KULONPROGO ( KRjogja.com)- Satuan Pamong Praja (Sat Pol PP) Kulonprogo
menggelar operasi penertiban pelajar, serta pengemis/gelandangan/orang
terlantar (PGOT), Senin (26/05/2014). Terkait operasi pelajar dan
warnet, Sat Pol PP bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan SKPD
lainnya. Dalam operasi pelajar menyisir sekolah SMP, SMA/SMK dengan
pemeriksaan konten telepon genggam siswa, serta warung internet di
wilayah Pengasih, Wates dan objek wisata Pantai Glagah Kecamatan
Temon.
Untuk operasi pengemis/gelandangan/orang terlantar (PGOT) dilakukan
pada enam kecamatan yakni Temon, Wates, Panjatan, Lendah, Galur dan
Sentolo. Dari kegiatan itu berhasil menjaring 13 orang, terdiri 4
pengamen, 9 dan gelandangan. "Ke-13 orang tersebut dikirim ke camp
assesmen di Bantul untuk dibina lebih lanjut," kata
Kepala Sat Pol PP Kulonprogo Drs Duana Heru Supriyanta MSi usai
operasi tersebut.
Sementara terhadap operasi pelajar, dikatakan Duana, bertujuan dalam
upaya menertibkan pelajar yang membolos ketika jam pelajaran. "Pelajar
yang terjaring hanya dilakukan pencatatan oleh petugas dan tidak
diberikan sanksi. Para pelajar diarahkan agar tidak memakai seragam
sekolah ketika di warnet. Di Pantai Glagah, petugas tidak menemukan
pelajar yang membolos," ujarnya.
Sedangkan dalam pemeriksaan konten handphone siswa yang dilakukan di
beberapa sekolah, hasilnya nihil dan petugas tidak menemukan konten
yang mencurigakan atau berbau pornografi di handphone siswa.
"Pemeriksaan ini sebagai antisipasi beredarnya pornografi di kalangan
pelajar. Serta merupakan bagian dari proses pembelajaran siswa agar
lebih konsentrasi pada pelajaran, dan tidak hanya bermain ponsel
saja," ujar Duana sambil menambahkan bahwa pihaknya mengapresiasi
terhadap usaha sekolah yang melarang siswanya membawa handphone saat
jam belajar, semua dilakukan agar siswa bisa lebih fokus dan tertib
dalam belajar. (Wid)
0 komentar:
Post a Comment