TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Gedung perpustakaan dan beberapa ruang
kelas SDN 1 Samigaluh terancam longsor. Pasalnya, bagian talut
penyangga gedung tersebut sudah dalam kondisi ambrol sejak Februari
2015 lalu.
Kepala SDN 1 Samigaluh, Tri Rahayu, mengatakan talut penyangga
sejumlah bangunan ruang sekolah itu ambrol saat musim hujan pada
Februari lalu. Meski talut itu sudah permanen, namun hujan deras saat
itu akhirnya merusaknya hingga ambrol sebagian.
Selain mengancam gedung di atasnya yang ikut longsor, material
ambrolnya talut juga mengarah ke jalan utama yang sehari-hari dilewati
para siswa saat datang dan pulang sekolah. Kerusakan talut semakin
parah karena tidak segera mendapat penanganan serius.
"Sejauh ini kami hanya bisa mengimbau anak-anak agar berhati-hati.
Tapi mereka kan anak-anak jadi masih sering bermain di area itu,"
katanya, Kamis (6/8/2015).
Pada Februari lalu, pascaambrolnya talut tersebut pihak sekolah
langsung melaporkannya baik secara lisan maupun tertulis kepada
sejumlah instansi terkait. Meski kemudian langsung dilakukan
peninjauan petugas, ternyata sampai saat ini belum ada penanganan.
Kepala sekolah kini berpikir keras harus bagaimana untuk mengatasi
masalah tersebut. Jika dapat mengajukan permohonan bantuan, dia kini
masih kebingungan harus melayangkan proposal ke instansi mana.
Terlebih, saat ini kondisi pagar perpustakaan di atas talut itu juga
ikut rusak karena lama tak tertangani.(*)
Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
kelas SDN 1 Samigaluh terancam longsor. Pasalnya, bagian talut
penyangga gedung tersebut sudah dalam kondisi ambrol sejak Februari
2015 lalu.
Kepala SDN 1 Samigaluh, Tri Rahayu, mengatakan talut penyangga
sejumlah bangunan ruang sekolah itu ambrol saat musim hujan pada
Februari lalu. Meski talut itu sudah permanen, namun hujan deras saat
itu akhirnya merusaknya hingga ambrol sebagian.
Selain mengancam gedung di atasnya yang ikut longsor, material
ambrolnya talut juga mengarah ke jalan utama yang sehari-hari dilewati
para siswa saat datang dan pulang sekolah. Kerusakan talut semakin
parah karena tidak segera mendapat penanganan serius.
"Sejauh ini kami hanya bisa mengimbau anak-anak agar berhati-hati.
Tapi mereka kan anak-anak jadi masih sering bermain di area itu,"
katanya, Kamis (6/8/2015).
Pada Februari lalu, pascaambrolnya talut tersebut pihak sekolah
langsung melaporkannya baik secara lisan maupun tertulis kepada
sejumlah instansi terkait. Meski kemudian langsung dilakukan
peninjauan petugas, ternyata sampai saat ini belum ada penanganan.
Kepala sekolah kini berpikir keras harus bagaimana untuk mengatasi
masalah tersebut. Jika dapat mengajukan permohonan bantuan, dia kini
masih kebingungan harus melayangkan proposal ke instansi mana.
Terlebih, saat ini kondisi pagar perpustakaan di atas talut itu juga
ikut rusak karena lama tak tertangani.(*)
Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com