Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Monday, May 19, 2014

Diserbu Hama, Harga Gabah di Kulonprogo Anjlok

Harianjogja.com, KULONPROGO--Harga jual gabah di Kulonprogo kian

merosot. Panen raya kedua, petani akui harga gabah turun drastis

dibandingkan panen raya pertama.



"Panen pertama harga gabah kering dihargai Rp500.000 per kuintal.

Panen sekarang ini hanya sekitar Rp330.000 per kuintal," ujar Romlah

salah satu petani di dusun Turus, desa Tanjungharjo, Nanggulan, Minggu

(18/5/2014).



Romlah mengatakan harga gabah seharga Rp330.000 per kuintal tersebut

masih berupa gabah yang belum kering. Bisa saja setelah dikeringkan

harga berubah. Menurutnya, penurunan harga gabah di panen kedua ini

disebabkan oleh banyak faktor.



"Sebabnya macam-macam. Tapi yang paling berpengaruh itu hama. Ini

hamanya tikus sama wereng, akhir-akhir ini cukup banyak," ujar Romlah.



Turunnya harga gabah tentu saja merugikan petani. Tak hanya hama,

apabila di wilayah lain tengah panen raya tentunya harga gabah di

kecamatan ini ikut tergerus. Hal ini disampaikan Sudiyono, salah satu

petani lainnya.

"Kalau panennya bersamaan dengan tempat lain, harganya ya, bisa turun

lagi," ungkap Sudiyono.

Sementara itu, harga beras saat ini berkisar sekitar Rp6.500 per

kilogramnya. Sudiyono mengatakan harga beli para pedagang besar atau

tengkulak turut memengaruhi nilai jual gabah. Tak jarang para

tengkulak langsung membeli sepetak sawah dari petani meskipun padi

yang ditanam masih hijau dan belum siap panen.



"Biasanya pedagang besar itu beli sepetak sawah, istilahnya sudah

mematok harga padi per petaknya," ujar Sudiyono.

Harga sepetak sawah berkisar antara Rp1.600 sampai Rp2.000 per metern.

Bila panen berhasil, tentu saja tengkulak atau pedagang besar akan

mendapat keuntungan yang lebih besar dengan harga jual berdasarkan

petak sawahnya.



"Tapi itu juga untung-untungan. Kalau panen gagal, mereka juga akan

rugi besar karena taksiran harga sepetak sawah dengan harga jual padi

bisa selisih banyak. Makanya kami [petani] juga harus jeli memberikan

harga ke mereka," jelas Sudiyono.



Editor: Nina Atmasari
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results