Wisata Kulonprogo kali ini menawarkan keindahan pegunungan Menoreh
Harianjogja.com, KULONPROGO-Tren wisata Kulonprogo telah bergeser di kawasan Pegunungan Menoreh. Namun, bukan melulu Kali Biru yang patut dicoba. Banyak pula wisata alam berupa curug yang bermunculan dan naik pamornya, terutama saat memasuki musim hujan seperti sekarang.
Salah satu obyek wisata alternatif yang layak dimasukkan daftar destinasi liburan akhir tahun ini adalah Grojogan Sewu di Dusun Beteng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo. Wisata alam itu baru resmi dibuka untuk umum pada April 2014. Pengunjung hanya perlu membayar Rp3.000 untuk menikmati keindahan air terjun setinggi lebih dari 25 meter itu.
Sebelum sampai di Grojogan Sewu, pengunjung perlu berjalan sekitar 300 meter dari tempat parkir. Suara aliran air yang deras membuat kita makin penasaran saat menuruni jalan setapak. Namun, sebaiknya jangan buru-buru karena kondisi jalan setapak yang cukup licin rawan membuat pengunjung tergelicir.
Pengelola Grojogan Sewu, Pardi mengatakan, warga setempat juga menawarkan berbagai makanan khas Kulonprogo, seperti geblek dan dawet sambel. "Beberapa rumah warga juga disiapkan sebagai home stay bagi para pengunjung yang ingin menginap," kata Pardi, dikonfirmasi pada Sabtu (19/12/2015).
Pardi menambahkan, pengunjung pun bisa meluangkan waktu seharian di Girimulyo. Selain Grojogan Sewu, masih ada obyek wisata alam lain yang semakin populer berkat media sosial. Diantaranya Curug Setawing, Kedung Pedut, Taman Mudal, Curug Kembang Soka, dan Curug Sigembor. "Jadi bisa ke Grojogan sewu dulu lalu main ke curug lain atau sebaliknya," ujar Pardi.
Girimulyo tidak hanya kaya akan curug. Kalau ingin menikmati Kulonprogo dari ketinggian, datang saja ke Waduk Mini Kleco di Dusun Ngesong, Desa Giripurwo. Jika datang pada pagi atau siang hari, cuaca cerah akan menyuguhkan hamparan biru langit berpadu dengan hijau pepohonan di bawahnya.
Kegagahan Gunung Merapi pun bisa terlihat jelas. Jika memilih datang pada sore hari, silakan menikmati pesona terbenamnya matahari dan langit senja.
Waduk berkapasitas 8.500 meter kubik di lahan seluas 20 hektare dikerjakan sejak akhir 2013. Wisatawan mulai berdatangan bahkan sebelum pembangunannya selesai pada 2014 lalu. "Sekarang setiap hari ada sekitar 60 orang yang datang. Kalau hari libur bisa 100 orang lebih," kata Kasiran, salah satu pengelola Waduk Mini Kleco.
Menurut Kasiran, promosi Waduk Mini Kleco lebih banyak didukung kekuatan media sosial. Banyak pengunjung yang mengunggah foto dan video hingga membuat ulasan melalui blog pribadi. "Malah pengunjung yang jadi ujung tombang promosi, bukan kami," tutur dia.
Editor: Nina Atmasari |