Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Showing posts with label Arsip berita kulonprogo. Show all posts
Showing posts with label Arsip berita kulonprogo. Show all posts

Thursday, February 25, 2016

Tempat Indekos Jadi Sasaran Pencurian di Kulonprogo

KULONPROGO – Aksi pencurian dengan sasaran tempat indekos mahasiswa gegerkan warga Kulonprogo. Setidaknya, ada dua tempat indekos yang dibobol maling sepanjang hari ini. Mereka mengincar barang elektronik, seperti laptop dan kamera digital.
Aksi pencurian ini terjadi di Pedukuhan Serut dan Pedukuhan Terbah yang ada di wilayah Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih. Dua tempat indekos tersebut dalam kondisi kosong saat dibobol pencuri. Seluruh penghuni indekos sedang kuliah atau bekerja.
“Begitu pulang dari kampus, jendela ini sudah terbuka,” tutur Oktafiana Irma, penghuni indekos di Serut, Rabu (24/2/2016).
Di tempat indekos tersebut ada delapan kamar, dengan enam kamar di antaranya dibobol pencuri. Barang yang hilang berupa laptop dan sebuah kamera. Pencuri masuk dan keluar melalui kamar melalui jendela yang dirusak dengan cara dicongkel.
Menurutnya, sejak pagi tempat indekos ini dalam posisi kosong. Seluruh penghuni kuliah dan ada yang sebagian bekerja. Kebetulan pemilik indekos juga sedang ada acara keluarga di Jakarta. Di tempat indekos ini pun tidak ada penjaganya.
Sebelum kejadian, Okta mengungkapkan, ada tetangga yang sempat mencurigai seorang pengendara motor. Dia berhenti di tepi jalan dekat tempat indekos. Pria itu kemudian masuk ke dalam.
“Kemungkinan sudah tahu, kondisi rumah dalam kosong,” ujar Okta.
Kanit Reskrim Polsek Pengasih, Ipda Suparno mengatakan, begitu ada laporan pencurian pihaknya langsung berkoordinasi dengan tim identifikasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Seluruh jendela diperiksa dengan ketat dan diidentifikasi sidik jari.
Pelaku merusak jendela indekos. Pelaku keluar indekos melalui jendela tersebut setelah mengobrak-abrik isi kamar. Kemungkinan pelaku pencurian di Serut dan Terbah sama. Hal ini bisa dilihat dari modus pencurian dan sasaran yang dibawa adalah barang elektronik. Sangat dimungkinkan sebelum beraksi pelaku sudah mengamati kondisi rumah yang akan disasar terlebih dahulu.
“Ini masih dalam penyelidikan,” tuturnya.
Kasus pencurian dengan sasaran tempat indekos ini menjadi prioritas penanganan. Setelah kampus UNY berdiri, kini banyak muncul tempat indekos baru. Hal inilah yang akan diwaspadai dengan lebih mengintensifkan patroli. Pemilik rumah indekos juga disarankan menambah kunci pengaman dan sebisa mungkin tidak meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.
(erh)
sumber: http://news.okezone.com/read/2016/02/24/510/1320135/tempat-indekos-jadi-sasaran-pencurian-di-kulonprogo
Share:

Didik Nini Thowok Bangun Kampung Wisata di Kulonprogo

REPUBLIKA.CO.ID, Seniman tari kenamaan Yogyakarta yang sudah keliling dunia, Didik Nini Thowok, saat ini tengah menggarap satu kampung wisata di daerah Kulonprogo, DI Yogyakarta (DIY). Kampung wisata yang kelak akan dinamakan Kampung Wisata Didik Nini Thowok ini tepatnya terletak di Kampung Bendungan Kayangan, Pendowoharjo, Kulonprogo.

"Kita mencontoh kampung wisata yang ada di Thailand yang sudah memiliki standar internasional," ujarnya, Rabu (24/2).

Menurutna, ide kampung wisata ini dikemukakan pertama kali ke Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, pertengahan 2015 lalu. Ternyata gayung bersambut Bupati Kulonprogo mendukung penuh ide seniman tari Yogyakarta tersebut.

Di kampung itu kata Didik, selama ini sudah ada adat saparan yang digelar setahun sekali dan akan terus dikembangkan.

Nantinya Kampung Wisata Didik Nini Thowok ini hanya bisa dijangkau dengan kendaraan tanpa polusi atau bukan kendaraan bermotor. Di kampung ini akan ada pendopo khusus Didik Nini Thowok dimana pengunjung dan penduduk desa bisa bebas belajar gending, tarian bahkan nyanyian Jawa khas Didik Nini Thowok.

"Nanti juga akan dibangun balai-balai untuk belajar membatik khas Kulonprogo, kuliner dan aneka kerajinan tradisional," katanya.

Di desa itu juga akan digalakkan penanaman tanaman organik dan akan didirikan pasar khusus tanaman organik sepekan sekali.

Proyek ini menurutnya akan selesai pada November 2016 mendatang. Bahkan kata dia, rumah-rumah penduduk di sana nanti juga akan disiapkan sebagai home stay standar desa wisata internasional.

"Dengan begitu turis asing tidak perlu cari hotel, cukup di situ saja," katanya.

Pengembangan desa wisata dengan standar internasional berbasis budaya dan seni ini menurut Didik untuk mendukung perpindahan bandara Adisutjipto ke Kulonprogo. Selain Kulonprogo, proyek Kampung Didik ini juga akan dikembangkan di Temanggung. "Itu daerah lahir saya," ujarnya.
Share:

Wednesday, February 24, 2016

Polres Kulonprogo Amankan 53 Alat Sedot Pasir, Semua Ilegal!

KULONPROGO, JITUNEWS.COM - Kepolisian Resor (Polres) Kulonprogo, Yogyakarta, menggelar operasi penertiban tambang pasir ilegal di bantaran Sungai Progo, tepatnya wilayah Dusun Sawahan dan Nepi di Desa Banaran hingga Dusun Kujon di Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kulonprogo, pada hari Minggu (21/2/16) kemarin.

Kapolres Kulonprogo, AKBP Nanang Djunaedi mengungkapkan, setidaknya ada 53 unit alat kelengkapan tambang pasir sedot yang diamankan petugas sebagai barang bukti, diantaranya rangkaian mesin pompa diesel berukuran besar sebanyak 20 unit, yang berukuran kecil 17 unit, dan blower pompa besar 16 unit.

Nanang menjelaskan, operasi penertiban dilakukan sejak sekitar pukul 10.00 WIB hingga menjelang tengah malam. "Sisanya yang belum sempat diangkat sudah dibatasi police line dan dijaga petugas sebelum dilakukan pengangkatan lanjutan," ungkap Nanang kepada media beberapa waktu lalu di Kulonprogo.

Operasi penertiban digelar untuk menegakkan pasal 158 Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba). Maka dari itu, penambangan pasir sedot dilarang karena bisa merusak lingkungan sekitar.

Namun, Nanang mengakui, jika operator maupun pemilik mesin tambang belum ikut tertangkap karena diduga melarikan diri sesaat sebelum tim tiba di lokasi penertiban. "Hanya ada para buruh pengangkut pasir, bukan pemilik atau yang mengoperasikan alat-alat," ujarnya.

Penyelidikan lebih lanjut akan ditempuh Polres Kulonprogo untuk menangkap pelaku penambangan ilegal, baik melalui identifikasi barang bukti maupun mengumpulkan keterangan dari para saksi di lapangan.

Nanang menegaskan, upaya penertiban terhadap praktek penambangan ilegal bakal terus dilakukan di sepanjang bantaran Sungai Progo. "Sebenarnya penindakan juga sudah ada tahun lalu tapi penambang pasir ilegal selalu muncul lagi," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Kulonprogo, AKP Anton menambahkan, kegiatan penambangan pasir bisa dikatakan ilegal jika tidak mengantongi izin usaha pertambangan (IUP).

"Untuk wilayah abu-abu (perbatasan), ada koordinasi dengan Dinas PUP-ESDM DIY (PUP-ESDM Daerah Istimewa Yogyakarta), sehingga akan ditindak bersama," tutup Anton.

Penulis : -
Editor : Deni Muhtarudin


http://www.jitunews.com/read/31721/polres-kulonprogo-amankan-53-alat-sedot-pasir-semua-ilegal#ixzz41ACJgLHU
Share:

Kulonprogo, Pemula Pembuatan KIA Nasional

KULONPROGO (KRjogja.com) - Pelaksana program Kartu Identitas Anak (KIA) Nasional, Kabupaten Kulonprogo ditunjuk bersama 60 kabupaten/kota se-Indonesia menjadi pemula.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kulonprogo Drs H Julistyo mengaku siap terhadap penunjukkan tersebut. "Tapi persiapannya masih tetap akan koordinasi dengan Pemda DIY, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta. Karena di DIY ada tiga kabupaten/kota yang ditunjuk, yaitu Yogyakarta, Bantul dan Kulonprogo," katanya,  Selasa (23/2/2016).

Julistyo menyatakan, selain itu, pihaknya karena tidak ada persiapan masalah anggaran maka akan koordinasi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) melalui Bappeda setempat untuk komunikasi seberapa jauh kemampuannya. "Dukungan anggaran merupakan aspek terpenting. Sebab proses terpenting penertiban kartu ini adalah mahalnya biaya cetak dalam hal ini tinta," katanya.

Salah satu indikator Kulonprogo ditunjuk sebagai pemula pelaksanaan KIA Nasional, adalah prosentasi kepemilikan akta kelahiran penduduk Kulonprogo sudah di atas 75 persen. "Artinya dilihat dari data kependudukan Kulonprogo masyarakat yang memiliki akta kelahiran sudah tertib. Sebab semakin rendah kepemilikan akta akan mempersulit penetapan KIA, menjadi lucu karena KIA-nya diterbitkan tapi malah aktanya belum punya. Sebab prosedurnya akta dulu baru KIA, tanda lahir baru KTP," urainya. (Wid)


sumber:
http://krjogja.com/read/291961/kulonprogo-pemula-pembuatan-kia-nasional.kr
Share:

Tuesday, February 23, 2016

Pengukuran Lahan Bandara Kulonprogo Kembali Diwarnai Kericuhan



KULONPROGO – Kericuhan kembali mewarnai pengukuran lahan untuk pembangunan bandara baru di Provinsi DI Yogyakarta. Tim Pengukuran dan Pendataan Lahan Bandara dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) siang tadi, Senin (22/2/2016), telah menyelesaikan pengukuran lahan milik warga terdampak di Pedukuhan Sidorejo, Desa Glagah, Kulonprogo.

Pengukuran ini menyelesaikan 14 bidang tanah yang semuanya berada di Pedukuhan Sidorejo. Tim yang dikawal aparat kepolisian, TNI dan Satpol PP tidak banyak menemui kendala berarti di lapangan. Meski puluhan warga sempat menghadang, namun tidak mampu menggagalkan kerja tim.

Apalagi sebanyak 420 petugas keamanan yang disiagakan melakukan pengamanan berjenjang. Mereka juga membuat barikade dan memasang police line, agar tidak disusupi warga.

 “Hari ini kita selesaikan 14 bidang, lima bidang di utara Jalan Diponegoro dan sembilan bidang di Selatan,” jelas Koordinator Satgas A yang juga Kasie Survei dan Pengukuran BPN, Obed Tri Pambudi.

Dengan selesainya pengukuran ini, kata Obed, lahan milik warga yang yang merelakan tanahnya untuk pembangunan bandara sudah terukur. Sebelumnya, lahan ini tidak bisa diukur dan didata karena dihalang-halangi warga penolak bandara.

Diharapkan, pada dua hari ke depan, proses up date data bisa diselesaikan dan pada 26 Februari 2016, hasil pengukuran dan pendataan bisa diserahkan oleh Kanwil BPN kepada PT Angkasa Pura.

“Bagi warga yang tidak boleh, tidak diukur, akan menggunakan data yang ada di sertifikat,” jelasnya.

Jika masih ada pengukuran ulang, kemungkinan akan dilakukan di Desa Glagah dan Desa Palihan. Namun, itu berada di lahan yang kondusif dan tidak banyak warga yang menolak.

Pada pengukuran kemarin, sempat diwarnai kericuhan saat polisi hendak mengukur lahan di sampaing rumah warga. Polisi dan warga sempat terlibat dalam aksi saling dorong. Seorang warga sempat diamankan karena melakukan provokasi. Kesigapan aparat kepolisian juga mampu mengendalikan suasana.

“Kita siagakan sebanyak 428 anggota, bersama TNI dan Satpol PP untuk mengamankan kegiatan ini,” jelas Kapolres Kulonprogo, AKBP Nanang Djuanedi.

Sementara, Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono mengatakan, warga mendapat kejutan dari aparat kepolisian yag menerjunkan ratusan anggotanya. Sebetulnya, WTT tidak mempermasalahkan adanya pengukuran di lahan yang mendukung pembangunan bandara.

Tetapi yang terjadi justu terjadi kericuhan. Penyebabnya, tim tidak memberi kesempatan kepada warga WTT yang berbatasan dengan warga yang pro. Akibatnya, terjadi aksi saling dorong yang mengakibatkan beberapa warga pingsan, kesurupan dan merusak banyak tanaman.

“Kenapa harus banyak. Kita sejak awal memperbolehkan tanah yang diperbolehkan pemiliknya,” jelasnya.

Martono melihat, ada yang dipaksakan dalam pengukuran kemarin. Warga sendiri sebenarnya hanya membentengi lahan mereka agar tidak ikut dipatok. “Kita akan tetap akan jaga tanah yang tidak boleh diukur,” ujarnya.

(fds)


sumber:
http://news.okezone.com/read/2016/02/22/510/1318505/pengukuran-lahan-bandara-kulonprogo-kembali-diwarnai-kericuhan
Share:

Ratusan Warga Kulonprogo Pro Bandara Demo Minta Relokasi Gratis




Kulonprogo - Ratusan warga dari lima desa yang terdampak proyek bandara baru di Kulonprogo menggelar aksi meminta relokasi gratis dan jaminan pekerjaan. Mereka menggelar aksi di depan kantor Bupati Kulonprogo di Kota Wates, Senin (22/2/2016).
Mereka adalah perwakilan warga yang pro bandara yang terkena dampak proyek bandara baru di Desa Jangkaran, Sindutan, Palihan, Kebonrejo dan Glagah. Dalam aksi itu mereka juga menggelar aksi tandatangan dukungan yang dilakukan di depan kantor bupati. Massa menggelar aksi di depan pintu gerbang kantor bupati karena pintu sudah ditutup dan dijaga aparat kepolisian.

"Tuntutan kami adalah relokasi gratis dan itu bukan bagian daru bentuk ganti rugi," ungkap salah satu juru bicara warga pro bandara, Nanang disela-sela aksi.

Selain itu lanjut dia, warga yang mendukung proyek tersebut ada sekitar 518 rumah yang tergusur itu meminta adanya jaminan pekerjaan dan kompensasi atas lahan garapan di tanah milik Paku Alam Ground (PAG) yang selama ini menjadi mata penghidupan warga sebagai petani. 

"Sekitar seminggu lalu kami bersama 35 orang wakil sudah menyerahkan petisi berisi tuntutan warga pro-bandara kepada Bupati Hasto Wardoyo. Kami ingin semua bertindak adil karena kami sudah menyatakan setuju atau mendukung proyek tersebut," katanya.

Foto: Bagus Kurniawan/detikcom

Menurut dia, warga meminta relokasi diberikan secara gratis dan terpisah atau lepas dari ganti kerugian atas tanah dan bangunan hak milik mereka yang tergusur proyek bandara. Meski bakal tergusur akibat proyek bandara baru tersebut, warga juga meminta adanya jaminan pekerjaan baru. Sebab selama ini mereka adalah petani yang akan kehilangan lahan/tanah garapan dan pekerjaan.

"Kami merasa belum mendapat jaminan pekerjaan. Sudah pasti ada yang bakal beralih profesi," katanya.

Jika beralih profesi katanya, warga meminta ada jaminan secara tertulis baik dan pemerintah maupun PT Angkasa Pura. Warga menuntut adanya MoU antara Pemkab Kulonprogo dan PT Angkasa Pura dengan melibatkan warga yang terdampak segera disusun.

"Kami meminta semua pihak terkait untuk memperhatikan tuntutan ini," pungkas Nanang. 
(bgs/try)



Share:

Friday, February 19, 2016

Raskin Kulonprogo di Kecamatan Kalibawang, diantar sampai ke tingkat dusun


Harianjogja.com, KULONPROGO-Semua desa di Kecamatan Kalibawang telah mengalokasikan biaya pengangkutan bantuan beras miskin (raskin) melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo berharap inisiatif serupa juga ditiru pemerintah desa di kecamatan lain.
Kepala Bidang Sosial Dinsosnakertrans Kulonprogo, Nur Hadiyanto mengatakan, penyaluran raskin hanya dilakukan Bulog hingga titik distribusi yang terletak di masing-masing balai desa.
Umumnya, setiap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) kemudian mengambil sendiri jatah raskin mereka. Namun, pola yang diterapkan di Kalibawang agak berbeda.
Setiap pemerintah desa mengalokasikan biaya pengangkutan raskin dari balai desa menuju masing-masing dusun yang ditetapkan sebesar Rp1.500 per karung.
Kebijakan khusus itu dianggap memperlancar pendistribusian raskin. Meski begitu, Nur mengungkapkan jika baru Kalibawang saja yang menerapkannya.
“Hanya Kalibawang yang sudah melaporkan. Kami belum mengecek lagi apakah desa-desa di kecamatan lain juga seperti itu,” kata Nur, Selasa (16/2/2016).
Nur memaparkan, setiap pemerintah desa diberikan ruang yang luas untuk mendukung kelancaran penyaluran raskin agar benar-benar sampai kepada setiap RTSPM. Otonomi desa dapat dimanfaatkan untuk menyusun dan menerapkan kebijakan yang barang kali tidak terjangkau oleh Pemkab Kulonprogo.
“Sebenarnya sudah ada kader raskin di setiap dusun. Selain bertugas membantu pembagian raskin, mereka juga mengawasi kualitas berasnya,” ujar Nur.
Editor:  | dalam: Kulon Progo |
Share:

Polisi di Kulonprogo Temukan Daging Babi Dicampur Daging Sapi di Kios Pasar


TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO- Jajaran Polsek Wates,Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengamankan belasan kilogram daging sapi bercampur daging babi dari kios di Pasar Bendungan, Wates, Kamis (18/2/2016) siang.
Seorang penjual berinisial S ditahan untuk diperiksa lebih lanjut.
Kanit Reskrim Polsek Wates, AKP Sunarso, mengatakan, berdasarkan penyelidikan, penjual diduga kuat mencampur daging sapi dengan daging babi.
Saat penggerebekan, di dalam kios ditemukan sekitar 16 kilogram daging babi tersebut.
"Sampel sudah kami kirim ke BBVET (Balai Besar Veteriner)," katanya di lokasi. Saat ini, kios itu pun ditutup dan dipasang garis polisi. (tribunjogja.com/Yoseph Hary W)

Share:

BANDARA KULONPROGO Pengamanan Pemasangan Patok Dianggap Berlebihan


Puluhan warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mendatangi rumah dinas Bupati Kulonprogo,

Bandara Kulonprogo untuk pengamanan saat pemasangan patok diprotes.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Wahana Tri Tunggal (WTT) menilai pemasangan perapatan patok bandara di wilayah Desa Glagah dan Palihan, Kecamatan Temon, Selasa (16/2/2016) berlebihan. Pengamanan yang diwarnai aksi kekerasan dinilai melanggar kode etik dan disiplin kepolisian.


Salah satu tokoh WTT, Purwinto mengaku kecewa dan menganggap sistem pengamanan oleh aparat kepolisian berlebihan. Dia pun menegaskan jika laporan keberatan kepada Propam Polda DIY dan Komnas HAM bakal dilakukan secepatnya.

Purwinto lalu memaparkan, pemerintah pusat perlu membuka mata lebih lebar terhadap permasalahan yang ada dalam persiapan pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA). Menurutnya, selama ini pemerintah hanya mendengarkan laporan dari tim pelaksana dan menganggap tidak ada permasalahan berarti. Padahal, dia mengklaim ada sekitar 500 orang yang menyatakan sikap penolakan.

“Rencananya mahasiswa di Jogja juga akan melakukan aksi untuk menyuarakan permasalahan rencana pembangunan bandara agar bisa didengar pemerintah pusat,” kata mantan ketua WTT itu.


Sebelumnya, Kapolres Kulonprogo, AKBP Nanang Djunaedi menegaskan jika pengamanan telah dilakukan sesuai prosedur. Pihaknya juga sudah mengimbau warga penolak agar tidak menghalangi petugas atau aparat akan bertindak tegas.

Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Thursday, February 18, 2016

Konflik Agama di Kulonprogo Mungkin Terjadi, Ini Pemicunya

Harianjogja.com, KULONPROGO-Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kulonprogo, Muntachob menilai kerukunan umat beragama di Kulonprogo sepanjang 2015 lalu relatif kondusif. Kendati demikian, masyarakat perlu mewaspadai sejumlah persoalan.

jual CD resep masakan
Dalam pengamatannya, masyarakat Kulonprogo cenderung tidak mudah terprovokasi sehingga hampir tidak ada perkara yang berkepanjangan. Namun, tegas dia, masyarakat tetap perlu selalu mewaspadai sejumlah faktor yang bisa mengusik kerukunan umat beragama. Di antaranya adalah perkawinan antar pemeluk agama yang berbeda, pendirian tempat ibadah, kasus penistaan agama, perbedaan kepentingan politik, serta konflik sosial budaya lainnya.
“Kegiatan sosial oleh kelompok agama tertentu yang sasarannya kalangan lintas agama juga bisa menjadi pemicu jika tidak transparan,” ucap Muntachob, Kamis (18/2/2016)
Masyarakat juga diminta lebih hati-hati terhadap pendatang yang membawa ajaran agama tertentu, terlebih jika terdapat perbedaan pada pola ibadah maupun ajaran lainnya.
“Pemerintah dan tokoh masyarakat diharapkan berupaya meningkatkan pemahaman beragama masyarakat agar tidak mudah terbujuk aliran menyimpang. Eksklusivisme, fanatisme, dan radikalisme juga bisa memicu konflik umat beragama,” papar Muntachob.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kulonprogo, Tri Wahyudi pun sepakat jika eksklusivisme dapat menjadi faktor yanggancam kerukunan umat beragama.
“Misalnya saat ada kelompok tertentu yang tidak membuka diri dengan kelompok lain atau masyarakat umum serta mengabaikan ajaran dan pola kebiasaan masyarakat di suatu wilayah,” papar Tri.
Editor:  | dalam: Kulon Progo |
Share:

Ekspor Udang Vaname Ditolak Meksiko, Kulonprogo Lacak Penyebabnya


Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)
Ekspor udang vaname asal Kulonprogo ditolak Meksiko
Harianjogja.com, KULONPROGO- Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melacak mata rantai produksi udang vaname dari hulu sampai hilir menindaklanjuti informasi bahwa ekspor lima ton udang vaname ditolak Meksiko karena diduga terserang virus myo.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, mengatakan infeksi virus bisa terjadi pada setiap rantai produksi dari hulu sampai hilir.
“Oleh karena itu perlu dilacak rantai pengelolaannya dari hulu [kolam] sampai hilir pengemasan dan pemasarannya,” kata Hasto.
Menurut dia, persoalan ini sangat sensitif, jangan sampai mematikan produksi di Kabupaten Kulonprogo.
“Mata rantai mana yang terekspose virus harus dilacak sebelum menyalahkan petani,” katanya, seperti dikutip dari Antara.
Kabid Perikanan dan Budi Daya Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan ( DKPP) Kulonprogo Leo Handoko mengatakan ada informasi yang berkembang udang vaname dari Jangkaran, Kecamatan Temon, sebanyak lima ton ditolak di Meksiko yang disebabkan virus myo.
“Saat ini kami sedang menelurusi kebenarannya,” kata Leo.
Ia mengatakah ekspor udang dari Kulonprogo melalui eksportir dari Cilacap, Jawa Tengah, bukan warga langsung. Apakah udang tersebut berasal dari Kulonprogo.
“Kemungkinan sangat banyak. Hal ini dapat dimungkinkan persaingan pedagang. Di sepanjang pantai selatan ini, berkembang pesat tambak udang, tidak hanya di Kulonprogo. Makanya, kami menelurusi informasi di lapangan. Kami menerima informasi baru Rabu [17/2/2016] dan langsung kami tindaklanjuti,” kata Leo.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan, pihaknya tidak menemukan adanya virus myo. Makanya, dirinya dan petugas lain kaget setelah mendapat informasi yang mengatakan udang dari Kulonprogo ditolak di Meksiko.
“Faktanya, belum ada virus myo di lapangan. Informasi ini kami gunakan untuk penelurusan di lapangan. Nanti Dinas Kelautan dan Perikanan DIY akan turun untuk melakukan investigasi,” kata dia.
Editor:  | dalam: Kulon Progo |

Share:

Cegah DBD, Manfaatkan Drainase untuk Pelihara Ikan


PROGRAM UGADI
Harianjogja.com, KULONPROGO- Selain sebagai saluran pembuangan air, SKPD Pemkab Kulonprogo manfaatkan drainase kantor sebagai kolam ikan untuk cegah perkembangan penyakit demam berdarah (DBD).
Ini sebagai salah satu cara pemberantasan sarang nyamuk yang mungkin berkembang dalam saluran tersebut.
Sejumlah pejabat menabur 400 benih ikan nila merah di saluran drainase di lingkungan kantor Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Kulonprogo pada Rabu (17/2/2016).
Sebelumnya, drainase ini telah dibenahi sehingga sesuai dengan kebutuhan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperindah lingkungan dan meminimaslisasi perkembangan jentik-jentik.
Kepala Bagian Umum Setda Kulonprogo, L Bowo Pristiyanto menyatakan bahwa ini merupakan suatu langkah uji coba. “Selain sebagai hiasan, juga sebagai media pembunuh nyamuk,” ujarnya.
Ia juga menguraikan bahwa mendatang akan dilakukan pembenahan untuk menjadi kolam.
Editor:  | dalam: Kulon Progo |
Share:

Tuesday, September 1, 2015

Pemkab Akan Bangun TPST di Seluruh Desa

GALUR ( KRjogja.com) - Sebagai upaya memperpanjang masa penggunaan

Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Pedukuhan Sambiroto Desa

Banyuroto Kecamatan Nanggulan sekaligus untuk menciptakan lingkungan

bersih dan sehat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo berencana

membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di seluruh desa dan

kelurahan.



"Rencananya ke depan TPST akan dibangun di 87 desa dan satu kelurahan.

Tapi karena keterbatasan dana daerah, maka dalam pelaksanaan program

kabupaten bersih sampah tersebut pemkab terpaksa minta bantuan Satuan

Kerja Pengelolaan Air Minum (Satker PAM) DIY," tegas Kepala Unit

Perangkat Teknik Daerah (UPTD) Kebersihan dan Pertamanan Dinas

Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo, Toni SIP, di ruang kerjanya, Senin

(31/8/2015).



Sejak dilaksanakan program tersebut yakni 2014 telah dibangun empat

TPST masing-masing di Desa Pengasih, Kelurahan Wates, Desa Bendungan

dan Sentolo. Sedangkan pada 2015 ini akan dibangun empat TPST lagi

meliputi Desa Triharjo, Giripeni, Ngestiharjo Kecamatan Wates dan Desa

Kranggan Kecamatan Galur.



Langkah populis pemkab dalam penanganan sampah memang cukup bagus,

selain bertujuan memperpanjang usia TPAS Banyuroto serta menciptakan

lingkungan bersih dan sehat juga membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat. Dalam operasinya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang

menangani TPST di masing-masing desa melakukan pengolahan sampah

dengan cara tiga R. Reduce (mengurangi sampah), reuse, (pemanfaatan

ulang sampah) dan recycle (daur ulang sampah). Petugas mengambil

sampah dari rumah warga dan di bawa ke TPST. Di tempat tersebut

petugas melakukan pemilahan. Sampah yang bisa diolah menjadi pupuk

atau kompos disendirikan. Begitu juga dengan sampah plastik maupun

jenis lainnya dikelompokkan sendiri untuk dijual.



"Kalau pengurus dan anggota KSM benar-benar bisa maksimal melakukan

pengolahan sampah rumah tangga, maka prosentase sisa sampah yang masuk

TPAS Banyuroto tinggal sekitar 40 persen lagi, sebab sebagian sampah

rumah tangga sudah dipilah dan dimanfaat di tingkat TPST," terang

Toni.



Menanggapi kekhawatiran sebagian warga terhadap timbulnya pencemaran

lingkungan, aroma tidak sedap maupun banyak lalat di wilayah mereka

akibat adanya TPST, Toni mengimbau warga agar tidak berlebihan

mensikapi kehadiran TPST. Sebab keberadaan sampah di tempat tersebut

tidak akan terlalu lama. Begitu sampah rumah tangga di bawa ke TPST

tentu petugas akan langsung melakukan pemilahan. (Rul)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Monday, August 31, 2015

Festival Campur Krumpyung Hipnotis Warga

Harianjogja.com, KULONPROGO– Musik Campur Krumpyung berhasil membius

warga masyarakat Kulonprogo di Alun-alun Wates, Jumat (28/8/2015)

malam. Acara itu menampilkan kolaborasi antara alat musik krumpyung

dengan musik campursari.



Kompetisi musik campur krumpyung menampilkan kelompok musik dari empat

desa binaan pelestari alat musik krumpyung. Di antaranya Desa Cerme di

Kecamatan Panjatan, Desa Hargowilis di Kecamatan Kokap, Desa Pengasih

di Kecamatan Pengasih dan Desa Banjararum di Kecamatan Kalibawang.



"Akhirnya, Kulonprogo memiliki kesenian khas yang baru. Musik Campur

Krumpyung diharap bisa dipertahankan sebagai kesenian asli

Kulonprogo," ujar Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.

Hasto memaparkan, dukungan semua pihak dalam mengenalkan dan

mengangkat kembali kesenian ini begitu diperlukan. Hasto berharap,

musik ini dapat terus ditampilkan di setiap kegiatan. Tujuannya, musik

ini dapat dikenal sebagai musik Kulonprogo, sehingga pelestariannya

dapat berkelangsungan.



"Beberapa kali saya sudah menyaksikan, musik ini mencoba diperkenalkan

di sejumlah acara. Saya harap dapat terus ditampilkan agar semakin

dikenal," jelas Hasto.



Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

(Dinbudparpora) Kulonprogo Joko Mursito menambahkan, alat musik

krumpyung sejak tahun lalu mulai dikenalkan kembali. Namun, tidak

mudah untuk mengangkat kembali kesenian yang kini terkendala oleh

produksi. Pasalnya, di Kulonprogo perajin alat musik ini sangat

sedikit jumlahnya.

Lebih lanjut Joko menjelaskan, alat musik ini merupakan gamelan dari

bambu. Musik-musik yang umumnya dimainkan adalah musik gendhing

gamelan.



"Namun, memang alat musik ini nadanya terbatas karena menggunakan

nada-nada pentatonis. Itulah tugas kami, bagaimana caranya musik ini

dapat dinikmati semua kalangan," papar Joko.



Musik campur krumpyung yang dihadirkan malam itu menampilkan musik

bambu yang unik dan berbeda. Alat musik bambu itu dikolaborasikan

secara apik dengan musik campursari. Joko berharap, melalui kolaborasi

tersebut, alat musik krumpyung dapat lebih luwes dimainkan dan

diperkenalkan ke masyarakat



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

KECELAKAAN KULONPROGO : Ban Meletus Bikin Mobil Boks Oleng

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebuah mobil boks miliki Tiara Katering

menabrak mobil Suzuki APV bernomor polisi AB 1373 GZ di sekitar Jalan

Mandung, Pengasih, Kulonprogo, Minggu (30/8/2015). Meski tidak ada

korban jiwa, tiga penumpang mobil boks terluka dan segera dibawa di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates.



Informasi yang dihimpun Harianjogja.com, kejadian bermula ketika

sopir mobil boks bernama Heri mengemudikan kendaraan yang membawa

berbagai perlengkapan makanan dan katering. Dia hendak kembali ke

Tiara Katering yang beralamat di dekat Pasar Wates. Namun, mobil boks

tersebut mendadak oleng setelah ban depannya meletus. Laju kendaraan

menjadi tak terkendali dan jatuh ke arah kanan.



Pada saat bersamaan, mobil Suzuki APV yang dijalankan Anik Yulianto

melaju dari arah selatan. Tabrakan pun terjadi hingga bagian depan

mobil boks rusak berat. Heri diketahui menderita luka serius dan tidak

sadarkan diri. Bersama dua penumpang mobil boks lainnya yang mengalami

luka ringan, mereka dilarikan ke RSUD Wates. Sementara itu, Anik dan

anaknya beruntung karena tidak terluka. Meski demikian, bagian kanan

depan mobilnya juga rusak cukup parah.



Kanit Laka Lantas Polres Kulonprogo, Iptu Purwanto mengungkapkan,

mobil boks AB 9467 MB memang terlihat tidak layak jalan. Padahal,

muatan yang dibawa sangat banyak. "Kami masih melakukan penyelidikan.

Namun melihat kondisi mobil, ini karena muatan yang berlebih dan

bannya gundul," ujarnya



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Saturday, August 29, 2015

Bawang Putih Impor Makin Mahal

Bisnis.com, KULONPROGO-Harga bawang putih impor perlahan merangkak

naik selama tiga hari terakhir. Meski demikian, pasokan tetap berjalan

lancar sehingga jumlah stok tidak berkurang.

Hal tersebut diungkapkan Ngatirah, salah satu pedagang di Pasar Gawok,

Wates, Kulonprogo, Jumat (28/8/2015). Besar kenaikannya mencapai

Rp1.500 hingga Rp2.000 per kilogram (kg/2015). "Ini naiknya tinggi.

Biasanya cuma Rp200 atau Rp300. Sekarang sampai Rp1.500," ungkap

Ngatirah.

Sebelumnya, Ngatirah menjual bawang putih seharga Rp15.000 per kg,

sedangkan saat ini sudah naik menjadi Rp16.500 per kg. "Itu buat yang

kulakan. Kalau eceran, harganya Rp19.500. Tadinya sekitar Rp16.000

sampai Rp17.000," paparnya.

Ngatirah menambahkan, bawang putih jenis kating yang sebelumnya dijual

seharga Rp20.000 per kg juga naik menjadi Rp22.000 per kg. Menurut

Ngatirah, kenaikan harga termasuk dampak melemahnya nilai tukar rupiah

terhadap dolar. Sebab, semua bawang putih di Pasar Gawok merupakan

produk impor dari Tiongkok. "Tidak ada yang lokal. Dari luar negeri

semua," kata Ngatirah.

Meski demikian, pasokan bawang putih masih lancar. Ngatirah sendiri

mengaku menerima dua ton bawang putih setiap 10 hari sekali. Namun,

daya beli konsumen jadi menurun. "Jadi agak sepi. Biasanya sehari bisa

jual sekuital. Ini belum ada yang beli," imbuhnya.

Kenaikan harga bawang putih ternyata cukup meresahkan konsumen.

Misalnya saja Isni Widayati. Dia hanya bisa berharap harga bawang

putih tidak terus melambung. Bagi dia, bawang putih adalah bumbu pokok

di dapurnya setiap hari. "Bawang putih ini harus ada. Kalau bisa ya

harganya turun," tutur Isni saat berbelanja di Pasar Gawok, Jumat

siang.

Isni mengaku kaget saat tahu pedagang telah menjual bawang putih

seharga Rp22.000 per kg. Namun, dia harus tetap membeli, berapa pun

harganya. Solusi alternatifnya hanya satu, menghemat penggunaannya

saat memasak. "Kayaknya kemarin masih Rp20.000. Harus dikurangi biar

irit," ungkapnya.

Sementara itu, kondisi berbeda terjadi pada harga bawang merah yang

justru anjlok. Harganya saat ini hanya dipatok Rp10.000 per kg.

Padahal, sebelumnya mencapai Rp15.000 per kg. "Sudah sekitar10 hari

ini turunnya," ucap Ngatirah.

Editor : Nina Atmasari
Share:

Pemasaran Online, Jangkauan Lebih Luas

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Penguasaan pemasaran online bagi usaha

mikro kecil dan menengah (UMKM) akan dapat bersaing dan meningkatkan

nilai jual, karena jangkauan pasar lebih luas bahkan menjangkau luar

daerah. Dengan teknologi informasi, produk akan diakses jutaan orang,

seperti dengan Facebook. Sedangkan penjualan secara konvensional tidak

dapat memperoleh hasil maksimal.



"Pelatihan pemasaran online sangat penting diberikan kepada para

pelaku UMKM untuk mengangkat daya saing dan nilai jual produk UMKM.

Sebab, selama ini UMKM di Kulonprogo masih sangat minim memanfaatkan

teknologi informasi untuk pemasarannya," kata Dosen Sekolah Vokasi

Diploma Ekonomika dan Bisnis UGM Bahroel Fauzi Rosidi saat

menyampaikan materi workshop pemasaran melalui online atau internet

yang diadakan Dinas Koperasi dan UKM Kulonprogo bagi UMKM di RM

Kampung Rasa, Kamis (27/08/2015).

Sekitar 30 pelaku UMKM mendapat kesempatan menguasai teknis pemasaran

produk melalui jejaring sosial seperti Facebook. Pelatihan ini

diadakan dalam upaya menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).



"Terlebih lagi dalam menghadapi pasar bebas Asean, pelaku usaha

Indonesia harus kuat dan tidak hanya sebagai penonton," katanya sambil

menambahkan peran pemerintah dibutuhkan, sebab UMKM tidak bisa jalan

sendiri.



Siti Rupingah pelaku usaha UMKM dari KWT Sari Jampi Salah menuturkan,

pelatihan pemasaran produk melalui internet penting, karena UMKM belum

banyak yang mendapat pengetahuan tentang bisnis online. "Kelompok kami

sudah memanfaatkan pemasaran online, tapi belum optimal. Selama ini

pemasaran online dikelola anggota yang relatih lebih muda, sedangkan

saya lebih fokus pada produksinya," kata Siti.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Friday, August 28, 2015

MASALAH LINGKUNGAN : 2 Hari Karnaval, Taman Kulonprogo Rusak

Harianjogja.com, KULONPROGO– Sejumlah tanaman di beberapa taman rusak

akibat terinjak warga saat menyaksikan pawai dan karnaval Kulonprogo.

Kerugian akibat rusaknya taman tersebut diperkirakan mencapai jutaan

rupiah.



Penyelenggaraan acara HUT RI ke-70 digelar selama dua hari dengan

menampilkan parade pawai dan karnaval yang diikuti 12 kecamatan di

seluruh Kulonprogo. Ribuan warga pun turun ke jalan dan memadati

sepanjang rute parade. Bahkan, tidak sedikit dari warga yang berjubel

di kawasan taman kota dan sengaja atau tidak sengaja menginjak tanaman

yang ada di taman.



"Paling parah kerusakan terjadi di Taman Binangun. Hampir semua

tanaman bakung di taman itu diinjak. Bahkan, semua pohon cemara yang

baru setinggi satu meter roboh. Malamnya setelah pawai langsung kami

coba tegakkan lagi. Tidak tahu itu apa akan hidup atau malah mati,"

ujar Kepala UPTD Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

Kulonprogo Toni, Kamis (27/8/2015).



Toni mengungkapkan, tidak hanya kawasan Taman Binangun yang banyak

mengalami kerusakan akibat acara tersebut. Taman yang berada di depan

Kodim 0731 Kulonprogo juga menjadi sasaran warga yang ingin

menyaksikan karnaval tersebut. Sejumlah tanaman juga nyari rusak

karena diinjak banyak warga.



Antisipasi untuk pengawasan taman sebelumnya telah dikoordinasikan

dengan pihak terkait. Toni mengatakan, sebelum penyelenggaraan

pengamanan taman menjadi pengamanan dari Satpol PPdan hal itu telah

diketahui Bupati. Namun, meski begitu tetap belum optimal mengurangi

dampak kerusakan taman.



"Satpol PP juga sudah mengingatkan warga, baik lisan maupun dengan

pengeras suara. Tetapi tetap saja kerusakan tanaman tidak bisa

dihindari, mengingat banyaknya penonton yang membludak," jelas Toni.



Toni menegaskan, perawatan tanaman membutuhkan waktu yang cukup lama.

Bahkan, biaya perawatan tanaman juga cukup mahal. Setidaknya, kerugian

akibat rusaknya taman bisa mencapai jutaan rupiah.





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

SPBU di Kulonprogo Siap-siap Tampung Pertalite

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Dari total 11 stasiun pengisian bahan

bakar umum (SPBU) yang beroperasi di Kulonprogo, baru ada satu lokasi

yang memiliki tangki timbun dan dispenser cadangan, yang dapat

digunakan untuk menampung jenisPertalite.Praktis, 10 SPBU lainnya saat

ini harus menyiapkan atau membangun tangki timbun dan dispenser baru.



Pengelola SPBU Kedundang, Sukamto, mengatakan SPBU yang dikelolanya

termasuk salah satu yang belum memiliki tangki timbun dan dispenser

untuk pertalite. Padahal, saat ini Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru

tersebut mulai merambah DIY. Sesuai kebijakan pusat, pihaknya pun

harus membangun atau menambah tangki dan dispenser satu lagi.



"Kami sekarang mulai menyelesaikan pembangunannya. Tangki timbun dan

dispensernya masing-masing satu," kata Sukamto, Kamis (27/8/2015).

Selama ini, SPBU yang dikelolanya memiliki tiga tangki timbun dan tiga

dispenser. Semuanya telah digunakan untuk menampung BBM solar, premium

dan pertamax. Dengan menambah satu tangki dan dispenser, harapannya

dapat untuk menampung pertalite yang masuk Kulonprogo.



"Kami bangun berkapasitas 15 ribu liter," ujarnya.(*)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Gebyar Macapat Tampilkan Yati Pesek

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Gebyar Macapat digelar Penggiat Macapat

Selapanan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga (Disbudparpora) Kulonprogo di Gedung Kesenian Wates, Rabu

(26/8/2015) malam.

Acara bertemakan "Memetri Budaya Jawi" mengundang seniwati Yati Pesek

dan menampilkan kebolehan macapat dari kalangan pelajar yakni siswa SD

N 1 Samigaluh, SMP N 2 Kokap, dan SMK N I Pengasih. Hadir pula KRT

Projo Suwasono Pamong Pamulangan Sekar Macapat Keraton Ngayogyakarta.

Suyanta Ketua Panitia menyatakan, kegiatan "Gebyar Macapat" dalam

upaya melaksanakan program pemerintah dalam nguri-uri kebudayaan Jawa.

Selain diikuti pelajar, juga dari perwakilan 12 kecamatan". "Disamping

itu sebagai penyerapan dana keistimewaan (danais) dengan macapatan

massal, dan ini baru pertama macapat massal di Kulonprogo," ujarnya.

Menurut Suyanta, sambutan peserta antusias terbukti sejak gladi

bersih, selain itu juga melibatkan banyak generasi muda, sehingga

seperti apa yang diharapkan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo

SpOG(K) tercapai.

Asisten II Setda Triyono SIP MSi menyatakan pemkab memberikan

apreasiasi terhadap kegiatan macapat selapan sekali. Kegiatan

macapatan malam kamisan selapan sekali, kali ini merupakan istimewa

karena selain dihadiri perwakilan dari kecamatan dan sekolah, kegiatan

ini sekaligus dalam rangka pula memperingati Hari Kemerdekaan RI.

Acara yang berlangsung semarak tersebut dihadiri macapatan kelompok

dari 12 kecamatan . "Diharapkan macapat yang biasanya dilaksanakan

para sesepuh, sekarang ada siswa SD/SLTP/SLTA agar terus berlatih,"

katanya.

Yati Pesek menambahkan, macapat seharusnya diberikan sejak kecil.

"Saya terharu adanya siswa-siswi yang ikut macapat. Kalau saya memang

sejak kecil sudah bergelut dengan macapat. Saat ini yang mendesak

dilakukan adalah bagaimana membuat macapat disukai di kalangan pelajar

atau kalangan anak muda," katanya.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results