Harianjogja.com, KULONPROGO- Setelah Tuhan, Saiton dan Andy Go To
School, nama unik lainnya muncul dari Dusun Salam, Desa Salamrejo,
Kecamatan Sentolo. "Nama saya, Nama," itulah perkenalan awal yang
cukup membingungkan saat ditemui di rumahnya, Minggu (6/9/2015).
Kedatangan beberapa awak media ke kediamannya yang sederhana itu
langsung membuatnya bertanya-tanya. Nama tidak pernah menyangka,
namanya menjadi perbincangan hangat di salah satu akun media sosial
Kulonprogo. Dia bahkan tidak mengetahui, jika kartu tanda penduduknya
telah diunggah oleh beberapa orang di media sosial.
Sehari-harinya, Nama berdagang beras di Pasar Gawok, Wates. Dari sana
juga awalnya dirinya mengaku diberitahu seorang langganan tentang
namanya mendadak terkenal di media sosial. "Saya kaget diberitahu
begitu, tadinya juga tidak percaya. Lalu saya ditunjukkan sama
pelanggan," ujarnya santai.
Nama mengaku, sebelumnya juga tidak mengetahui adanya fenomena
nama-nama unik yang sedang hangat diperbincangkan media massa dan
media sosial. Saking banyak orang yang penasaran di media sosial,
tidak jarang ada orang yang iseng mendatangi kediaman bapak dua anak
itu hanya untuk memastikan keaslian namanya.
Lebih lanjut Nama mengungkapkan, tidak pernah tahu alasan kedua
orangtuanya memberikan nama tersebut. Selama ini, yang diketahuinya
namanya itu hanya sekedar nama yang tidak ada arti khusus. Namun,
Aminah, istri Nama menjelaskan, pernah menanyakan arti pemberian nama
suaminya itu kepada ibu mertuanya.
Aminah mengaku, sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP)
dirinya sudah menjalin hubungan dengan suaminya itu. Karena penasaran
dengan nama orang yang dinikahinya itu, Aminah mencoba menanyakannya.
"Kata ibu [mertua], nama suami saya itu waktu lahir dikasih nama
Tekad. Tetapi karena sering sakit-sakitan, akhirnya diganti namanya
dengan Nama. Hanya begitu saja bilangnya," papar Aminah.
Selama menyandang nama "Nama", ada beberapa pengalaman unik yang
dialaminya. Nama mengisahkan, saat itu dirinya duduk di bangku sekolah
dasar. Daftar presensi siswa selalu diawali dengan nomor dan nama.
Lantaran Nama mendapatkan nomor urut pertama, gurunya selalu tidak
menyebutkan namanya saat diabsen.
"Akhirnya, waktu naik kelas tiga, nomor urut absen saya dipindah ke
tengah agar bisa terbaca guru saat diabsen," kisahnya sambil menahan
tawa geli.
Tidak hanya guru dan teman-teman semasa sekolahnya yang heran dan
merasa lucu dengan nama Nama. Bahkan, ketika mengurus surat-surat ke
kantor pemerintahan desa, namanya seringkali mengundang tawa geli
sebagian perangkat desa. Ketika ada operasi kendaraan pun, SIM C
miliknya juga tak jarang membuat polisi yang memeriksanya tersenyum
menahan tawa.
Pengalaman unik juga dirasakan putra sulung Nama, Wahyu Nugroho, 20.
Wahyu menuturkan, nama ayahnya itu sering menjadi bahan lelucon
teman-temannya. "Saat ditanya nama bapak siapa, lalu saya jawab Nama.
Semua teman-teman saya tertawa. Meski saya ulang menyebutnya, juga
kadang tidak ada yang percaya. Mau bagaimana lagi, namanya memang
Nama," celetuk Wahyu.
Meski namanya dianggap unik, namun bapak dua anak ini tidak merasa
spesial dengan namanya. Laki-laki kelahiran 5 Mei 1974 ini, tetap
menjalani aktifitasnya sebagai pedagang beras dari pasar ke pasar.
Meski pelanggannya bertanya-tanya tentang namanya, dia pun hanya
menjawab singkat.
"Mau bagaimana lagi, nama saya memang Nama. Dan itu pemberian orang
tua dari kecil," pungkas Nama singkat.
Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com