Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Tuesday, September 15, 2015

Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo Menarik Minat Sigi

Bisnis.com, KULONPROGO-Penerapan Perda No.5/2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo ternyata menarik perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Mereka ingin tahu bagaimana proses penyusunan hingga pelaksanaan aturan tersebut.



Kepala Dinkes Sigi, Sofyan Mailili mengungkapkan, sebelumnya dia mendapatkan informasi dan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI yang menganggap Pemkab Kulonprogo layak dijadikan obyek studi banding tentang KTR. Dia kemudian mengajak seluruh kepala puskesmas se-Kabupaten Sigi untuk mempelajari penerapan Perda KTR di Kulonprogo, Senin (14/9/2015).



"Kami ingin tahu trik-trik Kulonprogo yang bisa punya Perda KTR," kata Sofyan, saat diterima jajaran Pemkab Kulonprogo di Rumah Dinas Bupati Kulonprogo, Senin pagi.



Sofyan mengaku, usaha pembuatan Perda KTR di Sigi mengalami banyak hambatan dan penentangan dari berbagai kalangan. "Perokok di Sigi masih banyak, termasuk para birokrat. Hal ini menjadi hambatan tersendiri," ucap Sofyan.



Menanggapi hal itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, kunci keberhasilan penyusunan dan penerapan Perda KTR adalah efektivitas komunikasi, termasuk dengan para perokok.



Pilihan kata dan bahasa harus disesuaikan dengan kemampuan dan wawasan masyarakat yang beragam. Kesadaran untuk mengedepankan kepentingan orang lain juga ditanamkan secara bertahap.



Hasto sendiri secara gamblang menerangkan proses terbitnya Perda KTR hingga bagaimana impelementasinya saat ini. Dia pun mengaku jika butuh ketelatenan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. "Perda KTR bukan untuk melarang orang merokok, tapi membatasi tempat orang merokok," tegas Hasto.



Setelah dialog bersama Hasto dan Kepala Dinkes Kulonprogo, Bambang Haryatno, rombongan studi banding melanjutkan kunjungan ke Puskesmas Panjatan I untuk mengobservasi pelayanan konseling berhenti merokok. Mereka juga dijadwalkan mengunjungi dusun bebas asap rokok.



Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo Menarik Minat Sigi



Editor : Nina Atmasari



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Hama Ulat Daun Serang Tanaman Bawang Merah

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Tanaman bawang merah di area persawahan wilayah Demangrejo, Kecamatan Sentolo mulai terserang hama ulat daun. Para petani di wilayah setempat kemudian berupaya mengatasi penyebaran hama tersebut dengan penyemprotan pestisida.



Ketua Kelompok Tani Manu Demangrejo, Samidi menerangkan, hama ulat menyerang tanaman bawang merah pada bagian daun. Jika dibiarkan, hama tersebut akan mengganggu proses pembuahan hingga berdampak pada hasil produksi bawang merah. "Hama ini mengganggu proses pembuahan. Kalau tidak dibasmi, produksi bawang merah akan menurun. Kami bisa rugi," kata Samidi, saat dijumpai di sawahnya.



Sebagai upaya penyelamatan, lanjut Samidi, para petani kemudian melakukan penyemprotan massal terhadap tanaman bawang merah yang terserang hama ulat daun. Pestisida yang digunakan untuk menyemprot hama ulat daun, merupakan bantuan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kulonprogo.



"Dalam penyemprotan hama, satu hektar tanaman bawang merah membutuhkan pestisida 400 mililiter. Dengan demikian, seluruh lahan bawang merah di Desa Demangrejo yang mencapai 18 hektar membutuhkan 10 liter pestisida," jelas Samidi(Unt)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Hendak Menikah, Pemuda asal Kulonprogo Ini Gantung Diri

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Jelang pernikahan, pemuda warga RT 20 RW

11 Dusun Kroco Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Supriyanto (22),

justru mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diridi rumahnya, Selasa

(15/9/2015).



Kejadian ini kali pertama diketahui oleh ibunya, Ngaminem, antara

pukul 10.00 - 11.00. Dugaan sementara, pemuda ini nekat gantung

dirikarena menghadapi suatu persoalan menjelang pernikahan yang akan

digelar setelah idul adha nanti.



Kapolsek Pengasih, Kompol Mulyono, mengatakan sekitar pukul 10.00

pemuda ini diketahui masih mengantar ibunya menggiling padi.

Rencananya, beras hasil penggilingan itu akan digunakan untuk hajatan

pernikahannya.



Namun begitu sampai di penggilingan, Supriyanto pamit pulang lebih

dulu dan meninggalkan ibunya sendirian. Selang sekitar 10 menit ibunya

pun selesai menggiling padi dan langsung pulang menyusul anak

laki-laki semata wayangnya itu.



Tak dinyana, ketika sampai di rumah, Ngaminem justru menemukan anaknya

itu telah tergantung di ruang tamu menggunakan selendang yang biasa

untuk menggendong gabah ke penggilingan.



Hasil identifikasi menunjukkan pemuda itu murni tewas karena gantung

diri. Cirinya antara lain lidah menjulur dan tergigit.

Sementara berdasarkan keterangan saksi kepada polisi menyatakan pemuda

itu rencananya akan menikah dengan seorang gadis setelah idul adha.



Informasi beredar dia merasa kalut dengan persiapan pernikahan itu.



"Kami juga peroleh informasi pemuda ini sebelumnya pernah berusaha

bunuh diri dua kali, tapi gagal," kata Kapolsek.



Kepala Desa Sendangsari, Sumbogo, membenarkan salah seorang warganya

itu memang pernah berusaha bunuh diri sebanyak dua kali.



Pertama adalah dengan berusaha mengajak ibunya menceburkan diri ke

laut di Pantai Bugel, kedua adalah sehari sebelum akhirnya benar-benar

kejadian, yaitu dengan berusaha menceburkan diri ke sumur.



"Dua kali digagalkan ibunya. Tapi kemudian dia gantung dirisaat ibunya

menggiling padi. Dia di rumah sendiri sehingga tidak terselamatkan,"

katanya.



Sumbogo juga menerima informasi, bahwa Supriyanto merasa kalut dengan

persiapan pernikahan serta cemburu karena calon istrinya didekati pria

lain.( tribunjogja.com)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Monday, September 14, 2015

Kulonprogo Buka Peluang Pendirian Rumah Sakit Baru

Bisnis.com, KULONPROGO-Peluang investasi di bidang pelayanan kesehatan, khususnya pendirian rumah sakit baru di Kabupaten Kulonprogo masih terbuka lebar.



Kebutuhan rumah sakit, terutama di wilayah utara, dinilai masih cukup tinggi sehingga Pemkab Kulonprogo belum memberlakukan moratorium.



Saat ini, Kulonprogo telah memiliki dua rumah sakit pemerintah, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang. Tujuh rumah sakit swasta lain pun tersebar di sejumlah wilayah.



"Pendirian rumah sakit baru di Kulonprogo masih diperbolehkan," tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo, Bambang Haryatno, Minggu (13/9/2015).



Bambang mengungkapkan, pengajuan pendirian rumah sakit baru cenderung diarahkan di wilayah utara yang didominasi perbukitan. Bambang mengakui, sebaran fasilitas rumah sakit di Kulonprogo masih terpusat di wilayah tengah dan selatan.



"Namun, hal ini tidak mudah. Sebab, investor juga mempertimbangkan analisis kelayakan usaha," ucap Bambang.



Sembari menunggu adanya rumah sakit baru, lanjut Bambang, pelayanan kesehatan bagi masyarakat dioptimalkan melalui peran 21 puskesmas yang tersebar di 12 kecamatan. Fasilitas itu juga didukung operasional sejumlah puskesmas pembantu dan poliklinik desa.



"Kami juga sudah melengkapi tujuh puskesmas dengan fasilitas rawat inap, dua diantaranya membuka layanan melahirkan," kata Bambang.



Editor : Nina Atmasari



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kekeringan Di Girimulyo Terus Meluas

GIRIMULYO ( KRJogja.com)- Wilayah Kecamatan Girimulyo yang mengalami keringan terus meluas. Jika pada awal Juli tercatat 13 pedukuhan maka pada akhir Agustus lalu bertambah menjadi 20 pedukuhan. "Dari 52 pedukuhan ada 20 pedukuhan tersebar di Desa Giripurwo, Purwosari dan Desa Pendoworejo sekarang mengalami kekeringan," jelas Camat setempat Purwono saat menerima bantuan 25 tangki air bersih dari Pengurus Daerah Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) DIY, di halaman Kantor Kecamatan Girimulyo, Senin (13/9).



Ke 25 tangki air bersih untuk warga di sepuluh pedukuhan dan sekolah yang ada di Girimulyo tersebut diserahkan Wakil Ketua Pengda IMBI DIY Sugiyarto.

Menurutnya, sebelum kemarau warga biasanya memenuhi kebutuhan air bersih dari sumur atau rembesan air di beberapa perbukitan yang dialirkan ke rumah warga. Tapi pada musim kemarau sekarang hampir semua mata air mengalami kekeringan. Guna memenuhi kebutuhan air warga terpaksa mencari air bersih di wilayah bawah yang jaraknya mencapai satu kilometer.



Dalam upaya mengatasi kekeringan, pemerintah sesungguhnya telah melakukan beberapa kali droping air bersih bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pengda IMBI DIY dan Rotary Club. "Memang sudah ada upaya membantu warga mendapatkan air bersih dengan membuat pamsimas atau mengangkat air dari sumber mata air. Tapi karena kemaraunya panjang sehingga debit air menurun," jelas Camat Purwono menambahkan kedepan kecamatan akan mencoba memanfaatkan air di Pedukuhan Gunturan dan Karangrejo maupun di Kedung Tawang. "Air dari tiga mata air tersebut bisa diangkat dan disalurkan kepada warga di beberapa wilayah," terangnya.

Sugiyarto menjelaskan, droping air bersih merupakan agenda rutin tahunan. Khusus 25 tangki diberikan kepada warga di sepuluh pedukuhan dan PAUD, SD, SMP dan SMK di Desa Giripurwo, Purwosari, Pendoworejo dan Jatimulyo. "Kami memberikan bantuan semampunya untuk meringankan beban warga yang mengalami kekeringan," ujarnya menambahkan Pengda IMBI DIY sebelumnya menyalurkan bantuan air bersih di Kabupaten Gunungkidul. "Kami masih punya cadangan dana sosial untuk bantuan droping air di daerah-daerah lain," tuturnya.



Pihaknya menyadari droping air hanya bersifat bantuan jangka pendek. "Agar bantuan lebih tepat dan menyelesaikan masalah, Pengda IMBI DIY akan berkoordinasi dengan pengurus yang lebih tinggi guna memberikan bantuan pipanisasi maupun mesin penyedot air yang setiap saat bisa berfungsi," terangnya.(Rul)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Friday, September 11, 2015

SMAN 1 Pengasih Raih Kemenangan

WATES ( KRjogja.com)- SMAN 1 Pengasih secara meyakinkan berhasil

meraih kemenangan 2-0 atas SMK Muhammadiyah 1 Temon pada ajang Liga

Futsal Pelajar (LFP) Kulonprogo 2015 di Spirit Futsal Pengasih, Jumat

(11/9/2015).



SMAN 1 Pengasih diawal babak mendapat perlawanan ketat dari lawan.

SMAN 1 Pengasih membuka keunggulan 1-0 lewat sepakan Farid. Satu gol

tambahan SMAN 1 Pengasih tercipta pada babak kedua yang dilesakkan

Catur. Dengan kemenangan tersebut, SMAN 1 Pengasih berpeluang lolos ke

babak selanjutnya.



Pertandingan lainnya, SMKN 2 Pengasih mencatat kemenangan lima gol

tanpa balas atas SMK Kesehatan CSI Wates. MAN 2 Wates menang telak 3-0

atas SMK PGRI 1 Sentolo. SMAN 1 Temon mengalahkan SMKN 1 Temon dengan

skor 3-1. SMAN 1 Lendah bermain imbang 1-1 melawan SMAN 1 Girimulyo.



Sementara untuk tingkat SMP, SMPN 2 Pengasih harus bersusah payah

mengatasi SMPN 2 Galur dengan skor ketat 3-2. Sedangkan SMPN 1

Pengasih unggul tipis 1-0 atas SMPN 1 Lendah.(*-32)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Bakar Sampah, Nenek Ponem Tewas Kobong

KULONROGO ( KRjogja.com)- Bermaksud membakar sampah di pekarangan

rumahnya, RT 33 RW 17 Pedukuhan Pergiwatu Wetan, Desa Srikayangan

Kecamatan Sentolo, Kamis (10/09/2015), seorang nenek berusia 85 tahun,

Ponem Joyo Winoto malah tewas terbakar. Saat ditemukan, tubuh Nenek

Ponem dalam kondisi hangus, rambut dan baju habis terbakar, serta

kulit melepuh dengan luka bakar 90 persen. Kejadian ini sontak

menghebohkan warga Srikayangan dan berduyun-duyun datang ke lokasi

kejadian.



Peristiwa naas ini pertamakali diketahui tetangga korban, Sugeng (40),

yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian. Sekira pukul 11.00

WIB, Sugeng kaget karena melihat kobaran api di pekarangan Nenek Ponem

mulai merembet ke kediamannya, dan langsung melakukan pemadaman.



"Namun tiba di lokasi kejadian, Sugeng yang merupakan saksi satu ini

melihat ada mayat korban tergeletak. Kondisinya sudah hangus dengan

luka bakar 90 persen, juga ada kobaran api di stagen yang melilit

perut korban. Saksi langsung berusaha memadamkan api di tubuh korban

menggunakan air, namun nyawanya tak bisa diselamatkan," kata Kapolsek

Sentolo, Kompol Slamet, usai melakukan olah TKP.



Dalam keadaan panik, saksi satu lalu memanggil saksi dua, Slamet

Wahyudi (45). Bersama warga sekitar, mereka langsung memadamkan api di

pekarangan, juga melaporkan peristiwa ini ke Polsek Sentolo. Baik

saksi satu maupun saksi dua, masih shock dengan kejadian tersebut

sehingga sulit dimintai keterangan.



"Korban berniat membakar sampah berupa dedaunan kering di pekarangan.

Namun lantaran angin bertiup kencang, api menjalar dengan cepat hingga

mengepung tubuhnya. Kondisi korban yang sudah berusia lanjut,

membuatnya kesulitan menyelamatkan diri, hingga tewas terbakar" urai

Slamet.



Dari hasil olah TKP, tambahnya, tidak ada tanda-tanda yang mengandung

unsur pidana sehingga dipastikan, peristiwa ini murni kecelakaan.

Jenazah korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk

disemayamkan.(Unt)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

MANUNGGAL FAIR KULONPROGO : Manunggal Fair akan Digelar Kembali

Manunggal Fair Kulonprogoakan digelar kembali



Harianjogja.com, KULONPROGO– Pameran dalam rangka memeringati hari

jadi Kulonprogo ke 64 akan segera diselenggarakan. Pameran Manunggal

Fair pada tahun ini akan mengusung tema prestasi, sesuai dengan

pencapaian yang telah dilakukan Pemkab Kulonprogo di semua aspek.

Kabag TI dan Humas Setda Kulonprogo Rudy Widiyatmoko mengatakan,

penyelenggaraan Manunggal Fair atau Kulonprogo Expo 2015 akan

dilangsungkan 20-10 Oktober mendatang. Pameran tersebut berpusat di

Alun-alun Wates yang menjadi jantung Kota Wates.



"Diharapkan melalui media pameran, masyarakat akan mengetahui

keberhasilan pemerintah daerah selama ini," ujar Rudy, Kamis

(10/9/2015).

Rudy menjelaskan, pameran bertajuk Tingkatkan Prestasi Menuju

Kemandirian Daerah, yang dimaksud yakni beberapa keberhasilan yang

diraih oleh pemkab. Di antaranya seperti pencapaian predikat laporan

keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).



Selain itu, laporan kinerja yang mampu meraih nilai yang cukup baik,

penyelenggaraan pemerintahan yang masuk dalam peringkat sepuluh besar,

bahkan tingkat satu se-Indonesia. Berbagai prestasi pelajar Kulonprogo

juga dinilai memberikan kontribusi terhadap prestasi kabupaten ini

dalam mencetak generasi yang unggul.



Terkait rencana pembangunan bandara internasional di Kulonprogo, juga

menjadi prestasi yang akan diraih kabupaten berjuluk Binangun ini.

Beberapa prestasi tersebut nantinya akan digambarkan dalam wujud

gapura utama di depan pemkab dan satu lagi di depan sebelah Makodim

0731.



Ada pula informasi keberhasilan atau prestasi ini di stan-stan

pemerintah yang beberapa waktu yang lalu telah dilakukan sosialisasi

dengan SKPD.

Kasubag Data dan Informasi Heri Widada menambahkan, rencananya pameran

tersebut akan dilangsungkan di Taman Budaya Kulonprogo. Namun,

pembangunan sentra budaya dan kesenian itu belum jadi, maka

penyelenggaraan akan tetap dilaksanakan di Alun-alun Wates.



Heri menjelaskan, meski saat ini baru ada pekerjaan beberapa ruang

publik di Alun-alun Wates, namun tidak ada permasalahan. Pasalnya, hal

itu telah dikomunikasikan dengan pihak terkait. Selain itu, koordinasi

juga telah dilakukan dengan sejumlah PKL yang ada di sekitar Alun-alun

Wates.



"Baik di sisi selatan maupun timur, sudah dikoordinasikan dengan para

PKL tentang rencana penyelenggaraan event tersebut," terang Heri.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, September 9, 2015

Kawasan Industri Sentolo Butuh 50 Hektare, Belum Terpenuhi

Bisnis.com, KULONPROGO – Lahan yang dibutuhkan untuk membangun kawasan

industri di Sentolo sedikitnya memerlukan tanah seluas 50 hektare.

Namun, sulitnya pembebasan lahan mengakibatkan rencana pembangunan

kawasan ekonomi khusus itu tersendat.



"Pengadaan lahan menjadi kendala pengembangan kawasan industri

tersebut. Masyarakat masih belum memahami arti penting dari

pengembangan kawasan itu," ujar Kepala Badan Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu (BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan, Selasa

(8/9/2015).



Agung menandaskan, dikembangkannya kawasan industri di Sentolo sebagai

kawasan ekonomi khusus akan memberikan dampak positif bagi warga.



Multiefek dari adanya kawasan tersebut akan dirasakan langsung oleh

masyarakat. Kawasan industri Sentolo ini akan dikembangkan di Desa

Banguncipto, Desa Sentolo, Desa Sukoreno, Desa Salamrejo, dan Desa

Tuksono berada di Kecamatan Sentolo.



Lebih lanjut Agung memaparkan, paling tidak luas lahan yang diperlukan

untuk mengembangan kawasan itu minimal 50 hektare. Saat ini, luas

lahan yang baru dapat dibebaskan mencapai 35 hektare.



"Kawasan yang akan dijadikan kawasan industri merupakan wilayah

pegunungan yang tandus. Lahan yang ada di wilayah itu tidak produktif

untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian," jelas Agung.



Sampai saat ini, pihaknya terus berupaya agar lahan yang dibutuhkan

dapat terpenuhi. Agung menambahkan, jika lahan untuk kawasan industri

itu dapat terpenuhi, selanjutnya akan dilakukan penilaian. Penilaian

tersebut dilakukan untuk menentukan kelayakan wilayah tersebut untuk

dijadikan kawasan industri.



Agung menandaskan, sesuai Perda nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW), Kulonprogo telah menentukan pengembangan

Kawasan Peruntukan Industri yang meliputi empat kecamatan, yakni

Sentolo, Nanggulan, Lendah, dan Temon.



Kawasan industri Sentolo termasuk dalam kawasan peruntukan industri.

Potensi lahan yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Peruntunkan

Industri mencapai 4.700 hektare.



"Warga sebenarnya tidak masalah dengan adanya pengembangan kawasan

industri. Hanya saja, persoalannya pada harga, negosiasinya yang perlu

waktu," imbuh Agung.



Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo memaparkan, kawasan

industri sudah mulai banyak dilirik investor-investor besar. Banyak

investor yang siap menanamkan modalnya untuk mengembangkan pabrik dan

industri di kawasan tersebut.



"Perusahaan yang bekerjasama dengan perbankan asal Singapura yang siap

menempati salah satu area di kawasan industri. Diharapkan proses

akuisisi lahan segera dilakukan, sehingga perusahaan itu dapat segera

membangun," imbuh Hasto.
Share:

Jumlah Pemandu Wisata di Kulon Progo Masih Minim

Kulon Progo, HanTer - Jumlah pemandu wisata atau "tour guide" di

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah memiliki

sertifikat masih sangat minim, padahal jumlah kunjungan wisatawan

terus mengalami peningkatan.



"Objek wisata di Kulon Progo belum dikelola secara optimal karena

kekurangan pemandu wisata yang profesional," kata Kabid Pemasaran

Pariwasata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Eka

Winarsiwi di Kulon Progo, Kamis (10/9).



Ia mengatakan beberapa tempat wisata di Kulon Progo seperti Pantai

Gelagah, Kalibiru, dan Kebun Teh Nglinggo-Tritis banyak dikunjungi

wisatawan, namun, jumlah pemandu wisata masih sangat kurang.



"Sampai saat ini, belum ada pengelola wisata yang memiliki sertifikat

yang bisa memandu wisatawan, padahal jumlah kunjungan wisatawan di

Kulon Progo mengalami kenaikan yang siginifikan," kata Eka.



Ia mengatakan pemandu wisatawan lokal mengalami kesulitan mendapatkan

sertifikat karena yang mengeluarkan lembaga khusus yang ada di Sleman

dan Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan sertifikat sebagai pemandu

wisatawan, juga membutuhkan biaya besar.



"Kalau mereka memiliki sertifikat, bisa memandu wisatawan di luar DIY.

Tapi kalau tidak, mereka hanya memandu wisata lokal," kata dia.



Minimnya jumlah pemandu wisata resmi, kata Eka, dapat berdampak pada

menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Kulon Progo.



"Di kalangan masyarakat masih menganggap bahwa menjadi seorang pemandu

wisata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka,"

katanya.



Ia berharap, kedepan minat warga Kulon Progo untuk menjadi pemandu

wisata bisa lebih baik lagi. Mengingat Kabupaten Kulon Progi gencar

dalam meningkatkan dan mengkampanyekan sektor pariwisata andalan ke

masyarakat luas, untuk meningkatkan PAD dan mendongkrak pertumbuhan

ekonomi masyarakat.



"Masalah pemandu wisata menjadi pekerjaan rumah kami dalam mendongkrak

sektor pariwsata," katanya.



Selain kekurangan jumlah pemandu wisata, menurut Eka, pelalu wisata

lokal mengalami kendala masalah bahasa asing ketika ada wisatawam dari

manca negara. Mereka tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik.



"Kami sudah memberikan pelatihan bahasa Inggris, tapi kosa katanya

secara umum. Meski sudah diberi pelatihan, pelaku wisata lokal tetap

mengalami kesulitan," katanya.







(ruli)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results