Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Wednesday, September 9, 2015

Jumlah Pemandu Wisata di Kulon Progo Masih Minim

Kulon Progo, HanTer - Jumlah pemandu wisata atau "tour guide" di

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah memiliki

sertifikat masih sangat minim, padahal jumlah kunjungan wisatawan

terus mengalami peningkatan.



"Objek wisata di Kulon Progo belum dikelola secara optimal karena

kekurangan pemandu wisata yang profesional," kata Kabid Pemasaran

Pariwasata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Eka

Winarsiwi di Kulon Progo, Kamis (10/9).



Ia mengatakan beberapa tempat wisata di Kulon Progo seperti Pantai

Gelagah, Kalibiru, dan Kebun Teh Nglinggo-Tritis banyak dikunjungi

wisatawan, namun, jumlah pemandu wisata masih sangat kurang.



"Sampai saat ini, belum ada pengelola wisata yang memiliki sertifikat

yang bisa memandu wisatawan, padahal jumlah kunjungan wisatawan di

Kulon Progo mengalami kenaikan yang siginifikan," kata Eka.



Ia mengatakan pemandu wisatawan lokal mengalami kesulitan mendapatkan

sertifikat karena yang mengeluarkan lembaga khusus yang ada di Sleman

dan Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan sertifikat sebagai pemandu

wisatawan, juga membutuhkan biaya besar.



"Kalau mereka memiliki sertifikat, bisa memandu wisatawan di luar DIY.

Tapi kalau tidak, mereka hanya memandu wisata lokal," kata dia.



Minimnya jumlah pemandu wisata resmi, kata Eka, dapat berdampak pada

menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Kulon Progo.



"Di kalangan masyarakat masih menganggap bahwa menjadi seorang pemandu

wisata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka,"

katanya.



Ia berharap, kedepan minat warga Kulon Progo untuk menjadi pemandu

wisata bisa lebih baik lagi. Mengingat Kabupaten Kulon Progi gencar

dalam meningkatkan dan mengkampanyekan sektor pariwisata andalan ke

masyarakat luas, untuk meningkatkan PAD dan mendongkrak pertumbuhan

ekonomi masyarakat.



"Masalah pemandu wisata menjadi pekerjaan rumah kami dalam mendongkrak

sektor pariwsata," katanya.



Selain kekurangan jumlah pemandu wisata, menurut Eka, pelalu wisata

lokal mengalami kendala masalah bahasa asing ketika ada wisatawam dari

manca negara. Mereka tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik.



"Kami sudah memberikan pelatihan bahasa Inggris, tapi kosa katanya

secara umum. Meski sudah diberi pelatihan, pelaku wisata lokal tetap

mengalami kesulitan," katanya.







(ruli)
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results