Harianjogja.com, KULONPROGO– Musik Campur Krumpyung berhasil membius
warga masyarakat Kulonprogo di Alun-alun Wates, Jumat (28/8/2015)
malam. Acara itu menampilkan kolaborasi antara alat musik krumpyung
dengan musik campursari.
Kompetisi musik campur krumpyung menampilkan kelompok musik dari empat
desa binaan pelestari alat musik krumpyung. Di antaranya Desa Cerme di
Kecamatan Panjatan, Desa Hargowilis di Kecamatan Kokap, Desa Pengasih
di Kecamatan Pengasih dan Desa Banjararum di Kecamatan Kalibawang.
"Akhirnya, Kulonprogo memiliki kesenian khas yang baru. Musik Campur
Krumpyung diharap bisa dipertahankan sebagai kesenian asli
Kulonprogo," ujar Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.
Hasto memaparkan, dukungan semua pihak dalam mengenalkan dan
mengangkat kembali kesenian ini begitu diperlukan. Hasto berharap,
musik ini dapat terus ditampilkan di setiap kegiatan. Tujuannya, musik
ini dapat dikenal sebagai musik Kulonprogo, sehingga pelestariannya
dapat berkelangsungan.
"Beberapa kali saya sudah menyaksikan, musik ini mencoba diperkenalkan
di sejumlah acara. Saya harap dapat terus ditampilkan agar semakin
dikenal," jelas Hasto.
Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
(Dinbudparpora) Kulonprogo Joko Mursito menambahkan, alat musik
krumpyung sejak tahun lalu mulai dikenalkan kembali. Namun, tidak
mudah untuk mengangkat kembali kesenian yang kini terkendala oleh
produksi. Pasalnya, di Kulonprogo perajin alat musik ini sangat
sedikit jumlahnya.
Lebih lanjut Joko menjelaskan, alat musik ini merupakan gamelan dari
bambu. Musik-musik yang umumnya dimainkan adalah musik gendhing
gamelan.
"Namun, memang alat musik ini nadanya terbatas karena menggunakan
nada-nada pentatonis. Itulah tugas kami, bagaimana caranya musik ini
dapat dinikmati semua kalangan," papar Joko.
Musik campur krumpyung yang dihadirkan malam itu menampilkan musik
bambu yang unik dan berbeda. Alat musik bambu itu dikolaborasikan
secara apik dengan musik campursari. Joko berharap, melalui kolaborasi
tersebut, alat musik krumpyung dapat lebih luwes dimainkan dan
diperkenalkan ke masyarakat
Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
warga masyarakat Kulonprogo di Alun-alun Wates, Jumat (28/8/2015)
malam. Acara itu menampilkan kolaborasi antara alat musik krumpyung
dengan musik campursari.
Kompetisi musik campur krumpyung menampilkan kelompok musik dari empat
desa binaan pelestari alat musik krumpyung. Di antaranya Desa Cerme di
Kecamatan Panjatan, Desa Hargowilis di Kecamatan Kokap, Desa Pengasih
di Kecamatan Pengasih dan Desa Banjararum di Kecamatan Kalibawang.
"Akhirnya, Kulonprogo memiliki kesenian khas yang baru. Musik Campur
Krumpyung diharap bisa dipertahankan sebagai kesenian asli
Kulonprogo," ujar Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.
Hasto memaparkan, dukungan semua pihak dalam mengenalkan dan
mengangkat kembali kesenian ini begitu diperlukan. Hasto berharap,
musik ini dapat terus ditampilkan di setiap kegiatan. Tujuannya, musik
ini dapat dikenal sebagai musik Kulonprogo, sehingga pelestariannya
dapat berkelangsungan.
"Beberapa kali saya sudah menyaksikan, musik ini mencoba diperkenalkan
di sejumlah acara. Saya harap dapat terus ditampilkan agar semakin
dikenal," jelas Hasto.
Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
(Dinbudparpora) Kulonprogo Joko Mursito menambahkan, alat musik
krumpyung sejak tahun lalu mulai dikenalkan kembali. Namun, tidak
mudah untuk mengangkat kembali kesenian yang kini terkendala oleh
produksi. Pasalnya, di Kulonprogo perajin alat musik ini sangat
sedikit jumlahnya.
Lebih lanjut Joko menjelaskan, alat musik ini merupakan gamelan dari
bambu. Musik-musik yang umumnya dimainkan adalah musik gendhing
gamelan.
"Namun, memang alat musik ini nadanya terbatas karena menggunakan
nada-nada pentatonis. Itulah tugas kami, bagaimana caranya musik ini
dapat dinikmati semua kalangan," papar Joko.
Musik campur krumpyung yang dihadirkan malam itu menampilkan musik
bambu yang unik dan berbeda. Alat musik bambu itu dikolaborasikan
secara apik dengan musik campursari. Joko berharap, melalui kolaborasi
tersebut, alat musik krumpyung dapat lebih luwes dimainkan dan
diperkenalkan ke masyarakat
Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com