Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Friday, August 28, 2015

SPBU di Kulonprogo Siap-siap Tampung Pertalite

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Dari total 11 stasiun pengisian bahan

bakar umum (SPBU) yang beroperasi di Kulonprogo, baru ada satu lokasi

yang memiliki tangki timbun dan dispenser cadangan, yang dapat

digunakan untuk menampung jenisPertalite.Praktis, 10 SPBU lainnya saat

ini harus menyiapkan atau membangun tangki timbun dan dispenser baru.



Pengelola SPBU Kedundang, Sukamto, mengatakan SPBU yang dikelolanya

termasuk salah satu yang belum memiliki tangki timbun dan dispenser

untuk pertalite. Padahal, saat ini Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru

tersebut mulai merambah DIY. Sesuai kebijakan pusat, pihaknya pun

harus membangun atau menambah tangki dan dispenser satu lagi.



"Kami sekarang mulai menyelesaikan pembangunannya. Tangki timbun dan

dispensernya masing-masing satu," kata Sukamto, Kamis (27/8/2015).

Selama ini, SPBU yang dikelolanya memiliki tiga tangki timbun dan tiga

dispenser. Semuanya telah digunakan untuk menampung BBM solar, premium

dan pertamax. Dengan menambah satu tangki dan dispenser, harapannya

dapat untuk menampung pertalite yang masuk Kulonprogo.



"Kami bangun berkapasitas 15 ribu liter," ujarnya.(*)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Gebyar Macapat Tampilkan Yati Pesek

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Gebyar Macapat digelar Penggiat Macapat

Selapanan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga (Disbudparpora) Kulonprogo di Gedung Kesenian Wates, Rabu

(26/8/2015) malam.

Acara bertemakan "Memetri Budaya Jawi" mengundang seniwati Yati Pesek

dan menampilkan kebolehan macapat dari kalangan pelajar yakni siswa SD

N 1 Samigaluh, SMP N 2 Kokap, dan SMK N I Pengasih. Hadir pula KRT

Projo Suwasono Pamong Pamulangan Sekar Macapat Keraton Ngayogyakarta.

Suyanta Ketua Panitia menyatakan, kegiatan "Gebyar Macapat" dalam

upaya melaksanakan program pemerintah dalam nguri-uri kebudayaan Jawa.

Selain diikuti pelajar, juga dari perwakilan 12 kecamatan". "Disamping

itu sebagai penyerapan dana keistimewaan (danais) dengan macapatan

massal, dan ini baru pertama macapat massal di Kulonprogo," ujarnya.

Menurut Suyanta, sambutan peserta antusias terbukti sejak gladi

bersih, selain itu juga melibatkan banyak generasi muda, sehingga

seperti apa yang diharapkan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo

SpOG(K) tercapai.

Asisten II Setda Triyono SIP MSi menyatakan pemkab memberikan

apreasiasi terhadap kegiatan macapat selapan sekali. Kegiatan

macapatan malam kamisan selapan sekali, kali ini merupakan istimewa

karena selain dihadiri perwakilan dari kecamatan dan sekolah, kegiatan

ini sekaligus dalam rangka pula memperingati Hari Kemerdekaan RI.

Acara yang berlangsung semarak tersebut dihadiri macapatan kelompok

dari 12 kecamatan . "Diharapkan macapat yang biasanya dilaksanakan

para sesepuh, sekarang ada siswa SD/SLTP/SLTA agar terus berlatih,"

katanya.

Yati Pesek menambahkan, macapat seharusnya diberikan sejak kecil.

"Saya terharu adanya siswa-siswi yang ikut macapat. Kalau saya memang

sejak kecil sudah bergelut dengan macapat. Saat ini yang mendesak

dilakukan adalah bagaimana membuat macapat disukai di kalangan pelajar

atau kalangan anak muda," katanya.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, August 26, 2015

KEKERINGAN KULONPROGO : Warga Ngentakrejo Membuat Bak Penampungan Air Darurat

Harianjogja,com, KULONPROGO-Warga Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah,

Kulonprogo gotong royong membuat bak penampungan air darurat, Senin

(24/8/2015). Mereka menggunakannya untuk menampung bantuan air bersih

yang hari itu diberikan Pemerintah Kecamatan Lendah.



Ada tiga dusun di Desa Ngentakrejo yang langganan kekeringan. Di

antaranya Dusun Bendo, Pereng, dan Temben. Namun, belum ada warga

setempat yang memiliki bak penampungan air permanen. "Tadi malam saya

dikabari kalau mau ada bantuan air jadi hari ini warga bikin bak.

Nanti airnya ditaruh di situ lalu bisa diambil warga," kata Poniran,

warga Pereng.



Bak penampungan air darurat itu hanya dibuat dari terpal dan bambu.

Warga memulai proses pembuatannya dengan menggali tanah sedalam

setengah meter berukuran dua kali empat meter. Tinggi bak kemudian

ditambah sekitar setengah meter lagi dengan rangkaian bambu. Setelah

kerangkanya jadi, sebuah terpal pun dipasang sebagai alas dan badan

bak. "Satu air bak bisa untuk lima kepala keluarga," ucap Poniran.



Poniran mengaku berterima kasih dengan bantuan air bersih dari

Pemerintah Kecamatan Lendah. Sebab, musim kemarau yang terjadi tiga

bulan terakhir telah membuat warga sekitar terpaksa membeli air

bersih.



"Sudah beli air lima rit. Harganya Rp130.000 per rit," ungkapnya.



Poniran lalu memaparkan, warga mengalami kesulitan air bersih akibat

sumur mengering. Padahal, sumur mereka bahkan sudah digali hingga

sedalam 24 meter.



"Kita beli karena sumurnya kering. Tahun kemarin juga beli air," tuturnya.



Poniran berharap, pemerintah bisa membantu pembuatan bak penampungan

air permanen di Ngentakrejo. Dengan demikian, mereka tidak perlu lagi

menyiapkan bak penampungan darurat setiap kali ada bantuan air bersih.

Bak permanen nantinya juga bisa dimanfaatkan untuk menampung air

hujan.



"Kalau tidak, masyarakat bisa diberi bantuan peralatan atau bahan

untuk membuat bak permanen sendiri," imbuh Poniran kemudian.

Sementara itu, Camat Lendah, Sumiran mengatakan, ada 126 kepala

keluarga atau 607 jiwa yang terancam kekeringan di Ngentakrejo.

Pemerintah Kecamatan Lendah kemudian menyiapkan bantuan air bersih

sebanyak enam rit dengan volume masing-masing 6.000 liter.



"Kami sudah dropping air dua kali. Rencananya mau satu kali lagi," katanya.

Sumiran menambahkan, bak penampungan air darurat hanya bersifat

sementara. Biasanya, warga langsung mengambil semua airnya dengan

jeriken atau ember. "Rencananya, kita mau membuat bak penampungan yang

volumenya besar sehingga memudahkan masyarakat untuk menampung dan

mengambil bantuan air," ucap Sumiran



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Pelaku IKM Kulon Progo Diimbau Kuasai IT

REPUBLIKA,CO,ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo,

Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau pelaku industri kecil menengah

menyiapkan sumber daya manusia supaya menguasai teknologi informatika

menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dan megaproyek setempat.



Kepala Badan Penanam Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kulon Progo

Agung Kurniawan di Kulon Progo, Senin (24/8), mengatakan megaproyek

bandara, pelabuhan, kawasan industri dan pasir besi memberikan

berbagai peluang dan tantangan bagi masyarakat Kulon Progo khususnya

bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah.



"Kami berharap, dengan megaproyek tersebut dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengolah ekonomi

potensial menjadi kekuatan ekonomi riil, meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Kulon Progo," kata Agung.



Menurut dia, semakin banyak pelaku UMKM merupakan salah satu potensi

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kulon Progo. Apalagi kedepannya akan

dibangun beberapa mega proyek yang otomatis akan berpengaruh terhadap

perkembangan UMKM di Kulon Progo," katanya.



Namun demikian, ia mengatakan, salah satu kelemahan yang masih dialami

oleh UMKM dan koperasi dalam mengembangkan usahanya adalah lemahnya

pangsa pasar produk.



Ketatnya persaingan pasar dan banyaknya jumlah pelaku UMKM yang

belakangan ini bermunculan di Indonesia, mendorong sebagian dari

pelaku UMKM mulai memutar otak dan mencari strategi baru untuk

memenangkan persaingan. Salah satunya dengan memanfaatkan perkembangan

teknologi, informasi dan jaringan internet untuk memperluas jangkauan

pasarnya.



"Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa keberadaan internet menjadi salah

satu akses bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya.

Mudahnya sistem pemasaran di internet dan luasnya jangkauan pasar

online membuat para pelaku usaha menjadikan internet sebagai solusi

tepat untuk menunjang perkembangan usahanya," katanya.



"Kami berharap, kegiatan ini pelaku UMKM dapat mengambil ilmu dari

materi yang akan disampaikan oleh narasumber," katanya.



Pada kegiatan tersebut, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Latri

Wihastuti memaparkan materi tentang pemanfaatan internet/toko online

untuk kamajuan bisnis. Sedangkan Eka Indarto antara lain memaparkan

strategi pemasaran online dan potensi pasar online yang sangat besar

karena di Indonesia terdapat sekitar 72 juta pengguna internet.



Red:Yudha Manggala P Putra

Sumber:Antara





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Rute Karnaval Berubah, Diikuti 70 Peserta

KULONPROGO ( KRjogja,com)- Berbagai kreasi ditampilkan

sekolah/instansi maupun umum dalam mengikuti karnaval tingkat

kabupaten, Rabu (26/8/2015). Karnaval yang diikuti 70 peserta, 12 drum

band, serta 1 drumband dari Hizbul Wathan (HW) yang merupakan eksebisi

ini dilepas Wakil Bupati Kulonprogo Drs H Sutedjo di depan rumah dinas

bupati.



Karnaval didahului dengan penampilan drum band Gita Nada Swara dari SD

N 2 Wates. Kemudian disusul dengan peserta dari Kodim 0731/Kulonprogo

yang menampilkan kolone senapan, kelompok beladiri yong modo, kelompok

ketahanan pangan, kendaraan dinas Babinsa, Persit Kartika Chandra

Kirana, dan Alutsista TNI.



Sementara itu peserta lainnya terdapat Kepala Dinas Pendidikan yang

sekaligus merupakan Ketua Panitia Pawai/Karnaval Kabupaten Drs H

Sumarsana MSi ikut ambil bagian mengenakan pakaian angguk ikut dalam

peserta Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI)Kulonprogo.

Keikutan Kadinas Pendidikan membuat semarak karnaval 2015 tersebut.



Diterangkan Panitia Karnaval Eko Teguh Santoso SPd, karnaval diikuti

70 peserta. "Rute karnaval tahun ini berubah. Tidak lagi melewati

lintasan kereta api karena riskan dengan adanya double track,"

ujarnya.



Rute yang baru, depan rumah dinas bupati ke timur-perempatan UNY-Serut

ke utara-perempatan SDN 3 Pengasih ke kiri-perempatan KUD Pengasih ke

kiri-Masjid UNY ke barat-Dyo Futsal ke kiri lurus ke selatan,

pertigaan Gereja ke kiri-finish.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Tuesday, August 25, 2015

Masih Ditemukan Raskin Tidak Layak di Kulonprogo

Bisnis.com, KULONPROGO– Penyaluran beras bagi warga miskin (raskin)

pada bulan Agustus masih ditemukan beberapa karung beras yang tidak

layak. Meski demikian, pemkab mengklaim penyaluran beras relatif

lancar.



Dalam rapat evaluasi penyaluran beras raskin bulan Agustus di Ruang

Pertemuan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Dinsosnakertrans) Kulonprogo, penyaluran raskin tidak terkendala

apapun. Beras raskin yang disalurkan kebanyakan merupakan beras lokal

Kulonprogo.



"Beberapa masih terjadi permasalahan, seperti waktu distribusi yang

terlalu dini dan ada beberapa karung beras yang ditukarkan," ujar

Kepala Dinsosnakertrans Kulonprogo Eka Pranyata, Senin (24/8/2015).



Eka mengatakan, beras yang ditukar tersebut berasal dari wilayah

Galur. Meski demikian, dia mengatakan, distribusi raskin di bulan ini

lancar. Dia juga memastikan, memasuki musim kemarau ini kebutuhan

raskin tetap mencukupi. Selain itu, beras raskin yang disalurkan

kebanyakan merupakan produksi lokal.



"Sehingga, sebagian besar beras yang disalurkan memiliki kualitas yang

cukup baik. Beras tersebut adalah suplai dari para Gapoktan ke Bulog.

Semoga hal ini bisa bertahan untuk pendistribusian di bulan-bulan

mendatang," imbuh Eka.



Sementara jadwal distribusi raskin bulan September mendatang akan

diawali kecamatan Sentolo Selasa (1/9), Kalibawang Rabu (2/9),

Girimulyo Kamis (3/9), Panjatan Senin (7/9), Lendah dan Galur Selasa

(8/9), Nanggulan dan Samigaluh Rabu (9/9), Pengasih Kamis (10/9),

Kokap Senin (14/9), Temon dan Wates.



Editor : Nina Atmasari





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kulon Progo Akan Kerja Sama dengan Swasta Sediakan Bus Wisata ke Bukit Menoreh

Kulon Progo- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY), akan menggandeng pihak swasta menyediakan bus

perintis melayani rute menuju objek wisata, khususnya kawasan Bukit

Menoreh.



Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan, sampai saat ini,

pihaknya belum menyediakan bus khusus bagi wisatawan.

"Kami akan mengajak pihak swasta untuk menyediakan sarana transportasi

menuju objek wisata," kata Hasto, di Kulon Progo, Selasa (25/8).

Ia mengakui bus-bus besar tidak bisa lewat di kawasan Bukit Menoreh,

karena sempitnya jalan dan kondisinya berbukit-bukit, sehingga

membahayakan keselamatan.



Namun Hasto berjanji akan memperbaiki infrastruktur secara bertahap,

sesuai program Bedah Menoreh, sesuai ketersediaan anggaran.



"Saat ini, kami fokus memperbaiki infrastruktur jalan supaya mudah

diakses masyarakat dan wisatawan. Kami optimistis, infrastruktur jalan

yang baik akan mendorong percepatan pertumbuhan wisata," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kulon Progo, Astungkoro mengatakan,

rencananya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) akan menggandeng pihak ketiga

menyediakanshuttle busuntuk mengangkut penumpang ke objek wisata.



Menurutnya, objek wisata di wilayah selatan tidak membutuhkanshuttle

buskarena infrastruktur jalannya sudah memadai dan bagus. Hal ini

berbeda dengan wilayah utara, yang infrastrukturnya perlu segera

diperbaiki, sehingga perlushuttle busperintis.



"Kami merencanakan, pengangkutan wisatawan menuju objek wisata wilayah

utara menggunakan bus kecil. Kalau bus pariwisata ukuran besar akan

berbahaya," katanya.



Terkait penggunaan dana keistimewaan (danais) untuk pembiayaan

pengadaan bus, menurut Astungkoro, bisa dilaksanakan. Namun demikian,

semua tergantung Kementerian Keuangan.

"Kami berusaha mengakses dana dari berbagai sumber, termasuk danais.

Kami tidak menggantungkan pembangunan infrastruktur ataupun sarana

prasarana objek wisata dengan danais. Kami masih mempelajari ketentuan

penggunaan danais," katanya.

/FAB



"Antara"





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kecanggihan IT Belum Banyak Dimanfaatkan Pelaku UMKM

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Belum banyak Pelaku usaha mikro kecil

menengah (UMKM) di Kabupaten Kulonprogo yang memanfaatkan kemajuan

teknologi informasi (TI) untuk memasarkan produknya. Padahal salah

satu kelemahan yang masih dialami oleh UMKM dalam mengembangkan

usahanya adalah lemahnya pangsa pasar produk.



Demikian dikatakan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

(BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan SIP MSi ketika membuka "temu usaha

pelaku UMKM", di RM Nggirli, Senin (24/8/2015). Diakui Agung, memang

sudah ada beberapa yang melakukan pemasaran lewat facebook, seperti

desa wisata, batik, dan lainnya. "Namun ketika ditanya apakah ada yang

memakai media online dalam pemasaran ataupun transaksi, ternyata

tidak ada," ujarnya.



Pembicara yang tampil Latri Wihastuti SE MSc dari Departemen Ekonomika

dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM tentang pemanfaatan internet/toko online

untuk kemajuan bisnis UMKM dan Jogja, serta PT Jogja Media Net dengan

materi mengakses jaringan pemasaran online.

Agung menuturkan, keberadaan internet menjadi salah satu akses bagi

para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. "Mudahnya sistem

pemasaran di internet dan luasnya jangkauan pasar online membuat para

pelaku usaha menjadikan internet sebagai solusi tepat untuk menunjang

perkembangan usahanya," kata Agung.



BPMPT memberikan dukungan bagi pelaku usaha, agar bisa meningkatkan

kapasitas, tidak hanya produksi tapi pemasarannya. Namun pada

kesempatan ini lebih difokuskan pemanfaatan perkembangan jaringan

internet. "Apalagi ke depannya akan dibangun beberapa mega proyek yang

otomatis akan berpengaruh terhadap perkembangan UMKM di Kulonprogo,"

imbuhnya.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com

http://wong-lendah.blogspot.com
Share:

Monday, August 24, 2015

BANDARA KULONPROGO : Petani Gugat Perda Tata Ruang Kulonprogo

Harianjogja.com, JOGJA-Para petani yang terdampak rencana pembangunan

bandara internasional di Kulonprogo, menggugat peraturan daerah

(Perda) Nomor 1/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Kulonprogo. Mereka menganggap perda tata ruang Kulonprogo

bertentangan dengan peraturan di atasnya.



"Kami melakukan Judicial Review Perda Tata Ruang Kulonprogo. Surat

gugatan sudah didaftarkan ke Mahkamah Agung pada 19 Agustus, lalu,"

kata Kuasa Hukum Petani Kulonprogo, Hamzal Wahyudin kepada Harian

Jogja, Minggu (23/8/2015).



Hamzal yang biasa disapa Dindin mengungkapkan, surat gugatan perda

tata ruang Kulonprogo didaftarkan langsung oleh para petani yang

tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) dan didampingi oleh Lembaga

Bantuan Hukum (LBH) Jogja.



"Sebanyak 134 petani yang melakukan gugatan perda tata ruang

Kulonprogo, yang diwakili 18 petani," kata dia.



Dindin memaparkan, ada sejumlah poin yang mendasari petani melakukan

judicial review, di antaranya adalah Pasal 11 huruf C juncto Pasal 18

Perda Tata Ruang Kulonprogo 2012-2032. Dalam perda tersebut,

menurutnya, memuat soal transportasi udara, yang kemudian menjadi

dasar Pemerintah Kulonprogo membangun bandara baru.



Dindin menyatakan, perda itu jelas bertentangan dengan Perda RTRW DIY

Nomor 2/2010, yang hanya menyebut pengembangan bandara Adisucipto.

"Dan bertentangan dengan tata ruang nasional mau pun tata ruang

wilayah Jawa-Bali," tandas Dindin.

Direktur LBH Jogja ini menambahkan, setelah mendaftarkan judicial

review perda tata ruang Kulonprogo, para petani dan LBH Jogja juga

menyambangi Komisi Yudisial di Jakarta. Dindin berharap lembaga

pengawas hakim dan peradilan itu ikut memantau proses pengadilan

gugatan perda tata ruang dan proses kasasi di Mahkamah Agung.



Sebelumnya, para petani Kulonprogo ini sudah berhasil menggugat ijin

penetapan lokasi (IPL) bandara Kulonprogo yang dikeluarkan Gubernur

DIY melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jogja. Putusan hakim

PTUN yang membatalkan IPL bandara ini digugat kembali oleh Pemda DIY

dengan upaya kasasi ke MA.



Upaya kasasi Pemda DIY kembali dilawan oleh petani, dengan mengajukan

kontra memori kasasi ke MA. Saat ini proses sidang kasasi masih

berlangsung di MA. Dindin meyakini upaya petani mempertahankan

hak-haknya bakal dikabulkan pengadilan baik dalam kasasi mau pun

judicial review perda tata ruang Kulonprogo.

Kepala Biro Hukum, Sekretariat Daerah, Pemda DIY, Dewa Isnu Broto Imam

Santoso mengatakan, pihaknya masih menunggu putusan MA atas kasasi

yang diajukannya. "Sampai saat ini belum ada putusan," kata Dewa, 14

Agustus lalu.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Sunday, August 23, 2015

Kulonprogo Pasok 3.000 Ton Beras untuk Bulog

Bisnis-com, KULONROGO-Hingga Juli lalu, Kabupaten Kulonprogo sudah

menyuplai sekitar 3.000 ton kepada Bulog untuk dialokasikan sebagai

beras miskin (raskin). Meski demikian, para petani masih harus bekerja

keras untuk memenuhi permintaan Bulog yang sebenarnya mencapai 7.000

ton.



Hal tersebut diungkapkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo,

dikonfirmasi pada Sabtu (22/8/2015). "Meski belum 100 persen, ini

adalah komitmen petani melawan beras dari luar negeri," kata Hasto.



Hasto memaparkan, Kulonprogo tetap bertekad mengganti raskin dengan

beras daerah (rasda) meski banyak pihak yang meragukannya. Pemkab

Kulonprogo merangkul gabungan kelompok tani (gapoktan) agar secara

bertahap menggeser suplai beras dari Vietnam dan India kepada Bulog

yang selama ini dialokasikan untuk program raskin.



"Memang belum bisa diganti rasda semua tapi kabupaten lain malah belum

sama sekali," ucapnya.

Hasto juga mengatakan, penggantian rasda untuk raskin di Kulonprogo

telah dijadikan proyek percontohan oleh pemerintah pusat. Program itu

akan diukur efektivitasnya dan bagaimana jika konsep serupa diterapkan

di daerah lain. "Kulonprogo jadi pilot project sejak Juli sampai

Desember. Nanti kita evaluasi bersama," ujar Hasto.



Hasto kemudian kembali mengingatkan, akhir tahun nanti Indonesia akan

diserbu produk-produk luar negeri, termasuk beras, yang bisa jadi

harganya jauh lebih murah. "Vietnam berasnya sangat murah dan bisa

datangkan beras ke Balikpapan hanya dalam empat jam. Padahal kalau

kita kirim dari Surabaya bisa empat hari," paparnya.



Menurut Hasto, Indonesia bisa jadi langsung kalah jika menghadapi

perdagangan bebas dengan teknologi. Solusi alternatif yang paling

mungkin dilakukan adalah melawannya dengan ideologi, yaitu cinta

produk dalam negeri. "Kalau beli beras sendiri, nanti uangnya lari ke

petani kita juga," ungkap Hasto.



Sementara itu, Ketua Asosiasi Gapoktan Kulonprogo, Margiono

mengatakan, kebutuhan beras setiap bulan sebenarnya relatif sama.

Namun, produksi dari hasil panen cenderung tidak stabil.



"Panen raya kemarin hanya mencapai 60 persen dari target karena

kebanjiran. Di sisi lain, saat ini petani disulitkan dengan kekeringan

karena masa tanam duanya gaka mundur," ucap Margiono.



Margiono berpendapat, infrastruktur pengairan irigasi perlu dibenahi

agar Kulonprogo bisa memenuhi permintaan Bulog. Kualitas irigasi

dinilai menjadi salah satu kebutuhan paling krusial bagi keberhasilan

panen.



"Selama ini airnya susah dibuang saat banjir sehingga tanaman banyak

yang mati. Sebaliknya saat kekeringan, petani harus menunggu lama

untuk airnya," jelasnya.



Editor : Nina Atmasari



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results