Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Tuesday, August 18, 2015

Warga Terbantu, Tujuh Belasan Berhadiah Jerami

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Berbagai kelompok masyarakat

menyelenggarakan kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mulai dari lomba

memasak nasi goreng khusus pria, jalan sehat, dan berbagai acara

lainnya.



Warga masyarakat di Pedukuhan Blumbang Desa Karangsari Kecamatan

Pengasih juga menggelar jalan sehat menempuh 5 kilometer, Minggu

(16/8/2015). Jalan sehat yang dilepas Kepala Dukuh Subandiyo menempuh

5 Km, selain disediakan hadiah televisi warna, kipas angin, setrika

dan ratusan doorprize, uniknya dari ratusan doorprize ini, tersedia

puluhan ikatan jerami.



Subandiyo, ratusan hadiah ini selain dari warga masyarakat, donatur,

sponsor, juga warga perantauan di Jakarta dan dukungan mahasiswa KKN

UGM. Warga ada yang memberikan doorprize jerami karena kebanyakan

warga memelihara ternak sapi, sehingga dapat membantu untuk pakan

ternaknya.



Senada juga dikatakan Heri Widada, salah satu warga yang memberikan

doorprize jerami, mengatakan ratusan hadiah doorprize sudah tersedia

seperti alat rumah tangga, pihaknya melihat banyaknya orang sering

harus membeli pakan ternak seperti jerami ini. "Warga di Blumbang

masih banyak yang memelihara Sapi, dan harus membeli jerami. Kalau

yang dapat anak-anak kemudian tidak punya sapi bisa dijual lagi ke

warga lainnya dan pasti laku, warga lain bahkan minta juga ada rumput

kolonjono, tidak hanya jerami saja," terang Heri.



Paryono salah satu warga yang meraih dooprize jerami bersyukur karena

dapat mengurangi pembelian pakan ternak. "Lumayan dapat doorprize

rumput jerami, ngirit Rp 10.000 dan tidak sia-sia ikut jalan sehat

hari ini, meskipun tidak dapat TV atau yang lainnya," katanya.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Orok Bayi Tersangkut Pancing

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Mayat bayi berjenis kelamin laki-laki,

ditemukan tersangkut kail pancing milik Sugiharto (32), warga

Kebunsari Purwodadi Purworejo saat mancing di Kali Serang tepatnya di

selatan Jembatan Glagah, Kecamatan Temon, Selasa (18/08/2015). Dari

kondisi fisiknya, bayi malang tersebut diperkirakan baru berusia

sekitar lima bulan.



Saat ditemukan, kondisi bayi masih disertai ari-ari tanpa terbungkus

benda apapun. Di tubuhnya, terdapat luka sobek, juga lebam di bagian

perut dan kepala. Penemuan mayat bayi ini sontak menggegerkan warga

setempat.



Saat dimintai keterangan di lokasi kejadian, Sugiharto menuturkan, ia

bersama dua rekannya sudah menurunkan kail sejak pukul 08.00 WIB. Satu

jam kemudian, kail pancingnya tersangkut benda mirip sampah.



"Lalu saya tarik ke tepi untuk dibersihkan, ternyata ada tangan dan

kakinya. Saya kaget karena benda itu bukan sampah, tapi mayat bayi,"

terangnya.

Sugiharto sempat mengamati bayi hasil temuannya ini beberapa saat,

untuk memastikan bahwa kondisinya sudah tidak bernyawa. Dengan

ditemani dua temannya, ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke

kelurahan setempat. "Sempat bingung juga karena mancing belum dapat

ikan malah dapat mayat bayi. Saya laporkan saja kejadian ini ke Pak

Lurah," imbuhnya.

Usai menerima laporan warga, Lurah Glagah, Agus Parmono langsung

menghubungi kepolisian setempat. Bersama petugas Puskesmas Temon II,

tim dari Polsek Temon langsung menuju lokasi untuk melakukan olah TKP.

"Kami tindaklanjuti laporan warga dengan menghubungi pihak terkait.

Mayat bayi kemudian langsung dievakuasi," kata Agus.(Unt)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Sunday, August 16, 2015

PEMKAB KULONPROGO : Permudah Wisatawan Menoreh, 2 Bus Diusul Jadi Alat Transportasi

Harianjogja.com, KULONPROGO- Komisi II DPRD Kabupaten Kulonprogo,,

Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta pemerintah setempat mengalihkan

pemanfaatan dua unit bus milik Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika untuk mendukung pengembangan objek wisata Bukit Menoreh.

Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo, Muhtaron Asrori, Minggu (16/8/2015),

mengatakan selain kendala infrastruktur jalan, kendala utama

perkembangan dan pertumbuhan wisata di Kawasan Bukit Menoreh adalah

moda transportasi.

"Pemkab Kulonprogo, harus membuat kebijakan yang tepat, supaya

persoalan transporasi menuju objek wisata itu dapat terpecahkan," kata

Muhtaron.

Saat ini, kata dia, pemkab memiliki dua bus yang tidak dimanfaatkan

secara optimal, sehingga bisa difungsikan sebagai angkutan perintis

menuju objek wisata.

"Kami milihat pemkab memiliki dua bus. Kalau tidak difungsikan,

menurut kami lebih baik difungsikan untuk mendukung sektor

pariwisata," katanya.

Menurutnya, angkutan perintis sangat dibutuhkan untuk mendukung sektor

pariwisata. Saat ini, objek wisata di Kawasan Bukit Menoreh berkembang

pesat, yakni Waduk Sermo, Kalibiru, Canting Mas Dipowono, Gua

Kiskendo, Kebun Teh Nglinggo dan objek wisata lain di Kecamatan

Girimulyo.

Ia mengatakan pemkab bisa mengajukan bantuan moda transporasi perintis

ke Kementerian Perhubungan atau Kementerian Pariwasata. Bahkan, pemkab

bisa mengajukan pengadaan moda transportasi menggunakan dana

keistimewaan DIY.

"Peluang ini harus ditangkap oleh pemkab. Jangan sampai, pemkab hanya

sebagai pahlawan kesiangan yang dibutuhkan saat terakhir. Tapi pemkab

harus di depan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)

Kulonprogo, Nugroho mendukung usulan Komisi II DPRD Kulonprogo,

mengalihfungsikan bus milik Dishubkominfo menjadi angkutan perintis

pariwisata.

Namun demikian, ia mengakui, bus perintis bantuan Kementerian

Perhubungan pengelolaannya tidak lagi dipegang oleh Dishubkominfo.

Semua kewengan pengelolaan diambil alih Setda Kulonprogo,, dan

sekarang ditempatkan di Bagian Umum Setda Kulonprogo, serta Dinas

Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbuparpora).

"Awalnya dikelola Dishubkominfo bekerja sama dengan Koperasi Sumber

Rejeki yang melayani jalur perintis. Namun, beberapa tahun telah

diambilalih pengelolaanya oleh Setda Kulon Progo," katanya.
Share:

Nahas, Kakek Kasdiwiyono Tewas Terbakar di Kebun Jati

KULON PROGO-Nahas dialami kakek Kasdiwiyono (85). Dia ditemukan tewas

terpanggang di kebun jati miliknya, di Tuksono, Sentolo, Kulon Progo.

Korban diduga terjebak kobaran api dan tidak berhasil menyelamatkan

diri.

Akibatnya korban pingsan dan ikut terbakar api. Musibah ini terjadi

saat korban yang merupakan warga Kalisono, Tuksono, ini pamit ke kebun

jati miliknya. Kebun jati yang berada di Wonobroto, Tuksono ini memang

tidak jauh dari rumah korban.

Korban biasa ke kebun untuk membersihkan ranting kayu. Menjelang

siang, warga dibuat geger dengan adaya kebakaran lahan jati. Musim

kemarau menjadikan banyak daun jati berguguran karena kering.

Diduga usai membersihkan kebun, korban membakar ranting dan daun jati.

Hembusan angin yang kencang menjadikan api cepat membesar dan

mengepung korban. Korban yang terjebak dalam kobaran api akhirnya

terjatuh pingsan dan api membakarnya.

Salah seorang saksi Parjiwoyono mengaku, saat itu dia datang ke kebun

setelah banyak orang berteriak kebakaran. Namun saat datang dia justru

melihat korban tengkurap di sekitar api.

"Saat ditemukan dia masih kejang-kejang," katanya, kepada wartawan,

Jumat (15/8/2015).

Karena kondisinya sangat parah, korban akhirnya meninggal dunia. Warga

juga langsung mengevakuasi mayatnya ke rumah duka. Petugas dari

puskesmas dan kepolisian juga datang untuk melakukan pemeriksaan.

Anak korban, Rusmana mengaku, tidak tahu persis kejadiannya. Saat itu,

dia sedang berada di Sungai Progo, dan ada warga yang mengabarinya.

Korban sendiri sekujur badannya terbakar, dan hanya muka serta dadanya

saja yang tidak terbakar.

"Tadi cuma pamit ke istri mau ke tegal (kebun). Tidak ada firasat.

Rencananya, akan dimakamkan di TPU Kalisono," pungkasnya.

(san
Share:

Friday, August 14, 2015

Pemkab Berdayakan TKI Purna

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Daerah lain perlu mencontoh Kabupaten

Kulonprogo dalam penanganan TKI Purna secara intensif. TKI Purna di

Kulonprogo jumlahnya besar, sehingga perlu mendapat perhatian. Karena

itu dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak, dan saat ini melakukan

perjanjian kerjasama antara Pemkab Kulonprogo dengan Badan Nasional

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dalam

pemberdayaan TKI Purna.



Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoelani Poeloengan menyatakan

BNP2TKI harus bermitra dengan semua pihak, mengkoordinasikan program

dari instansi terkait dalam rangka pemberdayaan TKI Purna. "Dengan

kerjasama maka dapat lebih intensif sehingga dapat jadi contoh daerah

lain," kata Lisna pada penandatanganan nota



kesepahaman tentang Pengembangan Pemberdayaan Wirausaha Tenaga Kerja

Indonesia Purna di Kabupaten Kulonprogo, di Gedung Kaca, Jumat

(14/08/2015).

Penandatanganan dilakukan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K)

dengan Lisna Yoelani Poeloengan Deputi Perlindungan atas nama BNP2TKI.

Kerjasama dalam Nota kesepahaman adalah terkait pemberdayaan wirausaha

TKI Purna dan keluarganya di Kulonprogo.



Tujuannya untuk meningkatkan pemberdayaan wirausaha TKI Purna dan

keluarganya agar mampu mandiri dan berwirausaha. Dalam hal ini BNP2TKI

mempunyai tugas dan tanggung jawab diantaranya memberikan bimbingan

teknis (edukasi) kewirausahaan sebagai langkah awal memotivasi dan

pengembangan kewirausahaan bagi TKI Purna dan keluarganya serta

mendorong terbentuknya kelompok TKI Purna berwirausaha.



Sedangkan dari pemkab mempunyai tugas melakukan pembinaan lanjutan,

mendorong semua SKPD terkait dan lembaga keuangan untuk berperan aktif

dalam pembinaan dan pengembangan usaha dari para TKI Purna dan

keluarganya. Selain itu juga memfasilitasi dan mempermudah dalam

pengurusan izin yang berkaitan dengan usaha.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Alun-alun Kulonprogo Akan Dipenuhi Merpati Layaknya di Eropa

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO- Selain penataan secara fisik, Alun-alun

Wates bakal dibenahi perwajahannya, termasuk dengan cara menjadikan

sebagian ruang terbuka ini sebagai tempat bagi ratusan burung merpati

singgah.



Penataan ini mengusung keanekaragaman hayati dan satwa.

Merpatimenjadi pilihan untuk bisa ditempatkan di kawasan yang biasa

sebagai tempat nongkrong anak muda dan berbagai kalangan tersebut.



Setidaknya, jenis merpati merupakan burung yang mudah didapat.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulonprogo, Suharjoko, mengatakan

dalam penataan alun-alun itu Pemkab Kulonprogojuga akan meramaikannya

dengan melepas ratusan burung merpati.



Dia menegaskan penataan terutama untuk memperindah kawasan tersebut.

Namun, adanya burung merpati bakal menambah keanekaragaman satwa.

"Sebelumnya juga pernah melepas puluhan burung merpati di kawasan itu.

Nanti akan ditambah, bahkan sudah ada paguponnya," kata Suharjoko,

Jumat (14/8/2015).



Menurutnya, pelepasan burung merpati berikutnya akan dilakukan saat

hari kemerdekaan RI.

Rencananya, burung merpati yang akan dilepas di kawasan itu sebanyak

lebih kurang 140 ekor burung atau 70 pasang.



"Bagus lagi kalau ada pihak-pihak lain juga menambah keragamannya," jelasnya.

Suharjoko berharap tidak hanya merpati yang ada di Alun-alun itu.

Satwa lain yang memungkinkan memperindah kawasan itu diperbolehkan.

Selain satwa, pemkab juga akan menambah tanaman hijau karena alun-alun

selama ini dinilai masih kurang tanaman tegakan.

"Pembangunan kota keseluruhan memang harus memperhatikan aspek

lingkungan. Ini harus diimbangi juga dengan penataan PKL karena

semakin banyak," lanjutnya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, menganggap rencana pelepasan burung

merpati di kawasan alun-alun akan menambah keindahan dan menjadi daya

tarik masyarakat.



"Targetnya kalau bisa ribuan burung merpati sehingga Kota Wates

terkesan seperti di Eropa," katanya.

Penataan Alun-alun wates saat ini memang sedang berjalan.

Berdasarkan data DPU Kulonprogo, proyek penataan itu dianggarkan

senilai Rp 989 juta.

Selain pembangunan fisik, penataan itu akan dilengkapi dengan

membangun pintu stainless steel dan kanopi di sisi utara alun-alun

atau depan rumah dinas bupati. (*)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kemudahan Berinvestasi, Tabungan Emas Pegadaian Diluncurkan

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Tabungan Emas Pegadaian untuk area DIY

diluncurkan oleh Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) dengan

pengguntingan pita bersama dengan Inspektur Wilayah Semarang Sri Jati

Purwaningsih MM, di Gedung Kaca, Kamis (13/8/2015) sore. Tabungan Emas

merupakan layanan pembelian dan penjualan emas dengan fasilitas

titipan dengan harga yang terjangkau. Layanan ini memberikan kemudahan

kepada masyarakat untuk berinvestasi emas.



Peluncuran dilakukan di sela-sela seminar "Kiat Sukses UMKM Bersama

Pegadaian" yang dilaksanakan PT Pegadaian (Persero) Area Yogyakarta

kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo. Kiat Sukses UMKM

disampaikan Yoeannie Astomo MBA seorang Praktisi & Motivator UMKM.

Sri Jati Purwaningsih MM menyampaikan, Pegadaian hadir di tengah

masyarakat, untuk mendorong produk UMKM mampu dan memberikan solusi

UMKM dalam mendapatkan permodalan. "UMKM merupakan pilar utama

masyarakat Indonesia. Maka tepat bila diberikan untuk tambahan wawasan

pada pelaku UMKM. Bagaimana memasarkan produk, ini tidak bisa lepas

dari bimbingan," katanya.



Sementara Bupati menyampaikan, peran UMKM sangat penting, dalam

mensejahterakan masyarkat. Untuk meningkatkan keberhasilan pekerjaan

atau kinerja, tergantung pada hati dan pikiran kita masing-masing.

"Jika semangat tinggi, anda tidak akan capek. Jika tidak kita hidupkan

hati, pikiran dan perasaan maka kita akan mudah capek," tandas

Hasto.(Wid)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Thursday, August 13, 2015

Rumah Kos di Kulonprogo Dikenai Pajak

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pemerintah mulai menerapkan pajakuntuk

rumah kosdi wilayah Kulonprogo. Namun, secara tidak langsung kebijakan

ini juga membebani penghuni kos. Pasalnya, pengelola juga menerapkan

kenaikan tarif kosper bulannya.

Warga Sleman yang menghuni kosdi Wates, Rani, mengatakan sejak

penerapan pajakrumah kos, tarif kamar yang ditempatinya pun ikut naik.

Dia pun berencana pindah ke rumah koslain yang lebih murah.

Penerapan pajak kosini sesuai Perda No 6 Tahun 2011 tentang Pajak

Daerah mengatur tentang pajakdaerah. Di dalamnya menyinggung soal

pajakhotel, restaurant serta kos.

Berdasarkan UU No 28 Tahun 2009, rumah kosdikenai pajakjika jumlah

kamar yang disewakan lebih dari 10 unit. Dalam aturan ini dijelaskan

subjek pajaknya adalah pemilik rumah kos.

Rani berencana mencari tempat koslain yang tentu saja jumlah kamarnya

kurang dari 10 unit. Dengan demikian, harga sewanya diperkirakan akan

lebih murah dan tentu tidak terkena pajaksebagaimana diatur dalam

aturan tersebut.

"Seharusnya pemerintah Kulonprogo juga membuat perda khusus soal kos.

Di Sleman sudah ada, dan besaran pajaknya tidak sampai 10 persen,

tetapi 5 persen," katanya, Rabu (12/8/2015).



Penyewa kamar koslainnya, Kartika, mengatakan penerapan pajak

kosmembuat pengelola menaikkan tarif sewa. Keberatan tarif sewa

kosmenjadi lebih mahal, dia juga ingin segera pindah ke rumah koslain

yang lebih murah.

"Setahun kosdi Wates Rp 200 ribu per bulan. Tapi tiba-tiba naik

menjadi Rp 220 ribu per bulan. Beberapa teman lain juga pilih mencari

tempat lain," ujarnya.

Kabid Pajak Bumi dan Bangunan dan Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan PBB dan (BPHTB) DPPKA Kulonprogo, Budi Hartono, membenarkan

penerapan pajakrumah kostersebut.

Namun, menurutnya, bukan penghuni kosyang harus terbebani, melainkan

pemilik rumah kositu.

Kalau terjadi demikian mungkin hanya soal mekanisme pasarnya," tuturnya.

Saat ini pemkab Kulonprogo memang melakukan pendataan objek pajak. Hal

itu sebagai upaya meningkatkan pendapatan daerah. Kebijakan serupa

juga diterapkan pada pajakgolongan C.

Menurutnya, penambang yang ilegal pun dikenai pajaksebagai bagian dari

kontrol lingkungan.



Ketua Komisi I DPRD Kulonprogo, Suharto, berpendapat eksekutif

melakukan intensifikasi pajakkarena berdasarkan pencermatan KUA dan

PPAS APBD 2016, pendapatan bakal turun.

"Rumah kostermasuk menjadi sasaran penerapan kebijakan ini sesuai

perda," ujarnya.( Tribunjogja.com)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Siswa Berprestasi Kulonprogo akan ke Jerman

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Dua siswa SMP dari Kabupaten Kulonprogo

berhasil meraih prestasi dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional

(O2SN). Keduanya,� Maryuweni Susetyorini siswa kelas 8 SMP N 1 Wates

meraih medali emas dari cabang karate dan akan dikirim ke Jerman,

sedangkan medali Perak diraih Muh Ikhsan Risaldi siswa kelas 9 SMP N 1

Panjatan melalui cabang Atletik. Sementara 4 peserta lain dari

Kulonprogo berhasil masuk 16 besar nasional.



Bupati dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) bangga karena meskipun ditingkat DIY

prestasi olahraga Kabupaten Kulonprogo relatif dibawah, tapi dapat

meraih prestasi ditingkat nasional dan akan dikirim ke tingkat

internasional. "Prestai ini memberi satu warna, kita bisa berprestasi.

Tidak hanya untuk Kulonprogo, tapi mempersembahkan untuk DIY,"

ujarnya.



Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo, Drs H Sumarsana MSi menyampaikan

prestasi tersebut merupakan hasil O2SN di Makasar 2-7 Agustus 2015.

"Kita sifatnya rutinitas tahunan, melakukan pembinaan kepada siswa.

Tidak lepas dari Orang tua, KONI, Sekolah yang mendukung, dan adanya

kompetisi," kata Sumarsana saat bersama kedua siswa berprestasi,

kepala sekolah, ketua KONI, menghadap bupati dan wabup di rumah dinas

bupati, Kamis (13/08/2015).



Kepala Sekolah SMP N1 Wates, Suryono� bersyukur karena jika Weni maju

ke Jerman, berarti kedua kalinya SMP N 1 Wates dapat mengirimkan

siswanya ke tingkat internasional, setelah sebelumnya juga mengirim ke

Jepang pada lomba roket air.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, August 12, 2015

Dinsos Pindahkan Sumini ke Penampungan Sementara

KULONROGO ( KRjogja.com) - Penderitaan Sumini alias Sumarni (72),

lansia warga RT 05 RW 01 Pengasih Kulonprogo yang hidup sebatang kara

dan mengantungkan kebutuhan dari belas kasihan para tetangga, akhirnya

mendapat perhatian dari pemerintah, setelah dimuat di media massa.

Lansia sakit dan tak bisa berjalan tersebut kemudian dipindahkan ke

tempat penampungan sementara milik Dinas Sosial DIY.



Kepala Seksi Rehabilitasi, Pelayanan dan Sosial, Dinsosnakertran

Kulonprogo, Abdul Kahar mengungkapkan, beberapa waktu lalu pihaknya

sudah melihat kondisi Sumini di kediamannya dalam keadaan sehat dan

belum lumpuh seperti sekarang. Dinas kemudian meminta warga dan

keluarganya untuk mendaftarkan lansia tersebut ke Panti Jompo yang ada

di DIY.



"Karena di Panti Jompo harus ada pihak yang bertanggung jawab,

misalnya keluarga yang mendaftar dengan disertai syarat tertentu,

misalnya kondisi Mbah Sumini sehat dan mandiri," kata Abdul, usai

menengok Sumini di kediamannya bersama Dinas Sosial DIY, Selasa

(11/8/2015).



Saat ini, menurut Abdul, panti jompo yang ada di DIY memang sedang

dalam kondisi penuh. Pihaknya kemudian memutuskan memindahkan Sumini

ke tempat penampungan sementara, bekerjasama dengan Dinsos DIY.



"Mbah Sumini kami bawa ke Camp Assesment milik Dinas Sosial DIY di

Jalan Parangtritis, Sewon Bantul. Beliau akan dirawat di sana

sementara waktu, untuk kemudian dikembalikan ke keluarganya jika

keluarganya sudah dijemput," jelasnya.



Sementara itu, warga sekitar, Suwalgito mengaku lega atas tindakan

yang diambil dinas. Meski demikian, warga merasa belum puas karena

Sumini hanya dititipkan di tempat penampungan sementara.



"Kami khawatir, kalau nanti dijemput keluarganya, akan terlantar lagi.

Kami ingin, Mbah Sumini dibawa ke Panti Jompo langsung," tandasnya.

(Unt)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results