Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Thursday, October 8, 2015

Pejantan Etawa Unggul Tidak Boleh Dijual

[image: Anggota tim juri memeriksa ukuran tubuh kambing peranakan etawa

yang mengikuti kontes kambing PE dan sapi putih di Lapangan Pengasih,

Kulonprogo, Rabu (7/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)]





*Harianjogja.com, KULONPROGO*-Peternak kambing peranakan etawa (PE) diimbau

tidak menjual pejantan unggul kepada konsumen luar daerah. Tujuan demi

mempertahankan kualitas bibit kambing PE asal Kulonprogo.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan Perikanan

dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kulonprogo, Nur Syamsu Hidayat, di sela

kontes kambing PE dan sapi putih di Lapangan Pengasih, Kulonprogo, Rabu

(7/10/2015). Dia mengaku sudah menyepakati kebijakan itu dengan

kelompok-kelompok peternak di Kulonprogo.



Nur memaparkan, upaya penjaringan bibit kambing PE kualitas A masih terus

dilakukan. Kambing-kambing itu sebisa mungkin tidak boleh keluar dari

Kulonprogo. Pemkab Kulonprogo juga menyediakan anggaran khusus untuk

pengembangan bibit kambing PE berkualitas unggul.



"Kambing PE yang boleh keluar hanya kualitas B dan C," kata Nur.

Nur menyadari peternak rawan tergiur dengan harga tinggi yang ditawarkan

konsumen demi pejantan unggul. Apalagi jika pejantan itu sering memenangkan

kejuaraan. Dia mengungkapkan, pernah ada pejantan yang ditawar sampai Rp90

juta. Meski demikian, dia berharap peternak bisa menjaga komitmen untuk

menjaga kualitas bibit kambing PE.



Kontes hari itu, lanjut Nur, juga diselenggarakan untuk meningkatkan

kualitas bibit kambing PE. Acara itu sekaligus menjadi ajang evaluasi

program pendampingan dan penyuluhan yang selama ini dilakukan DKPP

Kulonprogo.



"Peternak yang menjadi peserta bisa saling tukar informasi dan berbagi tips

perawatan kambing," ujar Nur.



Bambang Subagiyo, peternak asal Dusun Gendu, Desa Jatimulyo, Kecamatan

Girimulyo mengaku kambing PE pejantan miliknya seberat 115 kilogram pernah

ditawar Rp50 juta. Menurutnya, pejantan yang pernah meraih prestasi tingkat

nasional bahkan bisa bernilai Rp100 juta.



"Tapi tetap tidak kita buka [jual]," ungkap Bambang.



Bambang bertekad tidak menjual pejantan unggulnya. Anak kambing atau cempe

berusia tiga bulan ke bawah saja bisa dihargai Rp3 juta hingga Rp15 juta

per ekor. Terakhir, dia menjual seekor cempe berusia tiga bulan seharga

Rp10 juta ke Jakarta.



"Kalau jual pejantan itu ibarat kehilangan kekuatan intinya," ucapnya.



Bambang lalu menjelaskan, kualitas kambing PE diantaranya terlihat dari

kondisi fisik yang tinggi dan besar. Hal itu juga tampak dari panjang dan

tebalnya bulu bagian belakang panjang serta telinga. Selain memperhatikan

kualitas pakan, kambing PE juga harus rajin perawatan. Misalnya dimandikan

dengan sampo dan kondisioner seminggu sekali.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results