Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Sunday, November 9, 2014

Suapi Anak Dengan Cairan Pembersih Lantai, Sekeluarga Terkapar di RS

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Gara-gara minum cairan pembersih lantai

(Wipol), seorang ibu, Indah Nurul (33), dan dua anaknya, Muhammad

Tsani Nur (4) dan Ridwan Aditia (9), dilarikan ke RSUD Wates

Kulonprogo, Kamis (6/11) malam. Jumat kemarin (7/11/2014), tiga pasien

sekeluarga asal Tambak Triharjo Wates itu menjalani perawatan di

bangsal rumahsakit tersebut.

Informasi dihimpun dari rumahsakit itu menyebutkan, tiga pasien datang

diantar keluarganya. Ketiganya mengalami sakit pada perut, perih, mual

dan pusing, setelah beberapa menit sebelumnya meminum cairan pembersih

lantai jenis Wipol.

Namun, apa motif perbuatan itu dilakukan dan bagaimana kejadiannya,

sampai kemarin keluarga belum dapat dimintai keterangan. Sejumlah

tetangga dan nenek pasien itu mengaku tidak mengetahuinya. Sementara,

suami dan ayah pasien itu tetap bekerja di instansi pemerintah di

Kulonprogodan belum bisa ditemui.

Yang jelas, akibat meminum cairan pembersih lantai itu, kemarin

ketiganya dilaporkan sudah membaik dan sadar. Setelah diterima bagian

Instalasi Gawat Darurat pada Kamis malam, diniharinya pasien

dipindahkan ke bangsal perawatan. Kedua anak di bangsal Cempaka bahkan

sudah bisa berjalan-jalan meski tetap menggunakan selang dan infus.



Pengakuan Ridwan, salah satu pasien anak, dia meminum cairan pembersih

lantai karena diberikan oleh ibunya. Menurutnya, cairan itu diminum

menggunakan sendok. "Diberi pakai sendok," katanya, sembari terbaring

di bangsal Cempaka kemarin.

Laura Christanti, dokter residen anak yang menangani keduanya,

mengatakan, peristiwa itu terjadi bersamaan dengan sang ibu yang juga

meminum cairan tersebut. Berdasarkan keterangan pasien, menurutnya,

memang benar ibunya meminum, kemudian juga memberikannya pada dua

anaknya.

"Belum tahu alasannya meminum. Tapi kondisi anak sudah bagus. Hanya

masih merasakan agak nyeri di perut," katanya.

Kepala Bangsal Edelweis, Nurwahid, yang menangani pasien dewasa,

mengatakan ibu anak-anak itu, Indah Nurul seperti dua anaknya, juga

mengalami intoksitasi pembersih lantai. "Secara umum ketiganya sadar

penuh. Sekarang memakai selang untuk cuci lambung," ujarnya.

Wakil Direktur Pelayaanan Medis RSUD Wates, Witarto, menyampaikan,

ternyata pasien keracunan setelah meminum pembersih lantai jenis

Wipol. Dia menduga, dua anak diberi cairan itu tidak terlalu banyak

karena saat ini kondisinya cepat membaik.

"Kondisinya mulai stabil. Tapi bagaimana kejadiannya belum bisa

ditanya karena trauma," katanya. (*)
Share:

Puluhan Personel Kodim 0731 Cabut Paku di Pohon

Harianjogja.com, KULONPROGO-Puluhan personel Kodim 0731 Kulonprogo

mencabut ratusan paku yang tertancap di pepohonan di kawasan Alun-alun

Wates dan jalan-jalan utama, Jumat (7/11/2014).

Kegiatan ini dilakukan serentak oleh personel yang berada di bawah

jajaran Kodam IV Diponegoro untuk membersihkan lingkungan dan

mewujudkan pohon yang sehat di lingkungan sekitar.

Pasiter Kodim 0731 Kulonprogo Kapten CPL Wasito menuturkan pencabutan

paku dilakukan sesuai dengan perintah Danrem 072 Pamungkas. Tujuannya,

dalam rangka menjaga kesehatan pohon, mengingat pohon adalah makhluk

hidup.

"Bisa dibayangkan bagaiaman kalau makhluk hidup tertancap paku, oleh

karena itu kami membersihkannya," ujarnya.

Diakuinya, kegiatan pencabutan paku baru pertama kali dilakukan

jajaran Kodim 0731 Kulonprogo dan diperkirakan jumlah paku yang

tertancap di pepohonan di atas 500-an buah.

Satu pohon, kata Wasito, rata-rata lebih dari lima paku. Pencabutan

paku dilakukan dengan menggunakan batang besi, tang, dan batu,

tergantung dari jenis dan bentuk paku yang tertancap.

Terpisah, Kepala Satpol PP Kulonprogo Duana Heru mengungkapkan paku

yang tertancap di pohon biasanya digunakan untuk menempelkan reklame

yang tidak berizin. Dikatakannya, penertiban rutin dilakukan DPPKA,

baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan Satpol PP.
Share:

Thursday, November 6, 2014

Dapat Bantuan Rp900 Juta, Ini Rencana Pasar Watu Ombo

Harianjogja.com, KULONPROGO-Rencana revitalisasi pasar tradisional

melalui koperasi untuk Pasar Watu Ombo di Desa Salamrejo segera

dilakukan.

Program tersebut merupakan program yang dilakukan Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk pengembangan pasar.

Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Gangsar Sentolo Harowi Muhyati

mengatakan, KUD ini ditunjuk sebagai penerima program melalui anggaran

tahap kedua. Penetapan tersebut telah ditetapkan melalui SK Deputi

Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha

No.291/Kep/Dep.4/IX/2014.

"Dalam waktu dekat Pasar Watu Ombo akan segera direvitalisasi dengan

menambah sarana usaha," ujar Harowi kepada wartawan, Selasa

(4/11/2014).

Harowi mengatakan, sebelumnya sosialisasi rencana pengembangan pasar

telah dilakukan bersama pihak Kementerian Koperasi dan UKM. Untuk

merevitalisasi pasar tersebut, dana yang diterima sebesar Rp900 juta.

Menurut dia, dana tersebut hanya digunakan untuk pembangunan fisik

berupa 20 unit kios, dua unit los dan dua unit toilet. "Pelaksanaan

pembangunan dilakukan secara swakelola dan jangka waktu pelaksanaan

selambat-lambatnya 90 hari," jelas Harowi.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo Sri Hermintarti mengatakan,

program revitalisasi pasar tradisional merupakan program strategis dan

prioritas nasional.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, tujuan dari program itu adalah

memberdayakan koperasi, meningkatkan sarana usaha bagi pedagang

anggota koperasi dan meningkatkan kenyamanan berbelanja.

"Harapannya pasar itu akan terkesan bersih, nyaman, tidak kumuh, tidak

bau dan tidak becek. Selain itu, tujuan penting dari program tersebut

adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelas Hermin.

Hermin juga mengharapkan agar para pedagang di Pasar Watu Ombo juga

dapat meningkatkan diri. Dia mengatakan, peningkatan itu tidak hanya

dalam jumlah dan jenis barang dagangannya saja, tetapi juga frekuensi

serta lama berjualan.

"Kami juga berharap agar koperasi juga dapat membuka pelayanan simpan

pinjam di Pasar Watu Ombo, sehingga kebutuhan pinjaman modal usaha

para pedagang dapat dicukupi dari koperasi dan pedagang akan terbebas

dari rentenir," imbuh Hermin.
Share:

Wednesday, November 5, 2014

Daging Ikan Paus itu Dibuat Tongseng

WATES ( KRjogja.com) -Setelah disembelih dandibethethi,ikan paus yang

terdampar di kawasan pesisir Pantai Karangwuni Wates, dagingnya

dipotong-potong lalu dibagi-bagikan kepada warga sekitar. Lantas

diapakan daging itu? Pasti untuk lauk makan.

"Akan saya buat tongseng," kata Mujiarti, salah satu warga yang

mendapat pembagian daging itu.

Mujiarti sendiri mengaku penasaran terhadap rasa daging ikan paus.

Sebab ia baru pertama kali melihat tekstur daging ikan itu dan akan

memasaknya. "Saya penasaran ingin mencicipi dagingnya," tambahnya.

Menurut warga yang juga mantan kades, Winarto, anak ikan paus

ditemukan warga dalam kondisi mati di kawasan pesisir pantai

Karangwuni. "Karena sudah mati, ikan akan dikubur, tapi atas

kesepakatan warga, ikan dipindahkan memakai kendaraan bak terbuka ke

pinggir pantai dan akhirnya ikan disembelih dan dagingnya dibagi,"

ujar Winarto. (Wid)
Share:

Tuesday, November 4, 2014

Ingin Jawaban atas 12 Permohonan, IKB PPLP Ancam Tolak Konsultasi Publik

Harianjogja.com, KULONPROGO-Warga dan petani terdampak pembangunan

bandara berharap 12 persyaratan yang diajukan kepada Bupati

Kulonprogo Hasto Wardoyo, segera mendapatkan kepastian jawaban.

Apabila kepastian tidak kunjung dipenuhi, warga yang tergabung dalam

Ikatan Keluarga Besar Pemilik Lahan dan Petani Penggarap (IKB PLPP)

Desa Palihan, Temon itu akan menolak tahapan konsultasi publik.

Ketua IKB PLPP Kalisa Paraharyana mengatakan, warga terdampak proyek

tersebut belum merasa puas terhadap hasil audiensi dengan Bupati pekan

lalu. Pada audiensi tersebut, IKB PLPP mengajukan 12 persyaratan

kepada pihak pemerintah Kulonprogo.

"Kami ingin 12 persyaratan yang kami ajukan segera ada kepastian.

Apabila belum ada kepastian, maka warga sepakat untuk tidak mengikuti

tahapan tersebut [konsultasi publik]," ujar Kalisa kepada wartawan,

Senin (3/11/2014).

Kalisa mengatakan, 12 persyaratan tersebut merupakan permintaan warga

terkait nasib mereka usai pembangunan bandara dilaksanakan. Dia

mengatakan, warga menginginkan agar permohonan warga dapat disepakati

dalam nota kesepakatan.

"Warga terdampak [proyek bandara] tetap menuntut 12 permohonan

tersebut untuk segera terwujud suatu kepastian dalam nota

kesepakatan," jelas Kalisa.

Sekretaris IKB PLPP Mawarno mengatakan, rencana pelaksanaan tahapan

konsultasi publik akan dilakukan pada minggu ketiga pada November ini.

Sebelum dilakukan tahapan tersebut, dia berharap adanya kejelasan

sikap dari Pemkab untuk dapat segera menindaklanjuti hal tersebut.

Lebih lanjut dia menegaskan, pada dasarnya IKB PLPP tidak anti

terhadap rencana pembangunan bandara, tetapi anti terhadap penindasan.

Kejelasan persyaratan yang diajukan warga tersebut diharapkan dapat

keluar dalam sebuah kesepakatan yang memiliki kekuatan hukum.

"Apapun bentuk kesepakatannya, yang terpenting memiliki kekuatan

hukum. Tujuannya agar kesepakatan tersebut dapat dibuktikan nantinya

apabila ada permasalahan dikemudian hari," kata Mawarno
Share:

Komisi III DPRD Kabupaten Kulonprogo dukung pembangunan jembatan ngelo

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Rencana pembangunan jembatan Ngelo di

Pedukuhan Kalibondol Sentolo didukung oleh Komisi III DPRD Kabupaten

Kulonprogo. Sebab bila jembatan sudah berfungsi, menjadi solusi

strategis untuk mengatasi padatnya arus lalu lintas di depan pasar

Sentolo lama. Terutama pada jam-jam sibuk atau ketika ada kereta api

yang melintas di palang pintu sebelah barat pertigaan Sentolo.

Jembatan tersebut rencananya akan melintasi jalur rel kereta api di

sebelah barat perempatan Ngelo Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo bakal

dibangun tahun 2015. Ini mendatangkan fungsi yang menghubungkan ruas

jalan dari pasar Sentolo lama ke arah perempatan Ngelo.

Ketua Komisi III Hamam Cahyadi ST menyatakan pihaknya mendukung

pembangunan jembatan ini. "Sebab akan menjadi solusi untuk mengurangi

kepadatan ruas jalan Sentolo-Wates yang di saat jam-jam sibuk memang

sudah cukup padat,"kata Hamam Cahyadi ketika kunjungan kerja (kunker)

di lokasi pembangunan jembatan itu.

Disamping Hamam, kunker diikuti pula Wakil Ketua Komisi Sugiyanto,

Sekretaris Komisi Sarkowi dan anggota Arif Syarifudin. Sedangkan dari

Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo hadir Kabid Bina Marga Ir Gusdi

Hartono MT dan Kasi Pemeliharaan dan Pembangunan Jembatan Yuniar

Wibowo Amd.(Wid)
Share:

Central Business District, Dekso Diharapkan Kompetitif

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sebagai wilayah strategis, Dekso menjadi

penghubung perdagangan hasil komoditas bagi daerah di sekitarnya,

yaitu Samigaluh, Girimulyo dan Kalibawang ke wilayah lain di

Kulonprogo maupun ke daerah lain. Karena posisinya mampu sebagai

wilayah penyedia barang dan jasa bagi daerah hinterland di sekitarnya.



Hal itu disampaikan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) dalam

jawaban bupati terhadap pendapat panitia khusus dan pemandangan umum

fraksi-fraksi terhadap Raperda tentang Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) Kawasan Bagian Wilayah Perkotaan Dekso Tahun 2014-2034 dalam

rapat paripurna (Rapur) DPRD, Senin (03/11/2014) di gedung Dewan

setempat. Rapur dipimpin Ketua DPRD Akhid Nuryati, dihadiri Wabup Drs

H Sutedjo serta segenap Kepala SKPD di lingkungan Pemkab.



"Rencana penataan ruang yang tepat dan dukungan infrastruktur berupa

jalan, air, listrik serta sarana prasarana pendukung aktivitas

terhadap zona perdagangan barang dan jasa, maka diharapkan wilayah

perkotaan Dekso Kompetitif sebagai Central Business District (CBD),"

tuturnya.



Ditambahkan Hasto, penetapan RDTR bagi Dekso, merupakan pula upaya

untuk menstimulir masuknya investasi guna mendorong perkembangan

perekonomian bagi wilayah Dekso dan kawasan Perbukitan Menoreh secara

umum. "Sehubungan perkotaan Dekso merupakan pusat kawasan agropolitan

dan pintu gerbang kawasan wisata Menoreh, maka investasi diharapkan

adalah yang berhubungan dengan bidang pertanian dan pariwisata. Baik

yang bergerak dalam bidang jasa, perdagangan maupun industri sesuai

fungsi kawasan," ujar Hasto.

Dipaparkan Hasto, sejak tahun 2012 Pemkab Kulonprogo sudah menyusun

tujuh draf Raperda RDTR, yakni Dekso, Temon, Wates, Sentolo,

Nanggulan, Brosot dan Lendah. Selain itu dua draf Raperda RDTR kawasan

strategis yakni kawasan bandara dan kawasan industri Sentolo. Tapi

draf tersebut belum ditetapkan menjadi Perda karena itu belum bisa

dipublikasikan.(Wid)
Share:

Thursday, October 23, 2014

UMK Kulonprogo Diusulkan Rp 1.138.000,-

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2015 Kabupaten

Kulonprogo diusulkan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K)

kepada Gubernur DIY sebesar Rp 1.138.000. Usulan angka tersebut lebih

tinggi dari enam usulan yang diajukan Dewan Pengupahan Kulonprogo,

karena telah memperhitungkan faktor inflasi yang akan terjadi.

Menurut Hasto, yang diusulkan dikombinasikan inflasi dan regresi.

"Angka ini telah mengakomodir baik kepentingan pekerja ataupun

pengusaha, karena sebelum diusulkan ke bupati telah dibahas di Dewan

Pengupahan. Namun belum dimasukkan faktor inflasi, yang menggunakan

rumus regresi angkanya Rp 1.112.000. Pengusaha pasti tidak keberatan

sebab inflasinya dihitung 3 persen. Dimungkinkan tertinggi Kota,

Sleman, Bantul, dan Kulonprogo nomor empat,"kata Hasto, Kamis

(23/10/2014).

Hasto menambahkan bila disepakati berubah di tingkat Gubernur DIY

diprediksi angka paling tinggi, dan setelah dimasukkan tiga faktor

termasuk inflasi, maka ya sekitar Rp 1.150.000 atau Rp

1.160.000.(Wid)
Share:

Tuesday, October 21, 2014

jajaran kodim setempat sebagai ajang 'pamer kekuatan' memajang sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista)

WATES ( KRjogja.com)- Pameran pembangunan HUT ke-63 Kabupaten

Kulonprogo yang dikenal dengan sebutan Manunggal Fair kini berubah

jadi 'Kulonprogo Expo 2014' yang digelar pemkab setempat di Alun-alun

Wates dimanfaatkan jajaran kodim setempat sebagai ajang 'pamer

kekuatan' memajang sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista)

kendaraan tempur jenis Panhard dan meriam.

Kehadiran dua unit kendaraan tempur Kikavser Panhard milik Batalyon

Kavaleri Demak Ijo Yogya dan meriam tersebut menarik perhatian

pengunjung baik untuk mengenal lebih dekat maupun hanya sekadar

berfoto atau berselfie ria.

Panhard merupakan kendaraan tempur pengintai berbobot 3,5 ton lebih.

Dandim 0731/Kulonprogo Letkol SJ Aling menuturkan, bodynya yang

ramping membuat Panhard lincah bergerak menjelajahi medan tempur

dengan kecepatan hingga 90 km per jam. Ranpur buatan Perancis 1996 itu

masih dipakai TNI AD dalam menjaga kedaulatan NKRI. Selain di darat,

Panhard juga bisa dioperasikan di air dengan kecepatan hingga lebih

dari satu meter per detik.

Di sisi lain, Kodim 0731/Kulonprogo juga memamerkan dua unit meriam

105 milik Batalyon Armed Magelang. Meski senjata buatan Amerika itu

sudah tergolong tua, diproduksi 1976, tapi kehadirannya cukup disegani

musuh karena mampu meluncurkan tembakan dengan jarak sasaran hingga 11

kilometer. Disamping juga memiliki ketepatan sasaran karena

dioperasikan dengan sistem persenjataan.

"Kami sengaja memajang beberapa kendaraan tempur agar pengunjung

Kulonprogo Expo mengetahui tentang kendaraan perang TNI AD. Apalagi

persenjataan ini dibeli dari uang rakyat," tegas Lektol Inf SJ Aling,

Selasa (21/10/2014).

Pengunjung 'Kulonprogo Expo' Wahyu mengaku tertarik melihat-lihat

kendaraan tempur yang dipamerkan, karena selama ini dirinya belum

pernah melihat secara dekat peralatan perang tersebut. "Baru sekali

ini saya bisa pegang kendaraan tempur dan meriam," katanya usai

berpose dengan latar belakang Panhard dan meriam di depan Makodim

0731/Kulonprogo.

Selain bangga dengan kendaraan perang TNI, pengunjung juga merasa

senang mampir di stand Kodim 0731/Kulonprogo karena personel kodim

setempat selalu ramah melayani dengan menjelaskan secara rinci semua

kendaraan tempur yang dipamerkan.

"Saya jadi sedikit tahu tentang kendaraan tempur dan meriam setelah

mendapat penjelasan dari anggota Kodim khususnya tentang mekanisme dan

kemampuan senjata tersebut di medan perang," ujar Antok.(Rul)
Share:

Friday, October 3, 2014

Merapi avalanches in Cliff Affairs


Mungkid - rock avalanches occur again at Mount Merapi, yesterday morning (1/10). However, the avalanches occurred not because of the impact of activity in the body of Merapi. Rather, the existence of avalanches on the cliff outside due to the weather.
Officers Observation Post Mount Merapi in Babadan Shaman Suparwoko Heru said, beyond the cliffs avalanches occurred at the peak of Mount Merapi, Wednesday (1/10). The cause is not the activity of magma inside Merapi.
"Avalanches which occurred at 5:24, due to external influences. Namely the impact of dry weather and wind swept, "said Heru.
According to Heru, avalanches it leads toward Kali Lamat about 1.5 kilometers. As a result of these avalanches, causing a loud noise is heard clearly. Because carrying rocks.
Explained, the volume is relatively small avalanches. Because the weather was sunny, visually can be observed clearly from the Post Babadan which is about 4.4 kilometers from the peak of Merapi. Avalanches that cause loud noises, because carrying rocks around him. The weather on Mount Merapi, yesterday afternoon (1/10) observed foggy.
"Activity of Mount Merapi is now in normal status," he said.
Head of Logistics Emergency and Disaster Management Agency (BPBD) Magelang regency Joko Sudibyo admitted to monitor avalanches that occurs in the outer cliff. It is unusual avalanches avalanches. He reminded the public to remain calm and vigilant. 
"Merapi is safe, appropriate BPPTKG recommendations. If you want to climb just to Bbubar market, "he said. (Ady / hes)

Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results