Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Sunday, June 7, 2015

ADAT KULONPROGO : Kirab Gumbregi Ruwat Kambing Etawa

Harianjogja.com, KULONPROGO-Puluhan kambing etawa milik warga Dusun

Karang Gede diruwat dalam upacara tradisi gumbregi, Jumat (5/6/2015).

Upacara adat tersebut sudah menjadi tradisi tahunan yang digelar warga

Desa Jatimulyo.

"Kambing etawa adalah potensi ternak unggulan di desa ini. Setiap

tahunnya kami pun melakukan tradisi ini agar setahun ke depan budidaya

menjadi lebih baik dan kesejahteraan warga juga semakin meningkat,"

ujar Kepala Dusun Karang Gede Suparno, di sela kegiatan.

Suparno mengatakan, tradisi gumbregi digelar setiap tahun pasca panen

padi. Ritual tersebut juga menjadi tradisi untuk meruwat ternak agar

dapat terus berkembang biak. Di awali iring-iringan kirab bregada

prajurit rakyat, tradisi tersebut membuat ratusan warga dari beberapa

dusun berdatangan untuk menyaksikan.

"Ritual ini mengumpulkan hewan besar atau kecil, seperti kambing dan

sapi untuk diselamati. Tujuannya, agar hewan ternak dapat terus

berkembang biak, sehingga memberikan kesejahteraan bagi warga

sekitar," papar Suparno.

Namun, upacara adat tersebut pada intinya wujud ungkapan syukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia yang diberikan kepada

seluruh warga desa. Harapannya, dalam setahun ke depan limpahan

karunia dan rejeki dapat terus diberikan kepada desa ini.

Suparno menambahkn, dalam upacara adat ini ada tiga cirri khas yang

terus dipertahankan, yakni menyedekahkan ketupat, tempe goreng dan

pelas tawon. Ketiga makanan tersebut memiliki nilai filosofi yang

terus dijunjung warga desa ini.

Dia menjelaskan, ketupat menjadi simbol penyatuan antara masyarakat

desa dan pemerintah. Sedangkan tempe goreng adalah makanan

sehari-hari warga desa yang dimaknai sebagai kehidupan yang senantiasa

selalu dalam kesederhanaan.

"Satu lagi adalah pelas tawon, yakni makanan sejenis botok yang bahan

baku utamanya adalah anak-anak tawon atau lebah. Makanan ini

menyimbolkan persatuan seperti anak-anak lebah yang saling berkumpul

untuk menyatukan diri agar menjadi lebih kuat," jelas Suparno.

Tradisi ini diikuti ratusan warga dan puluhan kambing etawa, baik

milik warga maupun bantuan dari Dinas Peternakan. Suminto, salah satu

pemilik ternak berharap, ke depan kambing etawa yang dipelihara dan

dibudidayakannya lebih sehat. Dalam ritual ini, kambing berbadan tegap

dan gagah ini juga diberikan tiga makanan yang menjadi ciri khas desa

ini.

"Setiap tahun saya selalu mengikuti tradisi ini. Tujuannya, biar

ternak semakin sehat dan gemuk. Ritual ini juga diharapkan dapat

memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi warga sekitar," ungkap

Suminto.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

(Dinbudparpora) Kulonprogo Krissutanto menandaskan, kegiatan ini

merupakan acara adiluhung yang harus terus dilestarikan. Pihaknya

mengaku, ke depan acara-acara adat seperti ini dapat diinventaris agar

dapat dilestarikan dan dikenal masyarakat luas.

"Kami berharap, acara seperti ini dapat terus berlanjut. Tentunya agar

tradisi semacam ini dapat tetap lestari dan tidak menghilang, sehingga

generasi muda dapat turut serta menjaga dan melestarikannya," tandas

Kris.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results