Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Tuesday, October 13, 2015

Persiapan Pembebasan Lahan Bandara Terus Dilakukan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Persiapan pembebasan lahan untuk lokasi

bandara baru DIY di wilayah pesisir selatan Kecamatan Temon,

Kulonprogo terus dilakukan oleh pemkab setempat. Demi kelancaran

proses tersebut, dalam waktu dekat akan dibentuk satuan tugas (satgas)

yang akan bekerja sesuai tahapan-tahapan yang diatur

perundang-undangan. Di tingkat desa, para kepala desa (kades) dan

perangkat desa (perades) yang wilayahnya masuk lokasi bandara terus

berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN).



"Saat ini tahapannya memang masih persiapan untuk pengadaan lahan,"

jelas Sekretaris Daerah (Sekda) setempat Ir RM Astungkoro, Senin

(12/10/2015).



Mengingat proses pengadaan lahan semua kewenangan ada di BPN DIY maka

untuk menyelesaikan tugas-tugasnya akan dibentuk beberapa satgas.

Sehingga begitu salinan petikan kasasi Mahkamah Agung (MA) turun,

satgas-satgas tersebut bisa langsung bergerak. "Sekarang prosesnya

sedang melengkapi dokumen yang diperlukan," ujarnya.

Secara terpisah Camat Temon Jaka Prasetya membenarkan pihaknya dan

para kades serta perades telah mengadakan pertemuan dengan BPN. Dalam

pertemuan dimaksud para pihak masih sebatas koordinasi dan belum ada

hal detail dan teknis yang dibahas. "Masih sebatas persiapan dan belum

membahas hal teknis," tuturnya.



Dalam waktu dekat rencananya tim akan melakukan sosialisasi kepada

warga untuk proses lebih lanjut. Sosialisasi akan dilaksanakan secara

cepat untuk memberikan pemahaman konsep pembebasan lahan. Pasca ada

putusan Mahkamah Agung (MA), pihaknya aktif memantau perkembangan

khususnya terhadap warga yang terdampak. Di lapangan, masyarakat tetap

kondusif meski di wilayah yang banyak warga menolak rencana

pembangunan bandara.



Hal senada disampaikan Pejabat sementara (Pjs) Kades Jangkaran Masruh

Effendi. Permasalahan yang dibahas bersama BPN masih seputar

persiapan-persiapan identifikasi atas lahan. Tim justru lebih banyak

meminta masukan dari desa, agar proses kedepan lebih baik.



"Sampai saat ini belum ada keputusan apapun termasuk pembentukan tim

khusus. Pembentukan akan dilakukan ketika nanti sudah ada salinan

petikan keputusan kasasi dari MA. Pertemuan hanya persiapan awal dan

BPN lebih banyak minta masukan tentang langkah terbaik yang harus

ditempuh," terangnya.



Kalangan pemdes yang wilayahnya masuk lokasi bandara berharap sebelum

ada pengukuran dan penilaian harga atas lahan hendaknya dilakukan

sosialisasi. Hal tersebut penting dalam upaya meminimalisir

permasalahan yang akan muncul. "Termasuk menjaga kondusifitas agar

tidak ada gejolak," katanya.(Rul)
Share:

Para Desainer Batik di Kulonprogo Bakal Unjuk Gigi

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Para desainer batik di Kulonprogo bakal

tampil memeriahkan Fashion Day Carnival yang dikemas bersamaan dengan

Kirab Budaya Menoreh di Kulonprogo pada 14 Oktober 2015 mendatang.



Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olarga Kulonprogo,

Krissutanta, mengatakan acara tersebut terilhami oleh kegiatan serupa

di Jember.



Dalam event tersebut, Kulonprogo bakal menampilkan kelompok desainer,

terutama batik.



Mereka akan melakukan kirab mulai dari kompleks UNY Wates menujut

halaman Pemkab Kulonprogo.



"Kegiatan ini sekaligus memeriahkan hari jadi Kabupaten Kulonprogo ke

64," kata Krissutanta, Minggu (11/10/2015).

Kabid Kebudayaan, Joko Mursito, menambahkan selain kirab para desainer

batik, acara itu juga akan dimeriahkan penampilan kesenian unggulan

Kulonprogo.Panitia bahkan tidak hanya memberi kesempatan pada pelaku

seni lokal, tetapi juga menampilkan kesenian dari luar Kulonprogo

termasuk Jawa Tengah.



"Sudah ada 20 grup yang terdaftar. Mereka juga berasal dari

Temanggung, Kebumen, Solo, dan sekitarnya," ujarnya.



Selain kirab budaya dan para desainer, acara tersebut juga akan

menampilkan arak-arakan gerobak sapi yang sebagaimana biasanya tampil

lengkap dengan dekorasinya.

Joko menambahkan bahwa acara tersebut melibatkan pelaku seni dan

budaya dari berbagai daerah karena Kulonprogo dahulu pernah menjadi

pertemuan wilayah kerajaan Mataram.( tribunjogja.com)
Share:

Masa Paceklik, Nelayan Kulon Progo Beralih Jadi Petani

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Sekitar 100 nelayan di Kabupaten Kulon

Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, beralih mata pencarian sementara

menjadi petani karena kondisi laut yang sedang pasang dan paceklik

ikan.



"Jumlah nelayan yang memiliki kartu anggota sebanyak 500 orang,

sebanyak 20 persennya beralih profesi sementara menjadi petani," kata

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo

Sudarna di Kulon Progo, Selasa (13/10).



Menurut dia, alih profesi sementara yang dilakukan nelayan Kulon Progo

merupakan hal yang wajar. Ia mengatakan di Kulon Progo tidak ada

nelayan murni karena nenek moyang mereka adalah petani sehingga sangat

wajar ketika gelombang tinggi dan paceklik ikan beralih menjadi

petani.



"Hampir tidak ada nelayan Kabupaten Kulon Progo yang mengandalkan

hidupnya dengan melaut," katanya.

Ia mengatakan nelayan yang beralih sementara menjadi petani merupakan

optimalisasi potensi. Ketika tidak melaut, mereka dapat bercocok

tanaman seperti menanam cabai, semangka, atau sayur-sayuran.



"Apa yang mereka lakukan ini demi kelangsungan hidup mereka," katanya.

Sudarma mengatakan nelayan Kulon Progo akan menggantungkan hidupnya

dari melaut, ketika sarana dan prasarana sudah ada, yakni ketika

Pelabuhan Tanjung Adikarto sudah dibuka.



"Saat ini, Pelabuhan Tanjung Adikarto belum dapat difungsikan. Apa

yang menjadi impian dan harapan petani supaya pelabuhan beroperasi

belum terwujud," katanya.



Anggota nelayan Pantai Bugel Warto mengatakan nelayan yang tidak

melaut beralih bercocok tanam. Mereka menanam cabai, melon, semangka

dan sayur-sayuran supaya dapat bertahan hidup.



Ia mengatakan sudah beberapa tahun terakhir, jumlah nelayan Pantai

Bugel yang melaut sangat sedikit. Hal ini dikarenakan adanya abrasi di

pantai tersebut dan gelombang sangat tinggi.



"Untuk sementara waktu, kami beralih menjadi petani. Kami memiliki

ladang, sehingga kami dapat bercocok tanam saat tidak melaut,"

katanya.



Red:Nur Aini

Sumber:antara
Share:

Saturday, October 10, 2015

BPBD Kulonprogo Sebut Kekeringan Capai 200 Titik



Ilustrasi Liputan Khusus El Nino
Ilustrasi Liputan Khusus El Nino

Liputan6.com, Yogyakarta - Musim kemarau masih akan terjadi hingga akhir tahun ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Yogyakarta menyebut kemarau ini dampak dari El Nino, sehingga beberapa daerah mengalami kekeringan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung Waluyo mengatakan kekeringan di wilayahnya semakin meluas. Merujuk data BPBD Kulonprogo, ada 200 titik kekeringan.

Menurut Untung, jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 118 titik kekeringan. 200 Titik ini ada di 6 kecamatan, yakni Kokap, Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh dan sebagian Pengasih dan Sentolo, lalu di Panjatan dan Lendah.

"Ya dampak dari musim kemarau yakni kekeringan memang makin meluas di Kulonprogo," Ujar Untung Waluyo, saat dihubungi wartawan Sabtu (10/10/2015).

Menurut Untung kekeringan di Kulonprogo sudah melanda wilayah di tingkat RT padahal sebelumnya hanya di tingkat RW. Sementara di dalam satu RW ada beberapa RT. Oleh karena pihaknya terus memasok air ke masyarakat. Namun dropping air terkendala armada yang hanya 1 unit saja.

"Dulu kita punya 2 armada tangki air, 1 pinjam. Tapi sekarang sudah diambil jadi tinggal 1 saja, padahal kita harus dropping sampai tingkat RT, ya tidak bisa cepat," ucap Untung.

Ia meminta kepada masyarakat agar sabar menunggu dropping air karena minimnya armada. Ia pun akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk meminjam satu armada tangki air.

"Saya harap masyarakat bersabar menunggu antrean, kita akan usahakan tambahan armada," pungkas Untung Waluyo.

El Nino di Yogya

Kekeringan yang melanda berbagai daerah Indonesia diperkirakan akan sampai akhir tahun ini. Hal ini karena adanya dampak El Nino yang terjadi pada tahun ini.

Staf Data dan Informasi BMKG DIY Etik Setyaningrum mengatakan, fenomena El Nino masih akan terjadi sampai Desember 2015. Alhasil, fenomena El Nino ini menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang termasuk di Yogyakarta.

"El Nino akan sampai bulan Desember. Pada awal Januari El Nino sudah mulai luruh atau mulai menurun intensitasnya," ujar Etik di Yogyakarta, Sabtu 10 Oktober 2015.

Etik menjelaskan, dampak dari El Nino ini membuat pengurangan curah hujan sampai bulan September 2015. Hal inilah yang membuat kekeringan terjadi di Indonesia.

Pemantauan BMKG hingga September lalu, anomali suhu permukaan laut di wilayah Pasifik Tengah, El nino semakin kuat. Sejak pertengahan Agustus 2015, indeks El Nino bertahan di sekitar batas ambang El Nino kuat yaitu +2.

Dengan demikian, Etik memperkirakan El Nino menguat hingga akhir tahun 2015. Prediksi BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan pada Oktober dan November. Namun bagi daerah terkena dampak El Nino, maka hujan diprediksi terjadi mundur pada November dan Desember mendatang.

"Ini prediksi awal musim hujan 2015/2016 wilayah DIY umumnya terjadi pada bulan November dasarian (10 hari) 2 dan November dasarian 3. Kecuali Gunungkidul bagian selatan terjadi pada bulan Desember dasarian 1," ujar Etik.

Etik mengatakan adanya dampak El Nino di DIY ini ia menyarankan kepada warga Yogya untuk menghemat air. Sebab pada awal musim hujan baru akan dimulai pada pertengahan November.

"Sarannya ya, hemat air saja," pungkas Etik. (Ans/Vra)

Share:

Gua Kebon, Alternatif Wisata untuk Pendidikan


Sejumlah pelajar dari seluruh Kecamatan Panjatan menyerbu kawasan Taman Tirta Wiyata Gua Kebon di Dusun VII Krembangan, Desa Krembangan, yang mulai resmi dilaunching, Kamis (8/10/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)Sejumlah pelajar dari seluruh Kecamatan Panjatan menyerbu kawasan Taman Tirta Wiyata Gua Kebon di Dusun VII Krembangan, Desa Krembangan, yang mulai resmi dilaunching, Kamis (8/10/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)
"Taman ini memiliki salah satu objek alam yang menarik, yakni Gua Kebon. Gua tersebut terbentuk secara alami dari endapan kapur yang berlangsung cukup lama," ujar  Sudarmanto disela peluncuran Taman Tirta Wiyata yang diresmikan Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo, Kamis (8/10/2015).

Sudarmanto mengatakan, taman tersebut memiliki luasan tiga hektare dan akan dikembangkan beberapa spot wisata edukasi. Potensi alam selain gua, yakni area budidaya ikan, sungai dan taman alam dengan suasana pedesaan. Taman ini dapat menjadi ruang belajar bagi pelajar untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati.

Lebih lanjut Sudarmanto memaparkan, guna mengembangkan wisata tersebut pihaknya berharap dukungan dari sejumlah satuan kerja perangkat daerah. Pasalnya, untuk mengembangkan destinasi wisata berbasis pendidikan ini perlu peran serta dari sektor pendidikan, pertanian, peternakan hingga pariwisata.

"Kami sudah berkoordinasi juga dengan Dinas Pertanian untuk mendukung pengembangan destinasi pendidikan ini. Salah satu yang kami upayakan adalah pembangunan embung tak jauh dari objek wisata ini," jelas Sudarmanto.

Dinas Pendidikan Kulonprogo turut mengapresiasi ide masyarakat Panjatan untuk mengembangan potensi wisata berbasis edukasi. Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo Sumarsana mengungkapkan, sampai saat ini belum ada objek wisata yang mengkhususkan diri sebagai destinasi wisata edukasi. Meskipun banyak objek wisata yang menawarkan wisata edukasi di dalamnya.

"Maka dari itu, kami sangat mengapresiasi pembentukan objek wisata edukasi ini. Namun, kami akan melihat dulu peran serta masyarakat, sejauh mana dapat mendorong dan mendukung objek wisata tersebut," tandas Sumarsana.

Sumarsana menambahkan, pihaknya akan mengikuti ide atau gagasan masyarakat dalam mengembangkan wisata ini. Untuk mendukung edukasi yang akan diusung objek wisata tersebut, Sumarsana akan mencoba mengundang para pelaku pendidikan, guru dan akademisi. Tujuannya, untuk memberikan masukan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang mengelola taman tersebut.

"Tentunya akan membutuhkan masukan dari guru maupun pelaku pendidikan tentang apa saja fasilitas wisata yang dapat menunjang wisata edukasi di tempat tersebut. Khususnya, jika objek wisata itu ditujukan sebagai tempat pendidikan bagi anak usia dini dan pendidikan dasar," jelas Sumarsana.

Editor:  | dalam: Kulon Progo |
 
Share:

Friday, October 9, 2015

Ratusan Pemuda Bersihkan Tempat Ibadah

PENGASIH ( KRJogja.com)- Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan

dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengerahkan ratusan

pemuda dari lima kabupaten/ kota melakukan bhakti sosial (bhaksos)

membersihkan tempat ibadah di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Kegiatan

tersebut sebagai bagian pembinaan peran serta pemuda dan pembangunan.



Menurut Ketua Forum Sarjana Pengerak Desa DIY Setiyo Purnomo, bhaksos

tahun ini difokuskan di Kulonprogo. Selama beberapa hari seratus

peserta menginap di Wisma Dharmais di Desa/ Kecamatan Pengasih untuk

mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari outbound, pramuka sampai

kegiatan-kegiatan pembangunan. "Kegiatan pembinaan merupakan salah

satu upaya memotivasi pemuda agar aktif dalam pembangunan. Khusus pada

Jumat (9/10) kegiatan bhaksos kami fokuskan membersihkan tempat ibadah

meliputi Masjid Taubat Terbah, Masjid Jami Driyan, Masjid Al Manar

Wonosidi, Majis di Kompleks Wisma Dharmais dan Gereja Kristen serta

Gereja Katolik," katanya, Jumat.



Gerakan bersih-bersih tempat ibadah merupakan upaya meningkatkan

kerukunan antarumat beragama. "Dalam pelaksanaan bhaksos peserta

dibagi enam kelompok, empat kelompok membersihkan masjid sisanya dua

kelompok bersih-bersih di gereja Kristen dan Katolik," terangnya

menambahkan pembagian kelompok tidak mendasar pada agama.



Selain membersihkan tempat ibadah, bhaksos yang melibatkan sejumlah

organisasi kepemudaan tersebut juga di melaksanakan droping air bersih

di Desa Tuksono Kecamatan Sentolo. "Kami juga akan membangun gardu dan

rumah budaya di Sewon dan Kemusuk, Argodadi, Sedayu Bantul," tuturnya.



Peserta, Amri Kristiani mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut.

Apalagi banyak peserta dari berbagai organisasi kepemudaan. "Selama

mengikuti kegiatan kami bisa bekerjasama dan diskusi berbagai hal.

Pengabdian masyarakat yang menyenangkan," katanya.(Rul)
Share:

Thursday, October 8, 2015

Rencana Pembangunan Bandara Kulonprogo Abaikan PK Petani

Metrotvnews.com, Yogyakarta:Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo bersikukuh

melanjutkan tahapan prapembangunan Bandara Kulonprogo walaupun

mendapat tentangan dari warga. Hingga kini pihaknya masih menunggu

salinan putusan kasasi Izin Penetapan Lokasi (IPL) dari Mahkamah Agung

(MA) untuk bertindak.



"Kalau secara hukum sah (ada salinan putusan kasasi IPL dari MA) kita

tetap berjalan (proses tahapan prapembangunan bandara)," kata dia

melalui sambungan telepon di Yogyakarta, Kamis (8/10/2015).



Namun, ia tetap menghormati langkah hukum peninjauan kembali yang akan

dilakukan warga penolak pembangunan bandara yang tergabung dalam

kelompok Wahana Tri Tunggal (WTT) . "Mekanisme hukum yang ada kita

hormati dan ikuti mekanisme yang ada," katanya.



Ketika ditanyakan apakah langkah hukum yang akan dilakukan WTT akan

mengganggu proses prapembangunan bandara, Hasto menegaskan tidak.



"Kita akan tetap berjalan walaupun banyak pihak yang tidak setuju.

Masyarakat tidak setuju itu bukan harga mati. Mereka tidak setuju

karena banyak yang belum tahu terkait kepastian relokasi tanah dan

penggantian tanah dari tim appraisal tanah independen," katanya.



Sebelumnya Tim kuasa hukum WTT dari lembaga Bantuan Hukum (LBH)

Yogayakarta Rizky Fatahillah mengatakan akan melakukan berbagai upaya

hukum, salah satunya peninjauan kembali (PK) pengabulan gugatan ILP

oleh Mahkamah Agung.



"Kami sedang menunggu salinan putusan kasasi dari MA. Setelah kami

pelajari, akan kami lakukan tindakan hukum serta politik untuk mencari

keadilan," kata dia.

(UWA)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

30 Hektar Lahan Cabai Di Kulonprogo Terserang Virus Kuning

*KULONPROGO* – Sekira 30 hektar (ha) lahan tanaman cabai yang tersebar pada

empat kecamatan di Kulonprogo terserang virus kuning. Akibatnya petani

terancam merugi karena pertumbuhan cabai yang tidak sempurna.



Menurut Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kulonprogo Eko Purwanto, sekira 30 ha lahan yang terserang virus kuning

berada di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur.



"Kalau kena virus kuning, buah buah rontok, Kalaupun jadi buah tidak

sempurna. Atau mutu masuk kategori ketiga," kata Eko, Kamis (8/10/2015)



Menurut Eko, virus kuning mudah berkembang biak saat musim panas. Apalagi

beberapa wilayah merupakan endemis persisten. Virus bisa ke rumput

wedusan/letungan yang menular lewat vektor kutu kebul.



"Untuk penanganan yang bagus sebaiknya tanaman dicabut, tidak sekedar

dipotong," ujarnya.



Untuk mengatasi permasalah ini, Dinas Pertanian menggelar bakti sosial

dengan gerakan masal pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) cabai,

khususnya pada serangan antraknose (kekek) dan virus kuning.



"Melalui gerakan ini, diharapkan dapat mengendalikan penyebaran OPT agar

tanaman cabai tetap menghasilkan buah, dengan sasaran luas sekira 8-10 Ha,"

kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bambang Tri Budi Harsono.



Selain membahas OPT, Bambang Tri juga mengajak petani membuat pola tanam

dan komoditas agar harga jual produk terjaga. Sebab, saat ini harga cabai

hanya Rp4.000 per kilogram. Harga ini dinilai terlalu rendah dan kurang

menguntungkan petani.



"Beberapa daerah transmigrasi Kalimantan, beberapa tahun ini juga sudah

mulai tanam cabai, sehingga produk cabai banyak. Hal ini menyebabkan harga

cabai menurun saat panen raya," ujarnya.

*(fds)*
Share:

Kisah Pelajar Kulonprogo Wakili Indonesia ke AS

REPUBLIKA.CO.ID,WATES -- Pelajar SMA Negeri Sentolo Kulonprogo, Anisa

Rahmadani mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika Serikat (AS).



Pada Kamis (8/10), Anisa melaporkan kegiatannya selama empat pekan di

Virginia, AS kepada Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.



Anisa menyampaikan, dirinya ke Amerika Serikat sebagai siswa Program

Kepemimpinan Muda (*Youth Leadership Program)* Indonesia-Amerika. Ia berada

di Universitas George Mason Fairfax, Virginia, Amerika Serikat.



Selama di Amerika Serikat, kata Anisa, dirinya mengikuti program intensif

yang bertujuan pertama, meningkatkan pemahaman anak muda tentang demokrasi,

hak dan tanggung jawab masyarakat serta meningkatkan komitmen untuk

terlibat dalam masyarakat, pelayanan dan kepemimpinan.



Lalu, memperkuat kapasitas pemuda dengan membekali mereka dengan

keahlian-keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi warga

negara yang terlibat aktif dalam komunitas.



Anisa juga berupaya meningkatkan dialog dan memfasilitasi interaksi yang

memiliki arti dan berbobot antara peserta Indonesia dan Amerika. "Sehingga

mereka bisa memiliki pemahaman yang positif satu sama lain," katanya.



Saat di AS antara 20 Juli – 21 Agustus 2015, Anisa mengikuti analisa

akademik yang inovatif melalui praktik, pelatihan langsung, dan

pengembangan keterampilan.



"Banyak hikmah yang bisa diambil selama di AS, seperti sifat kekeluargaan,

kerjasama antar sesama, persamaan antara yang normal dan penyandang

disabilitas, dan toleransi antar pemeluk agama," kata Anisa.



Saat ditanya Hasto program apa yang akan dilakukan setelah dari AS, Anisa

menyampaikan ingin mengubah pandangan anak-anak sekolah dan masyarakat

sekitar agar peduli lingkungan sekitar.



"Salah satu hal kecil seperti agar tidak buang sampah sembarangan, kemudian

mendaur ulang sampah," kata Anisa yang berangkat ke AS bersama 19 peserta

dari Indonesia lainnya.
Share:

Pejantan Etawa Unggul Tidak Boleh Dijual

[image: Anggota tim juri memeriksa ukuran tubuh kambing peranakan etawa

yang mengikuti kontes kambing PE dan sapi putih di Lapangan Pengasih,

Kulonprogo, Rabu (7/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)]





*Harianjogja.com, KULONPROGO*-Peternak kambing peranakan etawa (PE) diimbau

tidak menjual pejantan unggul kepada konsumen luar daerah. Tujuan demi

mempertahankan kualitas bibit kambing PE asal Kulonprogo.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan Perikanan

dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kulonprogo, Nur Syamsu Hidayat, di sela

kontes kambing PE dan sapi putih di Lapangan Pengasih, Kulonprogo, Rabu

(7/10/2015). Dia mengaku sudah menyepakati kebijakan itu dengan

kelompok-kelompok peternak di Kulonprogo.



Nur memaparkan, upaya penjaringan bibit kambing PE kualitas A masih terus

dilakukan. Kambing-kambing itu sebisa mungkin tidak boleh keluar dari

Kulonprogo. Pemkab Kulonprogo juga menyediakan anggaran khusus untuk

pengembangan bibit kambing PE berkualitas unggul.



"Kambing PE yang boleh keluar hanya kualitas B dan C," kata Nur.

Nur menyadari peternak rawan tergiur dengan harga tinggi yang ditawarkan

konsumen demi pejantan unggul. Apalagi jika pejantan itu sering memenangkan

kejuaraan. Dia mengungkapkan, pernah ada pejantan yang ditawar sampai Rp90

juta. Meski demikian, dia berharap peternak bisa menjaga komitmen untuk

menjaga kualitas bibit kambing PE.



Kontes hari itu, lanjut Nur, juga diselenggarakan untuk meningkatkan

kualitas bibit kambing PE. Acara itu sekaligus menjadi ajang evaluasi

program pendampingan dan penyuluhan yang selama ini dilakukan DKPP

Kulonprogo.



"Peternak yang menjadi peserta bisa saling tukar informasi dan berbagi tips

perawatan kambing," ujar Nur.



Bambang Subagiyo, peternak asal Dusun Gendu, Desa Jatimulyo, Kecamatan

Girimulyo mengaku kambing PE pejantan miliknya seberat 115 kilogram pernah

ditawar Rp50 juta. Menurutnya, pejantan yang pernah meraih prestasi tingkat

nasional bahkan bisa bernilai Rp100 juta.



"Tapi tetap tidak kita buka [jual]," ungkap Bambang.



Bambang bertekad tidak menjual pejantan unggulnya. Anak kambing atau cempe

berusia tiga bulan ke bawah saja bisa dihargai Rp3 juta hingga Rp15 juta

per ekor. Terakhir, dia menjual seekor cempe berusia tiga bulan seharga

Rp10 juta ke Jakarta.



"Kalau jual pejantan itu ibarat kehilangan kekuatan intinya," ucapnya.



Bambang lalu menjelaskan, kualitas kambing PE diantaranya terlihat dari

kondisi fisik yang tinggi dan besar. Hal itu juga tampak dari panjang dan

tebalnya bulu bagian belakang panjang serta telinga. Selain memperhatikan

kualitas pakan, kambing PE juga harus rajin perawatan. Misalnya dimandikan

dengan sampo dan kondisioner seminggu sekali.
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results