Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Monday, June 29, 2015

Mancing Bersama di Polres Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Acara mancing bersama di kompleks

Mapolres Kulonprogo, Sabtu (27/6/2015), berlangsung cukup meraiah.

Setidaknya 300 peserta dari berbagai daerah datang menjadi peserta

mancing bersama yang digelar dalam peringatan HUT ke 69 Bhayangkara

tersebut.

Panitia dari Polres Kulonprogobahkan menebar sekitar 200 kilogram ikan

pada kolam yang disediakan untuk mancing bersama. Selain ikan lele

yang ditebar, di kolam itu juga telah ada ikan hasil budidaya Polres

Kulonprogosejak lama.

Suasana acara pun terasa begitu meriah. Para peserta berlomba

mendapatkan ikan dengan antusiasme tinggi meski Sabtu siang itu terasa

terik.

Mengusung misi agar terjaga kemitraan antara masyarakat dan Polri,

silaturahmi yang terjalin di lokasi pun tampak gayeng.

Seorang peserta dari Kokap, Susanto, mengatakan acara tersebut tepat

untuk mengisi waktu sembari menunggu waktu berbuka puasa. Selain itu,

dia juga cukup tertarik untuk mendapatkan hadiah berupa perangkat

elektronik dari panitia. "Yang jelas sangat menghibur. Kalau

berkelanjutan acara seperti ini malah bagus bisa akrab masyarakat dan

Polri," ungkapnya.

Dia sebagai masyarakat menyatakan siap untuk kerjasama dengan

kepolisian dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan.

Jika memiliki informasi terkait tindak kejahatan, Susanto mengaku

bersedia untuk menginformasikannya kepada polisi.

Kapolres Kulonprogo, AKBP Yulianto, mengaku sengaja memilih acara

mancing bersama karena di Kulonprogoternyata banyak yang hobi mancing.

Melalui kegiatan itu, harapannya dapat mengakomodasi ketertarikan

masyarakat. "Kebetulan Polres punya kolam sendiri untuk dimanfaatkan,"

kata Kapolres.

Tidak hanya keasyikan mancing bersama, pada moment tersebut panitia

juga menyediakan hadiah menarik. Meski demikian, panitia tidak

memungut biaya bagi peserta yang mendaftar mancing bersama.

"Luar biasa antusiasmenya. Mereka bisa sekaligus ngabuburit dan

menunggu waktu buka," katanya. Menjelang sore usai gelar mancing

bersama, panitia juga membuka acara menangkap ikan bersama di salah

satu kolam di Polres. Mereka turun langsung ke dalam kolam dan

ramai-ramai menangkap ikan.

Kegiatan itu diharapkan dapat meningkatkan kerjasama antara masyarakat

dan Polri dalam memberantas kejahatan, menjaga keamanan wilayah

Kulonprogo.

"Ketika masyarakat menaruh kepercayaan kepada Polri, informasi apapun

akan masuk. Kami harap melalui kegiatan dapat ini menjalin hubungan

baik," ujarnya.( Tribunjogja.com)
Share:

Ditemukan Obat Kadaluwarsa Masih Beredar

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Razia rutin yang digelar petugas gabungan

Pemkab Kulonprogo terhadap produk kadaluwarsa, berbahaya dan tak layak

konsumsi, nampaknya belum meningkatkan kesadaran pedagang. Saat

merazia sejumlah toko kelontong dan minimarket di wilayah Kecamatan

Temon, Senin (29/06/2015), petugas masih menemukan belasan produk

makanan dan obat-obatan kadaluwarsa. Beberapa di antaranya bahkan

telah melewati masa kadaluwarsa dalam hitungan tahun.

Koordinator Lapangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Satpol PP

Kulonprogo, Debbie Hutabarat mengungkapkan, produk obat-obatan

kadaluwarsa langsung diamankan pihaknya karena dinilai berbahaya.

Pasalnya, produk ini sudah kadaluwarsa sejak beberapa tahun terakhir,

bahkan ada yang sejak tahun 2008. "Jenisnya balsam dan obat salep.

Sesuai aturan, barang yang masa kadaluwarsanya lebih dari tiga bulan

harus diamankan," tegas Debbie.

Selain obat-obatan, dalam razia di area pertama petugas juga menemukan

produk lain yang sudah kadaluwarsa seperti sabun bayi, bumbu racik

instan, juga kosmetik yakni bedak tabur. Di area kedua, petugas

menemukan produk kadaluwarsa lainnya yakni beberapa botol saos tomat,

satu kardus susu bubuk bayi dan beberapa bungkus susu bubuk sachets.

"Namun yang kedua, masa kadaluwarsanya belum terlalu lama. Kami tidak

memberikan sanksi, hanya memberikan penyuluhan dan meminta pemilik

toko untuk mengecek dagangan secara berkala," jelasnya.

Ditambahkan Debbie, razia rutin tersebut merupakan penegakan UU Nomor

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan serta UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Razia

produk kedaluwarsa juga dilakukan untuk mengawasi peredaran produk

makanan dan minuman menjelang Lebaran. "Petugas gabungan yang terlibat

terdiri dari dari Satpol PP, Disperindag ESDM dan Diskepenak

Kulonprogo," katanya.

Sementara itu, pemilik toko kelontong tempat ditemukan produk

kadaluwarsa, Satibi menyampaikan, produk yang sudah melewati masa

berlaku tersebut sudah disisihkan dari etalase. Ia mengaku tidak

pernah mengawasi pengecekan barang yang dilakukan karyawan secara

langsung. "Salep dan balsam itu sebenarnya sudah saya pisahkan, tapi

malah ada di etalase lagi," sesalnya.(Unt)
Share:

Karena hal ini, Bupati Hasto 'Mangkel'

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Adanya warga masyarakat yang� membuang

sampah sembarangan di Jembatan Giripeni, membuat Bupati Kulonprogo dr

H Hasto Wardoyo SpOG (K) jengkel. Padahal Pemkab Kulonprogo saat ini

sedang berbenah mewujudkan Kota Wates menjadi kota yang indah, nyaman,

bersih dan sehat.

"Saya memang gemas, jengkel, karena Jembatan Giripeni yang

menghubungkan Wates dan Giripeni ini dikotori oleh warga masyarakat

yang tidak bertanggung jawab. Saat ini kita sedang berbenah-benah di

Kota Wates, malah warga masyarakat seenaknya membuang sampah di

sungai," kata Hasto yang dalam sidak diikuti Kepala Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) kebersihan dan Pertamanan DPU Tony SIP, Kepala

Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Ir Suharjoko MT, dan tokoh masyarakat

setempat drh Sabar Widodo.

Hasto begitu melihat banyak di sungai, langsung minta untuk

ditindaklanjuti oleh instansi terkait. "Sampah di sungai/jembatan ini

memalukan sekali. Saya harapkan kepada warga masyarakat untuk tidak

membuang di jembatan ataupun di tempat-tempat sembarang lainnya.

Karena sampah sumber penyakit, maka saya minta untuk menindaklanjuti

dengan membuat kelompok swadaya masyakat (KSM) dan minta kepada

Pemerintah Desa Giripeni untuk memperhatikan KSM, masyarakat yang

mengelola sampah. Kepada masyarakat diimbau jangan membuang sampah

sembarangan, kita ciptakan Kota Wates meskipun kecil tapi nyaman,

bersih, dan sehat," tandas Hasto.

Sementara itu, Kepala UPTD Kebersihan dan Pertamanan DPU Kulonprogo

Tony SIP mengatakan berdasar informasi, orang yang membuang sampah

diduga dilakukan pada malam hari. Dan warga setempat juga ingin

menangkap orang yang membuang sampah tersebut, namun hingga saat ini

belum kena.

"Tadi KLH akan segera memasang spanduk peringatan untuk tidak membuang

sampah di sungai/jembatan. Sedangkan untuk pembentukan KSM, sebenarnya

di Kota Wates sudah mempunyai KSM yakni KSM Melati dan Pengasih juga

ada," ujarnya.(Wid)
Share:

Bupati Safari Subuh di Lokasi Bandara

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo

SpOG(K), Minggu (28/6/2025) melaksanakan Safari Subuh di lokasi

rencana akan dibangun bandara di Masjid Faqih Pedukuhan Dukuh Desa

Sindutan Kecamatan Temon.

Hasto mengungkapkan Safari Subuh sebenarnya dilakukan sama seperti

Safari Tarawih. Tapi dalam Safari Subuh memerlukan energi tersendiri,

bangun lebih awal, sahur dan menuju lokasi. Safari Subuh di Sindutan

ini merupakan yang kedua, setelah sebelumnya dilaksanakan pula di

wilayah calon bandara yang lain di wilayah Temon. "Alhamdulillah

jamaah Subuh di Sindutan cukup banyak. Safari Subuh dilakukan pula ke

tempat yang lain, tidak hanya calon lokasi bandara," kata Bupati.

Bupato menyatakan dengan Safari Subuh ini pihaknya ingin menjalin

silaturahmi dan ukhuwah kebersama sesama warga masyarakat yang merasa

memiliki, yakni kesamaan untuk ingin memajukan dan mengembangkan

Kulonprogo.

Bupati dalam kesempatan itu mensosialisasikan tiga peraturan daerah

(perda) yang akan dan sudah disahkan oleh DPRD Kulonprogo. Yakni Perda

Pemilihan Dukuh, Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Perda Larangan

Hiburan Malam. Dalam Perda Pemilihan Dukuh, Kulonprogo merupakan

satu-satunya kabupaten yang membuat perda tentang pengisian perangkat

daerah, yakni tidak pilihan langsung, dan ini menjebol tatanan yang

lama.(Wid)
Share:

Sunday, June 28, 2015

Banyak Orang Buang Sampah di Sungai Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Sebuah pesan singkat berisi laporan

banyaknya sampah dan pencemaran di kawasan sungai di bawah Jembatan

Giripeni membuat Bupati Hasto Wardoyo penasaran.

Minggu (28/6/2015), Bupati Kulonprogolangsung mengajak jajaran DPU dan

KLH untuk melakukan inspeksi ke lokasi.

Pemandangan di bawah Jembatan Giripeni itu persis seperti isi pesan

singkat yang diterimanya.

Bupati geram dan kecewa karena masih saja ada orang tak

bertanggungjawab yang membuang sampah sembarang ke sungai. Dia

memerintahkan instansi terkait untuk segera menindaklanjutinya.

Kabid Pertamanan dan Kebersihan DPU Kulonprogo, Tonny, merupakan salah

seorang yang ikut dalam inspeksi tersebut. Menurutnya, bupati

mendapatkan pesan singkat tersebut dari warga Giripeni.

"Isinya melaporkan ada pencemaran SungaiGiripeni. Ironisnya

sampah-sampah itu diduga bukan dari warga Giripeni," kata Tony. Sesuai

laporan itu, menurutnya, aksi membuang sampah oleh orang tak

bertanggungjawab dilakukan pada malam hari. Pelapor melihat ada orang

datang dari arah selatan dan membuang sampah ketika sampai di jembatan

itu ketika malam.

Menurutnya, warga Giripeni sebenarnya memiliki KSM pengelolaan sampah

dan mengelolanya dengan baik. Sayangnya, ulah orang tak

bertanggungjawab telah mengotorinya.

"Nanti akan ada pengawasan ketat dari warga agar pelakunya dapat

ditangkap," katanya.

Bupati Hasto mengaku kecewa dan geram dengan pemandangan kumuH di

jembatan tersebut.

Selain karena ada ulah orang tak bertanggungjawab, kotornya sungai itu

sangat disayangkan karena jembatan itu merupakan penghubung wilayah

kota.

Hasto mengatakan permasalahan itu agar segera ditindaklanjuti. Selain

merusak pemandangan, menumpuknya sampah di sungai menjadi sumber

penyakit.

"KSM pengelola sampah harus dioptimalkan," jelasnya.( Tribunjogja.com)
Share:

Ikan Asin Berformalin Ditemukan Lagi

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Ikan asin berformalin ditemukan lagi oleh

Satpol PP bersama Tim Terpadu di Pasar Jombokan di Tawangsari

Pengasih dan Pasar Temon, Kamis (25/6/2015). Di Pasar Jombokan,

petugas menemukan sekitar 4 ons ikan asin berformalin dari satu

pedagang, yakni ikan asin jenis sero (2,5 ons), teri nasi 1 ons, dan

kacangan hampir 1 ons. Di Pasar Temon didapati 5 kilogram ikan asin

kacangan dari satu pedagang.

"Ikan asin berformalin di Pasar Jombokan disita petugas untuk

dimusnahkan, sebab kandungan formalinnya tinggi mencapai 100 ppm.

Sedangkan yang di Pasar Temon, pedagangnya diminta supaya tidak

menjualnya dan dikembalikan pada distributor," kata Kasi Penegakan

Perundang-undangan Daerah Satpol PP Kulonprogo, Qumarul Hadi.

Dikatakan Qomarul, ikan asin berformalin (bahan yang biasa dipakai

mengawetkan mayat), kebanyakan berasal dari luar daerah. "Agar bisa

ditindaklanjuti, kami akan melakukan koordinasi dengan Pemda DIY.

Bulan Ramadan ini pengawasan dan perlindungan konsumen lebih

diintensifkan yakni dilakukan 10 kali operasi terpadu, dan pengawasan

secara mandiri dari SKPD, total lebih dari 20 kali operasi," ujarnya.

Selain ikan asin, petugas juga mengambil sampel sejumlah makanan dan

minuman yang ditengarai memakai pewarna bukan makanan (rodamin b atau

teres). Di antaranya kerupuk, rengginan, minuman cendol, pacar cina,

dan bakso yang diduga berformalin/boraks. Makanan dan minuman yang

dicurigai tersebut bercirikan warna menyala.(Wid)
Share:

Saturday, June 27, 2015

Menteri Agraria Sarankan RTRW Permukiman Kulonprogo Diubah

Metrotvnews.com, Jakarta:Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry

Mursyidan Baldan menyarankan pemerintah Yogyakarta mengubah rencana

tata ruang wilayah untuk menemukan solusi membangun Bandara

Kulonprogo.

"Yang harus kita buat adalah RTRWyang diperlukan untuk membuat sebuah

areal permukiman, bukan RTRW untuk membuat bandara," kata Kepala Badan

Pertahanan Nasional itu, ditemui usai buka puasa bersama, di Jakarta,

Kamis (25/6/2015).

Ia menambahkan persoalan saat ini bukan lagi pada penentuan lokasi

untuk membangun Bandara Kulonprogo. "Yang menjadi persoalan justru ke

mana warga (yang terdampak) akan dipindah," jelasnya.

Kalau relokasi dilakukan ke daerah permukiman, maka tak akan menjadi

persoalan. Sebaliknya, jika direlokasi ke lahan yang tak diperuntukan

bagi permukiman, itu yang bermasalah. "Nah, di sini kami menyarankan

untuk mengubah RTRW yang ada menjadi RTRW permukiman," katanya.

Pada Selasa, 23 Juni, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta

memenangkan gugatanwarga Kulonprogo. Gugatan tersebut terkait surat

keputusan Gubernur DIY yang keluar pada 31 Maret 2015 mengenai Izin

Penatapan Lahan (IPL) pembangunan bandara di Kabupaten Kulonprogo.

"Memutuskan mengabulkan gugatan mengenai Keputusan Gubernur DIY

terkait IPL pembangunan bandara di Kulonprogo," kata Hakim Ketua Indah

Triharyanti dalam persidangan di PTUN Yogyakarta.

Majelis hakim berpendapat, IPL mengenai rencana pembangunan bandara

itu dianggap bertentangan dengan asas kepentingan umum. Sebab, dalam

aturan yang tercantum pada RTRW Jawa-Bali dan RTRW Nasional, tidak

tercantum wilayah Kulonprogo bisa dibangun bandara.

(UWA )



kiriman ini diarsipkan di:



http://infokwkp.blogspot.com
Share:

DPD Desak Sultan Tetap Bangun Bandara Baru

Metrotvnews.com, Yogyakarta:DPD RI mendesak Pemerintah Yogyakarta

membangun bandara baru. Alasannya, Bandara Adisutjipto dianggap sudah

terlalu sibuk dan melebihi kapasitas penerbangan.



"Tadi kita mau mendarat harus muter-muter 20 menit terlebih dahulu.

Ini kan tidak efisien. Jadi, saya pikir sudah sangat mendesak.

Contohnya, parkir pesawat kan mestinya 14 dan baru bisa tujuh pesawat.

Kita dorong kepada pemerintah untuk segera bangun," ujarnya Ketua

Komite II DPD RI, Parlindungan Purba, saat berkunung ke Bandara

Adisutjipto, Yogyakarta, Rabu (24/6/2015).

Menurut Parlindungan, bandara merupakan salah satu kunci dari

perekonomian daerah. Terlebih, Yogyakarta memiliki potensi pariwisata

yang menjadikan mobilitas orang yang datang cukup tinggi.



Terkait masalah hukum, pihaknya mempersilakan Pemerintah Yogyakarta

untuk menyelesaikan. Parlindungan mengklaim sudah bertemu dengan warga

Kulonprogo penolak pembangunan bandara dan tim yang akan membangun

bandara.



"Empat sampai lima bulan kita akan ke Kulonprogo. Kita sudah mendengar

mereka dan proses hukum kita tidak campuri," ujarnya.

Pihaknya menyarankan Pemerintah Yogyakarta memberikan ganti rugi yang

sesuai kepada warga penolak pembangunan bandara di Kulonprogo.

Menurutnya, diperlukan pendekatan khusus dan humanis agar proses

pembangunan bandara dapat berjalan.



Sebelumnya, Selasa (23/6/2015) kemarin, Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Yogyakarta mengabulkan gugatan warga Kulonprogo yang tergabung

dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) terhadap Izin Penetapan Lokasi (IPL)

Bandara di Temon, Kulonprogo.

Sidang yang dipimpin Majelis Hakim Indah Tri Haryanti menyatakan

pembangunan bandara tidak ada dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Nasional dan Provinsi. Majelis hakim memutuskan SK Gubernur Nomor

68/KEP/2015 tentang IPL Pembangunan Bandara gugur dan dibatalkan.

Majelis hakim juga memerintahkan Gubernur Yogyakarta mencabut SK yang

dikeluarkan pada 31 Maret itu.

(UWA )

kiriman ini diarsipkan di:



http://infokwkp.blogspot.com



http://kwkp.blogspot.com
Share:

Perajin Kulon Progo keluhkan sepinya kunjungan wisatawan

Kulon Progo (ANTARA News) - Perajin serat alam Desa Wisata Salamrejo

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan sepinya

kunjungan wisatawan sehingga menyebabkan permintaan kerajinan di

showroom sepi.

Pj Kepala Desa Salamrejo Surana di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan Desa

Wisata Salamrejo mendapat dukungan dari Lembaga Bimbingan Kerja (LBK)

dan pemkab dengan mendapat bantuan kios pemasaran beserta pendopo yang

disebut Bale Langit.



"Kios disediakan secara cuma-cuma, tapi kalau hanya mengandalkan buka

kios setiap hari, perajin bisa langsung gulung tikar, tidak punya

penghasilan. Kunjungan wisatawan sangat minim," kata Surana.



Ia mengatakan perajin menjual hasil kerajinannya di rumah. Mereka

membuat showroom sendiri. Sehingga wisatawan yang menginginkan

kerajinan bisa langsung ke rumah perajin.



"Sejauh ini, wisatawan yang berkunjung masih sebatas tamu dari

dinas-dinas, misalnya kunjungan studi banding dari daerah lain.

Wisatawan yang secara khusus untuk berkunjung belum ada," katanya.



Padahal, kata Surana, Pemerintah Desa Salamrejo dan pelaku kerajinan

telah mempromosikan melalui media sosial atau promosi dengan bekerja

sama dengan pelaku biro perjalanan.



"Promosi melalui biro perjalanan dan melalui media sosial belum

efektif untuk mendongkrak kunjungan wisatawan di Desa Wisata

Salamrejo," katanya.



Ia mengatakan perajin serat alam sendiri memasarkan kerajinannya

secara online dan bekerja sama dengan pihak ketiga seperti buyer.

Perajin membuat kerajinan sesuai permintaan," katanya.



Anggota DPRD Kulon Progo dari Fraksi PKS Ajrudin Akbar mengatakan

perajin perlu mendapat pendampingan dan pembinaan dari Dinas Koperasi

dan UMKM serta Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

(Disbudparpora) dalam memasarkan kerajinannya dan mempromosikan

potensi wisatanya.



"Jangam sampai mereka dibiarkan tanpa pendampingan. Kalau perlu,

mereka dibantu pemasarannya dan fasilitas penunjang lainnya," katanya.



Editor: B Kunto Wibisono



kiriman ini diarsipkan di:

http://infokwkp.blogspot.com

http://kwkp.blogspot.com
Share:

17 Desa Dapat Hibah Buku

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sebanyak 17 Perpustakaan Desa (Perpusdes)

di Kulonprogo mendapatkan hubah buku dari Badan Perpustakaan dan Arsip

DIY dalam rangka pengembangan dan pengelolaan perpustakaan. Dengan

bantuan tersebut, maka seluruh desa di Kulonprogo (87 desa) telah

memiliki perpustakaan desa.



Bantuan Hibah ke-17 perpusdes berupa buku bacaan sejumlah 600

eksemplar, 2 Rak buku, buku inventaris dan paket alat tulis kantor

(ATK). Sebanyak 17 desa pada enam kecamatan yang mendapatkan

distribusi bantuan buku masing-masing, Desa Jatimulyo dan Purwosari

(Kecamatan Girimulyo), Desa Banjaroya (Kalibawang), Desa Karangsari

dan Sidomulyo (Pengasih). Selain itu Desa Cerme, Pleret, Tayuban,

Bugel (Panjatan), Desa Kebonharjo dan Purwoharjo (Samigaluh), Desa

Kalidengen, Jangkaran, Kaligintung, Kedundang, Kulur dan Temon Kulon

(Temon).



"Hibah buku tersebut bertujuan untuk mengembangkan perpusdes di

seluruh wilayah DIY. Dengan adanya bantuan ke-17 perpustakaan desa

ini, seluruh desa di kulonprogo telah memiliki perpusdes," kata Kepala

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kulonprogo, Ir Supriyo di Wates,

Sabtu (27/06/2015).



Dijelaskan Supriyo, selain bantuan berwujud barang, BPAD DIY akan

memberikan pula pelatihan berupa Bimbingan Teknis (bimtek) Pengelola

Perpustakaan Desa. "Bimtek diharapkan ada kader-kader pustakawan di

desa yang mampu mengelola, melestarikan bahan pustaka, serta

memasyarakatkan minat dan budaya membaca di desanya," ujarnya.



Pengembangan perpusdes di Kulonprogo juga melibatkan Perpusda dalam

hal bimbingan, pembinaan, pendampingan dan pelatihan. Perpusdes ini

diharapkan akan mampu menambah informasi, wawasan, pengetahuan dan

ikut mencerdaskan masyarakat.(Wid)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results