Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Saturday, May 10, 2014

Kulon Progo Gelar Festival Padhang Bulan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar

"Festival Padhang Bulan" akan berlangsung Rabu (14/5/2014).



Plh Disbudparpora Kulon Progo Triyono di Kulon Progo, Sabtu,

mengatakan festival ini menjadi ajang pestanya para penabuh "alu

lesung" atau yang lebih dikenal sebagai "gejog lesung".



Selain itu juga bertujuan untuk membangkitkan semangat persatuan dan

kesatuan bangsa, menyalurkan minat dan bakat masyarakat dalam bidang

seni budaya.

Hal lainnya yang tidak kalah penting untuk melestarikan, membina dan

mengembangkan kesenian dan sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan

pembinaan seni bagi masyarakat, ujar Triyono.



Ia menceritakan bahwa alu dan lesung menjadi alat utama dalam

permainan suara "gejog lesung" yang pada awalnya adalah aktivitas

untuk menumbuk bulir padi agar terlepas dari tangkainya.

Alu, kata Triyono, terbuat dari kayu yang berfungsi untuk menumbuk,

sedangkan lesung dari batang kayu

besar yang dibentuk sedemikan rupa seperti perahu sehingga bisa

menampung ikatan-ikatan padi yang akan ditumbuk.



"Sebelum ada alat penggiling padi, masyarakat desa biasanya menumbuk

padi yang dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa penumbuk. Hasil

suara tumbukan antara alu dan lesung itu menghasilkan suara-suara kayu

yang khas kemudian dirangkai menjadi alunan suara kayu yang berirama.

Buliran pada yang sudah terlepas dari merang kemudian ditumbuk pada

alat yang disebut lumpang yang biasanya terbuat dari batu," kata dia.

Ia mengatakan tahap ini untuk menghasilkan beras, dimana bulir padi

ditumbuk dengan alu pada lumpang untuk melepaskan cangkangnya.

Tumbukan alu lumpang juga menghasilkan suara tumbukan yang berat dan

khas.



Eloknya irama suara alu lesung atau alu lumpang ini biasanya juga

untuk mengiringi tembang-tembang yang dilantunkan atau diciptakan

langsung oleh para penabuh.

Bekerja sambil bermain, tetap menyenangkan sehingga tidak bosan selama

menumbuk padi.



Dia mengatakan aktivitas menumbuk padi dari tangkainya atau "merang"

dengan alu lesung yang menjadi permainan suara "berirama" yang populer

pada masanya inilah yang disebut sebagai gejog lesung.

Di beberapa daerah, lanjut Triyono, gejog lesung menjadi bagian

upacara tradisi sebagai ucapan syukur kepada Dewi Sri atau Dewi Padi

atas panen padi yang melimpah atau untuk permainan saja di malam hari

ketika malam bulan purnama atau terjadi gerhana bulan.

"Itulah gejog lesung, salah satu seni tradisional wujud syukur

melimpahnya panen padi yang sekarang tergilas peradaban dan terancam

punah karena padi-padi tidak lagi ditumbuk dengan alu lesung dan alu

lumpang tetapi menggunakan mesin pengilingan padi modern," katanya.

Kini, kata dia, suara alu lesung dan alu lumpang dalam aktivitas kerja

menumbuk padi hampir tidak ada lagi. Kalaupun ada hanya tersisa pada

lomba-lomba tradisi, upacara tradisional, atau justru sebagai aset

wisata atau koleksi barang antik saja.

Untuk itu, kegiatan "Festival Padhang Bulan 2014" untuk mengingatkan

kembali budaya luhur nenek moyang. Adapun, 12 kelompok gejog lesung

peserta festival merupakan perwakilan dari sertiap kecamatan. (ANT)
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results