Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Thursday, July 30, 2015

Rencana pembangunan Bandara Kulon Progo berlanjut

Kulon Progo (Antara) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan

HB X mengatakan rencana pembangunan bandara di Kabupaten Kulon Progo

berlanjut, meskipun ada putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang

memenangkan gugatan Paguyuban Wahana Tri Tunggal.



"Tidak ada putusan yang menyatakan bandara dibatalkan. Artinya rencana

pembangunan bandara tetap jalan," kata Sultan usai Syawalan dan

Silaturahim di Kabupaten Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan Pemda DIY optimistis akan memenangkan kasasi di Mahkamah

Agung (MA). "Kami optimistis. Yang sidang hanya aspek administrasi,"

katanya.



Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pemkab terus melakukan

pendekatan persuasi kepada masyarakat yang belum setuju dengan rencana

pembangunan bandara.



"Sehingga ketika ada 40 warga yang mengajukan gugatan ke PTUN,

kemudian ada sekitar 150 meski dalam catatan ada 202, tetapi ada

sekitar 50 tidak keberatan. Tetapi, di dalam nota catatan karena saat

konsultasi publik belum setuju. Kami terus melakukan pendekatan

persuasi terhadap 150 warga yang belum setuju," kata Hasto.



Ia mengatakan dirinya sering ketemu dengan kelompok-kelopok warga yang

belum setuju bandara, secara perlahan-lahan secara berkelanjutan.



Menurut dia, tafsir terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tentang

pengembangan Bandara Adisutjipto ini sifatnya bisa diperdebatkan,

serta masih dapat diperjuangkan. Selain itu, Perda RTRW memang sudah

waktunya diperbaiki atau ditinjau ulang.



"Inikan masalah administrasi, yang sebenarnya bisa diselesaikan secara

administrasi dalam arti RTRW-nya harus ditinjau ulang. Sehingga RTRW

bisa sesuai dengan Izin Penetapan Lokasi (ILP) bandara," katanya.



Editor:Ruslan Burhani

COPYRIGHT ©ANTARA2015





Lihat arsip:

http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Dua Pesantren Kulonprogo Kembangkan Lele Mutiara

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dua pondok pesantren, Darul Al-Fallah, Desa

Ngargosari, Kecamatan Samigaluh dan Ponpes Al-Miftah, Desa Jatisarono,

Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) mendapat pelatihan budidaya lele Mutiara yang menggunakan

aplikasi vaksin dan probiotik.



Pelatihan dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, pelatihan dilaksanakan sejak

tanggal 10 April 2015 lalu.



Para santri dan pengasuh dilatih menggunakan bibit lele unggul Mutiara

(mutu tinggi mudah dipelihara). Serta didukung dengan vaksin benih

"HydroVac" anti penyakit aeromonasis dan probiotik kualitas air "Pato

Aero".



"Kegiatan ini telah dikembangkan di delapan lokasi yaitu Malang,

Pacitan (Jawa Timur), Boyolali (Jawa Tengah), Sleman dan Kulonprogo

(DIY), Pandeglang (Jawa Barat) dan Tangerang serta Palembang," kata

Poernomo di Wates, Ahad (27/7).



Lebih lanjut Poernomo mengatakan Lele Mutiara merupakan ikan lele

tumbuh cepat generasi ketiga (G3). Benih lele ini dibentuk melalui

tiga proses seleksi individu pada aspek pertumbuhan selama tahun

2011-2014 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.



"Benih ini dibentuk dari gabungan persilangan strain lele Mesir,

Paiton, Sangkuriang dan Dumbo/lokal. Telah dinyatakan lulus pada

Penilaian Pelepasan Jenis/Varietas Unggul Kementerian Kelautan dan

Perikanan pada tanggal 27 Oktober 2014 lalu," kata Poernomo.



Keunggulannya, kata Poernomo, laju pertumbuhan tinggi. Bisa mencapai

20-70 persen lebih tinggi daripada benih-benih lain. Lama pemeliharaan

relatif singkat. Berkisar 45-50 hari pada kolam tanah dari benih tebar

berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm.



Keunggulan lain, keseragaman ukuran relatif tinggi. Tahap produksi

benih diperoleh 80-85 persen benih siap jual dan pemanenan pertama

pada pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi 65-80

persen.



Sedang rasio konversi pakan (FCR) relatif rendah. Berkisar 0,6-0,8

pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran. "Daya tahan terhadap

penyakit relatif tinggi: SR 60-70 persen pada infeksi bakteri

Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik)," katanya.

Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Kabupaten

Kulonprogo, Triyono, berharap pelatihan ini dapat membantu

menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya bagi perekonomian Pondok

Pesantren di wilayah Kulonprogo.

"Masih ada sekitar 40 pondok pesantren yang juga menginginkan dan siap

menerima kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang," kata

Triyono.



Di Kulonprogo, ungkap Triyono lebih lanjut, budidaya perikanan air

tawar yang dilakukan masyarakat mencapai 56,59 hektare dan luas tambak

53 hektare.

Produksi ikan pada tahun 2013 sebanyak 13.595,6 ton dan pada tahun

2014 mengalami peningkatan sebanyak 14,3 ton. "Saya kita adanya benih

Mutiara produksi akan semakin meningkat lagi," harap Triyono.



Red:Damanhuri Zuhri

Rep:heri purwata



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Dua Pesantren Kulonprogo Kembangkan Lele Mutiara

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dua pondok pesantren, Darul Al-Fallah, Desa

Ngargosari, Kecamatan Samigaluh dan Ponpes Al-Miftah, Desa Jatisarono,

Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) mendapat pelatihan budidaya lele Mutiara yang menggunakan

aplikasi vaksin dan probiotik.



Pelatihan dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, pelatihan dilaksanakan sejak

tanggal 10 April 2015 lalu.



Para santri dan pengasuh dilatih menggunakan bibit lele unggul Mutiara

(mutu tinggi mudah dipelihara). Serta didukung dengan vaksin benih

"HydroVac" anti penyakit aeromonasis dan probiotik kualitas air "Pato

Aero".



"Kegiatan ini telah dikembangkan di delapan lokasi yaitu Malang,

Pacitan (Jawa Timur), Boyolali (Jawa Tengah), Sleman dan Kulonprogo

(DIY), Pandeglang (Jawa Barat) dan Tangerang serta Palembang," kata

Poernomo di Wates, Ahad (27/7).



Lebih lanjut Poernomo mengatakan Lele Mutiara merupakan ikan lele

tumbuh cepat generasi ketiga (G3). Benih lele ini dibentuk melalui

tiga proses seleksi individu pada aspek pertumbuhan selama tahun

2011-2014 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.



"Benih ini dibentuk dari gabungan persilangan strain lele Mesir,

Paiton, Sangkuriang dan Dumbo/lokal. Telah dinyatakan lulus pada

Penilaian Pelepasan Jenis/Varietas Unggul Kementerian Kelautan dan

Perikanan pada tanggal 27 Oktober 2014 lalu," kata Poernomo.



Keunggulannya, kata Poernomo, laju pertumbuhan tinggi. Bisa mencapai

20-70 persen lebih tinggi daripada benih-benih lain. Lama pemeliharaan

relatif singkat. Berkisar 45-50 hari pada kolam tanah dari benih tebar

berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm.



Keunggulan lain, keseragaman ukuran relatif tinggi. Tahap produksi

benih diperoleh 80-85 persen benih siap jual dan pemanenan pertama

pada pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi 65-80

persen.



Sedang rasio konversi pakan (FCR) relatif rendah. Berkisar 0,6-0,8

pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran. "Daya tahan terhadap

penyakit relatif tinggi: SR 60-70 persen pada infeksi bakteri

Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik)," katanya.

Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Kabupaten

Kulonprogo, Triyono, berharap pelatihan ini dapat membantu

menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya bagi perekonomian Pondok

Pesantren di wilayah Kulonprogo.

"Masih ada sekitar 40 pondok pesantren yang juga menginginkan dan siap

menerima kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang," kata

Triyono.



Di Kulonprogo, ungkap Triyono lebih lanjut, budidaya perikanan air

tawar yang dilakukan masyarakat mencapai 56,59 hektare dan luas tambak

53 hektare.

Produksi ikan pada tahun 2013 sebanyak 13.595,6 ton dan pada tahun

2014 mengalami peningkatan sebanyak 14,3 ton. "Saya kita adanya benih

Mutiara produksi akan semakin meningkat lagi," harap Triyono.



Red:Damanhuri Zuhri

Rep:heri purwata



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Investasi Asing di Bandara Kulonprogo Akan Dibatasi

VIVA.co.id- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan

Hamengku Buwono X meminta pemerintah kabupaten Kulonprogo untuk

menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan mengelompokkan investasi

sektor mana saja yang nantinya akan ada di dalam bandara internasional

di daerah tersebut.

Ditegaskan Sultan, Kamis 30 Juli 2015, hal itu sangatlah penting.

Agar, keberadaannya dapat dipastikan membawa keuntungan lebih untuk

Yogyakarta, khususnya masyarakat sekitar.

"Keberadaan bandara akan diikuti dengan perkembangan perusahaan dan

lapangan kerja baru. SDM yang profesional dan mumpuni harus

disiapkan," kata Ngarso Dalem panggilan akrab Sri Sultan H X, usai

Syawalan di Gedung Kesenian Wates, Kuloprogo, Yogyakarta.

Raja Keraton Yogyakarta tersebut khawatir, jika SDM tidak disiapkan,

peluang bisnis dan lowongan kerja yang tercipta hanya akan terisi

kalangan profesional asing. Apalagi, akhir tahun ini sudah masuk era

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Investasi harus dikelompokkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi

daerah. Misalnya, investasi pemberdayaan masyarakat harus dibantu

dengan ketersediaan infrastruktur, kemudian investasi yang berdampak

ganda pada ekonomi daerah harus didorong," tambahnya.

Dia mengatakan, investasi yang masukpun harus benar-benar dipilih

dengan pertimbangan yang matang. Bahkan, jika diperlukan harus ada

pembatasan investasi di sektor-sektor tertentu, misalnya yang tidak

menciptakan lapangan kerja.



BKPM Bakal Tarik Investor Singapura di Tiga Sektor



"Investor asing hanya diperuntukkan bagi perkembangan UKM (Usaha Kecil

Menengah), koperasi, kemitraan, BUMD dan BUMN," imbuhnya.



Sultan optimistis, bisa menang dalam proses hukum terhadap gugatan

Wahana Tri Tunggal (WTT) yang masih dalam tahap kasasi di Mahkamah

Agung. Sehingga, tidak ada lagi keputusan yang membuat pembangunan

bandara itu tertunda.



"Sementara, proses hukum berjalan, Pemkab harus melakukan pendekatan

ke pihak yang tidak setuju dengan pembangunan bandara," katanya.



Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyampaikan, pihaknya

sedang berupaya menjalankan arahan program dari Pemda DIY itu. Hal ini

merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.



"Mudah-mudahan, bisa terwujud Kulonprogo yang lebih maju dan

sejahtera," katanya. (asp)

© VIVA.co.id





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Bayi Tujuh Bulan Tewas Tercebur Kolam Ikan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Seorang bayi berusia tujuh bulan enam hari

tewas setelah tercebur ke kolam ikan di dalam rumahnya di Dusun

Jatirejo, Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo, Rabu

(29/7/2015) pagi. Korban sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat tapi

nyawanya sudah tidak tertolong.



Kanit Reskrim Polsek Lendah, Ipda Moch.Winarso mengungkapkan,

peristiwa yang dialami bayi bernama Fahmi Ahya Daru Affan itu terjadi

sekitar pukul 09.45 WIB. Saat itu, korban sedang tidur di kamar yang

berjarak sekitar tujuh meter dari kolam ikan. Ibu korban, Rubianti,

35, meninggalkan korban untuk menyapu rumah. Sementara ayah korban,

Sudarsono, 46, tidak ada di rumah karena sedang pergi ke sawah.



Setelah selesai menyapu rumah selama kira-kira 10 menit, Rubianti

segera kembali ke kamar tapi anaknya tidak ada. Dia lalu segera

mencari dan menemukan korban ada di dalam kolam ikan sedalam 30

sentimeter. Saat itu korban diperkirakan sudah meninggal dunia.



"Saat tinggal menyapu, pintu kamar dalam keadaan terbuka. Diperkirakan

bayi merangkak ke luar lalu masuk kolam," papar Winarso, ditemui di

lokasi kejadian.

Winarso mengatakan, warga sekitar sempat membantu berusaha

menyelamatkan korban dengan membawanya ke Puskesmas Galur II yang

terletak di Dusun Sepaten, Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kulonprogo.

Namun korban kemudian dinyatakan meninggal dunia.



Suasana duka langsung menyelimuti rumah keluarga korban. Warga dan

kerabat berdatangan menyampaikan ungkapan bela sungkawa. Rabu Siang,

jenazah korban yang kembali dibawa pulang itu dimandikan untuk segera

dimakamkan. Pihak keluarga juga menolak memberikan keterangan apapun

kepada wartawan karena masih merasa sangat terpukul dan berduka.



Camat Lendah, Sumiran, berharap keluarga korban diberikan ketabahan

dan kekuatan. Dia kemudian mengimbau masyarakat agar lebih

berhati-hati dan cermat sebelum meninggalkan bayi sendiri di tempat

tertentu. "Kita tentu berharap kejadian ini tidak terulang lagi,"

ungkap Sumiran, saat datang melayat ke rumah duka, Rabu siang.



Sumiran menambahkan, sebelum kejadian itu, ada anggota keluarga yang

memiliki firasat aneh. "Ada yang bermimpi rumah ini didatangi orang

banyak. Ternyata itu sebuah firasat dan hari ini banyak orang yang

datang untuk melayat," ujarnya.





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

KEKERINGAN DI KULONPROGO : Warga Mulai Ajukan Bantuan Air Bersih

Harianjogja.com, KULONPROGO– Beberapa dusun di Kecamatan Girimulyo

mulai mengajukan proposal permintaan dropping air bersih. Lima unit

truk tangki air disiapkan untuk mendistribusikan air bersih di

sejumlah wilayah yang membutuhkan air guna keperluan rumah tangga.



Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung

Waluyo mengungkapkan, titik kekeringan pada tahun ini belum terlalu

signifikan. Namun, ada lima unit truk tangki air yang disiapkan untuk

mendistribusikan air bersih ke masyarakat yang membutuhkan.



"Dua unit diantaranya dari PDAM, lalu tiga unit masing-masing dari

Dinas Sosial yakni Tagana, BPBD dan PMI. Nantinya truk tangki ini akan

dioperasikan segera, setelah permintaan air benar-benar mendesak,"

ujar Untung, Selasa (28/7/2015).



Selama puasa lalu, dropping air bersih telah mulai dilakukan. Namun,

sasaran distribusi air bersih adalah untuk memenuhi kebutuhan

tempat-tempat ibadah. Sebagian besar disalurkan ke wilayah Kokap,

seperti Dusun Plampang I dan Plampang II, Sengir dan Kalibuko.



Usai Lebaran, permintaan air mulai banyak datang dari masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga. Data dari BPBD Kulonprogo,

paskalebaran ini sudah masuk sejumlah proposal permintaan dropping

air. Sebagian besar proposal yang masuk berasal dari Kecamatan

Girimulyo dan ada sekitar tujuh dusun.



"Dari tujuh itu, ada beberapa yang sedang diproses untuk segera

disalurkan air bersih," ungkap Untung.

Meski diprediksi titik kekeringan akan bertambah karena adanya musim

kemarau panjang. Namun, upaya dropping air diprediksi akan berkurang.

Untung memaparkan, adanya pengembangan pipa jaringan air bersih baru

di sejumlah wilayah, turut mengurangi agenda dropping air di musim

kemarau.



"Selain itu, kami juga membangun instalasi untuk memompa dan

menyalurkan air bersih di wilayah-wilayah yang memiliki potensi sumber

mata air. Program tersebut sudah kami lakukan sejak tahun lalu.

Harapannya, dropping air bisa dikurangi," jelas Untung.



Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Binangun Jumantoro

menambahkan, upaya pembangunan instalasi jaringan pipa air bersih

terus dilakukan. Diresmikannya jaringan pipa air bersih di Dusun

Clapar I dan Clapar II, Kokap, setidaknya telah bertambah 188

pelanggan baru.

Jumantoro mengungkapkan, bantuan pemasangan jaringan pipa air bersih

secara gratis bagi warga kurang mampu masih akan terus diberikan.

Setidaknya, ada 48 pelanggan baru yang mendapatkan pemasangan

instalasi jaringan air bersih gratis yang dibiayai dari anggaran APBD

maupun APBN.



"Sedangkan di Kalirejo ada 78 pelanggan baru. Kami harap program ini

mampu mengurangi droping air bersih dengan mobil tangki," tandas

Jumantoro.





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Wednesday, July 29, 2015

Judi Domino Digerebek Polisi

_____



http://img.krjogja.com/thumbhead/05e0bb715f87f057f579de9515ac5ccf_thumb.jpgE

nam penjudi dimintai keterangan di Mapolsek Kalibawang. (Foto : Amin

Kuntari)



KULONPROGO (KRjogja.com) - Enam warga Padaan Ngasem, Desa Banjarharjo

Kecamatan Kalibawang harus mendekam di sel tahanan mapolsek setempat setelah

digerebek petugas saat bermain judi, Rabu (22/07/2015) dini hari. Meski

hanya taruhan Rp 500, enam penjudi ini dijerat Pasal 303 ayat 3 KUHPidana

dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.



Kapolsek Kalibawang, Kompol Joko Sumarah WTW menguraikan, penangkapan keenam

tersangka yakni Miyanto (27), Suprihatin (46), Surahmat (34), Wisnu Saputra

(28), Suyatman (28) dan Suwartono alias Saiful (42) ini bermula dari laporan

warga setempat yang merasa resah dengan adanya perjudian tersebut. Pasalnya,

perjudian ini sudah dilakukan para tersangka sejak sebelum Ramadan.



"Dari laporan tersebut, kami melakukan pengembangan dan menggerebek para

pelaku saat bermain judi di kediaman warga, Suyono. Ada 11 orang yang kami

ciduk, namun lima lainnya termasuk dua orang pemudik dari Tangerang dan

Bandung juga pemilik rumah tidak ditangkap karena tidak terbukti melakukan

perjudian," kata Joko kepada wartawan, Jumat (24/07/2015).



Dari tangan pelaku, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa kartu

domino yang digunakan untuk bermain judi, serta uang tunai senilai Rp 1 juta

sebagai taruhan. Mapolsek Kalibawang terus melakukan penyelidikan atas kasus

ini untuk mendeteksi kemungkinan adanya perjudian lainnya.



Saat dimintai keterangan, salah satu tersangka, Suyatman (27) mengatakan,

semula ia dan rekan-rekannya hanya berniat berkumpul dengan rekan lain yang

sedang mudik ke kampung halaman. Namun di lokasi, mereka kemudian

berinisiatif untuk bermain judi. "Maksudnya biar betah melek. Kumpul

teman-teman kan lama, semalam suntuk ," ujarnya.



Hal senada diungkapkan tersangka lain, Surahmat. Menurutnya, perjudian

tersebut hanya iseng untuk mengisi waktu sembari berkumpul dengan

teman-teman.



"Main judi baru kali ini, baru sebentar, main jam 23.00 WIB sudah ditangkap

sekitar pukul 02.00 WIB. Taruhannya juga cuma Rp 500 sampai Rp 1.500, kalau

yang diamankan petugas sebagai barang bukti, itu uang pribadi di dompet

kami," katanya.



Sebelum digerebek, Surahmat sempat memenangkan permainan Rp 40.000. Uang

tersebut kemudian digunakannya untuk membeli rokok dan bensin. "Kami

menyesal telah melakukan perbuatan ini, karena mengantar ke sel tahanan,"

katanya. (Unt)



_____
Share:

Bupati Minta Ponpes Jaga Kerukunan Umat Beragama

http://img.krjogja.com/thumbhead/622e9dd37a748d4ab94c026c219e2a29_thumb.jpgB

upati silaturahmi di ponpes. (Foto : Widiastuti)



0

inShare <javascript:void(0);>



KULONPROGO (KRjogja.com) - Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K),

Wabup Drs H Sutedjo, Forkompinda, Kemenag dan Kepala SKPD melakukan

silaturahmi pada tiga pondok pesantren di wilayah Kulonprogo, Jumat

(24/07/2015). Bupati minta para pengasuh pondok pesantren untuk tetap

menjaga kerukunan umat beragama, agar kejadian seperti di Papua (Tolikara)

tidak muncul lagi di masyarakat.



"Kami juga minta pengasuh mendoakan pemerintah agar dalam menjalankan amanah

pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan, karena pembangunan yang

dilakukan pemerintah daerah banyak manfaatnya. Kami juga menyampaikan terima

kasih karena pondok pesantren telah ikut mendidik dan menumbuhkan karakter

masyarakat Kulonprogo menjadi lebih baik lagi," kata Hasto.



Dalam silaturahmi, bupati menyalurkan bantuan Rp 24 juta untuk 3 pondok

yakni Pondok Pesantren An-Nadwah (Wates), Al-Maunah (Panjatan) dan Al-Manar

(Galur). Masing-masing pondok mendapat Rp 8 juta, berasal dari Bazda Rp 5

juta, CSR Rp 2 juta, dan PT Bank BPD DIY Rp 1 juta, untuk bantuan

pembangunan dan penyelenggaraan pondok.



Di Pondok An-Nadwah Bendungan Wates bupati beserta rombongan diterima

Pengasuh KH Saefudin, di Al-Maunah Bojong Panjatan oleh Pengasuh KH Suhadi

Ishomulhadi dan di Pondok Modern Al Manar Muhammadiyah Boarding School

Brosot Galur diterima pengasuh Ustad Ismail Taufiq. Di Bojong, KH Suhadi

Ishomulhadi menyampaikan dengan silaturahim semoga dapat maunah. "Tidak

hanya saya, tapi juga rakyat ada kesalahan, dengan silaturahim semoga

dilebur dosanya," ujar KH Suhadi.



Di Bendungan Wates, KH Saefudin menyatakan, dengan silaturahmin dapat

memberikan barokah. Umaro dan ulama kebaikannya sangat diharapkan

masyarakat. Umaro dan Ulama, ibarat seperti uang koin, dua sisi yang sama

harganya. Dengan bersatu, akan menentramkan masyarakat.



Di Klampok Brosot Galur, Ustad Ismail Taufik mengungkapkan, di Pondok Al

Manar dengan sistem boarding school atau tinggal di pondok , saat ini ada 74

santri, yang berasal dari 9 provinsi yang paling barat Bengkulu, Sumsel dan

paling timur dari NTT, yang sekaligus sekolah di SMP dan SMA.



"Unggulannya adalah hafalan Alquran, lulus SMP wajib 3 juz, SMA wajib 6 juz.

Tertinggi lulusan SMP 7 juz siswa dari Buleleng Bali. Lulusan SMA disini

juga ada yang diterima di Fakultas Kedokteran UMY melalui jalur prestasi,"

kata Ismail.



Kepada Ustad Ismail Taufiq, bupati menyampaikan terima kasih, karena selain

mendidik masyarakat Kulonprogo juga dari provinsi lain di Indonesia. Selain

membawa nama baik Kulonprogo, juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. (Wid)
Share:

Titik Baru Nikmati Kerlip Kota Wates

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN -Satu lagi objek wisata alam di puncak

perbukitan Menoreh Kulonprogo dibuka. Jika sebelumnya telah dikenal

Kalibiru, kini di wilayah kecamatan yang sama, Kokap, tepatnya di

Dusun Clapar II Hargowilis, resmi diluncurkan objek wisata alam

Canting Mas Puncak Dipowono.



Peresmian atau peluncuran secara resmi dilakukan langsung oleh Bupati

Kulonprogo, Hasto Wardoyo, Senin (27/7/2015). Meski terbilang sebagai

puncak tertinggi di antara pegunungan Menoreh, Canting Mas Puncak

Dipowono dapat dijangkau dengan kendaraan.



Berada pada ketinggian sekitar 600 Mdpl, pengunjung dapat menikmati

pemandangan alam seputar Kota Wates dan Waduk Sermo. Mendukung potensi

tersebut, Kelompok Hutan Kemasyarakatan Sido Akur bersama masyarakat

setempat sebagai pengelola melengkapinya dengan berbagai wahana

sebagaimana ada di objek wisata Kalibiru.



Selengkapnya simak di halaman 6 Tribun Jogja edisi Selasa (28/7/2015). (*)



Penulis: ose

Editor: ton

Sumber: Tribun Jogja



Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Rp750 Juta untuk Pengembangan Kebun Teh di Kulonprogo

Bisnis.com, KULONPROGO-Tahun ini, Pemerintah Desa Ngargosari,

Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo mendapatkan bantuan senilai Rp750 juta

dari Pemda DIY. Dana itu dialokasikan untuk pengembangan kebun teh,

khususnya di Dusun Tritis.



Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut)

Kabupaten Kulonprogo, Widi Astuti mengatakan, bantuan itu dimanfaatkan

untuk pembelian bibit tanaman teh, pupuk, hingga kegiatan pelatihan

pengolahan teh pasca panen. Sebuah embung untuk menampung air hujan

juga akan segera dibangun. "Embung itu akan mendukung jaringan

pengairan kebun teh," ungkap Widi, Senin (27/7/2015).

Widi menambahkan, potensi pariwisata sektor perkebunan, termasuk kebun

teh Tritis, masih berpeluang besar untuk digali. Banyak orang mulai

berdatangan, terutama saat akhir pekan dan masa liburan.



Oleh karena itu, bantuan dari Pemda DIY juga akan digunakan untuk

mengembangkan beberapa fasilitas pendukung kebun teh sebagai obyek

wisata. Tujuannya demi memberikan kenyamanan kepada para pengunjung.

Widi lalu berharap, Pemda DIY akan kembali mengucurkan bantuan pada

2016 mendatang. "Selain Samigaluh, kami juga ingin mengembangkan

agrowisata di Girimulyo," tambahnya.



Kepala Desa Ngargosari, Surasa mengatakan, bantuan pengembangan kebun

teh Tritis berawal dari kunjungan Gubernur DIY pada Desember 2014

lalu. "Saat itu, beliau merasa terkesan dengan potensi kebun teh kami

lalu memberi kesempatan mengembangkan budi daya tanaman teh," ungkap

Surasa, dikonfirmasi Harian Jogja pada Senin pagi.



Upaya pengembangan diharapkan bisa meningkatkan produktivitas

perkebunan teh. Ia mencontohkan dengan membangun bak penampung air

hujan untuk memenuhi kebutuhan pengairan. "Bentuknya seperti embung

tapi lebih kecil," ujar Surasa.



Surasa berpendapat, pengembangan kebun teh juga akan mendukung

kegiatan pariwisata di sana. Perkebunan dengan luas sekitar 50 hektare

tersebut memang mulai ramai dikunjungi wisatawan. Kondisi tersebut

membuat kebun teh Tritis butuh beberapa fasilitas dan sarana

pendukung.



"Nanti juga akan ada pembangunan panggung terbuka beserta

kelengkapannya di Dusun Tritis dan Trayu. Kelengkapannya itu

menyangkut area parkir, warung-warung, dan kamar mandi," paparnya.

Pengembangan pariwisata di Desa Ngargosari juga didukung dengan aliran

bantuan dana keistimewaan (danais) sebesar Rp24 juta. Mereka

memanfaatkannya untuk mengadakan gelar seni kantong budaya.



"Kami memilliki beberapa lokasi wisata alam yang akan dikelola lebih

profesional. Acara gelar seni diharapkan jadi nilai tambah yang bisa

menarik wisatawan," katanya.



Editor : Nina Atmasari





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results