Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Thursday, October 23, 2014

UMK Kulonprogo Diusulkan Rp 1.138.000,-

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2015 Kabupaten

Kulonprogo diusulkan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K)

kepada Gubernur DIY sebesar Rp 1.138.000. Usulan angka tersebut lebih

tinggi dari enam usulan yang diajukan Dewan Pengupahan Kulonprogo,

karena telah memperhitungkan faktor inflasi yang akan terjadi.

Menurut Hasto, yang diusulkan dikombinasikan inflasi dan regresi.

"Angka ini telah mengakomodir baik kepentingan pekerja ataupun

pengusaha, karena sebelum diusulkan ke bupati telah dibahas di Dewan

Pengupahan. Namun belum dimasukkan faktor inflasi, yang menggunakan

rumus regresi angkanya Rp 1.112.000. Pengusaha pasti tidak keberatan

sebab inflasinya dihitung 3 persen. Dimungkinkan tertinggi Kota,

Sleman, Bantul, dan Kulonprogo nomor empat,"kata Hasto, Kamis

(23/10/2014).

Hasto menambahkan bila disepakati berubah di tingkat Gubernur DIY

diprediksi angka paling tinggi, dan setelah dimasukkan tiga faktor

termasuk inflasi, maka ya sekitar Rp 1.150.000 atau Rp

1.160.000.(Wid)
Share:

Tuesday, October 21, 2014

jajaran kodim setempat sebagai ajang 'pamer kekuatan' memajang sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista)

WATES ( KRjogja.com)- Pameran pembangunan HUT ke-63 Kabupaten

Kulonprogo yang dikenal dengan sebutan Manunggal Fair kini berubah

jadi 'Kulonprogo Expo 2014' yang digelar pemkab setempat di Alun-alun

Wates dimanfaatkan jajaran kodim setempat sebagai ajang 'pamer

kekuatan' memajang sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista)

kendaraan tempur jenis Panhard dan meriam.

Kehadiran dua unit kendaraan tempur Kikavser Panhard milik Batalyon

Kavaleri Demak Ijo Yogya dan meriam tersebut menarik perhatian

pengunjung baik untuk mengenal lebih dekat maupun hanya sekadar

berfoto atau berselfie ria.

Panhard merupakan kendaraan tempur pengintai berbobot 3,5 ton lebih.

Dandim 0731/Kulonprogo Letkol SJ Aling menuturkan, bodynya yang

ramping membuat Panhard lincah bergerak menjelajahi medan tempur

dengan kecepatan hingga 90 km per jam. Ranpur buatan Perancis 1996 itu

masih dipakai TNI AD dalam menjaga kedaulatan NKRI. Selain di darat,

Panhard juga bisa dioperasikan di air dengan kecepatan hingga lebih

dari satu meter per detik.

Di sisi lain, Kodim 0731/Kulonprogo juga memamerkan dua unit meriam

105 milik Batalyon Armed Magelang. Meski senjata buatan Amerika itu

sudah tergolong tua, diproduksi 1976, tapi kehadirannya cukup disegani

musuh karena mampu meluncurkan tembakan dengan jarak sasaran hingga 11

kilometer. Disamping juga memiliki ketepatan sasaran karena

dioperasikan dengan sistem persenjataan.

"Kami sengaja memajang beberapa kendaraan tempur agar pengunjung

Kulonprogo Expo mengetahui tentang kendaraan perang TNI AD. Apalagi

persenjataan ini dibeli dari uang rakyat," tegas Lektol Inf SJ Aling,

Selasa (21/10/2014).

Pengunjung 'Kulonprogo Expo' Wahyu mengaku tertarik melihat-lihat

kendaraan tempur yang dipamerkan, karena selama ini dirinya belum

pernah melihat secara dekat peralatan perang tersebut. "Baru sekali

ini saya bisa pegang kendaraan tempur dan meriam," katanya usai

berpose dengan latar belakang Panhard dan meriam di depan Makodim

0731/Kulonprogo.

Selain bangga dengan kendaraan perang TNI, pengunjung juga merasa

senang mampir di stand Kodim 0731/Kulonprogo karena personel kodim

setempat selalu ramah melayani dengan menjelaskan secara rinci semua

kendaraan tempur yang dipamerkan.

"Saya jadi sedikit tahu tentang kendaraan tempur dan meriam setelah

mendapat penjelasan dari anggota Kodim khususnya tentang mekanisme dan

kemampuan senjata tersebut di medan perang," ujar Antok.(Rul)
Share:

Friday, October 3, 2014

Merapi avalanches in Cliff Affairs


Mungkid - rock avalanches occur again at Mount Merapi, yesterday morning (1/10). However, the avalanches occurred not because of the impact of activity in the body of Merapi. Rather, the existence of avalanches on the cliff outside due to the weather.
Officers Observation Post Mount Merapi in Babadan Shaman Suparwoko Heru said, beyond the cliffs avalanches occurred at the peak of Mount Merapi, Wednesday (1/10). The cause is not the activity of magma inside Merapi.
"Avalanches which occurred at 5:24, due to external influences. Namely the impact of dry weather and wind swept, "said Heru.
According to Heru, avalanches it leads toward Kali Lamat about 1.5 kilometers. As a result of these avalanches, causing a loud noise is heard clearly. Because carrying rocks.
Explained, the volume is relatively small avalanches. Because the weather was sunny, visually can be observed clearly from the Post Babadan which is about 4.4 kilometers from the peak of Merapi. Avalanches that cause loud noises, because carrying rocks around him. The weather on Mount Merapi, yesterday afternoon (1/10) observed foggy.
"Activity of Mount Merapi is now in normal status," he said.
Head of Logistics Emergency and Disaster Management Agency (BPBD) Magelang regency Joko Sudibyo admitted to monitor avalanches that occurs in the outer cliff. It is unusual avalanches avalanches. He reminded the public to remain calm and vigilant. 
"Merapi is safe, appropriate BPPTKG recommendations. If you want to climb just to Bbubar market, "he said. (Ady / hes)

Share:

Breaking News

Wikipedia

Search results