Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Sunday, October 4, 2015

Enam Pasangan Diciduk Satpol PP

TEMON ( KRjogja.com)- Sejumlah enam pasangan tak resmi terjaring

petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kulonprogo saat

menggelar rasia di sejumlah penginapan dan hotel di Kawasan Objek

Wisata (obwis) Pantai Glagah Kecamatan Temon, Minggu (4/10/2015)

petang. Selain keenam pasangan tak resmi, petugas juga mengamankan

sejumlah perempuan pemandu karaoke (lady companion).



Menurut Kepala Satuan (Kasat) Pol PP setempat Duana Heru S pihaknya

sengaja menggelar razia pada petang hari, untuk menjaring mereka yang

'week end' di penginapan. Dijelaskan, razia merupakan upaya penegakan

Peraturan Daerah (Perda) nomor 4/2013 tentang Ketertiban Umum

(Tibum)," jelasnya.



Rasia lebih pada upaya non yustisi sehingga para pelaku yang terjaring

tidak diajukan ke pengadilan seperti pada razia sebelum-sebelumnya.

Para pelaku hanya dibina. Jika kembali tertangkap, mereka akan

ditindak tegas.



Sementara Kasi Penegakan Perda Rockgiarto mengungkapkan, sebagian

mereka yang diamankan petugas masih remaja. Bahkan ada tiga orang yang

masih berstatus pelajar dan mahasiswa pada kartu identitasnya dan

mereka berasal dari sejumlah beberapa wilayah DIY dan Jawa Tengah

(Jateng).



"Kebanyakan masih remaja," jelasnya usai razia seraya menambahkan

beberapa diantara yang diamankan adalah pemandu karaoke.

"Saat diamankan, mereka mengaku kost di tempat penginapan. Tapi karena

tidak ada izin tinggal dan tanpa identitas mereka tetap kami bawa

untuk diberi pembinaan," jelasnya.(Rul)
Share:

Nelayan Kulon Progo Sulit Peroleh Buku Kapal

YOGYAKARTA,(PRLM).- Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten

Kulon Progo, Daerah Istimekawa Yogyakarta, mengharapkan pemerintah

pusat mempermudah nelayan mendapatkan grossakte dan buku kapal untuk

legalitas melaut.



Penjabat Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulon

Progo Sudarna di Kulon Progo, Minggu (4/10/2015) mengatakan, grossakte

yang mengeluarkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan buku kapal

diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).



"Selama ini, nelayan, khususnya di Kulon Progo, kesulitan mendapatkan

grossakte dan buku kapal karena prosedurnya sangat sulit hingga ke

pusat," kata Sudarna.



Sudarna mengatakan kapal Inka Mina bantuan dari pemerintah pusat,

hingga saat ini belum memiliki grossakte dan buku kapal. Sehingga,

nelayan yang melaut tidak membawa perlengkapan melaut dapat dimaklumi.

Pihaknya pun sudah memfasilitasi dengan berbagai upaya, namun belum

ada kejelasan kapan penerbitan grossakte dan buku kapal. Penerbitan

grossakte dan buku kapal disesuaikan antara pengusaha dan nelayan

kecil.



"Nelayan Kulon Progo itu mayoritas petani, kami sudah bersyukur mereka

mau menjadi nelayan dan diikutkan dalam berbagai kegiatan pelatihan.

Kalau ada kasus seperti ini, nelayan ditangkap karena tidak membawa

perlengkapan perizinan, mereka pasti takut," ucapnya.



Aparat penegak hukum,kata Sudarna, harus dapat memaklumi soal

perizinan. Menurutnya, tidak sepenuhnya menjadi kesalahan nelayan

kalau mereka tidak memiliki izin. Kasus penangkapan nelayan dari Jawa

Tengah dan Jawa Timur saat membongkar ikan di Pelabuhan Sadeng, Gunung

Kidul, menjadi bahan pelajaran bagi semua pihak.



"Kasus seperti ini belum pernah menimpa nelayan Kulon Progo, namun

kami belajar dari penangkapan nelayan oleh Polisi Air (Polair) Polda

DIY di Gunung Kidul," ujarnya.



Selain grossakte dan buku kapal, lanjut Sudarna, nelayan harus

memiliki izin lain yakni ankapin dan adkapin. Ankapin harus dimiliki

seorang nahkoda dan adkapin harus dimiliki teknisi kapal. Untuk

mendapatkan surat tersebut, nelayan harus mengikuti pelatihan atau

diklat secara rutin yang diselenggarakan Unit Pelaksana Teknis KKP.



"Setelah mereka mengikuti diklat dan sudah profesional, maka nelayan

bisa mendapatkan sertifikat adkapin dan ankapin," katanya.



Sementara itu, Salah seorang nelayan Karangwuni, Kecamatan Wates,

Affandi (56) mengatakan, ia tidak memiliki adkapin atau ankapin,

karena dirinya hanya mengoperasikan kapal motor tempel.



"Kami berharap dapat memilikinya, sehingga saat pelabuhan beroperasi

dapat melaut dengan kapal lima grosston," katanya. (Wilujeng

Kharisma/A-147)***
Share:

Friday, October 2, 2015

Bupati Hasto Buka Kulonprogo Expo 2015

 

Bupati dan wabup di salah stan pameran. Foto: Widiastuti


KULONPROGO (KRjogja.com) - Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) membuka pameran Manunggal Fair atau Kulonprogo Expo 2015, di seputaran Alun-alun Wates, Jumat (2/10/2015) sore. Pameran berlangsung dari 2 hingga 10 Oktober, mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB.

Pembukaan dimeriahkan juga  Tari Reog SD Prembulan dan Sendratari Sang Garuda dari Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI), dan bupati bersama Wabup Drs H Sutedjo, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aneka Usaha selaku pelaksana pameran, serta  tamu undangan berkesempatan meninjau beberapa stan yang ada.  

Diterangkan Hasto, melalui tema pameran “tingkatkan prestasi menuju kemandirian daerah" diharapkan masyarakat mengetahui berbagai keberhasilan yang telah diraih oleh Pemkab Kulonprogo selama ini. Yakni  keberhasilan kinerja, wajar tanpa pengecualian (WTP), laporan akuntabiltas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) yang memperoleh B, rencana pembangunan bandara, pembangunan perluasan RSUD Wates serta warga masyarakat dan siswa yang berprestasi di tingkat nasional bahkan internasional, sebagai salah satu motivasi untuk mewujudkan Kabupaten Kulon Progo yang mandiri, maju dan sejahtera.

Kegiatan pameran melibatkan seluruh komponen masyarakat dengan semangat kerja keras dan gotong royong serta membutuhkan sentuhan inovasi agar menarik. "Semangat dari masyarakat ini kita apresiasi dengan mempersiapkan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Meskipun saat ini di kompleks Alun-alun Wates sedang berlangsung pembangunan fasilitas publik serta  membuat taman-taman, air mancur serta tempat burung merpati, diharapkan baik panitia penyelenggara, maupun peserta dan masyarakat dapat menjaganya," ujar Hasto.
 
Pelaksana Kulonprogo Expo di lapangan tahun 2015, Ketua Penyelenggara Rudy Widiyatmoko SSos, dipercayakan kepada Perumda Aneka Usaha. Peserta pameran dari  Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Kulonprogo dan instansi DIY serta pusat. Serta  pelaku UMKM yang menampilkan produk-produk unggulan Kulonprogo.

"Dengan menempati 500 kapling, pameran setiap hari dibuka mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB, dan setiap malam di panggung permanen Alun-alun Wates juga telah dijadwalkan berbagai atraksi seni dari warga masyarakat. Dalam rangka edukasi dan motivasi warga Kulonprogo juga didatangkan Pesawat Marchetti dan mesin jet dari STTA Yogyakarta, serta peralatan tempur TNI AD yang berada di depan Kodim 0731/Kulonprogo," kata Rudy. (Wid)
 

Share:

Percantik Kota Wates, Pemkab Benahi Trotoar

WATES ( KRjogja.com)- Melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Pemkab Kulonprogo terus berupaya mempercantik Kota Wates, salah satu membongkar tegel trotoar di sejumlah ruas jalan kemudian diganti batu andesit. Sebelumnya pekerjaan didahului dengan pelebaran aspal jalan tanpa dibarengi dengan usaha pembebasan tanah warga, tapi mengurangi lebar trotoar.



Fenomena pengurangan lebar trotoar memang sempat mengundang pro kontra warga. Bagi mereka yang kurang sepaham langkah pengurangan lebar trotoar mengurangi hak pejalan kaki yang menggunakan trotoar. Sementara yang mendukung langkah pemkab beralasan, trotoar yang lebar malah digunakan pemilik toko untuk jualan dan bukan untuk pejalan kaki. Salah satu trotoar yang lebarnya dikurangi adalah di ruas Jalan Moh Dawam dengan lebar sekitar 80 centimeter.



Kabid Cipta Karya DPU setempat Zahram Asurawan menjelaskan, pembongkaran trotoar merupakan bagian dari penataan kota. "Total panjang yang harus diperbaiki sekitar dua kilometer," katanya, Jumat (2/10/2015).



Diakuinya, trotoar hasil perbaikan di beberapa ruas jalan Kota Wates memang ada yang dibuat lebih sempit dibanding sebelumnya, yaitu menjadi hanya selebar 80 sentimeter. Langkah tersebut dilakukan menyesuaikan kebutuhan jalan.



"Itu bagian penataan. Kita sesuaikan kalau nanti misal jalan akan dilebarkan masih ada ruang," ujarnya menambahkan, trotoar yang sedang digarap meliputi Jalan Moh Dawam, seputaran Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY, Jalan Sutijab, Jalan Mandung dan sejumlah ruas jalan di Kota Wates.



"Total biaya perbaikan trotoar tersebut mencapai Rp 1,5 miliar," terangnya.(Rul)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Harga Cabai Anjlok, Petani di Kabupaten Kulon Progo Merugi

YOGYAKARTA,(PRLM).- Petani cabai di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kerugian jutaan rupiah akibat harga cabai anjlok dari Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu menjadi Rp 2 ribu hingga Rp 4 ribu per kilogram.



"Harga cabai sudah turun sejak 24 September, dan paling parah lima hari terakhir. Saat ini, harga cabai kualitas super Rp 4 ribu per kg dan kualitas biasa Rp 2 ribu per kg," kata petani cabai di wilayah Bendungan, Wates, Misnah di Kulon Progo, Kamis (1/10/2015).

Misnah mengatakan pada masa tanam (MT) III, dirinya menggarap lahan pertanian seluas 500 meter persegi dan menghasilkan panen sekitar satu kuintal cabai. Padahal, pada 2014, dirinya bisa mengantongi uang jutaan rupiah karena hasil panen cabai merah melimpah dan harganya mencapai Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu.



"Sekarang, harga cabai sangat rendah sehingga uang yang dikantongi hanya sekitar Rp 400.000. Tentu saja, petani merugi jutaan rupiah karena selama masa tanam kami sudah mengeluarkan modal cukup banyak, misalnya untuk membeli pupuk dan menyiram air," ucapnya.

Misnah tidak mengetahui penyebab anjloknya harga cabai di pasaran. Dirinya memperkirakan, anjloknya harga cabai disebabkan wilayah Kulon Progo untuk lahan tegalan dan sawah memasuki panen raya cabai.



"Pasokan cabai melimpah, harga cabai jadi anjlok. Tahun-tahun lalu tidak seperti ini, mungkin karena sebelumnya tidak banyak yang tanam cabai," tuturnya.



Hal senada juga diungkapkan salah seorang pedagang cabai di Pasar Wates, Sriani. Ia mengatakan harga cabai merah sempat berkisar Rp 11 ribu per kg. Namun dua hari terakhir turun di angka Rp 4 per kg. Harga cabai merah keriting, cabai rawit merah yang sebelumnya Rp 20 per kg juga turun menjadi Rp 8 ribu per kg.



Menurut dia, penurunan harga cabai tidak lantas berdampak pada peningkatan jumlah pembeli. Kiosnya masih tetap sepi pembeli, sehingga Musidah terkadang harus menyimpan dagangan untuk dijual pada hari-hari berikutnya.



"Kulakan cabai dua kg saja masih utuh. Kalau sudah begini, harus disimpan untuk dijual besok," ujarnya.(Wilujeng Kharisma/A-89
Share:

Thursday, October 1, 2015

3 Months Again, the Implementation Team Kulonprogro Down Into Field Airport

 

Bisnis.com, Kulonprogro - After the decision was Permits Location Determination (IPL) the construction of airports in the Supreme Court began to be followed up, Regent Ward Kulonprogro Hasto together Kulonprogro Police, the National Land Agency (BPN) and other relevant agencies preparing implementing team building service-level Kulonprogro district.

Hasto asserted, in the next three months, the team is expected to immediately go to the field to continue the process stages of development of the airport.

"In addition, in the near future, the installation of stakes can be resumed. For the boundaries of the location to be built increasingly clear," said Hasto, Wednesday (30/09/2015).

Furthermore Hasto explained appraisal team is also expected to be working to assess damages. Thus, the relocation efforts can be done so that the construction can also be run in accordance agenda.

Hasto targets, in March 2016, liberation and payment of land compensation can be completed. Although follow-up was addressed quickly by the district government, he argued, it would not ignore the condition of some people who have not agreed on the construction of the airport.

"Not having to wait for all the residents agree. The question that remains to be resolved with the passing other processes. If you do not agree because not yet know the value appraisalnya, or when relocation, will be a process to explain it," said Hasto.

Related efforts reconsideration will be Paguyiban citizens repellent airports, rides Trinity (WTT), Hasto confirms the airport construction will keep running. Hasto added, airport development team at the district level will approach the citizens of WTT.

"We've created a team formed beesama Secretary and also the police chief. The team is cross-sectoral and later we will deliver certainty about the airport," said Hasto.

Meanwhile, Police Chief Superintendent Kulonprogro Yuliyanto claimed to be ready to do security on the continuation phases of construction of the airport. However, it still can not confirm the number of personnel who will be deployed in the process of security and escort in order pebdataab and mounting stakes.

"We will ensure that sufficient personnel, moreover there will be a back up of Police and Brimob. However, we will continue to approach the citizens," said Yuliyanto.

Share:

3 Bulan Lagi, Tim Pelaksana Bandara Kulonprogo Turun Ke Lapangan

Bisnis.com, KULONPROGO - Setelah putusan kasasi Izin Penetapan Lokasi (IPL) pembangunan bandara di Mahkamah Agung mulai ditindaklanjuti, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo bersama Polres Kulonprogo, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan instansi terkait lainnya tengah menyiapkan tim pelaksana pembangunan Bandara Kulonprogo di tingkat kabupaten.

Hasto menegaskan, dalam tiga bulan ke depan, tim tersebut diharapkan dapat segera turun ke lapangan untuk melanjutkan tahapan proses pembangunan bandara.

"Selain itu, dalam waktu dekat ini, pemasangan patok dapat dilanjutkan lagi. Agar batas-batas lokasi yang akan dibangun semakin jelas," ujar Hasto, Rabu (30/9/2015).

Lebih lanjut Hasto menerangkan, tim appraisal juga diharapkan dapat segera bekerja untuk melakukan penilaian ganti rugi. Sehingga, upaya relokasi dapat segera dilakukan agar pembangunan juga dapat berjalan sesuai agenda.

Hasto menargetkan, bulan Maret 2016 mendatang, pembebasan dan pembayaran ganti rugi lahan dapat selesai. Meski tindak lanjut itu disikapi dengan cepat oleh pemkab, dia menegaskan, bukan berarti akan mengabaikan kondisi beberapa warga yang belum setuju atas pembangunan bandara tersebut.

"Tidak harus menunggu semua warga setuju. Persoalan itu tetap akan diselesaikan seiring dengan berjalannya proses lainnya. Jika tidak setuju karena belum tahu nilai appraisalnya, atau kapan relokasinya, nanti akan proses untuk menjelaskannya," tandas Hasto.

Terkait adanya upaya peninjauan kembali yang akan dilakukan Paguyiban warga penolak bandara, Wahana Tri Tunggal (WTT), Hasto menegaskan pembangunan bandara akan tetap berjalan. Hasto menambahkan, tim pembangunan bandara di tingkat kabupaten nantinya akan melakukan pendekatan kepada warga WTT.

"Kami sudah buat tim yang dibentuk beesama Sekda dan juga Kapolres. Tim ini lintas sektoral dan nantinya kami akan menyampaikan kepastian tentang bandara," papar Hasto.

Sementara itu, Kapolres Kulonprogo AKBP Yuliyanto mengaku siap melakukan pengamanan atas kelanjutan tahapan pembangunan bandara. Namun, pihaknya masih belum bisa memastikan jumlah personil yang akan diterjunkan dalam proses pengamanan dan pengawalan dalam rangka pebdataab dan pemasangan patok.

"Kami akan pastikan personilnya cukup, apalagi nanti ada back up dari Polda dan Brimob. Namun, kami akan tetap melakukan pendekatan kepada warga," jelas Yuliyanto.

Share:

Surviving Since 1940, Turns It Secret Gudeg Yu Narni

Surviving Since 1940, Turns It Secret Gudeg Yu Narni


Yogyakarta is famous for its distinctive food, warm. No wonder that many sellers gudeg popping up in the city. One seller gudeg already quite well known in Yogyakarta is Gudeg Yu Narni.
Present since 1940 Gudeg Yu Narni faithfully serving traditional cuisine of Yogyakarta.
Persisting in traditional culinary business for so long, making this business is not just a matter of profit and loss, but how to participate to maintain the existence of traditional foods and help maintain the quality of taste.
"No way we were able to survive this long without keeping warm quality that we produce," said Diah Kusumawardani, son of Yu Narni (Sunarni)
To maintain flavor, cooking process gudeg still using traditional means, including cook using firewood. Gudeg Yu Narni has a distinctive taste, which is a mixture of sweet, savory and salty.



 In the midst of the many sellers gudeg in Yogyakarta Gudeg Yu Narni provide competitive prices.
According Dyah, price gudeg in Gudeg Yu Narni arguably the most famous warm cheaper than other sellers in Yogyakarta.
"The package price gudeg and side dishes ranging from Rp 20 thousand, while the most expensive is only Rp 200 thousand," said Diah.

As for the warm rice package, price starting from Rp. 7 thousand to Rp. 30 thousand.
To serve customers from outside the city, Gudeg Yu Narni also serve delivery to outside the city. It is said Diah, his delivery to any area of ​​origin there is a one-day delivery service up. This is because the artificial warm Yu Narni do not use preservatives that can only last for one day.
During this time Gudeg Yu Narni never send warm up Kalimantan and Sumatra. There is no minimum order for delivery services outside the city.



Currently there are four places where you can enjoy the delights Gudeg Yu Narni. Although centered in the area of ​​Kaliurang, Karangasem, but a simple shop in Area Mangkubumi way, precisely in Kebon Dalem is the first stall Gudeg Yu Narni.

"Warung in Kebon Dalem is the place where the first Simbah (mother of Yu Narni) selling Gudeg. Until now, we still maintain that place," said Diah.
Compared with the other third place, this shop also has the longest load time, from 05:00 AM to 11:00 PM.
Besides in Kebon Dalem, and Jalan Kaliurang, Gudeg Yu Narni also exist in the Student Army Theater Road 102 and Km 11 Jalan Magelang Beran Lor.

Not long ago Gudeg Yu Narni also get a charter from MURI for conducting a warm meal together with the most participants at the beginning of the month September 2015.

For the event Gudeg Yu Narni prepare the 1300 portion of rice warm.


"It is our commitment to preserve traditional food especially warm. Through this event we want to introduce warm to the younger generation, so that they are not getting away with traditional food," Diah said. (*)

Share:

Spicy food like? Try sensation Super Spicy Satay Lightning Mr. Nano

 

Yogyakarta During this time known as the area with the flavors of the cuisine tends to sweet. However, there are some places in Yogyakarta restaurants serving cuisine with a spicy flavor to super spicy.

One of the places that serve food super spicy in Yogyakarta and worth your try is Sate Lightning Mr. Nano.

Simple food stalls are located in the South Ring Road Yogyakarta, precisely located in the hamlet Menayu, Village Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul presents satay with extra spicy flavor.

Sate Nano

Sate goats in the shop is actually almost the same with most satay in general. Mutton baked in the embers of the fire and then served with soy sauce.

But what distinguishes the most was sliced ​​chili satay rawitnya very much, so it was great to be so spicy.

 

In addition to pepper slices, soy disambal there is also a sliced ​​red onion, tomatoes, and cabbage.

There are other additional rare disambal satay sauce in a dish somewhere else, namely slices of orange leaves. Mutton taste tender, combined with the sweetness of soy sauce, and spicy chili. The taste even fresher with slices of orange leaves.

It said Mr. Nano (68), he started a business satay stall since 1984. Originally named the man of the original Suitiyarno Patangpuluhan open stalls in the area of ​​Yogyakarta, and in 2004 moved to the place he now occupy.

Sate Nano

Mr. Nano's ability to process goat meat he got from his grandfather and father.

"In the past Simbah and my father is also selling satay. Even before jualanya still stained by striking and around," said Mr. Nano.

Besides satay, food stall, visitors can order some other goat processed meat, such as tongseng, curry, satay klatak, and fried rice. The diverse preparations also served with a spicy flavor.

 

 

Tongseng is that too many menu ordered by the buyer. In addition to the spicy flavors dominate, the spices are also very pronounced.

Tongseng Mr. Nano cooked with curry sauce supplemented with chopped onion, chili, pepper, sliced ​​tomatoes, cabbage, and soy sauce.

Tongseng sauce is quite thick, savory taste due to the use of a blend of coconut milk, sweet and spicy course.

tongseng

Besides tongseng mutton, buyers can also order tongseng goat's head, kikil, viscera and brain are also goats. 

Although offering food super spicy sensation, in fact visitors can order the level of spiciness.

Naming the spiciness level was fairly unique, ranging from early childhood level (After Early Childhood Education), Play Group, up to the level of professor.  "Here there is ever a portion tongseng message and cabainya number reached 50 units. In the past also Dedy Corbuzier eat here, order some food and spend a basket of chili," said Mr. Nano.

Dedy Corbuzier addition, some celebrities also never eat at the diner Sate Lightning Mr. Nano, including Bondan Winarno.

Sate Nano

When asked if the quality of its cuisine spicy will drop when prices soar chili, Mr. Nani assured it will not happen.

"It has become my risk as a seller chili spicy food when prices skyrocketed," he said.

Lightning associated with the name carried by satay stalls, it is because of the sate which he presented a very spicy give tongue sensation like being struck by lightning.

"For the name of lightning, the granting of customers," added Mr. Nano. Every day the diner is open from 12.00 hours and usually around 18:00 merchandise is up.

Sate Nano

For one serving of satay and tongseng mutton price Rp20 thousand. As for the goat's head tongseng cost from Rp30 thousand per serving.

For those of you who claim to spicy food, mandatory food stalls visited this one. 

 

 

(*http://jogja.tribunnews.com/2015/09/18/suka-makanan-pedas-cobalah-sensasi-super-pedas-sate-petir-pak-nano?page=5)

 

Share:

Simple recipe Olah Meat Goat So Sate klathak





TRIBUNJOGA.COM - Today might be a family you've got beef of Sacrifice Eid al committee on Thursday (09/24/2015).
Furthermore, the meat will be what you get it?
Sate, tongseng, curry? If you choose to make satay and want a different sensation than usual, it could be considered to treat you so satay klathak.
What is the satay klathak? Perhaps you are used to eating chicken satay, satay, beef satay, duck satay, to sate rabbits.
Generally these types of satay-marinated satay peanut or soy sauce.
But satay typical Imogiri this one, and perhaps the only kind of satay that sensation to the tongue bully.
Sate klathak. That his name was popularized. The basic ingredients mutton satay. But unlike satay general.


 Culinary it only sprinkled a little salt and pepper. Meat chosen from a young goat meat, so the level of tenderness guaranteed.
Ways of manufacture, young goat meat is cut rather large, then sprinkled with salt, knead so saltiness evenly, then stabbed-stick one by one piece of meat to the spokes of a bicycle.
Sate and then burned in a fire charcoals. Once cooked, directly served alongside fresh curry sauce.
For fans of spicy, could digado with pieces of red pepper. Taste really fantastic ... really natural taste of mutton.
There is a combination of savory taste, smell typical of mutton / lamb, as well as the distinctive smell of charcoal foam.
The culinary offerings can easily be found along Jalan Imogiri, from the intersection Giwangan to toe Pajimatan Imogiri, day or night. (*)
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results