Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Monday, September 14, 2015

Kekeringan Di Girimulyo Terus Meluas

GIRIMULYO ( KRJogja.com)- Wilayah Kecamatan Girimulyo yang mengalami keringan terus meluas. Jika pada awal Juli tercatat 13 pedukuhan maka pada akhir Agustus lalu bertambah menjadi 20 pedukuhan. "Dari 52 pedukuhan ada 20 pedukuhan tersebar di Desa Giripurwo, Purwosari dan Desa Pendoworejo sekarang mengalami kekeringan," jelas Camat setempat Purwono saat menerima bantuan 25 tangki air bersih dari Pengurus Daerah Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) DIY, di halaman Kantor Kecamatan Girimulyo, Senin (13/9).



Ke 25 tangki air bersih untuk warga di sepuluh pedukuhan dan sekolah yang ada di Girimulyo tersebut diserahkan Wakil Ketua Pengda IMBI DIY Sugiyarto.

Menurutnya, sebelum kemarau warga biasanya memenuhi kebutuhan air bersih dari sumur atau rembesan air di beberapa perbukitan yang dialirkan ke rumah warga. Tapi pada musim kemarau sekarang hampir semua mata air mengalami kekeringan. Guna memenuhi kebutuhan air warga terpaksa mencari air bersih di wilayah bawah yang jaraknya mencapai satu kilometer.



Dalam upaya mengatasi kekeringan, pemerintah sesungguhnya telah melakukan beberapa kali droping air bersih bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pengda IMBI DIY dan Rotary Club. "Memang sudah ada upaya membantu warga mendapatkan air bersih dengan membuat pamsimas atau mengangkat air dari sumber mata air. Tapi karena kemaraunya panjang sehingga debit air menurun," jelas Camat Purwono menambahkan kedepan kecamatan akan mencoba memanfaatkan air di Pedukuhan Gunturan dan Karangrejo maupun di Kedung Tawang. "Air dari tiga mata air tersebut bisa diangkat dan disalurkan kepada warga di beberapa wilayah," terangnya.

Sugiyarto menjelaskan, droping air bersih merupakan agenda rutin tahunan. Khusus 25 tangki diberikan kepada warga di sepuluh pedukuhan dan PAUD, SD, SMP dan SMK di Desa Giripurwo, Purwosari, Pendoworejo dan Jatimulyo. "Kami memberikan bantuan semampunya untuk meringankan beban warga yang mengalami kekeringan," ujarnya menambahkan Pengda IMBI DIY sebelumnya menyalurkan bantuan air bersih di Kabupaten Gunungkidul. "Kami masih punya cadangan dana sosial untuk bantuan droping air di daerah-daerah lain," tuturnya.



Pihaknya menyadari droping air hanya bersifat bantuan jangka pendek. "Agar bantuan lebih tepat dan menyelesaikan masalah, Pengda IMBI DIY akan berkoordinasi dengan pengurus yang lebih tinggi guna memberikan bantuan pipanisasi maupun mesin penyedot air yang setiap saat bisa berfungsi," terangnya.(Rul)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Friday, September 11, 2015

SMAN 1 Pengasih Raih Kemenangan

WATES ( KRjogja.com)- SMAN 1 Pengasih secara meyakinkan berhasil

meraih kemenangan 2-0 atas SMK Muhammadiyah 1 Temon pada ajang Liga

Futsal Pelajar (LFP) Kulonprogo 2015 di Spirit Futsal Pengasih, Jumat

(11/9/2015).



SMAN 1 Pengasih diawal babak mendapat perlawanan ketat dari lawan.

SMAN 1 Pengasih membuka keunggulan 1-0 lewat sepakan Farid. Satu gol

tambahan SMAN 1 Pengasih tercipta pada babak kedua yang dilesakkan

Catur. Dengan kemenangan tersebut, SMAN 1 Pengasih berpeluang lolos ke

babak selanjutnya.



Pertandingan lainnya, SMKN 2 Pengasih mencatat kemenangan lima gol

tanpa balas atas SMK Kesehatan CSI Wates. MAN 2 Wates menang telak 3-0

atas SMK PGRI 1 Sentolo. SMAN 1 Temon mengalahkan SMKN 1 Temon dengan

skor 3-1. SMAN 1 Lendah bermain imbang 1-1 melawan SMAN 1 Girimulyo.



Sementara untuk tingkat SMP, SMPN 2 Pengasih harus bersusah payah

mengatasi SMPN 2 Galur dengan skor ketat 3-2. Sedangkan SMPN 1

Pengasih unggul tipis 1-0 atas SMPN 1 Lendah.(*-32)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Bakar Sampah, Nenek Ponem Tewas Kobong

KULONROGO ( KRjogja.com)- Bermaksud membakar sampah di pekarangan

rumahnya, RT 33 RW 17 Pedukuhan Pergiwatu Wetan, Desa Srikayangan

Kecamatan Sentolo, Kamis (10/09/2015), seorang nenek berusia 85 tahun,

Ponem Joyo Winoto malah tewas terbakar. Saat ditemukan, tubuh Nenek

Ponem dalam kondisi hangus, rambut dan baju habis terbakar, serta

kulit melepuh dengan luka bakar 90 persen. Kejadian ini sontak

menghebohkan warga Srikayangan dan berduyun-duyun datang ke lokasi

kejadian.



Peristiwa naas ini pertamakali diketahui tetangga korban, Sugeng (40),

yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian. Sekira pukul 11.00

WIB, Sugeng kaget karena melihat kobaran api di pekarangan Nenek Ponem

mulai merembet ke kediamannya, dan langsung melakukan pemadaman.



"Namun tiba di lokasi kejadian, Sugeng yang merupakan saksi satu ini

melihat ada mayat korban tergeletak. Kondisinya sudah hangus dengan

luka bakar 90 persen, juga ada kobaran api di stagen yang melilit

perut korban. Saksi langsung berusaha memadamkan api di tubuh korban

menggunakan air, namun nyawanya tak bisa diselamatkan," kata Kapolsek

Sentolo, Kompol Slamet, usai melakukan olah TKP.



Dalam keadaan panik, saksi satu lalu memanggil saksi dua, Slamet

Wahyudi (45). Bersama warga sekitar, mereka langsung memadamkan api di

pekarangan, juga melaporkan peristiwa ini ke Polsek Sentolo. Baik

saksi satu maupun saksi dua, masih shock dengan kejadian tersebut

sehingga sulit dimintai keterangan.



"Korban berniat membakar sampah berupa dedaunan kering di pekarangan.

Namun lantaran angin bertiup kencang, api menjalar dengan cepat hingga

mengepung tubuhnya. Kondisi korban yang sudah berusia lanjut,

membuatnya kesulitan menyelamatkan diri, hingga tewas terbakar" urai

Slamet.



Dari hasil olah TKP, tambahnya, tidak ada tanda-tanda yang mengandung

unsur pidana sehingga dipastikan, peristiwa ini murni kecelakaan.

Jenazah korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk

disemayamkan.(Unt)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

MANUNGGAL FAIR KULONPROGO : Manunggal Fair akan Digelar Kembali

Manunggal Fair Kulonprogoakan digelar kembali



Harianjogja.com, KULONPROGO– Pameran dalam rangka memeringati hari

jadi Kulonprogo ke 64 akan segera diselenggarakan. Pameran Manunggal

Fair pada tahun ini akan mengusung tema prestasi, sesuai dengan

pencapaian yang telah dilakukan Pemkab Kulonprogo di semua aspek.

Kabag TI dan Humas Setda Kulonprogo Rudy Widiyatmoko mengatakan,

penyelenggaraan Manunggal Fair atau Kulonprogo Expo 2015 akan

dilangsungkan 20-10 Oktober mendatang. Pameran tersebut berpusat di

Alun-alun Wates yang menjadi jantung Kota Wates.



"Diharapkan melalui media pameran, masyarakat akan mengetahui

keberhasilan pemerintah daerah selama ini," ujar Rudy, Kamis

(10/9/2015).

Rudy menjelaskan, pameran bertajuk Tingkatkan Prestasi Menuju

Kemandirian Daerah, yang dimaksud yakni beberapa keberhasilan yang

diraih oleh pemkab. Di antaranya seperti pencapaian predikat laporan

keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).



Selain itu, laporan kinerja yang mampu meraih nilai yang cukup baik,

penyelenggaraan pemerintahan yang masuk dalam peringkat sepuluh besar,

bahkan tingkat satu se-Indonesia. Berbagai prestasi pelajar Kulonprogo

juga dinilai memberikan kontribusi terhadap prestasi kabupaten ini

dalam mencetak generasi yang unggul.



Terkait rencana pembangunan bandara internasional di Kulonprogo, juga

menjadi prestasi yang akan diraih kabupaten berjuluk Binangun ini.

Beberapa prestasi tersebut nantinya akan digambarkan dalam wujud

gapura utama di depan pemkab dan satu lagi di depan sebelah Makodim

0731.



Ada pula informasi keberhasilan atau prestasi ini di stan-stan

pemerintah yang beberapa waktu yang lalu telah dilakukan sosialisasi

dengan SKPD.

Kasubag Data dan Informasi Heri Widada menambahkan, rencananya pameran

tersebut akan dilangsungkan di Taman Budaya Kulonprogo. Namun,

pembangunan sentra budaya dan kesenian itu belum jadi, maka

penyelenggaraan akan tetap dilaksanakan di Alun-alun Wates.



Heri menjelaskan, meski saat ini baru ada pekerjaan beberapa ruang

publik di Alun-alun Wates, namun tidak ada permasalahan. Pasalnya, hal

itu telah dikomunikasikan dengan pihak terkait. Selain itu, koordinasi

juga telah dilakukan dengan sejumlah PKL yang ada di sekitar Alun-alun

Wates.



"Baik di sisi selatan maupun timur, sudah dikoordinasikan dengan para

PKL tentang rencana penyelenggaraan event tersebut," terang Heri.



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, September 9, 2015

Kawasan Industri Sentolo Butuh 50 Hektare, Belum Terpenuhi

Bisnis.com, KULONPROGO – Lahan yang dibutuhkan untuk membangun kawasan

industri di Sentolo sedikitnya memerlukan tanah seluas 50 hektare.

Namun, sulitnya pembebasan lahan mengakibatkan rencana pembangunan

kawasan ekonomi khusus itu tersendat.



"Pengadaan lahan menjadi kendala pengembangan kawasan industri

tersebut. Masyarakat masih belum memahami arti penting dari

pengembangan kawasan itu," ujar Kepala Badan Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu (BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan, Selasa

(8/9/2015).



Agung menandaskan, dikembangkannya kawasan industri di Sentolo sebagai

kawasan ekonomi khusus akan memberikan dampak positif bagi warga.



Multiefek dari adanya kawasan tersebut akan dirasakan langsung oleh

masyarakat. Kawasan industri Sentolo ini akan dikembangkan di Desa

Banguncipto, Desa Sentolo, Desa Sukoreno, Desa Salamrejo, dan Desa

Tuksono berada di Kecamatan Sentolo.



Lebih lanjut Agung memaparkan, paling tidak luas lahan yang diperlukan

untuk mengembangan kawasan itu minimal 50 hektare. Saat ini, luas

lahan yang baru dapat dibebaskan mencapai 35 hektare.



"Kawasan yang akan dijadikan kawasan industri merupakan wilayah

pegunungan yang tandus. Lahan yang ada di wilayah itu tidak produktif

untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian," jelas Agung.



Sampai saat ini, pihaknya terus berupaya agar lahan yang dibutuhkan

dapat terpenuhi. Agung menambahkan, jika lahan untuk kawasan industri

itu dapat terpenuhi, selanjutnya akan dilakukan penilaian. Penilaian

tersebut dilakukan untuk menentukan kelayakan wilayah tersebut untuk

dijadikan kawasan industri.



Agung menandaskan, sesuai Perda nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW), Kulonprogo telah menentukan pengembangan

Kawasan Peruntukan Industri yang meliputi empat kecamatan, yakni

Sentolo, Nanggulan, Lendah, dan Temon.



Kawasan industri Sentolo termasuk dalam kawasan peruntukan industri.

Potensi lahan yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Peruntunkan

Industri mencapai 4.700 hektare.



"Warga sebenarnya tidak masalah dengan adanya pengembangan kawasan

industri. Hanya saja, persoalannya pada harga, negosiasinya yang perlu

waktu," imbuh Agung.



Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo memaparkan, kawasan

industri sudah mulai banyak dilirik investor-investor besar. Banyak

investor yang siap menanamkan modalnya untuk mengembangkan pabrik dan

industri di kawasan tersebut.



"Perusahaan yang bekerjasama dengan perbankan asal Singapura yang siap

menempati salah satu area di kawasan industri. Diharapkan proses

akuisisi lahan segera dilakukan, sehingga perusahaan itu dapat segera

membangun," imbuh Hasto.
Share:

Jumlah Pemandu Wisata di Kulon Progo Masih Minim

Kulon Progo, HanTer - Jumlah pemandu wisata atau "tour guide" di

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah memiliki

sertifikat masih sangat minim, padahal jumlah kunjungan wisatawan

terus mengalami peningkatan.



"Objek wisata di Kulon Progo belum dikelola secara optimal karena

kekurangan pemandu wisata yang profesional," kata Kabid Pemasaran

Pariwasata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Eka

Winarsiwi di Kulon Progo, Kamis (10/9).



Ia mengatakan beberapa tempat wisata di Kulon Progo seperti Pantai

Gelagah, Kalibiru, dan Kebun Teh Nglinggo-Tritis banyak dikunjungi

wisatawan, namun, jumlah pemandu wisata masih sangat kurang.



"Sampai saat ini, belum ada pengelola wisata yang memiliki sertifikat

yang bisa memandu wisatawan, padahal jumlah kunjungan wisatawan di

Kulon Progo mengalami kenaikan yang siginifikan," kata Eka.



Ia mengatakan pemandu wisatawan lokal mengalami kesulitan mendapatkan

sertifikat karena yang mengeluarkan lembaga khusus yang ada di Sleman

dan Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan sertifikat sebagai pemandu

wisatawan, juga membutuhkan biaya besar.



"Kalau mereka memiliki sertifikat, bisa memandu wisatawan di luar DIY.

Tapi kalau tidak, mereka hanya memandu wisata lokal," kata dia.



Minimnya jumlah pemandu wisata resmi, kata Eka, dapat berdampak pada

menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Kulon Progo.



"Di kalangan masyarakat masih menganggap bahwa menjadi seorang pemandu

wisata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka,"

katanya.



Ia berharap, kedepan minat warga Kulon Progo untuk menjadi pemandu

wisata bisa lebih baik lagi. Mengingat Kabupaten Kulon Progi gencar

dalam meningkatkan dan mengkampanyekan sektor pariwisata andalan ke

masyarakat luas, untuk meningkatkan PAD dan mendongkrak pertumbuhan

ekonomi masyarakat.



"Masalah pemandu wisata menjadi pekerjaan rumah kami dalam mendongkrak

sektor pariwsata," katanya.



Selain kekurangan jumlah pemandu wisata, menurut Eka, pelalu wisata

lokal mengalami kendala masalah bahasa asing ketika ada wisatawam dari

manca negara. Mereka tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik.



"Kami sudah memberikan pelatihan bahasa Inggris, tapi kosa katanya

secara umum. Meski sudah diberi pelatihan, pelaku wisata lokal tetap

mengalami kesulitan," katanya.







(ruli)
Share:

Warga Penolak Bandara Kulonprogo Gelar Kirab Hasil Panen Dari Lahan Calon Bandara

Bisnis.com, KULONPROGO – Paguyuban warga penolak pembangunan bandara,

Wahana Tri Tunggal (WTT) menggelar hari jadi ke 3 di Dusun Kragon II,

Desa Palihan, Rabu (9/9/2015). Dalam perayaan itu, warga WTT masih

akan tetap memperjuangkan dibatalkannya pembangunan bandara.



Hari jadi tersebut digelar dengan konvoi dan mengarak gunungan hasil

bumi ke wilayah empat desa yang akan dijadikan lokasi pembangunan

bandara. Menurut Ketua WTT Martono di sela acara ulang tahun,

gunungan yang diarak itu mewakili hasil bumi yang selama ini dipanen

oleh petani pesisir.



"Hasil bumi itu menegaskan bahwa tanah di wilayah ini masih produktif

dan merupakan satu-satunya mata pencaharian warga kami," papar

Martono.



Dihadapan warga, Martono juga mengungkapkan syukur dengan ditolaknya

IPL Bandara dari Gubernur DIY oleh PTUN Yogyakarta beberapa waktu

lalu. Hal itu dianggap menjadi kemenangan pertama warga WTT. Selain

itu, bersama sekitar 400 warga yang bergumpulkan merayakan hari jadi

tersebut, juga disyukuri atas hasil panen yang melimpah di tahun ini.



Selain tetap berupaya melakukan gerakan penolakan terhadap rencana

pembangunan bandara, WTT akan terus berusaha memperjuangkannya di

ranah hukum. Martono memaparkan, terkait upaya pengajuan judicial

review terhadap perda RTRW Kulonprogo ke Mahkamah Agung, dirinya tetap

optimis.



"Apabila judicial review kalah, kami akan tetap ajukan PK ," ujar Martono.



Sementara itu, Kepala Departemen Advokasi LBH Yogyakarta Rizky

Fatahillah menambahkan, perayaan hari jadi tersebut adalah momentum

bagi WTT untuk menjaga konsolidasi. Terutama dalam berjuang melawan

perampasan tanah yang akan digunakan sebagai bandara baru.



"Terkait PK, bisa saja itu dilakukan. Kami akan lihat dulu seperti apa

keputusananya," imbuh Rizky.

Apps Bisnis.com available on:

Editor : Nina Atmasari
Share:

PENCURIAN KULONPROGO 2 Kambing Kurban Digondol Maling

Harianjogja.com, KULONPROGO- Untoro, seorang peternak kambing harus

merelakan dua ekor kambing yang sudah dibeli untuk kurban dicuri

kawanan pencuri, Rabu (9/9/2015) dini hari. Kambing-kambing tersebut

telah laku terjual dan siap diambil pemiliknya menjelang Idul Adha.



"Ada dua yang dicuri dan kejadiannya sekitar jam 03.00 WIB. Tadinya

kambing yang ada di kandang ini 18 ekor," ujar Untoro saat ditemui

dirumahnya di Dusun Kemiri, Desa Margosari, Pengasih.



Untoro mengatakan, saat kejadian dirinya tidak mendengar suara gaduh

ataupun suara kambingnya mengembik. Padahal, saat itu dia sedang tidur

di sebuah gardu ronda yang hanya berjarak sepuluh meter dari kandang

kambing. Setelah satu jam, dia mendengar istrinya berteriak dan suara

gas sepeda motor.



"Saya bangun mendengar orang menyalakan sepeda motor, lalu buru-buru

kabur. Ada dua motor dan langsung saya kejar, tapi langsung

menghilang," ungkap Untoro.



Untoro mengungkapkan, dua kambing tersebut sudah dilego dengan harga

Rp2,5 juta dan Rp3 juta. Bahkan, Untoro sudah menerima uang muka untuk

dua ekor kambing tersebut. Akibat kejadian tersebut, dirinya terpaksa

akan mengganti kambing yang telah dipesan itu dengan kambing lainnya.



Lebih lanjut Untoro mengaku ada yang janggal dari kejadian tersebut.

Pasalnya, dia sama sekali tidak mendengar suara gaduh dan suara

kambingnya saat kejadian itu terjadi.



"Saya heran, kok, tidak ada suara gaduh, bahkan kambingnya juga tidak

bersuara. Padahal, saya cuma tidur di gardu depan rumah. Mungkin

pelakunya sudah tahu daerah sini," ungkap Untoro.



Tri Sunaryati, istri Untoro, mengaku sempat mendengar suara dua sepeda

motor di dekat kandang. Pasalnya, pada jam 03.00 dini hari itu,

dirinya terbangun. Saat curiga dengan suara tersebut, Tri langsung

berusaha membangunkan suaminya.



"Tapi orangnya sudah kabur dan kandangnya sudah kosong," imbuh Tri.



Kejadian tersebut telah dilaporkan ke Polsek Pengasih. Keesokan

paginya petugas melakukan olah tempat kejadian perkara. Menjelang

perayaan Idul Adha atau Hari Raya Kurban, kejadian pencurian hewan

kurban mulai marak terjadi. Untuk itu, polisi mengimbau agar

mewaspadai terjadinya pencurian semacam itu.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Belasan Warga Diamankan Saat Judi Sabung Ayam

harianjogja.com, KULONPROGO – Belasan orang diamankan polisi Polres

Kulonprogo karena diduga terlibat tindak pidana perjudian sabung ayam

di Dusun Kutan, Desa Brosot, Galur, Rabu (9/9/2015). Saat

penggebregan, setidaknya ada puluhan orang yang berada di lokasi

kejadian, namun sebagian besar berhasil kabur.



Sebanyak 17 orang diduga pelaku judi sabung ayam digelandang ke

Mapolres Kulonprogo beserta sejumlah barang bukti. Polisi berhasil

mengamankan 21 unit sepeda motor, dua unit sepeda, satu unit truk dan

enam ekor ayam yang digunakan untuk judi.



Berdasarkan informasi yang dihimpun saat pemeriksaan pelaku, diduga

tempat kejadian perkara (TKP) perjudian itu dilakukan di rumah salah

satu anggota TNI. Saat penggerebegan berlangsung, semua warga yang

berada di lokasi berhamburan, bahkan salah satu pelaku mengompol

karena ketakutan saat polisi datang.



Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Anton mengatakan, penggerebakan

itu bermula dari laporan warga setempat. Warga melaporkan adanya

aktifitas perjudian yakni sabung ayam di RT 06 RW 02 Dusun Kutan.

Bermula dari laporan itu, sejumlah anggota dari Satuan Reskrim dan

Sabhara langsung meluncur ke lokasi tersebut.



"Ada 17 orang yang kami amankan dan belum bisa dipastikan karena masih

dalam pemeriksaan, apakah mereka ini tersangka semua atau ada yang

tidak. Penggerebekan tadi sekitar pukul 13.00 WIB," ujar Anton.



Anton memaparkan, apabila terbukti melakukan tindak pidana perjudian,

maka para pelaku akan dikenai Pasal 303 KUHP tentang perjudian.

Ancaman hukuman maksimal sepuluh tahun penjara, denda Rp25 juta.

Adanya keterlibatan anggota TNI sebagai pemilik rumah yang menjadi

lokasi perjudian, masih akan dikaji mendalam.



"Apabila ada oknum TNI yang terlibat dan terbukti menyediakan tempat

perjudian, penangananya akan langsung dilimpahkan ke Polisi Militer,"

jelas Anton.



Tujiya, 50, salah satu warga yang diamankan mengaku sering datang ke

lokasi perjudian itu. Biasanya pria yang sehari-hari bekerja sebagai

juru kunci Makam Pereng ini hanya memasang taruhan sebesar Rp25.000

sampai Rp50.000. Dia berkilah, aktifitas itu hanya perjudian dengan

taruhan kecil,



Namun, saat kejadian Tujiya mengaku membawa uang sebesar Rp5 juta. Dia

mengungkapkan, uang tersebut akan dibelanjakan material semen untuk

keperluan pembangunan rumahnya.



"Tapi tadi belum sempat tarung, polisi datang," kata Tujiya.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Ombak Tinggi, Nelayan Kulonprogo Libur Melaut

KULONROGO ( KRjogja.com) -Para nelayan di pesisir selatan Kulonprogo

terpaksa libur melaut lantaran ketinggian gelombang mencapai 6-8

meter. Jika dipaksakan, ketinggian gelombang saat ini justru akan

membahayakan para nelayan.

Anggota Kelompok Nelayan Bogowonto, Johan Susanto menyampaikan,

ketinggian gelombang yang mencapai delapan meter ini sudah terjadi

sejak Senin (7/9/2015). Diperkirakan, kondisi ini akan berlangsung

hingga sepekan ke depan.



"Kami sudah diminta untuk tidak melaut karena kondisi gelombang sedang

tidak bersahabat. Diperkirakan, tinggi gelombang akan kembali normal

satu pekan ke depan," kata Johan, saat ditemui di pesisir Pantai

Congot, Selasa (08/09/2015).

Akibat ketinggian gelombang ini, lanjutnya, para nelayan mengalami

kerugian karena tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Padahal saat

melaut, mereka bisa membawa pulang tangkapan sekitar satu kuintal,

dengan nilai mencapai Rp 3 juta. "Saat ini, pantai selatan Kulonprogo

sedang musim ikan pari dan lobster. Sebelum ada gelombang tinggi, kami

bisa menangkap 8-10 ekor ikan pari ukuran besar, juga mengangkap 3-5

kilogram lobster," jelasnya.(Unt)



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results