Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Thursday, July 30, 2015

Bayi Tujuh Bulan Tewas Tercebur Kolam Ikan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Seorang bayi berusia tujuh bulan enam hari

tewas setelah tercebur ke kolam ikan di dalam rumahnya di Dusun

Jatirejo, Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo, Rabu

(29/7/2015) pagi. Korban sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat tapi

nyawanya sudah tidak tertolong.



Kanit Reskrim Polsek Lendah, Ipda Moch.Winarso mengungkapkan,

peristiwa yang dialami bayi bernama Fahmi Ahya Daru Affan itu terjadi

sekitar pukul 09.45 WIB. Saat itu, korban sedang tidur di kamar yang

berjarak sekitar tujuh meter dari kolam ikan. Ibu korban, Rubianti,

35, meninggalkan korban untuk menyapu rumah. Sementara ayah korban,

Sudarsono, 46, tidak ada di rumah karena sedang pergi ke sawah.



Setelah selesai menyapu rumah selama kira-kira 10 menit, Rubianti

segera kembali ke kamar tapi anaknya tidak ada. Dia lalu segera

mencari dan menemukan korban ada di dalam kolam ikan sedalam 30

sentimeter. Saat itu korban diperkirakan sudah meninggal dunia.



"Saat tinggal menyapu, pintu kamar dalam keadaan terbuka. Diperkirakan

bayi merangkak ke luar lalu masuk kolam," papar Winarso, ditemui di

lokasi kejadian.

Winarso mengatakan, warga sekitar sempat membantu berusaha

menyelamatkan korban dengan membawanya ke Puskesmas Galur II yang

terletak di Dusun Sepaten, Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kulonprogo.

Namun korban kemudian dinyatakan meninggal dunia.



Suasana duka langsung menyelimuti rumah keluarga korban. Warga dan

kerabat berdatangan menyampaikan ungkapan bela sungkawa. Rabu Siang,

jenazah korban yang kembali dibawa pulang itu dimandikan untuk segera

dimakamkan. Pihak keluarga juga menolak memberikan keterangan apapun

kepada wartawan karena masih merasa sangat terpukul dan berduka.



Camat Lendah, Sumiran, berharap keluarga korban diberikan ketabahan

dan kekuatan. Dia kemudian mengimbau masyarakat agar lebih

berhati-hati dan cermat sebelum meninggalkan bayi sendiri di tempat

tertentu. "Kita tentu berharap kejadian ini tidak terulang lagi,"

ungkap Sumiran, saat datang melayat ke rumah duka, Rabu siang.



Sumiran menambahkan, sebelum kejadian itu, ada anggota keluarga yang

memiliki firasat aneh. "Ada yang bermimpi rumah ini didatangi orang

banyak. Ternyata itu sebuah firasat dan hari ini banyak orang yang

datang untuk melayat," ujarnya.





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

KEKERINGAN DI KULONPROGO : Warga Mulai Ajukan Bantuan Air Bersih

Harianjogja.com, KULONPROGO– Beberapa dusun di Kecamatan Girimulyo

mulai mengajukan proposal permintaan dropping air bersih. Lima unit

truk tangki air disiapkan untuk mendistribusikan air bersih di

sejumlah wilayah yang membutuhkan air guna keperluan rumah tangga.



Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung

Waluyo mengungkapkan, titik kekeringan pada tahun ini belum terlalu

signifikan. Namun, ada lima unit truk tangki air yang disiapkan untuk

mendistribusikan air bersih ke masyarakat yang membutuhkan.



"Dua unit diantaranya dari PDAM, lalu tiga unit masing-masing dari

Dinas Sosial yakni Tagana, BPBD dan PMI. Nantinya truk tangki ini akan

dioperasikan segera, setelah permintaan air benar-benar mendesak,"

ujar Untung, Selasa (28/7/2015).



Selama puasa lalu, dropping air bersih telah mulai dilakukan. Namun,

sasaran distribusi air bersih adalah untuk memenuhi kebutuhan

tempat-tempat ibadah. Sebagian besar disalurkan ke wilayah Kokap,

seperti Dusun Plampang I dan Plampang II, Sengir dan Kalibuko.



Usai Lebaran, permintaan air mulai banyak datang dari masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga. Data dari BPBD Kulonprogo,

paskalebaran ini sudah masuk sejumlah proposal permintaan dropping

air. Sebagian besar proposal yang masuk berasal dari Kecamatan

Girimulyo dan ada sekitar tujuh dusun.



"Dari tujuh itu, ada beberapa yang sedang diproses untuk segera

disalurkan air bersih," ungkap Untung.

Meski diprediksi titik kekeringan akan bertambah karena adanya musim

kemarau panjang. Namun, upaya dropping air diprediksi akan berkurang.

Untung memaparkan, adanya pengembangan pipa jaringan air bersih baru

di sejumlah wilayah, turut mengurangi agenda dropping air di musim

kemarau.



"Selain itu, kami juga membangun instalasi untuk memompa dan

menyalurkan air bersih di wilayah-wilayah yang memiliki potensi sumber

mata air. Program tersebut sudah kami lakukan sejak tahun lalu.

Harapannya, dropping air bisa dikurangi," jelas Untung.



Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Binangun Jumantoro

menambahkan, upaya pembangunan instalasi jaringan pipa air bersih

terus dilakukan. Diresmikannya jaringan pipa air bersih di Dusun

Clapar I dan Clapar II, Kokap, setidaknya telah bertambah 188

pelanggan baru.

Jumantoro mengungkapkan, bantuan pemasangan jaringan pipa air bersih

secara gratis bagi warga kurang mampu masih akan terus diberikan.

Setidaknya, ada 48 pelanggan baru yang mendapatkan pemasangan

instalasi jaringan air bersih gratis yang dibiayai dari anggaran APBD

maupun APBN.



"Sedangkan di Kalirejo ada 78 pelanggan baru. Kami harap program ini

mampu mengurangi droping air bersih dengan mobil tangki," tandas

Jumantoro.





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, July 29, 2015

Judi Domino Digerebek Polisi

_____



http://img.krjogja.com/thumbhead/05e0bb715f87f057f579de9515ac5ccf_thumb.jpgE

nam penjudi dimintai keterangan di Mapolsek Kalibawang. (Foto : Amin

Kuntari)



KULONPROGO (KRjogja.com) - Enam warga Padaan Ngasem, Desa Banjarharjo

Kecamatan Kalibawang harus mendekam di sel tahanan mapolsek setempat setelah

digerebek petugas saat bermain judi, Rabu (22/07/2015) dini hari. Meski

hanya taruhan Rp 500, enam penjudi ini dijerat Pasal 303 ayat 3 KUHPidana

dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.



Kapolsek Kalibawang, Kompol Joko Sumarah WTW menguraikan, penangkapan keenam

tersangka yakni Miyanto (27), Suprihatin (46), Surahmat (34), Wisnu Saputra

(28), Suyatman (28) dan Suwartono alias Saiful (42) ini bermula dari laporan

warga setempat yang merasa resah dengan adanya perjudian tersebut. Pasalnya,

perjudian ini sudah dilakukan para tersangka sejak sebelum Ramadan.



"Dari laporan tersebut, kami melakukan pengembangan dan menggerebek para

pelaku saat bermain judi di kediaman warga, Suyono. Ada 11 orang yang kami

ciduk, namun lima lainnya termasuk dua orang pemudik dari Tangerang dan

Bandung juga pemilik rumah tidak ditangkap karena tidak terbukti melakukan

perjudian," kata Joko kepada wartawan, Jumat (24/07/2015).



Dari tangan pelaku, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa kartu

domino yang digunakan untuk bermain judi, serta uang tunai senilai Rp 1 juta

sebagai taruhan. Mapolsek Kalibawang terus melakukan penyelidikan atas kasus

ini untuk mendeteksi kemungkinan adanya perjudian lainnya.



Saat dimintai keterangan, salah satu tersangka, Suyatman (27) mengatakan,

semula ia dan rekan-rekannya hanya berniat berkumpul dengan rekan lain yang

sedang mudik ke kampung halaman. Namun di lokasi, mereka kemudian

berinisiatif untuk bermain judi. "Maksudnya biar betah melek. Kumpul

teman-teman kan lama, semalam suntuk ," ujarnya.



Hal senada diungkapkan tersangka lain, Surahmat. Menurutnya, perjudian

tersebut hanya iseng untuk mengisi waktu sembari berkumpul dengan

teman-teman.



"Main judi baru kali ini, baru sebentar, main jam 23.00 WIB sudah ditangkap

sekitar pukul 02.00 WIB. Taruhannya juga cuma Rp 500 sampai Rp 1.500, kalau

yang diamankan petugas sebagai barang bukti, itu uang pribadi di dompet

kami," katanya.



Sebelum digerebek, Surahmat sempat memenangkan permainan Rp 40.000. Uang

tersebut kemudian digunakannya untuk membeli rokok dan bensin. "Kami

menyesal telah melakukan perbuatan ini, karena mengantar ke sel tahanan,"

katanya. (Unt)



_____
Share:

Bupati Minta Ponpes Jaga Kerukunan Umat Beragama

http://img.krjogja.com/thumbhead/622e9dd37a748d4ab94c026c219e2a29_thumb.jpgB

upati silaturahmi di ponpes. (Foto : Widiastuti)



0

inShare <javascript:void(0);>



KULONPROGO (KRjogja.com) - Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K),

Wabup Drs H Sutedjo, Forkompinda, Kemenag dan Kepala SKPD melakukan

silaturahmi pada tiga pondok pesantren di wilayah Kulonprogo, Jumat

(24/07/2015). Bupati minta para pengasuh pondok pesantren untuk tetap

menjaga kerukunan umat beragama, agar kejadian seperti di Papua (Tolikara)

tidak muncul lagi di masyarakat.



"Kami juga minta pengasuh mendoakan pemerintah agar dalam menjalankan amanah

pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan, karena pembangunan yang

dilakukan pemerintah daerah banyak manfaatnya. Kami juga menyampaikan terima

kasih karena pondok pesantren telah ikut mendidik dan menumbuhkan karakter

masyarakat Kulonprogo menjadi lebih baik lagi," kata Hasto.



Dalam silaturahmi, bupati menyalurkan bantuan Rp 24 juta untuk 3 pondok

yakni Pondok Pesantren An-Nadwah (Wates), Al-Maunah (Panjatan) dan Al-Manar

(Galur). Masing-masing pondok mendapat Rp 8 juta, berasal dari Bazda Rp 5

juta, CSR Rp 2 juta, dan PT Bank BPD DIY Rp 1 juta, untuk bantuan

pembangunan dan penyelenggaraan pondok.



Di Pondok An-Nadwah Bendungan Wates bupati beserta rombongan diterima

Pengasuh KH Saefudin, di Al-Maunah Bojong Panjatan oleh Pengasuh KH Suhadi

Ishomulhadi dan di Pondok Modern Al Manar Muhammadiyah Boarding School

Brosot Galur diterima pengasuh Ustad Ismail Taufiq. Di Bojong, KH Suhadi

Ishomulhadi menyampaikan dengan silaturahim semoga dapat maunah. "Tidak

hanya saya, tapi juga rakyat ada kesalahan, dengan silaturahim semoga

dilebur dosanya," ujar KH Suhadi.



Di Bendungan Wates, KH Saefudin menyatakan, dengan silaturahmin dapat

memberikan barokah. Umaro dan ulama kebaikannya sangat diharapkan

masyarakat. Umaro dan Ulama, ibarat seperti uang koin, dua sisi yang sama

harganya. Dengan bersatu, akan menentramkan masyarakat.



Di Klampok Brosot Galur, Ustad Ismail Taufik mengungkapkan, di Pondok Al

Manar dengan sistem boarding school atau tinggal di pondok , saat ini ada 74

santri, yang berasal dari 9 provinsi yang paling barat Bengkulu, Sumsel dan

paling timur dari NTT, yang sekaligus sekolah di SMP dan SMA.



"Unggulannya adalah hafalan Alquran, lulus SMP wajib 3 juz, SMA wajib 6 juz.

Tertinggi lulusan SMP 7 juz siswa dari Buleleng Bali. Lulusan SMA disini

juga ada yang diterima di Fakultas Kedokteran UMY melalui jalur prestasi,"

kata Ismail.



Kepada Ustad Ismail Taufiq, bupati menyampaikan terima kasih, karena selain

mendidik masyarakat Kulonprogo juga dari provinsi lain di Indonesia. Selain

membawa nama baik Kulonprogo, juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. (Wid)
Share:

Titik Baru Nikmati Kerlip Kota Wates

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN -Satu lagi objek wisata alam di puncak

perbukitan Menoreh Kulonprogo dibuka. Jika sebelumnya telah dikenal

Kalibiru, kini di wilayah kecamatan yang sama, Kokap, tepatnya di

Dusun Clapar II Hargowilis, resmi diluncurkan objek wisata alam

Canting Mas Puncak Dipowono.



Peresmian atau peluncuran secara resmi dilakukan langsung oleh Bupati

Kulonprogo, Hasto Wardoyo, Senin (27/7/2015). Meski terbilang sebagai

puncak tertinggi di antara pegunungan Menoreh, Canting Mas Puncak

Dipowono dapat dijangkau dengan kendaraan.



Berada pada ketinggian sekitar 600 Mdpl, pengunjung dapat menikmati

pemandangan alam seputar Kota Wates dan Waduk Sermo. Mendukung potensi

tersebut, Kelompok Hutan Kemasyarakatan Sido Akur bersama masyarakat

setempat sebagai pengelola melengkapinya dengan berbagai wahana

sebagaimana ada di objek wisata Kalibiru.



Selengkapnya simak di halaman 6 Tribun Jogja edisi Selasa (28/7/2015). (*)



Penulis: ose

Editor: ton

Sumber: Tribun Jogja



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Rp750 Juta untuk Pengembangan Kebun Teh di Kulonprogo

Bisnis.com, KULONPROGO-Tahun ini, Pemerintah Desa Ngargosari,

Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo mendapatkan bantuan senilai Rp750 juta

dari Pemda DIY. Dana itu dialokasikan untuk pengembangan kebun teh,

khususnya di Dusun Tritis.



Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut)

Kabupaten Kulonprogo, Widi Astuti mengatakan, bantuan itu dimanfaatkan

untuk pembelian bibit tanaman teh, pupuk, hingga kegiatan pelatihan

pengolahan teh pasca panen. Sebuah embung untuk menampung air hujan

juga akan segera dibangun. "Embung itu akan mendukung jaringan

pengairan kebun teh," ungkap Widi, Senin (27/7/2015).

Widi menambahkan, potensi pariwisata sektor perkebunan, termasuk kebun

teh Tritis, masih berpeluang besar untuk digali. Banyak orang mulai

berdatangan, terutama saat akhir pekan dan masa liburan.



Oleh karena itu, bantuan dari Pemda DIY juga akan digunakan untuk

mengembangkan beberapa fasilitas pendukung kebun teh sebagai obyek

wisata. Tujuannya demi memberikan kenyamanan kepada para pengunjung.

Widi lalu berharap, Pemda DIY akan kembali mengucurkan bantuan pada

2016 mendatang. "Selain Samigaluh, kami juga ingin mengembangkan

agrowisata di Girimulyo," tambahnya.



Kepala Desa Ngargosari, Surasa mengatakan, bantuan pengembangan kebun

teh Tritis berawal dari kunjungan Gubernur DIY pada Desember 2014

lalu. "Saat itu, beliau merasa terkesan dengan potensi kebun teh kami

lalu memberi kesempatan mengembangkan budi daya tanaman teh," ungkap

Surasa, dikonfirmasi Harian Jogja pada Senin pagi.



Upaya pengembangan diharapkan bisa meningkatkan produktivitas

perkebunan teh. Ia mencontohkan dengan membangun bak penampung air

hujan untuk memenuhi kebutuhan pengairan. "Bentuknya seperti embung

tapi lebih kecil," ujar Surasa.



Surasa berpendapat, pengembangan kebun teh juga akan mendukung

kegiatan pariwisata di sana. Perkebunan dengan luas sekitar 50 hektare

tersebut memang mulai ramai dikunjungi wisatawan. Kondisi tersebut

membuat kebun teh Tritis butuh beberapa fasilitas dan sarana

pendukung.



"Nanti juga akan ada pembangunan panggung terbuka beserta

kelengkapannya di Dusun Tritis dan Trayu. Kelengkapannya itu

menyangkut area parkir, warung-warung, dan kamar mandi," paparnya.

Pengembangan pariwisata di Desa Ngargosari juga didukung dengan aliran

bantuan dana keistimewaan (danais) sebesar Rp24 juta. Mereka

memanfaatkannya untuk mengadakan gelar seni kantong budaya.



"Kami memilliki beberapa lokasi wisata alam yang akan dikelola lebih

profesional. Acara gelar seni diharapkan jadi nilai tambah yang bisa

menarik wisatawan," katanya.



Editor : Nina Atmasari





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

PAD Obyek Wisata di Kulonprogo Lampaui Target

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Perolehan PAD dari kunjungan objek

wisataselama masa Lebaran di Kulonprogo melampaui target. Dari target

senilai Rp 300 juta, PAD yang masuk Disbudparpora Kulonprogo selama

Lebaran hingga 26 Juli 2015 mencapai Rp 424,103 juta.



Kasi Objek dan Sarana Prasarana Pari wisataDisbudparpora Kulonprogo,

Kuat Tri Utomo, mengatakan pencapaian itu berarti telah lebih dari

target. Tahun lalu, menurutnya, pada periode yang sama selama libur

Lebaran tercapai PAD Rp 280 juta dari target senilai Rp 250 juta.



"Tahun ini target naik menjadi Rp 300 juta. Sekarang pencapaian bahkan

melampaui target," katanya, Selasa (28/7).

Pencapaian terbesar tersebut berasal dari retribusi Pantai Glagah.

Lebih dari Rp 300 juta pendapatan terkumpul karena pengunjung pantai

tersebut cukup padat. Sumber pendapatan objek wisatalainnya dari

Pantai Trisik, Congot, Waduk Sermo, Goa Kiskendo, dan Suroloyo.

Kuat mengatakan selama libur Lebaran tersebut retribusi yang

diterapkan masih berdasarkan aturan lama. Pasalnya, aturan sesuai

perda baru yang menyebutkan tarif masuk dihitung per kepala masih

dalam penggodokan oleh biro hukum Pemda DIY.



Kabid Pengembangan Wisata Disbudparpora Kulonprogo, Totok Subroto,

mengatakan optimisme pencapaian target PAD selama libur Lebaran memang

telah terasa hingga pertengahan pekan lalu. Saat itu, meski

perhitungan PAD belum secara total karena laporan belum semua masuk,

namun perolehannya cukup signifikan.



"Pekan kemarin sebelum masa Lebaran ditutup pendapatan sudah Rp 246

jutaan. Jadi memang optimistis dan akhirnya tercapai." imbuhnya.(*)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Tuesday, July 28, 2015

Tujuh kecamatan di Kulon Progo terancam kekeringan

Kulon Progo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memprediksi 118

dusun di tujuh kecamatan akan mengalami kekeringan dan kesulitan air

bersih selama kemarau 2015.



Kepala BPBD Kulon Progo Untung Waluyo di Kulon Progo, Senin,

mengatakan enam kecamatan tersebut yakni Kokap, Girimulyo, Samigaluh,

Kalibawang, sebagian Sentolo, sebagian Pengasih dan sebagian

Nanggulan.



"Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

(BMGK) Yogyakarta kekeringan diperkirakan sampai November. Pada

Agustus, September dam Oktober merupakan puncak kekeringan di Kulon

Progo," kata Untung.



Untuk mengantisipasi kekeringan, kata Untung, pihaknya telah

mengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti PMI,

pemerintah kecamatan, Dinsosnakertrans, dan PDAM. Hasil pertemuan,

mereka siap mendistribusikan air bersih di daerah-daerah yang

membutuhkan air bersih.



"Kami telah menyiapkan lima tangki yang siap mendistribusikan air

bersih," kata dia.



Meski demikian, ia mengatakan, hingga saat ini belum banyak proposal

permintaan air bersih dari masyarakat. Sejauh ini baru 10 titik yang

meminta air bersih sebelum lebaran yakni dari warga Kecamatan Kokap,

Girimulyo, Sentolo satu titik dan Nanggulan satu titik.



"Kami memperkirakan, permintaan air bersih akan naik diperkirakan

terjadi pada Agustus," katanya.

Namun pihaknya belum bisa menetapkan Kulon Progo siaga bencana sebelum

ada surat resmi BMKG Yogyakarta yang menyatakan kemarau panjang.

Ia juga mengatakan bahwa untuk meminimalisir jumlah kekeringan di

Kulon Progo, BPBD DIY telah membangunkan tempat penampungan air dan

pipanisasi di tiga titik yakni Jatimulyo (Girimulyo), Gerbosari

(Samigaluh) dan Sentolo.



Meski demikian, dalam pengoptimalan sumber mata air ini seringkali

juga menghadapi kendala yakni debit air yang masih kecil hingga sumber

mata air di desa tertentu yang dimanfaatkan untuk desa lain.



"Dengan adanya pipanisasi, dropping air ke daerah kekeringan jauh

berkurang, dan daerah kekeringan juga berkurang. Kami berharap, ada

bantuan dari BPBD DIY ataupun BNPB, minimal satu atau dua titik

pipanisasi," katanya.



Dia mengatakan apabila setiap tahun Kabupaten Kulon Progo mendapat

satu atau dua titik pipanisasi, persoalan kekeringan di wilayah ini

akan cepat teratasi.



"Pada 2015, baru satu kecamatan yang telah mengajukan bantuan

pemanfaatan sumber air bersih yakni Kecamatan Kalibawang," katanya.



Editor:Suryanto

COPYRIGHT ©ANTARA2015



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Pegunungan Menoreh Menyimpan Potensi Batu Akik

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kulonprogo ternyata menyimpan beragam

jenis batu akik yang berkualitas tinggi. Batu akik jenis pancawarna

gembor dan fire opal pun menjadi ikon batu mulia Bumi Menoreh.



Pengawas Pertambangan Bidang ESDM Dinas Perindustrian Pertambangan dan

Energi Sumber Daya Mineral Kulonprogo Aris Yamyuri mengungkapkan

potensi batu mulia di kabupaten ini tersebar di hampir semua

kecamatan.

Potensi yang cukup besar hanya ada di beberapa kecamatan, seperti

Girimulyo, Kokap, Samigaluh, dan sebagian Pengasih.



"Potensi tambang terbesar ada di Girimulyo. Belum lama ini telah

ditinjau potensi akik di Dusun Wadas, Desa Giripurwo, Kecamatan

Samigaluh. Potensi akik terbesar ada di Desa Purwoharjo dan Desa

Pagerharjo," ujarnya, Jumat (24/7/2015).



Aris mengatakan Pegunungan Menoreh menyimpan beragam tambang batu

mulia yang menarik. Sampai saat ini upaya menggali potensi tersebut

belum dapat dilakukan maksimal namun ke depannya diharapkan potensi

tambang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.



Pengurus Paguyuban Batu Mulia Giri Sela Aji, Patrika Yuniarta

Wicaksana, mengungkapkan sebelum batu akik naik pamor, Kulonprogo

lebih dulu memperkenalkan batu akik calsedon dan fosil koral sebagai

ikon kabupaten ini.



Perlahan seiring munculnya potensi akik yang ada, kini terdapat dua

jenis batu akik yang ditetapkan sebagai ikon baru batu mulia

Kulonprogo, yakni pancawarna gembor dari Curug Si Gembor, Girimulyo

dan fire opal.



Patrika mengungkapkan kedua jenis batuan tersebut tidak kalah mahal

dengan batuan akik yang tenar saat ini. Batu pancawarna gembor setiap

bongkah dapat bernilai Rp2 juta sampai Rp6 juta per kilogram.



"Kalau sudah dipotong, diasah dan jadi cincin biasanya sampai Rp10

jutaan mungkin," paparnya.



Patrika menegaskan potensi batu mulia Kulonprogo masih sangat besar.

Namun, penambangannya terbilang lamban bila dibandingkan daerah lain

yang lebih dulu dikenal sebagai sentra batu mulia, seperti Pacitan.



"Jika mau digali lagi, potensinya sangat banyak. Saat ini, paguyuban

sedang mengangkat jenis batu mulia baru yang ada di Kulonprogo, yakni

giok air. Warnanya cenderung kuning dan kuning kehijauan," tandasnya.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Monday, July 27, 2015

SEKOLAH BERBASIS BUDAYA : Di Kulonprogo, SDN Mendiro Menjadi Sekolah Pertama

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo meresmikan

SD Negeri Mendiro, Lendah sebagai Sekolah Berbasis Budaya, Sabtu

(25/7/2015). Sekolah tersebut menjadi sekolah pertama yang

mendeklarasikan diri sebagai sekolah yang menjunjung tinggi

kebudayaan.



Hasto mengakui, hal tersebut merupakan terobosan yang luar biasa bagi

dunia pendidikan di Kulonprogo. Dia juga bangga akan keterampilan para

siswa sekolah dasar yang pandai membatik.



"Dengan membatik, dapat meningkatkan olah rasa siswa. Karena saat

membatik, harus dengan rasa, tidak sekedar pikir dan skill," ujar

Hasto saat memberikan sambutan di Balaidesa Gulurejo dalam acara

peluncuran Sekolah Berbasis Budaya.



Guna mengoptimal penerapan pendidikan berbasis budaya, Hasto meminta

pihak pemerintah desa maupun sekolah untuk segera melengkapi fasilitas

yang ada. Hasto mengungkapkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan

yakni mencari lokasi untuk digunakan sebagai laboratorium budaya. Dia

berharap, laboratorium tersebut tidak hanya dimanfaatkan sebagai ruang

belajar membatik.



"Harapan kami, laboratorium ini juga dapat menjadi wadah berekspresi,

belajar budaya seperti menari maupun karawitan," jelas Hasto.



Kepala SD Negeri Mendiro Agus Sudarmaji menambahkan, ada banyak

potensi budaya yang terus mencoba digali. Tidak hanya kebudayaan

keterampilan membatik, tetapi juga seni tradisi tari maupun karawitan.



Lebih lanjut dia mengungkapkan, ada 141 siswa di sekolah tersebut yang

siap dididik untuk mengembangkan budaya yang ada. Namun, dia mengaku,

saat ini pengembangan belum dapat dilakukan secara maksimal.



"Karena belum mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak. Kami berharap

adanya sekolah ini nantinya dapat mencetak generasi berpendidikan

sekaligus berbudaya," jelas Agus.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com



http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results