Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Saturday, August 1, 2015

Bupati Kulonprogo Targetkan Penurunan Angka Kemiskinan Jadi 19 Persen

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo,

menargetkan penurunan angka kemiskinanyang akan diumumkan tahun ini

menjadi 19 persen. Hal itu berdasarkan pencapaian tahun-tahun

sebelumnya yang juga menunjukkan penurunan angka kemiskinan.



Jika pada 2011 lalu angka kemiskinandi Kulonprogo berdasarkan data BPS

mencapai 24,6 persen, hasil pendataan pada 2013 telah turun menjadi

21,3 persen.



"Tahun ini akan diumumkan lagi, kami harap target tercapai bisa turun

menjadi 19 persen," ujar Hasto, Jumat (31/7/2015).



Demi menekan angka kemiskinantersebut, Hasto mengklaim telah

melaksanakan pembangunan sesuai rencana. Meski demikian, Bupati

mengakui masih ada beberapa kekurangan dan kendala.



Namun demikian, beberapa upaya seperti gerakan Bela dan Beli

Kulonprogo, gerakan Bedah Rumah, Gerakan Gotong Royong Masyarakat

Bersatu (Gentong Rembes), dan gerakan pendampingan bagi keluarga

miskin cukup memberikan hasil signifikan. Penurunan angka

kemiskinanpada tahun-tahun lalu pun disebutnya tidak lepas dari

upaya-upaya tersebut.(*)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Friday, July 31, 2015

KEMISKINAN DI KULONPROGO : Ditargetkan Turun Jadi 19%, Warga Diminta Siap Megaproyek

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pengurangan angka kemiskinan menjadi salah

satu pekerjaan rumah besar yang harus digarap Pemkab Kulonprogo.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengklaim berbagai gerakan yang

dijalankan bersama masyarakat sejak 2011 ikut berperan mengurangi

angka kemiskinan secara signifikan.



Hasto memaparkan, angka kemiskinan di Kulonprogo tahun 2013

berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 21,3%. Angka

tersebut dinilai turun signifikan dibanding tahun 2011 yang mencapai

24,6%. Dia berharap angka kemiskinan tahun 2014 yang akan diumumkan

BPS pada sekitar akhir tahun ini bisa kembali menunjukkan grafik

menurun.



"Kami harap setidaknya bisa menjadi 19 persen," ungkap Hasto pada

acara syawalan bersama Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Gedung Kesenian

Wates, Kulonprogo, Kamis (30/7/2015).



Hasto memaparkan, ada berbagai gerakan yang cukup diandalkan untuk

mengentaskan kemiskinan. Selain Bela Beli Kulonprogo dan bedah rumah,

Kulonprogo juga punya gerakan gotong royong masyarakat bersatu

(gentong rembes) dan gerakan pendampingan bagi kepala keluarga miskin

oleh PNS Pemkab Kulonprogo.



Hasto lalu berpendapat, keberhasilan pembangunan di Kulonprogo tidak

terlepas dari dukungan dan kerja keras berbagai komponen dari unsur

pemerintah, swasta, maupun masyarakat umum.



"Kami juga mohon dukungan dari Gubernur DIY agar proses pembangunan

serta berbagai gerakan yang kami jalankan dapat terselenggara dengan

baik," katanya.



Sri Sultan HB X meminta Pemkab Kulonprogo mengantisipasi pembangunan

megaproyek yang bakal memberikan berbagai dampak, termasuk penambahan

lapangan pekerjaan baru.



Selain infrastruktur, sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan

profesional harus disiapkan. Hal itu mutlak diperlukan agar masyarakat

lokal mampu mengisi posisi dan jabatan dengan standar kompetensi

tertentu.



Jika tidak, peluang bisnis dan lapangan pekerjaan yang menjadi buntut

megaproyek pada akhirnya hanya jadi ladang keuntungan bagi perusahaan

dan kalangan profesional asing. "Mengingat akhir tahun 2015, kita

sudah memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA)," tutur Sri Sultan

HB X.



Sri Sultan HB X lalu memaparkan, Pemda DIY mengambil peran mengarahkan

pemanfaatan berbagai sumber daya secara efektif dan efisien.

Menurutnya, perlu dilakukan pengelompokan mengenai investasi apa yang

bisa menguatkan ketahanan ekonomi daerah atau dinilai bakal bermanfaat

mendukung pemberdayaan masyarakat.



"Juga [perlu dikelompokkan] investasi mana saja yang perlu didorong

karena punya dampak berganda bagi ekonomi daerah sehingga perlu diberi

insentif," ujarnya menambahkan.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Thursday, July 30, 2015

Pelabuhan Tanjung Adikarto Kulonprogro Beroperasi Tahun Depan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo dapat dioperasikan mulai awal 2016.

Menurutnya, jika pengerukan kolam pelabuhan dan alur sungai yang sedang dilakukan selesai, kapal berbobot 30 gross ton dapat segera masuk dan tertampung di pelabuhan itu.

Pemda DIY tahun ini juga telah mengucurkan dana untuk pembangunan didukung pusat untuk penganggaran fisik pelabuhan yang berada di muara Sungai Serang wilayah Karangwuni Wates tersebut.

"Anggaran sudah ada, jadi pengerukan alur sungai dan kolam pelabuhan harus selesai 2015 ini," katanya, usai acara syawalan di Kulonprogo, Kamis (30/7/2015).

Perihal penahan gelombang yang dianggap kurang panjang, menurutnya, bukan masalah. Pasalnya, masalah tersebut dapat diselesaikan pada tahap berikutnya.

Yang terpenting, menurut Sultan, pelabuhan dapat beroperasi lebih dulu.

"Nanti kan masih akan ada fasilitas pendukung, lihat dulu daya tangkap ikan seperti apa. Nanti akan menarik investor," jelasnya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan penyelesaian pengerukan kolam pelabuhan ditarget pada 15 Desember 2015. Hal itu sudah sesuai jadwal pekerjaan.

"Desember selesai, Januari 2016 harus beroperasi," katanya.
Adapun kapal milik Kulonprogo, menurutnya, berbobot 30 GT dan 40 GT. Namun saat ini kapal itu dititipkan di luar daerah.

Jika nanti pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, kapal tersebut akan dan harus sudah kembali ke Kulonprogo. "Rencananya Januari kapal pulang Kulonprogo," katanya.

Sementara, kesiapan SDM para nelayan saat ini dimatangkan.
Hasto mengatakan setidaknya 40 nelayan Kulonprogo pernah dilatih dan magang di luar daerah. Ke depan, pemkab akan mendatangkan mentor atau pelatih nelayan ke Kulonprogo.

( tribunjogja.com)
Share:

Pelabuhan Tanjung Adikarto Kulonprogro Beroperasi Tahun Depan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan

pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo dapat dioperasikan mulai awal

2016.



Menurutnya, jika pengerukan kolam pelabuhan dan alur sungai yang

sedang dilakukan selesai, kapal berbobot 30 gross ton dapat segera

masuk dan tertampung di pelabuhan itu.



Pemda DIY tahun ini juga telah mengucurkan dana untuk pembangunan

didukung pusat untuk penganggaran fisik pelabuhan yang berada di muara

Sungai Serang wilayah Karangwuni Wates tersebut.



"Anggaran sudah ada, jadi pengerukan alur sungai dan kolam pelabuhan

harus selesai 2015 ini," katanya, usai acara syawalan di Kulonprogo,

Kamis (30/7/2015).



Perihal penahan gelombang yang dianggap kurang panjang, menurutnya,

bukan masalah. Pasalnya, masalah tersebut dapat diselesaikan pada

tahap berikutnya.



Yang terpenting, menurut Sultan, pelabuhan dapat beroperasi lebih

dulu."Nanti kan masih akan ada fasilitas pendukung, lihat dulu daya

tangkap ikan seperti apa. Nanti akan menarik investor," jelasnya.



Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan penyelesaian pengerukan

kolam pelabuhan ditarget pada 15 Desember 2015. Hal itu sudah sesuai

jadwal pekerjaan.



"Desember selesai, Januari 2016 harus beroperasi," katanya.

Adapun kapal milik Kulonprogo, menurutnya, berbobot 30 GT dan 40 GT.

Namun saat ini kapal itu dititipkan di luar daerah.



Jika nanti pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, kapal tersebut akan

dan harus sudah kembali ke Kulonprogo. "Rencananya Januari kapal

pulang Kulonprogo," katanya.



Sementara, kesiapan SDM para nelayan saat ini dimatangkan.

Hasto mengatakan setidaknya 40 nelayan Kulonprogo pernah dilatih dan

magang di luar daerah. Ke depan, pemkab akan mendatangkan mentor atau

pelatih nelayan ke Kulonprogo.



( tribunjogja.com)





Lihat arsip:

http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Pelabuhan Tanjung Adikarto Kulonprogro Beroperasi Tahun Depan

TRIBUNJOGJA-COM, KULONPROGO -Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan

pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo dapat dioperasikan mulai awal

2016.



Menurutnya, jika pengerukan kolam pelabuhan dan alur sungai yang

sedang dilakukan selesai, kapal berbobot 30 gross ton dapat segera

masuk dan tertampung di pelabuhan itu.



Pemda DIY tahun ini juga telah mengucurkan dana untuk pembangunan

didukung pusat untuk penganggaran fisik pelabuhan yang berada di muara

Sungai Serang wilayah Karangwuni Wates tersebut.



"Anggaran sudah ada, jadi pengerukan alur sungai dan kolam pelabuhan

harus selesai 2015 ini," katanya, usai acara syawalan di Kulonprogo,

Kamis (30/7/2015).



Perihal penahan gelombang yang dianggap kurang panjang, menurutnya,

bukan masalah. Pasalnya, masalah tersebut dapat diselesaikan pada

tahap berikutnya.



Yang terpenting, menurut Sultan, pelabuhan dapat beroperasi lebih dulu.



"Nanti kan masih akan ada fasilitas pendukung, lihat dulu daya tangkap

ikan seperti apa. Nanti akan menarik investor," jelasnya.



Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan penyelesaian pengerukan

kolam pelabuhan ditarget pada 15 Desember 2015. Hal itu sudah sesuai

jadwal pekerjaan.



"Desember selesai, Januari 2016 harus beroperasi," katanya.

Adapun kapal milik Kulonprogo, menurutnya, berbobot 30 GT dan 40 GT.

Namun saat ini kapal itu dititipkan di luar daerah.



Jika nanti pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, kapal tersebut akan

dan harus sudah kembali ke Kulonprogo. "Rencananya Januari kapal

pulang Kulonprogo," katanya.



Sementara, kesiapan SDM para nelayan saat ini dimatangkan.

Hasto mengatakan setidaknya 40 nelayan Kulonprogo pernah dilatih dan

magang di luar daerah. Ke depan, pemkab akan mendatangkan mentor atau

pelatih nelayan ke Kulonprogo.



( tribunjogja,com)





Lihat arsip

http://infokwkp.blogspot.com
Share:

PERTANIAN KULONPROGO : Aman Dari Kekeringan

Harianjogja.com, KULONPROGO– Memasuki musim kemarau, tanaman pangan di

Kulonprogo aman dari bencana kekeringan. Awal Agustus nanti saluran

irigasi di Kalibawang dibuka dan musim tanam baru siap dilakukan.



Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo Bambang Tri Budi

Harsono mengungkapkan, panen baru saja selesai, sehingga ancaman

kekeringan dapat diantisipasi. Dia mengatakan, saat ini memasuki musim

tanam ketiga (MT3), jenis tanaman yang ditanam petani adalah jenis

palawija.



"Kondisi di lapangan belum ada dampak kekeringan terhadap tanaman

pangan di Kulonprogo. kebanyakan petani saat ini memanfaatkan sumur

air tanah dangkal, sehingga kebutuhan hari masih mencukupi," ujar

Bambang, Kamis (30/7/2015).



Bambang mengatakan, meski musim kemarau tiba, namun masyarakat belum

melaporkan adanya kekeringan di lahan mereka. Dia memastikan,

kebutuhan air untuk tanaman pangan masih sangat cukup. Apalagi, tepat

tanggal 1 Agustus nanti, saluran irigasi di Kalibawang akan dibuka

kembali. Aliran air pada irigasi tersebut nantinya akan siap mengaliri

areal pertanian di tujuh kecamatan.



"Harapannya, dibukanya irigasi di Kalibawang tepat waktu. Agar

pengolahan tanah sesuai dengan rencana," jelas Bambang.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, lahan yang akan dialiri irigasi dari

Kalibawang kurang lebih akan mengaliri sekitar 4.000 hektare sampai

4.500 hektare. Selain itu, di awal Agustus saluran irigasi di

Bendungan Sapon juga akan dibuka. Saluran irigasi tersebut nantinya

akan mengaliri areal persawahan di wilayah Galur, Lendah dan Panjatan.

Lahan yang akan teraliri air di wilayah tersebut kurang lebih mencapai

2.000 hektare.



"Kalau irigasi dibuka sesuai jadwal, maka tidak aka nada kekeringan.

Jadi lahan tanaman pangan akan aman dari kekeringan," tandas Bambang.



Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sidodadi Bingat Sudiyanto

menambahkan, saat ini kekeringan dipastikan tidak akan mengancam lahan

pertanian di Desa Sidomulyo, Pengasih. Pasalnya, desa tersebut

memiliki sumber air Bogaham yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan

pertanian. Sumber air di desa tersebut dinilai sangat cukup untuk

mengairi tanaman pangan.

Bingat mengatakan, saat ini musim tanam ketiga, di mana petani mulai

menanam tanaman-tanaman palawija. Di antaranya seperti jagung, kedelai

dan kacang-kacangan. "Kalau palawija tidak terlalu membutuhkan banyak

air. Jadi, sumber air di desa kami sangat cukup untuk menyirami

tanaman di musim kemarau ini," imbuh Bingat



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Rencana pembangunan Bandara Kulon Progo berlanjut

Kulon Progo (Antara) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan

HB X mengatakan rencana pembangunan bandara di Kabupaten Kulon Progo

berlanjut, meskipun ada putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang

memenangkan gugatan Paguyuban Wahana Tri Tunggal.



"Tidak ada putusan yang menyatakan bandara dibatalkan. Artinya rencana

pembangunan bandara tetap jalan," kata Sultan usai Syawalan dan

Silaturahim di Kabupaten Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan Pemda DIY optimistis akan memenangkan kasasi di Mahkamah

Agung (MA). "Kami optimistis. Yang sidang hanya aspek administrasi,"

katanya.



Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pemkab terus melakukan

pendekatan persuasi kepada masyarakat yang belum setuju dengan rencana

pembangunan bandara.



"Sehingga ketika ada 40 warga yang mengajukan gugatan ke PTUN,

kemudian ada sekitar 150 meski dalam catatan ada 202, tetapi ada

sekitar 50 tidak keberatan. Tetapi, di dalam nota catatan karena saat

konsultasi publik belum setuju. Kami terus melakukan pendekatan

persuasi terhadap 150 warga yang belum setuju," kata Hasto.



Ia mengatakan dirinya sering ketemu dengan kelompok-kelopok warga yang

belum setuju bandara, secara perlahan-lahan secara berkelanjutan.



Menurut dia, tafsir terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tentang

pengembangan Bandara Adisutjipto ini sifatnya bisa diperdebatkan,

serta masih dapat diperjuangkan. Selain itu, Perda RTRW memang sudah

waktunya diperbaiki atau ditinjau ulang.



"Inikan masalah administrasi, yang sebenarnya bisa diselesaikan secara

administrasi dalam arti RTRW-nya harus ditinjau ulang. Sehingga RTRW

bisa sesuai dengan Izin Penetapan Lokasi (ILP) bandara," katanya.



Editor:Ruslan Burhani

COPYRIGHT ©ANTARA2015





Lihat arsip:

http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Dua Pesantren Kulonprogo Kembangkan Lele Mutiara

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dua pondok pesantren, Darul Al-Fallah, Desa

Ngargosari, Kecamatan Samigaluh dan Ponpes Al-Miftah, Desa Jatisarono,

Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) mendapat pelatihan budidaya lele Mutiara yang menggunakan

aplikasi vaksin dan probiotik.



Pelatihan dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, pelatihan dilaksanakan sejak

tanggal 10 April 2015 lalu.



Para santri dan pengasuh dilatih menggunakan bibit lele unggul Mutiara

(mutu tinggi mudah dipelihara). Serta didukung dengan vaksin benih

"HydroVac" anti penyakit aeromonasis dan probiotik kualitas air "Pato

Aero".



"Kegiatan ini telah dikembangkan di delapan lokasi yaitu Malang,

Pacitan (Jawa Timur), Boyolali (Jawa Tengah), Sleman dan Kulonprogo

(DIY), Pandeglang (Jawa Barat) dan Tangerang serta Palembang," kata

Poernomo di Wates, Ahad (27/7).



Lebih lanjut Poernomo mengatakan Lele Mutiara merupakan ikan lele

tumbuh cepat generasi ketiga (G3). Benih lele ini dibentuk melalui

tiga proses seleksi individu pada aspek pertumbuhan selama tahun

2011-2014 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.



"Benih ini dibentuk dari gabungan persilangan strain lele Mesir,

Paiton, Sangkuriang dan Dumbo/lokal. Telah dinyatakan lulus pada

Penilaian Pelepasan Jenis/Varietas Unggul Kementerian Kelautan dan

Perikanan pada tanggal 27 Oktober 2014 lalu," kata Poernomo.



Keunggulannya, kata Poernomo, laju pertumbuhan tinggi. Bisa mencapai

20-70 persen lebih tinggi daripada benih-benih lain. Lama pemeliharaan

relatif singkat. Berkisar 45-50 hari pada kolam tanah dari benih tebar

berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm.



Keunggulan lain, keseragaman ukuran relatif tinggi. Tahap produksi

benih diperoleh 80-85 persen benih siap jual dan pemanenan pertama

pada pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi 65-80

persen.



Sedang rasio konversi pakan (FCR) relatif rendah. Berkisar 0,6-0,8

pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran. "Daya tahan terhadap

penyakit relatif tinggi: SR 60-70 persen pada infeksi bakteri

Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik)," katanya.

Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Kabupaten

Kulonprogo, Triyono, berharap pelatihan ini dapat membantu

menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya bagi perekonomian Pondok

Pesantren di wilayah Kulonprogo.

"Masih ada sekitar 40 pondok pesantren yang juga menginginkan dan siap

menerima kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang," kata

Triyono.



Di Kulonprogo, ungkap Triyono lebih lanjut, budidaya perikanan air

tawar yang dilakukan masyarakat mencapai 56,59 hektare dan luas tambak

53 hektare.

Produksi ikan pada tahun 2013 sebanyak 13.595,6 ton dan pada tahun

2014 mengalami peningkatan sebanyak 14,3 ton. "Saya kita adanya benih

Mutiara produksi akan semakin meningkat lagi," harap Triyono.



Red:Damanhuri Zuhri

Rep:heri purwata



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Dua Pesantren Kulonprogo Kembangkan Lele Mutiara

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dua pondok pesantren, Darul Al-Fallah, Desa

Ngargosari, Kecamatan Samigaluh dan Ponpes Al-Miftah, Desa Jatisarono,

Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) mendapat pelatihan budidaya lele Mutiara yang menggunakan

aplikasi vaksin dan probiotik.



Pelatihan dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, pelatihan dilaksanakan sejak

tanggal 10 April 2015 lalu.



Para santri dan pengasuh dilatih menggunakan bibit lele unggul Mutiara

(mutu tinggi mudah dipelihara). Serta didukung dengan vaksin benih

"HydroVac" anti penyakit aeromonasis dan probiotik kualitas air "Pato

Aero".



"Kegiatan ini telah dikembangkan di delapan lokasi yaitu Malang,

Pacitan (Jawa Timur), Boyolali (Jawa Tengah), Sleman dan Kulonprogo

(DIY), Pandeglang (Jawa Barat) dan Tangerang serta Palembang," kata

Poernomo di Wates, Ahad (27/7).



Lebih lanjut Poernomo mengatakan Lele Mutiara merupakan ikan lele

tumbuh cepat generasi ketiga (G3). Benih lele ini dibentuk melalui

tiga proses seleksi individu pada aspek pertumbuhan selama tahun

2011-2014 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.



"Benih ini dibentuk dari gabungan persilangan strain lele Mesir,

Paiton, Sangkuriang dan Dumbo/lokal. Telah dinyatakan lulus pada

Penilaian Pelepasan Jenis/Varietas Unggul Kementerian Kelautan dan

Perikanan pada tanggal 27 Oktober 2014 lalu," kata Poernomo.



Keunggulannya, kata Poernomo, laju pertumbuhan tinggi. Bisa mencapai

20-70 persen lebih tinggi daripada benih-benih lain. Lama pemeliharaan

relatif singkat. Berkisar 45-50 hari pada kolam tanah dari benih tebar

berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm.



Keunggulan lain, keseragaman ukuran relatif tinggi. Tahap produksi

benih diperoleh 80-85 persen benih siap jual dan pemanenan pertama

pada pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi 65-80

persen.



Sedang rasio konversi pakan (FCR) relatif rendah. Berkisar 0,6-0,8

pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran. "Daya tahan terhadap

penyakit relatif tinggi: SR 60-70 persen pada infeksi bakteri

Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik)," katanya.

Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Kabupaten

Kulonprogo, Triyono, berharap pelatihan ini dapat membantu

menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya bagi perekonomian Pondok

Pesantren di wilayah Kulonprogo.

"Masih ada sekitar 40 pondok pesantren yang juga menginginkan dan siap

menerima kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang," kata

Triyono.



Di Kulonprogo, ungkap Triyono lebih lanjut, budidaya perikanan air

tawar yang dilakukan masyarakat mencapai 56,59 hektare dan luas tambak

53 hektare.

Produksi ikan pada tahun 2013 sebanyak 13.595,6 ton dan pada tahun

2014 mengalami peningkatan sebanyak 14,3 ton. "Saya kita adanya benih

Mutiara produksi akan semakin meningkat lagi," harap Triyono.



Red:Damanhuri Zuhri

Rep:heri purwata



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Investasi Asing di Bandara Kulonprogo Akan Dibatasi

VIVA.co.id- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan

Hamengku Buwono X meminta pemerintah kabupaten Kulonprogo untuk

menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan mengelompokkan investasi

sektor mana saja yang nantinya akan ada di dalam bandara internasional

di daerah tersebut.

Ditegaskan Sultan, Kamis 30 Juli 2015, hal itu sangatlah penting.

Agar, keberadaannya dapat dipastikan membawa keuntungan lebih untuk

Yogyakarta, khususnya masyarakat sekitar.

"Keberadaan bandara akan diikuti dengan perkembangan perusahaan dan

lapangan kerja baru. SDM yang profesional dan mumpuni harus

disiapkan," kata Ngarso Dalem panggilan akrab Sri Sultan H X, usai

Syawalan di Gedung Kesenian Wates, Kuloprogo, Yogyakarta.

Raja Keraton Yogyakarta tersebut khawatir, jika SDM tidak disiapkan,

peluang bisnis dan lowongan kerja yang tercipta hanya akan terisi

kalangan profesional asing. Apalagi, akhir tahun ini sudah masuk era

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Investasi harus dikelompokkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi

daerah. Misalnya, investasi pemberdayaan masyarakat harus dibantu

dengan ketersediaan infrastruktur, kemudian investasi yang berdampak

ganda pada ekonomi daerah harus didorong," tambahnya.

Dia mengatakan, investasi yang masukpun harus benar-benar dipilih

dengan pertimbangan yang matang. Bahkan, jika diperlukan harus ada

pembatasan investasi di sektor-sektor tertentu, misalnya yang tidak

menciptakan lapangan kerja.



BKPM Bakal Tarik Investor Singapura di Tiga Sektor



"Investor asing hanya diperuntukkan bagi perkembangan UKM (Usaha Kecil

Menengah), koperasi, kemitraan, BUMD dan BUMN," imbuhnya.



Sultan optimistis, bisa menang dalam proses hukum terhadap gugatan

Wahana Tri Tunggal (WTT) yang masih dalam tahap kasasi di Mahkamah

Agung. Sehingga, tidak ada lagi keputusan yang membuat pembangunan

bandara itu tertunda.



"Sementara, proses hukum berjalan, Pemkab harus melakukan pendekatan

ke pihak yang tidak setuju dengan pembangunan bandara," katanya.



Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyampaikan, pihaknya

sedang berupaya menjalankan arahan program dari Pemda DIY itu. Hal ini

merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.



"Mudah-mudahan, bisa terwujud Kulonprogo yang lebih maju dan

sejahtera," katanya. (asp)

© VIVA.co.id





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results