Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Sunday, September 20, 2015

Pilkades di Kulonporogo Diwarnai Dugaan Praktik Politik Uang

Pilkades di Kulonporogo Diwarnai Dugaan Praktik Politik Uang

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Kulonprogo diwarnai dugaan politik uang atau money politic yang dilakukan calon di beberapa desa.

Meski demikian, dugaan ini tidak terungkap terang-terangan di semua desa pelaksana pilkades.

Dari 35 desa pelaksana pilkades serentak di Kulonprogo, kabar dugaan adanya aksi bagi-bagi uang dari calon kades salah satunya terjadi di Desa Palihan.

Di desa ini peserta pilkades diikuti tiga orang yaitu Kalisa Paraharyana, Emanuel Hardono, dan Supriyanto.

Pada pemungutan suara, Minggu (20/9/2015), salah satu calon yang merupakan anggota warga penolak proyek bandara, mendapat pengawalan dari massa Wahana Tri Tunggal (WTT).

Ketua WTT Martono, menyampaikan secara keseluruhan pelaksanaan pilkades lancar. Namun, proses pemilihan itu menurutnya diduga diwarnai praktik politik uang dari salah satu calon.

Share:

Friday, September 18, 2015

6 Oktober Digelar Lari Manunggal 10 KM

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Lari Manunggal 10 Km akan digelar Selasa

(6/10/2015) mendatang. Pendaftaran gratis di Kantor KONI Kulonprogo

mulai 25 September hingga 4 Oktober. Kegiatan ini dalam rangka

memeriahkan Hari Jadi ke-64 Kabupaten Kulonprogo tahun 2015.



Start di Pasar Sentolo Baru dan finish tingkat SD/MI di SMPN 2

Pengasih Kedungsari, sedangkan SMP, SLTA dan Umum finish di polsek

Wates atau eks polres.



Dijelaskan Ketua Ketua KONI Kulonprogo Bambang Gunoto SPd, start pukul

07.00 WIB dengan start di Pasar Sentolo baru dengan finish kategori

SD/MI di SMPN Kedungsari Pengasih. "Sedangkan SMP, SLTA, umum di

bekas Polres atau Polsek Wates," ujar Bambang dan Ketua PASI yang juga

Kabag Kesra Setda Arif Prastowo SSos MSi dalam rapat persiapan, di

ruang rapat Wakil Bupati, Jumat (18/9/2015).



Diharapkan Arif Prastowo, lari manunggal dapat diikuti ribuan peserta

baik siswa sekolah SD hingga SLTA, PNS maupun masyarakat umum. Peserta

dari peserta didik ada surat izin dari kepala sekolah, PNS izin dari

kepala SKPD dan masyarakat dengan fotocopi KTP.



"Peserta lari ini dikhususkan bagi warga Kulonprogo dan mengambil

start di Sentolo dan finish di Wates. Hal ini untuk mengingatkan

sejarah bergabungnya Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Sentolo

dengan Kabupaten Adikarto wilayah Pakulaman yang beribukota di Wates,

bersatu dengan nama Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Wates,"

kata Arif.(Wid)
Share:

HUT Lalu Lintas, Bus Samsat dan SIM Keliling Digelar Dua Hari

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sistem administrasi manunggal satu atap

(Samsat) dan satuan penyelenggara administrasi Surat Izin Mengemudi

(Satpas SIM) Kulonprogo, dalam menyambut HUT ke-60 Lalu Lintas,

menggelar pelayanan publik di bidang registrasi dan identifikasi

kendaraan bermotor dan pengemudi, berupa pelayanan bus SIM dan STNK

keliling.



Pelaksanaan bus SIM dan STNK keliling dilakukan Sabtu (19/9/2015)

pukul 18.30 hingga 21.30 WIB dan Minggu (20/9/2015) pukul 07.00 sampai

10.00 WIB di seputaran Alun-alun Wates atau di sudut lapangan tenis.

Sedangkan pada 17 sampai 22 September Samsat maupun Satpas SIM juga

akan memberikan tambahan layanan satu jam.



Dijelaskan Kanit Registrasi dan Identifikasi (Reg Ident) Iptu Sujarwo,

pelaksanaan bus Samsat dan SIM keliling dalam upaya memberikan

kemudahan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, merupakan pula

rangkaian menyambut HUT ke-60 Lalu Lintas yang jatuh pada 22

September.



"Bagi yang akan membayar pajak tahunan kendaraan bermotor dan

perpanjangan SIM, dapat mengunjungi bus tersebut sesuai hari dan jam

yang telah ditentukan. Persyaratannya, perpanjangan STNK membawa BPKB,

STNK, KTP asli dan fotocopi. Demikian pula perpanjangan SIM, membawa

SIM dan KTP asli serta fotocopi," ujar Sujarwo, Jumat (18/9/2015).



Sementara terhadap tambahan jam layanan, diberlakukan mulai 17 hingga

22 September. "Biasanya pendaftaran tutup jam 12, maka akan

diperpanjang hingga pukul 13. Kalau layanan sampai sore, menyelesaikan

berkas yang sudah mendaftar," ungkap Sujarwo.



Lebih lanjut, Sujarwo mengingatkan untuk tanda nomor kendaraan

bermotor (TNKB) orderan 2014 (kecuali September 2014) sudah jadi.

Sehingga masyarakat dapat mengambilnya dengan membawa bukti notes

pajak.(Wid)



Lihat arsip:

http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kulon Progo gelar Festival Ketoprak 2015

Kulon Progo, Jawa Tengah - Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan

Olahraga Kabupate Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta,

menyelenggarakan Festival Ketoprak 2015, 30 September hingga 3 Oktober

dalam rangka regenerasi pelaku seni.



Kepala Bidang Kebudayaan Disbudparpora Kulon Progo, Joko Mursito, di

Kulon Progo, Jumat, mengatakan festival ketoprak diikuti 12 peserta

dari 12 kecamatan.



"Festival ketoprak ini dalam rangka melestarikan dan mengembangkan

seni budaya, serta meningkatkan kreativitas pelaku seni di masyarakat,

khususnya ketoprak," kata dia.



Ia mengatakan festival ketoprak dibagi dalam empat zona yakni zona

pertama dari Kecamatan Samigaluh, Kalibawang dan Girimulyo,

pementasannya di Lapangan Banjarharjo. Zona kedua meliputi Kecamatan

Nanggulan, Pengasih dan Sentolo, pementasan di Pengasih.

Selanjutnya, zona ketiga yakni Kecamatan Kokap, Temon dan Wates yang

pementasannya di Kokap. Zona keempat meliputi Kecamatan Galur, Lendah

dan Panjatan, pementasannya di Galur.



"Semua kelompok berlomba menjadi pemenang. Tetapi, berdasarkan hasil

penilaian pada Festival Ketoprak 2014, Kecamatan Pengasih menjadi

juara umum," katanya.



Ia mengatakan pada festival ini nanti akan mencari pemeran pria dan

putri terbaik, penata panggung terbaik, pemeran pembantu pria dan

putri terbaik. Pemainnya harus dari kalangan muda karena tujuan utama

dari festival ini adalah regenerasi pelaku seni ketoprak.



"Kami ingin mengubah cara pandangan dari pementasan tanpa skenario

menjadi pementasan yang berdasarkan skenario, supaya ketoprak dapat

dinikmati lintas generasi, khususnya generasi muda," katanya.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Ternyata Wakil PM Malaysia Orang Kulonprogo

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA -Untuk pertama kalinya setelah dilantik

sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Ahmad Zahid Hamidi

menyambangi Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden,

Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2015).



Jusuf Kalla mengaku sudah mengenal baik Wakil Perdana Menteri Malaysia

sebelumnya. Kepada wartawan, Jusuf Kalla menginformasikan bahwa tamu

istimewanya itu adalah orang Jawa, yang berstatus Warga Negara

Malaysia.

Lebih spesifik lagi, Wapres menyebut Datuk Ahmad Zahid Hamidi sebagai

orang Kulonprogo, Jawa Tengah.



"Beliau kan orang Jawa, orang Jogya, Kulonprogo, (beliau) pulang

kampung," katanya.



Seperti yang dikutip dari Wikipedia, diketahui Wakil Perdana Menteri

Malaysiasaat ini diketahui merupakan anak dari pasangan Raden Hamidi

Abdul Fatah dan Tuminah Abdul Jalil.



Ayahnya adalah warga Wates, Kulonprogoyang hijrah ke Malaysiapada

tahun 1932. Sedangkan ibunya adalah warga Ponorogo.



Datuk Ahmad Zahidi Hamidi yang merupakan mantan Menteri Pertahanan

Malaysiaitu, juga diketahui masih fasih berbahasa Jawa halus, seperti

yang diajarkan kedua orangtuanya.



Dalam kunjungannya kali ini selain menyambangi pemimpin di Indonesia,

Wakil Perdana Menteri Malaysiaitu juga akan menghadiri pernikahan

kerabatnya di Jawa Tengah.



Jusuf Kalla mengatakan, dalam pertemuan singkatnya dengan Wakil

Perdana Menteri Malaysia, sempat juga dibahas masalah ekonomi, sosial,

dan keamanan di wilayah Indonesia dan Malaysia. Namun pertemuan

tersebut tidak membahas masalah kabut asap.(*)
Share:

Thursday, September 17, 2015

115 Santri Ikuti MQK Kulonprogo

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Sebanyak 115 santri ikut dalam Musabaqoh Qiro'atul Kutub (MQK) VI Kabupaten Kulonprogo diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) setempat dibuka Kepala Kemenag Drs H Edhi Gunawan MPdI, Rabu (16/9/2015) di Pondok Pesantren Alquran Wates (Pesawat) Giripeni Wates asuhan H Su'adi Hasan. Ke-115 Santri terdiri dari Ula 27 Santri, Wustho 43 Santri, Ulya 21 Santri dan 24 Santri Debat Bahasa.

MQK tersebut terdiri dari tiga tingkatan (Marhalah) yaitu Marhalah Ula, Marhalah Wustho dan Marhalah Ulya. Cabang Marhalah Ula terdiri Fiqih, Nahwu, Ahlaq dan Tarikh. Marhalah Wustho , cabang Fiqih, Nahwu, Akhlaq, Tarikh, Tafsir, Hadist, Ushul Fiqh dan Balaghoh. Cabang Ulya terdiri dari Fiqih, Nahwu, Aklaq, Tarikh, Tafsir dan Debat Bahasa Arab dan Inggris.



Diharapkan Kepala Kemenag Kulonprogo Drs H Edhi Gunawan, para santri bisa menggunakan kesempatan ini sebagai ajang melatih diri dan mental, serta sebagai evaluasi kemampuan santri dalam membaca Kitab di Pondok Pesantren, sehingga Kulonprogo sebagai tuan rumah MQK tingkat DIY pada 20-21 Oktober mendatang di Pondok Nurul Haromain, Kulonprogo bisa menjadi juara I.



"Dengan Musaboqoh ini, kita berharap para santri akan lebih mantap dan makin rajin mempelajari kitab yang ada, karena di setiap tahunnya akan selalu dimusabaqohkan, sehingga diharapkan santri akan lebih bangga, karena sudah menguasai atau mempelajari beberapa kitab," harap Edhi.



Salah satu peserta MTQ dari PP Budi Mulyo, Nikmah Nazulanita R berharap kegiatan ini diadakan secara rutin oleh Kemenag, sehingga semangat untuk memperlajari kitab selalu muncul, karena tiap tahunnya akan selalu dilombakan dengan santri dari pondok yang lain. (Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Sertifikasi Internasional Belum Jelas, Gula Semut Tak Bisa Diekspor

KOKAP ( KRjogja.com)- Industri gula semut di Kabupaten Kulonprogo mengalami masalah dari segi eksport, menyusul belum turunnya perpanjangan sertifikasi dari lembaga sertifikasi internasional yang ada di Belanda. Akibatnya terjadi kelebihan produksi atau overload sehingga produk gula semut menumpuk di gudang. Terhadap kenyataan tersebut kalangan petani diarahkan kembali memproduksi gula bathok.



Guna mengatasi permasalahan yang dihadapi produsen gula semut tersebut, Dinas Koperasi dan Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) Kulonprogo telah turun ke lapangan mengklarifikasi permasalahan seputar gula semut. Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM setempat Sri Harmintarti proses perpanjangan sertifikat memang sempat ada masalah. Dalam verifikasi tim menemukan beberapa permasalahan meliputi adanya sampah di sekitar pohon kelapa dan adanya kandang burung di dapur rumah petani nira.



Temuan tersebut menyebabkan standar sertifikasi tidak bisa diterbitkan. "Tapi setelah dikonfirmasi dan ditindaklanjuti serta hasil perbaikan disampaikan ini tinggal menunggu turunnya perpanjangan. Artinya permasalahan sudah selesai tinggal menunggu surat sertifikasi," jelasnya, Rabu (16/9/2015).



Akibat belum turunnya sertifikasi, koperasi yang menangani penjualan eksport terpaksa menunda pembelian. Sebab kapasitas gudang yang ada sudah overload. Jika mau menjual, tetap diterima namun hanya dikasih uang muka. Karena itu petani diarahkan membuat gula bathok sambil turunnnya sertifikasi. "Untuk dieksport, produk harus organik dan melalui pengujian ketat," tambah mantan Camat Pengasih.

Dengan adanya tindaklanjut tersebut pihaknya berhapkan sertifikat bisa segera turun, akhir September atau awal Oktober. "Sertifikat penting agar produk kita bisa diterima di pasar global," ujarnya mengakui gula semut tidak hanya diproduksi di Kulonprogo. Tapi masalah rasa gula semut produk warga Kulonprogo jauh lebih nikmat.



Sementara Kabid Permodalan Dinas Koperasi dan UMKM Cahyono Suryanto mengungkapkan, akibat belum turunnya sertifikasi menyebabkan terjadinya penumpukan gula semut di gudang di Pedukuhan Tambak Desa Triharjo Kecamatan Wates. Meski demikian petani yang menjual hasil produknya telah diberi uang muka dan setelah sertifikasi turun, produk dari kelompok akan diambil. "Agar pendapatan petani tetap terjaga maka untuk sementara kami menyarankan para petani membuat kembali gula bathok," pungkasnya.(Rul)
Share:

Permudah Pelayanan, Samsat Terapkan Drive Thru

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sistem administrasi manunggal satu atap (Samsat) Kulonprogo memberlakukan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk Drive Through (Drive Thru) atau melayani masyarakat yang menunggu di kendaraannya untuk perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK) bagi roda empat.



"Pelaksanaan Drive Thru sebenarnya sudah diberlakukan sejak 1 Agustus 2015. Wajib pajak yang memperpanjang STNK-nya, tinggal membawa kendaraannya dan berkas berupa STNK, KTP, BPKB asli dan fotocopi. Langsung dibawa ke Drive Thru, tidak usah turun dari kendaraan, karena petugas akan cepat memprosesnya," kata Kanit Registrasi dan Identifikasi (Reg Ident) Iptu Sujarwo, Rabu (16/9/2015).



Salah satu wajib pajak, Widodo menuturkan Drive Thru cukup membantu, karena tidak antri. "Semua berkas lengkap, pelayanan Drive Thru menjadi cepat diproses. Kami tidak usah turun," katanya.(Wid)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Pemkab Kulonprogo Siapkan Dana Rp199 Juta untuk Stadion Cangkring

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pemkab Kulonprogo menggelontorkan anggaran senilai Rp199 juta dari APBD perubahan, untuk pembenahan dan penyempurnaan stadion Cangkring Kulonprogo, yang dianggap belum siap digunakan dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIYXIII.

Asisten II Setda Kulonprogo, Triyana, mengatakan dengan dana itu harapannya segala kekurangan seperti belum siapnya perlintasan lari, bangku pemain, dan jalur khusus ambulans dapat segera diupayakan.



Menurutnya, akses keluar dan masuk ambulan itu rencananya akan diarahkan dari pintu belakang di sisi barat.



"Kami sudah buat akses sementara, satu pintu menjadi akses utama ambulans," katanya, Kamis (17/9/2015).

Selain mengupayakan akses ambulan, menurutnya, saat ini DPU Kulonprogo juga sedang mengerjakan penyelesaian perlintasan lari.



Perbaikan itu termasuk saluran airnya yang berada di tepi perlintasan. Jika selama ini dianggap terlalu dekat dengan lintasan sehingga membahayakan, pihaknya bersama DPU telah melakukan koordinasi untuk menyesuaikannya.



"Masalah tribun penonton juga akan disesuaikan agar standar. Kami ajukan Rp 199 juta di perubahan untuk keperluan itu," katanya.

Kondisi Stadion Cangkring sebagai lokasi utama Porda sampai saat ini memang dianggap belum siap. Padahal, pelaksanaan Porda rencananya akan berlangsung mulai 19-26 Oktober 2015.(*)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, September 16, 2015

BPOM DIY Temuan Makanan Berpengawet Kimia di Kulonprogo

BPOM DIY Temuan Makanan Berpengawet Kimia di Kulonprogo
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Inspeksi yang dilakukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DIY dan Disperindag Kulonprogo di pasar wilayah Kulonprogo, Rabu (16/9/2015), menemukan makanan mengandung bahan pengawet industri atau zat kimia.
Temuan tersebut terutama pada makanan jenis camilan kering seperti bolumprit dan lanting.
Petugas yang melakukan cek dan pemeriksaan tersebut tidak menyitanya. Namun, petugas hanya memberikan pembinaan kepada pedagangnya agar lebih cermat dan tidak mengulanginya.
Staff Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM DIY, Sri Yuniati, mengatakan temuan makanan berbahan pengawet kimia itu dipasok dari daerah Purworejo dan Magelang.
"Pedagang kami minta bikin surat pernyataan dan agar segera memusnahkannya," kata Yuniati.
Pemantauan dan pengawasan itu dilakukan di sejumlah toko dan pasar di Kulonprogo. Petugas memulai dari sejumlah kios di kompleks Pasar Wates. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan di wilayah Sentolo.
Selain menindaklanjuti temuan bahan pengawet kimia, petugas juga menegaskan kepada para pedagang agar melakukan pengemasan secara higienis.
Salah satunya adalah dengan cara pengemasan menggunakan sarung tangan. Dengan demikian, makanan yang akan dijual tidak tersentuh langsung oleh tangan.
Kasi Metrologi dan Perlindungan Konsumen, Disperindag Kulonprogo, Sungkono, mengatakan temuan memang tidak langsung disita.
Pihaknya hanya menegaskan agar pedagang langsung memusnahkannya. Selain itu, pedagang juga membuat pernyataan tidak akan merugikan konsumen.
Pengawasan tersebut tidak hanya pada toko dan pedagang di kompleks pasar. Petugas juga menyasar perajin kerupuk di rumah.
Perajin kerupuk tengiri rumahan, Paiman, mengakui selama proses pembuatan kerupuk, usaha yang dikelolanya itu selalu dipantau oleh dinas.
Dia menegaskan selama ini tidak pernah menggunakan bahan pewarna industri.
"Kami sudah jalan sekitar empat tahun dan tidak pakai pewarna kimia," katanya.
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results