TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Anggaran untuk kegiatan gotong royong dan
padat karya di Kulonprogo mengalami peningakatan signifikan dari tahun
ke tahun. Pemerintah Kabupaten Kulonprogo berharap besarnya anggaran
tersebut bisa meningkatkan budaya gotong royong masyarakat untuk
menekan angka kemiskinan.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, anggaran untuk gotong
royong dan padat karya pada 2012 tidak sampai menghabiskan dana Rp 500
juta. Namun, pada 2013 sampai 2014, anggaran yang dikucurkan meningkat
hingga Rp 7 miliar. Bahkan, untuk wilayah kecamatan Pengasih saja,
alokasi dana gotong royong dan padat karyanya mencapai Rp 950 juta.
"Gotong royong berperan dalam pengentasan kemiskinan. Angka kemiskinan
di Kulonprogo sekarang ini mencapai 23,3% atau turun sekitar 0,3%
dibanding periode 2011-2012. Sama halnya dengan penurunan angka
kemiskinan di DIY," kata Hasto dalam pencanangan Bulan Bhakti Gotong
Royong Masyarakat (BBGRM) ke-11 di Balai Desa Sidomulyo, Pengasih,
Rabu (14/5).
Menurutnya, gotong royong sudah menjadi budaya Indonesia yang
mendorong kemajuan warga. Program gotong rotong dapat menyasar
beberapa bidang dalam usaha pemberdayaan desa. Di antaranya bidang
kemasyarakatan, bidang ekonomi dengan menguatkan peran koperasi dan
UMKM serta pengentasan kemiskinan. Lalu bidang sosial budaya dan agama
serta peningkatan sarana prasarna fisik seperti konservasi, kegiatan
perumahan dan efisiensi lahan kritis.
Hasto menambahkan, Anggaran APBD dimungkinkan dapat turun tiga kali
lipat jika program gotong royong dapat dioptimalkan. Dengan begitu,
penghematan APBD akan lebih banyak jika pekerjaan pembangunan
diborongkan.
"Gotong royong melalui desa ini tidak ada upah dalam
pdenyelenggaraannya. Tapi hasilnya lebih bagus dari garapan
pemborong," imbuh Hasto.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
(BPPM) DIY, Kristiana Swasti, mengatakan kegiatan gotong royong
mewujudkan kebersamaan untuk terciptanya masyarakat yang berintegritas
dan mandiri. Semangat gotong royong menurutnya memberikan manfaat
besar dalam menyelesaikan setiap permasalahan.
"Keluarga dapat saling membuat setiap keluarga memiliki rasa saling
asah, asih dan asuh dengan adanya semangat gotongroyong ini," jelas
Kristiana. (ing)
0 komentar:
Post a Comment