Merdeka.com -Setelah kasus pembunuhan, siswa-siswa di SLB Rela Bhakti
2 wates diliburkan mulai hari Senin (05/050) sampai hari Rabu (07/05).
Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi trauma yang terjadi pada
siswa-siswi yang melihat kejadian tersebut.
Menurut kepala sekolah SLB Rela Bhakti 2 Wates, Mukharom hal tersebut
dilakukan untuk memulihkan kondisi psikologis anak-anak khususnya bagi
mereka yang menyaksikan langsung pembunuhan terhadap gurunya.
"Siswa kami liburkan dengan tujuan untuk memulihkan kondisi
psikologis, terutama untuk anak-anak yang melihat langsung kejadian
tersebut," Mukharom pada merdeka.comSelasa (06/05).
Setelah masuk pada hari Kamis (08/05) nanti, rencananya pihak SLB akan
melakukan pendampingi psikologi terhadap para siswa-siswi. Menurut
kepada Dinas Pendidikan Provinsi DIY, Baskara Aji, pihaknya sudah
menyiapkan diri untuk melakukan pemulihan dengan melakukan
pendampingan psikolog terhadap siswa-siswi.
"Mereka itukan kebanyakan tunagrahita di sana, nanti pada hari Kamis
akan didampingi psikolog dan tidak langsung belajar, tapi dilakukan
kegiatan-kegiatan yang bisa menghilangkan trauma," kata Baskara pada
merdeka.com, Selasa (06/05).
Bukan saja mendatangkan psikolog, rencananya juga akan didatangkan
beberapa guru dari SLB lainnya untuk mendampingi. Hal tersebut
dilakukan juga untuk mengurangi beban guru SLB Rela Bhakti 2 yang juga
trauma.
"Selama satu minggu ke depan, akan ada guru dari SLB lain yang juga
turut mendampingi, nanti kegiatannya pun yang ringan seperti mewarnai
dan kegiatan lainnya yang bisa mengembalikan kondisi psikologi anak,"
ujar Baskara.
2 wates diliburkan mulai hari Senin (05/050) sampai hari Rabu (07/05).
Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi trauma yang terjadi pada
siswa-siswi yang melihat kejadian tersebut.
Menurut kepala sekolah SLB Rela Bhakti 2 Wates, Mukharom hal tersebut
dilakukan untuk memulihkan kondisi psikologis anak-anak khususnya bagi
mereka yang menyaksikan langsung pembunuhan terhadap gurunya.
"Siswa kami liburkan dengan tujuan untuk memulihkan kondisi
psikologis, terutama untuk anak-anak yang melihat langsung kejadian
tersebut," Mukharom pada merdeka.comSelasa (06/05).
Setelah masuk pada hari Kamis (08/05) nanti, rencananya pihak SLB akan
melakukan pendampingi psikologi terhadap para siswa-siswi. Menurut
kepada Dinas Pendidikan Provinsi DIY, Baskara Aji, pihaknya sudah
menyiapkan diri untuk melakukan pemulihan dengan melakukan
pendampingan psikolog terhadap siswa-siswi.
"Mereka itukan kebanyakan tunagrahita di sana, nanti pada hari Kamis
akan didampingi psikolog dan tidak langsung belajar, tapi dilakukan
kegiatan-kegiatan yang bisa menghilangkan trauma," kata Baskara pada
merdeka.com, Selasa (06/05).
Bukan saja mendatangkan psikolog, rencananya juga akan didatangkan
beberapa guru dari SLB lainnya untuk mendampingi. Hal tersebut
dilakukan juga untuk mengurangi beban guru SLB Rela Bhakti 2 yang juga
trauma.
"Selama satu minggu ke depan, akan ada guru dari SLB lain yang juga
turut mendampingi, nanti kegiatannya pun yang ringan seperti mewarnai
dan kegiatan lainnya yang bisa mengembalikan kondisi psikologi anak,"
ujar Baskara.