Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Friday, August 7, 2015

Sawah Mengering, Petani Jual Bongkahan Tanah

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Kemarau panjang yang terjadi saat ini,

membuat sawah petani mengering hingga menimbulkan rekahan-rekahan. Di

Desa Nomporejo Kecamatan Galur, rekahan-rekahan sawah tersebut

dicungkil para petani untuk dijual sebagai bahan baku pembuatan

batu-bata.



Salah satu petani di Nomporejo, Hadi Sutrisno beralasan, tanah sawah

yang disewanya dari pemerintah desa tersebut harus dikelupas lantaran

mulai mengering dan sulit digarap. Bongkahan tanah tersebut, kemudian

dijualnya kepada produsen batu-bata melalui pemesan dengan harga Rp

70.000 per pick-up.



"Sudah banyak yang pesan, mereka datang ke sini untuk mengambil," kata

Hadi, saat dijumpai di area sawahnya, Kamis (6/8/2015).



Hadi menambahkan, penjualan tanah sebagai bahan pembuatan batu-bata

sebenarnya bukanlah merupakan tujuan utama. Ia lebih memperhatikan

kondisi tanah sawah yang kering dan susah digarap karena tidak bisa

menyerap air.



"Karena kemarau tahun ini cukup panjang, tanah sawah jadi mengering,

susah menyerap air. Pengelupasan ini dilakukan demi kelancaran aliran

air dari saluran irigasi, karena setelah dikelupas, posisinya jadi

lebih rendah," terangnya.



Setelah dikelupas, lanjutnya, sawah tersebut kemudian diberi pupuk

kandang. Selain meninggikan lahan agar tidak banjir, lapisan pupuk

kandang juga akan menyuburkan tanah hingga berdampak pada peningkatan

kualitas hasil panen.



"Setelah ini, akan kami tanami padi, hasilnya akan lebih bagus," imbuhnya.

Di lahan pertanian Nomporejo, banyak pembeli yang memesan bongkahan

tanah petani untuk pembuatan batu bata atau keperluan bangunan yakni

sebagai tanah urug. Saryanto, salah satu pembeli mengungkapkan,

pesanan permintaan tanah bongkahan di area persawahan mengalami

peningkatan di musim kemarau ini.



"Bongkahan tanah sawah ini kami jual dengan harga kisaran Rp 75.000

hingga Rp 100.000 per pick up, tergantung jauh dekat lokasi,"

ungkapnya.

Menurut Saryanto, sebagian besar tanah ini dipesan perajin gerabah dan

produsen batu-bata. Setiap musim kemarau, ia selalu datang ke lokasi

untuk membeli bongkahan tanah petani.



"Sama-sama menguntungkan, karena petani juga ingin mengelupas tanah

agar lahannya bisa dialiri air," tandasnya.(Unt)





Lihat arsip:

http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results