Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Saturday, September 5, 2015

Kampung Jagal di Sukoreno Kulonprogo

Bisnis,com, KULONPROGO-Desa Sukoreno, Kecamatan Sentolo, Kulonprogo

dikenal sebagai Kampung Jagalan sejak tahun 1990. Sebab di kampung

ini, warga setempat punya pekerjaan musiman sebagai tenaga penyembelih

sapi setiap perayaan hari raya Idul Adha. Jumlahnya kemudian semakin

bertambah hingga mencapai ratusan seiring banyaknya permintaan dari

masyarakat. Wilayah itu kemudian terkenal dengan sebutan Kampung

Jagal.



Salah satu tukang jagal musiman di sana bernama Suwartono. Dia

memulai pekerjaan itu sejak 1997 silam. "Awalnya cuma ikut-ikutan

teman lalu jadi bisa dan biasa," kata warga Dusun Banggan, Desa

Sukoreno, Jumat (4/9/2015).



Lelaki berusia 50 tahun tersebut sehari-hari berjualan beras dan

ternak ayam. Namun, setiap menjelang Idul Adha, dia bersiap

menyumbangkan tenaganya untuk menyembelih sapi. "Persiapannya cuma

mengasah pedang, pisau kecil, dan menyiapkan tambang," ucapnya.



Suwartono mengaku tidak pernah mengalami kendala berarti selama ini.

Modal utamanya adalah tidak ragu-ragu atau merasa takut ketika

menyembelih hewan kurban. "Belum pernah ada sapi yang sampai berontak.

Jika tidak dikasari, sapi itu juga bakal jinak," ujar Suwartono.



Suwartono dan kawan- kawan punya seorang koordinator bernama Olan

Suparlan. Rupanya, juragan sapi ini sengaja menyediakan tukang jagal

sebagai fasilitas khusus untuk para pelanggannya. "Awalnya ada pembeli

dari kota yang minta tenaga penyembelih. Dulu cuma 10 orang lalu

lama-lama semakin banyak," ungkap Olan.



Olan memaparkan, setiap tahun dia bisa menyebarkan setidaknya 100

tukang jagal ke sekitar wilayah Kulonprogo, Jogja, Sleman, dan Bantul.

Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan diantar ke masing-masing

lokasi penugasan pada pagi hari. Satu kelompok minimal terdiri dari

dua orang, tergantung jumlah sapi yang akan disembelih. "Jangkauan

wilayahnya memang tidak bisa terlalu jauh karena takut malah

kesiangan. Nanti setelah selesai, siangnya tenaga penyembelihnya

dijemput pulang," tuturnya.



Saat ini, tukang jagal di Sukoreno tersebar di delapan dusun. Tiga

hari sebelum Idul Adha, Olan akan mengumpulkan mereka untuk pembagian

kelompok dan diberikan pengarahan. "Mereka juga dapat pelatihan tata

cara penyemb elihan, termasuk apa doanya dan bagaimana cara merobohkan

sapi," papar warga Dusun Blimbing, Desa Sukoreno ini.



Editor : Mediani Dyah Natalia



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Website MTsN Galur Diluncurkan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Website madrasah yang beralamat

www.mtsgalur.sch.id diluncurkan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

Galur. Peluncuran website bagi insitusi madrasah ini tidak hanya

sebagai elemen pendukung, namun sudah menjadi suatu kebutuhan seiring

dengan berkembangnya zaman dan teknologi yang makin maju dan modern.



"Website madrasah bisa digunakan sebagai sarana informasi dan

komunikasi yang efektif dan efisien antara madrasah dengan siswa, dan

berbagai pihak. Selain itu juga sebagai media promosi sekolah, pusat

dokumentasi, data hingga bisa untuk ruang belajar online. Saat ini

keberadaan website di madrasah sudah menjadi sebuah parameter

ketanggapan madrasah dalam menghadapi perkembangan teknologi," kata M

Muslich Purwanto SAg selaku PYMT Kepala MTs Negeri Galur, Jumat

(04/09/2015).



Sementara itu, Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama

(Kemenag) Kulonprogo Dra Hj Sulasmi MA mengapresiasi diluncurkannya

website MTs N Galur. Menurutnya, kini perkembangan dunia pendidikan

tak dapat dipisahkan dari kemajuan teknologi informasi (internet),

karena pada zaman sekarang ini memiliki website dan email khusus

dengan nama madrasah merupakan suatu identitas baru.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, September 2, 2015

Putusan Banding Menguatkan, Kejari Wates Segera Eksekusi

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kejaksaan Negeri (Kejari) Wates segera

mengeksekusi oknum anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

Kabupaten Kulonprogo, Subardiyanto yang divonis empat bulan kurungan

oleh Pengadilan Negeri (PN) Wates pada Juni lalu.



Langkah tersebut menjadi tindak lanjut dari hasil banding yang

ditempuh Subardiyanto yang justru menguatkan keputusan majelis hakim

PN Wates.



Kepala Kejaksaan Negeri Wates, Saring mengungkapkan, keputusan

Pengadilan Tinggi Jogja terhadap upaya banding terkait kasus laporan

pembegalan palsu tidak berpihak pada Subardiyanto. Dengan demikian,

eksekusi pasti akan dilaksanakan. Namun, Kejari Wates harus memastikan

yang bersangkutan sudah tidak menempuh upaya hukum berikutnya. "Asal

tidak ada upaya hukum lagi atau sudah inkrah," ujar Saring, Selasa

(1/9/2015).



Saring memaparkan, dia telah menerima surat putusan Pengadilan Tinggi

Jogja pada 13 Agustus lalu. PN Wates juga sudah memberitahukan hal itu

kepada yang bersangkutan. "Kami akan konfirmasi ke PN apa masih ada

upaya hukum atau tidak. Kalau inkrah, langsung kami eksekusi," tegas

Saring



Terpisah, Kepala Bidang Pengawasan Data dan Kesejahteraan PNS Badan

Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Kulonprogo, Heri Warsito

mengatakan, pelanggaran disiplin oleh Subardiyanto sudah termasuk

kategori berat.



Terlepas bagaimana hasil akhir proses hukum nantinya, BKD Kulonprogo

telah memutuskan sanksi berupa penurunan pangkat satu tingkat selama

tiga tahun. "Dari golongan II B menjadi II A. Selama tiga tahun tidak

boleh naik pangkat," ucap Heri.



Sanksi tersebut diberikan atas berbagai pertimbangan, terutama terkait

banyaknya tindakan pelanggaran disiplin yang dilakukan. Di antaranya

membuat laporan palsu, penipuan, dan aksi premanisme. Heri

mengungkapkan, berdasarkan PP No.53/2010, semua itu termasuk

pelanggaran disiplin kategori berat.



"Hasil pemeriksaan pimpinan menunjukkan semua itu sudah terbukti.

Kalau nanti sampai diulang lagi, ya sudah. Sayonara," ujarnya

kemudian.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Tuesday, September 1, 2015

Pemkab Akan Bangun TPST di Seluruh Desa

GALUR ( KRjogja.com) - Sebagai upaya memperpanjang masa penggunaan

Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Pedukuhan Sambiroto Desa

Banyuroto Kecamatan Nanggulan sekaligus untuk menciptakan lingkungan

bersih dan sehat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo berencana

membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di seluruh desa dan

kelurahan.



"Rencananya ke depan TPST akan dibangun di 87 desa dan satu kelurahan.

Tapi karena keterbatasan dana daerah, maka dalam pelaksanaan program

kabupaten bersih sampah tersebut pemkab terpaksa minta bantuan Satuan

Kerja Pengelolaan Air Minum (Satker PAM) DIY," tegas Kepala Unit

Perangkat Teknik Daerah (UPTD) Kebersihan dan Pertamanan Dinas

Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo, Toni SIP, di ruang kerjanya, Senin

(31/8/2015).



Sejak dilaksanakan program tersebut yakni 2014 telah dibangun empat

TPST masing-masing di Desa Pengasih, Kelurahan Wates, Desa Bendungan

dan Sentolo. Sedangkan pada 2015 ini akan dibangun empat TPST lagi

meliputi Desa Triharjo, Giripeni, Ngestiharjo Kecamatan Wates dan Desa

Kranggan Kecamatan Galur.



Langkah populis pemkab dalam penanganan sampah memang cukup bagus,

selain bertujuan memperpanjang usia TPAS Banyuroto serta menciptakan

lingkungan bersih dan sehat juga membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat. Dalam operasinya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang

menangani TPST di masing-masing desa melakukan pengolahan sampah

dengan cara tiga R. Reduce (mengurangi sampah), reuse, (pemanfaatan

ulang sampah) dan recycle (daur ulang sampah). Petugas mengambil

sampah dari rumah warga dan di bawa ke TPST. Di tempat tersebut

petugas melakukan pemilahan. Sampah yang bisa diolah menjadi pupuk

atau kompos disendirikan. Begitu juga dengan sampah plastik maupun

jenis lainnya dikelompokkan sendiri untuk dijual.



"Kalau pengurus dan anggota KSM benar-benar bisa maksimal melakukan

pengolahan sampah rumah tangga, maka prosentase sisa sampah yang masuk

TPAS Banyuroto tinggal sekitar 40 persen lagi, sebab sebagian sampah

rumah tangga sudah dipilah dan dimanfaat di tingkat TPST," terang

Toni.



Menanggapi kekhawatiran sebagian warga terhadap timbulnya pencemaran

lingkungan, aroma tidak sedap maupun banyak lalat di wilayah mereka

akibat adanya TPST, Toni mengimbau warga agar tidak berlebihan

mensikapi kehadiran TPST. Sebab keberadaan sampah di tempat tersebut

tidak akan terlalu lama. Begitu sampah rumah tangga di bawa ke TPST

tentu petugas akan langsung melakukan pemilahan. (Rul)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Monday, August 31, 2015

Festival Campur Krumpyung Hipnotis Warga

Harianjogja.com, KULONPROGO– Musik Campur Krumpyung berhasil membius

warga masyarakat Kulonprogo di Alun-alun Wates, Jumat (28/8/2015)

malam. Acara itu menampilkan kolaborasi antara alat musik krumpyung

dengan musik campursari.



Kompetisi musik campur krumpyung menampilkan kelompok musik dari empat

desa binaan pelestari alat musik krumpyung. Di antaranya Desa Cerme di

Kecamatan Panjatan, Desa Hargowilis di Kecamatan Kokap, Desa Pengasih

di Kecamatan Pengasih dan Desa Banjararum di Kecamatan Kalibawang.



"Akhirnya, Kulonprogo memiliki kesenian khas yang baru. Musik Campur

Krumpyung diharap bisa dipertahankan sebagai kesenian asli

Kulonprogo," ujar Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.

Hasto memaparkan, dukungan semua pihak dalam mengenalkan dan

mengangkat kembali kesenian ini begitu diperlukan. Hasto berharap,

musik ini dapat terus ditampilkan di setiap kegiatan. Tujuannya, musik

ini dapat dikenal sebagai musik Kulonprogo, sehingga pelestariannya

dapat berkelangsungan.



"Beberapa kali saya sudah menyaksikan, musik ini mencoba diperkenalkan

di sejumlah acara. Saya harap dapat terus ditampilkan agar semakin

dikenal," jelas Hasto.



Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

(Dinbudparpora) Kulonprogo Joko Mursito menambahkan, alat musik

krumpyung sejak tahun lalu mulai dikenalkan kembali. Namun, tidak

mudah untuk mengangkat kembali kesenian yang kini terkendala oleh

produksi. Pasalnya, di Kulonprogo perajin alat musik ini sangat

sedikit jumlahnya.

Lebih lanjut Joko menjelaskan, alat musik ini merupakan gamelan dari

bambu. Musik-musik yang umumnya dimainkan adalah musik gendhing

gamelan.



"Namun, memang alat musik ini nadanya terbatas karena menggunakan

nada-nada pentatonis. Itulah tugas kami, bagaimana caranya musik ini

dapat dinikmati semua kalangan," papar Joko.



Musik campur krumpyung yang dihadirkan malam itu menampilkan musik

bambu yang unik dan berbeda. Alat musik bambu itu dikolaborasikan

secara apik dengan musik campursari. Joko berharap, melalui kolaborasi

tersebut, alat musik krumpyung dapat lebih luwes dimainkan dan

diperkenalkan ke masyarakat



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

KECELAKAAN KULONPROGO : Ban Meletus Bikin Mobil Boks Oleng

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebuah mobil boks miliki Tiara Katering

menabrak mobil Suzuki APV bernomor polisi AB 1373 GZ di sekitar Jalan

Mandung, Pengasih, Kulonprogo, Minggu (30/8/2015). Meski tidak ada

korban jiwa, tiga penumpang mobil boks terluka dan segera dibawa di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates.



Informasi yang dihimpun Harianjogja.com, kejadian bermula ketika

sopir mobil boks bernama Heri mengemudikan kendaraan yang membawa

berbagai perlengkapan makanan dan katering. Dia hendak kembali ke

Tiara Katering yang beralamat di dekat Pasar Wates. Namun, mobil boks

tersebut mendadak oleng setelah ban depannya meletus. Laju kendaraan

menjadi tak terkendali dan jatuh ke arah kanan.



Pada saat bersamaan, mobil Suzuki APV yang dijalankan Anik Yulianto

melaju dari arah selatan. Tabrakan pun terjadi hingga bagian depan

mobil boks rusak berat. Heri diketahui menderita luka serius dan tidak

sadarkan diri. Bersama dua penumpang mobil boks lainnya yang mengalami

luka ringan, mereka dilarikan ke RSUD Wates. Sementara itu, Anik dan

anaknya beruntung karena tidak terluka. Meski demikian, bagian kanan

depan mobilnya juga rusak cukup parah.



Kanit Laka Lantas Polres Kulonprogo, Iptu Purwanto mengungkapkan,

mobil boks AB 9467 MB memang terlihat tidak layak jalan. Padahal,

muatan yang dibawa sangat banyak. "Kami masih melakukan penyelidikan.

Namun melihat kondisi mobil, ini karena muatan yang berlebih dan

bannya gundul," ujarnya



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Saturday, August 29, 2015

Bawang Putih Impor Makin Mahal

Bisnis.com, KULONPROGO-Harga bawang putih impor perlahan merangkak

naik selama tiga hari terakhir. Meski demikian, pasokan tetap berjalan

lancar sehingga jumlah stok tidak berkurang.

Hal tersebut diungkapkan Ngatirah, salah satu pedagang di Pasar Gawok,

Wates, Kulonprogo, Jumat (28/8/2015). Besar kenaikannya mencapai

Rp1.500 hingga Rp2.000 per kilogram (kg/2015). "Ini naiknya tinggi.

Biasanya cuma Rp200 atau Rp300. Sekarang sampai Rp1.500," ungkap

Ngatirah.

Sebelumnya, Ngatirah menjual bawang putih seharga Rp15.000 per kg,

sedangkan saat ini sudah naik menjadi Rp16.500 per kg. "Itu buat yang

kulakan. Kalau eceran, harganya Rp19.500. Tadinya sekitar Rp16.000

sampai Rp17.000," paparnya.

Ngatirah menambahkan, bawang putih jenis kating yang sebelumnya dijual

seharga Rp20.000 per kg juga naik menjadi Rp22.000 per kg. Menurut

Ngatirah, kenaikan harga termasuk dampak melemahnya nilai tukar rupiah

terhadap dolar. Sebab, semua bawang putih di Pasar Gawok merupakan

produk impor dari Tiongkok. "Tidak ada yang lokal. Dari luar negeri

semua," kata Ngatirah.

Meski demikian, pasokan bawang putih masih lancar. Ngatirah sendiri

mengaku menerima dua ton bawang putih setiap 10 hari sekali. Namun,

daya beli konsumen jadi menurun. "Jadi agak sepi. Biasanya sehari bisa

jual sekuital. Ini belum ada yang beli," imbuhnya.

Kenaikan harga bawang putih ternyata cukup meresahkan konsumen.

Misalnya saja Isni Widayati. Dia hanya bisa berharap harga bawang

putih tidak terus melambung. Bagi dia, bawang putih adalah bumbu pokok

di dapurnya setiap hari. "Bawang putih ini harus ada. Kalau bisa ya

harganya turun," tutur Isni saat berbelanja di Pasar Gawok, Jumat

siang.

Isni mengaku kaget saat tahu pedagang telah menjual bawang putih

seharga Rp22.000 per kg. Namun, dia harus tetap membeli, berapa pun

harganya. Solusi alternatifnya hanya satu, menghemat penggunaannya

saat memasak. "Kayaknya kemarin masih Rp20.000. Harus dikurangi biar

irit," ungkapnya.

Sementara itu, kondisi berbeda terjadi pada harga bawang merah yang

justru anjlok. Harganya saat ini hanya dipatok Rp10.000 per kg.

Padahal, sebelumnya mencapai Rp15.000 per kg. "Sudah sekitar10 hari

ini turunnya," ucap Ngatirah.

Editor : Nina Atmasari
Share:

Pemasaran Online, Jangkauan Lebih Luas

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Penguasaan pemasaran online bagi usaha

mikro kecil dan menengah (UMKM) akan dapat bersaing dan meningkatkan

nilai jual, karena jangkauan pasar lebih luas bahkan menjangkau luar

daerah. Dengan teknologi informasi, produk akan diakses jutaan orang,

seperti dengan Facebook. Sedangkan penjualan secara konvensional tidak

dapat memperoleh hasil maksimal.



"Pelatihan pemasaran online sangat penting diberikan kepada para

pelaku UMKM untuk mengangkat daya saing dan nilai jual produk UMKM.

Sebab, selama ini UMKM di Kulonprogo masih sangat minim memanfaatkan

teknologi informasi untuk pemasarannya," kata Dosen Sekolah Vokasi

Diploma Ekonomika dan Bisnis UGM Bahroel Fauzi Rosidi saat

menyampaikan materi workshop pemasaran melalui online atau internet

yang diadakan Dinas Koperasi dan UKM Kulonprogo bagi UMKM di RM

Kampung Rasa, Kamis (27/08/2015).

Sekitar 30 pelaku UMKM mendapat kesempatan menguasai teknis pemasaran

produk melalui jejaring sosial seperti Facebook. Pelatihan ini

diadakan dalam upaya menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).



"Terlebih lagi dalam menghadapi pasar bebas Asean, pelaku usaha

Indonesia harus kuat dan tidak hanya sebagai penonton," katanya sambil

menambahkan peran pemerintah dibutuhkan, sebab UMKM tidak bisa jalan

sendiri.



Siti Rupingah pelaku usaha UMKM dari KWT Sari Jampi Salah menuturkan,

pelatihan pemasaran produk melalui internet penting, karena UMKM belum

banyak yang mendapat pengetahuan tentang bisnis online. "Kelompok kami

sudah memanfaatkan pemasaran online, tapi belum optimal. Selama ini

pemasaran online dikelola anggota yang relatih lebih muda, sedangkan

saya lebih fokus pada produksinya," kata Siti.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Friday, August 28, 2015

MASALAH LINGKUNGAN : 2 Hari Karnaval, Taman Kulonprogo Rusak

Harianjogja.com, KULONPROGO– Sejumlah tanaman di beberapa taman rusak

akibat terinjak warga saat menyaksikan pawai dan karnaval Kulonprogo.

Kerugian akibat rusaknya taman tersebut diperkirakan mencapai jutaan

rupiah.



Penyelenggaraan acara HUT RI ke-70 digelar selama dua hari dengan

menampilkan parade pawai dan karnaval yang diikuti 12 kecamatan di

seluruh Kulonprogo. Ribuan warga pun turun ke jalan dan memadati

sepanjang rute parade. Bahkan, tidak sedikit dari warga yang berjubel

di kawasan taman kota dan sengaja atau tidak sengaja menginjak tanaman

yang ada di taman.



"Paling parah kerusakan terjadi di Taman Binangun. Hampir semua

tanaman bakung di taman itu diinjak. Bahkan, semua pohon cemara yang

baru setinggi satu meter roboh. Malamnya setelah pawai langsung kami

coba tegakkan lagi. Tidak tahu itu apa akan hidup atau malah mati,"

ujar Kepala UPTD Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

Kulonprogo Toni, Kamis (27/8/2015).



Toni mengungkapkan, tidak hanya kawasan Taman Binangun yang banyak

mengalami kerusakan akibat acara tersebut. Taman yang berada di depan

Kodim 0731 Kulonprogo juga menjadi sasaran warga yang ingin

menyaksikan karnaval tersebut. Sejumlah tanaman juga nyari rusak

karena diinjak banyak warga.



Antisipasi untuk pengawasan taman sebelumnya telah dikoordinasikan

dengan pihak terkait. Toni mengatakan, sebelum penyelenggaraan

pengamanan taman menjadi pengamanan dari Satpol PPdan hal itu telah

diketahui Bupati. Namun, meski begitu tetap belum optimal mengurangi

dampak kerusakan taman.



"Satpol PP juga sudah mengingatkan warga, baik lisan maupun dengan

pengeras suara. Tetapi tetap saja kerusakan tanaman tidak bisa

dihindari, mengingat banyaknya penonton yang membludak," jelas Toni.



Toni menegaskan, perawatan tanaman membutuhkan waktu yang cukup lama.

Bahkan, biaya perawatan tanaman juga cukup mahal. Setidaknya, kerugian

akibat rusaknya taman bisa mencapai jutaan rupiah.





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

SPBU di Kulonprogo Siap-siap Tampung Pertalite

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Dari total 11 stasiun pengisian bahan

bakar umum (SPBU) yang beroperasi di Kulonprogo, baru ada satu lokasi

yang memiliki tangki timbun dan dispenser cadangan, yang dapat

digunakan untuk menampung jenisPertalite.Praktis, 10 SPBU lainnya saat

ini harus menyiapkan atau membangun tangki timbun dan dispenser baru.



Pengelola SPBU Kedundang, Sukamto, mengatakan SPBU yang dikelolanya

termasuk salah satu yang belum memiliki tangki timbun dan dispenser

untuk pertalite. Padahal, saat ini Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru

tersebut mulai merambah DIY. Sesuai kebijakan pusat, pihaknya pun

harus membangun atau menambah tangki dan dispenser satu lagi.



"Kami sekarang mulai menyelesaikan pembangunannya. Tangki timbun dan

dispensernya masing-masing satu," kata Sukamto, Kamis (27/8/2015).

Selama ini, SPBU yang dikelolanya memiliki tiga tangki timbun dan tiga

dispenser. Semuanya telah digunakan untuk menampung BBM solar, premium

dan pertamax. Dengan menambah satu tangki dan dispenser, harapannya

dapat untuk menampung pertalite yang masuk Kulonprogo.



"Kami bangun berkapasitas 15 ribu liter," ujarnya.(*)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results