Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Tuesday, August 25, 2015

Kulon Progo Akan Kerja Sama dengan Swasta Sediakan Bus Wisata ke Bukit Menoreh

Kulon Progo- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY), akan menggandeng pihak swasta menyediakan bus

perintis melayani rute menuju objek wisata, khususnya kawasan Bukit

Menoreh.



Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan, sampai saat ini,

pihaknya belum menyediakan bus khusus bagi wisatawan.

"Kami akan mengajak pihak swasta untuk menyediakan sarana transportasi

menuju objek wisata," kata Hasto, di Kulon Progo, Selasa (25/8).

Ia mengakui bus-bus besar tidak bisa lewat di kawasan Bukit Menoreh,

karena sempitnya jalan dan kondisinya berbukit-bukit, sehingga

membahayakan keselamatan.



Namun Hasto berjanji akan memperbaiki infrastruktur secara bertahap,

sesuai program Bedah Menoreh, sesuai ketersediaan anggaran.



"Saat ini, kami fokus memperbaiki infrastruktur jalan supaya mudah

diakses masyarakat dan wisatawan. Kami optimistis, infrastruktur jalan

yang baik akan mendorong percepatan pertumbuhan wisata," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kulon Progo, Astungkoro mengatakan,

rencananya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) akan menggandeng pihak ketiga

menyediakanshuttle busuntuk mengangkut penumpang ke objek wisata.



Menurutnya, objek wisata di wilayah selatan tidak membutuhkanshuttle

buskarena infrastruktur jalannya sudah memadai dan bagus. Hal ini

berbeda dengan wilayah utara, yang infrastrukturnya perlu segera

diperbaiki, sehingga perlushuttle busperintis.



"Kami merencanakan, pengangkutan wisatawan menuju objek wisata wilayah

utara menggunakan bus kecil. Kalau bus pariwisata ukuran besar akan

berbahaya," katanya.



Terkait penggunaan dana keistimewaan (danais) untuk pembiayaan

pengadaan bus, menurut Astungkoro, bisa dilaksanakan. Namun demikian,

semua tergantung Kementerian Keuangan.

"Kami berusaha mengakses dana dari berbagai sumber, termasuk danais.

Kami tidak menggantungkan pembangunan infrastruktur ataupun sarana

prasarana objek wisata dengan danais. Kami masih mempelajari ketentuan

penggunaan danais," katanya.

/FAB



"Antara"





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kecanggihan IT Belum Banyak Dimanfaatkan Pelaku UMKM

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Belum banyak Pelaku usaha mikro kecil

menengah (UMKM) di Kabupaten Kulonprogo yang memanfaatkan kemajuan

teknologi informasi (TI) untuk memasarkan produknya. Padahal salah

satu kelemahan yang masih dialami oleh UMKM dalam mengembangkan

usahanya adalah lemahnya pangsa pasar produk.



Demikian dikatakan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

(BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan SIP MSi ketika membuka "temu usaha

pelaku UMKM", di RM Nggirli, Senin (24/8/2015). Diakui Agung, memang

sudah ada beberapa yang melakukan pemasaran lewat facebook, seperti

desa wisata, batik, dan lainnya. "Namun ketika ditanya apakah ada yang

memakai media online dalam pemasaran ataupun transaksi, ternyata

tidak ada," ujarnya.



Pembicara yang tampil Latri Wihastuti SE MSc dari Departemen Ekonomika

dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM tentang pemanfaatan internet/toko online

untuk kemajuan bisnis UMKM dan Jogja, serta PT Jogja Media Net dengan

materi mengakses jaringan pemasaran online.

Agung menuturkan, keberadaan internet menjadi salah satu akses bagi

para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. "Mudahnya sistem

pemasaran di internet dan luasnya jangkauan pasar online membuat para

pelaku usaha menjadikan internet sebagai solusi tepat untuk menunjang

perkembangan usahanya," kata Agung.



BPMPT memberikan dukungan bagi pelaku usaha, agar bisa meningkatkan

kapasitas, tidak hanya produksi tapi pemasarannya. Namun pada

kesempatan ini lebih difokuskan pemanfaatan perkembangan jaringan

internet. "Apalagi ke depannya akan dibangun beberapa mega proyek yang

otomatis akan berpengaruh terhadap perkembangan UMKM di Kulonprogo,"

imbuhnya.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com

http://wong-lendah.blogspot.com
Share:

Monday, August 24, 2015

BANDARA KULONPROGO : Petani Gugat Perda Tata Ruang Kulonprogo

Harianjogja.com, JOGJA-Para petani yang terdampak rencana pembangunan

bandara internasional di Kulonprogo, menggugat peraturan daerah

(Perda) Nomor 1/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Kulonprogo. Mereka menganggap perda tata ruang Kulonprogo

bertentangan dengan peraturan di atasnya.



"Kami melakukan Judicial Review Perda Tata Ruang Kulonprogo. Surat

gugatan sudah didaftarkan ke Mahkamah Agung pada 19 Agustus, lalu,"

kata Kuasa Hukum Petani Kulonprogo, Hamzal Wahyudin kepada Harian

Jogja, Minggu (23/8/2015).



Hamzal yang biasa disapa Dindin mengungkapkan, surat gugatan perda

tata ruang Kulonprogo didaftarkan langsung oleh para petani yang

tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) dan didampingi oleh Lembaga

Bantuan Hukum (LBH) Jogja.



"Sebanyak 134 petani yang melakukan gugatan perda tata ruang

Kulonprogo, yang diwakili 18 petani," kata dia.



Dindin memaparkan, ada sejumlah poin yang mendasari petani melakukan

judicial review, di antaranya adalah Pasal 11 huruf C juncto Pasal 18

Perda Tata Ruang Kulonprogo 2012-2032. Dalam perda tersebut,

menurutnya, memuat soal transportasi udara, yang kemudian menjadi

dasar Pemerintah Kulonprogo membangun bandara baru.



Dindin menyatakan, perda itu jelas bertentangan dengan Perda RTRW DIY

Nomor 2/2010, yang hanya menyebut pengembangan bandara Adisucipto.

"Dan bertentangan dengan tata ruang nasional mau pun tata ruang

wilayah Jawa-Bali," tandas Dindin.

Direktur LBH Jogja ini menambahkan, setelah mendaftarkan judicial

review perda tata ruang Kulonprogo, para petani dan LBH Jogja juga

menyambangi Komisi Yudisial di Jakarta. Dindin berharap lembaga

pengawas hakim dan peradilan itu ikut memantau proses pengadilan

gugatan perda tata ruang dan proses kasasi di Mahkamah Agung.



Sebelumnya, para petani Kulonprogo ini sudah berhasil menggugat ijin

penetapan lokasi (IPL) bandara Kulonprogo yang dikeluarkan Gubernur

DIY melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jogja. Putusan hakim

PTUN yang membatalkan IPL bandara ini digugat kembali oleh Pemda DIY

dengan upaya kasasi ke MA.



Upaya kasasi Pemda DIY kembali dilawan oleh petani, dengan mengajukan

kontra memori kasasi ke MA. Saat ini proses sidang kasasi masih

berlangsung di MA. Dindin meyakini upaya petani mempertahankan

hak-haknya bakal dikabulkan pengadilan baik dalam kasasi mau pun

judicial review perda tata ruang Kulonprogo.

Kepala Biro Hukum, Sekretariat Daerah, Pemda DIY, Dewa Isnu Broto Imam

Santoso mengatakan, pihaknya masih menunggu putusan MA atas kasasi

yang diajukannya. "Sampai saat ini belum ada putusan," kata Dewa, 14

Agustus lalu.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Sunday, August 23, 2015

Kulonprogo Pasok 3.000 Ton Beras untuk Bulog

Bisnis-com, KULONROGO-Hingga Juli lalu, Kabupaten Kulonprogo sudah

menyuplai sekitar 3.000 ton kepada Bulog untuk dialokasikan sebagai

beras miskin (raskin). Meski demikian, para petani masih harus bekerja

keras untuk memenuhi permintaan Bulog yang sebenarnya mencapai 7.000

ton.



Hal tersebut diungkapkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo,

dikonfirmasi pada Sabtu (22/8/2015). "Meski belum 100 persen, ini

adalah komitmen petani melawan beras dari luar negeri," kata Hasto.



Hasto memaparkan, Kulonprogo tetap bertekad mengganti raskin dengan

beras daerah (rasda) meski banyak pihak yang meragukannya. Pemkab

Kulonprogo merangkul gabungan kelompok tani (gapoktan) agar secara

bertahap menggeser suplai beras dari Vietnam dan India kepada Bulog

yang selama ini dialokasikan untuk program raskin.



"Memang belum bisa diganti rasda semua tapi kabupaten lain malah belum

sama sekali," ucapnya.

Hasto juga mengatakan, penggantian rasda untuk raskin di Kulonprogo

telah dijadikan proyek percontohan oleh pemerintah pusat. Program itu

akan diukur efektivitasnya dan bagaimana jika konsep serupa diterapkan

di daerah lain. "Kulonprogo jadi pilot project sejak Juli sampai

Desember. Nanti kita evaluasi bersama," ujar Hasto.



Hasto kemudian kembali mengingatkan, akhir tahun nanti Indonesia akan

diserbu produk-produk luar negeri, termasuk beras, yang bisa jadi

harganya jauh lebih murah. "Vietnam berasnya sangat murah dan bisa

datangkan beras ke Balikpapan hanya dalam empat jam. Padahal kalau

kita kirim dari Surabaya bisa empat hari," paparnya.



Menurut Hasto, Indonesia bisa jadi langsung kalah jika menghadapi

perdagangan bebas dengan teknologi. Solusi alternatif yang paling

mungkin dilakukan adalah melawannya dengan ideologi, yaitu cinta

produk dalam negeri. "Kalau beli beras sendiri, nanti uangnya lari ke

petani kita juga," ungkap Hasto.



Sementara itu, Ketua Asosiasi Gapoktan Kulonprogo, Margiono

mengatakan, kebutuhan beras setiap bulan sebenarnya relatif sama.

Namun, produksi dari hasil panen cenderung tidak stabil.



"Panen raya kemarin hanya mencapai 60 persen dari target karena

kebanjiran. Di sisi lain, saat ini petani disulitkan dengan kekeringan

karena masa tanam duanya gaka mundur," ucap Margiono.



Margiono berpendapat, infrastruktur pengairan irigasi perlu dibenahi

agar Kulonprogo bisa memenuhi permintaan Bulog. Kualitas irigasi

dinilai menjadi salah satu kebutuhan paling krusial bagi keberhasilan

panen.



"Selama ini airnya susah dibuang saat banjir sehingga tanaman banyak

yang mati. Sebaliknya saat kekeringan, petani harus menunggu lama

untuk airnya," jelasnya.



Editor : Nina Atmasari



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Saturday, August 22, 2015

Inilah Hasil Tes Tertulis Bakal Calon Kades Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Enam bakal calon kepala desa di

Banjararum Kalibawang harus melalui jalur seleksi tertulis sebelum

ditetapkan sebagai calon yang maju dalam Pilkades Serentak Kulonprogo

pada 20 September mendatang. Dari enam orang tersebut, dikerucutkan

menjadi lima peserta bakal calon.



Kepala Badan Pemberdayaan masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan

KB (BPMPDPKB) Kulonprogo, Sri Utami, menyampaikan bahwa tes bagi enam

orang itu digelar Kamis (20/8/2015).



Berdasarkan tes sejak pagi hingga siang, diperoleh nilai yang

menentukan lima orang sebagai bakal calon kades.

"Hasilnya peringat pertama adalah Sunaryo, lalu kedua Suyono, Warudi,

Barick Sulisyo, Dahlan dan Tugiran. Yang peringkat satu sampai lima

berhak ikut pilkades," kata Sri Utami, Kamis.

Tes tertulis itu dilakukan melalui kerjasama dengan Pusat Pengembangan

Kerjasama dan Kebijakan (PPKK) Fisipol UGM.

Sri Utami mengatakan materi tes antara lain ilmu mengenai Pancasila,

UUD, pemerintahan daerah, Bahasa Indonesia dan muatan

lokal.Pelaksanaan tes tersebut membuktikan bahwa minat masyarakat

dalam pilkadesserentak cukup tinggi. Semula dalam tahapan awal memang

sempat ada beberapa desa yang memperpanjang masa pendaftaran.



Hal itu karena sampai pendaftaran ditutup belum terpenuhi jumlah bakal

calon kadesnya.



"Namun setelah perpanjangan justru peminatnya banyak. Malah ini lebih

dari lima sehingga harus dites untuk diambil lima orang," lanjutnya.

Kabid Pemerintahan Desa, Sugimo, mengatakan pelaksanaan pilkadesmemang

minimal harus diikuti dua orang calon.



Namun sebagaimana terjadi di Banjararum, jika peserta yang mendaftar

lebih dari lima maka harus disaring melalui tes tertulis.



"Lima peserta telah terpilih sesuai peringkat hasil tesnya," katanya.

Selain pendaftar dari masyarakat biasa, dalam tahapan pilkades

serentak tahun ini ternyata juga terdapat lima orang akan maju

pilkades dari kalangan PNS.Selain itu, ada pula pendaftar yang

merupakan mantan kades, BPD, dan perangkat desa. Bagi PNS, menurutnya,

untuk maju pilkades harus meminta izin dari bupati dan mengajukan

cuti.

"Jika nanti mereka gagal atau tidak terpilih, mereka akan kembali

menjadi PNS seperti sebelumnya. Demikian juga ketika terpilih menjadi

kades, setelah pensiun mereka juga kembali menjadi PNS," ujar Sugimo.(

tribunjogja.com)
Share:

Penyegaran, Kreasi Senam Angguk Versi Kedua Dilombakan

WATES ( KRjogja.com) - Untuk menciptakan senam angguk versi baru,

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparora)

Kulonprogo menggelar lomba cipta kreasi senam angguk di Alun-Alun

Wates, Sabtu (22/8/2015). Lomba ini merupakan rangkaian dari

penyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) Kulonprogo 2015.

Kabid Kebudayaan Disbudparpora Kulonprogo, Joko Mursito menyampaikan,

saat ini sudah ada senam angguk versi pertama, dan sudah memerlukan

penyegaran. Pihaknya kemudian memberikan ruang kepada pencipta senam

untuk berkreasi menciptakan senam angguk versi kedua.

"Versi kedua ini diharapkan bisa lebih sederhana, unik namun juga

merupakan penyempurnaan senam angguk versi pertama," kata Joko, di

sela acara.

Senam angguk versi kedua ini, menurut Joko, menggunakan iringan musik

yang lebih dinamis. Pihaknya berharap, versi kedua akan memiliki

identitas, sehingga masyarakat yang melihat bisa mengetahui perbedaan

versi pertama dan kedua.

"Jadi ketika masyarakat melihat, akan langsung tahu bahwa ini senam

angguk versi kedua," imbuhnya.

Dalam lomba tersebut, panitia menyiapkan hadiah berupa uang pembinaan.

Masyarakat terlihat antusias menyaksikan lomba kreasi senam angguk

ini. (Unt)
Share:

Friday, August 21, 2015

Warga Kulonprogo Ajukan Judicial Review Tata Ruang Bandara ke MA

Metrotvnews.com, Yogyakarta:Para petani pesisir selatan di Kecamatan

Temon, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta memutuskan mengajukan

peninjauan kembali (judicial review) terhadap Perda Kabupaten

Kulonprogo Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kulonprogo, ke Mahkamah Agung (MA).



Pengajuan itu dilakukan lantaran bertentangan dengan aturan-aturan di

atasnya, baik RTRW Yogyakarta maupun RTRW Nasional.

Pokok yang diajukan warga Kecamatan Temon tersebut yakni Pasal 11

huruf c juncto Pasal 18 Perda Kabupaten Kulonprogo Nomor 1 Tahun 2012

tentang RTRW Kabupaten Kulonprogo 2012-2032 yang memuat jaringan

transportasi udara berupa bandara di Kecamatan Temon.



Hal itu juga diperkuat dengan dikabulkannya gugatan warga oleh majelis

hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta atas rencana

Pemerintah Yogyakarta yang hendak membangun bandar udara baru,

beberapa bulan lalu.



Pengajuan judicial review tersebut langsung diantarkan sebanyak 174

perwakilan warga mewakili ratusan petani yang tersebar di lima desa

terdampak rencana pembangunan bandara, yakni Glagah, Palihan,

Sindutan, Jangkaran dan Kebonrejo, ke Gedung MA, Rabu (19/8/2015).



"Peraturan daerah kabupaten ini diragukan keabsahannya gara-gara tidak

klop dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Malahan

majelis hakim pengadilan tata usaha negara pun, dalam pertimbangan

putusannya, telah mengesampingkan daya berlakunya," kata penasihat

hukum warga Kecamatan Temon dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH)

Yogyakarta, Yogi Zul Fadhli, Kamis (20/8/2015).



Yogi menjelaskan, mulai dari tingkat yang lebih atas (Peraturan

Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRW Nasional, Peraturan

Presiden Nomor 28 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau

Jawa-Bali), hingga peraturan perundang-undangan yang lebih rendah

(Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tahun

2010 tentang RTRW Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2029)

tidak ada satu pun kalimat yang menerangkan pembangunan bandar udara

baru di Kulonprogo.



"Uniknya, di Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012

tentang RTRW Kabupaten Kulonprogo Tahun 2012-2032, malah muncul,"

ungkapnya.



Menurutnya, keberangkatan para petani tersebut ke MA sebagai usaha

mempertahankan hak atas ladang penghidupan mereka. Dengan batalnya

pembangunan bandara, lanjutnya, akan membuat lumbung pangan warga

setempat tetap terjaga.



"Upaya kasasi dan wacana tinjau ulang atau merevisi Peraturan Daerah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tahun 2010 tentang RTRW

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2029, hanya membuat para

petani yang sudah makmur, susah dan tidak nyaman dalam bekerja, serta

gelisah kehilangan mata pencahariannya," katanya.

(UWA)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Bupati Keluarkan Surat Siaga Darurat Kekeringan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo

SpOG(K) mengeluarkan Surat Bupati No 293/A/2015 tentang Status Siaga

Darurat Penanganan Bencana Kekeringan, Rabu (19/08/2015). Keadaan

Siaga Darurat Kekeringan ini berlaku mulai 4 Agustus hingga 30

November 2015 mendatang.

Diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kulonprogo Drs Untung Waluyo, dikeluarkannya surat tersebut merujuk

adanya informasi secara tertulis oleh Badan Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika (BMKG), yang menyatakan bahwa Kabupaten Kulonprogo

dinyatakan kekeringan. "Selain itu pula permohonan droping air dari

masyarakat cukup banyak," kata Untung, Kamis (20/08/2015).



Ditegaskan Untung, adanya Surat Bupati tersebut, maka memberikan

kemudahan pihaknya dalam melakukan tindakan secara cepat untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Kalau tidak dengan surat itu

maka kami susah dalam melakukan tindakan cepat, eksekusinya di surat

itu, termasuk usulan perpipaan untuk dua kecamatan Samigaluh dan

Kalibawang ke BNPB melalui BPBD DIY," tuturnya.



Kekeringan di Kulonprogo sudah terasa sejak Juli 2015. Berdasar data

2014 lalu ada 118 titik. Namun seiring makin panjangnya musim kemarau,

saat ini jumlah titik bertambah. Perkiraan dari BMKG kekeringan tahun

ini agaknya lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya, kemungkinan

sampai bulan November.



"Saat ini ada tujuh kecamatan yang berpotensi kekeringan. Semula titik

kekeringan sebanyak 118 titik yang merupakan tanda merah adalah enam

kecamatan potensi kekeringan di Kecamatan Girimulyo, Kalibawang,

Samigaluh, Kokap, dan sebagian Pengasih dan Sentolo. Sekarang

merembet ke Kecamatan Lendah, ada dua pedukuhan sudah minta droping

air. Artinya tahun 2015 ada tujuh kecamatan yang berpotensi kering,"

ujarnya.



Antisipasi BPBD terhadap kekeringan ini adalah dengan pelayanan, jadi

bukan mengantisipasi kekeringan, tapi memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Yaitu mendekatkan masyarakat dengan air, yaitu bak-bak

tersedia diisi dengan melakukan droping air.



Sementara itu PT Bank BPD DIY memberikan bantuan air bersih sebanyak

200 tangki, tandon air 10 unit, dan pipanisasi di Pedukuhan Sarimulyo

Desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh. Penyerahan bantuan air bersih

dilakukan Direktur Umum PT Bank BPD DIY Cahya Widi di Pedukuhan

Nogosari Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo, Kamis (20/08/2015).



Cahya Widi menyatakan bantuan air bersih sebanyak 1.000 tangki yang

dibagikan pada pada 4 kabupaten yaitu Kulonprogo, Gunungkidul, Bantul

dan Sleman. "Khusus Kabupaten Kulonprogo sebanyak 200 tangki untuk

Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, dan Kokap," kata Cahya

Widi.



Bantuan tersebut, kata Cahya Widi, dalam upaya membantu dan

meringankan beban masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih. ini

merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab PT Bank BPD DIY kepada

masyarakat DIY serta menunjukkan peran sertanya pada masyarakat di

sekitar bank dalam meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang

bermanfaat.(Wid)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Tuesday, August 18, 2015

Warga Keji Upacara Bendera ‘Nyeker’

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Warga Pedukuhan Keji, Hargotirto, Kokap,

Kulonprogo memiliki cara unik dalam melaksanakan upacara bendera

memperingati 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Upacara ala kampung

'Tempoe Doeloe' berlangsung sederhana tapi khidmat, seluruh petugas

dan peserta upacara mengenakan pakaian seadanya bahkan tanpa alas kaki

alias 'nyeker'.



"Upacara ala kampung tempoe doeloe sebagai pembelajaran bagi generasi

muda yang tidak mengalami masa-masa getir merebut kemerdekaan

Indonesia. Cekeran dan berpakaian ala kadarnya bukan merupakan

kemunduran melainkan mengajak warga Keji berkaca dan merenung

sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap semangat para pahlawan

dan masyarakat Indonesia berjuang meraih kemerdekaan," jelas Ketua

Karang Taruna, Sekartadji, Nur Efendi usai upacara, Senin

(17/08/2015).



Bupati dr Hasto dalam sambutannya dibacakan dukuh mengatakan, secara

teknologi Indonesia kalah dengan negara maju, sehingga globalisasi dan

perdagangan bebas lebih menguntungkan negara industri maju. "Lawan

kemajuan teknologi negara maju yang sedang menjajah kita dengan

ideologi. Bela bangsa dan negara dengan membeli produk Indonesia,

sukseskan Program Bela dan Beli Kulonprogo," imbaunya.



Malam peringatan hari kemerdekaan RI secara sederhana juga berlangsung

di Pedukuhan Tambak, Triharjo, Wates. Unsur pemdes dan warga setempat

mengadakan tirakatan dan renungan malam.(Rul)
Share:

Pemkab Kulonprogo Lepas 70 Pasang Merpati

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Berbagai kelompok masyarakat

menyelenggarakan kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mulai dari lomba

memasak nasi goreng khusus pria, jalan sehat, dan berbagai acara

lainnya.



Warga masyarakat di Pedukuhan Blumbang Desa Karangsari Kecamatan

Pengasih juga menggelar jalan sehat menempuh 5 kilometer, Minggu

(16/8/2015). Jalan sehat yang dilepas Kepala Dukuh Subandiyo menempuh

5 Km, selain disediakan hadiah televisi warna, kipas angin, setrika

dan ratusan doorprize, uniknya dari ratusan doorprize ini, tersedia

puluhan ikatan jerami.



Subandiyo, ratusan hadiah ini selain dari warga masyarakat, donatur,

sponsor, juga warga perantauan di Jakarta dan dukungan mahasiswa KKN

UGM. Warga ada yang memberikan doorprize jerami karena kebanyakan

warga memelihara ternak sapi, sehingga dapat membantu untuk pakan

ternaknya.



Senada juga dikatakan Heri Widada, salah satu warga yang memberikan

doorprize jerami, mengatakan ratusan hadiah doorprize sudah tersedia

seperti alat rumah tangga, pihaknya melihat banyaknya orang sering

harus membeli pakan ternak seperti jerami ini. "Warga di Blumbang

masih banyak yang memelihara Sapi, dan harus membeli jerami. Kalau

yang dapat anak-anak kemudian tidak punya sapi bisa dijual lagi ke

warga lainnya dan pasti laku, warga lain bahkan minta juga ada rumput

kolonjono, tidak hanya jerami saja," terang Heri.



Paryono salah satu warga yang meraih dooprize jerami bersyukur karena

dapat mengurangi pembelian pakan ternak. "Lumayan dapat doorprize

rumput jerami, ngirit Rp 10.000 dan tidak sia-sia ikut jalan sehat

hari ini, meskipun tidak dapat TV atau yang lainnya," katanya.(Wid)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results