Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Tuesday, September 1, 2015

Pemkab Akan Bangun TPST di Seluruh Desa

GALUR ( KRjogja.com) - Sebagai upaya memperpanjang masa penggunaan

Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Pedukuhan Sambiroto Desa

Banyuroto Kecamatan Nanggulan sekaligus untuk menciptakan lingkungan

bersih dan sehat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo berencana

membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di seluruh desa dan

kelurahan.



"Rencananya ke depan TPST akan dibangun di 87 desa dan satu kelurahan.

Tapi karena keterbatasan dana daerah, maka dalam pelaksanaan program

kabupaten bersih sampah tersebut pemkab terpaksa minta bantuan Satuan

Kerja Pengelolaan Air Minum (Satker PAM) DIY," tegas Kepala Unit

Perangkat Teknik Daerah (UPTD) Kebersihan dan Pertamanan Dinas

Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo, Toni SIP, di ruang kerjanya, Senin

(31/8/2015).



Sejak dilaksanakan program tersebut yakni 2014 telah dibangun empat

TPST masing-masing di Desa Pengasih, Kelurahan Wates, Desa Bendungan

dan Sentolo. Sedangkan pada 2015 ini akan dibangun empat TPST lagi

meliputi Desa Triharjo, Giripeni, Ngestiharjo Kecamatan Wates dan Desa

Kranggan Kecamatan Galur.



Langkah populis pemkab dalam penanganan sampah memang cukup bagus,

selain bertujuan memperpanjang usia TPAS Banyuroto serta menciptakan

lingkungan bersih dan sehat juga membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat. Dalam operasinya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang

menangani TPST di masing-masing desa melakukan pengolahan sampah

dengan cara tiga R. Reduce (mengurangi sampah), reuse, (pemanfaatan

ulang sampah) dan recycle (daur ulang sampah). Petugas mengambil

sampah dari rumah warga dan di bawa ke TPST. Di tempat tersebut

petugas melakukan pemilahan. Sampah yang bisa diolah menjadi pupuk

atau kompos disendirikan. Begitu juga dengan sampah plastik maupun

jenis lainnya dikelompokkan sendiri untuk dijual.



"Kalau pengurus dan anggota KSM benar-benar bisa maksimal melakukan

pengolahan sampah rumah tangga, maka prosentase sisa sampah yang masuk

TPAS Banyuroto tinggal sekitar 40 persen lagi, sebab sebagian sampah

rumah tangga sudah dipilah dan dimanfaat di tingkat TPST," terang

Toni.



Menanggapi kekhawatiran sebagian warga terhadap timbulnya pencemaran

lingkungan, aroma tidak sedap maupun banyak lalat di wilayah mereka

akibat adanya TPST, Toni mengimbau warga agar tidak berlebihan

mensikapi kehadiran TPST. Sebab keberadaan sampah di tempat tersebut

tidak akan terlalu lama. Begitu sampah rumah tangga di bawa ke TPST

tentu petugas akan langsung melakukan pemilahan. (Rul)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results