kabupaten ini tersebar di hampir semua

kecamatan.

Potensi yang cukup besar hanya ada di beberapa kecamatan, seperti

Girimulyo, Kokap, Samigaluh, dan sebagian Pengasih.



"Potensi tambang terbesar ada di Girimulyo. Belum lama ini telah

ditinjau potensi akik di Dusun Wadas, Desa Giripurwo, Kecamatan

Samigaluh. Potensi akik terbesar ada di Desa Purwoharjo dan Desa

Pagerharjo," ujarnya, Jumat (24/7/2015).



Aris mengatakan Pegunungan Menoreh menyimpan beragam tambang batu

mulia yang menarik. Sampai saat ini upaya menggali potensi tersebut

belum dapat dilakukan maksimal namun ke depannya diharapkan potensi

tambang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.



Pengurus Paguyuban Batu Mulia Giri Sela Aji, Patrika Yuniarta

Wicaksana, mengungkapkan sebelum batu akik naik pamor, Kulonprogo

lebih dulu memperkenalkan batu akik calsedon dan fosil koral sebagai

ikon kabupaten ini.



Perlahan seiring munculnya potensi akik yang ada, kini terdapat dua

jenis batu akik yang ditetapkan sebagai ikon baru batu mulia

Kulonprogo, yakni pancawarna gembor dari Curug Si Gembor, Girimulyo

dan fire opal.



Patrika mengungkapkan kedua jenis batuan tersebut tidak kalah mahal

dengan batuan akik yang tenar saat ini. Batu pancawarna gembor setiap

bongkah dapat bernilai Rp2 juta sampai Rp6 juta per kilogram.



"Kalau sudah dipotong, diasah dan jadi cincin biasanya sampai Rp10

jutaan mungkin," paparnya.



Patrika menegaskan potensi batu mulia Kulonprogo masih sangat besar.

Namun, penambangannya terbilang lamban bila dibandingkan daerah lain

yang lebih dulu dikenal sebagai sentra batu mulia, seperti Pacitan.



"Jika mau digali lagi, potensinya sangat banyak. Saat ini, paguyuban

sedang mengangkat jenis batu mulia baru yang ada di Kulonprogo, yakni

giok air. Warnanya cenderung kuning dan kuning kehijauan," tandasnya.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Monday, July 27, 2015

SEKOLAH BERBASIS BUDAYA : Di Kulonprogo, SDN Mendiro Menjadi Sekolah Pertama

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo meresmikan

SD Negeri Mendiro, Lendah sebagai Sekolah Berbasis Budaya, Sabtu

(25/7/2015). Sekolah tersebut menjadi sekolah pertama yang

mendeklarasikan diri sebagai sekolah yang menjunjung tinggi

kebudayaan.



Hasto mengakui, hal tersebut merupakan terobosan yang luar biasa bagi

dunia pendidikan di Kulonprogo. Dia juga bangga akan keterampilan para

siswa sekolah dasar yang pandai membatik.



"Dengan membatik, dapat meningkatkan olah rasa siswa. Karena saat

membatik, harus dengan rasa, tidak sekedar pikir dan skill," ujar

Hasto saat memberikan sambutan di Balaidesa Gulurejo dalam acara

peluncuran Sekolah Berbasis Budaya.



Guna mengoptimal penerapan pendidikan berbasis budaya, Hasto meminta

pihak pemerintah desa maupun sekolah untuk segera melengkapi fasilitas

yang ada. Hasto mengungkapkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan

yakni mencari lokasi untuk digunakan sebagai laboratorium budaya. Dia

berharap, laboratorium tersebut tidak hanya dimanfaatkan sebagai ruang

belajar membatik.



"Harapan kami, laboratorium ini juga dapat menjadi wadah berekspresi,

belajar budaya seperti menari maupun karawitan," jelas Hasto.



Kepala SD Negeri Mendiro Agus Sudarmaji menambahkan, ada banyak

potensi budaya yang terus mencoba digali. Tidak hanya kebudayaan

keterampilan membatik, tetapi juga seni tradisi tari maupun karawitan.



Lebih lanjut dia mengungkapkan, ada 141 siswa di sekolah tersebut yang

siap dididik untuk mengembangkan budaya yang ada. Namun, dia mengaku,

saat ini pengembangan belum dapat dilakukan secara maksimal.



"Karena belum mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak. Kami berharap

adanya sekolah ini nantinya dapat mencetak generasi berpendidikan

sekaligus berbudaya," jelas Agus.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com



http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Sunday, July 26, 2015

15 Kelompok Meriahkan Festival Atraksi Kreasi Angguk di Waduk Sermo

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebanyak 15 kelompok memeriahkan Festival

Atraksi Kreasi Angguk se-DIY di kawasan obyek wisata Waduk Sermo,

Kulonprogo, Minggu(26/7/2015).



Selain melestarikan kesenian daerah, kegiatan itu juga diharapkan

mampu menarik wisatawan untuk berlibur ke Kulonprogo, khususnya Waduk

Sermo.



Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga

(Disbudparpora) Kabupaten Kulonprogo, Krissutanto mengatakan, festival

yang baru digelar pertama kali itu merupakan inisiatif Pemda DIY.

Selain 13 kelompok lokal, ajang kreasi tari tradisional unggulan

Kulonprogo itu juga diikuti dua kelompok asal Sleman dan satu kelompok

dari Bantul.



Setiap kelompok menunjukkan inovasi dan penampilan terbaiknya dalam

membawakan tari angguk. Tidak hanya melalui gerakan tari, kreatifitas

mereka juga terlihat dari kostum yang dikenakan. Meski demikian,

atraksi masing-masing peserta harus tetap mengacu pada beberapa dasar

dan pakem seni tari angguk.



"Jadi ini memodifikasi tanpa meninggalkan gerakan tari angguk

aslinya," kata Krissutanto.

Krissutanto lalu menambahkan, Festival Atraksi Kreasi Angguk memang

sengaja digelar di Waduk Sermo agar bisa sekaligus dimanfaatkan

sebagai sarana promosi Waduk Sermo maupun obyek wisata lain di

sekitarnya. Pihaknya lalu berupaya agar kegiatan seni budaya lainnya

juga bisa diadakan di kawasan wisata.



"Kami ingin mengintegrasikan event seni budaya dengan upaya

peningkatan angka kunjungan wisata," paparnya.

ementara itu, salah satu peserta bernama Ipung Purwitaningrum mengaku

senang bisa ikut berpartisipasi. Anggota kelompok Bugar Saliro asal

Desa Hargomulyo, Kokap, Kulonprogo itu berpendapat, Festival Atraksi

Kreasi Angguk sukses menjadi ajang unjuk kreatifitas antar seniman

angguk maupun kelompok senam angguk.



"Misalnya buat kelompok kami yang beranggotakan ibu-ibu PKK. Beberapa

diantaranya ada yang penari angguk dari sanggar Sri Panglaras," ungkap

Ipung.

Perempuan berusia 33 tahun tersebut lalu mengatakan kelompoknya pernah

mengikuti beberapa kali lomba senam angguk di tinggat kecamatan. Dia

juga merasa bangga pernah menjadi juara pertama. Namun, ikut festival

tingkat propinsi adalah pengalaman pertama.



"Kami mengkreasikan senam angguk dengan melakukan memperbanyak

gerakan-gerakan tari angguk. Seperti pada goyangan pinggul, gerakan

bahu, dan anggukannya," jelas Ipung kemudian.



Arsip: http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Friday, July 24, 2015

Pengembangan Pantai Glagah, Seperti Apa Desainnya?

Harianjogja.com, KULONPROGO – Kawasan Pantai Glagah perlu rancangan

perkembangan pariwisata. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Kulonprogo mendesak agar pemerintah daerah segera membuat Detail

Engineering Design (DED) untuk kawasan wisata itu.



Menurut anggota dewan dari Fraksi Gerindra Suprapto, pembuatan rencana

DED tersebut perlu dilakukan mengingat kawasan Pantai Glagah berada di

luar lokasi pembangunan bandara. Dia mengatakan, selama ini Pantai

Glagah merupakan salah satu potensi wisata unggulan yang ada di

Kulonprogo.



"Bahkan, Pantai Glagah adalah satu-satunya objek wisata yang

memberikan kontribusi retribusi paling banyak bagi Kulonprogo. Maka

dari itu, pengembangan pantai ini sangat diperlukan untuk mempercepat

pertumbuhan pariwisata di wilayah ini," ujar Suprapto, Rabu

(22/7/2015).



Sementara itu, Anggota dewan dari Fraksi PDIP Ridwan Heri Mahmudi

menambahkan, program pengembangan pariwisata harus dapat berjalan

bersamaan. Jika program pengembangan wisata dilakukan secara parsial,

maka tidak akan optimal.



Ridwan menandaskan, pengembangan pariwisata juga harus diimbangi

dengan berbagai upaya. Di antaranya, harus dibarengi dengan promosi,

industri pariwisata dan kelembagaan pariwisata.



"Namun, untuk saat ini, objek wisata yang perlu diprioritaskan

pengembangannya adalah Puncak Suroloyo dan Sendangsono. Baru

selanjutnya, pemkab menyusun program strategis untuk pengembangan

sektor wisata lain," tandas Heri.



Heri menegaskan, dalam melaksanakan progam pengembangan pariwisata,

salah satunya harus dimatangkan lebih dahulu. Harapannya, jangan

sampai pariwisata Kulonprogo mengalami ketertinggalan dari daerah

lain.



Daya tarik wisata Pantai Glagah tidak hanya mampu menarik pengunjung

dari berbagai daerah saja. Namun, objek wisata ini juga telah mampu

menarik sejumlah investor untuk mengembangkan potensi wisata tersebut

menjadi lebih baik lagi.

Editor: Nina Atmasari
Share:

Bupati Minta Ponpes Jaga Kerukunan Umat Beragama

http://img.krjogja.com/thumbhead/622e9dd37a748d4ab94c026c219e2a29_thumb.jpgB

upati silaturahmi di ponpes. (Foto : Widiastuti)



0

inShare <javascript:void(0);>



KULONPROGO (KRjogja.com) - Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K),

Wabup Drs H Sutedjo, Forkompinda, Kemenag dan Kepala SKPD melakukan

silaturahmi pada tiga pondok pesantren di wilayah Kulonprogo, Jumat

(24/07/2015). Bupati minta para pengasuh pondok pesantren untuk tetap

menjaga kerukunan umat beragama, agar kejadian seperti di Papua (Tolikara)

tidak muncul lagi di masyarakat.



"Kami juga minta pengasuh mendoakan pemerintah agar dalam menjalankan amanah

pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan, karena pembangunan yang

dilakukan pemerintah daerah banyak manfaatnya. Kami juga menyampaikan terima

kasih karena pondok pesantren telah ikut mendidik dan menumbuhkan karakter

masyarakat Kulonprogo menjadi lebih baik lagi," kata Hasto.



Dalam silaturahmi, bupati menyalurkan bantuan Rp 24 juta untuk 3 pondok

yakni Pondok Pesantren An-Nadwah (Wates), Al-Maunah (Panjatan) dan Al-Manar

(Galur). Masing-masing pondok mendapat Rp 8 juta, berasal dari Bazda Rp 5

juta, CSR Rp 2 juta, dan PT Bank BPD DIY Rp 1 juta, untuk bantuan

pembangunan dan penyelenggaraan pondok.



Di Pondok An-Nadwah Bendungan Wates bupati beserta rombongan diterima

Pengasuh KH Saefudin, di Al-Maunah Bojong Panjatan oleh Pengasuh KH Suhadi

Ishomulhadi dan di Pondok Modern Al Manar Muhammadiyah Boarding School

Brosot Galur diterima pengasuh Ustad Ismail Taufiq. Di Bojong, KH Suhadi

Ishomulhadi menyampaikan dengan silaturahim semoga dapat maunah. "Tidak

hanya saya, tapi juga rakyat ada kesalahan, dengan silaturahim semoga

dilebur dosanya," ujar KH Suhadi.



Di Bendungan Wates, KH Saefudin menyatakan, dengan silaturahmin dapat

memberikan barokah. Umaro dan ulama kebaikannya sangat diharapkan

masyarakat. Umaro dan Ulama, ibarat seperti uang koin, dua sisi yang sama

harganya. Dengan bersatu, akan menentramkan masyarakat.



Di Klampok Brosot Galur, Ustad Ismail Taufik mengungkapkan, di Pondok Al

Manar dengan sistem boarding school atau tinggal di pondok , saat ini ada 74

santri, yang berasal dari 9 provinsi yang paling barat Bengkulu, Sumsel dan

paling timur dari NTT, yang sekaligus sekolah di SMP dan SMA.



"Unggulannya adalah hafalan Alquran, lulus SMP wajib 3 juz, SMA wajib 6 juz.

Tertinggi lulusan SMP 7 juz siswa dari Buleleng Bali. Lulusan SMA disini

juga ada yang diterima di Fakultas Kedokteran UMY melalui jalur prestasi,"

kata Ismail.



Kepada Ustad Ismail Taufiq, bupati menyampaikan terima kasih, karena selain

mendidik masyarakat Kulonprogo juga dari provinsi lain di Indonesia. Selain

membawa nama baik Kulonprogo, juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. (Wid)
Share:

Antisipasi Kerusuhan, Polisi Siaga

_____





http://img.krjogja.com/thumbhead/a8a0ee7dc296b7d76b63202ac1dbb49a_thumb.jpg







PENGASIH (KRjogja.com) - Petugas kepolisian dikerahkan menjaga keamanan di

sejumlah tempat ibadah terutama gereja di wilayah hukum Polres Kulonprogo.

Tindakan prefentif tersebut diambil untuk mengantisipasi agar kekerasan

berupa pembakaran tempat ibadah tidak berdampak luas ke kabupaten ini.

Apalagi secara geografif wilayah Kabupaten Kulonprogo berbatasan langsung

dengan wilayah Jawa Tengah.



"Menindaklanjuti arahan pak kapolres, kami telah menyebar petugas untuk

mengamankan sejumlah tempat ibadah terutama gereja-gereja," kata Kasubag

Humas Polres Kulonoprogo Iptu Heru Meiyanto, Jumat (24/7/2015).



Ditegaskan, antisipasi pengamanan tidak hanya sebatas pada tempat-tempat

ibadah bagi umat non muslim atau gereja saja. Tapi masjid pun ikut diamankan

petugas. Guna memaksimalkan pengamanan, setiap malam ada anggota yang

berjaga di sejumlah gereja. "Sejumlah petugas jaga di Pos Pengamanan

(Pospam) Lebaran juga disebar di beberapa masjid untuk melaksanakan shalat

Jumat sekaligus memantau situasi," terangnya menambahkan pihaknya juga

meningkatkan patroli di titik-titik tertentu.



Secara terpisah Kapolsek Kalibawang Kompol Joko Sumarah menjelaskan, di

wilayahnya ada dua gereja masing-masing Gereja Promasan dan Gereja Boro yang

menjadi prioritas pengamanan. Setiap malam petugas Badan Pembinaan Keamanan

Dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) berjaga di dua lokasi tersebut

dengan ditemani anggota piket Sabhara.

"Untuk pengamanan di tempat ibadah, kami selalu koordinasi dengan pengurus

gereja," jelasnya. (Rul)
Share:

Wednesday, July 22, 2015

Kisruh Bandara Kulon Progo, Ini Kata Menteri Jonan

TEMPO.CO, Yogyakarta- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan

tidak punya kewenangan untuk campur tangan ihwal kisruh calon lokasi

bandar udara baru di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa

Yogyakarta.



"Saya enggak punya otoritas untuk mengintervensi. Terserah masyarakat

dan pemerintah DIY," kata Jonan ketika mengecek kesiapan penanganan

arus balik Lebaran 2015 di Bandar Udara Adisutjipto, Selasa, 21 Juli

2015.



Jonan mengatakan kemenangan warga Kulon Progo yang menggugat

penerbitan izin penetapan lokasi bandara adalah keputusan hakim di

pengadilan. Pemerintah DIY saat ini menjadi pihak yang kalah.

Dia meminta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mencari solusi

mengenai rencana tata ruang dan wilayah yang menjadi persoalan

pembangunan bandara baru ini.

Menurut Jonan, pembangunan bandara baru di Kecamatan Temon, Kulon

Progo, ataupun di lokasi lain harus melewati pengecekan yang serius.



Jonan menegaskan, keberadaan bandara baru di Yogyakarta sangat

mendesak. Sebab Bandara Adisutjipto terlalu kecil. "Bandara ini sangat

padat penumpang, terutama saat hari besar keagamaan, seperti Idul

Fitri," kata Jonan.

Ketika ada perayaan hari besar Bandara Adisutjipto semrawut. Orang

berkerumun menunggu pesawat di ruang tunggu, pintu kedatangan pesawat,

pintu keberangkatan, dan selasar bandara. Penumpang juga harus antre

panjang untukcheck-in.



Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta telah mengabulkan

tuntutan pembatasan izin penempatan lokasi yang tertuang dalam

keputusan Gubernur DIY. Tim kuasa hukum Gubernur DIY sedang mengajukan

permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung.



Kasasi dilakukan karena majelis hakim Pengadilan Tata Usaha Negara

Yogyakarta memutuskan Surat Keputusan Gubernur DIY Nomor 68/KEP/2015

tentang izin penetapan lokasi bandara di Kecamatan Temon, Kulon Progo,

itu harus dicabut.



SHINTA MAHARANI





lihat arsip berita kp lainnya: http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Undur-Undur Krispi, Laris Manis….

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sejumlah pedagang undur-undur krispi di

kawasan Pantai Glagah Kecamatan Temon Kulonprogo sedang meneguk

untung. Pasalnya, libur Lebaran yang mendatangkan banyak pengunjung di

objek wisata andalan Kulonprogo tersebut, juga mendatangkan banyak

pembeli bagi pedagang undur-undur krispi.



Salah satu pedagang undur-undur krispi di Pantai Glagah, Ngatinah

menyampaikan, pada hari biasa dirinya hanya mampu menjual sekitar lima

kilogram undur-undur krispi. Namun saat libur Lebaran, 25 kilogram pun

tetap habis.



"Jumlah penjualan memang meningkat hingga lima kali lipat. Kami jadi

kebanjiran rezeki," kata Ngatinah, saat dijumpai wartawan, Rabu

(22/07/2015).



Meski jumlah penjualan meningkat signifikan, namun Ngatinah enggan

menaikkan harga. Ia tetap menjual undur-undur krispi dengan harga Rp

4.000 per bungkus.



"Kalau dinaikkan, takut wisatawan pada kapok," imbuhnya.



Selama ini, Ngatinah memperoleh bahan dari para pencari undur-undur di

sepanjang pesisir Pantai Glagah. Namun sayang, mereka tidak bisa

ditarget untuk pencarian yang lebih banyak.



Salah satu pembeli, Surati berniat memborong undur-undur krispi untuk

dijadikan oleh-oleh. Sebab menurutnya, camilan ini sangat pas untuk

buah tangan, karena merupakan makanan khas daerah pantai.



"Rasanya lezat dan kandungan gizinya banyak. Apalagi, harga

undur-undur krispi terbilang murah, cuma Rp 4.000 per bungkus,"

katanya.(Unt)



arsip info kwkp: http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Sunday, July 19, 2015

Jenang Madu Sirat, Gula Kethak & Gula Semut Asli Wates

Jenang Madu Sirat

Jenang madu sirat termasuk kuliner khas Kulonprogo yang produsennya

sudah semakin jarang. Makanan manis berbahan baku gula jawa, parutan

kelapa, dan tepung ketan ini memiliki tekstur yang lebih kering dan

tidak lengket seperti jenang lainnya. Parutan kelapanya memberikan

efek gurih yang membuat rasa jenang ini makin khas.

Beberapa toko oleh-oleh di Kulonprogo memang ada yang menyediakan

jenang madu sirat. Namun, tidak ada salahnya berkunjung ke toko

sekaligus rumah produksi milik Hadiwiyono di sebelah timur Pasar

Wates. Nenek berusia 69 tahun itu masih setia melestarikan jenang madu

sirat dan meneruskan usaha itu kepada anaknya.

Jenis makanan kemasan moderen berkembang pesat. Meski begitu, makanan

bermerek Jenang Madu Sirat Bu Hadi ini tetap memiliki pelanggan setia.

Kebanyakan adalah perantau asal Kulonprogo yang merasa wajib membeli

jenang madu sirat sebagai oleh-oleh.

"Jenang kemasan boks harganya Rp13.000, sedangnya yang kemasan plastik

Rp12.000. Isinya sama, sekitar 17 potong. Hanya bungkusnya yang beda,"

kata Sri, salah satu anggota keluarga Hadiwiyono kepada

Harianjogja.com, Selasa (7/7/2015).0



Gula Kethak

Masih di sekitar Kota Wates, anda bisa lanjut berburu makanan

tradisional lainnya di depan Terminal Wates. Gula Kethak, begitulah

makanan yang terbuat dari ampas minyak kelapa dan gula jawa itu

disebut. Bentuknya unik karena dibalut dengan daun pisang kering.

Albani, salah satu pembuat gula kethak di depan Terminal Wates

mengatakan, pembuatan gula kethak bisa menghabiskan waktu hingga tiga

jam. Namun, proses yang lebih memakan waktu adalah pengeringan daun

pisang. "Pengeringannya alami, mengandalkan panas matahari," ujarnya.

Albani menambahkan, gula kethak buatannya sudah dipasarkan ke beberapa

toko oleh-oleh di Jogja. Satu ikat berisi 10 bungkus dijual dengan

harga bervariasi. "Sampai toko harganya bisa berbeda-beda. Kalau di

sekitar sini, rata-rata harganya Rp9.000," ucapnya.



Gula Semut

Satu lagi makanan yang sebaiknya tidak dilewatkan. Saat bertamasya di

kawasan Waduk Sermo, kunjungilah kelompok perajin gula kelapa Jatisari

di Dusun Sekendal, Hargotirto, Kokap, Kulonprogo. Mereka menjual gula

semut dengan berbagai varian rasa. Ada rasa original, jahe, kencur,

temulawak, kunir, secang, vanila, dan durian. Harganya berkisar antara

Rp16.000 hingga Rp17.500 per kilogram.

Byartono, salah satu perajin gula semut mengungkapkan, olahan nira itu

sudah semakin populer dan merambah pasar Australia serta Eropa.

"Kemarin ada orang Jerman yang suka rasa jahe," katanya.



Arsip: http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Friday, July 17, 2015

Lepas Balon Jalin Persatuan Sebelum Ziarah

Bisnis.com, KULONPROGO–Ada yang unik diperayaan Hari Raya Idul Fitri

di Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih. Usai salat id ratusan warga

Dusun Paingan menggelar tradisi lepas balon udara di halaman Makam

Paingan Tengah, Jumat (17/7/2015).

Setelah menggelar salat id dan bersalam-salaman, dengan berjalan kaki

ratusan warga berbondong-bondong menuju makam leluhur desa yang

berjarak sekitar 500 meter. Sampai di pelataran makam, sejumlah warga

membawa sebuah balon udara yang terbuat dari plastik.

"Tradisi ini sudah kami lakukan selama belasan tahun. Awalnya hanya

dilakukan untuk menarik minat warga, terutama anak muda untuk

berziarah ke makam leluhur," ujar Kepala Dusun Paingan Maryadi.

Maryadi mengungkapkan, acara lepas balon udara semula mengadopsi

tradisi warga masyarakat Magelang, Jawa Tengah. Kini, tradisi lepas

balon ini telah menjadi salah satu momen yang dinanti dan menjadi alat

pemersatu warga Dusun Paingan saat perayaan Lebaran.

"Balon tersebut dibuat atas inisiatif para pemuda karang taruna di

desa setempat. Kurang lebih dibuat selama tiga hari dengan diameter

lima meter dan tinggi tujuh meter," jelas Maryadi.

Ketua RT 09 Dusun Paingan Ngasiyo menambahkan, tradisi tersebut

digelar setiap 1 Syawal. Acara yang telah dimulai sejak tahun 1998

itu, diikuti kurang lebih tiga RT di desa tersebut atau dua jamaah

masjid yakni Masjid Al Furqon dan Ar Rahman. Pelepasan balon dimaknai

sebagai pelepasan hawa nafsu dan menyimbolkan perayaan di hari

kemenangan ini.

"Setelah melepas balon, dilanjutkan dengan ziarah ke makam pendiri

atau cikal bakal dari desa kami. Selain ke makam Mbah Bedel , warga

juga ziarah ke makam keluarganya masing-masing," imbuh Ngasiyo.



Editor : Mediani Dyah Natalia







lihat arsip= http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Berbagai Atraksi Digelar Di Objek Wisata

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Berbagai atraksi wisata digelar dalam

rangka libur Lebaran oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga (Disbudparpora) Kulonprogo bersama masyarakat di berbagai

objek wisata.



Dikatakan Kabid Kebudayaan Disbudparpora Kulonprogo, Joko Mursito SSn

MA, atraksi wisata digelar mulai Minggu (19/07/2015) yakni di Waduk

Sermo, Pantai Glagah, Puncak Suroloyo, Pantai Congot dengan kesenian

tradisional, sedangkan di Gua Kiskendo ditampilkan Sendratari Sugriwa

Subali.

Senin (20/07/2015) di Gua Kiskendo, Waduk Sermo, Pantai Trisik, dan

Pantai Congot diselenggarakan kesenian tradisional. Selasa

(21/07/2015) di Pantai Glagah, Waduk Sermo, Pantai Congot, Pantai

Trisik, dan Gua Kieskendo juga digelar kesenian tradisional.



"Atraksi wisata tersebut ada yang dengan dana keistimewaan (danais)

ataupun APBD DIY dan Kabupaten. Kegiatan ini dalam upaya menampilkan

kebudayaan dan kesenian khas Kulonprogo agar lebih dikenal masyarakat

baik Kulonprogo maupun luar Kulonprogo serta memberikan hiburan kepada

wisatawan yang datang ke Kulonprogo untuk berwisata," kata Joko, Jumat

(17/07/2015).(Wid)



lihat arsip= http://infokwkp.blogspot.com
Share:

UGM gandeng Kulon Progo kembangkan "technopark"

Kulon Progo (ANTARA News) - Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

menggandeng Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa

Yogyakarta, mengembangkan "technopark" berbasis agroindustri dan

manufaktur.



Rektor UGM Yogyakarta Dwikorita Karnawati di Kulon Progo, Jumat

mengatakan UGM Yogyakarta menyiapkan kerja sama secara luas, di

antaranya technopark.



"Technopark ini akan kami sinergikan antara industri yang mengolah

massal produk-produk penelitian UGM dengan sekolah pembelajaran

vokasi. Hal ini untuk mendekatkan sekolah vokasi dengan teaching

materials," kata Dwikorita.

Selain technopark, pihaknya juga bekerja sama dengan mengelola

produk-produk yang ada di Kulon Progo, seperti gula semut, padi

premium, durian, kakao, dan teh. Produksinya sudah berjalan, tapi

sifatnya masih curah, belum sampai industri hilir dan belum sampai

pengembangan produk-produk kemasan yang siap dijual di pasar.



Menurut dia, kerja sama antara UGM dan Kulon Progo adalah meningkatkan

produk-produk yang masih curah atau bahan mentah menjadi produk-produk

yang siap dipasarkan, mulai dari pengemasan hingga pemasaran.



"Secara umum kami membuat dua rencana besar yakni technopark yang

mengintegrasikan antara teaching sekolah vokasi dengan industri dan

pengolahan hasil-hasil yang sudah ada dari bahan dasar menjadi siap

pakai," kata Dwikorita.



Tanah yang boleh dimanfaatkan oleh UGM, lanjut Dwikorita, adalah tanah

sultan ground (SG). Hal itu sesuai dengan rekomendasi Bappenas.



"Kami berharap program ini bisa terwujud sehingga bisa menjadi proyek

percontohan untuk daerah lain," kata dia.



Menanggapi rencana pengembangan technopark, Bupati Kulon Progo Hasto

Wardoyo menyatakan akan mendukung upaya kerja sama yang sudah

disepakati kedua pihak sejak beberapa waktu lalu itu.



"Kami menindaklanjutinya dengan menjadi fasilitator yang baik," katanya.





Editor:B Kunto Wibisono



COPYRIGHT ©ANTARA2015
Share:

Akan Mandi, Kucing pun Antri Panjang

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Menjelang Idul Fitri 1436 H, Animal's

Health Care & Petshop dipenuhi pesanan penitipan kucing ataupun

anjing. Bahkan untuk grooming atau mandi, harus menolak puluhan

kucing, karena sudah full booked sejak sepekan lalu.



Pemilik Animal's Health Care & Petshop "Savannah" Ruko Gawok Wates,

Wahyu Krisnantoro dan drh Sari Karunia Dewati, mengungkapkan, untuk

grooming pihaknya terpaksa menolak permintaan sejak beberapa hari ini.

Karena grooming sudah penuh sejak Senin hingga Kamis.



"Kami tidak memaksakan menerima banyak kucing yang akan mandi, karena

kasihan kucingnya kalau harus antri banyak," ujar Wahyu, Kamis

(16/7/2015).

Dijelaskan Wahyu, pemesanan untuk grooming kucing sudah terjadi sejak

sepekan lalu. Pihaknya dalam melakukan grooming sehari membatasi

maksimal 10 ekor kucing saja. Karena meski udara panas, namun

memandikan kucing hanya dibatasi sampai pukul 14.00 WIB. Dalam

menentukan tarif grooming satu kucing dengan lainnya berbeda, karena

tergantung berat badannya.



Diakui Wahyu, saat ini masyarakat sudah sangat care dengan hewan

peliharaannya. Sehingga sudah mulai memperhatikan kondisi kesehatan,

makanan, dan sebagainya. "Kebetulan yang praktek kesehatan hewan istri

saya, drh Sari. Untuk hewan peliharaan sudah banyak yang divaksin,

obat cacing, serta rutin cek kesehatan hewannya," kata Wahyu.



Sementara itu untuk penitipan hewan, lanjut Wahyu, meski sudah ada

beberapa, namun masih menerima penitipan. "Kalau anjing untuk

penitipan ataupun memandikan saya taruh di rumah, karena kalau

dicampur dengan kucing kasihan kucingnya jadi takut. Saat ini sudah

ada 3 anjing besar yang dititipkan oleh pemiliknya karena akan mudik

dan kucing ada 7 ekor. Lonjakan penitipan terjadi saat H-1 Lebaran dan

biasanya mendadak. Penitipan disarankan membawa perlengkapan sendiri

(kandang dan lainnya), hal ini untuk mengurangi stres pada hewan,"

kata Wahyu yang tetap buka pada Jumat, Sabtu, maupun Minggu ini.(Wid)
Share:

Thursday, July 16, 2015

Takbir Keliling di Kulonprogo Meriah

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Peserta lomba takbir keliling jalan kaki

dilepas Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K), Kapolres AKBP

Yulianto, anggota DPRD Ponimin, Kadinas Budparpora Krissutanto, serta

jajaran Pengurus Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) dan ' Aisyiyah

(PDA) di halaman pemkab, Kamis (16/07/2015) malam. Lomba yang digelar

PHBI PCM Wates Kota diikuti 27 peserta, jumlah tersebut meningkat bila

dibanding tahun sebelumnya.

Ketua Panitia Lomba Takbir Jalan Keliling Ginong menyatakan peserta

memang meningkat bila dibandingkan tahun 2014 lalu yang hanya mencapai

17 peserta. Kepesertaan ini meliputi Taman Pendidikan Alquran (TPA)

dan umum, namun terbanyak adalah TPA dari kecamatan-kecamatan yang ada

di Kulonprogo. "Untuk rute start dari halaman pemkab, teteg barat,

pertigaan Driyan ke kiri, depan pasar atau jalan Diponegoro, teteg

timur ke kiri dan finish di halaman pemkab," ujar Ginong.

Bupati menyambut baik pelaksanaan takbir keliling jalan kaki, selain

sebagai bagian dari ibadah untuk mengagungkan Allah SWT, juga sebagai

sarana persatuan dan persatuan antar umat, serta ajang silaturahmi.

Juga sebagai ajang kreasi seni, karena pembuatan lampion atau replika

masjid banyak yang kreatif dan inovatif.

Sementara itu berdasar pemantauan, pelaksanaan Idul Fitri 1436 H yang

telah ditetapkan pemerintah Jumat (17/07/2015) membuat takbir makin

semarak dan khidmat, karena selain takbir keliling jalan kaki,

masyarakat terutama para remaja melakukan pula takbir dengan motor

berkeliling. Selain itu takbir juga berkumandang dari

masjid-masjid.(Wid)
Share:

Tuesday, July 14, 2015

Jelang Lebaran, Dalam Sepekan Terjadi Lima Pencurian di Kulonprogo

Bisnis.com, KULONPROGO– Menjelang Lebaran, masyarakar diimbau

mewaspadai aksi kejahatan, seperti pencurian. Selama sepekan

setidaknya telah terjadi lima aksi pencurian di sejumlah wilayah di

Kulonprogo.

"Kami mengimbau agar masyarakat lebih mewaspadai dan meningkatkan

keamanan. Peran aktif dari masyarakat dalam menjaga keamanan

lingkungan juga sangat diperlukan," ujar Kapolres Kulonprogo AKBP

Yuliyanto, Selasa (14/7/2015).

Yuliyanto mengatakan, pada momentum Lebaran kecenderungan kasus

kriminalitas mengalami peningkatan. Selain mengimbau kewaspadaan

masyarakat, peningkatan keamanan juga dilakukan petugas kepolisian.

Salah satunya dengan meningkatkan patroli, terutama di tempat-tempat

khusus.

Selama sepekan sudah ada banyak kasus pencurian yang terjadi di

wilayah Kulonprogo. Bahkan, di antaranya dialami para pemudik. Seorang

pemudik bernama Rangga kehilangan sepeda motornya saat beristirahat di

SPBU Kedundang, Temon.

Pencurian juga terjadi di rumah-rumah warga, salah satunya dialami

seorang warga Secang, Pengasih yang kehilangan sepeda motor jenis

matik yang diparkirkan di depan rumahnya.

"Untuk menghindari hal-hal tersebut, warga harus selalu memastikan

mengunci rumah sebelum meninggalkannya. Rasa aman itu penting agar

kasus seperti itu tidak terjadi," jelas Yuliyanto.

Guna meningkatkan keamanan, Yuliyanto mengungkapkan, telah menerjunkan

anggotanya. Patroli keliling akan dilakukan rutin dan akan dilakukan

oleh tim khusus. Selain itu, sejumlah petugas juga ditempatkan di

kawasan rawan aksi kriminalitas. Di antaranya seperti pasar, stasiun,

terminal hingga sepanjang jalur yang dilalui pemudik.

"Ada tim yang setiap malam berpatroli, baik dari anggota Polsek maupun

anggota Polres," imbuh Yuliyanto.

Sementara itu, KBO Reskrim Polres Kulonprogo Iptu Satiyem mengimbau,

pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi dapat lebih meningkatkan

kewaspadaannya. Dia mengatakan, apabila dalam perjalanan mengalami

kelelahan, sebaiknya mencari tempat beristirahat yang aman.

"Pencurian yang dialami salah satu pemudik di Temon terjadi, karena

dia kelelahan dan tertidur. Sebaiknya, kendaraan dikunci dan pastikan

keamanan di tempat tersebut," jelas Satiyem.



Editor : Nina Atmasari
Share:

Monday, July 13, 2015

Komunitas Trail di Kulonprogo Patungan Baksos Ramadan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Tak ingin sekadar larut dalam kesenangan

melalui hobi offroad, puluhan anggota Komunitas Trail di Kulonprogo

rela patungan untuk menggelar bakti sosial. Acara berbagi tersebut

sekaligus untuk mengisi ramadan.

Kali ini, komunitas trail antara lain Buyer dari Kulonprogo,

Kewer-kewer (Srandakan), DTA (Banguntapan) dan W track, akan menggelar

baksos dengan membagi-bagi sembako di wilayah Lendah pada Kamis

(16/7/2015).

Ketua Buyer, Sigit Sate, mengatakan bakti sosial berbagi sembako di

Lendah nanti merupakan kelanjutan acara serupa pada pekan kemarin di

Kokap.

Sasarannya, adalah warga kurang mampu yang telah didaftar oleh anggota

komunitas di wilayah setempat.

"Pembagian sembako ini merupakan bagian dari baksos yang kami gelar

tiap tahun. Ini yang kelima," kata ketua komunitas Trail Buyer, yang

merupakan singkatan dari Beban Utama Yang harus Engkau Renungkan,

tersebut, Senin (13/7/2015).

Anggota Buyer, Firman Jmak, menambahkan baksos bagi sembako tersebut

menggunakan dana yang terkumpul dari para anggota dan donatur.

Menurutnya, mereka patungan alias 'bantingan' uang serelanya untuk

membantu meringankan beban warga kurang mampu.

"Kami patungan, paling tidak berusaha berbagi kebahagiaan dengan warga

kurang mampu saat ramadan," ujarnya.

Harapannya, di tahun-tahun berikutnya, kegiatan serupa dapat kembali digelar.

Selain baksos di Lendah nanti, pekan lalu, Sabtu (11/7/2015),

komunitas-komunitas ini juga menggelar baksos di Kokap. Intinya,

mengisi ramadan mereka berbagi bersama warga kurang mampu.

( Tribunjogja.com)



semua posting berita di arsipkan di: http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Jelang Lebaran, Titik Soeharto Bagi Sembako

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Anggota DPR RI Dapil DIY, Siti Hediati

Hariyadi atau Titik Soeharto membagikan 1.000 paket sembako kepada

warga kurang mampu di Bale Langit, Salamrejo Sentolo, Senin

(13/07/2015). Ia berharap, pembagian sembako berisi beras, gula pasir,

minyak goreng dan mi instant ini bisa membantu meringankan beban

masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan Lebaran di saat harga komoditi

merangkak naik.



"Saya sudah survei ke pasar tradisional, harga kebutuhan pokok memang

naik. Mudah-mudahan bantuan ini bisa meringankan beban mereka,"

katanya.



Titik menyampaikan, pembagian sembako tidak hanya dilakukan di wilayah

Kulonprogo. Ribuan paket lain juga disebarkan Titik ke Bantul, Sleman,

Kota Yogya dan Gunungkidul. "Sasarannya, warga kurang mampu yang

kesulitan membeli sembako untuk kebutuhan Lebaran," tambahnya.



Pembagian sembako yang dilakukan Titik mendapat sambutan antusias dari

masyarakat. Mereka sudah datang ke lokasi pembagian sejak pagi dengan

membawa kupon yang diberikan sebelumnya.



Salah satu warga penerima bantuan, Sunarti, berterimakasih atas

pemberian paket sembako tersebut. Ia merasa bantuan ini sangat

bermanfaat, karena diberikan sebelum Lebaran. "Lumayan untuk kebutuhan

Lebaran, apalagi saat ini sembako sedang mahal," ujar warga Sukoreno

ini.(Unt)



semua posting berita di arsipkan di: http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Sunday, July 12, 2015

KASUS MALARIA : Berisiko? Pemudik Silakan ke Puskesmas

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kesehatan Kulonprogo menggalakkan

upaya surveilans migrasi malaria pada masa arus mudik. Semua pemudik

dari daerah berisiko malaria diminta memeriksakan diri ke puskesmas

terdekat.



Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)

Dinkes Kulonprogo Baning Rahayujati memaparkan kewaspadaan diutamakan

untuk pemudik dari luar Jawa, terutama yang endemis malaria.



Upaya pemeriksaan ke puskesmas sebagai diagnosa dini terhadap

penyebaran penyakit malaria yang mungkin terbawa pemudik dari daerah

perantauan. Mereka diimbau segera menjalani tes darah setelah sampai

Kulonprogo.



"Harus memeriksakan diri walaupun tidak sedang demam," kata Baning,

Jumat (10/7/2015).

Dinkes Kulonprogo telah menyebarkan surat pemberitahuan ke puskesmas

di setiap kecamatan untuk mendukung pelayanan surveilans migrasi

malaria. Sosialisasi juga telah dilakukan melalui pemerintah desa.



Jika puskesmas terdekat tutup, pemudik bisa diperiksa juru malaria

desa (JMD). Baning memastikan mereka akan siaga setiap saat. "Biasanya

para JMD sudah punya data mengenai kantong pemudik," ungkapnya.



Sampai kini, Kulonprogo belum bisa dikatakan bebas malaria. Pemerintah

Kabupaten terus memantau dan membuat upaya pencegahan di sejumlah

wilayah berisiko. Wilayah-wilayah itu ada di sekitar pegunungan

Menoreh, seperti Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang. Kasus

malaria paling banyak ada di Kokap.



Pelaksana tugas Kepala Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Sutardi

mengaku telah menerima pemberitahuan untuk meningkatkan kewaspadaan

terhadap penyakit yang ditularkan nyamuk anopheles itu. "Mereka yang

harus diperiksa termasuk yang datang dari luar Jawa, misalnya

Sumatra," paparnya.



Sutardi mengungkapkan tahun lalu sudah tidak ada kejadian kasus

malaria di wilayahnya. Namun, tahun ini kembali ada beberapa warga

yang terserang malaria. Penyakit itu didapat warga karena sering

beraktivitas di Purworejo, Jawa Tengah, yang merupakan wilayah endemis

malaria.
Share:

LALU LINTAS KULONPROGO : Rawan Kecelakan, Rambu Tengkorak Dipasang

Harianjogja, KULONPROGO– Rambu peringatan mandiri dipasang di

sepanjang jalan Wates-Jogja KM1 di Dusun Gunung Gempal, Desa Giripeni,

Wates.



Menurut Ketua Kelompok Pemuda Parasan Dusun Gunung Gempal, Desa

Giripeni Erwan Sukendar, pemasangan rambu peringatan mandiri bergambar

tengkorak merupakan ajakan kepada para pengendara agar lebih

berhati-hati melalui jalan rawan kecelakaan.



"Wilayah ini sering sekali terjadi kecelakaan. Jadi kami berinisiatif

untuk membuat tanda peringatan agar para pengendara lebih hati-hati

saat melintasi jalan ini," ujar Erwan ditemui disela pemasangan rambu,

Selasa (7/7/2015).



Erwan mengungkapkan, tanda peringatan tersebut dibuat secara sederhana

menggunakan tripleks atau kayu lapis. Kayu lapis tersebut kemudian

dilukis oleh beberapa pemuda dari Gunung Gempal. Erwan menegaskan,

gambar yang dilukis berwujud tengkorak namun, tidak ditampilkan dengan

gambar yang seram.



Lebih lanjut Erwan mengatakan, ada 15 rambu yang dipasang, baik yang

berada di utara jalan, maupun yang berada di selatan jalan. Dia

berharap, rambu peringatan tersebut dapat membantu para pengguna jalan

dan pengendara kendaraan bermotor untuk lebih berhati-hati, terutama

para pemudik yang sebentar lagi akan banyak melintasi jalan nasional

tersebut.



"Apalagi di sini kurang penenerangan dan ada tikungan tajam.

Seringkali pengemudi lalai dan mengemudikan kendaraannya dengan

kencang. Kami juga berharap semoga pemerintah juga segera menambah

penerangan untuk wilayah ini," jelas Erwan.



Teguh Paino, salah satu seniman Kulonprogo yang berpartisipasi dalam

kegiatan tersebut mengamini, daerah tersebut sangat rawan kecelakaan.

Sudah sering kecelakaan terjadi dan banyak warga sekitar yang menjadi

korban akibat ketidakhati-hatian para pengemudi.



Ketua Kelompok Perupa Kulonprogo tersebut menegaskan, upaya yang

dilakukan tersebut, semata-mata bukan untuk menyidir siapapun. Aksi

yang dilakukan itu merupakan bentuk kepedulian warga setempat terhadap

para pengguna jalan dan juga pemudik yang akan melintasi jalan utama

itu.



"Gambar yang saya lukis yakni gambar tengkorak dengan tulang

disilangkan yang dimaknai sebagai simbol bahaya. Harapannya, gambar

ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para pengguna jalan," imbuh

Teguh.



Wakijan, salah satu pengguna jalan yang melintas mengaku setuju dengan

usaha yang dilakukan oleh para pemuda. Secara inisiatif, tanda

peringatan dibuat dan dipasang semata-mata untuk membantu para

pengguna jalan dan mengurangi potensi kecelakaan.



"Saya setuju sekali dengan apa yang dilakukan mereka. Selama itu juga

tidak mengganggu, tidak masalah," ujar Wakijan.
Share:

10 Ribu Lebih Warga di Kulonprogo Belum Dapat Jaringan Listrik

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Sekitar 10.939 keluarga di Kulonprogo

yang terbilang sebagai warga kurang mampu sampai saat ini belum dapat

menikmati jaringan listriksecara langsung. Mereka terpaksa harus

'nyambung' dari tetangga.

Kepala Bidang Sumber Energi ESDM Dinas Perindustrian Perdagangan dan

ESDM Kulonprogo, Eko Susanto, mengatakan berdasarkan data bahwa

keluarga yang belum dapat menikmati listriksecara langsung itu

kebanyakan merupakan warga Kokap. Disebutkan, di wilayah itu tercatat

sebanyak 2.061 keluarga 'nyambung' listrikdari tetangga.

"Sebenarnya ini karena persoalan kondisi geografis. Di sana berupa

perbukitan dan jarak antar rumah jauh," ujarnya, pekan kemarin.

Pemerintah pun mengalami kesulitan untuk memberikan pelayanan jaringan

listrikbagi mereka. Sebab itu, setiap tahun pemerintah berusaha dengan

program bantuan pemasangan listrikke permukiman.

"Sasarannya warga kurang mampu," katanya.

Disebutkan, bantuan pemasangan jaringan listrikpada tahun lalu dapat

teralokasikan 95 keluarga dari target 100 keluarga. Sementara tahun

ini dari total target 40 keluarga hanya terealisasi bagi 34 keluarga.

"Yang tidak jadi pasang karena semula mereka buru-buru padahal harus

melalui proses," katanya.

Selain wilayah Kokap, menurutnya, tahun ini sasarannya adalah wilayah

Lendah. Disebutkan, dua desa di kecamatan itu adalah Jatirejo dan

Bumirejo.

(*)
Share:

Satpol PP Amankan Mi Basah dan Ikan Asin Berformalin

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Operasi pengawasan makanan yang dilakukan

Satpol PP dan instansi terkait berhasil mengamankan 20 kilogram mi

kuning basah dan 10,9 kilogram ikan asin berformalin, Jumat

(10/7/2015), di Pasar Jagalan dan Dekso Kalibawang.



"Berdasar laporan dari petugas, mi basah berformalin didapat dari dua

pasar. Yakni di Pasar Jagalan dari empat pedagang dan di Pasar Dekso

dari 1 pedagang. Katanya tempat kulakan mi-nya sama-sama dari

Magelang. Selain mi kuning basah berformalin, di Pasar Dekso juga

ditemukan ikan asin berformalin," ujar Kasat Pol PP Kulonprogo Duana

Heru Supriyanta.



Diungkapkan Duana, operasi pengawasan akan terus dilakukan sebelum

Lebaran ini. Pekan depan masih ada beberapa hari lagi untuk operasi

sejenis di pasar maupun toko-toko.



"Kami berusaha melindungi konsumen. Namun demikian kami juga

menghimbau agar lebih hati-hati dalam membeli atau memilih makanan.

Karena dalam situasi seperti ini (jelang Lebaran) tidak tertutup

kemungkinan banyak yang memanfaatkannya dengan makanan yang tidak

sehat atau mengandung zat-zat yang berbahaya seperti formalin dan

sebagainya," kata Duana.(Wid)
Share:

Saturday, July 11, 2015

Taste Gurihnya Gudeg Wet Typical Yogyakarta in Warung mBok mandeg


- Less than complete it if visiting Yogyakarta without tasting one of the most well-known distinctive food, ie warm. Yes, because the food in has become a culinary icon of Yogyakarta, it is no wonder we will easily meet the main sellers of food made gori (young jackfruit) is at the corner of Yogyakarta.
gudeg
In general, warm divided into two types, namely warm wet and dry warm. Warm wet nyemek coconut milk served with savory, and usually much sought after for the breakfast menu. Moderate to warm dry cooked in a longer time until the liquid dries up and the color is brown.
One seller in the warm wet corner of the city of Yogyakarta is home to eat Gudeg Wet mBok mandeg located on the road Parangtritis KM 3, Village Mantrijeron, District Mantrijeron, Yogyakarta, precisely the southern intersection of four Jl Parangtritis - Jogokaryan.
gudeg
In accordance with the name emblazoned on the front of the dining area, a menu mainstay is warm wet. This stagnates mBok warm concoction taste savory, not sweet dominant. Savory taste of areh (Sanatan thick) gudegnya and spicy flavor of chili kreceknya mixed together with meat texture gori (young naangka) soft. This mixture creates a delicious blend of flavors. Gudeg menu is presented with a choice of side dishes such as chicken and duck eggs. Although the use of chicken, but the meat is not tough, and it was tasty. For his own duck eggs also taste delicious, even more flavor marinade seep up into the egg.
gudeg
Sari Pertiwi dahlias, as the owner of Wet mBok Gudeg mandeg said gudegnya effort has been pioneered since two years ago. He decided on a warm wet as a menu mainstay culinary business, due to warm wet leaning more savory taste, rather than sweet.
"If selling warm wet that tastes delicious, not too sweet, anyone is able to accept the taste. These include people outside the city who are on vacation to Yogyakarta," he said.
Furthermore, he said, pilihanya culinary business by selling traditional cuisine, traditional cuisine because they thinks there is no death and will always hounded by fans.
Warm wet in mBok stagnates, which has a savory taste is the creation of Dahlia Sari Pertiwi own. He did not come from a family warm sellers, and also never learned to people who have expert cooks warm.
gudeg

"The recipe comes from trial and error, it took one year to get a concoction which seems fitting as it is today," he added.
For the selection of the name, the woman who was familiarly called Lia states, stagnates mBok the combination of the words "mBok" which means Come and "stagnant" is an abbreviation of the word Manganese Gudeg (gudeg). So the name was coined meaning Gudeg Let's Eat.
There are a variety of menu options gudeg on where to eat that are designed with the modern feel. Among them, gudeg krecek know, tempe krecek warm, warm krecek eggs, shredded krecek warm, warm krecek thigh, dudeg krecek gizzard ati, warm claw, and several other warm variants. Gudeg can be enjoyed with white rice or porridge.
gudeg
Although selling traditional food, but the dining area is designed with a touch of modern shades, and feels quite comfortable. Selection of the modern concept aims to attract customers from among the young.
"Gudeg itself is a traditional food and is identical to the fans who have parents. But with this fresh look we want to pick up customers from the youth segment," said Dahlia Sari Pertiwi.
Besides warm, in mBok stagnates visitors can also order a variety of other menus, such as rice mix stagnates mBok special, special fried noodles, chicken barbeque, chicken geprek, soto Betawi, tilapia grilled / fried, grilled carp / fries, and some other menus.

 MBok special rice mixed stagnates also become one of the mainstay of the menu, in addition to warm. In this menu served with white rice cooked with chicken suiran areah, fried peanuts, eggs, trancam, ati-fried gizzard, and chili. This dish is suitable for those who like spicy food.
For the price, you do not have to worry because it is quite affordable. You can enjoy a variety of food from the menu starting price Rp 7 thousand to Rp21 thousand. (*)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results