Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Thursday, July 9, 2015

Tersangka Asusila Menikah di Polres Kulonprogo

WATES ( KRjogja.com) -Tersangka asusila yang menjadi tahanan Polsek

Kalibawang, Deri Saputra, menikah dengan kekasihnya Triani Susanti di

Masjid Ainnur Rohman, Kompleks Polres Kulonprogo, Kamis (09/07/2015).

Pernikahan tersebut berlangsung penuh haru, dengan dijaga ketat

belasan aparat kepolisian. Pernikahan Deri dengan Triani berlangsung

sekitar pukul 14.30 WIB, di depan penghulu Abdul Rohman, yang

merupakan Kepala KUA Kecamatan Pengasih. Orangtua kedua mempelai yang

hadir di pernikahan terus menangis bahkan nyaris pingsan saat melihat

prosesi pernikahan.

Deri mengaku sudah menjalin hubungan dengan Triani sejak tujuh tahun

terakhir. Ia merasa bahagia meski pernikahannya berlangsung sederhana

dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin emas. "Dia wanita

luar biasa yang bisa mengerti saya. Dia tahu, mana yang salah dan mana

yang benar," terangnya.

Deri menjadi tahanan Polsek Kalibawang setelah menyetubuhi dan

menyebarkan foto-foto bugil mantan kekasihnya, Un (17) yang masih di

bawah umur. Namun mengaku kesal, lantaran Un terus mengganggu

hubungannya dengan Triani.

Plt Kasat Reskrim Polres Kulonprogo, Iptu Satiyem menyampaikan,

pernikahan tersebut harus ditunda satu hari lantaran persyaratan yang

diperlukan belum lengkap. Sebagai warga Kalibawang yang menikah di

Polres Kulonprogo dengan lokasi Pengasih, Deri membutuhkan surat

dispensasi dari pihak kecamatan. "Menikah merupakan Hak Asasi Manusia

yang harus dipenuhi. Jadi ketika tersangka ini berkeinginan menikah,

tetap kami fasilitasi," katanya.(Unt)
Share:

Indosat Super 3G Plus Siap Sambut Pemudik di Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Indosatbersiap menyambut para pemudik yang

datang ke DIY dengan jaringan barunya, IndosatSuper 3G Plus.

Sebagai gerbang kedatangan pemudik menuju Yogyakarta dari arah barat,

wilayah Kabupaten Kulonprogo kini juga sudah tercakup dalam jaringan

tersebut.

Head of Sales IndosatArea Yogyakarta Outer, Agung Purnomo mengatakan,

penguatan jaringan secara masif dilakukan Indosatsejak awal 2015

kemarin.

Setelah sebelumnya menyentuh wilayah Semarang dan Yogyakarta,

modernisasi jaringan kembali dilanjutkan untuk area Kudus, Tegal,

Pekalongan, Surakarta, dan Purwokerto.

"Dan sekarang, Kulonprogo juga sudah ter-coverageJaringan Baru

Indosatuntuk kecepatan akses data dan internet cepat dan stabil hingga

42Mbps. Yogyakarta sudah sangat siap menerima pemudik," kata Agung di

selaoutlet gatheringdan peluncuran IndosatSuper 3G Plus di Wates,

Kulonprogo, Selasa (7/7/2015) petang.

Dia menyebut bahwa lebih dari 90% wilayah kabupaten tersebut sudah

tercoveroleh jaringan Super 3G Plus Indosat Dengan begitu, masyarakat

semakin mudah menikmati internet cepat dan stabil, kualitas suara

lebih jernih dan jelas serta bisa memanfaatkan fitur HD Voice dari

Indosat.

Manfaat nantinya akan dirasakan betul oleh masyarakat luas ketika

trafik data maupunvoicemeningkat tajam di musim mudik Lebaran.

Adapun dengan Jaringan Baru Indosatini, pelanggan memiliki lebih

banyak pilihan paket sesuai kebutuhannya. Agung mengatakan, adanya

jaringan termutakhir Indosatyang lebih cepat dan stabil di Kulonprogo

diharapkan juga akan semakin banyak menggaet pelanggan.

Penjualan melalui jalur ritel diprediksi akan semakin tinggi, terutama

untuk layanan data.

"Jumlah pelanggan di Kulonprogo selalu meningkat, saat ini

pertumbuhannya sekitar 25% dibanding tahun lalu. Kebanyakan merupakan

pelanggan data," tandas Agung.( tribunjogja.com)
Share:

Kantor Pos Kulonprogo Siapkan Kartu Pos Bergambar Obyek Wisata

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Kantor Pos Wates menyediakan kartu pos

bergambar objek pariwisata Kulonprogo secara cuma-cuma. Bagi

masyarakat yang ingin mengirimkan ucapan Selamat Hari Raya, dapat

mengambil di Kantor Pos Wates maupun kantor cabang di setiap

kecamatan.

Kepala Kantor Pos Wates, Abdullah, mengatakan saat ini kantor mencetak

setidaknya 100 lembar kartu pos Lebaran bergambar tiga objek wisata

Kulonprogo. Disebutkan, gambar kartu pos itu adalah objek wisata

Glagah, Waduk Sermo, dan Kalibiru.

"Hasil diskusi kami dengan Dinas Pariwisata akhirnya menentukan tiga

objek itu sebagai background kartu pos," katanya, Kamis (9/7/2015).

Dengan mencantumkan gambar objek wisata tersebut, menurutnya,

dimaksudkan untuk sekaligus mempromosikan potensi wisata Kulonprogo.

"Untuk pengirimannya biaya tetap ditanggung pengirim atau masyarakat.

Dengan perangko pun bisa," jelasnya.

Tidak hanya kartu pos wisata, melengkapi hal itu Kantor Pos Wates juga

melayani perangko prisma, yaitu perangko yang mencantumkan foto

pengirim. Dengan demikian, penerima kiriman akan mengenali si pengirim

dengan melihat foto pada perangko.

Untuk perangko prisma ini masyarakat harus membayar biaya Rp 32 ribu

per delapan lembar. Foto dapat dikirimkan ke kantor pos untuk

dibuatkan perangko prisma.

Menurut Abdullah, sesuai pengalaman tahun lalu peluncuran kartu pos

wisata itu hanya habis dimanfaatkan masyarakat separuhnya. Harapannya,

tahun ini peminatnya lebih banyak.

"Sebab itu kami awal ini mencetak 100 lembar dulu. Kami harap banyak

yang tertarik," katanya.(*)
Share:

Monday, July 6, 2015

Dugaan Korupsi di Desa Margosari Diusut

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Satreskrim Polres Kulonprogo menemukan

indikasi penyalahgunaan keuangan di DesaMargosari Pengasih Kulonprogo

masa 2011-2013. Menduga ada oknum perangkat desa yang terlibat, saat

ini polisi intensif melakukan penyelidikan.

Kanit III Polres Kulonprogo, Ipda Cakra, mengatakan kasus dugaan

korupsi itu menjadi prioritas. Menurutnya, dugaan atau indikasi

terjadi penyelewengan dana desa terjadi di DesaMargosari pada

2011-2013.

"Saat ini masih penyelidikan," kata Ipda Cakra, Minggu (5/7/2015).

Menurutnya, ketidakberesan dalam pengelolaan terutama pada pencatatan

uang kas desa. Ipda Cakra menyebut saat ini mulai terlihat jelas dan

unit yang menangani sudah menggelar perkara secara internal.

"Gelar perkara internal untuk pematangan penyidikan. Tapi sekarang

masih tahap penyelidikan," lanjutnya.

Selengkapnya simak di halaman 6 Tribun Jogja edisi Senin (6/7/2015).(

Tribunjogja.com)
Share:

PEMBAYARAN THR : Khawatir Karyawan Izin, Satu Perusahaan di Kulonprogo Bayar THR H-2 Lebaran

Harianjogja.com, KULONPROGO-Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan

Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo mulai melakukan

pantauan pembayaran tunjangan hari raya (THR) sejak Kamis (2/7/2015).

Hasil sementara menyebutkan, ada satu perusahaan yang telah membuat

kesepakatan dengan karyawan untuk memberikan THR pada H-2 lebaran.

Kasi Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja dari Bidang

Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja (HIPTK)

Dinsosnakertrans Kulonprogo, Harjanto mengatakan, perusahaan yang

dimaksud adalah PT Sung Chang. Pembayaran THR disepakati pada 15 Juli

mendatang. "Tapi sebelumnya, gaji bulanan diberikan tanggal 10,"

ungkap Harjanto, Jumat (3/7/2015).

Harjanto memaparkan, manajemen PT Sung Chang khawatir akan banyak

karyawan yang izin tidak masuk dengan berbagai alasan jika THR

dibayarkan H-7 lebaran. Hal itu bisa membuat target produksi

perusahaan tidak tercapai. "Mereka lalu ambil kesepakatan untuk mundur

saja," katanya.

Harjanto lalu menguraikan, sudah ada banyak perusahaan yang mengisi

surat pernyataan kesanggupan membayar THR pada H-7 lebaran. Beberapa

diantaranya bahkan berjanji membayarkannya lebih cepat. Misalnya saja

PT Putra Patria Adikarsa yang menjamin karyawannya menerima THR pada

pekan ini saat mengikuti sosialisasi, Senin (29/6/2015) lalu. "PT JMI

juga menyatakan mau bayar tanggal 3 Juli," ujarnya.

Kepala Bidang HIPTK Dinsosnakertrans Kulonprogo, Ika Rusita

menegaskan, pembayaran THR memang dibatasi paling lambat H-7 lebaran.

Namun, selama ada kesepakatan antara manajemen perusahaan dan

karyawan, jadwalnya bisa dimajukan maupun sebaliknya. "Tidak masalah

selama ada kesepakatan," ucapnya.

Ika menambahkan, tahun lalu pihaknya juga tidak menerima laporan

keterlambatan pembayaran THR. Begitu pula mengenai jumlah yang harus

diterima karyawan. "Ada yang bayarnya lebih dari H-7 tapi sudah ada

kesepakatan," kata dia.

Pantauan pembayaran THR akan terus dilakukan hingga H-1 lebaran.

Dinsosnakertrans Kulonprogo juga membuka posko pengaduan untuk

memfasilitasi laporan masyarakat terkait penyimpangan dalam pembayaran

THR. "Tim monitoring THR memantau perusahaan besar dan menengah. Kalau

perusahaan kecil, kami ambil sampelnya saja," katanya.
Share:

WISATA KULONPROGO : Keindahan Taman Sungai Mudal di Pedalaman Menoreh

Harianjogja.com, KULONPROGO- Keindahan alam Kulonprogo kini kian

terkuak dan menampilkan berbagai pesona yang unik. Taman Sungai Mudal,

adalah salah satu wisata air yang dimiliki Kecamatan Girimulyo setelah

Air Terjun Kedung Pedu, Grojogan Sewu hingga Air Terjun Kembang Soka.

Taman Sungai Mudal berada di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo

memiliki pesona yang unik dan eksotis. Objek wisata baru itu belum

lama diresmikan oleh Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo. Kesejukan air

dan keindahan alam tempat wisata ini mencoba menawarkan sensasi yang

berbeda dari objek wisata lain yang ada di Pegunungan Menoreh.

Pesona taman sungai ini berada tepat di bawah Gunung Kelir dan

dikelilingi pepohonan. Tak heran jika objek wisata tersebut dikenal

sebagai sebuah taman yang terbentuk secara alami.

Pengelola Taman Sungai Mudal Andri Berlianto mengatakan, tempat wisata

ini muncul berawal dari kegiatan gotong royong dan kerja bakti yang

dilakukan masyarakat. Saat membersihkan sungai, tanpa sengaja warga

menyetuskan untuk menjadikan sungai ini sebagai tempat wisata.

"Akhirnya, sejumlah warga diberdayakan untuk menata sungai ini.

Panjang sungai ini kira-kira 600 meter dan keunikannya adalah beberapa

kolam alam yang dapat digunakan untuk berendam," ujar Andri pekan

lalu.

Taman Sungai Mudal berada tepat di atas objek wisata Air Terjun

Kembang Soka dan Air Terjun Kedung Pedut. Maka tak heran, jika sungai

ini menjadi salah satu sumber mata air yang ada di wilayah Pegunungan

Menoreh. Peningkatan fasilitas dan infrastruktur terus diupayakan

untuk menjadikan tempat wisata ini menarik dan nyaman dikunjungi.

"Kami juga sedang menyiapkan lahan yang akan dijadikan sebagai camping

ground, " jelas Andri.

Salah satu warga, Prayitno menambahkan, masyarakat juga telah

menyiapkan lahan untuk dijadikan sebagai tempat parkir. Pasalnya, saat

ini kunjungan wisata ke Taman Sungai Mudal mulai mengalami

peningkatan.

Prayitno mengungkapkan, permintaan untuk lahan perkemahan juga banyak

datang dari pengunjung. Belum lama ini, ada tawaran dari mahasiswa UGM

yang berencana melakukan kemah untuk 500 orang. Namun, karena lahan

yang belum siap, kegiatan perkemahan belum bisa dibuka.

"Lahan untuk perkemahan harus ditata lebih dulu. Waktu untuk menata

lahan tersebut sekitar empat bulan," imbuh Prayitno.
Share:

PPDB 2015, Tahun Depan, Kulonprogo Terapkan Online Lagi

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Pendidikan Kulonprogo akan

menerapkan sistem online untuk penerimaan murid baru di tahun depan

karena penyelenggaraan tahun ini dianggap berhasil.



Kepala Disdik Kulonprogo Sumarsana menilai ada tanggapan positif dari

kalangan warga karena sistem online menjadikan penerimaan murid baru

lebih transparan dan mudah diakses. Penerimaan peserta didik baru juga

dianggap warga efektif mengurangi kesibukan pencabutan berkas

pendaftaran, terutama di hari terakhir.



"Jumlah penyelenggara [PPDB online] akan ditambah tetapi belum tahu

berapa," ungkapnya, Minggu (5/7/2015). Sumarsana mengaku evaluasi PPDB

online baru akan dievaluasi pada Senin (6/7) sampai Rabu (8/7/2015).

Evaluasi di antaranya membahas aplikasi yang digunakan dalam PPDB di

tahun ini perlu ditambah atau dikurangi, sebagai bahan penyelenggaraan

selanjutnya.



Disdik mencatat penyelenggaraan pertama PPDB online di tahun ini masih

terdapat kekurangan. Seperti soal sosialisasi yang kurang optimal dan

beberapa kendala teknis. Kepala Sub Bagian Perencanaan Disdik

Kulonprogo, Taryono, memaparkan koneksi internet juga jadi

permasalahan tersendiri karena hal itu membuat sekolah-sekolah di

wilayah pelosok belum bisa menerapkan PPDB online.



Wilayah itu seperti Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kokap yang tidak

memiliki jaringan internet dan koneksi internet di Kecamatan Samigaluh

yang tergolong sulit. "Setidaknya untuk Samigaluh, sudah dicoba satu

sekolah dulu di tahun ini," paparnya.



Bagi kalangan sekolah, penerapan PPDB manual tidak lantas merugikan.

Kepala SMAN 1 Kokap, Agus Nur Khafid, mengungkapkan cara manual, alias

calon siswa mesti datang langsung ke sekolahan, tetap bisa berjalan

lancar di PPDB yang baru berakhir pada Jumat (3/7/2015) lalu.



Cara manual juga menguntungkan karena calon murid yang sebelumnya

mendaftar secara online dan tidak diterima akan langsung mencari

sekolah negeri lainnya. Meski belum menggunakan sistem online, Agus

mengaku sekolahannya tetap diminati bahkan menjadi tujuan bagi siswa

yang berada di Jawa Tengah, seperi wilayah Kabupaten Purworejo.



SMKN 1 Kokap juga masih menerima siswa baru melalui sistem manual.

Namun, sekolah ini juga telah membuka pendaftaran secara online di

website sekolah. Hal itu disampaikan Wakil Kepala Bidang Kurikulum

SMKN 1 Kokap, Sholikatun.



"Tidak secara online yang bisa diakses secara umum. Hanya membuka

pendaftaran di website sekolah, ada tiga orang yang mendaftar. Namun,

tetap harus datang ke sekolah untuk melengkapi berkas," paparnya.



Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kulonprogo Akhid Nuryati

mendukung PPDB online diterapkan lagi di tahun depan. Dia menganggap

cara terbaru itu bisa meminimalkan kecurangan dan penerapannya

efektif. "Namun, perlu diingat, kendala geografis jadi tantangan

tersendiri," ujarnya.
Share:

Saturday, July 4, 2015

Agen di Nanggulan Diduga Menyelewengkan Pupuk Bersubsidi

Bisnis.com, KULONPROGO-Satreskrim Polres Kulonprogo sedang menangani

kasus dugaan penyelewengan pupuk bersubsidi oleh salah satu agen di

sekitar wilayah Kembang, Nanggulan, Kulonprogo. Polisi masih memeriksa

sejumlah saksi untuk dimintai keterangan dan belum menetapkan

tersangka.

Kanit I Reskrim Polres Kulonprogo, Ipda Hadi Purwanto mengungkapkan,

dugaan kasus penyelewengan bermula dari informasi masyarakat yang

mengenai penyaluran pupuk bersubsidi yang seharusnya hanya bisa

didapatkan kelompok tani setelah menyusun rencana definitif kebutuhan

kelompok (RDKK). "Ada agen yang menjual pupuk secara eceran dan tanpa

RDKK," katanya kepada wartawan, Jumat (3/7/2015).

Saat petugas mendatangi agen itu pada Selasa (30/6/2015) lalu,

ditemukan dua karung pupuk jenis urea dan SP36 yang sebagian sudah

dijual eceran. Sisa penjualan sebanyak 7,5 kilogram (kg) urea dan 42

kg SP36 kemudian disita petugas. "Baru dua karung itu yang dibuka,"

ujar Hadi.

Hadi menguraikan, agen mengaku belum lama melayani penjualan pupuk

bersubsidi secara eceran. Saat itu, pupuk belum bisa disalurkan kepada

kelompok tani karena masih menunggu proses klarifikasi RDKK. "Tanggal

30 Juni itu ada petani yang beli beberapa kilogram saja dan dilayani,"

paparnya.

Polisi masih terus melakukan penyidikan lebih lanjut untuk memastikan

apakah temuan di Nanggulan itu memang merupakan kasus penyelewengan

pupuk bersubsidi. Jika terbukti tidak menyalurkan pupuk secara tepat

sasaran, pelaku bisa dijerat pasal 60F UU No.12/1992 tentang sistem

budidaya tanaman. Ancaman hukumannya adalah kurungan maksimal lima

tahun.

"Kami juga bekerja sama dengan Pemkab Kulonprogo untuk pengecekan

daftar agen resmi dan kelompok tani di Kulonprogo," ujar Hadi

kemudian.



Editor : Nina Atmasari
Share:

KASUS NARKOBA KULONPROGO : Beli Obat di Apotek Lalu Jual Lagi, Seorang Pemuda Ditangkap

Harianjogja.com, KULONPROGO– Tiga pemuda ditangkap lantaran memakai

dan mengedarkan narkoba jenis psikotropika. Jajaran Satres Narkoba

Polres Kulonprogo berhasil menemukan 19 butir narkoba dari tangan

pelaku.



Ketiga pelaku, yakni SS, WW dan DH terancam hukuman hingga lima tahun

penjara. Dari tangan tersangka, diamankan 19 butir narkoba yang

terdiri dari tiga butir calmet yang diambil dari tangan WW, enam butir

camlet milik SS dan tujuh butir calmet serta tiga butir etizolam milik

DH.



Kabag Ops Polres Kulonprogo Kompol Dwi Prasetio mengatakan, ketiga

pelaku dijerat dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang

psikotropika. Dia mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan, pelaku SS dan

DH diduga mengedarkan narkoba tersebut.



"Ketiganya ini saling mengenal. Nantinya tersangka WW akan dikenai

pasal 62 karena memiliki, membawa dan menyimpan psikotropika.

Sedangkan SS dan DH akan dikenai pasal 62 atau 60 ayat 2 karena

berperan mengedarkan atau menyalurkan narkoba," ujar Dwi, Kamis

(2/7/2015).



Sementara itu, Kasat Res Narkoba Polres Kulonprogo AKP R Agus Nursewan

mengatakan, penangkapan ketiga tersangka tersebut bermula dari adanya

informasi dari masyarakat terkait adanya penyalahgunaan narkoba.



Petugas kemudian melakukan penyelidikan dan berhasil meringkus WW pada

Selasa (16/6/2015) lalu di sekitar Jalan Trisik-Bugel. Berdasarkan

pengembangan dari pelaku pertama, petugas berhasil meringkus SS dan DH

di hari yang sama pada Rabu (17/6/2015) di wilayah Karangsewu, Galur

dan Bojong, Panjatan.



"Memang ada resep dokter, tapi kalau digunakan sendiri itu tidak

masalah. Tapi kalau diedarkan, bahkan diperjual belikan maka itu

melanggar hukum," jelas Agus.



Dua pelaku, yakni SS menjual psikotropika itu kepada WW dengan harga

Rp45.000 per tiga butirnya. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, SS

mengaku mengalami ketergantungan terhadap obat tersebut. Berdasarkan

pengakuannya, obat tersebut didapatkan dari salah satu apotik di

Jogja, setelah diberikan dokter.



"Keluhannya pusing, lalu saya diberi resep oleh dokter. Teman saya

[DH] minta, lalu saya jual lagi," ujar SS.
Share:

Menanti Menoreh Kuning di Kulon Progo

Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) merupakan program desa binaan CSR

Pertamina, yang telah sukses membina dan mendampingi masyarakat Desa

Wonokerto, Semarang, Jawa Tengah dalam mengembangkan agrowisata buah

naga. Kali ini, SPT Pertamina menyasar masyarakat Desa Banjaroya,

Kabupaten Kulon Progo, DIY, yang masih berada di sekitar wilayah

operasi Terminal BBM Rewulu.



Desa Banjaroya dan sekitarnya merupakan daerah perbukitan yang kering.

Kondisi pertaniannya juga masih tertinggal. Sebagian besar kondisi

tanah di desa tersebut kurang produktif, yang hal Ini berdampak pada

tingkat sosial ekonomi warganya yang masih rendah. Bekerja sama dengan

Yayasan Obor Tani, sejak 2013, Pertamina menjalankan aktivitas

pemberdayaan masyarakat Desa Banjaroya dengan memanfaatkan lahan

kurang produktif.

-

Potensi durian

Dengan bantuan modal bibit pohon, pupuk pelatihan, dan pembinaan,

lahan tersebut saat ini telah ditanami pohon durian menoreh kuning.

Keunggulan durian menoreh kuning antara lain daging buahnya berwarna

kuning kemerahan dan rasanya lebih manis. Keunggulan ini membuat

durian menoreh kuning bisa memiliki harga pasaran lebih tinggi

dibandingkan durian montong.



Bibit pohon durian menoreh kuning ditanam di lahan-lahan milik warga

dan tanahbengkokyang dipinjamkan pemerintah desa untuk dimanfaatkan

warga. Total luas lahan adalah sekitar 20 hektare dengan 3.000 pohon.

Sejak penanaman bibit pohon tahun 2013, diharapkan hasil dapat dipanen

pada tahun 2016.



Harga durian menoreh kuning per kilogram di pasaran adalah Rp

35.000–Rp 45.000. Setiap petani rata-rata memiliki 15–20 pohon.

Apabila setiap pohon sedikitnya menghasilkan 3 durian, petani akan

memetik hasil sekitar Rp 1.575.000 saat panen. Di samping itu, para

petani juga berinisiatif menanam tanaman sela yang dapat memberikan

pemasukan tambahan.



Program SPT ini memberikan berbagai manfaat. Dalam segi ekonomi,

rezeki akan dirasakan oleh petani dan warga dari hasil panen durian

dan agrowisata. Di segi lingkungan, dengan pemanfaatan lahan kurang

produktif untuk perkebunan durian, cadangan air dalam tanah dan daya

serap karbondioksida akan meningkat. Sementara itu, dari segi edukasi,

para petani mendapatkan pengayaan pengetahuan mengenai teknologi

budidaya pertanian.



"Tadinya saya bertani ya secara tradisional saja. Saya bersyukur

mendapatkan pelatihan ini, jadi tahu cara bertani yang lebih modern,"

ungkap Soleh, salah satu petani SPT.



Keberhasilan program

Pertamina tidak hanya memberikan pelatihan, bibit pohon, pupuk, biaya

pemeliharaan selama 3,5 tahun, dan biaya pengendalian hama penyakit.

Pertamina juga memberikan bantuan pembangunan waduk mini seluas 1

hektare, wisma tani, dan fasilitas pelengkap di argowisata kebun

durian, seperti patung durian,jogging track, dan sejumlah gazebo.

Kini, Desa Banjaroya telah ramai dikunjungi sebagai salah satu

destinasi wisata di Kulon Progo.



"Melalui program SPT Pertamina, kami berharap dapat memberikan nilai

tambah bagi masyarakat dengan memanfaatkan lahan tidak produktif

menjadi sumber penghasilan, baik dari hasil panennya maupun

agrowisata," tutur CSR Manager Pertamina Agus Mashud.



"Tahun depan, kami berharap pohon-pohon durian itu mulai berbuah dan

agrowisata akan semakin ramai dikunjungi wisatawan. Pertamina bangga

menjadi bagian dari upaya terbangunnya kemandirian ekonomi masyarakat.

Semua kesuksesan ini tentunya tidak terlepas dari kemauan masyarakat

Desa Banjaroya untuk maju, dukungan pemerintah daerah, serta kerja

sama Yayasan Obor Tani," tambah Agus.



Pertamina telah memiliki sedikitnya 120 desa binaan di seluruh

Indonesia. Program desa binaan masuk dalam dalam kelompok Pertamina

Berdikari. Dalam setiap program desa binaan, Pertamina melakukan

pendampingan selama 2–3 tahun. Program ini terbukti telah memberikan

manfaat besar dan menciptakan efek domino perekonomian masyarakat,

serta sangat diapresiasi oleh pemerintah daerah. (Adv)



Penulis:advertorial

Editor: advertorial, kompas
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results