Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Sunday, June 14, 2015

Nyadran Agung Jadi Kesempatan Silaturahmi Warga Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Tradisi Nyadran Agung yang terpusat di

Alun-alun Wates Kulonprogo, Sabtu (13/6/2015), berlangsung cukup

meriah.

Ribuan warga yang hadir tampak begitu antusias untuk segera merangsek

dan berebut berbagai macam sayur dan hasil bumi lain yang ditata rapi

pada 10 gunungan dari berbagai desa budaya.

Belum lagi doa pemuka sepenuhnya selesai, warga telah berjubel-jubel

berebut aneka sayur dan buah pada gunungan tersebut. Meski demikian,

doa pemuka dalam nyadran agung itu tetap berlanjut hingga selesai.

Warga Kecamatan Wates, Setiono, mengatakan bersemangat ikut berebut

isi gunungan dan mendapatkan kain batik serta beberapa sayur mayur.

"Sebelum kehabisan saya ikut karena ini kan hanya sekali setahun,"

katanya.

Antusiasme warga ini sudah terlihat sejak pagi sebelum arak-arakan

kirab gunungan dimulai dari Gedung Kesenian hingga Alun-alun wates.

Selain gunungan dari desa budaya, rangkaian arak-arakan gunungan juga

dari perwakilan SKPD Kulonprogoyang memulai startnya dari Gedung DPRD.



Lepas siang, begitu arak-arakan kirab gunungan yang membawa serta

ogoh-ogoh di barisan depan itu tiba di Alun-alun Wates, warga telah

berkerumun menyambutnya.

Begitu semua rombongan kirab sampai di alun-alun, serangkaian sambutan

dan doa pun dimulai. Sementara warga yang menunggu semakin mendekat ke

gunungan untuk ikut berebut aneka sayur, buah dan makanan tradisional

pada gunungan itu.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan Nyadran Agung sebagai

tradisi penghormatan leluhur oleh semua orang beragama.

Dalam acara itu, masyarakat sekaligus melakukan silaturahmi. Tidak

hanya masyarakat di Kulonprogo, mereka yang merantau pun memilih

pulang kampung dan ikut hadir dalam tradisi tersebut.

"Saya justru senang melihat warga bersemangat. Kalau warga apatis

malah sedih gunungan tidak ada yang menyambut," kata Hasto.

Dia pun memaklumi ketika warga buru-buru menyerbu gunungan itu. Hasto

mengaku tersentuh karena meski isinya sederhana, sayur mayur dan aneka

buah pada gunungan itu berarti bagi warga.( Tribunjogja.com)
Share:

Hasil Lelang Dua Batu Akik Bupati Kulonprogo Dipakai Bedah Rumah Warga Miskin

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO- Sebanyak dua dari lima batu akikBupati

Kulonprogo, Hasto Wardoyo, terjual dalam lelang di pameran gazebo

depan rumah dinas bupati. Uang hasil lelang bakal dipakai untuk bedah

rumahwarga tak mampu.

"Hasil lelang untuk membantu bedah rumah warga miskin," kata ketua

panitia pameran akik, Fajar Gegana kepada Tribun Jogja, Minggu

(14/6/2015).

Batu yang terjual di lelang tersebut bermotif gebleg renteng dan

junjung derajat. Batu akik pertama mencapai harga tertinggi Rp 3,1

juta, sedangkan batu kedua dihargai Rp 3 juta. Tiga batu akiklainnya

yakni lavender, sulaiman dan pancawarna belum terjual.

Ada 25 perajin akik dari Kulonprogoterlibat dalam pameran tersebut.

Pameran sengaja bertempat di rumah dinas bupati untuk menarik

perhatian warga yang saat itu sedang menunggu kirab nyadran agung di

alun-alun Wates.

Selain itu, Fajar menambahkan, pameran digelar untuk mengangkat pamor

berbagai batu akikasli Kulonprogoyang selama ini sebenarnya tidak

kalah kualitasnya dari daerah lain.

Menurut dia, bebatuan Kulonprogotidak hanya diolah menjadi akik, tapi

juga sebagai perhiasan gelang, cenderamata, dan kalung. Jenis batu

akikyang menonjol di Kulonprogoadalah pancawarna dan lavender.

"Masyarakat juga dapat melakukan jual beli di pameran ini.

Transaksinya bisa mencapai Rp 15 juta per hari," katanya.

Jumbadi, asal Jakarta, menyempatkan datang ke pameran itu. Dia

mengakui bebatuan akik di Kulonprogotidak kalah kualitasnya dari

daerah lain. "Kebetulan mudik, jadi saya sempatkan datang bisa beli

akik Kulonprogo," katanya.
Share:

Sepuluh Desa Budaya Ikuti Festival

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sepuluh Desa Budaya di Kabupaten Kulonprogo

ikuti Festival Upacara Adat Antar Desa Budaya Tahun 2015, di Gedung

Kesenian, Sabtu (13/6/2015). Kesepuluh Desa Budaya adalah Desa

Sukoreno, Jatimulyo, Pagerharjo, Glagah, Sidorejo, Banjarharjo,

Hargomulyo, Tanjungharjo, Sendangsari dan Brosot.

Dikatakan Kabid Kebudayaan Disbudparpora Kulonprogo Joko Mursito SSn

MA, festival desa budaya ini merupakan bagian penting bagi

pengembangan kebudayaan dalam ranah keistimewaan. Juga menjadi salah

satu indikator keberhasilan bagi pemangku kebudayaan di desa-desa

budaya tersebut.

"Yang dinilai diantaranya kemasan, kreativitas, serta pelestariannya.

Bagaimana suatu desa budaya tersebut dapat mengemas upacara adat

menjadi menarik dan mampu menjadi daya tarik wisata juga," ujar Joko

sambil menambahkan satu peserta terdiri 100 orang, sehingga seluruh

peserta adalah sekitar seribuan orang.

Juri terdiri RM Donny S Megananda SSi dari Paku Alaman, Wardoyo dari

Dinas Kebudayaan DIY, Imam Syafei dari Dewan Kebudayaan Kulonprogo,

Purwamadi dari Pengawas Pendampingan, Indra Tranggono dari Budayawan,

Joko Budiarto dari Pers, serta Drs H Muh Irsam dari Ustad dan

Budayawan.(Wid
Share:

Sedang Sakit, Pengantin Ini Tetap Gelar Pernikahan di Puskesmas

DUA insan yang berbeda kalau sudah dilanda rasa saling mencintai dan

dilandasi ketakwaan akan mengalahkan segalanya termasuk rasa sakit.

Itulah yang sedang dirasakan pasangan Riski Rio Rianto (22) bin Ahmad

Tukul asal Muara Bungo Jambi dan Christina Putri Wahyuni (21) binti

Joko Prasetyo warga Desa Garongan Kecamatan Panjatan. Meski sama-sama

terbaring sakit tapi mereka tetap ingin menyatukan dua hati dalam

bingkai keluarga melalui pernikahan resmi.

"Petugas KUA sesungguhnya mengikuti keinginan pihak keluarga dan

pasangan pengantin. Karena kedua belah pihak tetap ingin melangsungkan

pernikahan kendati dalam kondisi sakit maka kami <I>ngikut<P> saja dan

menikahkan mas Riski dengan mbak Christina," kata penghulu Yusma Alam

Rangga SHI MSi didampingi petugas Pembantu Pegawai Pencatat Nikah

(P3N) Umaryanto usai pernikahan Riski dengan Christina di ruang Nakula

Puskesmas Garongan 2, Kamis (11/6).

Wakil keluarga pengantin putri, Maryanto mengatakan, alasan pernikahan

keponakannya tetap dilaksanakan meski keduanya sedang sakit, selain

atas pertimbangan kondisi kesehatan pengantin pria dan wanita tidak

terlalu mengkhawatirkan juga mengikuti perhitungan hari baik dalam

melaksanakan pernikahan. Sayangnya Maryanto tidak mengungkapkan

perhitungan hari baik dimaksud.

"Pernikahan sudah kami rencanakan jauh-jauh hari. Dua hari menjelang

hari H pernikahan kedua pasangan memang sakit. Puncaknya tadi malam

sehingga terpaksa dilarikan ke Puskesmas. Berdasarkan hasil

pemeriksaan dokter, mereka harus dirawat inap. Karena itu untuk

memenuhi kesepakatan keluarga dan kedua pengantin sekaligus memenuhi

perhitungan hari baik, pernikahan tetap kami gelar di puskesmas,"

jelasnya.

Sementara itu tim medis Puskesmas Garongan II, dr Tris Haranto MPH dan

dr Renny membenarkan Riski Rio Rianto dan Christina yang mualaf

terpaksa harus rawat inap karena sedang dalam pengawasan dokter.

"Keduanya sakit demam dan masih dalam pengawasan kami apakah ke arah

viral infeksi atau thypoid. Trombosit dan HB (hemoglobin) keduanya

turun sampai dibawah normal," ujar dr Renny didampingi Kasubag TU

Puskesmas Garongan 2 Eko Budi Santoso.

Secara umum prosesi pernikahan Riski dengan Christina yang berlangsung

sederhana dengan dihadiri beberapa keluarga pihak pengantin pria dan

wanita berjalan lancar. Ruangan Nakula Puskesmas Garongan 2 pun

disulap ala kadarnya dengan menghadirkan pas bunga serta <I>sound

system<P>. Sementara sprei tempat tidur tetap menggunakan fasilitas

puskesmas yang ada dengan wara dasar hijau motif kembang-kembang.

Saat ijab kabul baik wali nikah, kakak kandung pengantin putri, Bagus

Prasetyo dan pengantin pria tidak lancar mengucapkan ijab kabul.

Mungkin keduanya terpengaruh suasana sekaligus kondisi pengantin yang

sedang sakit dengan infus menempel di tangan. Setelah beberapa kali

dilakukan uci coba ijab kabul ternyata Riski tidak lancar dalam

menjawab ijab kabul maka penghulu memutuskan menulis ijab kabul.

Dengan membaca akhirnya prosesi ijab kabul berjalan lancar dan

keduanya dinyatakan sah sebagai suami istri dengan berbagai hak dan

kewajiban mereka.(Asrul Sani)
Share:

Wednesday, June 10, 2015

Polres Gelar Pengamanan Menggunakan Security Barrier

WATES ( KRjogja.com)- Sebagai upaya peningkatan pengamanan, Polres

Kulonprogo menggelar latihan penanganan massa di depan Gedung DPRD

Kulonprogo, Selasa (9/6/2015). Dalam latihan tersebut, Polres

sekaligus mengenalkan security barrier atau gulungan kawat berduri

yang biasa digunakan sebagai penghalang massa.

"Kami menerjunkan satu pleton anggota Sabhara dalam latihan ini," kata

Kapolres Kulonprogo, AKBP Yulianto.

Disampaikannya, pelatihan personel menggunakan security barrier

bertujuan untuk membiasakan anggota dalam bersinggungan dengan alat

tersebut. Latihan ini juga digunakan untuk antisipasi penanganan

Pilkada yang sedianya akan digelar tahun 2017 mendatang.

"Alat ini terbilang baru. Kami sengaja melatih kemampuan personel agar

siap dengan alat yang dibutuhkan," katanya.

Yulianto menambahkan, pelatihan pengamanan digelar di lapangan, agar

personel bisa menyesuaikan dengan kondisi medan. Berkaitan dengan

persiapan pengamanan Pilkada, konsentrasi massa saat moment tersebut

dimungkinkan terjadi di depan gedung dewan.

Menurut Yulianto, peralatan security barrier tersebut diberikan Mabes

Polri beberapa waktu lalu. Pemanfaatannya dalam latihan baru dilakukan

saat ini karena menyesuaikan kesiapan pelatih.(Unt)
Share:

Tuesday, June 9, 2015

Telur Satu Kilogram Dijual Rp 2.500 di Pasar Murah

Untuk membantu keluarga prasejahtera (miskin) dan menyambut Ramadan,

Dinas Perindagkop dan UKM DIY bekerjasama dengan perwakilan Bank

Indonesia (BI) Yogyakarta akan menggelar pasar murah di kantor

Kecamatan Wates dan Sentolo.

Pasar murah di Kecamatan Wates digelar pada 9 Juni, sedangkan di

kantor kecamatan Sentolo pada 11-12 Juni 2015. Targetnya, di setiap

kecamatan itu dapat terlayani keluarga pra sejahtera sebanyak 200

keluarga.

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop dan UKM DIY, Eko Witoyo,

mengatakan komoditi yang akan dijual terutama kebutuhan bahan pokok

masyarakat yang biasanya fluktuatif mengalami kenaikan menjelang hari

raya.

Disebutkan antara lain beras, gula pasir, minyak goreng, telor ayam,

dan daging ayam.

"Penjualan dilaksanakan dengan menggunakan kupon dan jumlah pembelian

dibatasi," katanya, Senin (8/6/2015).

Disebutkan, beras premium yang harga pasarannya mencapai Rp 9.000 per

kilogram dijual dalam kemasan tiga kilogram seharga Rp 6.000, gula

pasir Rp 5.200 per kilogram, minyak goreng Rp 5.000 per liter.Kemudian

telur ayam Rp 2.500 per kilogram, dan daging ayam kemasan dijual Rp

2.500 setiap setengah kilogram.

Setiap keluarga prasejahtera (miskin) berhak membeli lima komoditi

tersebut. Menurutnya, pasar murah digelar mulai pukul 08.00 - 14.30.

Dalam kegiatan itu juga diperkenalkan produk Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) dan koperasi setempat agar menggugah rasa kebanggaan

masyarakat menggunakan produk dalam negeri.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Arif Budi Santoso,

mengatakan kegiatan itu untuk membantu masyarakat kurang beruntung.

Sekaligus sebagai upaya pengendalian harga.

"Dengan kegiatan seperti ini BI juga bisa melihat harga bahan pangan

pokok di pasar," katanya.( tribunjogja.com)
Share:

Polisi Gelar Latihan Pengamanan Pilkada

TRIBUNJOGJA.COM,YOGYA -Meski gelar Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada)

terbilang masih lama, Polres Kulonprogo sudah mulai menggelar latihan

pengamanan dan penanganan massa.

Menerjunkan satu peleton anggota Sabhara, latihan itu dilakukan

bersama-sama membukasecurity barrieratau gulungan kawat berduri yang

biasa digunakan sebagai penghalang massa.

Latihan dilakukan di kompleks depan Gedung DPRD Kulonprogo, Selasa

(9/6/2015), sekitar pukul 10.00.

Puluhan anggota Sabhara diterjunkan dengan pakaian lengkap termasuk

senjata dan truk pembawasecurity barrier.

Mengingat lokasinya di tengah jalan raya depan gedung dewan, praktis

polisi juga menutup total Jl Sugiman tersebut selama beberapa jam.

Kapolres Kulonprogo, AKBP Yulianto, mengatakan pelatihan personel

menggunakan security barrier dimaksudkan untuk membiasakan anggota

bersinggungan dengan alat yang terbilang baru tersebut. "Terkait

pilkada memang iya. Ini untuk melatih kemampuan personel agar siap

dengan alat yang dibutuhkan," kata Yulianto.

Kapolres menegaskan pelatihan digelar langsung di lapangan, tepatnya

di depan gedung dewan, agar personel menyimulasikannya sesuai kondisi

medan.

Kapolres menganggap, jika berkaitan dengan persiapan pengamanan

pilkada, berarti konsentrasi massa saat moment pilkada dimungkinkan

terjadi di depan gedung dewan.

"Jadi bukan di dalam ruang, atau di halaman polres. Di lapangan

langsung kan sesuai dengan kondisi medannya," katanya.

Kapolres menjelaskan peralatansecurity barriertersebut merupakan alat

dari Mabes Polri beberapa waktu lalu. Pemanfaatannya dalam latihan

baru dilakukan saat ini karena memang sesuai kesiapan pelatih.

"Pelatihnya siap sekarang, lalu ditransfer ke personel dalam latihan,"

lanjutnya.( tribunjogja.com)
Share:

HARGA CABAI NAIK : Raup Untung, Petani Kulonprogo Lega

Harianjogja.com, KULONPROGO-Naiknya harga cabai di pasaran disambut

kegembiraan petani cabai di Kulonprogo. Mereka mengaku meraup untung

besar.

Suyono, petani cabai di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan mengaku bisa

menjual cabai di pasar lelang kelompok tani seharga Rp19.000 per

kilogram (kg). Harga tersebut memang terus meningkat setelah pekan

lalu mencapai Rp16.000 per kg. "Harganya memang lagi bagus karena

harga cabai di pasaran sekarang juga makin mahal," kata Suyono, Senin

(8/6/2015).

Suyono mengaku produktivitas tanaman cabai miliknya menurun hingga 40

persen. Gangguan hama dan curah hujan yang tinggi diperkirakan menjadi

penyebabnya. Padahal, permintaan pasar mengalami peningkatan.

Menurutnya, kondisi itulah yang kemudian memicu kenaikan harga.

Suyono mengatakan, dia memang harus lebih rajin memupuk dan telaten

merawat tanaman cabai. Meski demikian, harga jual yang tinggi membuat

petani tidak rugi. "Hasilnya [panen] memang kurang bagus. Biasanya

sekali panen bisa sampai dua kuintal, sekarang cuma satu kuintal.

Untungnya kita bisa jual lebih tinggi juga," ujarnya.

Kenaikan harga jual cabai juga menjadi angin segar bagi kalangan buruh

tani. Salah satunya bagi Pateni, buruh tani yang sedang membantu

Suyono. "Sehari dibayar Rp50.000. Biasanaya bisa memetik cabai sampai

40 kg," kata Pateni.
Share:

Orang Tua Siswa Wadul Dewan

WATES ( KRjogja.com)- Pengelola SMK N 2 Pengasih tidak akan mentolerir

siswa yang melakukan pelanggaran disiplin berat. Bila ada siswa yang

terbukti melakukan, pihak sekolah minta yang bersangkutan mengundurkan

diri. Bila pelanggaran disiplin ditolerir dikhawatirkan akan

berpengaruh terhadap siswa lain melakukan pelanggaran serupa.

Hal tersebut disampaikan Kepsek SMK N 2 Pengasih Dra Rr Istihari

Nugraheni saat mengikuti mediasi antara sekolah dengan orang tua salah

satu siswa yang disuruh mengundurkan diri karena dinilai telah

melanggar disiplin sekolah dengan ketegori berat. Mediasi dipimpin

Ketua DPRD Akhid Nuryati, pimpinan dan anggota Komisi IV, Kasi

Kurikulum SMA/SMK Dinas Pendidikan Drs Suhardi, jajaran guru SMK N 2

Pengasih serta orang tua siswa.

Isti mengatakan, awal mula terjadinya kasus tersebut berasal atas

laporan siswa kelas X jurusan Teknik Perencanaan Gedung dan Desain

(TPGD), di kelas ada siswa yang minum minuman keras (miras). Atas

laporan tersebut, guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) melakukan

inspeksi dan menemukan sebuah botol miras dan dua batang rokok di

dalam kelas.

Dengan adanya temuan tersebut guru BP dan Tim Disiplin (TD) memanggil

13 siswa untuk dimintai keterangan. Dalam sidang itu tiga siswa

masing-masing PJR, FA dan NR mengakui telah minum miras di kelas.

Salah satu siswa juga ditemukan menyimpan file film porno di

ponselnya. "Berdasar pengakuan dan bukti yang ada, kami memanggil

ketiga siswa tersebut beserta orang tuanya. Namun dua siswa datang

tidak dengan orang tua mereka tetapi dengan orang lain yang diakuinya

sebagai wali. Dalam pertemuan tersebut sekolah minta agar ketiga siswa

dan wali membuat surat pengunduran diri," ucap Isti.

Di lain waktu, lanjut Kepsek Isti, orang tua PJR datang ke sekolah dan

minta kebijaksanaan agar anaknya bisa melanjutkan sekolah di SMK N 2

Pengasih. Namun pihak sekolah bersikukuh dengan keputusan yang telah

diambil dan menghimbau agar PJR melanjutkan di sekolah lain.

Karena dalam beberapa pertemuan tidak diperoleh penyelesaian, orang

tua PJR mengadukan nasib anaknya ke beberapa pihak. Termasuk DPRD

Kulonproro, yang akhirnya berinisiatif untuk melakukan mediasi bagi

kedua belah pihak.

Dalam mediasi itu akhirnya oran tua PJR bersedia memindahkan anaknya

di sekolah lain. "Dengan terpaksa kami akan memindah anak kami di

sekolah lain," ujar ibu PJR Diah Kartika Dewi yang dalam mediasi

tersebut datang bersama suaminya, Milad Arhimawan.

Akhid Nuryati berharap agar peristiwa seperti itu tidak terulang lagi

di sekolah manapun. "Setiap sekolah, memiliki tata tertib yang harus

dipatuhi semua siswa. Masing-masing sekolah punya otoritas untuk

melaksanakan tata tertib termasuk memberi sanksi bagi yang

melanggarnya," tandas Akhid.(Rul)
Share:

Pemkab Kulonprogo gelar Pasar Murah

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Jelang bulan Ramadan 1436 H dan dalam

rangka membantu keluarga miskin atau pra sejahtera, Dinas Perindagkop

dan UKM DIY bekerja sama dengan Perwakilan Bank Indonesia (BI)

Yogyakarta menggelar pasar murah pada 6 kecamatan yang tersebar di

tiga kabupaten.

Kegiatan juga didukung Badan Musyawarah Perbankan Daerah DIY Kabupaten

Kulonprogo digelar empat hari, yakni di halaman Kantor Kecamatan Wates

(8-9/6/2015) dan halaman kantor Kecamatan Sentolo (11-12/6/2015).

Setiap kecamatan ditargetkan sebanyak 200 KK miskin/keluarga pra

sejahtera.

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop dan UKM DIY Eko Witoyo

menyatakan selain menyediakan bahan pokok, kegiatan ini merupakan

sarana memperkenalkan produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan

koperasi setempat dan menggugah rasa kebanggaan masyarakat dalam

memakai produk dalam negeri.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Arif Budi Santoso,

menyambut baik kegiatan seperti ini karena selain membantu masyarakat

yang kurang beruntung juga sekaligus membantu upaya pengendalian

harga. "Salah satu tugas Bank Indonesia dan Disperindagkop adalah

memantau perkembangan harga-harga pangan, sehingga dengan kegiatan

seperti ini BI juga bisa melihat harga bahan pangan pokok di pasar,"

kata Arif.(Wid)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results