Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Friday, November 6, 2015

OPERASI ZEBRA KULONPROGO Dua Pekan, Ribuan Pengendara Kena Tilang

Harianjogja.com, KULONPROGO-Polres Kulonprogo memberikan sanksi tilang bagi 1.686 pengendara pada Operasi Zebra 2015 yang digelar selama dua pekan hingga Rabu (4/11/2015) kemarin. Jumlah penindakan tersebut meningkat sekitar 1,4 persen dibanding operasi zebra tahun lalu yang dikenakan kepada 1.661 pengendara.


 
Kasat Lantas Polres Kulonprogo, AKP Ahmad Hidayat mengungkapkan, jenis pelanggaran yang paling banyak ditemukan adalah tidak mematuhi marka jalan dan tidak menggunakan helm. Kesadaran masyarakat memakai helm, khususnya di wilayah pedesaan, dianggap masih cenderung rendah. Padahal, meski jarak yang ditempuh tidak jauh, helm tetap harus dipakai demi keselamatan.

Menurut Hidayat, masyarakat masih perlu mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya mengenakan helm saat mengendarai sepeda motor. Banyak yang enggan berhelm, apalagi jika melintas di jalan-jalan yang jarang dijaga petugas.

"Pelanggaran helm paling banyak ditemukan di wilayah Kecamatan Panjatan, Galur, Kalibawang, dan Nanggulan," ungkap dia, Kamis (5/11/2015).


 
Hidayat lalu mengungkapkan, tidak semua pelanggar mendapat sanksi tilang. Ada 215 orang yang hanya menerima teguran lisan. Tindakan itu dilakukan dengan mempertimbangkan kelengkapan surat berkendara.

"Misalnya pengendara yang rumahnya dekat dan tidak pakai helm. Kami minta dia pulang untuk mengambil helm," jelas Hidayat..

Hidayat memaparkan, petugas juga memeriksa barang bawaan demi menjaring adanya senjata tajam atau obat terlarang dan hasilnya nihil. Hanya saja, ada puluhan sepeda motor yang disita petugas karena bentuk maupun kelengkapan bagian tubuhnya tidak sesuai standar. Misalnya bagian ban diganti dengan ukuran yang lebih kecil.

"Kami minta pengendara mengambil [sepeda motor] ke Mapolres dengan membawa kelengkapan asli untuk dipasangkan," ucap Hidayat.

Kasubag Humas Polres Kulonprogo, Iptu Heru Meiyanto menambahkan, masyarakat sering beralasan lupa memakai helm. Dia menyarankan, helm sebaiknya selalu diletakkan di dekat motor agar tidak tertinggal saat bepergian. Heru juga berharap masyarakat yang kena tilang selama Operasi Zebra 2015 tidak mengulang pelanggaran lalu lintas lagi. "Dengan adanya tindakan tilang dari petugas, diharapkan mereka selalu ingat dan tidak akan melakukan pelanggaran yang sama," ujar Heru kemudian.


Share:

Wednesday, November 4, 2015

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 62 Tahun

2015 tanggal 16 Oktober 2015 tentang Tata Cara Pemberian Insentif dan

Kemudahan Penanaman Modal, telah diterbitkan Pemkab Kulonprogo.

Kebijakan itu selaras dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang

dikeluarkan Kamis (22/10/2015) oleh Presiden Joko Widodo terkait

dengan insentif pajak yang diharapkan dapat menarik arus modal asing

ke Indonesia



"Diterbitkan perbup, untuk meningkatkan daya saing daerah dan

pelayanan perizinan penanaman modal menuju lebih baik. Kulonprogo

merupakan kabupaten dengan pengembangan utama ke arah bandara

internasional, kawasan industri, dan wisata. Karena itu perlu adanya

insentif dan kemudahan bagi para investor," ungkap Bupati Kulonprogo

dr H Hasto Wardoyo SpOG(K).



Menurut Hasto, insentif dan kemudahan ini bakal diberikan kepada

investor diantaranya yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat, padat karya, ramah lingkungan dan alih

teknologi serta menggunakan sumber daya lokal.



"Insentif yang dapat diberikan berupa pengurangan, keringanan atau

pembebasan pajak daerah, maupun pengurangan, keringanan atau

pembebasan retribusi daerah yaitu Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin

Trayek, dan atau Izin Gangguan,"
Share:
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA -Dalam mempermudah akses menuju bandara baru di

Kulonprogo, sejumlah pihak menyiapkan jalur khusus. Baik dari Pemkab

Kulonprogohingga perusahaan jasa transportasi seperti Trans Jogja.



Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, pihaknya telah menentukan

empat jalur utama menuju bandara.



Mulai dari Yogya ke Karangnongko Wates yang merupakan jalan nasional,

Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), Jalan Daendels dan dengan

menggunakan kereta api.



"Jadi (bandara) bisa diakses dengan melalui Jalan Daendels, JJLS,

lewat jalan nasional dan kemudian menggunakan kereta api. Jalan

Daendels itu akhirnya nanti lewat dibawahnya terminal airport," jelas

Hasto, sapaan akrabnya kepada awak media, kemarin.



Dia menjelaskan, saat ini ke empat jalur utama ke bandara tersebut

tengah digarap. Dengan rincian untuk JJLS, sekarang telah dimulai.



Sedang Jalan Daendels, kini juga tengah diperlebar. Sementara untuk

jalan nasional di beberapa titik yang tanahnya luas tengah dibagi dua

jalur.





"Semua jalan nasional kan akan dibuat enam jalur. Sekarang ini jalan

nasional yang beberapa titik tanahnya sudah lebar dibagi dua,"

imbuhnya.



Hasto pun mengungkapkan, rancangan infrastruktur bandara yang

ditetapkan di awal tak jauh berbeda dengan sekarang.



Hanya saja untuk jalur kereta api nantinya harus dipilah antara kereta

untuk barang dan penumpang. Pun akses menuju bandara harus underpass.



"Supaya tidak mengganggu transportasi umum. Juga sebaiknya. Jadi kalau

ada jalan nasional, ada Jalan Daendels yang khusus untuk menuju

bandara itu tidak boleh diganggu kendaraan umum," jelas dia.



Namun demikian sebelum menyelesaikan empat jalur utama itu, Hasto

mengatakan akan menyelesaikan akses menuju Borobudur, Magelang melalui

Kalibawang dengan memperlebar dan memperlurus jalan.



Hal ini guna memudahkan wisatawan menuju Borobudur dari bandara.

"Kemudian untuk proyek nasional akan ada jalan tol antara Cilacap ke

Yogyakarta," sambung Hasto.



Saat disinggung hasil dari pertemuannya dengan Komisi V DPR RI

beberapa hari lalu, dia mengatakan bahwa mereka hanya menekankan agar

Pemkab Kulonprogolebih serius menggarap dan lebih menyiapkan

infrastruktur untuk bandara, jauh-jauh hari.



Pada pertemuan tersebut, lanjutnya, ditargetkan pula bahwa bandara

akan selesai pada 2020.



Untuk saat ini hingga April 2016 dilakukan pemasangan patok dan

penilaian harga tanah oleh appraisal independent. Setelahnya dilakukan

akuisisi dan pembayaran ganti rugi, serta dilanjutkan pembangunan.



"Kami juga membuka investasi. Tapi investasinya tetap mengacu pada

tujuan bahwa kita membuat four connecting transport menuju ke sana

(bandara)," ucap Hasto.( tribunjogja.com)
Share:

Sunday, November 1, 2015

HUT Ke-56 PP Diwarnai Baksos Potong Rambut Gratis

WATES ( KRjogja.com) - Organisasi Pemuda Pancasila (PP) DIY merayakan

ulang tahunnya yang ke-56 di Alun-Alun Wates, Minggu (1/11/2015).

Beragam kegiatan digelar untuk memeriahkan peringatan tersebut, mulai

dari potong rambut gratis sekaligus pemberian bingkisan bagi para

tukang becak dan PKL, penyaluran bantuan air bersih, hingga pentas

hiburan rakyat.

Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) PP DIY, Faried Jayen Soepardjan

mengatakan, keberadaan PP diharapkan mampu membantu program

pemerintah, TNI, Polri dan masyarakat luas di setiap wilayah.

Ditegaskannya, PP merupakan organisasi sosial masyarakat yang

independen dengan tujuan utama mengawal dan mempertahankan Pancasila.



"Tugas PP adalah mendidik dan mendoktrin masyarakat untuk menjadi

nasionalis. Di usia yang ke-56 tahun ini, kami akan berperan lebih

aktif membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat," tegasnya.



Peringatan HUT ke-56 ini, lanjut Faried, digelar di Kulonprogo karena

merupakan daerah di DIY yang tidak sedang diwarnai even Pilkada.

Tujuannya, agar PP tidak ditunggangi pihak-pihak yang berkepentingan

dalam Pilkada.



Danrem 072/Pamungkas, Kolonel Inf Stephanus Tri Mulyono yang

berkesempatan hadir mengatakan, usia 56 tahun diharapkan bisa membuat

PP lebih bijaksana dan dewasa dalam pengabdiannya ke bangsa dan

negara. Pihaknya mengapresiasi langkah PP yang terlibat dalam politik

bela negara.

"Sebab mencintai Indonesia merupakan tugas kita semua," tegasnya.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyampaikan,

keberadaan organisasi yang independen seperti PP sangat penting

mengingat wilayah tersebut membutuhkan generasi muda yang tangguh,

bertanggungjawab, mau bekerja keras dan gotongroyong memajukan

wilayah. Kegiatan yang digelar diharapkan bisa menggerakkan pemuda

untuk melakukan hal positif. (Unt)
Share:

Tiga Glagar Jembatan Sambiroto Ambrol

NANGGULAN ( KRjogja.com)- Sebanyak tiga balok atau glagar Jembatan

Sambiroto Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan ambrol, Minggu

(1/11/2015). Perisitiwa tersebut nyaris makan korban nyawa, karena

saat kejadian para pekerja sedang berupaya memasang karet bantalan

jembatan atau elastomer. Beruntung saat tiga bagian jembatan tersebut

terguling dan jatuh ke tanah, pekerja sempat lari menyelamatkan diri.



Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo Ir Gusdi

Hartono MT yang meninjau tempat kejadian mengatakan, peristiwa

tersebut murni kecelakaan kerja. "Dari segi standard operating

procedures (SOP) semuanya terpenuhi, termasuk pemasangan alat pengaman

besi skur. Kejadian lebih disebabkan beban balok cukup besar, double

dongkrak dengan satu kendali tidak mampu menahannya sehingga balok

tersebut terguling dan menimpa dua balok lain yang ada di sampingnya,"

tegas Gusdi meninjau bersama anggota DPRD DIY Hamam Muttaqiem.



Gusdi menuturkan, kronologis tergulingnya tiga balok jembatan

tersebut. Setelah para pekerja memasang elastomer dengan terlebih

dahulu mengangkat salah satu balok jembatan dengan double dongkrak,

mereka kemudian hendak menurunkan baloknya, tapi karena tidak

dilakukan secara bersama-sama menyebabkan dokrak tidak kuat sehingga

terguling dan menimpa dua balok lainnya. Gusdi menjamin pekerjaan

tersebut masih tanggungan kontraktor PT Soyuren Indonesia, Kalasan.

"Insiden itu tidak akan menghambat penyelesaian pekerjaan. Berdasarkan

perhitungan, rekanan membutuhkan waktu sekitar dua minggu memasang

tiga balok yang ambrol," ujarnya menambahkan dalam pemasangan tiga

balok nanti, rekanan harus melakukannya dengan sistem double keamanan



"Selain menggunakan dongkrok juga mendatangkan krane. Jadi proses

pemasangan balok jembatan seperti disabuk. Dengan demikian relatif

lebih aman," tambahnya.



Penjaga malam proyek Jembatan Sambiroto, Ngadisa mengatakan, tiga

balok jembatan yang ambrol dengan masing-masing panjang 30 meter itu

bermula miringnya salah satu balok. Saat didongkrak justru malah

terguling sehingga menimpa dua balok lainnya.



Infrastruktur Jembatan Sambiroto yang menghubungkan Pedukuhan

Sambiroto, Banyuroto, Nanggulan dengan Pedukuhan Gegunung Desa

Sendangsari Kecamatan Pengasih dibangun menggunakan APBD Kulonprogo

2015 sebesar Rp 8,8 miliar lebih. Waktu pengerjaannya 170 hari

kalender terhitung sejak 1 Juli 2015.(Rul)
Share:

Friday, October 30, 2015

Kecamatan di Kulonprogo Tak Bisa Cetak E-KTP

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Meski pelayanan e-KTP di wilayah

Kulonprogokini mulai dilakukan dengan sistem jemput bola, proses

tersebut tetap tidak dapat selesai di tangan petugas di setiap

kecamatan.



Pasalnya, peralatan cetak e-KTP sampai saat ini hanya ada di kantor

Disdukcapil. Berarti, pelayanan permohonan dan perekaman e-KTP yang

dilakukan petugas kecamatan sudah pasti harus diteruskan ke

Disdukcapil untuk proses cetaknya.



Camat Wates, Ariadi, mengatakan alat cetak e-KTP sejauh ini memang

hanya ada di kantor Disdukcapil. Sebab itu, petugas kecamatan hanya

melayani sampai pada perekamannya.



"Untuk pelayanan perekaman kini memang lancar kembali karena sudah

adanya lembar blangko dari pusat. Kalau habis kami bisa langsung ambil

di Disdukcapil," katanya, Jumat (30/10/2015).



Namun, menurutnya, untuk cetak e-KTP tetap tidak bisa dilakukan

petugas di kecamatan. Pasalnya, di kecamatan tidak ada peralatan untuk

cetak e-KTP. "Hanya ada di Disdukcapil," lanjutnya.



Sepanjang alat tersedia, cetak e-KTP nampaknya bukan persoalan besar.

Namun, untuk melayani ribuan warga pemohon, Kulonprogosampai saat ini

hanya memiliki dua alat yang disebut Secure Access Modul (SAM).
Share:

Kulon Progo Butuh Pohon Kelapa Pendek, Tunggu Inovasi IPB

TEMPO.CO,Kulon Progo- Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon

Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan Institut Pertanian

Bogor bisa menciptakan inovasi tanaman kelapa umur pendek. Meski

berumur pendek, pohon kelapa itu bisa tumbuh tegak dan memiliki

kandungan nira tinggi.



Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulon Progo Bambang Tri Budi di

Kulon Progo, mengatakan tanaman kelapa di daerah ini sangat

dibutuhkan. Pasalnya, tanaman kelapa yang ada sekarang memiliki tinggi

20 sampai 30 meter, menjadi mata pencaharian 6.800 penduduk.



"Sampai saat ini bidang perkebunan komoditas unggulannya adalah

kelapa. Namun, setiap tahunnya jumlah penderes yang meninggal 24 orang

per tahun akibat jatuh dari pohon kelapa yang tinggi. Kami

mengharapkan IPB membuat inovasi tanaman kelapa," kata Bambang.



Sebelumnya, kata Bambang, permintaan yang sama juga disampaikan ke

LIPI, tapi belum ada hasilnya. "Kami berharap, ada inovasi tanaman

kepala supaya petani semakin sejahtera," katanya.



Bambang mengatakan petani gula kelapa Kulon Progo membuat gula semut

yang menjadi komoditas ekpor ke 10 negara tujuan. Luas tanaman kelapa

di Kulon Progo mencapai 16 haktere yang tersebar secara mereta di 12

kecamatan.



Menurut Bambang, tanaman kelapa memiliki sertifikat indikasi geografis

dari Kementerian Hukum dan HAM. Indikasi geografis menurut PP Nomor 51

Tahun 2007 adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu

barang.



"Faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau

kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan ciri dan kualitas

tertentu pada barang yang dihasilkan," kata Bambang.



Pengembangan gula kelapa melibatkan sebagian besar masyarakat Kulon

Progo, terutama di daerah Kecamatan Kokap, Girimulyo dan Sentolo

sebagai wilayah aktif dan sudah dapat menerapkan standar produksi

sesuai persaratan indikasi geografis. Kedepan, tanaman kelapa akan

dikembangkan di kecamatan lain yaitu Kecamatan Kalibawang, Nanggulan,

Pengasih, dan Lendah.



"Produksi gula kelapa Kulon Progo sudah mampu dipasarkan tidak saja

untuk pasar dalam negeri, tetapi sudah merambah pasar luar negeri

seperti Kanada, Amerika Serikat dan Eropa," katanya.



ANTARA



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Puluhan Ayam di Sukoponco Mati Mendadak

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Di Pedukuhan Sukoponco Desa Sukoreno

Kecamatan Sentolo, puluhan ayam mati tanpa diketahui penyebabnya. Ayam

yang sudah mati tersebut langsung dibakar dan dikubur, sedangkan yang

hampir mati dijual. Kasus ini dalam penyelidikan Dinas Kelautan

Perikanan dan Peternakan (Diskepenak) Kulonprogo.

Diungkapkan salah satu warga Wibowo (40), sudah sekitar 2 mingguan

banyak ayam mati tanpa sebab. "Ayam milik keluarga, ada sekitar 100

ekor dan 19 mentok. Sekitar 75 ekor mati berturut-turut. Yang terakhir

sejak Rabu malam lemes dan Kamis (29/10) pagi mati 3 ekor, sebelumnya

10 ekor dan beberapa hari lalu 14 ekor juga mengalami hal yang sama,

hingga mencapai sekitar 75 ekor. Ayam yang sudah mati akhirnya kami

bakar. Sedang beberapa ekor yang masih hidup dijual," kata Wibowo,

Kamis (29/10/2015).



Ayam sepertinya sakit, tapi sakit apa tidak tahu, karena hanya

nyekukrut saja. Seperti mengantuk, bagian mata dan wajah seperti tidak

sehat. "Itu malam, dan paginya ternyata sudah mati. Di tetangga juga

terjadi hal yang sama, yang sudah keburu mati dikubur atau dibakar,

sedang adapula yang belum mati dijual," kata Wibowo.



Pihaknya, kata Wibowo, pihaknya memang belum lapor ke Dinas Kelautan

Perikanan dan Peternakan (Diskepenak) Kulonprogo, karena menurutnya

bukan skala banyak seperti peternak ayam yang besar, pihaknya hanya

memelihara ayam sekitar 100 ekor. "Biasanya juga tidak ada masalah,"

ujarnya.



Warga yang lainnya, Rahmi (38) juga menuturkan hal yang sama. "Saya

tidak tahu apa yang menjadi penyebabnya, ada yang bilang karena cuaca.

Ayam menjadi ngantukan, tidak mau makan, dan langsung mati," katanya.



Menurut Rahmi, awalnya memang hanya 1 ayam babon. Habis itu ayam yang

kecil-kecil sekitar 16 ekor. Karena takut mati lagi, akhirnya saya

datangkan penjual ayam untuk membeli ayam yang masih hidup. Sebenarnya

baru mau bikin kandang ayam baru, malah ayam keburu mati. Yang sudah

mati saya kubur," ujarnya sambil mengaku dulu pernah mengalami hal

yang sama ayam gering lalu mati.



Sementara itu, Kepala Diskepenak Kulonprogo Sudarna menyatakan untuk

menindaklanjuti banyaknya kasus kematian ayam di wilayah Sukoreno

tersebut, pihaknya akan mengumpulkan informasi. Selanjutnya akan

ditentukan langkah untuk tindaklanjutnya.



Hasilnya akan kami umumkan menyusul," ujarnya.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Petani Kulon Progo: Kami Tak Pernah Gagal Panen


Metrotvnews.com, Kulon Progo: Masyarakat di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tempat yang hendak dijadikan lokasi pembangunan bandara tampak begitu asri. Hamparan lahan pertanian luas menjadi indikasi kalau masyarakat setempat sebagian besar berprofesi sebagai petani.

Seorang petani Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Muhamdi, 36, membenarkan bahwa sebagaian besar masyarakat berpencaharian sebagai petani. Pertanian yang tak pernah mati di musim kemarau itu ditopang dengan irigasi yang tak pernah surut.

"Sumber air selalu ada. Bisa dari sungai ataupun air yang mengalir dari Waduk Sermo (Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo). Jadi, meskipun kemarau panjang, petani tidak kekurangan air, masih bisa menanam," kata Muhamdi saat ditemui di Desa Glagah, Kecamatan Temon, Rabu (28/10/2015).

Muhamdi mengisahkan kalau dirinya sebelum bertani lebih dulu bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Setelah sekitar 10 tahun, Muhamdi diminta orang tuanya pulang ke Kulon Progo untuk bertani.

Ia bahkan mengaku lebih nyaman bekerja sebagai petani ketimbang di perusahaan. Menurutnya, hidup sebagai petani lebih tenang dan penuh kecukupan. Hal itu ditambah dengan lokasi pertanian di Kecamatan Temon yang bisa bercocok tanam sepanjang tahun.

"Sepanjang tahun di sini bisa bercocok tanam. Kalau kemarau seperti ini, bisa memilih tanaman palawija atau buah-buahan seperti semangka," ujarnya.

Tanah subur

Selama menjadi petani, Muhamdi mengatakan tidak pernah mengalami gagal panen. Namun, masalah akan terjadi apabila harga komoditas tanaman yang petani tanam sedang anjlok sehingga memungkinkan tidak memperoleh keuntungan.

"Tapi tidak terlalu menjadi masalah. Kesejahteraan warga (petani) sudah di atas rata-rata. Kaya tidak terlalu, miskin juga enggak. Sudah cukup untuk hidup dan menyekolahkan anak," kata dia.

Martono, seorang petani dari Kragon II, Desa Palihan, Kecamatan Temon pun menyatakan hak serupa. Lahan yang dirancang Pemerintah DIY untuk mendirikan bandara merupakan lahan subur dan produktif.

"Pembangunan bandara di lokasi yang subur dan produktif tidak sah. Rencana pembangunan bandara sebaiknya dipindah ke lokasi lain," ujarnya. 
SAN
Share:

BANDARA KULONPROGO Pemda & Pemkab Siapkan Lokasi Relokasi

Harianjogja.com, JOGJA-Menyusul turunnya salinan putusan Mahkamah Agung (MA) atas kasasi Izin Penetapan Lokasi (IPL) bandara, Pemda DIY dan Pemerintah Kulonprogo segera mempersiapkan proses relokasi warga yang terdampak pembangunan bandara internasional di Kulonprogo.

Kepala Biro Hukum Pemda DIY, Dewa Isnu Broto Imam Santoso mengatakan salinan putusan MA sudah diserahkan ke PT.Angkasa Pura I selaku pemilik proyek, kemudian dilanjutkan ke Badan Pertanahan Negara (BPN) untuk dilakukan pengukuran.

"Kita masih punya pekerjaan rumah, yaitu relokasi. Segera kita koordinasikan dengan teman-teman di Kulonprogo." kata Dewa di sela-sela evaluasi triwulan III APBD DIY 2015 di Royal Ambarukmo Yogyakarta (RAY), (29/10/2015).

Dewa mengatakan pihaknya juga masih akan terus melakukan pendekatan kepada warga yang masih ngotot menolak pembangunan bandara. Dia yakin warga akan memahami karena bandara dapat dirasakan dampak positifnya dalam jangka panjang.


Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results