Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Sunday, June 8, 2014

Pelaku Vandalisme di Kulonprogo Dihukum Mengecat Ulang Tembok

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Tiga bocah ingusan diamankan Satpol

Pamong Praja (Satpol) PP Kulonprogo karena tertangkap basah

mencoret-coret tembok

kantor Dinas Kesehatan setempat, Kamis

(5/6) malam. Mereka akhirnya diberi

sanksi untuk membersihkan hasil coretannya itu, Jumat (6/5).



Para pelaku vandalisme tersebut, sebut

saja Unyil (13) dan Ucrit (13), siswa

sebuah SMP Negeri di Wates serta Usro

(12), pelajar sebuah SD Negeri. Mereka kepergok warga sekitar lokasi saat

sedang asyik mencoret-coret tembok

menggunakan cat semprot sekitar pukul 20.30 WIB. Ketiganya lantas digelandang

ke pos Satpol PP untuk dimintai

keterangan.



Di tembok Dinkes itu, mereka mencoretkan

inisial nama masing-masing. Mereka pun

harus mempertanggungjawabkan eprbuatan

tak terpujinya itu dengan mengecat

kembali tembok yang dicoret. pekerjaan

megecat tembok itu pun jadi tontotan

orang yang melintas di sekitar lokasi.



Dari keterangan para pelaku, mereka

mengaku sudah beberapa kali

mencorat-coret tembok fasilitas umum. Di

antaranya di tembok SPBU Wates, tembok

sebuah rumah makan, dan lainnya. Menurut

salah satu pelaku, Unyil, dirinya hanya

memenuhi ajakan kedua rekan

sepermainannya itu.



"Usro yang punya ide. Catnya

diberi sama teman dia yang biasa

corat-coret," ujar Unyil yang

mengaku kapok dan berjanji tidak akan

mengulanginya lagi.



Kepala Satpol PP Kulonprogo, Duana Heru

mengatakan sanksi berupa pengecatan

ulang tembok itu dimaksudkan untuk

memberikan efek jera bagi pelaku.

Pihaknya dalam delapan tahun terakhir

ini kesulitan menangkap pelaku

vandalisme di Wates. Padahal, aksi

tangan-tangan jahil itu sudah sangat

meresahkan karena mengotori berbagai

fasilitas umum seperti taman dan tembok

rumah warga di berbagai titik. Hal ini

dirasanya akan menyulitkan terwujudnya

Kota Wates yang bersih dan perolehan

Adipura.



"Kami sangat sesalkan adanya aksi

vandalisme ini. Apalagi, pelaku yang

tertangkap ini ternyata masih siswa SD

dan SMP, bukan siswa SMA seperti yang

kami kira sebelumnya," kata

dia.(*)
Share:

Friday, June 6, 2014

Menjelang Ramadan, harga barang naik

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Menjelang Ramadan, harga beberapa komoditas bahan makanan di Pasar Wates mulai merangkak naik. Kenaikan harga secara signifikan antara lain terjadi pada harga daging ayam dan telur.Berdasarkan pantauan Tribun Jogja, harga telur ayam di Pasar Wates saat ini mencapai Rp 18.500 perkilogram dari harga semula Rp 17 ribu. Daging ayam berada di kisaran harga Rp 27.000 per kilogram dari harga Rp 25 ribu di bulan sebelumnya.



Bawang merah kecil dari Rp 12.000 naik menjadi Rp 15.000, bawang merah besar dari Rp 17.000 menjadi Rp 20.000.Untuk harga daging sapi masih tetap pada kisaran Rp 95.000 hingga Rp 100.000 /kg sejak kenaikan Desember 2013 lalu. Harga gula kelapa juga naik sejak dua minggu lalu dari Rp 13.000 jadi Rp 15.000/kg, kalau gula pasir stabil Rp 9.500/kg.Menurut seorang pedagang, Rawiyati (63), kenaikan harga telur sudah terjadi sejak tiga hari terakhir dari sebelumnya stabil di kisaran Rp 17 ribu dalam waktu cukup lama. Dengan demikian, ada peningkatan Rp 500 per harinya.“Entah apa penyebab naiknya. Saya hanya ikut harga dari penyuplai,” kata dua, Kamis (5/6/2014).Pedagang daging ayam, Wakijem (45), menyebutkan bahwa kenaikan harga memang lumrah terjadi pada masa awal puasa maupun menjelang Lebaran. Apalagi, sekarang ini juga sedang masa libur kenaikan sekolah dan banyaknya masyarakat yang menggelar hajatan.(*)
Share:

Dua Gedung Pemkab Kulonprogo Dilanjutkan

Pembangunan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pembangunan dua gedung milik Pemerintah Kabupten Kulonprogo yang sempat mangkrak akan segera dilanjutkan penyelesaiannya. Saat ini, rencana tersebut tengah memasuki masa pelelangan pekerjaan.Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kulonprogo, Hendri Usdiarko membenarkan bahwa pembangunan gedung kantor Bupati dan Setda serta RSUD Sentolo itu akan dilanjutkan. Adapun sebelumnya, pembangunan sempat terhenti sejak akhir tahun lalu karena wanprestasi pihak kontraktor.“Lelang sisa pekerjaan sekarang sudah diproses di Unit Layanan Pengadaan,” kata dia, Kamis (5/6/2014).Berkas pelelangan untuk pekerjaan penyelesaian pembangunan RSUD Sentolo menurutnya sudah masuk ke ULP kemarin dan lelangnya akan dimumkan pekan ini melalui website Pemkab Kulonprogo. Pagu anggaran yang disipakan sebesar Rp 930 juta.Untuk rekanan yang berminat, menurutnya nanti akan ada unwishing (penjelasan tata cara) di lapangan."Ini untuk melihat secara nyata, kondisi sekarang seperti apa sehaingga mereka bisa menawar berapa kesanggupannya," jelasnya.Sedangkan untuk pengerjaan gedung Setda dan kantor bupati menurutnya sudah dua kali dilelang. Namun, karena saat itu hanya ada dua penawar, akhirnya lelang dinyatakan batal dan kemudian diulangi lagi.“Sekarang sudah masuk empat rekanan yang menawar. Hari ini kita evaluasi hingga Jumat (6/6), mudah-mudahan ada pemenangnya" imbuhnya.(*)
Share:

Harga Cabai Anjlok, Petani Cabai Mulai Jual Motor untuk Bayar Utang

Harianjogja.com, KULONPROGO-Anjloknya harga cabai memaksa ratusan

petani pesisir Selatan Kulonprogo menjual hewan ternak dan kendaraan

bermotor. Uang itu untuk membayar kredit bank yang dipinjam sebagai

modal menanam.



Dua pekan lalu, harga jual cabai merah keriting di tingkat petani

masih berkisar Rp4.000 per kilogram. Tidak berapa lama, harga kembali

turun di kisaran Rp3.000 per kilogram. Harga saat ini kian mengenaskan

dengan nominal Rp2.300 per kilogram.



Dari informasi yang dihimpun Harianjogja.com, modal satu kali tanam

membutuhkan biaya Rp10 juta sampai Rp100 juta, tergantung luas lahan.

Dengan modal tersebut, petani dapat menanam hingga 10 kepek atau

bungkus benih yang per bungkusnya seharga Rp10 juta.



Sukadi, petani cabai setempat misalnya. Ia mengaku terpaksa menjual

sepeda motornya untuk membayar utang bank. Sebenarnya, kata dia, hasil

panen cabai di lahan seluas 500 meter persegi kali ini dapat

menghasilkan dua kuintal cabai. Namun para petani tidak dapat

menikmati hasilnya karena terbebani pinjaman puluhan juta rupiah dari

bank untuk modal tanam.



Ia merasa prihatin dengan kondisi petani cabai di pesisir karena harga

jual yang tidak sebanding dengan ongkos produksi. Setidaknya, harga

jual satu kilogram cabai menyamai harga satu liter bensin.

Ketua kelompok tani Ngudi Hasil, Garongan, Suradi, menuturkan, petani

meminjam modal di bank untuk menanam dan akan dikembalikan setelah

panen. Sayang, harga jual cabai yang terlampau murah membuat petani

tidak balik modal.

Apalagi, jelas dia, petani biasanya juga memperkerjakan buruh lepas

yang bertugas memetik hasil panen. Rata-rata petani memperkerjakan 10

orang tenaga petik dengan upah Rp50.000 per hari yang kemudian

diturunkan menjadi Rp30.000 per hari karena harga jual cabai rendah.

Ia berharap dukungan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan ini,

misal memberikan dana talangan atau membantu urusan birokrasi dengan

bank, seperti memperpanjang masa jatuh tempo

Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Tuesday, June 3, 2014

JMI Belum Berkontribusi, RPJMD Kulonprogo Berubah



Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha



TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Mundurnya jadwal pembangunan pabrik

pengolahan pasir besi di Kulonprogo memengaruhi banyak hal. Termasuk

juga perubahan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

2014.



Asisten II Sekda Kuloprogo, Triyono mengatakan ada beberapa asumsi

ekonomi yang tidak berjalan sesuai perencanaan awalnya. Termasuk di

dalamnya adalah belum adanya kontribusi dari PT Jogja Magasa Iron

sebagai perusahaan pemegang kontrak karya penambangan pasir besi di

pesisir Kulonprogo pada 2014 ini. Hal itu menyebabkan RPJMD 2014

Kulonprogo harus mengalami sedikit perubahan.



"Ada beberapa alasan untuk perubahannya, salah satunya belum ada

kontribusi dari JMI untuk tahun ini," kata Triyono, Selasa (3/6/2014).



Dia mengatakan, dokumen perubahan RPJMD tersebut saat ini tengah

disusun kembali. Pihaknya masih menunggu masukan dari tiap Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk perubahan tersebut. Diharapkannya

pekan ini juga dokumen perubahan RPJMD tersebut sudah selesai disusun

dan bisa segera disampaikan pada DPRD.



"Masukan dari SKPD kami terima paling lambat Kamis (5/6) ini dan

kemudian bisa segera disampaikan ke dewan," imbuhnya.



Kepala Badan Perencanaan Pembanguann Daerah (Bappeda) Kulonprogo, Agus

Langgeng Basuki, mengatakan bahwa yang bisa diperhitungkan sebagai

kontribusi pemasukan dari JMI pada tahun ini hanya berasal dari

retribusi Izin Mendirikan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB).



Kontribusi aktif diperkirakannya baru akan bisa muncul pada 2015

mendatang, bersamaan dengan kontribusi dari pengembanagan kawasan

industri Sentolo dan Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto di Temon.

"Untuk tahun ini, JMI kan belum ada pengambilan mineral. Jadwal

pembangunan pabriknya mundur dari yang sudah direncanakan," kata dia.

(*)
Share:

Saturday, May 31, 2014

Kulonprogo Gelar Festival Kesenian Rakyat

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo

melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

(Disbudparpora) akan menggelar Festival Kesenian Rakyat Kulonprogo

2014. Kegiatan akan dilaksanakan 31 Mei dan 1 Juni.



Dikatakan Kabid Kebudayaan Disbudarpora setempat, Joko Mursito, acara

dimulai Sabtu (31/05/2014) pukul 19.00 WIB hingga selesai dan Minggu

(01/06/2014) pukul 09.00 hingga 16.00 WIB di Balai Desa Panjatan

Kecamatan Panjatan. "Terdapat 12 kelompok seni dari masing-masing

kecamatan di Kulonprogo yang menjadi peserta," katanya di Wates Jumat

(30/05/2014).

Kecamatan Lendah yakni Naluri Calung dari Pulo Desa Gulurejo,

Kecamatan Samigaluh yakni Bangilun dari Plono Barat Pagerharjo.

Kecamatan Wates yakni Rodat Al Mubarokah dari Kuwirun Desa Kulwaru.

Kecamatan Kalibawang yakni Topeng Ireng Cahyo Kawedar dari Kliwonan

Desa Banjarharjo, Kecamatan Kokap yakni Jathilan Langen Kudo Budoyo

dari Tegalrejo Desa Hargowilis.

Kecamatan Sentolo yakni Jathilan Puspito Kridho Manunggal dari

Jatikontal Desa Temon Wetan Kecamatan Temon. Kecamatan Girimulyo yakni

Sanggar Bodronoyo dari Ngrancah Desa Pendoworejo, Kecamatan Galur

yakni Tari Kreasi Sekar Kemuning dari Pedukuhan II Desa Brosot,

Kecamatan Galur.

Selaini itu dari Kecamatan Panjatan yakni Jathilan Laras Sido Dadi

dari Desa Tayuban I, Rt 01 Rw 01,Kecamatan Sentolo yakni Jathilan

Kudho Bayu Manunggal dari Ngaglik Desa Sukoreno Kecamatan Sentolo.

Kecamatan Pengasih yakni Karawitan Lestari Budhoyo dari Cumethuk Desa

Kedungsari Kecamatan Pengasih, Kecamatan Nanggulan yakni Kubro Tsani

Siswo dari Karangwetan Desa Donomulyo Kecamatan Nanggulan.(Wid)
Share:

Kulonprogo Gelar Festival Kesenian Rakyat

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo

melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

(Disbudparpora) akan menggelar Festival Kesenian Rakyat Kulonprogo

2014. Kegiatan akan dilaksanakan 31 Mei dan 1 Juni.



Dikatakan Kabid Kebudayaan Disbudarpora setempat, Joko Mursito, acara

dimulai Sabtu (31/05/2014) pukul 19.00 WIB hingga selesai dan Minggu

(01/06/2014) pukul 09.00 hingga 16.00 WIB di Balai Desa Panjatan

Kecamatan Panjatan. "Terdapat 12 kelompok seni dari masing-masing

kecamatan di Kulonprogo yang menjadi peserta," katanya di Wates Jumat

(30/05/2014).

Kecamatan Lendah yakni Naluri Calung dari Pulo Desa Gulurejo,

Kecamatan Samigaluh yakni Bangilun dari Plono Barat Pagerharjo.

Kecamatan Wates yakni Rodat Al Mubarokah dari Kuwirun Desa Kulwaru.

Kecamatan Kalibawang yakni Topeng Ireng Cahyo Kawedar dari Kliwonan

Desa Banjarharjo, Kecamatan Kokap yakni Jathilan Langen Kudo Budoyo

dari Tegalrejo Desa Hargowilis.

Kecamatan Sentolo yakni Jathilan Puspito Kridho Manunggal dari

Jatikontal Desa Temon Wetan Kecamatan Temon. Kecamatan Girimulyo yakni

Sanggar Bodronoyo dari Ngrancah Desa Pendoworejo, Kecamatan Galur

yakni Tari Kreasi Sekar Kemuning dari Pedukuhan II Desa Brosot,

Kecamatan Galur.

Selaini itu dari Kecamatan Panjatan yakni Jathilan Laras Sido Dadi

dari Desa Tayuban I, Rt 01 Rw 01,Kecamatan Sentolo yakni Jathilan

Kudho Bayu Manunggal dari Ngaglik Desa Sukoreno Kecamatan Sentolo.

Kecamatan Pengasih yakni Karawitan Lestari Budhoyo dari Cumethuk Desa

Kedungsari Kecamatan Pengasih, Kecamatan Nanggulan yakni Kubro Tsani

Siswo dari Karangwetan Desa Donomulyo Kecamatan Nanggulan.(Wid)
Share:

Friday, May 30, 2014

ES KRIM LIDAH BUAYA Rasa seperti Kelapa, Berkhasiat Obati Diabetes

KULONPROGO-Alumni S2 Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM)

Jogja, Imam Rodli mengolah lidah buaya sebagai aneka bentuk makanan,

termasuk es krim.

Pemanfaatan lidah buaya baru dimulai Imam dua tahuan silam. Ketika

itu, laki-laki kelahiran 38 tahun silam ini ingin memanfaatkan

pekarangan rumahnya yang pas-pasan dengan membudidayakan tanaman lidah

buaya.



Saya melihat banyak rumah tangga yang lahannya tidak dimanfaatkan,

jadi mengapa tidak ditanami lidah buaya saja, terlebih tanaman ini

tidak memiliki hama, jelas Imam.



Budidaya tanaman lidah buaya cukup menjanjikan, apalagi belum ada yang

menggarap tanaman sarat manfaat ini secara serius. Tanaman ini tidak

membutuhkan banyak sinar matahari dan yang paling penting tidak

kekurangan air.



Dari sekian jenis lidah buaya, ia memilih Sinensis Pontianak.

Pertimbangannya, lidah buaya jenis ini memiliki ukuran yang besar,

panjang mencapai 90 sentimeter dengan berat setiap pelepah mencapai

satu kilogram.



Setelah berhasil membudidayakan tanaman yang memiliki waktu panen enam

sampai delapan bulan dan dapat terus berkembang hingga usia delapan

tahun ini, Imam mencoba melebarkan sayap usahanya. Tidak lagi terpatok

pada tanaman semata, melainkan berwujud makanan olahan. Selain es

krim, ia juga membuat lidah buaya dalam bentuk cendol, manisan, dan

keripik lidah buaya di kediamannya yang berada di tepi Jalan

Wates-Purworejo, tepatnya di Sebokarang, Wates, Kulonprogo.

Kemudian, es krim menjadi andalan karena menurut laki-laki yang lebih

dulu menekuni usaha pupuk organik dan suplemen hewan ternak ini belum

pernah ditemui es krim berbahan dasar tanaman yang berkhasiat untuk

detoksifikasi, mengobati gangguan pencernaan, diabetes, kesehatan

mulut, dan masih banyak lagi.



Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Rokok Menghambat Pengentasan Kemiskinan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Rokok menjadi salah satu yang menghambat

pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo. Sebab di Kulonprogo

sekitar Rp 63 Miliar setahun hanya dibakar untuk rokok. Karena itu

Pemkab Kulonprogo terus melakukan penegakan terhadap Peraturan Daerah

(Perda) No 5 th 2014 tentang Kawasan Bebas Rokok.



Hal itu dikatakan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K). "Perda

tersebut merupakan yang pertama di DIY dan satu dari dua kabupaten di

Indonesia yang sudah menetapkan perda dengan melarang sponsor dan

baliho rokok di wilayah kabupaten. Sedangkan kabupaten lainnya adalah

Payakumbuh," ujar Hasto, Jumat (30/05/2014).

Ditambahkan Hasto, secara nasional baru ada 18 kabupaten yg membuat

perda tersebut. "Di Kulonprogo sekitar Rp 63 Miliar setahun hanya

dibakar untuk rokok. Ini kan menjadi salah satu yang menghambat

pengentasan kemiskinan," katanya sambil menyambut baik ditetapkannya

31 Mei sebagai Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia.



Karena itu, Hasto mengajak untuk "saves our lives, and saves our

money". Sebab beberapa dampak buruk merokok bagi kesehatan diantaranya

gangguan kesehatan ibu hamil dan janin, kanker paru, menurunkan

kualitas sperma dan telur penyebab kemandulan. "Selain itu mempercepat

menopause bagi wanita terpapar rokok, meningkatkan risiko strok

serangan jantung, meningkatkan risiko kanker mulut rahim, serta

meningkatkan kanker nasoparing (tenggorokan)," tandasnya.(Wid)
Share:

Thursday, May 29, 2014

Warga Giripurwo Iuran Bangun Bak Air

Harianjogja.com, KULONPROGO--Kesulitan air bersih mendorong warga Dusun

Sabrang, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo membangun bak penampungan

dan pipa penyaluran air secara swadaya.

Ketua RW 08 Dusun Sabrang, Sukarman mengatakan untuk membangun bak

penampungan membutuhkan dana yang besar. Setiap kepala keluarga di

desa ini setidaknya dibebani iuran sebesar Rp7 juta. Biaya yang tidak

sedikit yang harus dikeluarkan oleh warga demi mendapatkan aliran air

bersih.



"Iuran tersebut dilakukan warga secara mencicil. Karena sebagian besar

warga desa ini hanya bermata pencaharian sebagai petani," ujar

Sukarman, Senin (26/5/2014).



Pengerjaan pembangunan bak dan saluran pipa pun dilakukan secara

bergotong royong setiap harinya. Sejak 11 April lalu, warga gotong

royong untuk mewujudkan air bersih seperti yang diinginkan warga.

Sukarman memaparkan bak penampungan diperkirakan akan dapat memuat air

hingga 10 meter kubik. Sementara untuk pipa yang akan dipasang

nantinya panjangnya mencapai 1.500 meter.



Selama ini warga Sabrang menggantungkan air pada satu-satunya sumber

air di Tuk Kali Lanang. Warga harus menempuh satu kilometer untuk bisa

mendapatkan air bersih. Kondisi geografis desa ini yang terletak di

perbukitan mengakibatkan warganya berjuang keras untuk mendapatkan air

bersih.

Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results