Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Thursday, March 19, 2015

Warga yang Menolak tetap Dilayani Haknya

Warga mengikuti tahap konsultasi publik pembangunan Bandara Kulonprogo di

Balaidesa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Selasa (25/11/2014).

(JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)



Warga mengikuti tahap konsultasi publik pembangunan Bandara Kulonprogo di

Balaidesa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Selasa (25/11/2014).

(JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)







Rabu, 18 Maret 2015 19:40 WIB | Switzy Sabandar/JIBI/Harian Jogja |

|







Bandara Kulonprogo, tim kajian keberatan dibentuk untuk memberikan

kesempatan bagi warga menyampaikan aspirasi.







Harianjogja.com, KULONPROGO-Terkait rencana Komnas HAM yang akan menemui

warga terdampak pembangunan bandara pada Rabu (18/3/201), Bupati Kulonprogo

Hasto Wardoyo mengatakan belum ada rencana bertemu dengan komisi tersebut.







"Akan tetapi, dinamika pembangunan bandara di Kecamatan Temon akan lebih

baik jika diketahui oleh banyak orang," ungkapnya, Selasa (17/3/2015).







Tim Community Development Pembangunan Bandara Baru Ariyadi Subagyo

menjelaskan rekapitulasi akhir konsultasi publik masih disusun. Sebab, masih

terdapat beberapa warga yang memberikan formulir konsultasi publik dengan

cara menyusul.







"Setelah selesai rekapitulasi, maka tahap selanjutnya adalah pembentukan tim

kajian keberatan oleh Gubenur DIY," ujarnya.







Ia menjabarkan tim kajian keberatan akan turun ke lapangan untuk melakukan

konfirmasi kepada warga yang keberatan dengan rencana pembangunan bandara.

Hal ini, imbuh Ariyadi, menunjukkan warga diberi hak dan ruang yang luas

untuk menyampaikan aspirasinya dalam proses pembebasan lahan bandara di

Kulonorogo.







Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Kasus Begal Anggota Satpol PP Kulonprogo Dinilai Janggal

Begal di Kulonprogo yang menimpa anggota Satpol PP dinilai janggal dengan

berbagai alasan



Harianjogja.com, KULONPROGO-Kasus

<http://jogja.solopos.com/baca/2015/03/16/begal-di-kulonprogo-anggota-satpol

-pp-kulonprogo-jadi-korban-begal-585531
> pencurian dengan kekerasan yang

menimpa Subardiyanto,43, anggota Satpol PP Kulonprogo yang terjadi di Dusun

Kepek, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Minggu (15/3/2015) petang dinilai

janggal.



Hal itu terlihat dari senjata yang digunakan pelaku berupa sabit tumpul dan

kotor seperti habis digunakan di sawah. Demikian pula halnya dengan hasil

visum yang diajukan ke rumah sakit, bekas luka di tangan kiri bagian dalam

terlihat tidak pas jika digunakan untuk menangkis sabetan sabit pelaku.



Hal itu diungkapkan Kapolsek Pengasih Kompol Wakidjan saat ditanya perihal

kasus tersebut di Mapolsek Pengasih, Kamis (19/3/2015).



Kasus tersebut, kata dia, masih dalam penyelidikan dan terus dikembangkan.

Menurutnya, sabit yang digunakan pelaku bukan alat yang layak digunakan

untuk pelaku profesional.



"Tidak hanya itu, dilihat dari kondisi motor, korban seharusnya dapat

mengejar pelaku karena menggunakan Yamaha Vixion, sementara pelaku hanya

Honda Vario, tetapi masih kami kembangkan lagi penyelidikannya," ujarya.



Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Ricky Boy Sialagan mengatakan

penyelidikan masih berlanjut dengan mengumpulkan keterangan dari para saksi.

Dikatakannya, polisi belum dapat mengarah ke keterangan palsu karena masih

bergantung dari pemeriksaan lebih lanjut.



"Baru dapat disimpulkan setelah semua keterangan kami dapatkan," tuturnya.



Kepala Satpol PP Kulonprogo Duana Heru berencana untuk bertemu dengan

anggota yang bersangkutan untuk meminta penjelasan sekaligus mengklarifikasi

isu yang beredar di masyarakat terkait kejanggalan kasus tersebut. "Tetapi

untuk penyelidikan tetap ranahnya kepolisian," imbuh dia.



Editor: Nina Atmasari <http://jogja.solopos.com/baca/author/nina>
Share:

Saturday, March 14, 2015

Kulonprogo Juara Umum Tinju Popda DIY

WATES ( KRjogja.com)- Kontingen Kulonprogo meraih juara umum cabang

olah raga (cabor) tinju Pekan Olahraga Pelajar (Popda) DIY 2015.

Pertandingan disaksikan langsung Ketua BPO DIY, Ir Edy Wahyudi MM,

Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo, Drs Sumarsono dan KONI Kulonprogo.

Pada babak final yang digelar Jumat (13/3), di Panti Pelajar Wates,

kontingen Kulonprogo berhasil mendulang 4 medali emas, 1 perak dan 6

perunggu. Diurutan kedua, Bantul dengan 2 emas, 4 perak, 1 perunggu.

Kemudian Sleman harus puas di urutan ketiga dengan 1 emas, 2 perak, 2

perunggu, Disusul Kota Yogya 1 perak, 2 perunggu dan Gunungkidul 3

perunggu.

Empat medali emas Kulonprogo diraih petinjunya, Luis Wenda yang turun

dikelas 44 kg yang menang atas Simon Sakka (Bantul), kelas 49 kg

Valentino Ricky menang atas Rico Sanjaya (Kota), kelas 52 kg, Oriaman

Zega menang atas Abdul Rauf (Bantul) dan kelas 56 kg, Ignasius A

mengatasi Sahidin Falas (Sleman).

Petinju Kulonprogo lainnya yang turun dikelas bantam 46 kg, Irsan Medi

harus takluk ditangan Adhis Priyanto (Bantul).

Sementara itu di kelas 60 kg, petinju Bantul, Ignalius Bhismo meraih

emas setelah mengalahkan Delviq Gilang (Sleman). Kelas 64 kg, medali

emas direbut petinju Sleman, Jio Afriando setelah mengatasi perlawanan

Ariyanto Eko (Bantul).(*-32)
Share:

Sunday, March 1, 2015

Air Terjun Kembang Soka Butuh Sentuhan

KULONPROGO ( KRJogja.com) -Sebagai salah satu lokasi wisata baru di

Kulonprogo, air terjun Kembang Soka memang belum sepenuhnya dikelola

secara maksimal.

Sampai saat ini pengelolaan air terjun yang terletak diantara dua

dusun, yakni dusun Gunung Kelir dan dusun Kembang Soka, Jatimulyo,

Girimulyo, Kulonprogo, ini memang masih dilakukan secara swadaya oleh

penduduk desa setempat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Tak seperti sejumlah lokasi wisata air terjun lain di sekitarnya

seperti Grojogan Sewu yang lebih dulu dibuka, air terjun Kembang Soka

terbilang masih minim fasilitas pendukung baik itu lokasi parkir,

kamar mandi umum, hingga tempat beristirahat serta akses jalan masuk

yang aman dan nyaman untuk dilalui.

"Air terjun ini memang baru sekitar dua bulan terakhir dibuka.

Sehingga sebenarnya secara fasilitas belum siap. Kita rencananya akan

membuat dan memperbaiki jalur akses masuk yang baru agar lebih mudah

dilalui. Namun sampai saat ini belum terlaksana karena banyaknya

pengunjung yang datang kesini," ujar Giyono (28) wakil ketua Pokdarwis

air terjun Kembang Soka.

Selain akses jalan, Giyono juga berencana membuat kamar mandi umum

bagi pengunjung karena sampai saat ini masih memanfaatkan milik salah

seorang warga sekitar yang menjadi tempat lokasi parkir. Terkair tiket

masuk, pihak pengelola sendiri secara swadaya mematok tiket sukarela

sebesar Rp3000 bagi setiap pengunjung.

"Dari awal dibuka pada Januari lalu, sampai saat ini sudah ada sekitar

10ribu lebih pengunjung yang datang ke air terjun Kembang Soka ini.

Rata-rata dalam satu hari ada sekitar 150 an pengunjung yang datang.

Sementara pada hari libur bisa melonjak hingg 800an-1000 orang

pengunjung per hari," katanya.

Untuk mencapai air terjun Kembang Soka sendiri pengunjung dapat

melalui rute Jalan Godean lurus ke barat- hingga sampai ke perempatan

Kenteng. Dari situ masih lurus ke barat ke arah goa Kiskendo hingga

sampai pasar Jonggrangan. Dari pasar itu kita tinggal mengikuti papan

penjunjuk jalan yang ada karena air terjun ini berada tak jauh dari

lokasi air terjun lainya seperti air terjun Grojogan Sewu, Taman Air

Mudal dll.(M-5)
Share:

Tuesday, February 10, 2015

Tahun 2015, Dua Rusun Akan Dibangun

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Tahun 2015 ini akan dibangun rumah susun

sederhana sewa (rusunawa) di Pedukuhan Gununggempal Desa Giripeni

Kecamatan Wates dan rusun buruh di Desa Tuksono Sentolo. Sebelumnya

juga sudah dibangun rusunawa di Triharjo Wates berlantai lima yang

saat ini sudah selesai pembangunan fisiknya dan tinggal pengerjaan

ipal komunalnya serta pemasangan lsitrik.

Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo Zahram

Asurawan ST MT menyatakan untuk rusunawa Gununggempal sudah dilakukan

lelang dan Surat Perintah Kerja (SPK)-nya sudah turun. Sekarang sudah

mulai pengerjaannya, yang diharapkan selesai sekitar bulan September

2015 mendatang.

Rusunawa berlantai lima di Gununggempal ini, kata Zahram, dana yang

disediakan sebesar Rp 13 Miliar dari APBN. Berdiri di atas lahan

5.000m2 dari 4,4 hektar yang disediakan dari tanah kas desa dengan 96

kamar dan 2 kamar untuk difabel.

"Sedangkan rusun buruh di Tuksono baru dilakukan cek lokasi dan belum

dilelang. Tapi akan dikerjakan tahun ini juga, sebab sudah ada MoU

antara Gubernur DIY, Menteri Perumahan, dan Menteri Tenaga Kerja.

Direncanakan akan dibangun dua yakni lantai lima dan tiga,"papar

Zahram, Selasa (10/02/2015).

Sementara untuk rusunawa Triharjo Wates pembangunan fisik sudah

selesai dan kini sedang dilakukan pengerjaan instalasi pengolahan air

limbah (ipal) komunal dan pemasangan listrik. Diharapkan bulan Juni

sudah bisa dihuni.(Wid)
Share:

Monday, February 9, 2015

INFRASTRUKTUR KULONPROGO : Pelebaran Jalan Dudukan Segera Dilanjutkan

Harianjogja.com, KULONPROGO- Pengembangan infrastruktur di kawasan

industri Sentolo akan kembali dilanjutkan dengan pelebaran jalan

sejauh 1,3 kilometer. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo juga telah

menyiapkan dana Rp2,8 miliar untuk pembebasan tanah sepanjang satu

kilometer.

"Rencana pembangunan jalan di kawasan tersebut sepanjang 8,25

kilometer. Tahun 2014 sudah kami mulai tahap pertama yakni tiga

kilometer, tapi baru dikerjakan 1,7 kilometer. Pada tahun ini, sisanya

akan dilanjutkan segera mungkin," ujar Kepala Bidang Jasa Marga DPU

Kulonprogo Gusdi Hartono saat ditemui di kantornya, Jumat (6/2/2015).

Gusdi mengatakan pengembangan jalan pada tahap pertama dilakukan untuk

membuka akses masuk ke kawasan industri. Tahapan pembangunan jalan

tersebut dimulai tahun 2014 dan tanah yang baru dibebaskan baru sejauh

tiga kilometer. Dibukanya akses jalan Dudukan-Ngentakrejo itu akan

menjadi jalan utama memasuki kawasan industri yang menghubungkan jalan

negara dan jalan provinsi.

"Untuk memenuhi sebagai jalan utama menuju kawasan industri, maka

badan jalan harus dilebarkan dengan target pelebaran mencapai 14 meter

dan lebar aspal delapan meter," ungkap Gusdi.

Lebih lanjut Gusdi mengatakan tak hanya melanjutkan pembangunan jalan

yang tersisa dari tahapan lalu. Penyempurnaan jalan dan badan jalan

juga akan dilakukan pada tahun ini. Pasalnya, ketebalan aspal di jalan

yang sudah dilebarkan yang berada di Dusun Giyoso, Desa Salamrejo

masih belum cukup tebal.

"Kami juga akan melanjutkan proses pembebasan tanahnya lagi. Tahun ini

ada satu kilometer tanah yang akan dibebaskan dengan anggaran sekitar

Rp2,8 miliar. Kami sudah melakukan kordinasi dan diskusi dengan pihak

desa terkait hal itu, dan baru akan jalan," jelas Gusdi.

Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Desa Salamrejo Surono menambahkan,

pelebaran jalan untuk memasuki kawasan industri dilakukan secara

bertahap. Saat ini, kondisi jalan yang berada di kawasan tersebut

sudah cukup baik dan jauh lebih luas, sehingga lalu lalang kendaraan

berat tidak terlalu mengganggu warga.

" Kalau di sisi jalan masuk memang jalan sudah diperlebar, namun masih

akan diaspal untuk diperhalus," imbuh Surono
Share:

Perahu Terbalik, Mulyono Hilang di Progo

KALIBAWANG ( KRjogja.com) - Satu dari sembilan peserta arum jeram atau

rafting yakni Mulyono (47) warga Polokerto, Bekonang Kabupaten

Sukoharjo Jawa Tengah mengalami kecelakaan hanyut dan hilang setelah

perahu karet yang ditumpangi bersama delapan rekannya terbalik di

Sungai Progo tepatnya di wilayah Pantog Wetan Desa Banjaroya Kecamatan

Kalibawang, Minggu (08/02/2015).

Hingga berita ini ditulis Tim Search and Rescue (SAR) Merapi masih

melakukan pencarian di sepanjang Sungai Progo. Anggota Polsek

Kalibawang Bripka Santoso menjelaskan, musibah terbaliknya perahu

peserta arum jeram tersebut bermula ketika sejumlah tenaga medis Rumah

Sakit (RS) Moewardi Solo selesai melaksanakan ujian anastesi.

Usai ujian, para peserta refreshing dengan ikut rafting dari pertemuan

Sungai Pabelan dan Progo di wilayah Magelang. Dalam pelaksanaan

kegiatan, peserta yang berjumlah 30 orang dibagi dalam enam perahu.

Mereka menyusuri derasnya arus Sungai Progo yang memang sedang dalam

kondisi banjir. Saat melintas di intake Kalibawang, di wilayah Pantog

Wetan, Banjaroya perahu yang dinaiki korban bersama 8 rekannya

terbalik.

"Tiga orang terjatuh dan dua orang berhasil menepi. Korban yang

merupakan perawat IGD tenggelam dan tidak nampak. Dari lokasi kejadian

ke finish sebenarnya jaraknya hanya tinggal satu kilometer lagi, tapi

perahu mengalami musibah terbalik," kata Bripka Santoso.

Tim SAR dan petugas kepolisian serta warga setempat terus melakukan

pencarian dengan menyusuri Sungai Progo. Dalam proses pencarian

sebenarnya Tim sempat melihat dayung dan pelampung mengambang.

"Kemungkinan pelampung yang dikenakan lepas dan korban tidak bisa

berenang," ujarnya.(Rul)
Share:

Thursday, February 5, 2015

BANDARA KULONPROGO : Puluhan Warga Glagah Hengkang dari Konsultasi Publik

Harianjogja.com, KULONPROGO-Puluhan warga Desa Glagah, Kecamatan

Temon, yang terdampak pembebasan lahan hengkang dari Aula Balaidesa

Glagah saat diminta mengisi formulir persetujuan atau penolakan

rencana pembangunan bandara, Selasa (3/2/2015).

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 10.00 WIB dihadiri 85 dari 154

undangan yang disebar. Tim Pengadaan Lahan Bandara memaparkan rencana

akuisisi lahan selama 45 menit. Setelah itu, tim menyuruh warga

mendatangi petugas yang sudah berjajar di meja untuk mengisi formulir

persetujuan atau penolakan. Tak disangka, sebanyak 27 warga yang hadir

pergi meninggalkan aula Balai Desa tanpa mendatangi petugas.

Salju, warga Pedukuhan Glagah, mengaku enggan mengisi formulir

konsultasi publik dan memilih pergi karena tidak setuju dengan

pembangunan bandara di Temon. "Saya datang ya mendengarkan saja,

tetapi tidak ada rencana mengisi," ujarnya.

Sementara, Sukiyem, warga Pedukuhan Sangkretan, mengaku sebenarnya

tidak setuju dengan pembangunan bandara di Temon.

"Saya datang untuk memenuhi undangan, tetapi soal mengisi formulir ya

tergantung warga lainnya," tuturnya.

Diakuinya, sikap warga terkait pembangunan bandara ditentukan oleh

mayoritas suara warga di satu wilayah.

Lain halnya dengan Supadmi, warga Pedukuhan Kepek, yang justru datang

untuk kedua kalinya ke konsultasi publik. Ia mengatakan, dalam

konsultasi publik pertama sudah mengisi formulir persetujuan, tetapi

kembali mendapatkan undangan untuk hadir di konsultasi publik

lanjutan.

"Katanya ada kesalahan administrasi, jadi saya disuruh mengisi ulang

formulir," ungkapnya.
Share:

Tuesday, February 3, 2015

Toyota Indonesia Donasikan Kendaraan untuk SMK

WATES ( KRjogja.com) -Toyota Indonesia menyumbangkan satu unit mobil

Etios senilai kepada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2

Kulonprogo sebagai bagian dari rangkaian donasi kendaraan utuh kepada

Universitas dan SMK yang diawali dengan penyerahan kepada Universitas

Indonesia pada September 2014 lalu.

Upaya ini merupakan salah satu wujud komitmen Toyota Indonesia untuk

mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia,

khususnya dalam menyiapkan SDM lokal yang handal. Donasi diserahkan

Ketua Yayasan Toyota & Astra (YTA), Mintarejo Darmali didampingi oleh

General Manager PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Teguh

Trihono kepada Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kulonprogo, Dra Rr

Istihari Nugraheni MHum dalam acara yang dihadiri Kepala Dinas

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY dan Bupati

Kulonprogo.

"Total Toyota Indonesia mendonasikan 18 unit kendaraan utuh kepada

beberapa perguruan tinggi dan SMK di Indonesia guna mendukung kegiatan

praktikum teknik. Kualitas sumber daya manusia lokal sangat penting

terutama dalam menghadapi era persaingan yang kompetitif Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Menyikapi hal ini, kami berupaya untuk bisa

membantu peningkatan kualitas SDM dengan memperkenalkan teknologi di

dunia otomotif sebagai salah satu industri yang akan langsung terkena

dampak penerapan MEA," kata Teguh Trihono dalam keterangan tertulis

yang disampaikannya kepada KR, Selasa (03/02/2014).

Teguh mengatakan penyerahan bantuan ini merupakan wujud dari komitmen

Toyota Indonesia untuk terus mendukung peningkatan kualitas SDM

Indonesia yang handal sesuai dengan semangat Toyota Berbagi. Total

nilai ekonomis dari donasi kendaraan utuh ini adalah lebih dari Rp 4

miliar. Sebelumnya, Toyota Indonesia telah mendonasikan kendaraan utuh

dan komponen kendaraan kepada lebih dari 60 SMK Teknik di seluruh

Indonesia.(M-3)
Share:

Sunday, February 1, 2015

Konflik Sosial Pesisir Selatan Temon Hendaknya Segera Dihentikan

TEMON ( KRjogja.com)- Konflik sosial yang terjadi di wilayah pesisir

selatan Kulonprogo dewasa ini menyusul adanya rencana pembangunan mega

proyek bandara dan penambangan pasir besi mengundang keprihatinan

Lembaga Kajian Resolusi Konflik. Perbedaan pendapat terhadap rencana

pembangunan wilayah tersebut telah mengganggu kerukunan hidup

masyarakat sehingga muncul kelompok pro dan kontra yang berakibat

diterapkannya sanksi sosial.

"Kami sangat prihatin atas kondisi yang terjadi saat ini. Hanya karena

berbeda pandangan timbul konflik sosial serius di masyarakat," kata

Ketua Lembaga Kajian Resolusi Konflik, Muqoffa Mahyudin, SAg MHum usai

Mujahadah Perdamaian dan Kebersamaan Dalam Islam, Masyarakat Pesisir

Kulonprogo di Masjid Ainul Jariyah Pedukuhan Ngelak Desa Jangkaran

Kecamatan Temon, Minggu (1/2/2015).

Mujahadahan dihadiri warga pesisir selatan Kecamatan Temon yang

terkena pembangunan bandara, baik kelompok yang pro maupun kontra.

Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono bersama sejumlah pengurus

paguyuban yang selama ini menolak bandara nampak hadir dan berbaur

dengan jamaah lain. Mujahadahan, tahlil dan doa dipimpin KH Drs

Muttaqim Mujid.

Menurut Muqoffa, dari hasil survey, konflik sosial ternyata telah

menyatu dalam diri masyarakat. Hal tersebut tercermin dengan adanya

warga yang tidak mau menghadiri hajatan pernikahan ataupun takziyah

antaranggota kelompok. Pihaknya khawatir kondisi tersebut akan

diwariskan kepada anak cucu hingga waktu yang sangat lama. Muqoffa

berharap, mujahadah bisa menginspirasi semua kelompok untuk mengakhiri

konflik sosial. Pendekatan agama seperti mujahadah diharapkan bisa

jadi media penyembuh hati sehingga masyarakat kembali hidup rukun.

"Minimal dengan berdoa dan makan bersama bisa jadi langkah awal warga

untuk kembali ke kehidupan lama yang lebih tentram," jelasnya.

Dalam upaya mengembalikan kerukunan hidup masyarakat di wilayah

pesisir selatan Temon, Lembaga Kajian Resolusi Konflik akan

menggandeng para tokoh agama untuk terus mengkaji penyebab-penyebab

sekaligus mencari solusi agar persoalan-persoalan yang timbul segera

bisa berakhir.

"Mereka (tokoh agama-Red.) akan kami ajak untuk aktif menggelar

pengajian sekaligus memberikan pencerahan. Mudah-mudahan ke depan

mujahadah dan pengajian bisa dilaksanakan di masjid-masjid lain di

Temon," harapnya.

Tokoh Desa Jangkaran, M Sururudin mengapresiasi Lembaga Kajian

Resolusi Konflik yang telah memprakarsai upaya penyatuan umat di

wilayah pesisir selatan Kulonprogo. Pihaknya yakin acara tersebut bisa

menyadarkan masyarakat dan tidak terjebak dalam kepentingan pragmatis.

Mujadahan dan kajian bisa jadi pintu gerbang bagi rekonstruksi

kemanusiaan.

"Menurut kami acara seperti ini cukup penting, karena itu kami

berharap ke depan kegiatan-kegiatan serupa bisa berlanjut, sehingga

jalinan tali silaturrahmi warga menjadi harmonis kembali," jelasnya.

Martono sepakat dengan pernyataan Muqoffa. Bahkan dirinya juga

berharap kegiatan keagamaan tersebut bisa dilaksanakan rutin sebagai

upaya mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya saja untuk

diwilayah Desa Glagah dan sekitarnya, pihak penyelenggara perlu

berkoordinasi secara intensif.

"Karena di sana tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu

proses," terangnya.(Rul)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results