Bisnis.com, KULONPROGO-Pascalebaran, persediaan darah Palang Merah
Indonesia (PMI) Kabupaten Kulonprogo dinyatakan menipis. Namun, stok
yang disimpan Unit Donor Darah (UDD) di Markas PMI Kulonprogo maupun
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates masih diklaim aman.
Hingga Kamis (6/8/2015) siang, ada sembilan kantong darah golongan A,
10 kantong darah golongan B, lima kantong darah golongan O, dan tiga
kantong darah golongan AB yang tersedia di UDD Markas PMI Kulonprogo.
"Pasca lebaran, donornya memang berkurang tapi pasiennya tambah," kata
Ikhwan, salah satu petugas paramedis.
Menurut Ikhwan, stok darah yang menipis juga sedang dialami
kabupaten/kota lain di DIY. "Memang lagi pada sepi, tidak cuma
Kulonprogo," ucapnya.
Ditemui terpisah, Koordinator UDD PMI Kulonprogo, Ingusdi membenarkan
jika persediaan darah saat ini lebih sedikit dibanding Ramadan dan
lebaran lalu. Namun, jumlah tersebut dianggap masih aman.
"Stok untuk kondisi darurat masih cukup. Biasanya saat ada kejadian
pendarahan, tidak sampai butuh 10 kantong darah sekaligus, maksimal
empat. Tapi di sini rata-rata cuma butuh dua kantong," paparnya
menjelaskan.
Meski demikian, Ingusdi mengaku PMI Kulonprogo kekurangan persediaan
darah baru dan segar. "Kami kesulitan jika ada kasus pendarahan yang
butuh donor darah segar, misalnya untuk kebutuhan trombosit dan cuci
darah. Itu harus baru, tidak bisa pakai stok," katanya
Ingusdi mengungkapkan, stok darah PMI Kulonprogo rata-rata berusia
lebih dari satu minggu. Padahal, banyak pasien yang butuh darah segar
dengan usia maksimal tujuh hari atau darah baru yang memang didonorkan
pada hari itu juga.
"Pada situasi darurat, kami pasti kirim pesan BC ke pendonor. Namun
kadang ada belum sampai PMI, pasien sudah tidak tertolong," ujarnya.
Menurut Ingusdi, kesadaran masyarakat mendonorkan darah sudah tinggi.
Jumlah pendonor di Kulonprogo pun terbilang melimpah. Namun, tidak
banyak yang sudah rutin donor darah setiap tiga bulan sekali.
"Kalau banyak yang sudah rutin, saya kira kebutuhan darah segar bisa
tertangani," ucap Ingusdi.
Sementara ini, lanjut Ingusdi, dia masih mengandalkan fasilitas sms
gateway untuk mengingatkan pendonor secara berkala, menyebarkan agenda
donor darah massal, maupun informasi darurat. PMI Kulonprogo juga
memanfaatkan beberapa media jejaring sosial. "Kami juga mencoba
menjalin kerja sama dengan sekolah dan kampus," tuturnya.
Editor : Nina Atmasari
Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment