Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Friday, August 21, 2015

Warga Kulonprogo Ajukan Judicial Review Tata Ruang Bandara ke MA

Metrotvnews.com, Yogyakarta:Para petani pesisir selatan di Kecamatan

Temon, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta memutuskan mengajukan

peninjauan kembali (judicial review) terhadap Perda Kabupaten

Kulonprogo Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kulonprogo, ke Mahkamah Agung (MA).



Pengajuan itu dilakukan lantaran bertentangan dengan aturan-aturan di

atasnya, baik RTRW Yogyakarta maupun RTRW Nasional.

Pokok yang diajukan warga Kecamatan Temon tersebut yakni Pasal 11

huruf c juncto Pasal 18 Perda Kabupaten Kulonprogo Nomor 1 Tahun 2012

tentang RTRW Kabupaten Kulonprogo 2012-2032 yang memuat jaringan

transportasi udara berupa bandara di Kecamatan Temon.



Hal itu juga diperkuat dengan dikabulkannya gugatan warga oleh majelis

hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta atas rencana

Pemerintah Yogyakarta yang hendak membangun bandar udara baru,

beberapa bulan lalu.



Pengajuan judicial review tersebut langsung diantarkan sebanyak 174

perwakilan warga mewakili ratusan petani yang tersebar di lima desa

terdampak rencana pembangunan bandara, yakni Glagah, Palihan,

Sindutan, Jangkaran dan Kebonrejo, ke Gedung MA, Rabu (19/8/2015).



"Peraturan daerah kabupaten ini diragukan keabsahannya gara-gara tidak

klop dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Malahan

majelis hakim pengadilan tata usaha negara pun, dalam pertimbangan

putusannya, telah mengesampingkan daya berlakunya," kata penasihat

hukum warga Kecamatan Temon dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH)

Yogyakarta, Yogi Zul Fadhli, Kamis (20/8/2015).



Yogi menjelaskan, mulai dari tingkat yang lebih atas (Peraturan

Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRW Nasional, Peraturan

Presiden Nomor 28 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau

Jawa-Bali), hingga peraturan perundang-undangan yang lebih rendah

(Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tahun

2010 tentang RTRW Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2029)

tidak ada satu pun kalimat yang menerangkan pembangunan bandar udara

baru di Kulonprogo.



"Uniknya, di Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012

tentang RTRW Kabupaten Kulonprogo Tahun 2012-2032, malah muncul,"

ungkapnya.



Menurutnya, keberangkatan para petani tersebut ke MA sebagai usaha

mempertahankan hak atas ladang penghidupan mereka. Dengan batalnya

pembangunan bandara, lanjutnya, akan membuat lumbung pangan warga

setempat tetap terjaga.



"Upaya kasasi dan wacana tinjau ulang atau merevisi Peraturan Daerah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tahun 2010 tentang RTRW

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2029, hanya membuat para

petani yang sudah makmur, susah dan tidak nyaman dalam bekerja, serta

gelisah kehilangan mata pencahariannya," katanya.

(UWA)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Bupati Keluarkan Surat Siaga Darurat Kekeringan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo

SpOG(K) mengeluarkan Surat Bupati No 293/A/2015 tentang Status Siaga

Darurat Penanganan Bencana Kekeringan, Rabu (19/08/2015). Keadaan

Siaga Darurat Kekeringan ini berlaku mulai 4 Agustus hingga 30

November 2015 mendatang.

Diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kulonprogo Drs Untung Waluyo, dikeluarkannya surat tersebut merujuk

adanya informasi secara tertulis oleh Badan Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika (BMKG), yang menyatakan bahwa Kabupaten Kulonprogo

dinyatakan kekeringan. "Selain itu pula permohonan droping air dari

masyarakat cukup banyak," kata Untung, Kamis (20/08/2015).



Ditegaskan Untung, adanya Surat Bupati tersebut, maka memberikan

kemudahan pihaknya dalam melakukan tindakan secara cepat untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Kalau tidak dengan surat itu

maka kami susah dalam melakukan tindakan cepat, eksekusinya di surat

itu, termasuk usulan perpipaan untuk dua kecamatan Samigaluh dan

Kalibawang ke BNPB melalui BPBD DIY," tuturnya.



Kekeringan di Kulonprogo sudah terasa sejak Juli 2015. Berdasar data

2014 lalu ada 118 titik. Namun seiring makin panjangnya musim kemarau,

saat ini jumlah titik bertambah. Perkiraan dari BMKG kekeringan tahun

ini agaknya lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya, kemungkinan

sampai bulan November.



"Saat ini ada tujuh kecamatan yang berpotensi kekeringan. Semula titik

kekeringan sebanyak 118 titik yang merupakan tanda merah adalah enam

kecamatan potensi kekeringan di Kecamatan Girimulyo, Kalibawang,

Samigaluh, Kokap, dan sebagian Pengasih dan Sentolo. Sekarang

merembet ke Kecamatan Lendah, ada dua pedukuhan sudah minta droping

air. Artinya tahun 2015 ada tujuh kecamatan yang berpotensi kering,"

ujarnya.



Antisipasi BPBD terhadap kekeringan ini adalah dengan pelayanan, jadi

bukan mengantisipasi kekeringan, tapi memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Yaitu mendekatkan masyarakat dengan air, yaitu bak-bak

tersedia diisi dengan melakukan droping air.



Sementara itu PT Bank BPD DIY memberikan bantuan air bersih sebanyak

200 tangki, tandon air 10 unit, dan pipanisasi di Pedukuhan Sarimulyo

Desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh. Penyerahan bantuan air bersih

dilakukan Direktur Umum PT Bank BPD DIY Cahya Widi di Pedukuhan

Nogosari Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo, Kamis (20/08/2015).



Cahya Widi menyatakan bantuan air bersih sebanyak 1.000 tangki yang

dibagikan pada pada 4 kabupaten yaitu Kulonprogo, Gunungkidul, Bantul

dan Sleman. "Khusus Kabupaten Kulonprogo sebanyak 200 tangki untuk

Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, dan Kokap," kata Cahya

Widi.



Bantuan tersebut, kata Cahya Widi, dalam upaya membantu dan

meringankan beban masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih. ini

merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab PT Bank BPD DIY kepada

masyarakat DIY serta menunjukkan peran sertanya pada masyarakat di

sekitar bank dalam meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang

bermanfaat.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Tuesday, August 18, 2015

Warga Keji Upacara Bendera ‘Nyeker’

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Warga Pedukuhan Keji, Hargotirto, Kokap,

Kulonprogo memiliki cara unik dalam melaksanakan upacara bendera

memperingati 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Upacara ala kampung

'Tempoe Doeloe' berlangsung sederhana tapi khidmat, seluruh petugas

dan peserta upacara mengenakan pakaian seadanya bahkan tanpa alas kaki

alias 'nyeker'.



"Upacara ala kampung tempoe doeloe sebagai pembelajaran bagi generasi

muda yang tidak mengalami masa-masa getir merebut kemerdekaan

Indonesia. Cekeran dan berpakaian ala kadarnya bukan merupakan

kemunduran melainkan mengajak warga Keji berkaca dan merenung

sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap semangat para pahlawan

dan masyarakat Indonesia berjuang meraih kemerdekaan," jelas Ketua

Karang Taruna, Sekartadji, Nur Efendi usai upacara, Senin

(17/08/2015).



Bupati dr Hasto dalam sambutannya dibacakan dukuh mengatakan, secara

teknologi Indonesia kalah dengan negara maju, sehingga globalisasi dan

perdagangan bebas lebih menguntungkan negara industri maju. "Lawan

kemajuan teknologi negara maju yang sedang menjajah kita dengan

ideologi. Bela bangsa dan negara dengan membeli produk Indonesia,

sukseskan Program Bela dan Beli Kulonprogo," imbaunya.



Malam peringatan hari kemerdekaan RI secara sederhana juga berlangsung

di Pedukuhan Tambak, Triharjo, Wates. Unsur pemdes dan warga setempat

mengadakan tirakatan dan renungan malam.(Rul)
Share:

Pemkab Kulonprogo Lepas 70 Pasang Merpati

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Berbagai kelompok masyarakat

menyelenggarakan kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mulai dari lomba

memasak nasi goreng khusus pria, jalan sehat, dan berbagai acara

lainnya.



Warga masyarakat di Pedukuhan Blumbang Desa Karangsari Kecamatan

Pengasih juga menggelar jalan sehat menempuh 5 kilometer, Minggu

(16/8/2015). Jalan sehat yang dilepas Kepala Dukuh Subandiyo menempuh

5 Km, selain disediakan hadiah televisi warna, kipas angin, setrika

dan ratusan doorprize, uniknya dari ratusan doorprize ini, tersedia

puluhan ikatan jerami.



Subandiyo, ratusan hadiah ini selain dari warga masyarakat, donatur,

sponsor, juga warga perantauan di Jakarta dan dukungan mahasiswa KKN

UGM. Warga ada yang memberikan doorprize jerami karena kebanyakan

warga memelihara ternak sapi, sehingga dapat membantu untuk pakan

ternaknya.



Senada juga dikatakan Heri Widada, salah satu warga yang memberikan

doorprize jerami, mengatakan ratusan hadiah doorprize sudah tersedia

seperti alat rumah tangga, pihaknya melihat banyaknya orang sering

harus membeli pakan ternak seperti jerami ini. "Warga di Blumbang

masih banyak yang memelihara Sapi, dan harus membeli jerami. Kalau

yang dapat anak-anak kemudian tidak punya sapi bisa dijual lagi ke

warga lainnya dan pasti laku, warga lain bahkan minta juga ada rumput

kolonjono, tidak hanya jerami saja," terang Heri.



Paryono salah satu warga yang meraih dooprize jerami bersyukur karena

dapat mengurangi pembelian pakan ternak. "Lumayan dapat doorprize

rumput jerami, ngirit Rp 10.000 dan tidak sia-sia ikut jalan sehat

hari ini, meskipun tidak dapat TV atau yang lainnya," katanya.(Wid)
Share:

Warga Terbantu, Tujuh Belasan Berhadiah Jerami

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Berbagai kelompok masyarakat

menyelenggarakan kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mulai dari lomba

memasak nasi goreng khusus pria, jalan sehat, dan berbagai acara

lainnya.



Warga masyarakat di Pedukuhan Blumbang Desa Karangsari Kecamatan

Pengasih juga menggelar jalan sehat menempuh 5 kilometer, Minggu

(16/8/2015). Jalan sehat yang dilepas Kepala Dukuh Subandiyo menempuh

5 Km, selain disediakan hadiah televisi warna, kipas angin, setrika

dan ratusan doorprize, uniknya dari ratusan doorprize ini, tersedia

puluhan ikatan jerami.



Subandiyo, ratusan hadiah ini selain dari warga masyarakat, donatur,

sponsor, juga warga perantauan di Jakarta dan dukungan mahasiswa KKN

UGM. Warga ada yang memberikan doorprize jerami karena kebanyakan

warga memelihara ternak sapi, sehingga dapat membantu untuk pakan

ternaknya.



Senada juga dikatakan Heri Widada, salah satu warga yang memberikan

doorprize jerami, mengatakan ratusan hadiah doorprize sudah tersedia

seperti alat rumah tangga, pihaknya melihat banyaknya orang sering

harus membeli pakan ternak seperti jerami ini. "Warga di Blumbang

masih banyak yang memelihara Sapi, dan harus membeli jerami. Kalau

yang dapat anak-anak kemudian tidak punya sapi bisa dijual lagi ke

warga lainnya dan pasti laku, warga lain bahkan minta juga ada rumput

kolonjono, tidak hanya jerami saja," terang Heri.



Paryono salah satu warga yang meraih dooprize jerami bersyukur karena

dapat mengurangi pembelian pakan ternak. "Lumayan dapat doorprize

rumput jerami, ngirit Rp 10.000 dan tidak sia-sia ikut jalan sehat

hari ini, meskipun tidak dapat TV atau yang lainnya," katanya.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Orok Bayi Tersangkut Pancing

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Mayat bayi berjenis kelamin laki-laki,

ditemukan tersangkut kail pancing milik Sugiharto (32), warga

Kebunsari Purwodadi Purworejo saat mancing di Kali Serang tepatnya di

selatan Jembatan Glagah, Kecamatan Temon, Selasa (18/08/2015). Dari

kondisi fisiknya, bayi malang tersebut diperkirakan baru berusia

sekitar lima bulan.



Saat ditemukan, kondisi bayi masih disertai ari-ari tanpa terbungkus

benda apapun. Di tubuhnya, terdapat luka sobek, juga lebam di bagian

perut dan kepala. Penemuan mayat bayi ini sontak menggegerkan warga

setempat.



Saat dimintai keterangan di lokasi kejadian, Sugiharto menuturkan, ia

bersama dua rekannya sudah menurunkan kail sejak pukul 08.00 WIB. Satu

jam kemudian, kail pancingnya tersangkut benda mirip sampah.



"Lalu saya tarik ke tepi untuk dibersihkan, ternyata ada tangan dan

kakinya. Saya kaget karena benda itu bukan sampah, tapi mayat bayi,"

terangnya.

Sugiharto sempat mengamati bayi hasil temuannya ini beberapa saat,

untuk memastikan bahwa kondisinya sudah tidak bernyawa. Dengan

ditemani dua temannya, ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke

kelurahan setempat. "Sempat bingung juga karena mancing belum dapat

ikan malah dapat mayat bayi. Saya laporkan saja kejadian ini ke Pak

Lurah," imbuhnya.

Usai menerima laporan warga, Lurah Glagah, Agus Parmono langsung

menghubungi kepolisian setempat. Bersama petugas Puskesmas Temon II,

tim dari Polsek Temon langsung menuju lokasi untuk melakukan olah TKP.

"Kami tindaklanjuti laporan warga dengan menghubungi pihak terkait.

Mayat bayi kemudian langsung dievakuasi," kata Agus.(Unt)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Sunday, August 16, 2015

PEMKAB KULONPROGO : Permudah Wisatawan Menoreh, 2 Bus Diusul Jadi Alat Transportasi

Harianjogja.com, KULONPROGO- Komisi II DPRD Kabupaten Kulonprogo,,

Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta pemerintah setempat mengalihkan

pemanfaatan dua unit bus milik Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika untuk mendukung pengembangan objek wisata Bukit Menoreh.

Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo, Muhtaron Asrori, Minggu (16/8/2015),

mengatakan selain kendala infrastruktur jalan, kendala utama

perkembangan dan pertumbuhan wisata di Kawasan Bukit Menoreh adalah

moda transportasi.

"Pemkab Kulonprogo, harus membuat kebijakan yang tepat, supaya

persoalan transporasi menuju objek wisata itu dapat terpecahkan," kata

Muhtaron.

Saat ini, kata dia, pemkab memiliki dua bus yang tidak dimanfaatkan

secara optimal, sehingga bisa difungsikan sebagai angkutan perintis

menuju objek wisata.

"Kami milihat pemkab memiliki dua bus. Kalau tidak difungsikan,

menurut kami lebih baik difungsikan untuk mendukung sektor

pariwisata," katanya.

Menurutnya, angkutan perintis sangat dibutuhkan untuk mendukung sektor

pariwisata. Saat ini, objek wisata di Kawasan Bukit Menoreh berkembang

pesat, yakni Waduk Sermo, Kalibiru, Canting Mas Dipowono, Gua

Kiskendo, Kebun Teh Nglinggo dan objek wisata lain di Kecamatan

Girimulyo.

Ia mengatakan pemkab bisa mengajukan bantuan moda transporasi perintis

ke Kementerian Perhubungan atau Kementerian Pariwasata. Bahkan, pemkab

bisa mengajukan pengadaan moda transportasi menggunakan dana

keistimewaan DIY.

"Peluang ini harus ditangkap oleh pemkab. Jangan sampai, pemkab hanya

sebagai pahlawan kesiangan yang dibutuhkan saat terakhir. Tapi pemkab

harus di depan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)

Kulonprogo, Nugroho mendukung usulan Komisi II DPRD Kulonprogo,

mengalihfungsikan bus milik Dishubkominfo menjadi angkutan perintis

pariwisata.

Namun demikian, ia mengakui, bus perintis bantuan Kementerian

Perhubungan pengelolaannya tidak lagi dipegang oleh Dishubkominfo.

Semua kewengan pengelolaan diambil alih Setda Kulonprogo,, dan

sekarang ditempatkan di Bagian Umum Setda Kulonprogo, serta Dinas

Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbuparpora).

"Awalnya dikelola Dishubkominfo bekerja sama dengan Koperasi Sumber

Rejeki yang melayani jalur perintis. Namun, beberapa tahun telah

diambilalih pengelolaanya oleh Setda Kulon Progo," katanya.
Share:

Nahas, Kakek Kasdiwiyono Tewas Terbakar di Kebun Jati

KULON PROGO-Nahas dialami kakek Kasdiwiyono (85). Dia ditemukan tewas

terpanggang di kebun jati miliknya, di Tuksono, Sentolo, Kulon Progo.

Korban diduga terjebak kobaran api dan tidak berhasil menyelamatkan

diri.

Akibatnya korban pingsan dan ikut terbakar api. Musibah ini terjadi

saat korban yang merupakan warga Kalisono, Tuksono, ini pamit ke kebun

jati miliknya. Kebun jati yang berada di Wonobroto, Tuksono ini memang

tidak jauh dari rumah korban.

Korban biasa ke kebun untuk membersihkan ranting kayu. Menjelang

siang, warga dibuat geger dengan adaya kebakaran lahan jati. Musim

kemarau menjadikan banyak daun jati berguguran karena kering.

Diduga usai membersihkan kebun, korban membakar ranting dan daun jati.

Hembusan angin yang kencang menjadikan api cepat membesar dan

mengepung korban. Korban yang terjebak dalam kobaran api akhirnya

terjatuh pingsan dan api membakarnya.

Salah seorang saksi Parjiwoyono mengaku, saat itu dia datang ke kebun

setelah banyak orang berteriak kebakaran. Namun saat datang dia justru

melihat korban tengkurap di sekitar api.

"Saat ditemukan dia masih kejang-kejang," katanya, kepada wartawan,

Jumat (15/8/2015).

Karena kondisinya sangat parah, korban akhirnya meninggal dunia. Warga

juga langsung mengevakuasi mayatnya ke rumah duka. Petugas dari

puskesmas dan kepolisian juga datang untuk melakukan pemeriksaan.

Anak korban, Rusmana mengaku, tidak tahu persis kejadiannya. Saat itu,

dia sedang berada di Sungai Progo, dan ada warga yang mengabarinya.

Korban sendiri sekujur badannya terbakar, dan hanya muka serta dadanya

saja yang tidak terbakar.

"Tadi cuma pamit ke istri mau ke tegal (kebun). Tidak ada firasat.

Rencananya, akan dimakamkan di TPU Kalisono," pungkasnya.

(san
Share:

Friday, August 14, 2015

Pemkab Berdayakan TKI Purna

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Daerah lain perlu mencontoh Kabupaten

Kulonprogo dalam penanganan TKI Purna secara intensif. TKI Purna di

Kulonprogo jumlahnya besar, sehingga perlu mendapat perhatian. Karena

itu dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak, dan saat ini melakukan

perjanjian kerjasama antara Pemkab Kulonprogo dengan Badan Nasional

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dalam

pemberdayaan TKI Purna.



Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoelani Poeloengan menyatakan

BNP2TKI harus bermitra dengan semua pihak, mengkoordinasikan program

dari instansi terkait dalam rangka pemberdayaan TKI Purna. "Dengan

kerjasama maka dapat lebih intensif sehingga dapat jadi contoh daerah

lain," kata Lisna pada penandatanganan nota



kesepahaman tentang Pengembangan Pemberdayaan Wirausaha Tenaga Kerja

Indonesia Purna di Kabupaten Kulonprogo, di Gedung Kaca, Jumat

(14/08/2015).

Penandatanganan dilakukan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K)

dengan Lisna Yoelani Poeloengan Deputi Perlindungan atas nama BNP2TKI.

Kerjasama dalam Nota kesepahaman adalah terkait pemberdayaan wirausaha

TKI Purna dan keluarganya di Kulonprogo.



Tujuannya untuk meningkatkan pemberdayaan wirausaha TKI Purna dan

keluarganya agar mampu mandiri dan berwirausaha. Dalam hal ini BNP2TKI

mempunyai tugas dan tanggung jawab diantaranya memberikan bimbingan

teknis (edukasi) kewirausahaan sebagai langkah awal memotivasi dan

pengembangan kewirausahaan bagi TKI Purna dan keluarganya serta

mendorong terbentuknya kelompok TKI Purna berwirausaha.



Sedangkan dari pemkab mempunyai tugas melakukan pembinaan lanjutan,

mendorong semua SKPD terkait dan lembaga keuangan untuk berperan aktif

dalam pembinaan dan pengembangan usaha dari para TKI Purna dan

keluarganya. Selain itu juga memfasilitasi dan mempermudah dalam

pengurusan izin yang berkaitan dengan usaha.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Alun-alun Kulonprogo Akan Dipenuhi Merpati Layaknya di Eropa

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO- Selain penataan secara fisik, Alun-alun

Wates bakal dibenahi perwajahannya, termasuk dengan cara menjadikan

sebagian ruang terbuka ini sebagai tempat bagi ratusan burung merpati

singgah.



Penataan ini mengusung keanekaragaman hayati dan satwa.

Merpatimenjadi pilihan untuk bisa ditempatkan di kawasan yang biasa

sebagai tempat nongkrong anak muda dan berbagai kalangan tersebut.



Setidaknya, jenis merpati merupakan burung yang mudah didapat.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulonprogo, Suharjoko, mengatakan

dalam penataan alun-alun itu Pemkab Kulonprogojuga akan meramaikannya

dengan melepas ratusan burung merpati.



Dia menegaskan penataan terutama untuk memperindah kawasan tersebut.

Namun, adanya burung merpati bakal menambah keanekaragaman satwa.

"Sebelumnya juga pernah melepas puluhan burung merpati di kawasan itu.

Nanti akan ditambah, bahkan sudah ada paguponnya," kata Suharjoko,

Jumat (14/8/2015).



Menurutnya, pelepasan burung merpati berikutnya akan dilakukan saat

hari kemerdekaan RI.

Rencananya, burung merpati yang akan dilepas di kawasan itu sebanyak

lebih kurang 140 ekor burung atau 70 pasang.



"Bagus lagi kalau ada pihak-pihak lain juga menambah keragamannya," jelasnya.

Suharjoko berharap tidak hanya merpati yang ada di Alun-alun itu.

Satwa lain yang memungkinkan memperindah kawasan itu diperbolehkan.

Selain satwa, pemkab juga akan menambah tanaman hijau karena alun-alun

selama ini dinilai masih kurang tanaman tegakan.

"Pembangunan kota keseluruhan memang harus memperhatikan aspek

lingkungan. Ini harus diimbangi juga dengan penataan PKL karena

semakin banyak," lanjutnya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, menganggap rencana pelepasan burung

merpati di kawasan alun-alun akan menambah keindahan dan menjadi daya

tarik masyarakat.



"Targetnya kalau bisa ribuan burung merpati sehingga Kota Wates

terkesan seperti di Eropa," katanya.

Penataan Alun-alun wates saat ini memang sedang berjalan.

Berdasarkan data DPU Kulonprogo, proyek penataan itu dianggarkan

senilai Rp 989 juta.

Selain pembangunan fisik, penataan itu akan dilengkapi dengan

membangun pintu stainless steel dan kanopi di sisi utara alun-alun

atau depan rumah dinas bupati. (*)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results