Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Wednesday, January 28, 2015

Pemkab Kucurkan Rp 6,4 M Untuk Revitalisasi Tiga Pasar

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Tahun 2015 ini tiga pasar tradisional di

Kulonprogo bakal direvitalisasi dengan dana Rp 6,475 Miliar. Ketiganya

masing-masing Pasar Wates, Pasar Dekso Kalibawang, dan meneruskan

Pasar Percontohan Sentolo. Selain ketiga pasar tersebut, pasar

berskala kecil juga ada beberapa perbaikan namun tidak begitu besar

dananya.

"Pasar Wates nanti akan dibuatkan dua tangga di depan, agar masyarakat

yang akan berbelanja ke lantai dua bisa lewat dari depan. Selama ini

tangga ada di dalam dan belakang pasar. Dana yang disediakan sebesar

Rp 475 juta,"ujar Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Energi Sumber

Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kulonprogo Dra Niken Probo Laras SSos

MH, Rabu (28/1/2015).

Niken menjelaskan untuk Pasar Dekso dibangun los dan sarana prasarana

(sarpras) dengan dana alokasi khusus (DAK) Rp 1,5 M. Sedangkan Pasar

Percontohan Sentolo akan dibangun los beserta pagar Rp 4,5 M dari dana

APBD DIY dan Kabupaten.

"Untuk pasar percontohan ini merupakan tahap keempat. Diharapkan

setelah pembangunan tahap keempat ini menjadi lebih banyak lagi

pedagang yang bakal menempatinya. Karena yang mendaftar sudah mencapai

270-an pedagang, sementara saat ini pasar percontohan kios yang ada

sudah dihuni 150 pedagang. Ke depan akan dibuat zona-zona, seperti

zona baju, pangan, dan lainnya. Tapi itu nanti setelah semua selesai

pembangunannya,"kata Niken.(Wid)
Share:

Tuesday, January 27, 2015

Rusunawa Triharjo Mundur Ditempati

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Instalasi pembuangan air limbah (ipal)

komunal di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Triharjo Wates

belum dikerjakan. Hal tersebut membuat rencana penempatan mundur dari

jadwal semula Januari 2015. Rusunawa yang dibiayai Rp 27 miliar dari

Kementerian Pekerjaan Umum ini siap ditempati bulan Juni atau maksimal

Juli tahun ini.

"Rusunawa memang belum bisa ditempati. Masih ada pekerjaan seperti

listrik dan yang terpenting adalah ipal komunalnya. Kemarin untuk

pembuatan ipal komunal dananya kurang, sehingga baru dimintakan di

Kementeri PU dan rencana pengerjaannya sekitar bulan Maret yang akan

selesai selama tiga bulan ke depan. Kalau air bersihnya siap, sebab

pipanya sudah dipasang. Sedangkan untuk listrik tinggal perjanjiannya

saja," tutur Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo,

Zahram Asurawan ST MT di Wates, Selasa (27/01/2015).

Zahram menyatakan rusunawa diperuntukkan bagi 196 penghuni. Calon

penghuni rusunawa yang sudah mengambil formulir sekitar 300-an, namun

hingga saat ini yang mengembalikan baru 100 orang.

"Masih belum banyaknya yang mengembalikan formulir dimungkinkan

melihat rusunawa belum selesai, bila semua sudah siap dan dilakukan

verifikasi terhadap pemohon maka saya yakin yang sudah mengambil

formulir dan belum mengembalikan pasti akan tertarik," katanya.

Terkait syarat penghuni, diantaranya adalah sudah berkeluarga dan dari

ekonomi kurang mampu. Rusunawa lima lantai tersebut sewanya tiap

lantai berlainan, yang jelas untuk lantai satu dan dua agak mahal

sekitar Rp 200 ribu perbulan dan lantai paling atas lebih murah

sekitar Rp 100 ribu perbulan. "Kami baru akan membahasnya untuk tarif

sewa karena akan dilakukan koordinasi bersama dengan instansi

terkait," ujarnya.(Wid)
Share:

Warga Terdampak Pembebasan Lahan Berubah Sikap

Harianjogja.com, KULONPROGO-Warga terdampak pembebasan lahan

pembangunan Bandara Kulonprogo menunjukkan perubahan sikap dalam

rencana pembangunan bandara di Kecamatan Temon.

Puluhan orang yang semula belum sepakat dengan pembangunan bandara

saat konsultasi publik pertama, kini beralih mengisi formulir

persetujuan.

Hal itu tampak dari kegiatan konsultasi publik lanjutan yang diadakan

di Balaidesa Sindutan dan Kebonrejo, Senin (26/1/2015).

Tim Community Development Pembangunan Bandara Ariyadi Subagyo

menuturkan alasan perubahan sikap warga karena mereka belum paham

informasi detail terkait rencana pembangunan bandara pada konsultasi

publik yang lalu.

Diakuinya, sekalipun kedua desa tersebut relatif kondusif namun

terdapat pula warga yang tidak setuju dengan keberadaan bandara baru.

"Warga terdampak pembebasan lahan yang belum setuju kami undang lagi

dalam konsultasi publik lanjutan kali ini dan sebagian undangan lain

diperuntukkan bagi warga terdampak pembebasan lahan yang belum sempat

terdata sehingga tidak ikut konsultasi publik pertama," terangnya.

Ia menyebutkan, pelaksanaan konsultasi publik lanjutan bagi warga

terdampak pembebasan lahan di Kebonrejo dilakukan dengan menyebar 47

undangan.

Peserta yang hadir sebanyak 43 undangan dan dari jumlah tersebut hanya

dua undangan yang menyatakan keberatan.

Adapun di Sindutan konsultasi publik dihadiri 27 dari 35 undangan dan

hanya satu undangan yang menyatakan keberatan, sementara satu undangan

dibatalkan dan tidak berlaku karena mencantumkan nama peserta yang

sama dengan undangan lainnya.
Share:

Tuesday, January 20, 2015

Kulonprogo Tawarkan Kerjasama Pengembangan Teh

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Pembangunan infrastruktur jalan dan

pengembangan budidaya teh ditawarkan Pemkab Kulonprogo dengan Pemkab

Magelang. Rencananya Pemkab Kulonprogo akan membangun infrastruktur

jalan terkait dengan bedah menoreh yang menyambung sampai ke wilayah

Magelang. Tujuannya agar transportasi dari Magelang ke bandara bisa

lebih lancar dan rencana pembangunan jembatan di sebelah jembatan

Duwet.

Bupati Kulonprogo, dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) mengungkapkan, gagasan

itu mendapatkan tanggapan positif Bupati Magelang karena wilayah

tersebut juga sudah merencanakan untuk membangun koneksitas

infrastruktur jalan ini yang menuju Wates dan bandara. "Kerjasama

kedua yang ditawarkan adalah budidaya perkebunan teh. Kami mengajak

Bupati Magelang untuk sebagian masyarakat Magelang bersama Kulonprogo

mengembangkan perkebunan teh," ungkapnya di Wates, Selasa

(20/01/2015).

Sebelumnya, Senin (19/01/2015) dalam rangka menjajaki kerjasama

tersebut Bupati Kulonprogo bersama instansi terkait berkunjung ke

Pemkab Magelang yang diterima Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP di

rumah dinas setempat. Kunjungan Pemkab Kulonprogo disambut baik Bupati

Magelang dan pihaknya menyatakan ingin bersama-sama menggali dan

memaksimalkan potensi untuk kemajuan bersama.

Meskipun pada pertemuan pertama ini belum menghasilkan kesimpulan,

Bupati Magelang menugaskan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten

Magelang bersama SKPD teknis untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut.

Hal tersebut dilakukan untuk mematangkan rencana tersebut agar

nantinya dapat terlaksana dengan baik.

Di Kulonprogo sendiri saat ini sudah ada pabrik teh dan bisa

dimanfaatkan lebih optimal oleh masyarakat Kulonprogo maupun

masyarakat Magelang di lereng menoreh yang wilayahnya mempunyai

potensi seperti kecamatan Salaman dan Borobudur.(Wid)
Share:

Tahun 2015 Kulonprogo Bebas Iklan Rokok

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Kabupaten Kulonprogo tahun 2015 ini harus

bersih dari iklan rokok. Konsekuensi dari larangan itu, maka pajak

reklame diprediksikan akan merosot tajam, sebab 50 persen pajak

reklame berasal dari iklan rokok.

"Sebagai antisipasinya, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

(DPPKA) setempat melakukan terobosan lain untuk menggali potensi dari

pajak reklame diantaranya pendataan izin yang belum berizin," ujar

Kabid Pendapatan dan Pajak Daerah DPPKA Kulonprogo Sunaryo, Senin

(19/1/2015).

Pemberlakuan tanpa reklame rokok adalah pada semester II tahun 2014

setelah diberlakukannya Perda No 5 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa

Rokok (KTR). Dan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT)

setelah adanya Perda tersebut secara otomatis tidak mengeluarkan izin

terkait iklan rokok. "Kalau sekarang masih dijumpai iklan rokok itu

hanya menghabiskan kontrak hingga Maret/April mendatang. Setelah itu

bersih sama sekali," kata Sunaryo.

Tahun 2014, kata Sunaryo, pajak reklame yang tercapai melebihi target, yaitu

Rp 549,7 juta yang di dalamnya masih dengan iklan rokok, sedangkan

target sebesar Rp 540,1 juta. Dari jumlah itu sekitar 50 persennya

adalah pemasukan dari iklan rokok atau rata-rata Rp 260 juta lebih.

"Dengan adanya kawasan tanpa rokok (KTR) dan bebas iklan rokok, kami

memang kehilangan event-event pendek sekitar Rp 14 juta. Tapi kami

optimis meski tidak iklan rokok tetap akan tercapai pajak reklame-nya

sesuai yang diharapkan. Langkah kami diantaranya mengintensifkan

pendataan reklame yang terpasang namun pemiliknya jauh, seperti produk

semen begitu dihubungi langsung dibayar, juga menagih yang

nungak-nunggak," paparnya.

Diterangkan, untuk mencapai target tahun 2015 sebesar Rp 550 juta,

akan dicapai melalui pendataan pada objek reklame yakni papan nama

toko-toko dan sebagainya. Sebab selama ini papan nama toko-toko banyak

yang belum berizin, ini merupakan salah satu potensi pajak. Terobosan

lainnya adalah melalui kerjasama dengan advertising pendataan terhadap

pemesan billboard untuk wilayah Kulonprogo, diintensifkan penegakan

Perda oleh Pol PP sehingga reklame tidak yang berizin bakal diturunkan

dan ini merupakan shock terapy.

"Demikian pula perlu dikaji adanya usulan dibuatnya videotron, karena

di Kulonprogo memang belum ada. Apalagi seiring dengan adanya bandara

maka videotron sangat diperlukan. Nanti bila space reklame rokok

hilang, maka diharapkan dapat diganti dengan vodeotron. Kami juga

percaya space bekas iklan rokok akan tetap laku, karena biasanya

lokasi strategis dan banyak peminatnya,"imbuhnya.(Wid)
Share:

Bandara Baru Butuh 5.000 Karyawan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bandara baru di Kecamatan Temon

diperkirakan membutuhkan 5.000 pekerja baru pada awal beroperasi. Dari

jumlah tersebut, pekerja yang berstatus karyawan PT Angkasa Pura (AP)

I hanya berkisar 100 orang.

Hal itu diungkapkan Corporate Expert PT AP I Purwanto dalam rapat

dengar pendapat dengan DPRD Kulonprogo di Gedung DPRD Kulonprogo,

Kamis (16/1/2015).

Diuraikannya, pada awal beroperasi, jumlah penumpang mencapai lima

juta orang per tahun. "Satu karyawan setidaknya melayani 1.000

penumpang, maka terbuka kesempatan bagi 5.000 orang untuk bekerja dan

mengisi berbagai posisi, mulai dari hal administratif hingga teknis,"

paparnya.

Jumlah penumpang, kata Purwanto, akan meningkat sekitar 18% per tahun

sehingga pada enam tahun berikutnya diperkirakan jumlah penumpang

mencapai 10 juta orang per tahun.
Share:

PERAMPOKAN KULONPROGO : Penodongan di Pagi Hari Kembali Terjadi

Harianjogja.com, KULONPROGO-Aksi penodongan kembali terjadi di Desa

Tirtorahayu, Kecamatan Galur. Setelah beberapa waktu lalu seorang

warga yang

sedang bersepeda pagi dirampas perhiasannya, kali ini peristiwa serupa

menimpa Sri Hastuti, 52, warga Pedukuhan Derpoyudan, Tirtorahayu,

Galur. Perempuan yang bekerja sebagai pedagang itu harus kehilangan

uang Rp825.000. Tindak kejahatan itu terjadi di utara perempatan

Keloran, dekat persawahan sebelah selatan Cangakan, Sabtu (17/1/2015)

sekitar pukul 05.00 WIB.

Sri Hastuti berangkat dari rumah dengan mengendarai sepeda motor dan

membawa keranjang hendak berbelanja ke Pasar Legi di Pedukuhan Senik,

Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah. Sesampainya di tempat kejadian

perkara, dari arah selatan muncul seorang laki-laki dengan mengendarai

sepeda motor dan memakai jaket kulit serta helm cakil mendekatinya. Is

mengacungkan pedang ke arah Sri Hastuti dan meminta korban untuk

berhenti. Karena ketakutan, korban pun berhenti.

"Pelaku langsung mengobrak-abrik isi keranjang saya dan mengambil uang

yang saya simpan di sana," terang Sri dalam laporan kepada

polisi.Tidak hanya itu, pelaku juga membuang kunci motor Sri dan

melarikan diri ke arah selatan. Untung, anggota Polsek Galur,

menuturkan, anggota kepolisian sudah melakukan patroli semalam, namun

saat kejadian tidak berada di lokasi.

"Untuk selanjutnya, warga diminta berhati-hati terutama ketika

melewati jalan sepi," tandasnya
Share:

INVESTASI DI KULONPROGO : PT Kastindo Siap Tanamkan Triliunan Rupiah Untuk Kawasan Industri

Harianjogja.com, KULONPROGO- Para investor mulai saling memaparkan

rencana pengembangan kawasan industri Sentolo. Salah satunya PT

Kastindo yang siap tanamankan investasi mencapai triliunan rupiah di

Sentolo, Nanggulan dan Temon.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kulonprogo

Agung Kurniawan mengungkapkan, perusahaan tersebut merupakan salah

satu dari sembilan perusahaan yang akan menindaklanjuti rencana

investasi di kabupaten ini.

"Ada sembilan perusahaan yang kemarin mengikuti talkshow, lalu

berencana untuk menindaklanjuti investasinya," ujar Agung saat

dihubungi Harianjogja.com, Minggu (18/1/2015).

Agung memaparkan delapan calon investor itu bergerak di berbagai macam

usaha. Di antaranya perhotelan, industri konveksi, industri pengolahan

limbah, industri herbal, hingga industri pariwisata. Sementara, pada

hari Sabtu (17/1/2015) lalu, PT Kastindo mulai mendatangi Bupati

Kulonprogo Hasto Wardoyo untuk menindaklanjuti rencana investasi di

tiga kawasan peruntukan industri.

"Mereka sudah memaparkan apa saja yang akan dikembangkan. Sesungguhnya

ada tiga perusahaan dan dua diantaranya satu grup pembiayaan. Kami

sudah buatkan surat tertulis semacam surat dukungan, nanti tinggal

mengurus proses selanjutnya," jelas Agung.

Sementara itu, Hasto memaparkan, perusahaan itu sudah menyampaikan

surat pernyataan resmi untuk segera menginvestasikan dananya. Dana

yang akan diinvestasikan untuk pembangunan kawasan industri mencapai

Rp1,1 triliun. Dia mngungkapkan, hal itu merupakan kemajuan yang luar

biasa. Pasalnya, selama ini belum ada investor yang datang untuk

menanamkan investasi dengan nilai yang cukup besar untuk sebuah proyek

besar.

"Hal ini suatu laporan kemajuan dan perkembangan investasi di

Kulonprogo yang akan dilaksanakan di tahun 2015," imbuh Hasto.
Share:

Wednesday, January 14, 2015

Dua Kecamatan di Kulonprogo Endemis Malaria

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Dua wilayah di Kabupaten Kulonprogo yakni

Kecamatan Kokap dan Girimulyo yang ada di kawasan perbukitan menoreh

merupakan daerah endemis nyamuk Anopheles yang menjadi vektor malaria.

Dengan kondisi tersebut Kabupaten Kulonprogo sulit bisa terbeas dari

penyakit malaria.

Menurut Kasi Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas

Kesehatan (Dinkes) setempat Buddy Ismanto agar daerah ini tereliminasi

dari penyakit malaria maka dibutuhkan kerjasama lintas provinsi.

"Dilihat dari kasus kejadian, sesungguhnya penyakit malaria di

Kulonprogo sudah menurun drastic. Pada 2012 tercatat 241 penderita dan

pada 2013 turun jadi 137 kasus. Terakhir, 2014, jumlah penderita hanya

81 orang," katanya saat rapat kerja dengan Komisi IV DPRD Kulonprogo

di gedung dewan setempat, Rabu (14/01/2014).

Dijelaskan penanganan penyakit malaria di Kulonprogo, memang relatif

rumit dan pelik. Penyakit ini banyak dibawa nyamuk Anopheles di

wilayah Kokap dan Girimulyo. Padahal letak dua kecamatan tersebut

berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. "Butuh

penanganan lintas sektoral dalam menuntaskan masalah ini," tambahnya.

Dalam upaya mencari formulasi yang pas mengatasi kasus penyakit

malaria di daerah perbatasan tesebut, sesungguhnya Pemerintah DIY dan

Pemerintah Propinsi Jateng telah duduk bersama. Tapi paktanya kasus

penyakit malaria hingga kini belum bisa dituntaskan. Apalagi pada 2014

di Purowrejo masih ada sekitar 700 penderita sementara juru malaria

desa (JMD) hanya 20 orang dengan waktu kerja empat bulan. "Khusus di

Kulonprogo, jumlah JMD sudah banyak dan aktif melakukan

pemberantasan," jelasnya.

Untuk kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kulonprogo juga telah

mengalami penurunan. Pada 2013 ada 144 kasus, maka pada 2014 tinggal

120 kasus. "Hanya saja pasien yang meninggal justru meningkat dari

satu pasien menjadi dua orang," terangnya.

Wakil Direktur Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates dr

Wintarto menjelaskan, jumlah pasien yang menjalani rawat inap di rumah

sakit tersebut cukup tinggi. Hal tersebut berkat adanya kemudahan

layanan kesehatan baik yang diampu dengan Jamkesmas, Jamkesda dan

keterangan warga miskin maupun jaminan kesehatan lainnya.

"Konsekuensinya banyak warga memiliki kesadaran tinggi untuk

memeriksakan kesehatannya di rumah sakit. Ironisnya masih ada pasien

yang secara medis boleh pulang tapi mereka malah ngotot ingin opname.

Salah satu alasan mereka enggan meninggalkan rumah sakit karena semua

tetangga belum besuk," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IV dari Fraksi PDI Perjuangan

Edi Priyono mengatakan perlu adanya pembangunan mental bagi

masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat harus terus

disosialisakan. "Jika perlu dinas melakukan pengawasan kepada pedagang

makanan yang ada di sekolah. Sebab masih banyak makanan kurang sehat

dijual bebas di lingkungan sekolah," ungkapnya.(Rul)
Share:

Thursday, January 8, 2015

'Sambut' Bandara Baru, Kulonprogo Siapkan SDM

KULONPROGO ( KRjogja.com)-Adanya pembangunan bandara, Sumber Daya

Manusia (SDM) menjadi perhatian Bupati dr H Hasto Wardoyo SpOG(K).

Kehadiran bandara membuat tuntutan masyarakat meningkat. Selain

peningkatan sarana dan prasarana perlu peningkatan kualitas SDM

sehingga diperlukan orang yang mempunyai kemampuan khusus dalam hal

penerbangan.

"Melalui APBD, saya ingin pemuda warga Kulonprogo mendapat beasiswa

pendidikan khusus tersebut. Dengan adanya bandara optimis akan membawa

manfaat yang luar biasa bagi masyarakat untuk itu pendidikan hendaknya

diperhatikan,"kata Hasto saat menerima silaturahmi dari Sekolah Tinggi

Teknologi Adisucipto (STTA), di rumah dinas bupati.

Selain memaparkan kampusnya, Ketua STTA Marsda TNI (Purn) Tabri

Santoso SIP, juga menjelaskan tahun ini GMF Garuda Indonesia

membutuhkan 1.500 orang dari lulusan STTA untuk bekerja sebagai AMTO

(Aircraft Maintenance Training Organization). Saat ini didirikan DIII

AMTO dengan program sertifikasi Aircraft Maintenance Training

Organization (AMTO) untuk maintenance pesawat terbang sipil dengan

Approval DKUPPU.

Program ini hasil kerjasama STT Adisutjipto dengan Garuda Maintenance

Facility (GMF) Aeroasia dikarenakan kekurangan tenaga kerja sampai

tahun 2025. Beasiswa akan memberikan keuntungan bagi Pemda, STT

Adisutjipto, GMF maupun orang tua. Bagi Pemda dapat memberdayakan SDM

di wilayahnya sehingga akan meningkatkan taraf hidup warganya dengan

keterjaminan pekerjaan dan pengurangan pengangguran.(Wid)
Share:

Saturday, January 3, 2015

Penginapan di Pantai Glagah Tolak Setor Pajak ke Desa

Harianjogja.com, KULONPROGO--Pemerintah Desa Glagah mengeluhkan sikap

pengelola penginapan di kawasan wisata Glagah yang tidak mau memberi

kontribusi ke desa sesuai dengan aturan yang tercantum di dalam

Peraturan Desa (Perdes) 2014.

Dalam Perdes tercantum pengusaha penginapan harus menyetor ke

pemerintah desa sebesar Rp200 per kamar per hari. Jumlah penginapan di

Glagah sebanyak 23 unit dengan jumlah kamar mencapai ratusan buah.

Sehingga, total pajak yang diterima desa dari penginapan sepanjang

tahun ini mencapai Rp29 juta.

Kepala Desa Glagah Agus Parmono mengatakan penginapan enggan membayar

sesuai dengan jumlah yang ditentukan berdasarkan Perdes.

"Beberapa waktu lalu, mereka sempat datang ke balaidesa dan hanya

menyetorkan Rp6,5 juta," ujarnya, Kamis (1/1/2014).

Kendati demikian, ia menolak pemberian pengelola penginapan karena

jumlahnya tidak sesuai dengan aturan. Agus beralasan harus

mempertanggungjawabkan nominal tersebut ke Badan Permusyawaratan Desa

(BPD).

Dinilainya, aturan sudah dibuat seringan mungkin, bahkan pembayarannya

pun dilakukan per hari supaya pengelola penginapan tidak merasa

terbebani. "Tetapi, justru malah tidak diindahkan," katanya.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Permata di Glagah Sumantoyo

mengungkapkan pengelola penginapan enggan membayar karena persoalan

payung hukum. Menurutnya, satu objek pajak tidak dapat dikenai dua

peraturan tentang pajak.

"Selama ini kami sudah menyetorkan pajak ke Pemerintah Kabupaten

[Pemkab] sesuai dengan perda pajak hotel dan restoran," terangnya.

Ia menambahkan, nominal dari pajak hotel dan restoran yang dibayar ke

Pemkab tidak dipatok mutlak karena tergantung dari pendapatan

masing-masing penginapan.
Share:

Thursday, January 1, 2015

Monumen nyi ageng serang diresmikan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Setelah enam bulan dikerjakan pelebaran

jalan di sekitar Karangnongko Wates dan renovasi, akhirnya Monumen Nyi

Ageng Serang diresmikan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K)

dengan didampingi Wabup Drs H Sutedjo dan Forum Koordinasi Pimpinan

Daerah (Forkompinda), Rabu (31/12/2014) malam. Peresmian dengan

penandatanganan prasasti, penekanan tombol, serta penyulutan kembang

api.



"Terhadap Monumen Nyi Ageng Serang tidak sekedar monumen, namun

meneladani Nyi Ageng Serang. Tahun baru dengan semangat dan monumen,

serta lokasi baru di Kota Wates. Kita semua menjaga agar Kota Wates

tetap indah," ujarnya.



Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo Zahram

Asurawan ST MT mengaku lega dengan telah diresmikannya Monumen Nyi

Ageng Serang.



"Tinggal menghaluskan jalan, dan itu nanti yang mengerjakan DPU DIY.

Pengerjaan pelebaran jalan dan renovasi monumen ini dengan dana Rp 700

juta-an," tutur Zahram.(Wid)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results