Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Friday, July 17, 2015

Akan Mandi, Kucing pun Antri Panjang

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Menjelang Idul Fitri 1436 H, Animal's

Health Care & Petshop dipenuhi pesanan penitipan kucing ataupun

anjing. Bahkan untuk grooming atau mandi, harus menolak puluhan

kucing, karena sudah full booked sejak sepekan lalu.



Pemilik Animal's Health Care & Petshop "Savannah" Ruko Gawok Wates,

Wahyu Krisnantoro dan drh Sari Karunia Dewati, mengungkapkan, untuk

grooming pihaknya terpaksa menolak permintaan sejak beberapa hari ini.

Karena grooming sudah penuh sejak Senin hingga Kamis.



"Kami tidak memaksakan menerima banyak kucing yang akan mandi, karena

kasihan kucingnya kalau harus antri banyak," ujar Wahyu, Kamis

(16/7/2015).

Dijelaskan Wahyu, pemesanan untuk grooming kucing sudah terjadi sejak

sepekan lalu. Pihaknya dalam melakukan grooming sehari membatasi

maksimal 10 ekor kucing saja. Karena meski udara panas, namun

memandikan kucing hanya dibatasi sampai pukul 14.00 WIB. Dalam

menentukan tarif grooming satu kucing dengan lainnya berbeda, karena

tergantung berat badannya.



Diakui Wahyu, saat ini masyarakat sudah sangat care dengan hewan

peliharaannya. Sehingga sudah mulai memperhatikan kondisi kesehatan,

makanan, dan sebagainya. "Kebetulan yang praktek kesehatan hewan istri

saya, drh Sari. Untuk hewan peliharaan sudah banyak yang divaksin,

obat cacing, serta rutin cek kesehatan hewannya," kata Wahyu.



Sementara itu untuk penitipan hewan, lanjut Wahyu, meski sudah ada

beberapa, namun masih menerima penitipan. "Kalau anjing untuk

penitipan ataupun memandikan saya taruh di rumah, karena kalau

dicampur dengan kucing kasihan kucingnya jadi takut. Saat ini sudah

ada 3 anjing besar yang dititipkan oleh pemiliknya karena akan mudik

dan kucing ada 7 ekor. Lonjakan penitipan terjadi saat H-1 Lebaran dan

biasanya mendadak. Penitipan disarankan membawa perlengkapan sendiri

(kandang dan lainnya), hal ini untuk mengurangi stres pada hewan,"

kata Wahyu yang tetap buka pada Jumat, Sabtu, maupun Minggu ini.(Wid)
Share:

Thursday, July 16, 2015

Takbir Keliling di Kulonprogo Meriah

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Peserta lomba takbir keliling jalan kaki

dilepas Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K), Kapolres AKBP

Yulianto, anggota DPRD Ponimin, Kadinas Budparpora Krissutanto, serta

jajaran Pengurus Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) dan ' Aisyiyah

(PDA) di halaman pemkab, Kamis (16/07/2015) malam. Lomba yang digelar

PHBI PCM Wates Kota diikuti 27 peserta, jumlah tersebut meningkat bila

dibanding tahun sebelumnya.

Ketua Panitia Lomba Takbir Jalan Keliling Ginong menyatakan peserta

memang meningkat bila dibandingkan tahun 2014 lalu yang hanya mencapai

17 peserta. Kepesertaan ini meliputi Taman Pendidikan Alquran (TPA)

dan umum, namun terbanyak adalah TPA dari kecamatan-kecamatan yang ada

di Kulonprogo. "Untuk rute start dari halaman pemkab, teteg barat,

pertigaan Driyan ke kiri, depan pasar atau jalan Diponegoro, teteg

timur ke kiri dan finish di halaman pemkab," ujar Ginong.

Bupati menyambut baik pelaksanaan takbir keliling jalan kaki, selain

sebagai bagian dari ibadah untuk mengagungkan Allah SWT, juga sebagai

sarana persatuan dan persatuan antar umat, serta ajang silaturahmi.

Juga sebagai ajang kreasi seni, karena pembuatan lampion atau replika

masjid banyak yang kreatif dan inovatif.

Sementara itu berdasar pemantauan, pelaksanaan Idul Fitri 1436 H yang

telah ditetapkan pemerintah Jumat (17/07/2015) membuat takbir makin

semarak dan khidmat, karena selain takbir keliling jalan kaki,

masyarakat terutama para remaja melakukan pula takbir dengan motor

berkeliling. Selain itu takbir juga berkumandang dari

masjid-masjid.(Wid)
Share:

Tuesday, July 14, 2015

Jelang Lebaran, Dalam Sepekan Terjadi Lima Pencurian di Kulonprogo

Bisnis.com, KULONPROGO– Menjelang Lebaran, masyarakar diimbau

mewaspadai aksi kejahatan, seperti pencurian. Selama sepekan

setidaknya telah terjadi lima aksi pencurian di sejumlah wilayah di

Kulonprogo.

"Kami mengimbau agar masyarakat lebih mewaspadai dan meningkatkan

keamanan. Peran aktif dari masyarakat dalam menjaga keamanan

lingkungan juga sangat diperlukan," ujar Kapolres Kulonprogo AKBP

Yuliyanto, Selasa (14/7/2015).

Yuliyanto mengatakan, pada momentum Lebaran kecenderungan kasus

kriminalitas mengalami peningkatan. Selain mengimbau kewaspadaan

masyarakat, peningkatan keamanan juga dilakukan petugas kepolisian.

Salah satunya dengan meningkatkan patroli, terutama di tempat-tempat

khusus.

Selama sepekan sudah ada banyak kasus pencurian yang terjadi di

wilayah Kulonprogo. Bahkan, di antaranya dialami para pemudik. Seorang

pemudik bernama Rangga kehilangan sepeda motornya saat beristirahat di

SPBU Kedundang, Temon.

Pencurian juga terjadi di rumah-rumah warga, salah satunya dialami

seorang warga Secang, Pengasih yang kehilangan sepeda motor jenis

matik yang diparkirkan di depan rumahnya.

"Untuk menghindari hal-hal tersebut, warga harus selalu memastikan

mengunci rumah sebelum meninggalkannya. Rasa aman itu penting agar

kasus seperti itu tidak terjadi," jelas Yuliyanto.

Guna meningkatkan keamanan, Yuliyanto mengungkapkan, telah menerjunkan

anggotanya. Patroli keliling akan dilakukan rutin dan akan dilakukan

oleh tim khusus. Selain itu, sejumlah petugas juga ditempatkan di

kawasan rawan aksi kriminalitas. Di antaranya seperti pasar, stasiun,

terminal hingga sepanjang jalur yang dilalui pemudik.

"Ada tim yang setiap malam berpatroli, baik dari anggota Polsek maupun

anggota Polres," imbuh Yuliyanto.

Sementara itu, KBO Reskrim Polres Kulonprogo Iptu Satiyem mengimbau,

pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi dapat lebih meningkatkan

kewaspadaannya. Dia mengatakan, apabila dalam perjalanan mengalami

kelelahan, sebaiknya mencari tempat beristirahat yang aman.

"Pencurian yang dialami salah satu pemudik di Temon terjadi, karena

dia kelelahan dan tertidur. Sebaiknya, kendaraan dikunci dan pastikan

keamanan di tempat tersebut," jelas Satiyem.



Editor : Nina Atmasari
Share:

Monday, July 13, 2015

Komunitas Trail di Kulonprogo Patungan Baksos Ramadan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Tak ingin sekadar larut dalam kesenangan

melalui hobi offroad, puluhan anggota Komunitas Trail di Kulonprogo

rela patungan untuk menggelar bakti sosial. Acara berbagi tersebut

sekaligus untuk mengisi ramadan.

Kali ini, komunitas trail antara lain Buyer dari Kulonprogo,

Kewer-kewer (Srandakan), DTA (Banguntapan) dan W track, akan menggelar

baksos dengan membagi-bagi sembako di wilayah Lendah pada Kamis

(16/7/2015).

Ketua Buyer, Sigit Sate, mengatakan bakti sosial berbagi sembako di

Lendah nanti merupakan kelanjutan acara serupa pada pekan kemarin di

Kokap.

Sasarannya, adalah warga kurang mampu yang telah didaftar oleh anggota

komunitas di wilayah setempat.

"Pembagian sembako ini merupakan bagian dari baksos yang kami gelar

tiap tahun. Ini yang kelima," kata ketua komunitas Trail Buyer, yang

merupakan singkatan dari Beban Utama Yang harus Engkau Renungkan,

tersebut, Senin (13/7/2015).

Anggota Buyer, Firman Jmak, menambahkan baksos bagi sembako tersebut

menggunakan dana yang terkumpul dari para anggota dan donatur.

Menurutnya, mereka patungan alias 'bantingan' uang serelanya untuk

membantu meringankan beban warga kurang mampu.

"Kami patungan, paling tidak berusaha berbagi kebahagiaan dengan warga

kurang mampu saat ramadan," ujarnya.

Harapannya, di tahun-tahun berikutnya, kegiatan serupa dapat kembali digelar.

Selain baksos di Lendah nanti, pekan lalu, Sabtu (11/7/2015),

komunitas-komunitas ini juga menggelar baksos di Kokap. Intinya,

mengisi ramadan mereka berbagi bersama warga kurang mampu.

( Tribunjogja.com)



semua posting berita di arsipkan di: http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Jelang Lebaran, Titik Soeharto Bagi Sembako

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Anggota DPR RI Dapil DIY, Siti Hediati

Hariyadi atau Titik Soeharto membagikan 1.000 paket sembako kepada

warga kurang mampu di Bale Langit, Salamrejo Sentolo, Senin

(13/07/2015). Ia berharap, pembagian sembako berisi beras, gula pasir,

minyak goreng dan mi instant ini bisa membantu meringankan beban

masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan Lebaran di saat harga komoditi

merangkak naik.



"Saya sudah survei ke pasar tradisional, harga kebutuhan pokok memang

naik. Mudah-mudahan bantuan ini bisa meringankan beban mereka,"

katanya.



Titik menyampaikan, pembagian sembako tidak hanya dilakukan di wilayah

Kulonprogo. Ribuan paket lain juga disebarkan Titik ke Bantul, Sleman,

Kota Yogya dan Gunungkidul. "Sasarannya, warga kurang mampu yang

kesulitan membeli sembako untuk kebutuhan Lebaran," tambahnya.



Pembagian sembako yang dilakukan Titik mendapat sambutan antusias dari

masyarakat. Mereka sudah datang ke lokasi pembagian sejak pagi dengan

membawa kupon yang diberikan sebelumnya.



Salah satu warga penerima bantuan, Sunarti, berterimakasih atas

pemberian paket sembako tersebut. Ia merasa bantuan ini sangat

bermanfaat, karena diberikan sebelum Lebaran. "Lumayan untuk kebutuhan

Lebaran, apalagi saat ini sembako sedang mahal," ujar warga Sukoreno

ini.(Unt)



semua posting berita di arsipkan di: http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Sunday, July 12, 2015

KASUS MALARIA : Berisiko? Pemudik Silakan ke Puskesmas

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kesehatan Kulonprogo menggalakkan

upaya surveilans migrasi malaria pada masa arus mudik. Semua pemudik

dari daerah berisiko malaria diminta memeriksakan diri ke puskesmas

terdekat.



Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)

Dinkes Kulonprogo Baning Rahayujati memaparkan kewaspadaan diutamakan

untuk pemudik dari luar Jawa, terutama yang endemis malaria.



Upaya pemeriksaan ke puskesmas sebagai diagnosa dini terhadap

penyebaran penyakit malaria yang mungkin terbawa pemudik dari daerah

perantauan. Mereka diimbau segera menjalani tes darah setelah sampai

Kulonprogo.



"Harus memeriksakan diri walaupun tidak sedang demam," kata Baning,

Jumat (10/7/2015).

Dinkes Kulonprogo telah menyebarkan surat pemberitahuan ke puskesmas

di setiap kecamatan untuk mendukung pelayanan surveilans migrasi

malaria. Sosialisasi juga telah dilakukan melalui pemerintah desa.



Jika puskesmas terdekat tutup, pemudik bisa diperiksa juru malaria

desa (JMD). Baning memastikan mereka akan siaga setiap saat. "Biasanya

para JMD sudah punya data mengenai kantong pemudik," ungkapnya.



Sampai kini, Kulonprogo belum bisa dikatakan bebas malaria. Pemerintah

Kabupaten terus memantau dan membuat upaya pencegahan di sejumlah

wilayah berisiko. Wilayah-wilayah itu ada di sekitar pegunungan

Menoreh, seperti Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang. Kasus

malaria paling banyak ada di Kokap.



Pelaksana tugas Kepala Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Sutardi

mengaku telah menerima pemberitahuan untuk meningkatkan kewaspadaan

terhadap penyakit yang ditularkan nyamuk anopheles itu. "Mereka yang

harus diperiksa termasuk yang datang dari luar Jawa, misalnya

Sumatra," paparnya.



Sutardi mengungkapkan tahun lalu sudah tidak ada kejadian kasus

malaria di wilayahnya. Namun, tahun ini kembali ada beberapa warga

yang terserang malaria. Penyakit itu didapat warga karena sering

beraktivitas di Purworejo, Jawa Tengah, yang merupakan wilayah endemis

malaria.
Share:

LALU LINTAS KULONPROGO : Rawan Kecelakan, Rambu Tengkorak Dipasang

Harianjogja, KULONPROGO– Rambu peringatan mandiri dipasang di

sepanjang jalan Wates-Jogja KM1 di Dusun Gunung Gempal, Desa Giripeni,

Wates.



Menurut Ketua Kelompok Pemuda Parasan Dusun Gunung Gempal, Desa

Giripeni Erwan Sukendar, pemasangan rambu peringatan mandiri bergambar

tengkorak merupakan ajakan kepada para pengendara agar lebih

berhati-hati melalui jalan rawan kecelakaan.



"Wilayah ini sering sekali terjadi kecelakaan. Jadi kami berinisiatif

untuk membuat tanda peringatan agar para pengendara lebih hati-hati

saat melintasi jalan ini," ujar Erwan ditemui disela pemasangan rambu,

Selasa (7/7/2015).



Erwan mengungkapkan, tanda peringatan tersebut dibuat secara sederhana

menggunakan tripleks atau kayu lapis. Kayu lapis tersebut kemudian

dilukis oleh beberapa pemuda dari Gunung Gempal. Erwan menegaskan,

gambar yang dilukis berwujud tengkorak namun, tidak ditampilkan dengan

gambar yang seram.



Lebih lanjut Erwan mengatakan, ada 15 rambu yang dipasang, baik yang

berada di utara jalan, maupun yang berada di selatan jalan. Dia

berharap, rambu peringatan tersebut dapat membantu para pengguna jalan

dan pengendara kendaraan bermotor untuk lebih berhati-hati, terutama

para pemudik yang sebentar lagi akan banyak melintasi jalan nasional

tersebut.



"Apalagi di sini kurang penenerangan dan ada tikungan tajam.

Seringkali pengemudi lalai dan mengemudikan kendaraannya dengan

kencang. Kami juga berharap semoga pemerintah juga segera menambah

penerangan untuk wilayah ini," jelas Erwan.



Teguh Paino, salah satu seniman Kulonprogo yang berpartisipasi dalam

kegiatan tersebut mengamini, daerah tersebut sangat rawan kecelakaan.

Sudah sering kecelakaan terjadi dan banyak warga sekitar yang menjadi

korban akibat ketidakhati-hatian para pengemudi.



Ketua Kelompok Perupa Kulonprogo tersebut menegaskan, upaya yang

dilakukan tersebut, semata-mata bukan untuk menyidir siapapun. Aksi

yang dilakukan itu merupakan bentuk kepedulian warga setempat terhadap

para pengguna jalan dan juga pemudik yang akan melintasi jalan utama

itu.



"Gambar yang saya lukis yakni gambar tengkorak dengan tulang

disilangkan yang dimaknai sebagai simbol bahaya. Harapannya, gambar

ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para pengguna jalan," imbuh

Teguh.



Wakijan, salah satu pengguna jalan yang melintas mengaku setuju dengan

usaha yang dilakukan oleh para pemuda. Secara inisiatif, tanda

peringatan dibuat dan dipasang semata-mata untuk membantu para

pengguna jalan dan mengurangi potensi kecelakaan.



"Saya setuju sekali dengan apa yang dilakukan mereka. Selama itu juga

tidak mengganggu, tidak masalah," ujar Wakijan.
Share:

10 Ribu Lebih Warga di Kulonprogo Belum Dapat Jaringan Listrik

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Sekitar 10.939 keluarga di Kulonprogo

yang terbilang sebagai warga kurang mampu sampai saat ini belum dapat

menikmati jaringan listriksecara langsung. Mereka terpaksa harus

'nyambung' dari tetangga.

Kepala Bidang Sumber Energi ESDM Dinas Perindustrian Perdagangan dan

ESDM Kulonprogo, Eko Susanto, mengatakan berdasarkan data bahwa

keluarga yang belum dapat menikmati listriksecara langsung itu

kebanyakan merupakan warga Kokap. Disebutkan, di wilayah itu tercatat

sebanyak 2.061 keluarga 'nyambung' listrikdari tetangga.

"Sebenarnya ini karena persoalan kondisi geografis. Di sana berupa

perbukitan dan jarak antar rumah jauh," ujarnya, pekan kemarin.

Pemerintah pun mengalami kesulitan untuk memberikan pelayanan jaringan

listrikbagi mereka. Sebab itu, setiap tahun pemerintah berusaha dengan

program bantuan pemasangan listrikke permukiman.

"Sasarannya warga kurang mampu," katanya.

Disebutkan, bantuan pemasangan jaringan listrikpada tahun lalu dapat

teralokasikan 95 keluarga dari target 100 keluarga. Sementara tahun

ini dari total target 40 keluarga hanya terealisasi bagi 34 keluarga.

"Yang tidak jadi pasang karena semula mereka buru-buru padahal harus

melalui proses," katanya.

Selain wilayah Kokap, menurutnya, tahun ini sasarannya adalah wilayah

Lendah. Disebutkan, dua desa di kecamatan itu adalah Jatirejo dan

Bumirejo.

(*)
Share:

Satpol PP Amankan Mi Basah dan Ikan Asin Berformalin

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Operasi pengawasan makanan yang dilakukan

Satpol PP dan instansi terkait berhasil mengamankan 20 kilogram mi

kuning basah dan 10,9 kilogram ikan asin berformalin, Jumat

(10/7/2015), di Pasar Jagalan dan Dekso Kalibawang.



"Berdasar laporan dari petugas, mi basah berformalin didapat dari dua

pasar. Yakni di Pasar Jagalan dari empat pedagang dan di Pasar Dekso

dari 1 pedagang. Katanya tempat kulakan mi-nya sama-sama dari

Magelang. Selain mi kuning basah berformalin, di Pasar Dekso juga

ditemukan ikan asin berformalin," ujar Kasat Pol PP Kulonprogo Duana

Heru Supriyanta.



Diungkapkan Duana, operasi pengawasan akan terus dilakukan sebelum

Lebaran ini. Pekan depan masih ada beberapa hari lagi untuk operasi

sejenis di pasar maupun toko-toko.



"Kami berusaha melindungi konsumen. Namun demikian kami juga

menghimbau agar lebih hati-hati dalam membeli atau memilih makanan.

Karena dalam situasi seperti ini (jelang Lebaran) tidak tertutup

kemungkinan banyak yang memanfaatkannya dengan makanan yang tidak

sehat atau mengandung zat-zat yang berbahaya seperti formalin dan

sebagainya," kata Duana.(Wid)
Share:

Saturday, July 11, 2015

Taste Gurihnya Gudeg Wet Typical Yogyakarta in Warung mBok mandeg


- Less than complete it if visiting Yogyakarta without tasting one of the most well-known distinctive food, ie warm. Yes, because the food in has become a culinary icon of Yogyakarta, it is no wonder we will easily meet the main sellers of food made gori (young jackfruit) is at the corner of Yogyakarta.
gudeg
In general, warm divided into two types, namely warm wet and dry warm. Warm wet nyemek coconut milk served with savory, and usually much sought after for the breakfast menu. Moderate to warm dry cooked in a longer time until the liquid dries up and the color is brown.
One seller in the warm wet corner of the city of Yogyakarta is home to eat Gudeg Wet mBok mandeg located on the road Parangtritis KM 3, Village Mantrijeron, District Mantrijeron, Yogyakarta, precisely the southern intersection of four Jl Parangtritis - Jogokaryan.
gudeg
In accordance with the name emblazoned on the front of the dining area, a menu mainstay is warm wet. This stagnates mBok warm concoction taste savory, not sweet dominant. Savory taste of areh (Sanatan thick) gudegnya and spicy flavor of chili kreceknya mixed together with meat texture gori (young naangka) soft. This mixture creates a delicious blend of flavors. Gudeg menu is presented with a choice of side dishes such as chicken and duck eggs. Although the use of chicken, but the meat is not tough, and it was tasty. For his own duck eggs also taste delicious, even more flavor marinade seep up into the egg.
gudeg
Sari Pertiwi dahlias, as the owner of Wet mBok Gudeg mandeg said gudegnya effort has been pioneered since two years ago. He decided on a warm wet as a menu mainstay culinary business, due to warm wet leaning more savory taste, rather than sweet.
"If selling warm wet that tastes delicious, not too sweet, anyone is able to accept the taste. These include people outside the city who are on vacation to Yogyakarta," he said.
Furthermore, he said, pilihanya culinary business by selling traditional cuisine, traditional cuisine because they thinks there is no death and will always hounded by fans.
Warm wet in mBok stagnates, which has a savory taste is the creation of Dahlia Sari Pertiwi own. He did not come from a family warm sellers, and also never learned to people who have expert cooks warm.
gudeg

"The recipe comes from trial and error, it took one year to get a concoction which seems fitting as it is today," he added.
For the selection of the name, the woman who was familiarly called Lia states, stagnates mBok the combination of the words "mBok" which means Come and "stagnant" is an abbreviation of the word Manganese Gudeg (gudeg). So the name was coined meaning Gudeg Let's Eat.
There are a variety of menu options gudeg on where to eat that are designed with the modern feel. Among them, gudeg krecek know, tempe krecek warm, warm krecek eggs, shredded krecek warm, warm krecek thigh, dudeg krecek gizzard ati, warm claw, and several other warm variants. Gudeg can be enjoyed with white rice or porridge.
gudeg
Although selling traditional food, but the dining area is designed with a touch of modern shades, and feels quite comfortable. Selection of the modern concept aims to attract customers from among the young.
"Gudeg itself is a traditional food and is identical to the fans who have parents. But with this fresh look we want to pick up customers from the youth segment," said Dahlia Sari Pertiwi.
Besides warm, in mBok stagnates visitors can also order a variety of other menus, such as rice mix stagnates mBok special, special fried noodles, chicken barbeque, chicken geprek, soto Betawi, tilapia grilled / fried, grilled carp / fries, and some other menus.

 MBok special rice mixed stagnates also become one of the mainstay of the menu, in addition to warm. In this menu served with white rice cooked with chicken suiran areah, fried peanuts, eggs, trancam, ati-fried gizzard, and chili. This dish is suitable for those who like spicy food.
For the price, you do not have to worry because it is quite affordable. You can enjoy a variety of food from the menu starting price Rp 7 thousand to Rp21 thousand. (*)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results