Harianjogja.com, KULONPROGO- Gula kelapa yang dihasilkan Kabupaten
Kulonprogo menerima Sertifikat Indikasi Geografis dari Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulonprogo Bambang
Tri Budi mengatakan Indikasi Geografis menurut PP Nomor 51 Tahun 2007
adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang.
"Faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau
kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan ciri dan kualitas
tertentu pada barang yang dihasilkan," kata Bambang, Kamis
(27/11/2014)
Ia mengatakan perlindungan hak indikasi geografis itu diberikan selama
karakteristik khas dan kualitas yang menjadi dasar bagi perlindungan
atas indikasi geografis tersebut masih ada.
Pengembangan gula kelapa melibatkan sebagian besar warga Kulon Progo,
terutama di daerah Kecamatan Kokap, Girimulyo dan Sentolo sebagai
wilayah aktif, dan sudah dapat menerapkan standar produksi sesuai
persyaratan indikasi geografis.
Ke depan, tanaman kelapa akan dikembangkan di kecamatan lain yaitu
Kecamatan Kalibawang, Nanggulan, Pengasih, dan Lendah.
Dia mengatakan gula kelapa Kulon Progo menghasilkan beberapa jenis
produk di antaranya gula Jawa dan gula semut.
"Produksi gula kelapa Kulon Progo sudah dipasarkan tidak saja untuk
pasar dalam negeri, tetapi sudah merambah pasar luar negeri seperti
Kanada, Amerika Serikat, dan Eropa," katanya.
Bambang mengatakan kelebihan gula kelapa Kulon Progo yakni merupakan
produk khas dan berkualitas yang dihasilkan dari nira yang diambil dua
kali sehari, memiliki kekhasan yang berbeda dari produk sejenis yang
dihasilkan daerah lain.
Selain itu, memiliki kekhasan dan kualitas yang sangat baik, karena
sudah memiliki standard operational prosedure (SOP) yang ditaati
sepenuhnya dalam proses produksi, sertifikasi organik, dan uji mutu
produk melalui tim pengawas mutu.
"Gula kelapa Kulon Progo juga memiliki kekhasan dan kualitas yang
sangat baik, karena alasan historis, dimana telah dikembangkan secara
turun temurun untuk gula jawa, sedangkan gula semut dikembangkan sejak
1983," katanya.
Kulonprogo menerima Sertifikat Indikasi Geografis dari Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulonprogo Bambang
Tri Budi mengatakan Indikasi Geografis menurut PP Nomor 51 Tahun 2007
adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang.
"Faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau
kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan ciri dan kualitas
tertentu pada barang yang dihasilkan," kata Bambang, Kamis
(27/11/2014)
Ia mengatakan perlindungan hak indikasi geografis itu diberikan selama
karakteristik khas dan kualitas yang menjadi dasar bagi perlindungan
atas indikasi geografis tersebut masih ada.
Pengembangan gula kelapa melibatkan sebagian besar warga Kulon Progo,
terutama di daerah Kecamatan Kokap, Girimulyo dan Sentolo sebagai
wilayah aktif, dan sudah dapat menerapkan standar produksi sesuai
persyaratan indikasi geografis.
Ke depan, tanaman kelapa akan dikembangkan di kecamatan lain yaitu
Kecamatan Kalibawang, Nanggulan, Pengasih, dan Lendah.
Dia mengatakan gula kelapa Kulon Progo menghasilkan beberapa jenis
produk di antaranya gula Jawa dan gula semut.
"Produksi gula kelapa Kulon Progo sudah dipasarkan tidak saja untuk
pasar dalam negeri, tetapi sudah merambah pasar luar negeri seperti
Kanada, Amerika Serikat, dan Eropa," katanya.
Bambang mengatakan kelebihan gula kelapa Kulon Progo yakni merupakan
produk khas dan berkualitas yang dihasilkan dari nira yang diambil dua
kali sehari, memiliki kekhasan yang berbeda dari produk sejenis yang
dihasilkan daerah lain.
Selain itu, memiliki kekhasan dan kualitas yang sangat baik, karena
sudah memiliki standard operational prosedure (SOP) yang ditaati
sepenuhnya dalam proses produksi, sertifikasi organik, dan uji mutu
produk melalui tim pengawas mutu.
"Gula kelapa Kulon Progo juga memiliki kekhasan dan kualitas yang
sangat baik, karena alasan historis, dimana telah dikembangkan secara
turun temurun untuk gula jawa, sedangkan gula semut dikembangkan sejak
1983," katanya.