Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Wednesday, September 9, 2015

Kawasan Industri Sentolo Butuh 50 Hektare, Belum Terpenuhi

Bisnis.com, KULONPROGO – Lahan yang dibutuhkan untuk membangun kawasan

industri di Sentolo sedikitnya memerlukan tanah seluas 50 hektare.

Namun, sulitnya pembebasan lahan mengakibatkan rencana pembangunan

kawasan ekonomi khusus itu tersendat.



"Pengadaan lahan menjadi kendala pengembangan kawasan industri

tersebut. Masyarakat masih belum memahami arti penting dari

pengembangan kawasan itu," ujar Kepala Badan Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu (BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan, Selasa

(8/9/2015).



Agung menandaskan, dikembangkannya kawasan industri di Sentolo sebagai

kawasan ekonomi khusus akan memberikan dampak positif bagi warga.



Multiefek dari adanya kawasan tersebut akan dirasakan langsung oleh

masyarakat. Kawasan industri Sentolo ini akan dikembangkan di Desa

Banguncipto, Desa Sentolo, Desa Sukoreno, Desa Salamrejo, dan Desa

Tuksono berada di Kecamatan Sentolo.



Lebih lanjut Agung memaparkan, paling tidak luas lahan yang diperlukan

untuk mengembangan kawasan itu minimal 50 hektare. Saat ini, luas

lahan yang baru dapat dibebaskan mencapai 35 hektare.



"Kawasan yang akan dijadikan kawasan industri merupakan wilayah

pegunungan yang tandus. Lahan yang ada di wilayah itu tidak produktif

untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian," jelas Agung.



Sampai saat ini, pihaknya terus berupaya agar lahan yang dibutuhkan

dapat terpenuhi. Agung menambahkan, jika lahan untuk kawasan industri

itu dapat terpenuhi, selanjutnya akan dilakukan penilaian. Penilaian

tersebut dilakukan untuk menentukan kelayakan wilayah tersebut untuk

dijadikan kawasan industri.



Agung menandaskan, sesuai Perda nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW), Kulonprogo telah menentukan pengembangan

Kawasan Peruntukan Industri yang meliputi empat kecamatan, yakni

Sentolo, Nanggulan, Lendah, dan Temon.



Kawasan industri Sentolo termasuk dalam kawasan peruntukan industri.

Potensi lahan yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Peruntunkan

Industri mencapai 4.700 hektare.



"Warga sebenarnya tidak masalah dengan adanya pengembangan kawasan

industri. Hanya saja, persoalannya pada harga, negosiasinya yang perlu

waktu," imbuh Agung.



Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo memaparkan, kawasan

industri sudah mulai banyak dilirik investor-investor besar. Banyak

investor yang siap menanamkan modalnya untuk mengembangkan pabrik dan

industri di kawasan tersebut.



"Perusahaan yang bekerjasama dengan perbankan asal Singapura yang siap

menempati salah satu area di kawasan industri. Diharapkan proses

akuisisi lahan segera dilakukan, sehingga perusahaan itu dapat segera

membangun," imbuh Hasto.
Share:

Jumlah Pemandu Wisata di Kulon Progo Masih Minim

Kulon Progo, HanTer - Jumlah pemandu wisata atau "tour guide" di

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah memiliki

sertifikat masih sangat minim, padahal jumlah kunjungan wisatawan

terus mengalami peningkatan.



"Objek wisata di Kulon Progo belum dikelola secara optimal karena

kekurangan pemandu wisata yang profesional," kata Kabid Pemasaran

Pariwasata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Eka

Winarsiwi di Kulon Progo, Kamis (10/9).



Ia mengatakan beberapa tempat wisata di Kulon Progo seperti Pantai

Gelagah, Kalibiru, dan Kebun Teh Nglinggo-Tritis banyak dikunjungi

wisatawan, namun, jumlah pemandu wisata masih sangat kurang.



"Sampai saat ini, belum ada pengelola wisata yang memiliki sertifikat

yang bisa memandu wisatawan, padahal jumlah kunjungan wisatawan di

Kulon Progo mengalami kenaikan yang siginifikan," kata Eka.



Ia mengatakan pemandu wisatawan lokal mengalami kesulitan mendapatkan

sertifikat karena yang mengeluarkan lembaga khusus yang ada di Sleman

dan Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan sertifikat sebagai pemandu

wisatawan, juga membutuhkan biaya besar.



"Kalau mereka memiliki sertifikat, bisa memandu wisatawan di luar DIY.

Tapi kalau tidak, mereka hanya memandu wisata lokal," kata dia.



Minimnya jumlah pemandu wisata resmi, kata Eka, dapat berdampak pada

menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Kulon Progo.



"Di kalangan masyarakat masih menganggap bahwa menjadi seorang pemandu

wisata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka,"

katanya.



Ia berharap, kedepan minat warga Kulon Progo untuk menjadi pemandu

wisata bisa lebih baik lagi. Mengingat Kabupaten Kulon Progi gencar

dalam meningkatkan dan mengkampanyekan sektor pariwisata andalan ke

masyarakat luas, untuk meningkatkan PAD dan mendongkrak pertumbuhan

ekonomi masyarakat.



"Masalah pemandu wisata menjadi pekerjaan rumah kami dalam mendongkrak

sektor pariwsata," katanya.



Selain kekurangan jumlah pemandu wisata, menurut Eka, pelalu wisata

lokal mengalami kendala masalah bahasa asing ketika ada wisatawam dari

manca negara. Mereka tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik.



"Kami sudah memberikan pelatihan bahasa Inggris, tapi kosa katanya

secara umum. Meski sudah diberi pelatihan, pelaku wisata lokal tetap

mengalami kesulitan," katanya.







(ruli)
Share:

Warga Penolak Bandara Kulonprogo Gelar Kirab Hasil Panen Dari Lahan Calon Bandara

Bisnis.com, KULONPROGO – Paguyuban warga penolak pembangunan bandara,

Wahana Tri Tunggal (WTT) menggelar hari jadi ke 3 di Dusun Kragon II,

Desa Palihan, Rabu (9/9/2015). Dalam perayaan itu, warga WTT masih

akan tetap memperjuangkan dibatalkannya pembangunan bandara.



Hari jadi tersebut digelar dengan konvoi dan mengarak gunungan hasil

bumi ke wilayah empat desa yang akan dijadikan lokasi pembangunan

bandara. Menurut Ketua WTT Martono di sela acara ulang tahun,

gunungan yang diarak itu mewakili hasil bumi yang selama ini dipanen

oleh petani pesisir.



"Hasil bumi itu menegaskan bahwa tanah di wilayah ini masih produktif

dan merupakan satu-satunya mata pencaharian warga kami," papar

Martono.



Dihadapan warga, Martono juga mengungkapkan syukur dengan ditolaknya

IPL Bandara dari Gubernur DIY oleh PTUN Yogyakarta beberapa waktu

lalu. Hal itu dianggap menjadi kemenangan pertama warga WTT. Selain

itu, bersama sekitar 400 warga yang bergumpulkan merayakan hari jadi

tersebut, juga disyukuri atas hasil panen yang melimpah di tahun ini.



Selain tetap berupaya melakukan gerakan penolakan terhadap rencana

pembangunan bandara, WTT akan terus berusaha memperjuangkannya di

ranah hukum. Martono memaparkan, terkait upaya pengajuan judicial

review terhadap perda RTRW Kulonprogo ke Mahkamah Agung, dirinya tetap

optimis.



"Apabila judicial review kalah, kami akan tetap ajukan PK ," ujar Martono.



Sementara itu, Kepala Departemen Advokasi LBH Yogyakarta Rizky

Fatahillah menambahkan, perayaan hari jadi tersebut adalah momentum

bagi WTT untuk menjaga konsolidasi. Terutama dalam berjuang melawan

perampasan tanah yang akan digunakan sebagai bandara baru.



"Terkait PK, bisa saja itu dilakukan. Kami akan lihat dulu seperti apa

keputusananya," imbuh Rizky.

Apps Bisnis.com available on:

Editor : Nina Atmasari
Share:

PENCURIAN KULONPROGO 2 Kambing Kurban Digondol Maling

Harianjogja.com, KULONPROGO- Untoro, seorang peternak kambing harus

merelakan dua ekor kambing yang sudah dibeli untuk kurban dicuri

kawanan pencuri, Rabu (9/9/2015) dini hari. Kambing-kambing tersebut

telah laku terjual dan siap diambil pemiliknya menjelang Idul Adha.



"Ada dua yang dicuri dan kejadiannya sekitar jam 03.00 WIB. Tadinya

kambing yang ada di kandang ini 18 ekor," ujar Untoro saat ditemui

dirumahnya di Dusun Kemiri, Desa Margosari, Pengasih.



Untoro mengatakan, saat kejadian dirinya tidak mendengar suara gaduh

ataupun suara kambingnya mengembik. Padahal, saat itu dia sedang tidur

di sebuah gardu ronda yang hanya berjarak sepuluh meter dari kandang

kambing. Setelah satu jam, dia mendengar istrinya berteriak dan suara

gas sepeda motor.



"Saya bangun mendengar orang menyalakan sepeda motor, lalu buru-buru

kabur. Ada dua motor dan langsung saya kejar, tapi langsung

menghilang," ungkap Untoro.



Untoro mengungkapkan, dua kambing tersebut sudah dilego dengan harga

Rp2,5 juta dan Rp3 juta. Bahkan, Untoro sudah menerima uang muka untuk

dua ekor kambing tersebut. Akibat kejadian tersebut, dirinya terpaksa

akan mengganti kambing yang telah dipesan itu dengan kambing lainnya.



Lebih lanjut Untoro mengaku ada yang janggal dari kejadian tersebut.

Pasalnya, dia sama sekali tidak mendengar suara gaduh dan suara

kambingnya saat kejadian itu terjadi.



"Saya heran, kok, tidak ada suara gaduh, bahkan kambingnya juga tidak

bersuara. Padahal, saya cuma tidur di gardu depan rumah. Mungkin

pelakunya sudah tahu daerah sini," ungkap Untoro.



Tri Sunaryati, istri Untoro, mengaku sempat mendengar suara dua sepeda

motor di dekat kandang. Pasalnya, pada jam 03.00 dini hari itu,

dirinya terbangun. Saat curiga dengan suara tersebut, Tri langsung

berusaha membangunkan suaminya.



"Tapi orangnya sudah kabur dan kandangnya sudah kosong," imbuh Tri.



Kejadian tersebut telah dilaporkan ke Polsek Pengasih. Keesokan

paginya petugas melakukan olah tempat kejadian perkara. Menjelang

perayaan Idul Adha atau Hari Raya Kurban, kejadian pencurian hewan

kurban mulai marak terjadi. Untuk itu, polisi mengimbau agar

mewaspadai terjadinya pencurian semacam itu.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Belasan Warga Diamankan Saat Judi Sabung Ayam

harianjogja.com, KULONPROGO – Belasan orang diamankan polisi Polres

Kulonprogo karena diduga terlibat tindak pidana perjudian sabung ayam

di Dusun Kutan, Desa Brosot, Galur, Rabu (9/9/2015). Saat

penggebregan, setidaknya ada puluhan orang yang berada di lokasi

kejadian, namun sebagian besar berhasil kabur.



Sebanyak 17 orang diduga pelaku judi sabung ayam digelandang ke

Mapolres Kulonprogo beserta sejumlah barang bukti. Polisi berhasil

mengamankan 21 unit sepeda motor, dua unit sepeda, satu unit truk dan

enam ekor ayam yang digunakan untuk judi.



Berdasarkan informasi yang dihimpun saat pemeriksaan pelaku, diduga

tempat kejadian perkara (TKP) perjudian itu dilakukan di rumah salah

satu anggota TNI. Saat penggerebegan berlangsung, semua warga yang

berada di lokasi berhamburan, bahkan salah satu pelaku mengompol

karena ketakutan saat polisi datang.



Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Anton mengatakan, penggerebakan

itu bermula dari laporan warga setempat. Warga melaporkan adanya

aktifitas perjudian yakni sabung ayam di RT 06 RW 02 Dusun Kutan.

Bermula dari laporan itu, sejumlah anggota dari Satuan Reskrim dan

Sabhara langsung meluncur ke lokasi tersebut.



"Ada 17 orang yang kami amankan dan belum bisa dipastikan karena masih

dalam pemeriksaan, apakah mereka ini tersangka semua atau ada yang

tidak. Penggerebekan tadi sekitar pukul 13.00 WIB," ujar Anton.



Anton memaparkan, apabila terbukti melakukan tindak pidana perjudian,

maka para pelaku akan dikenai Pasal 303 KUHP tentang perjudian.

Ancaman hukuman maksimal sepuluh tahun penjara, denda Rp25 juta.

Adanya keterlibatan anggota TNI sebagai pemilik rumah yang menjadi

lokasi perjudian, masih akan dikaji mendalam.



"Apabila ada oknum TNI yang terlibat dan terbukti menyediakan tempat

perjudian, penangananya akan langsung dilimpahkan ke Polisi Militer,"

jelas Anton.



Tujiya, 50, salah satu warga yang diamankan mengaku sering datang ke

lokasi perjudian itu. Biasanya pria yang sehari-hari bekerja sebagai

juru kunci Makam Pereng ini hanya memasang taruhan sebesar Rp25.000

sampai Rp50.000. Dia berkilah, aktifitas itu hanya perjudian dengan

taruhan kecil,



Namun, saat kejadian Tujiya mengaku membawa uang sebesar Rp5 juta. Dia

mengungkapkan, uang tersebut akan dibelanjakan material semen untuk

keperluan pembangunan rumahnya.



"Tapi tadi belum sempat tarung, polisi datang," kata Tujiya.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Ombak Tinggi, Nelayan Kulonprogo Libur Melaut

KULONROGO ( KRjogja.com) -Para nelayan di pesisir selatan Kulonprogo

terpaksa libur melaut lantaran ketinggian gelombang mencapai 6-8

meter. Jika dipaksakan, ketinggian gelombang saat ini justru akan

membahayakan para nelayan.

Anggota Kelompok Nelayan Bogowonto, Johan Susanto menyampaikan,

ketinggian gelombang yang mencapai delapan meter ini sudah terjadi

sejak Senin (7/9/2015). Diperkirakan, kondisi ini akan berlangsung

hingga sepekan ke depan.



"Kami sudah diminta untuk tidak melaut karena kondisi gelombang sedang

tidak bersahabat. Diperkirakan, tinggi gelombang akan kembali normal

satu pekan ke depan," kata Johan, saat ditemui di pesisir Pantai

Congot, Selasa (08/09/2015).

Akibat ketinggian gelombang ini, lanjutnya, para nelayan mengalami

kerugian karena tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Padahal saat

melaut, mereka bisa membawa pulang tangkapan sekitar satu kuintal,

dengan nilai mencapai Rp 3 juta. "Saat ini, pantai selatan Kulonprogo

sedang musim ikan pari dan lobster. Sebelum ada gelombang tinggi, kami

bisa menangkap 8-10 ekor ikan pari ukuran besar, juga mengangkap 3-5

kilogram lobster," jelasnya.(Unt)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Tuesday, September 8, 2015

Ombak Tinggi Halangi Nafkah Nelayan Kulonprogo


Perahu nelayan menganggur akibat ombak tinggi (Foto: KR Jogja)

Perahu nelayan menganggur akibat ombak tinggi (Foto: KR Jogja)

KULONPROGO – Para nelayan di pesisir selatan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terpaksa libur melaut lantaran ketinggian gelombang mencapai enam hingga delapan meter. Jika dipaksakan, ketinggian gelombang saat ini justru akan membahayakan para nelayan.

Anggota Kelompok Nelayan Bogowonto, Johan Susanto menyampaikan, ketinggian gelombang yang mencapai delapan meter ini sudah terjadi sejak Senin, 7 September. Diperkirakan, kondisi ini akan berlangsung hingga sepekan ke depan.

"Kami sudah diminta untuk tidak melaut karena kondisi gelombang sedang tidak bersahabat. Diperkirakan, tinggi gelombang akan kembali normal satu pekan ke depan," kata Johan, saat ditemui di pesisir Pantai Congot, Selasa, 8 September.

Akibat ketinggian gelombang ini, lanjutnya, para nelayan mengalami kerugian karena tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Padahal saat melaut, mereka bisa membawa pulang tangkapan sekitar satu kuintal, dengan nilai mencapai Rp3 juta.

"Saat ini, pantai selatan Kulonprogo sedang musim ikan pari dan lobster. Sebelum ada gelombang tinggi, kami bisa menangkap delapan hingga 10 ekor ikan pari ukuran besar, juga mengangkap tiga sampai lima kilogram lobster," jelasnya.

(rtw)
Share:

Monday, September 7, 2015

PENGELOLAAN SAMPAH : Sempat Ditolak Warga, Kini Layani 700 Keluarga

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sampurna Asih adalah KSM pengelola sampah

pertama di Kulonprogo. Sejumlah warga setempat merintisnya sejak 2011

silam. Setelah resmi beroperasi pada Maret 2012, KSM Sampurna Asih

saat ini telah melayani lebih dari 700 kepala keluarga (KK) di wilayah

Kecamatan Pengasih dan Wates.



Penggalan sejarah KSM Sampurna Asih itu disampaikan Suryono kepada

Harian Jogja, Sabtu (5/9/2015) pagi. Dia baru saja selesai

mengumpulkan sampah dari beberapa anggota di sekitar Dayakan.



"Pengelolaan sampah itu syarat dengan ibadah. Menyadarkan masyarakat

tidak semudah membalikkan telapak tangan," tutur Suryono sembari

mengajak Harian Jogja menuju ruang sekretariat KSM Sampurna Asih.



Suryono adalah Ketua II KSM Sampurna Asih. Merasa khawatir tidak bisa

memberikan informasi lengkap, dia pun menelepon Ketua I, Sudjendro.

"Dulu kita satu-satunya di Kulonprogo. Iurannya cuma Rp10.000 per

bulan. Kalau sekarang naik jadi Rp15.000," ucap Suryono.



Sembari menunggu Sudjendro, Suryono meneruskan ceritanya. Bagi dia,

membesarkan KSM Sampurna Asih adalah perjuangan besar. "Awal mau

membuat kelompok, kami ditarget harus punya anggota 250 orang dalam

tiga bulan. Padahal waktu itu baru ada 90 orang," papar dia.



Belum lama Suryono bercerita, Sudjendro datang. Dia langsung

bersemangat memaparkan kisah suka duka KSM Sampurna Asih. "Bangunan

pusat pengelolaan sampah sudah berdiri sejak Juli 2011, lalu Agustus

kami bentuk pengurus dan segera sosialisasi kepada masyarakat,"

ujarnya.



Biaya operasional awalnya lebih banyak ditanggung pengurus, termasuk

uang bensin. Mereka juga sempat ditentang warga pada tiga bulan

pertama. "Ada tetangga yang tidak suka karena katanya bikin bau dan

mengganggu. Kami lalu didatangi Ombudsman tapi ternyata itu tidak

terbukti," kata Sudjendro.



Menurut pensiunan berusia 67 tahun ini, saat itu masyarakat setempat

memang belum mengerti cara mengelola sampah. Wajar jika mereka

khawatir dengan keberadaan KSM yang dianggap serupa dengan tempat

pembuangan sementara (TPS).



Sekarang pun, masyarakat belum bisa memisahkan sampah menjadi tiga,

yaitu sampah organik, kertas, dan plastik. Padahal jika itu dilakukan,

beban petugas kebersihan bisa berkurang. "Tempat sampahnya sudah

dibuat terpisah tapi membuangnya ya sama saja. Memang masih butuh

waktu," tukas Sudjendro.



Setiap Senin hingga Jumat, pemilahan sampah menjadi kegiatan utama.

Selanjutnya pada hari Sabtu, mereka mengolah sampah organik menjadi

pupuk kompos. Namun, pupuk kompos yang dihasilkan kebanyakan juga

diambil para anggota secara cuma-cuma.



"Kalau ada yang mau beli juga boleh. Harganya Rp800 per kilogram.

Khusus anggota kami bebaskan. Biar mereka tahu kalau sampah bisa

diolah dan jadi bermanfaat," ungkapnya.



Senada dengan Suryono, menjadi pengurus KSM Sampurna Asih adalah

ibadah bagi Sudjendro. Mereka tidak dibayar sepeser pun. Hasil

penjualan sampah yang telah dipilah dan iuran anggota memang hanya

cukup untuk membayar honor delapan pekerja pengambil sampah dan

sejumlah biaya operasional lain. "Tekad kami ingin mengabdikan diri,"

ungkapnya kemudian.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

APBD KULONPROGO : Terpengaruh Megaproyek, Pendapatan Daerah Turun Rp33 Miliar

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pendapatan daerah dalam APBD Perubahan

Kabupaten Kulonprogo 2015 diperkirakan turun sekitar Rp33 miliar. Jika

pada APBD murni mencapai Rp1,242 triliun, pendapatan pada APBD

Perubahan direncanakan sebesar Rp1,209 triliun.



Hal itu diungkapkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo pada rapat

paripurna dengan agenda penyampaian Rancangan Kebijakan Umum Perubahan

Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2015 di

gedung DPRD Kulonprogo, Jumat (4/9/2015).



Dia lalu mengungkapkan, hal sebaliknya terjadi pada rencana belanja

daerah. Jika pada APBD murni direncanakan sekitar Rp1,306 triliun,

belanja daerah pada APBD Perubahan menjadi Rp1,340 triliun.



Menurut Hasto, peningkatan belanja daerah diperlukan untuk mempercepat

pencapaian target kinerja daerah. Hal itu juga merupakan konsekuensi

kekurangan anggaran pada APBD murni.



"Sisa lebih penggunaan anggaran tahun sebelumnya kami rencanakan untuk

memenuhi defisit anggaran yang mencapai sekitar Rp66,224 miliar," kata

Hasto menjelaskan, seperti yang dirilis Humas Sekretariat DPRD

Kulonprogo, Jumat sore.



Hasto memaparkan, ada beberapa faktor yang memengaruhi pendapatan dan

belanja tahun ini. Di antaranya, perubahan realisasi investasi mega

proyek berupa pembangunan bandara baru, pabrik pasir besi, dan kawasan

industri di Sentolo. "Beberapa kondisi itu berakibat pada perubahan

pendapatan retribusi dan pajak daerah," ujarnya.



Hasto menambahkan, perubahan kebijakan tarif BPJS Kesehatan pada Pusat

Pelayanan Kesehatan (PPK), khususnya di RSUD Wates, juga menyebabkan

ada perubahan pada besar pendapatan daerah.



"Ada kondisi insidental yang membutuhkan konsekuensi penyediaan

anggaran, tapi ternyata belum tersedia pada APBD 2015," tutur Hasto

kemudian.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kulonprogo Gelar Uji Coba Tinju Porda

WATES ( KRjogja.com)- Untuk mematangkan persiapan sebelum berlaga di

ajang Pekan Olahraga Daaerah (Porda) DIY 2015, atlet tinju Kulonprogo

melakukan pertarungan uji tanding dengan para petinju amatir dari

beberapa sasana tinju di Jawa Tengah.



Menurut pelatih tinju Kulonprogo, Ferry Kuahaty, pertarungan uji

tanding ini merupakan persiapan terakhir sebelum para petinju berlaga

di Porda. Sebanyak 10 petinju Kulonprogo melakukan pertarungan uji

tanding dengan petinju amatir dari Bantul, Sragen, Kebumen, Solo dan

Magelang.



"Uji tanding bersama ini untuk meningkatkan dan mengukur kemampuan

atlet sebelum berlaga di Porda. Selain itu untuk menambah jam terbang

para atlet dan meningkatkan mental saat bertanding," kata Ferry di

Alun-alun Wates, Minggu (6/9).



Ia menambahkan, untuk memeriahkan pertarungan uji coba ini juga

dilakukan peluncuran Senam Kreasi Tinju Bela Beli Kulonprogo yang

mengombinasikan antara olahraga senam dengan tinju. Launching

dilakukan oleh Bupati Kulonprogo, dr H Hasto Wardoyo SpOG(K). "Tinju

merupakan olahraga hiburan yang dapat dinikmati oleh berbagai

kalangan. Sehingga untuk menarik minat masyarakat kami ciptakan senam

kreasi tinju," jelasnya.(*-32)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results