Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Sunday, August 23, 2015

Kulonprogo Pasok 3.000 Ton Beras untuk Bulog

Bisnis-com, KULONROGO-Hingga Juli lalu, Kabupaten Kulonprogo sudah

menyuplai sekitar 3.000 ton kepada Bulog untuk dialokasikan sebagai

beras miskin (raskin). Meski demikian, para petani masih harus bekerja

keras untuk memenuhi permintaan Bulog yang sebenarnya mencapai 7.000

ton.



Hal tersebut diungkapkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo,

dikonfirmasi pada Sabtu (22/8/2015). "Meski belum 100 persen, ini

adalah komitmen petani melawan beras dari luar negeri," kata Hasto.



Hasto memaparkan, Kulonprogo tetap bertekad mengganti raskin dengan

beras daerah (rasda) meski banyak pihak yang meragukannya. Pemkab

Kulonprogo merangkul gabungan kelompok tani (gapoktan) agar secara

bertahap menggeser suplai beras dari Vietnam dan India kepada Bulog

yang selama ini dialokasikan untuk program raskin.



"Memang belum bisa diganti rasda semua tapi kabupaten lain malah belum

sama sekali," ucapnya.

Hasto juga mengatakan, penggantian rasda untuk raskin di Kulonprogo

telah dijadikan proyek percontohan oleh pemerintah pusat. Program itu

akan diukur efektivitasnya dan bagaimana jika konsep serupa diterapkan

di daerah lain. "Kulonprogo jadi pilot project sejak Juli sampai

Desember. Nanti kita evaluasi bersama," ujar Hasto.



Hasto kemudian kembali mengingatkan, akhir tahun nanti Indonesia akan

diserbu produk-produk luar negeri, termasuk beras, yang bisa jadi

harganya jauh lebih murah. "Vietnam berasnya sangat murah dan bisa

datangkan beras ke Balikpapan hanya dalam empat jam. Padahal kalau

kita kirim dari Surabaya bisa empat hari," paparnya.



Menurut Hasto, Indonesia bisa jadi langsung kalah jika menghadapi

perdagangan bebas dengan teknologi. Solusi alternatif yang paling

mungkin dilakukan adalah melawannya dengan ideologi, yaitu cinta

produk dalam negeri. "Kalau beli beras sendiri, nanti uangnya lari ke

petani kita juga," ungkap Hasto.



Sementara itu, Ketua Asosiasi Gapoktan Kulonprogo, Margiono

mengatakan, kebutuhan beras setiap bulan sebenarnya relatif sama.

Namun, produksi dari hasil panen cenderung tidak stabil.



"Panen raya kemarin hanya mencapai 60 persen dari target karena

kebanjiran. Di sisi lain, saat ini petani disulitkan dengan kekeringan

karena masa tanam duanya gaka mundur," ucap Margiono.



Margiono berpendapat, infrastruktur pengairan irigasi perlu dibenahi

agar Kulonprogo bisa memenuhi permintaan Bulog. Kualitas irigasi

dinilai menjadi salah satu kebutuhan paling krusial bagi keberhasilan

panen.



"Selama ini airnya susah dibuang saat banjir sehingga tanaman banyak

yang mati. Sebaliknya saat kekeringan, petani harus menunggu lama

untuk airnya," jelasnya.



Editor : Nina Atmasari



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results