Tourist knows Yogyakarta Indonesia

Top reviews

Saturday, May 31, 2014

Kulonprogo Gelar Festival Kesenian Rakyat

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo

melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

(Disbudparpora) akan menggelar Festival Kesenian Rakyat Kulonprogo

2014. Kegiatan akan dilaksanakan 31 Mei dan 1 Juni.



Dikatakan Kabid Kebudayaan Disbudarpora setempat, Joko Mursito, acara

dimulai Sabtu (31/05/2014) pukul 19.00 WIB hingga selesai dan Minggu

(01/06/2014) pukul 09.00 hingga 16.00 WIB di Balai Desa Panjatan

Kecamatan Panjatan. "Terdapat 12 kelompok seni dari masing-masing

kecamatan di Kulonprogo yang menjadi peserta," katanya di Wates Jumat

(30/05/2014).

Kecamatan Lendah yakni Naluri Calung dari Pulo Desa Gulurejo,

Kecamatan Samigaluh yakni Bangilun dari Plono Barat Pagerharjo.

Kecamatan Wates yakni Rodat Al Mubarokah dari Kuwirun Desa Kulwaru.

Kecamatan Kalibawang yakni Topeng Ireng Cahyo Kawedar dari Kliwonan

Desa Banjarharjo, Kecamatan Kokap yakni Jathilan Langen Kudo Budoyo

dari Tegalrejo Desa Hargowilis.

Kecamatan Sentolo yakni Jathilan Puspito Kridho Manunggal dari

Jatikontal Desa Temon Wetan Kecamatan Temon. Kecamatan Girimulyo yakni

Sanggar Bodronoyo dari Ngrancah Desa Pendoworejo, Kecamatan Galur

yakni Tari Kreasi Sekar Kemuning dari Pedukuhan II Desa Brosot,

Kecamatan Galur.

Selaini itu dari Kecamatan Panjatan yakni Jathilan Laras Sido Dadi

dari Desa Tayuban I, Rt 01 Rw 01,Kecamatan Sentolo yakni Jathilan

Kudho Bayu Manunggal dari Ngaglik Desa Sukoreno Kecamatan Sentolo.

Kecamatan Pengasih yakni Karawitan Lestari Budhoyo dari Cumethuk Desa

Kedungsari Kecamatan Pengasih, Kecamatan Nanggulan yakni Kubro Tsani

Siswo dari Karangwetan Desa Donomulyo Kecamatan Nanggulan.(Wid)
Share:

Kulonprogo Gelar Festival Kesenian Rakyat

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo

melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

(Disbudparpora) akan menggelar Festival Kesenian Rakyat Kulonprogo

2014. Kegiatan akan dilaksanakan 31 Mei dan 1 Juni.



Dikatakan Kabid Kebudayaan Disbudarpora setempat, Joko Mursito, acara

dimulai Sabtu (31/05/2014) pukul 19.00 WIB hingga selesai dan Minggu

(01/06/2014) pukul 09.00 hingga 16.00 WIB di Balai Desa Panjatan

Kecamatan Panjatan. "Terdapat 12 kelompok seni dari masing-masing

kecamatan di Kulonprogo yang menjadi peserta," katanya di Wates Jumat

(30/05/2014).

Kecamatan Lendah yakni Naluri Calung dari Pulo Desa Gulurejo,

Kecamatan Samigaluh yakni Bangilun dari Plono Barat Pagerharjo.

Kecamatan Wates yakni Rodat Al Mubarokah dari Kuwirun Desa Kulwaru.

Kecamatan Kalibawang yakni Topeng Ireng Cahyo Kawedar dari Kliwonan

Desa Banjarharjo, Kecamatan Kokap yakni Jathilan Langen Kudo Budoyo

dari Tegalrejo Desa Hargowilis.

Kecamatan Sentolo yakni Jathilan Puspito Kridho Manunggal dari

Jatikontal Desa Temon Wetan Kecamatan Temon. Kecamatan Girimulyo yakni

Sanggar Bodronoyo dari Ngrancah Desa Pendoworejo, Kecamatan Galur

yakni Tari Kreasi Sekar Kemuning dari Pedukuhan II Desa Brosot,

Kecamatan Galur.

Selaini itu dari Kecamatan Panjatan yakni Jathilan Laras Sido Dadi

dari Desa Tayuban I, Rt 01 Rw 01,Kecamatan Sentolo yakni Jathilan

Kudho Bayu Manunggal dari Ngaglik Desa Sukoreno Kecamatan Sentolo.

Kecamatan Pengasih yakni Karawitan Lestari Budhoyo dari Cumethuk Desa

Kedungsari Kecamatan Pengasih, Kecamatan Nanggulan yakni Kubro Tsani

Siswo dari Karangwetan Desa Donomulyo Kecamatan Nanggulan.(Wid)
Share:

Friday, May 30, 2014

ES KRIM LIDAH BUAYA Rasa seperti Kelapa, Berkhasiat Obati Diabetes

KULONPROGO-Alumni S2 Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM)

Jogja, Imam Rodli mengolah lidah buaya sebagai aneka bentuk makanan,

termasuk es krim.

Pemanfaatan lidah buaya baru dimulai Imam dua tahuan silam. Ketika

itu, laki-laki kelahiran 38 tahun silam ini ingin memanfaatkan

pekarangan rumahnya yang pas-pasan dengan membudidayakan tanaman lidah

buaya.



Saya melihat banyak rumah tangga yang lahannya tidak dimanfaatkan,

jadi mengapa tidak ditanami lidah buaya saja, terlebih tanaman ini

tidak memiliki hama, jelas Imam.



Budidaya tanaman lidah buaya cukup menjanjikan, apalagi belum ada yang

menggarap tanaman sarat manfaat ini secara serius. Tanaman ini tidak

membutuhkan banyak sinar matahari dan yang paling penting tidak

kekurangan air.



Dari sekian jenis lidah buaya, ia memilih Sinensis Pontianak.

Pertimbangannya, lidah buaya jenis ini memiliki ukuran yang besar,

panjang mencapai 90 sentimeter dengan berat setiap pelepah mencapai

satu kilogram.



Setelah berhasil membudidayakan tanaman yang memiliki waktu panen enam

sampai delapan bulan dan dapat terus berkembang hingga usia delapan

tahun ini, Imam mencoba melebarkan sayap usahanya. Tidak lagi terpatok

pada tanaman semata, melainkan berwujud makanan olahan. Selain es

krim, ia juga membuat lidah buaya dalam bentuk cendol, manisan, dan

keripik lidah buaya di kediamannya yang berada di tepi Jalan

Wates-Purworejo, tepatnya di Sebokarang, Wates, Kulonprogo.

Kemudian, es krim menjadi andalan karena menurut laki-laki yang lebih

dulu menekuni usaha pupuk organik dan suplemen hewan ternak ini belum

pernah ditemui es krim berbahan dasar tanaman yang berkhasiat untuk

detoksifikasi, mengobati gangguan pencernaan, diabetes, kesehatan

mulut, dan masih banyak lagi.



Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Rokok Menghambat Pengentasan Kemiskinan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Rokok menjadi salah satu yang menghambat

pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo. Sebab di Kulonprogo

sekitar Rp 63 Miliar setahun hanya dibakar untuk rokok. Karena itu

Pemkab Kulonprogo terus melakukan penegakan terhadap Peraturan Daerah

(Perda) No 5 th 2014 tentang Kawasan Bebas Rokok.



Hal itu dikatakan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K). "Perda

tersebut merupakan yang pertama di DIY dan satu dari dua kabupaten di

Indonesia yang sudah menetapkan perda dengan melarang sponsor dan

baliho rokok di wilayah kabupaten. Sedangkan kabupaten lainnya adalah

Payakumbuh," ujar Hasto, Jumat (30/05/2014).

Ditambahkan Hasto, secara nasional baru ada 18 kabupaten yg membuat

perda tersebut. "Di Kulonprogo sekitar Rp 63 Miliar setahun hanya

dibakar untuk rokok. Ini kan menjadi salah satu yang menghambat

pengentasan kemiskinan," katanya sambil menyambut baik ditetapkannya

31 Mei sebagai Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia.



Karena itu, Hasto mengajak untuk "saves our lives, and saves our

money". Sebab beberapa dampak buruk merokok bagi kesehatan diantaranya

gangguan kesehatan ibu hamil dan janin, kanker paru, menurunkan

kualitas sperma dan telur penyebab kemandulan. "Selain itu mempercepat

menopause bagi wanita terpapar rokok, meningkatkan risiko strok

serangan jantung, meningkatkan risiko kanker mulut rahim, serta

meningkatkan kanker nasoparing (tenggorokan)," tandasnya.(Wid)
Share:

Thursday, May 29, 2014

Warga Giripurwo Iuran Bangun Bak Air

Harianjogja.com, KULONPROGO--Kesulitan air bersih mendorong warga Dusun

Sabrang, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo membangun bak penampungan

dan pipa penyaluran air secara swadaya.

Ketua RW 08 Dusun Sabrang, Sukarman mengatakan untuk membangun bak

penampungan membutuhkan dana yang besar. Setiap kepala keluarga di

desa ini setidaknya dibebani iuran sebesar Rp7 juta. Biaya yang tidak

sedikit yang harus dikeluarkan oleh warga demi mendapatkan aliran air

bersih.



"Iuran tersebut dilakukan warga secara mencicil. Karena sebagian besar

warga desa ini hanya bermata pencaharian sebagai petani," ujar

Sukarman, Senin (26/5/2014).



Pengerjaan pembangunan bak dan saluran pipa pun dilakukan secara

bergotong royong setiap harinya. Sejak 11 April lalu, warga gotong

royong untuk mewujudkan air bersih seperti yang diinginkan warga.

Sukarman memaparkan bak penampungan diperkirakan akan dapat memuat air

hingga 10 meter kubik. Sementara untuk pipa yang akan dipasang

nantinya panjangnya mencapai 1.500 meter.



Selama ini warga Sabrang menggantungkan air pada satu-satunya sumber

air di Tuk Kali Lanang. Warga harus menempuh satu kilometer untuk bisa

mendapatkan air bersih. Kondisi geografis desa ini yang terletak di

perbukitan mengakibatkan warganya berjuang keras untuk mendapatkan air

bersih.

Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Sat Pol PP Razia Pelajar Bolos

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Satuan Pamong Praja (Sat Pol PP) Kulonprogo

menggelar operasi penertiban pelajar, serta pengemis/gelandangan/orang

terlantar (PGOT), Senin (26/05/2014). Terkait operasi pelajar dan

warnet, Sat Pol PP bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan SKPD

lainnya. Dalam operasi pelajar menyisir sekolah SMP, SMA/SMK dengan

pemeriksaan konten telepon genggam siswa, serta warung internet di

wilayah Pengasih, Wates dan objek wisata Pantai Glagah Kecamatan

Temon.



Untuk operasi pengemis/gelandangan/orang terlantar (PGOT) dilakukan

pada enam kecamatan yakni Temon, Wates, Panjatan, Lendah, Galur dan

Sentolo. Dari kegiatan itu berhasil menjaring 13 orang, terdiri 4

pengamen, 9 dan gelandangan. "Ke-13 orang tersebut dikirim ke camp

assesmen di Bantul untuk dibina lebih lanjut," kata

Kepala Sat Pol PP Kulonprogo Drs Duana Heru Supriyanta MSi usai

operasi tersebut.



Sementara terhadap operasi pelajar, dikatakan Duana, bertujuan dalam

upaya menertibkan pelajar yang membolos ketika jam pelajaran. "Pelajar

yang terjaring hanya dilakukan pencatatan oleh petugas dan tidak

diberikan sanksi. Para pelajar diarahkan agar tidak memakai seragam

sekolah ketika di warnet. Di Pantai Glagah, petugas tidak menemukan

pelajar yang membolos," ujarnya.



Sedangkan dalam pemeriksaan konten handphone siswa yang dilakukan di

beberapa sekolah, hasilnya nihil dan petugas tidak menemukan konten

yang mencurigakan atau berbau pornografi di handphone siswa.

"Pemeriksaan ini sebagai antisipasi beredarnya pornografi di kalangan

pelajar. Serta merupakan bagian dari proses pembelajaran siswa agar

lebih konsentrasi pada pelajaran, dan tidak hanya bermain ponsel

saja," ujar Duana sambil menambahkan bahwa pihaknya mengapresiasi

terhadap usaha sekolah yang melarang siswanya membawa handphone saat

jam belajar, semua dilakukan agar siswa bisa lebih fokus dan tertib

dalam belajar. (Wid)
Share:

Kawasan Industri Sentolo Makin Menarik Investor

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Kawasan Industri Sentolo mulai menarik

bagi investor. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT)

Kulonprogo tahun 2014 telah mengeluarkan izin prinsip bagi enam

perusahaan. Yakni diantaranya sektor pertanian tanaman herbal di

Sendangsari Pengasih, pabrik packaging handmade di Sentolo, pabrik

pakan ternak di Nanggulan, dua pabrik sarung tangan di Desa/Kecamatan

Sentolo dan Salamrejo Sentolo , serta pabrik pengolahan limbah di

Salamrejo Sentolo. Dari sharing yang dilakukan BPMPT, selama ini

sarana infrastruktur pendukung masih menjadi kendala bagi investor

dalam berinvestasi.



"Tahun 2014 sudah ada enam yang mengajukan izin prinsip, selain itu

masih adapula yang baru survei," kata Kepala BPMPT Kulonprogo Agung

Kurniawan SIP MSi pada forum temu pengusaha kaitannya dengan investor

yang sudah membangun usaha di Kulonprogo maupun calon investasi dan

pengusaha di Wates, Rabu (28/05/2014). Dalam kesempatan itu BPMT

menampilkan materi aspek percepatan dan kemudahan pelayan investasi,

Bappeda tentang tata ruang investasi di Kulonprogo, dan BKPM DIY

terkait kebijakan investasi di DIY pada umumnya.



Sarana prasarana pendukung, kata Agung, masih menjadi pertanyaan utama

ketika investor akan masuk. Diantaranya akses jalan, air bersih dan

saluran telepon. "Karena itu kami dalam upaya menampung keluhan

pengusaha atau investor melakukan pertemuan rutin, sehingga tahu yang

menjadi keluhan pengusaha. Selain itu forum tersebut sebagai sarana

sosialisasi aturan yang baru, yakni bidang usaha. Kami dari

perizinannya siap mendukung kelancaran investasi. Kalau syarat

administrasi lengkap, kami segera memproses dan tidak ada pungutan

biaya. Namun yang menjadi keluhan pengusaha adanya hambatan masalah

perizinan, namun setelah dibedah ternyata kesulitan perizinan berada

di institusi di luar BPMPT," jelas Agung.



Sementara dikatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda) Kulonprogo Ir Agus Langgeng

Basuki, draft rencana detail tata ruang kawasan (RDTRK) Kulonprogo

masih dalam proses penyusunan menjadi peraturan daerah. "Kami sedang

menyusun analisa kebutuhan mengenai infrastruktur jalan, listrik dan

air bersih. Ketiganya diajukan ke DIY, sebab kawasan industri Sentolo

menjadi kawasan strategis di DIY,"tambah Langgeng.(Wid
Share:

Tuesday, May 27, 2014

25 RTSPM Sidorejo Akhirnya Mengambil Jatah Raskinnya

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Dua puluh lima RTSPM (Rumah Tangga Sasaran

Penerima Manfaat) Pedukuhan Sidorejo Desa Glagah Kecamatan Temon yang

semula belum mengambil jatah beras untuk warga miskin (raskin)

akhirnya Senin (26/05/2014) sudah mengambil di balai desa Glagah.



Hal itu dikatakan Camat Temon Djaka Prasetyo SH, dan juga diiyakan

Kasi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Temon Bhekti Nurada SH dan Kabag

Kesra desa Glagah Eulis Yuliantiari saat rapat rutin bulanan

koordinasi raskin di Ruang Rapat LPSE Pemkab, Senin (26/05/2014).



Dikatakan Eulis Yuliantari, terkait penyaluran raskin di tempatnya ada

sedikit keterlambatan seperti tertulis di beberapa media. Namun Senin

siang berdasarkan laporan dari KPK (Kader Penanggulangan Kemiskinan)

Kecamatan Temon warga sudah mengambil raskin tersebut.



Kepala Bulog Divre Yogyakarta Muhammad Iqbal menyatakan bila terjadi

sesuatu di tingkat RTSPM, yang menyebabkan raskin tidak segera

diambil, maka dapat diserahkan ke Gudang Bulog dengan BA (Berita

Acara) penyerahan. Sebab bila disimpan di balai desa dikhawatirkan

terlalu lama bisa rusak kualitas berasnya.



Sementara Kadinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Dinsosnakertrans) Kulonprogo Drs Eka Pranyata menjelaskan warga yang

menolak raskin tidak boleh diwakilkan, namun harus yang bersangkutan

untuk membuat surat pernyataan tidak menerima. Karena sesuai Pedoman

Umum Raskin bahwa raskin dapat dialihkan karena meninggal dunia,

pindah penduduk dan sudah mampu secara ekonomi, penggantiannya ke

warga miskin lainnya melalui musyawarah desa (musdes).

Dalam koordinasi bulanan tersebut telah disepakati untuk distribusi

raskin alokasi April akan dimulai Jumat (30/5/2014) di Kecamatan

Pengasih, Senin (2/6/2014) Kokap, Selasa (3/6/2014) Temon dan Wates,

Rabu (4/6/2014) Kalibawang, Kamis (5/6/2014) Sentolo, Jumat (6/6/2014)

Girimulyo, Senin (9/6/2014) Panjatan, Selasa (10/6/2014) Galur dan

Lendah, Rabu (11/6/2014) Samigaluh dan Nanggulan.(Wid)
Share:

Niat Mau Dinikahi, Malah Ditinggal di SPBU

KULONPROGO ( KRjogja.com)-Mar (38), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asalah

Tulungagung Jatim tertipu kenalan barunya di jejaring sosial facebook

RS (40), Minggu (25/05/2014). Mar rela terbang dari Hongkong untuk

menemui kenalannya dari Yogya karena dijanjikan mau dinikahi. Namun,

harus kehilangan uang Rp 6 juta, ATM, paspor dan KTP Hongkong.



Bahkan setelah bertemu di hotel di YogYa, Mar diturunkan di SPBU di

wilayah Sentolo dengan alasan disuruh salat dulu, Senin (26/05/2014)

dini hari. Akhirnya, Mar ditinggal kabur dan lantaran dianggap orang

terlantar, petugas Polses Sentolo membawanya ke Kantor Satpol PP

Kulonprogo. (Wid)



Mar mengaku dirinya sudah tidak punya apa-apa lagi selain baju yang

melekat di tubuhnya. "Karena ATM ikut dibawa kabur, dengan bantuan

petugas maka ATM langsung saya blokir. Sementara RS sekarang entah

dimana, bahkan facebook saya juga sudah diblokirnya dan foto-foto dia

yang ada di facebook sudah tidak ada lagi,"kata Mar janda tanpa anak

ini. (Wid)
Share:

Niat Mau Dinikahi, Malah Ditinggal di SPBU

KULONPROGO ( KRjogja.com)-Mar (38), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asalah

Tulungagung Jatim tertipu kenalan barunya di jejaring sosial facebook

RS (40), Minggu (25/05/2014). Mar rela terbang dari Hongkong untuk

menemui kenalannya dari Yogya karena dijanjikan mau dinikahi. Namun,

harus kehilangan uang Rp 6 juta, ATM, paspor dan KTP Hongkong.

Bahkan setelah bertemu di hotel di YogYa, Mar diturunkan di SPBU di

wilayah Sentolo dengan alasan disuruh salat dulu, Senin (26/05/2014)

dini hari. Akhirnya, Mar ditinggal kabur dan lantaran dianggap orang

terlantar, petugas Polses Sentolo membawanya ke Kantor Satpol PP

Kulonprogo. (Wid)



Mar mengaku dirinya sudah tidak punya apa-apa lagi selain baju yang

melekat di tubuhnya. "Karena ATM ikut dibawa kabur, dengan bantuan

petugas maka ATM langsung saya blokir. Sementara RS sekarang entah

dimana, bahkan facebook saya juga sudah diblokirnya dan foto-foto dia

yang ada di facebook sudah tidak ada lagi,"kata Mar janda tanpa anak

ini. (Wid)
Share:

Sunday, May 25, 2014

Pembangunan Bandara Kulonprogo Dilelang Internasional

WATES ( KRjogja.com)- PT Angkasa Pura I tetap komitmen dan konsisten

terhadap rencana pembangunan bandara di Kabupaten Kulonprogo. Saat ini

telah siap dana dan bahkan telah melakukan lelang internasional untuk

pengerjaannya. Selain masih menunggu Kawasan Keselamatan Operasi

Penerbangan (KKOP) yang dalam proses, PT AP I juga masih menunggu

dokumen lain terkait perencanaan pembebasan tanah.



Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Presdir PT AP I Tommy Soetomo

dan jajarannya dengan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K),

Jumat (23/05/2014) sore, di rumdin bupati. Dalam kesempatan itu

Bupati didampingi Wabup, Forkompinda, SKPD, dan unsur lainnya.



Dengan Pemkab Kulonprogo dalam kesempatan itu dibahas terkait

perkembangan master plan, KKOP dan yang lain misalnya, dengan pabrik

besi yang sempat dipertanyakan. Setelah pertemuan dengan Pemkab

Kulonprogo, Senin (26/05/2015) PT Angkasa Pura I akan bertemu

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.



Dikatakan Sekretaris PT AP I, Farid Indra Nugraha, pihaknya tidak

perlu menunggu dokumen KKOP terbit dalam melaksanakan tahapan lainnya

dalam rencana pembangunan bandara. "Karena sembari menunggu proses

KKOP terbit, kami tetap melakukan melengkapi dokumen lainnya agar

semua dapat terselesaikan. Karena bila semua siap maka PT AP I dan

Gubenur DIY akan konsolidasi ke lapangan," katanya.



Terkait komitmen PT AP I, Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG

mengaku senang dan menyambut baik. Pemkab juga siap melakukan tugas

sesuai kewenangannya, terutama dalam ujung tombak dan juga dalam

tataran grassroots. "Terhadap adanya warga yang sudah menerima, belum

menerima, dan netral karena masih menunggu akusisi lahan, sudah kami

laporkan dan itu direspons oleh PT AP I. Mereka (PT AP I) justru

minta semua agar bisa dipercepat realisasinya. Contohnya sambil

menunggu izin penetapan lokasi (ILP) Gubenur, maka kelengkapan dokumen

lain segera dilakukan,"ujar Hasto.

Saat ini, kata Hasto, PT AP I sudah melakukan lelang internasional

pengerjaan pembangunan bandara internasional. "Sedangkan untuk

sosialisasi, pemkab menunggu terbentuknya Tim Appraisal Independent,

agar masyarakat lebih jelas terkait akusisi lahan. Karena ini penting

dan ditunggu masyarakat agar semua jelas,"katanya. (Wid)
Share:

Friday, May 23, 2014

Polisi Gelar Rekonstruksi Guru Bunuh Guru di SLB Wates

Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha



TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Penyidik Satreskrim Polres Kulonprogo

menggelar reka ulang (rekonstruksi) kasus kejadian pembunuhanterhadap

Rina Astuti (37), guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Rela Bhakti 2,

Triharjo, Wates, Jumat (23/5/2014). Tersangka dipastikan akan dijerat

dengan pasal tentang pembunuhanberencana.



Seperti diketahui, Rina tewas setelah ditusuk dengan pisau oleh rekan

kerjanya sendiri sesama guru di sekolah tersebut, Sugiyanto (45), awal

Mei lalu. Peristiwa terjadi dalam lingkungan sekolah usai siswa

melakukan latihan kesenian. Rina pada akhirnya tewas dalam perjalanan

ke rumah sakit setelah menderita 25 luka tusukan di tubuhnya.



"Reka ulang dimaksudkan supaya ada kesesuaian antara hasil pemeriksaan

penyidik dengan kejadian sebenarnya di lapangan," kata Kapolsek Wates,

Kompol Kodrat di sela rekonstruksi.



Menurutnya, reka ulang berlangsung dalam 16 adegan. Dimulai dari saat

tersangka datang ke sekolah dengan sudah membawa pisau dari rumah.

Pisau tersebut diselipkannya di bagian depan celananya dan tertutup

baju. Penusukan pertama dilakukan tersangka saat dirinya bertemu

dengan korban di dalam ruang bina diri, seusai korban mengawasi siswa

berlatih kesenian jathilan.



Korban saat itu sempat berusaha melawan namun pelaku tetap menusuknya

berulang kali. Korban lantas berlari ke luar ruangan hingga jatuh

tertelungkup di teras ruang kelas. Pelaku kemudian kembali menusuk

korban di bagian punggung. Adegan berlanjut ketika tersangka

ditenangkan rekan guru lainnya dan kemudian diamankan ke kantor

polisi.



Dari reka ulang tersbeut, kata Kodrat, diyakinkan bahwa tersangka

memang sudah merencanakan penusukan tersebut. Maka itu, penyidik akan

tetap menjeratnya dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhanyang

direncanakan. "Pelaku terancam hukuman seumur hidup," katanya.(*)
Share:

Thursday, May 22, 2014

Gaet Wisatawan, Arung Jeram Arus Progo Tambah Peralatan

Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Dinas Pariwisata DIY menyerahkan bantuan

sejumlah peralatan bagi pengelola wisata rafting (arung jeram) Arus

Progo di Pedukuhan Krisik Kreo, Banjararum, Kalibawang, Kamis

(22/5/2014). Penambahan peralatan diharapkan akan menunjang aktivitas

wisata minat khusus dan semakin banyak menggaet wisatawan.

Kasi Sarana Prasarana dan Usaha Jasa Pariwisata, Dinpar DIY, Ahmad

Suabadi mengatakan, bantuan yang diserahkan bernilai total Rp 191

juta. Terdiri atas 4 buah perahu karet dan 1 unit perahu kayak beserta

kelengkapannya, beberapa unit perlengkapan pengamanan (safety) seperti

jaket pelampung, helm, throwing bag, dan juga dry bag serta perangkat

komunikasi Handy Talkie (HT) dan juga satu unit kamera waterproof.

"Wahana Arus Progo ini kan satu-satunya wisata rafting di DIY, jadi

kami berusaha memfasilitasinya supaya bisa semakin berkembang," kata

Ahmad.

Dijelaskan, pihak pengelola Arus Progo sebelumnya mengajukan proposal

bantuan pada dinas untuk sarana dan prasana pendukung, termasuk

permohonan bantuan pembangunan fisik basecamp di Krisik Kreo. Namun,

pihaknya hanya bisa memberikan beberapa poin saja yang bisa

disesuaikan dnegan ketersediaan anggaran.

Dia mengatakan, keberadaan wisata rafting arus bawah kali Progo ini

menambah destinasi wahana wisata ekstrim di DIY selain panjat tebing

di Pantai Siung dan caving Goa Jomblang yang ada di Gunungkidul.

Pemberian bantuan tersebut diharapkan bisa mendorong perkembangan

wisata rafting di Sungai Progo tersebut sehingga semakin banyak

wisatawan lokal hingga mancanegara yang datang.

Apalagi, selama ini, kebanyakan wisatawan yang datang ke DIY cenderung

lari ke Magelang untuk melakukan rafting. "Paling tidak, dengan adanya

Arus Progo ini, DIY punya wisata rafting sendiri dan berpengaruh pada

angka kunjungan wisatawan. Diharapkan juga, wisatawan akan semakin

lama stay di Yogyakarta," imbuh Ahmad.( Tribunjogja.com)
Share:

Kulonprogo Alokasikan 453 Jamban untuk 12 Kecamatan

Harianjogja.com, KULONPROGO--Pada 2014, Dinas Kesehatan Kulonprogo

telah mengalokasikan 453 unit jamban sehat di 12 kecamatan.

Kasi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kulonprogo Rustopo mengatakan, tahun

ini akan ada deklarasi bersama agar masyarakat tidak lagi BAB

sembarangan. Beberapa wilayah di kabupaten ini juga masih belum

memiliki jamban sehat yang layak.

"Wilayah yang belum punya jamban di antaranya Kokap, sebagian Sentolo,

dan Girimulyo hampir merata," jelas Rustopo, Selasa (20/5/2014).

Jamban sehat seperti yang dimaksudkan Dinkes yakni tak hanya memenuhi

syarat kesehatan dan bersih. Namun, jamban sehat juga harus memiliki

nilai estetika.

Pembuatan septictank harus tepat, harus ada tutupnya. Hal utama

lainnya jangan sampai mencemari lingkungan atau air, usahakan jarak

jamban dengan sumber air lebih dari 10 meter.



Editor: Nina Atmasari
Share:

Wednesday, May 21, 2014

Warga yang Tolak Raskin Berarti Masuk Golongan Mampu

Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha



TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menilai

sikap warga Sidorejo, Desa Glagah, Temon yang menolak menerima beras

miskin ( Raskin) akan merugikan warga sendiri. Klarifikasi akan

dilakukan Pemkab untuk mencari tahu duduk permasalahan sebenarnya.

Sekretaris Daerah Kulonprogo, Astungkoro mengatakan, warga yang

menolak raskin tersebut dengan kata lain menyatakan dirinya termasuk

golongan mampu. Hal ini akan menyebabkan warga tersebut secara

otomatis akan tereliminir dari daftar penerima program bantuan sosial

lainnya dari pemerintah, semisal program beasiswa.



"Kalau dia (warga) menolak, berarti dia menyatakan dirinya mampu.

Risikonya, tidak hanya di raskin tapi juga ada beberapa hak bagi warga

miskin yang tidak akan mereka dapatkan. Itu kan pemberiannya

berdasarkan kartu jaminan sosial," kata Astungkoro, Rabu (21/5/2014).



Seperti diketahui, 25 kepala keluarga di Sidorejo yang juag tergabugn

dalam Wahana Tri Tunggal itu menolak mengambil jatah raskin meski

sudah terdaftar sebagai penerima.

Alasan utama penolakan tersebut terkait rencana pembangunan bandara

internasional di Temon yang akan menggusur lahan warga. Maka itu,

mereka lalu berkomitmen untuk menolak segala bentuk bantuan dari

pemerintah.( Tribunjogja.com)
Share:

Bela Beli Kulonprogo Selaras dengan Nasionalisme

Harianjogja.com, KULONPROGO--Slogan Bela Beli Kulonprogo sesuai dengan

semangat nasionalisme kekinian. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati

Kulonprogo, Sutedjo, dalam upacara Hari Kebangkitan Nasional di

halaman kantor Pemkab Kulonprogo, Selasa (20/5/2014).



Bertindak sebagai inspektur upacara, Sutedjo, membacakan sambutan

Menteri Komunikasi dan Informatika, mengungkapkan, peringatan

Harkitnas ke-106 mengusung tema Maknai Kebangkitan Nasional Melalui

Kerja Nyata dalam Suasana Keharmonisan dan Kemajemukan Bangsa, yang

berarti, makna nasionalisme kekinian bukan lagi kamuflase kerinduan

romantisme perjuangan masa lalu.



"Tetapi bagaimana mengimplementasikan romantisme perjuangan tersebut

kedalam pola pikir, pola sikap dan perilaku kebangsaan selaras dengan

tuntutan zaman," ujarnya.

Menurutnya, rasa kebangsaan nasionalisme sekarang ini harus

disesuaikan dengan era kehidupan berbangsa. Implementasinya, penguatan

rasa kebangsaan nasionalisme secara nyata di daerah.

Diterangkannya, sejak awal pemerintahan, Hasto mengajak masyarakat

untuk Bela Beli Kulonprogo, yakni menggunakan produk lokal Kulonprogo

sehingga tercipta kemandirian sebagai bagian dari bangsa yang hidup di

daerah.

Editor: Nina Atmasari
Share:

Penolakan Raskin Diduga Terkait Penolakan Bandara

Harianjogja.com, KULONPROGO- Penolakan beras miskin (raskin) oleh

warga Dusun Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temondiduga terkait

penolakan pembangunan bandara internasional yang rencananya berlokasi

di kawasan tersebut.



Saat Harian Jogja mendatangi kediaman warga Sidorejo, tidak seorang

pun bersedia berkomentar tentang penolakan raskin. Mereka memilih diam

dan menjauh.

Sarijo, salah satu tokoh masyarakat Sidorejo sekaligus tokoh Wahana

Tri Tunggal (WTT), mengungkapkan, warga Sidorejo tidak akan menerima

bantuan dari pemerintah dalam bentuk apapun sampai rencana pembangunan

bandara di Kulonprogo batal.



"Selain itu warga juga sakit hati dengan sms yang diterima dari desa

yang menanyakan apakah warga mau menerima raskin atau tidak,"

jelasnya, Rabu (21/5/2014).



Ia menegaskan, keinginan warga saat ini bukanlah menerima bantuan dari

pemerintah melainkan bupati Kulonprogo datang dan menyetujui

permohonan warga untuk menggagalkan rencana pembangunan bandara di

Kulonprogo.



Tokoh masyarakat Sidorejo, Saryono, enggan berkomentar banyak terkait

hasil pertemuan antara perwakilan warga Sidorejo dengan Kepala Desa

Glagah. "Saya hanya menyampaikan keinginan warga yang tidak ingin

menerima raskin," imbuh dia.

Anggota tim raskin Kulonprogo, Heri Widada, mengatakan, akan melakukan

klarifikasi terlebih dulu ke lapangan untuk menemukan alasan warga

menolak raskin. "Kami akan memanggil aparat desa untuk dimintai

keterangan terlebih dulu," tandasnya.

Editor: Nina Atmasari
Share:

Pemkab Siap Melangkah Sesuai Kewenangan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo

menyambut positif turunnya izin Kawasan Keselamatan Operasi

Penerbangan (KKOP) dari Pusat. Dengan adanya dokumen tersebut maka

satu tahapan proses rencana pembangunan bandara di pesisir selatan

Kecamatan Temon sudah terlewati, sehingga tinggal menunggu Ijin

Penetapan Lokasi (IPL) Gubernur turun.



"Meski Pemkab belum dikasih tahu perihal turunnya ijin KKOP. Tapi kami

tetap senang dan berharap IPL Gubernur juga segera turun. Dengan

demikian rencana pembangunan bandara bisa memasuki tahapan

berikutnya," kata Wabup setempat Drs Sutedjo menanggapi turunnya ijin

KKOP saat menghadiri Pembukaan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-92,

di Lapangan Desa Kaliagung, Sentolo, Rabu (21/05/2014).



Sekda setempat Ir RM Astungkoro mengaku belum bisa berkomentar banyak

tentang masalah tersebut. "Soalnya saya belum tahu persis selesainya

KKOP seperti apa. Karena memang belum dapat informasi," tegasnya.



Meski secara fisik Wabup dan Sekda belum melihat dokumen ijin KKOP,

tapi dengan munculnya pernyataan Gubernur DIY Sri Sultan HB X di media

massa menunjukan kalau tahapan proses rencana pembangunan bandara di

Kulonprogo mengalamai kemajuan.

"Untuk selanjutnya Pemkab mengikuti tahapan-tahapan berikutnya tentu

saja sesuai porsi dan kewenangan kami mengingat Tim Persiapan

Pembangunan Bandara tidak hanya dari kabupaten tapi juga Pemerintah

DIY dan PT AP. Pemkab akan melaksanakan sesuai ketugasan. Pembagian

tugasnya kan sudah sangat jelas," ujarnya.

Dengan telah turunnya dokumen KKOP, maka baru satu dokumen yang telah

selesai, sedangkan dokumen lain yang saat ini sedang dikerjakan,

pengadaan lahan yang merupakan bagian dari IPL Gubernur dan dokumen

lingkungan atau Amdal. "Terkait persoalan PT JMI dan PT AP, saya belum

bisa komentar karena belum lihat KKOP-nya. Tapi kalau KKOP sudah turun

maka persoalan antara dua perusahaan tersebut sudah clear. Karena yang

jadi persoalan kan ada di KKOP tersebut," terang Sekda.

Mengenai sosialisasi bandara, Pemkab bersama PT AP terus membangun

komunikasi dengan warga. "Persiapan sosialisasi terus kami lakukan

sembari menunggu AP. Pemkab tetap menjalin komunikasi baik dengan

warga yang menolak maupun mendukung. Dari enam desa yang masuk lokasi

bandara lima desa sudah wellcome. Perkara mereka menolak itu bagian

dari proses," ujarnya.(Rul/Wid)
Share:

Monday, May 19, 2014

Ombak Tak Bersahabat, Nelayan Bugel Sandarkan Perahu

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Besarnya gelombang laut menyebabkan para

nelayan pantai selatan Kulonprogo memilih istirahat dan tidak melaut.

Para nelayan tak mau mengambil risiko, sementara menunggu gelombang

mulai tenang para nelayan memilih menggarap lahan pertanian yang

mereka miliki.



"Jadi para nelayan khususnya di Pantai Bugel jika terjadi gelombang

tinggi kami mengolah lahan pertanian dengan terus 'mengintip' kondisi

laut. Kalau sudah memungkinkan kami langsung melaut dengan harapan

dapat hasil tangkapan baik ikan, kerang maupun udang," tutur Sunaryo

di pesisir Pantai Bugel, Senin (19/05/2014).



Selama gelombang laut tinggi hampir dua minggu terakhir ini, baru

Senin (19/05/2014) pagi ada nelayan yang berani mencari nafkah. Itu

pun hanya satu perahu yang melaut, sementara yang lainnya masih tetap

bersandar menunggu cuaca bagus.



"Hasil melaut tersebut kupub banyak, dua kilogram udang Lobster dan

tiga kilogram kepiting rajungan setidaknya bisa diperoleh. Hasil

nelayan tadi lumayan banyak bisa membawa pulang uang sekitar Rp 1 juta

dari penjualan hasil tangkapannya," terang Sunaryo.(Rul)
Share:

Diserbu Hama, Harga Gabah di Kulonprogo Anjlok

Harianjogja.com, KULONPROGO--Harga jual gabah di Kulonprogo kian

merosot. Panen raya kedua, petani akui harga gabah turun drastis

dibandingkan panen raya pertama.



"Panen pertama harga gabah kering dihargai Rp500.000 per kuintal.

Panen sekarang ini hanya sekitar Rp330.000 per kuintal," ujar Romlah

salah satu petani di dusun Turus, desa Tanjungharjo, Nanggulan, Minggu

(18/5/2014).



Romlah mengatakan harga gabah seharga Rp330.000 per kuintal tersebut

masih berupa gabah yang belum kering. Bisa saja setelah dikeringkan

harga berubah. Menurutnya, penurunan harga gabah di panen kedua ini

disebabkan oleh banyak faktor.



"Sebabnya macam-macam. Tapi yang paling berpengaruh itu hama. Ini

hamanya tikus sama wereng, akhir-akhir ini cukup banyak," ujar Romlah.



Turunnya harga gabah tentu saja merugikan petani. Tak hanya hama,

apabila di wilayah lain tengah panen raya tentunya harga gabah di

kecamatan ini ikut tergerus. Hal ini disampaikan Sudiyono, salah satu

petani lainnya.

"Kalau panennya bersamaan dengan tempat lain, harganya ya, bisa turun

lagi," ungkap Sudiyono.

Sementara itu, harga beras saat ini berkisar sekitar Rp6.500 per

kilogramnya. Sudiyono mengatakan harga beli para pedagang besar atau

tengkulak turut memengaruhi nilai jual gabah. Tak jarang para

tengkulak langsung membeli sepetak sawah dari petani meskipun padi

yang ditanam masih hijau dan belum siap panen.



"Biasanya pedagang besar itu beli sepetak sawah, istilahnya sudah

mematok harga padi per petaknya," ujar Sudiyono.

Harga sepetak sawah berkisar antara Rp1.600 sampai Rp2.000 per metern.

Bila panen berhasil, tentu saja tengkulak atau pedagang besar akan

mendapat keuntungan yang lebih besar dengan harga jual berdasarkan

petak sawahnya.



"Tapi itu juga untung-untungan. Kalau panen gagal, mereka juga akan

rugi besar karena taksiran harga sepetak sawah dengan harga jual padi

bisa selisih banyak. Makanya kami [petani] juga harus jeli memberikan

harga ke mereka," jelas Sudiyono.



Editor: Nina Atmasari
Share:

Sunday, May 18, 2014

Soal Plat Nomor Palsu, PDIP Dalami Kasus Kadernya

WATES ( KRjogja.com)- Pengurus DPC PDIP Kulonprogo mengaku belum bisa

mengambil sikap tegas terhadap oknum anggota Fraksi PDIP DPRD setempat

yang diduga tersandung kasus tindak pidana penggunaan plat nomor palsu

kendaraan dinas Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo. Karena sampai saat

ini mereka belum menerima laporan resmi baik dari pimpinan maupun

anggota Fraksi PDIP terkait kasus tersebut.



Menurut Ketua dan Sekretaris DPC PDIP setempat Tony HP dan Istana,

petugas partainya belum memberi informasi apa pun tentang persoalan

yang dihadapinya. "Tapi dalam rapat DPC kami telah membahas hal

tersebut sekaligus meminta Pengurus DPC yang rumahnya kebetulan

berdekatan dengan yang bersangkutan untuk meminta keterangan seputar

persoalan yang terjadi. Artinya kami masih dalam tahap minta informasi

tentang permasalahan yang timbul," tegas Tony, Sabtu (17/5/2014).



Tentang dugaan penggunaan plat nomor palsu kendaraan dinas DPRD, Tony

mengaku masih berasumsi kasus tersebut hanya satu yakni plat nomor

ganda AB 1004 ZC yang dipasang di mobil dinas Wakil Ketua DPRD dan di

mobil Ketua Komisi II. "Ternyata dua kasus toh, yang satu plat ganda,

satunya lagi plat palsu. Khusus kasus terakhir kami belum menerima

laporan dan baru akan minta informasi dari bersangkutan," ujarnya.



Jika persoalan itu memang sudah jadi kasus hukum pihaknya menghormati

proses yang dilakukan polisi. "Kami menghargai kewenangan kepolisian

menuntaskan permasalahan yang timbul. Tapi karena yang bersangkutan

belum ada komunikasi maka kami belum bisa komentar banyak. Kami

berharap persoalan ini masih bisa diselesaikan musyawarah," jelasnya.



Istana akan mendalami kasus yang menimpa kader PDIP dengan meminta

keterangan dari para pihak yang terlibat. "Mengenai yang bersangkutan

mau dipanggil atau tidak akan diputuskan di rapat DPC," tuturnya.



Kendaraan dinas Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo, AB 1083 UC belum

bisa diambil Sekwan dari Mapolres setempat karena jadi BB atas dugaan

tuduhan tindak pidana pelanggaran memasang tanda nomor kendaraan

bermotor tidak sesuai ketentuan aslinya, karena dipasang plat AB 1173

DC oleh oknum anggota Komisi III Raden Sri Murdopo SE.(Rul)
Share:

Saturday, May 17, 2014

Pelaksanaan US/M, Satu SD Gabung, Dua SD Belum Ikut

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Dari jumlah 368 sekolah Sekolah Dasar dan

Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014,

sebanyak 365 sebagai sekolah penyelenggara Ujian Sekolah/Madrasah

(US/M), satu terpaksa harus menggabung ke sekolah lain, dan dua tidak

mengikuti karena belum ada siswa kelas VI-nya.



Dijelaskan Kasubag Perencanaan Disdik setempat Taryana, 368 sekolah

terdiri SD Negeri 281 sekolah, SD Swasta 60, MI Negeri 3, dan MI

Swasta 24. Dari 368 sekolah, yang menjadi sekolah penyelenggara 365,

sedang yang 1 menggabung yakni SD IT Mutiara Insani karena belum

terakreditasi, dan akan menggabung di SD N I Pandowan Galur.

"Sementara yang dua sekolah yakni SD IT Ibnu Abbas III Kalibawang dan

SD IT Generasi Mulia Nanggulan belum menyelenggarakan US karena belum

ada siswa kelas VI-nya," ujarnya, Jumat (16/05/2014).



Sesuai jadwal Sabtu (17/05/2014) soal ujian akan didistribusikan pada

UPTD di 12 kecamatan. Dan distribusi soal ke sekolah dilakukan petugas

subrayon Senin (19/05/2014) pagi sebelum pelaksanaan US/M. "Diharapkan

semua lancar sesuai rencana. Jadwal ujian untuk Senin (19/05/2014)

ujian Bahasa Indonesia, Selasa (20/05/2014) Matematika, Rabu

(21/05/2014) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sedangkan untuk ujian

susulan bakal dilaksanakan 2 hingga 4 Juni mendatang," ujar

Taryana.(Wid)
Share:

Anggaran Gotong Royong Naik Hingga Rp 7 Miliar

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Anggaran untuk kegiatan gotong royong dan

padat karya di Kulonprogo mengalami peningakatan signifikan dari tahun

ke tahun. Pemerintah Kabupaten Kulonprogo berharap besarnya anggaran

tersebut bisa meningkatkan budaya gotong royong masyarakat untuk

menekan angka kemiskinan.



Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, anggaran untuk gotong

royong dan padat karya pada 2012 tidak sampai menghabiskan dana Rp 500

juta. Namun, pada 2013 sampai 2014, anggaran yang dikucurkan meningkat

hingga Rp 7 miliar. Bahkan, untuk wilayah kecamatan Pengasih saja,

alokasi dana gotong royong dan padat karyanya mencapai Rp 950 juta.



"Gotong royong berperan dalam pengentasan kemiskinan. Angka kemiskinan

di Kulonprogo sekarang ini mencapai 23,3% atau turun sekitar 0,3%

dibanding periode 2011-2012. Sama halnya dengan penurunan angka

kemiskinan di DIY," kata Hasto dalam pencanangan Bulan Bhakti Gotong

Royong Masyarakat (BBGRM) ke-11 di Balai Desa Sidomulyo, Pengasih,

Rabu (14/5).



Menurutnya, gotong royong sudah menjadi budaya Indonesia yang

mendorong kemajuan warga. Program gotong rotong dapat menyasar

beberapa bidang dalam usaha pemberdayaan desa. Di antaranya bidang

kemasyarakatan, bidang ekonomi dengan menguatkan peran koperasi dan

UMKM serta pengentasan kemiskinan. Lalu bidang sosial budaya dan agama

serta peningkatan sarana prasarna fisik seperti konservasi, kegiatan

perumahan dan efisiensi lahan kritis.



Hasto menambahkan, Anggaran APBD dimungkinkan dapat turun tiga kali

lipat jika program gotong royong dapat dioptimalkan. Dengan begitu,

penghematan APBD akan lebih banyak jika pekerjaan pembangunan

diborongkan.



"Gotong royong melalui desa ini tidak ada upah dalam

pdenyelenggaraannya. Tapi hasilnya lebih bagus dari garapan

pemborong," imbuh Hasto.



Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

(BPPM) DIY, Kristiana Swasti, mengatakan kegiatan gotong royong

mewujudkan kebersamaan untuk terciptanya masyarakat yang berintegritas

dan mandiri. Semangat gotong royong menurutnya memberikan manfaat

besar dalam menyelesaikan setiap permasalahan.



"Keluarga dapat saling membuat setiap keluarga memiliki rasa saling

asah, asih dan asuh dengan adanya semangat gotongroyong ini," jelas

Kristiana. (ing)
Share:

Tuesday, May 13, 2014

Festival Padhang Bulan 2014 Digelar Malam Ini di Alun-alun Wates

Laporan Reporter Tribun Jogja, Gaya Lufityanti



TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Seksi Bina Cipta dan Kreatifitas, Bidang

Kebudayaan, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

Kulon Progo akan melaksanakan Festival Padhang Bulan 2014. Festival

akan digelar pada Rabu (14/5/2014) mulai pukul 19.00 di Alun-alun

Wates, Kulon Progo.

Festival ini bersifat lomba dan diikuti kelompok Gejok Lesung yang

ditunjuk oleh kecamatan sebagai kontingen. Pada Festival Padhang Bulan

2014 ini akan tampil 12 kelompok Gejog Lesung mewakili masing-masing

kecamatan di Kulon Progo, antara lain Gejog Lesung Girisekar dari

Sokamaya, Jatimulya, Girimulyo ; Gejog Lesung Kridha Laras dari

Klajuran, Tanjung Harjo, Nanggulan ; Gejog Lesung Cahyo Budaya dari

Sidowayah, Hargowilis, dan Kokap.



Ada juga pementasan Gejog Lesung Laras Kenang dari Jatikontal, Temon

Wetan, Temon ; Gejog Lesung Tamba Lara dari Puyang, Purwoharjo,

Samigaluh ; dan Gejog Lesung PKK Dahlia dari Jurang Depok, Banjarasri,

Kalibawang. Adapun Gejog Lesung Peni Paras Budaya dari Gunung Gempal,

Giripeni, Wates ; Gejog Lesung Sekar Rinonce dari Dukuh 9 Karang,

Brosot, Galur ; Gejog Lesung Mudo Budoyo dari Suren, Sukareno, Sentolo

; Gejog Lesung Anom Sari dari Dusun II, Kanoman, Panjatan ; Gejog

Lesung Arimbi dari Blubuk, Kedungsari, Pengasih ; dan Gejog Lesung

Langen Sari dari Pengkol, Gulurejo, Lendah yang juga turut meramaikan

festival ini.



Perlombaan akan memperebutkan Juara I, II dan III, Harapan I dan II

Piala, Piagam dan uang pembinaan. Lagu 'Lancaran Kulon Progo Binangun'

menjadi lagu yang wajib dimainkan oleh setiap kelompok dalam festival

ini. Ada beberapa lagu pilihan wajib, yaitu 'Lesung Jumengglung' ,

'Caping Gunung', 'Lumbung Desa','Prahu Layar', 'Gugur Gunung', 'Warung

Pojok' dan bisa membawakan lagu pilihan bebas sesuai selera kelompok.



Festival ini bertujuan untuk membina dan meningkatkan kreativitas

masyarakat di bidang seni budaya, menanamkan rasa cinta tanah air dan

meningkatkan wawasan kebangsaan untuk membangkitkan semangat persatuan

dan kesatuan bangsa. Melalui festival ini diharapkan dapat menyalurkan

minat dan bakat masyarakat dalam bidang seni budaya, melestarikan,

membina dan mengembangkan kesenian dan sebagai bahan evaluasi terhadap

pelaksanaan pembinaan seni bagi masyarakat. (*)
Share:
Laka di Temon, Satu Korban Tewas



TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Kecelakaan terjadi di Temon, Kulonprogo,

Rabu (14/5/2014).

Mobil Panther AB 1189 UB yang diketahui sebagai mobil dinas BTKL

Bantul bertabrakan. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 09.00 WB.





Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribunjogja.com, kecelakaan

tersebut merenggut satu korban jiwa.



"Kecelakaan di Temon, Kulonprogo, info trkhr mbl dinas BTKL Bantul

Panther AB1189UB," demikian bunyi status @NTMCLantasPolri

Hingga berita ini diposting di www.tribunjogja.com, awak redaksi

masih mencari informasi tentang berita kecelakaan tersebut.(

Tribunjogja.com)
Share:

Jual Daging Busuk untuk Diolah Jadi Abon

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Daging sapi 3 kg yang tidak layak konsumsi

karena sudah membusuk berhasil disita Tim Gabungan Pemkab Kulonprogo

dari salah satu pedagang daging di Pasar Nanggulan Kecamatan

Nanggulan, Selasa (13/05/2014). Tim gabungan terdiri Satpol PP, Dinas

Kesehatan, Dinas Perindustrian Perdagangan Energi Sumber Daya Mineral

(Disperindag ESDM), serta Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan

(Diskepenak) setempat.



Razia dilakukan pula di Pasar Percontohan Sentolo dan petugas

mendapati produk makanan dan minuman yang telah kadaluarsa,

diantaranya mie, kopi bubuk, minuman sachet dan botol. Diungkapkan

Kasi Penegakan Perundang Undangan Satpol PP Kulonprogo, Qomarul Hadi

daging itu masih bisa dimasak untuk dibuat abon, tapi menurut

keterangan dari Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Diskepenak,

dagingnya tidak layak konsumsi.



"Karena itu kami menyitanya dan pedagang sudah diperingatkan bila

mengulang lagi bakal ditindak sesuai aturan. Pedagang tersebut pelaku

lama, dan razia bulan puasa tahun lalu juga kedapatan menjual daging

oplosan yakni daging sapi dicampur daging babi," kata Qomarul sembari

menyatakan operasi dilakukan dalam upaya melindungi konsumen sesuai

amanah UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU No 36/2009

tentang Kesehatan, UU No 18/2012 tentang Pangan, dan UU No 31/2004

tentang Perikanan.



Terkait daging tersebut, menurut Joko Purwoko Staf Seksi Kesehatan

Masyarakat Veteriner Diskepenak Kulonprogo, disita karena sudah tidak

layak konsumsi sebab kondisi membusuk. "dari keterangan pedagang

sebelumnya dijual di Pasar Dekso Kalibawang, tidak laku maka

dimasukkan freezer dan dijual lagi di Pasar Nanggulan. Kalau

dikonsumsi dapat berakibat keracunan, muntah dan diare karena banyak

mengandung bakteri," kata Joko.(Wid)
Share:

Desa Wisata di DIY Semakin Bersaing

Harianjogja.com, KULONPROGO-Ada beberapa kendala yang dihadapi Desa

Wisata dalam mempertahankan eksistensinya.



Di antaranya kendala secara umum adalah adanya persaingan antar desa

wisata yang kian banyak di wilayah DIY. Selain itu kemampuan sumber

daya manusianya yang masih kurang serta kurangnya promosi dan

pemasaran.



"Banyak desa wisata yang maju karena pemahaman promosi dan pemanfaatan

teknologi informasinya dengan baik. Sedangkan desa wisata di daerah

ini masih kurang pemahamannya," papar Seksi Usaha Pemberdayaan

Kepariwisataan Disbudparpora Kulonprogo, Trusta Hendraswara.

Ia menjelaskan ada beberapa desa wisata di wilayah Kulonprogo yang

telah menerima dana PNPM Mandiri dan 11 Desa Wisata yang masih aktif.



Empat desa yang tahun ini menerima dana tersebut yakni Desa Sidoharjo

dan Desa Purwoharjo di Kecamatan Samigaluh, Desa Sidorejo di Kecamatan

Lendah dan Desa Banjaroya, kecamatan Kalibawang. Selain empat desa

tersebut juga ada Desa Banjarsari, Kalibiru, Sermo, Jatimulyo,

Nglinggo, Glagah dan Desa Gulurejo.



"Desa Gulurejo baru embrio dan belum dapat program PNPM Mandiri. Desa

Glagah sudah pernah, tapi sayangnya kurang aktif sekarang," jelas

Trusta.



Ketua Desa Wisata Sidorejo yang juga Ketua Forum Komunikasi Desa

Wisata Kulonprogo Tukijo mengungkapkan kurangnya promosi dan pemasaran

mnejadi tantangan pengembangan desa wisata. Rencana dana PNPM Mandiri

tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan fasilitas dan layanan

desa wisata yang ada.



"Kalau sementara ini dana memang belum turun. Tapi rencana pengelolaan

dana yang kami ajukan yaitu untuk pembangunan toilet dan penambahan

peralatan outbound," jelas Tukijo.



Editor: Nina Atmasari
Share:

Pengurusan KTP dan Akta Catatan Sipil Gratis

WATES ( KRjogja.com)- Dengan diberlakukannya UU No 24/2013 tentang

Perubahan Atas UU No 23/2006 Tentang Administrasi Kependudukan maka

Perda Kulonprogo No 5/2010 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak

Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil harus dicabut.



"Sesuai Pasal 79A UU tersebut maka pengurusan dan penerbitan dokumen

kependudukan tidak dipungut biaya," tegas Bupati Kulonprogo dr Hasto

saat penyampaian tiga Raperda Kulonprogo dalam rapat paripurna DPRD

yang dipimpin Ketua DPRD Ponimin B Hartono di gedung dewan setempat,

Selasa (13/5/2014) .



Tiga Raperda yang disampaikan eksekutif Pencabutan Peraturan Daerah

Kulonprogo No 5/2010 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu

Tanda Penduduk (KTP) dan Akta Catatan Sipil dan Raperda Perubahan Atas

Perda Kulonprogo No 10/2011 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah serta Raperda Modal Pinjaman Pemda kepada Pusat Koperasi

Syariah Maal Wa Tamwil Binangun Muamalah dan Pusat Koperasi Pegawai

Republik Indonesia (Korpri).



Menurut Bupati, Perda merupakan kebijakan daerah yang dibentuk Bupati

bersama dengan DPRD dan merupakan satu kesatuan dari sistem hukum

nasional, sehingga tidak boleh bertentangan dengan kebijakan nasional,

kepentingan umum atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.



Mengenai Raperda Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, dr Hasto

mengatakan , kekayaan daerah merupakan semua Barang Milik Daerah (BMD)

yang dimiliki dan atau dikuasai Pemkab yang bergerak atau tidak

bergerak serta bagian-bagiannya atau merupakan satuan tertentu yang

dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang yang digunausahakan.



Pemkab sebagai pemilik atau yang menguasi kekayaan daerah selalu

berupaya agar BMD dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menunjang segala

aktifitasnya. Untuk Raperda Modal Pinjaman Pemda kepada Pusat Koperasi

Syariah Baitul Maal Wa Tamwil Binangun Muammalah dan Pusat Korpri,

Bupati menuturkan, Pemberdayaan Koperasi dan UMKM melalui pembinaan

dan pengembangan, perlu dukungan dari semua pihak, agar visi koperasi

dan UMKM dijiwai dengan semangat kewirausahaan tangguh dan mandiri.



Ketua Pansus tiga Raperda Suharmanto didampingi anggotanya Johan Arif

Budiman mengatakan, setelah eksekutif menyampaikan tiga Raperda

tersebut pihaknya akan melakukan analisa sekaligus menindaklanjutinya

dengan membahas Raperda secara berkesinambungan.(Rul)
Share:

Monday, May 12, 2014

Kulonprogo Miliki Layanan Perlindungan Korban KDRT

KULONPROGO-Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberintah Desa, Perempuan,

dan Keluarga Bencana (BPMPDPKB) Kulonprogo telah bekerjasama dengan

lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mensosialisasikan pencegahan

KDRT dan terkait penanganan juga sudah dibentuk jejaring.



Kulonprogo memiliki Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan

dan Anak (P2TP2A) yang melindungi korban KDRT.



"Selain melaporkan kasus KDRT yang menimpanya, di lembaga tersebut

korban bisa menginap jika membutuhkan perlindungan," terang Kabid

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPMPDPKB), Ernawati

Sukeksi, baru-baru ini.



Selama triwulan I 2014, pusat layanan tersebut sudah menerima aduan

KDRT sebanyak tujuh kasus.



Direktur Eksekutif PKBI Kulonprogo, Paulo Ngadi Cahyono, menilai,

komunikasi dan edukasi terkait KDRT di masyarakat masih kurang. Selama

ini, sosialisasi hanya dilakukan di tingkat SKPD. Padahal penanganan

hal ini seharusnya menyentuh lapisan masyarakat bawah di tingkat desa.



"Hal ini yang menyebabkan isu KDRT masih menjadi isu yang tabu di

masyarakat, sehingga mereka tidak memiliki keberanian untuk melaporkan

kekerasan," ujarnya, Minggu (11/5/2014).



Diuraikannya, beberapa faktor penyebab KDRT, antara lain, persoalan

ekonomi yang didukung dengan minimnya komunikasi antara suami dan

istri, budaya patriarkhi yang melekat kuat di masyarakat menjadikan

suami lebih dominan, serta faktor kemajuan teknologi dan informasi

yang mengubah pola pikir manusia, sehingga perselingkuhan dianggap hal

yang wajar.



Paulo menambahkan, untuk menangani KDRT secara intensif, sebaiknya

pusat layanan KDRT dibangun di tingkat desa. "Jadi aduan lebih cepat

masuk dan sosialisasi juga langsung ke sasaran," tandasnya.



Editor: Nina Atmasari
Share:

Mau, Ponsel Cerdas Dibanderol Rp 200 Ribu?

CALIFORNIA ( KRjogja.com) -Tahun ini diharapkan akan muncul smartphone

Android yang dibanderol dengan harga paling murah. Menjadi mungkin

bila hadir smartphone baru dengan harga 12 poundsterling atau sekira

Rp200 ribuan, berkat teknologi yang ditawarkan oleh pembuat chip

smartphone, ARM.



Dilansir Gadgetshow.channel5, Jumat (9/5/2014), Samsung Galaxy S5

dengan hardware yang disematkan di dalamnya, dibanderol dengan harga

'premium'. Sekalipun Motorola Moto G tampil dengan harga lebih murah,

namun masih dirasa kurang terjangkau untuk sebagian pengguna.



Smartphone terbaru dengan banderol Rp200 ribuan ini diharapkan mulai

muncul beberapa bulan ke depan. Menurut laporan dari Anandtech, ARM

memperhitungkan bahwa smartphone dapat dibuat murah dengan chip ARM.



Handset ini bahkan lebih murah dari smartphone Firefox OS yang

dibanderol dengan harga USD25. Kabarnya, smartphone Rp200 ribuan ini

diperkuat dengan prosesor ARM Cortex A5.

Smartphone ini diklaim tetap dapat menjalankan aplikasi Android

favorit Anda. Prosesor ARM Cortex A5 memiliki kinerja prosesor yang

lebih kuat ketimbang iPhone original yang diluncurkan pada 2007
Share:

Serut Cocok Dibonsai dan Percantik Taman

TANAMAN serut mempunyai tampilan daun kecil-kecil yang khas. Tekstur

kulit batangnya bagus maupun bandel terhadap serangan penyakit,

sehingga tidak gampang mati.

Menurut pecinta tanaman bonsai asal Banjarasri, Kalibawang,

Kulonprogo, Subakir (65), sifat tanaman seperti ini cocok dijadikan

bonsai. Selain itu dapat menambah cantiknya suatu taman dengan

dibiarkan tumbuh membesar atau tidak kerdil, tapi rajin dipangkas.

"Dengan dipangkas rutin sampai kompisi dahan-dahannya bagus dan indah

dipandang, serut juga banyak ditempatkan di taman-taman," jelas

Subakir, Senin (12/5/2014).



Lelaki ramah ini mengungkapkan, koleksi tanaman serut di kompleks

rumahnya sebagian dibuat kerdil atau menjadi bonsai. Sebagian lagi

untuk memperindah taman di halaman rumah, baik ditanam di tanah

langsung maupun di pot. Rutin disiram dan diberi pupuk, serut bisa

tumbuh subur. "Pertumbuhannya yang agak lambat menjadi tantangan

sendiri. Lain dengan beringin pertumbuhannya termasuk cepat,"

paparnya.



Koleksi bonsai miliknya, selain serut ada juga kemuning dan beringin.

Untuk memperbanyak tanaman serut, ia belum pernah mencoba. Lain halnya

dengan beringin sudah beberapa kali menancapkan potongan di pot dan

akhirnya bisa hidup. "Serut diperbanyak dengan dicangkok kemungkinan

bisa. Tapi saya belum pernah mencoba. Bagusnya kalau untuk bonsai

mendapatkan dari alam, karena bonggol-bonggolnya sudah bagus," tandas

Bakir.(sumber: krjogja.com)
Share:

Sunday, May 11, 2014

Absen Tanpa Keterangan Boleh Ikut Ujian Susulan

Harianjogja.com, KULONPROGO--Dinas Pendidikan Kulonprogo mengizinkan

siswa SMP dari kabupaten setempat yang tidak dapat mengikuti Ujian

Akhir Nasional (UAN) yang diselenggarakan pekan ini. Pemberian izin

ini tidak hanya diperuntukan seluruh siswa, termasuk yang tidak

memiliki keterangan.



Salah satu siswa yang dapat mengikuti ujian susulan ialah SMP Negeri

di Kecamatan Temon yang hilang dan tidak dapat mengikuti Ujian Akhir

Nasional (UAN) SMP. Bersama empat siswa dari Kecamatan Wates dan

Panjatan, siswa ini dapat mengikuti UAN susulan yang diselenggarakan

di sekolah sub rayon masing-masing pada 12-16 Mei 2014.



Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo, Sumarsana menyebutkan kelima siswa

yang tidak mengikuti UAN SMP diberi kesempatan mengikuti UAN susulan

pekan depan. Termasuk, siswa asal SMP di Temon yang tidak hadir tanpa

keterangan. Setelah ditelusuri sekolah, jelasnya, siswa asal Temon

tersebut menghilang dari rumah karena masalah keluarga.



"Sekolah sudah bertemu langsung dan membujuk siswa tersebut untuk

hadir pada UAN hari ketiga dan keempat dan ternyata siswa tersebut

bersedia," jelasnya, Kamis (8/5/2014).



Untuk distribusi soal UAN susulan, imbuhnya, akan dilaksanakan Sabtu

(10/5/2014) dengan mekanisme yang menyerupai distribusi soal UAN SMP.

Hanya saja, mengingat jumlah soal hanya 12 lembar, penyimpanan

dilakukan di brankas Dindik Kulonprogo.

Kasubag Perencanaan Disdik Kulonprogo, Taryana, menguraikan, jumlah

siswa peserta UAN tingkat SMP/MTs di Kulonprogo tahun ini mencapai

5.796 siswa, terdiri dari 744 siswa MTs dan 5.052 siswa SMP. Tidak ada

perubahan mekanisme UAN SMP reguler dan susulan, baik dari sisi mata

pelajaran maupun urutan hari penyelenggaraan.



Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Pilpres, 987 TPS Dimungkinkan Tidak Digabung

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Pada penyelenggaraan pemilihan presiden

(pilpres) 2014, jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) dimungkinkan

tidak ada perubahan, yakni tetap 987 TPS. Sehingga penggabungan TPS

bisa dihindari meskipun ada perubahan dalam pilpres ini, yaitu dalam

satu TPS maksimal jumlah pemilih sebanyak 800 orang, sedangkan dalam

pileg lalu maksimal 500 orang. Sementara itu Senin (12/05/2014) akan

dilakukan pleno penetapan perolehan kursi parpol setiap daerah

pemilihan (dapil) dan penentuan calon legislatif terpilih 2014 di

Gedung Kaca.



"Kami akan melakukan pleno juga terhadap jumlah TPS ini. Meskipun ada

peraturan baru terkait jumlah pemilih maksimal 800 orang pada tiap

TPS, berbeda dengan pileg lalu yang 500 orang, namun itu tidak

menjadikan KPU serta merta melakukan penggabungan TPS,"ujar Anggota

KPU Kulonprogo Divisi Perencanaan Data Informasi Organisasi dan SDM,

Marwanto SSos, Minggu (11/05/2014).



Menurut Marwanto, aspirasi penyelenggara di desa dan kecamatan yakni

PPS dan PPK menghendaki agar jumlah TPS tetap. Pihaknya akan menampung

terhadap aspirasi tersebut. "Sejauh ini penggabungan pernah dilakukan

dalam pilpres lalu, hanya berkurang satu TPS. Untuk penggabungan TPS

memerlukan beberapa syarat diantaranya letak geografis tidak terlalu

jauh, dan tidak menyulitkan pemilih untuk menjangkau TPS. Tapi kami

akan memperhatikan aspirasi dari PPS/PPk agar tidak dilakukan

penggabungan,"ujarnya.



Marwanto menambahkan sebelum melangkah menuju penyelenggaraan pilpres,

pihaknya akan menyelesaikan tahapan dalam pileg. Yakni pleno penetapan

perolehan kursi partai politik (parpol) di setiap dapil. "Serta

penentuan calon legislatif terpilih 2014. Setelah pleno penetapan

hasil pelaksanaan pileg tersebut, maka konsentrasi kita ke tahapan

selanjutnya menuju ke pilpres, meski sudah ada beberapa tahapan

pilpres yang telah dan akan dilakukan"katanya.(Wid)
Share:

8 Mantan Kades Terpilih Jadi Anggota DPRD Kulonprogo

WATES ( KRjogja.com)- Sejumlah delapan mantan Kepala Desa (Kades) yang

nyalon dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 diperkirakan akan

ditetapkan sebagai calon terpilih anggota DPRD Kabupaten dalam rapat

pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kulonprogo.

Ketua KPU setempat, Muh Isnaini mengatakan KPU akan mengadakan rapat

pleno terbuka dengan agenda penetapan calon terpilih anggota DPRD

Kulonprogo, Senin (12/5/2014). Dari hasil rekapitulasi suara, berhasil

menentukan 40 calon terpilih dari ratusan caleg dalam Pileg 2014.



Sebanyak 40 calon terpilih anggota DPRD kabupaten, katanya ada yang

pernah menduduki jabatan Kades, incumbent dan pendatang baru. "Kami

akan menyampaikan nama-nama calon terpilih yang ditetapkan dalam rapat

pleno terbuka," katanya, Minggu (11/5/2014).



Informasi yang dihimpun KRjogja.com delapan mantan kades yang akan

ditetapkan sebagai calon terpilih anggota DPRD Kulonprogo tersebar di

lima Daerah Pemilihan (Dapil). Masing-masing Edi Priyono, Aris

Syarifudin SAg, Sugiyanto, Suharto, Dra Keksi Wuryaningsih, Budi

Hutomo Putro SS, Drs Sasmita Hadi dan Ridwan Heri Mahmudi.

Sedangkan calon terpilih yang masih menjabat anggota DPRD Kulonprogo,

Hamam Cahyadi, Akhid Nuryati, Aji Pangaribawa, Drs Suharto, Arismawan,

Nur Eni Rahayu, Suharmanto MM, Widiyanto, H Ponimin Budi Hartono SE,

Risman Susandi, Muhyadi, Sarkowi, Ir Purwantini, Sihabudin, Muh

Ajrudin Akbar, Mujiman dan Priyo Santoso. Sementara 15 calon terpilih

pendatang baru, Titik Wijayanti, Suprapto, Muhtarom Asrori, Sudarta,

Ika Damayanti Fatma Negara SIP, Bambang Istiyanto, Siti Ismiyatun

SSos, Wisnu Prasetya, Sumardi, Agung Raharjo, Yuliantoro SE, Lajiyo

Yok Mulyono, Sugiyanto, Upiya Al Hasan dan Muridna.



Penetapan calon terpilih tersebut berdasarkan Peraturan KPU Nomor

29/2013 tentang Proses Penghitungan Kursi Pileg. Sebelumnya KPU telah

menetapkan rekapitulasi suara sah dan tidak sah per dapil untuk parpol

dan caleg. KPU juga telah menentukan BPP dengan cara jumlah total

suara sah peserta pemilu di satu dapil dibagi jumlah kursi di dapil

bersangkutan. BPP antara dapil satu dengan dapil lainnya, tergantung

jumlah partisipasi pemilih.(Rul/Ras)
Share:

Pemilik RM Saiyo Bantu Bedah Rumah

WATES ( KRjogja.com)- Gerakan gotong royong rakyat bersatu 'Gentong

Rembes' bermakna kaum mampu membantu warga miskin sesungguhnya bagian

dari pengamalan Pancasila, sila satu sampai lima.



"Gerakan gotong royong merupakan ringkasan dari nilai-nilai Pancasila.

Mudah-mudahan bantuan yang diberikan para dermawan jadi amal jariyah,"

demikian disampaikan Bupati Kulonprogo dr Hasto Wardoyo saat ikut

bedah rumah milik dua warga miskin, Mulyono (58) warga Pedukuhan

Ngerandu Desa Triharjo dan Partono (49) warga Kriyanan Kelurahan/

Kecamatan Wates, Minggu (11/5/2014). Didampingi Wabup Drs Sutedjo dan

sejumlah Kepala SKPD, Bupati menyampaikan terima kasih kepada para

pihak termasuk kalangan PNS yang telah berpartisipasi aktif jadi

donatur bedah rumah.



Bedah rumah milik Mulyono dan Partono terlaksana berkat adanya bantuan

dari pengusaha Restoran Padang Saiyo Sapta Pesona Wates H Jaimalis Rp

10 juta dan manajemen PT Sung Chang Indonesia (SCI), Bazda Kulonprogo

Rp 10 Juta, Bazcam Wates, karyawan Dinsosnakertrans, Assekda II Setda

setempat, TNI, Polri serta masyarakat sekitar dalam bentuk beragam

berupa batu bata, pasir, split, besi, tenaga dan kebutuhan lainnya.



"Dengan gotong royong, pekerjaan berat dan sulit sekalipun tentu bisa

diselesaikan dengan baik dan cepat," tandas dr Hasto.

Sementara Jaimalis mengatakan mendukung kegiatan bedah rumah karena

dinilainya bagus dalam upaya mengembangkan ekonomi kerakyatan.

"Gerakan gotong royong merupakan kegiatan mulya selain membantu warga

kurang mampu juga untuk tabungan akherat," ujarnya.



Hal senada disampaikan Cho Yong Chae, melalui bedah rumah pihaknya

telah ikut membantu warga yang membutuhkan. "Dengan ikut kerja bakti,

saya semakin merasa jadi bagian warga Kulonprogo. Meski bantuan yang

kami berikan jumlahnya tergolong sedikit tapi sampai sekarang kami

sudah beberapa kali menyumbang semen yang kami anggarkan dari program

corporate sosial responsibility. Mudah-mudahan dapat merubah kondisi

masyarakat," ujarnya.(Rul)
Share:

Saturday, May 10, 2014

Waduk Sermo Sepi Pengunjung

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pengelolaan wisata Waduk Sermo masih

bergantung pada penyelenggaraan event. Kurangnya sarana dan prasarana

untuk mendorong pariwisata kian membuat objek wisata ini sepi.



"Bahkan karena kurangnya promosi, beberapa pedagang terpaksa bekerja

di luar desa ini untuk menyambung hidup," ujar Kepala Desa Hargowilis,

Kokap, Sutardi kepada Harianjogja.com, Rabu (7/5/2014).

Sutardi mengungkapkan beberapa warganya ada yang merupakan perajin

aksesori Waduk Sermo. Namun, karena sepinya pasar dan tempat wisata

ini banyak dari mereka pindah mencari pasar di daerah Jogja, Bantul

dan sekitarnya. Menurut dia, Waduk Sermo perlu ditata dengan

penambahan fasilitas.



"Kami sebetulnya membutuhkan semacam area khusus untuk penjual

aksesoris atau cinderamata khas Waduk Sermo. Selain itu juga

pemasarannya, agar perajin dan pedagang tetap bisa menjalankan

usahanya," jelas Sutardi.



Kasi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga (Disbudparpora) Kulonprogo, Ekasari Winarsiwi membenarkan

jika potensi wisata Waduk Sermo selama ini masih bergantung dengan

event. Pasalnya, salah satu faktor kendala untuk menghidupkan

pariwisata di waduk ini adalah secara fungsi utamanya sebagai waduk

hijau.



"Tentunya waduk ini punya fungsi sebagai waduk hijau, jadi benar-benar

dijaga keseimbangan alam dan kelestariannya. Hanya dengan event wisata

waduk ini bisa dinikmati oleh para pengunjung," papar Ekasari.



Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Kulon Progo Gelar Festival Padhang Bulan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar

"Festival Padhang Bulan" akan berlangsung Rabu (14/5/2014).



Plh Disbudparpora Kulon Progo Triyono di Kulon Progo, Sabtu,

mengatakan festival ini menjadi ajang pestanya para penabuh "alu

lesung" atau yang lebih dikenal sebagai "gejog lesung".



Selain itu juga bertujuan untuk membangkitkan semangat persatuan dan

kesatuan bangsa, menyalurkan minat dan bakat masyarakat dalam bidang

seni budaya.

Hal lainnya yang tidak kalah penting untuk melestarikan, membina dan

mengembangkan kesenian dan sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan

pembinaan seni bagi masyarakat, ujar Triyono.



Ia menceritakan bahwa alu dan lesung menjadi alat utama dalam

permainan suara "gejog lesung" yang pada awalnya adalah aktivitas

untuk menumbuk bulir padi agar terlepas dari tangkainya.

Alu, kata Triyono, terbuat dari kayu yang berfungsi untuk menumbuk,

sedangkan lesung dari batang kayu

besar yang dibentuk sedemikan rupa seperti perahu sehingga bisa

menampung ikatan-ikatan padi yang akan ditumbuk.



"Sebelum ada alat penggiling padi, masyarakat desa biasanya menumbuk

padi yang dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa penumbuk. Hasil

suara tumbukan antara alu dan lesung itu menghasilkan suara-suara kayu

yang khas kemudian dirangkai menjadi alunan suara kayu yang berirama.

Buliran pada yang sudah terlepas dari merang kemudian ditumbuk pada

alat yang disebut lumpang yang biasanya terbuat dari batu," kata dia.

Ia mengatakan tahap ini untuk menghasilkan beras, dimana bulir padi

ditumbuk dengan alu pada lumpang untuk melepaskan cangkangnya.

Tumbukan alu lumpang juga menghasilkan suara tumbukan yang berat dan

khas.



Eloknya irama suara alu lesung atau alu lumpang ini biasanya juga

untuk mengiringi tembang-tembang yang dilantunkan atau diciptakan

langsung oleh para penabuh.

Bekerja sambil bermain, tetap menyenangkan sehingga tidak bosan selama

menumbuk padi.



Dia mengatakan aktivitas menumbuk padi dari tangkainya atau "merang"

dengan alu lesung yang menjadi permainan suara "berirama" yang populer

pada masanya inilah yang disebut sebagai gejog lesung.

Di beberapa daerah, lanjut Triyono, gejog lesung menjadi bagian

upacara tradisi sebagai ucapan syukur kepada Dewi Sri atau Dewi Padi

atas panen padi yang melimpah atau untuk permainan saja di malam hari

ketika malam bulan purnama atau terjadi gerhana bulan.

"Itulah gejog lesung, salah satu seni tradisional wujud syukur

melimpahnya panen padi yang sekarang tergilas peradaban dan terancam

punah karena padi-padi tidak lagi ditumbuk dengan alu lesung dan alu

lumpang tetapi menggunakan mesin pengilingan padi modern," katanya.

Kini, kata dia, suara alu lesung dan alu lumpang dalam aktivitas kerja

menumbuk padi hampir tidak ada lagi. Kalaupun ada hanya tersisa pada

lomba-lomba tradisi, upacara tradisional, atau justru sebagai aset

wisata atau koleksi barang antik saja.

Untuk itu, kegiatan "Festival Padhang Bulan 2014" untuk mengingatkan

kembali budaya luhur nenek moyang. Adapun, 12 kelompok gejog lesung

peserta festival merupakan perwakilan dari sertiap kecamatan. (ANT)
Share:

Friday, May 9, 2014

Calhaj Meninggal Usai Tes Kebugaran

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Calon jamaah haji (calhaj) Kabupaten

Kulonprogo Tukiman (64) warga RT 10 RW 05 Pongangan Desa/Kecamatan

Sentolo meninggal usai mengikuti tes kebugaran haji, Jumat

(09/05/2014) pagi, di Alun-alun Wates. Tukiman sempat dilarikan ke IGD

RSUD Wates namun dalam perjalanan meninggal. Almarhum meninggalkan

seorang istri Semi Rahayu (57) dan dua anak yakni Kurnia Budi (33) dan

Septri (30).



Istri almarhum, Semi Rahayu menyatakan tidak punya firasat apa-apa

terhadap kepergian suaminya. "Bapak memang rajin jalan kaki latihan di

sekitar rumah untuk persiapan haji. Saat tes kebugaran jalan keliling

alun-alun sudah mencapai finish. Setelah ambil snack minta dicarikan

tempat duduk, baru saya carikan ternyata bapak sudah jatuh. Sebenarnya

Jumat itu harus kontrol di puskesmas, rencananya setelah tes kebugaran

langsung kontrol. Namun Allah SWT berkehendak lain, bapak malah

mendahului kami. Saya ikhlas,"kata Semi yang mendaftar haji bersama

almarhum sejak tahun 2010 dan baru akan berangkat tahun ini.



Ditambahkan Sugiman (60) teman satu kampung dan juga calhaj, almarhum

sampai finish di belakangnya. "Saya melihat pak Tukiman kok jalannya

cepat, mungkin karena bersemangat. Padahal saya sudah tidak berani

jalan cepat, hanya santai saja. Tapi karena saya di depan sehingga

tidak bisa memantau lebih jauh. Baru setelah sampai finish, sempat

absen, dan ambil snack tiba-tiba jatuh. Dalam perjalanan menuju RSUD

sudah meninggal. Almarhum yang merupakan pensiunan guru, di kampungnya

sangat aktif dari mulai Ketua KKLPMD, anggota BPD, Bendahara Koperasi,

pengurus Takmir Masjid, Muadzin, dan Ketua RT,"kata Sugiman.



Kadinas Kesehatan Kulonprogo dr H Bambang Haryatno MKes menyatakan tes

kebugaran dilakukan Dinas Kesehatan bekerjsama Kementerian Agama

(Kemenag) bagi 211 calhaj yang dimulai pukul 05.30 WIB dengan jalan

keliling Alun-alun Wates sebanyak 2 kali putaran kurang sedikit atau

1.600 meter.



"Sebelum tes kebugaran dilakukan cek kesehatan, dan pak Tukiman tensi

baik 125/80, nadi dan laju nafas juga bagus. Tes baik, namun ada

riwayat penyakitnya dari puskesmas pernah nyeri dada sebelah kiri.

Dengan adanya riwayat seperti itu, petugas sudah menyarankan tidak

memaksakan dalam mengikuti tes kebugaran, jalan kaki saja semampunya

saja, kalau capek istirahat. Tapi yang bersangkutan bersemangat karena

sudah rutin latihan jalan kaki," ujarnya sembari menambahkan pihaknya

nanti akan melakukan evaluasi terhadap calhaj yang punya riwayat.(Wid)
Share:
Merdeka.com -Setelah kasus pembunuhan, siswa-siswa di SLB Rela Bhakti

2 wates diliburkan mulai hari Senin (05/050) sampai hari Rabu (07/05).

Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi trauma yang terjadi pada

siswa-siswi yang melihat kejadian tersebut.

Menurut kepala sekolah SLB Rela Bhakti 2 Wates, Mukharom hal tersebut

dilakukan untuk memulihkan kondisi psikologis anak-anak khususnya bagi

mereka yang menyaksikan langsung pembunuhan terhadap gurunya.

"Siswa kami liburkan dengan tujuan untuk memulihkan kondisi

psikologis, terutama untuk anak-anak yang melihat langsung kejadian

tersebut," Mukharom pada merdeka.comSelasa (06/05).

Setelah masuk pada hari Kamis (08/05) nanti, rencananya pihak SLB akan

melakukan pendampingi psikologi terhadap para siswa-siswi. Menurut

kepada Dinas Pendidikan Provinsi DIY, Baskara Aji, pihaknya sudah

menyiapkan diri untuk melakukan pemulihan dengan melakukan

pendampingan psikolog terhadap siswa-siswi.

"Mereka itukan kebanyakan tunagrahita di sana, nanti pada hari Kamis

akan didampingi psikolog dan tidak langsung belajar, tapi dilakukan

kegiatan-kegiatan yang bisa menghilangkan trauma," kata Baskara pada

merdeka.com, Selasa (06/05).

Bukan saja mendatangkan psikolog, rencananya juga akan didatangkan

beberapa guru dari SLB lainnya untuk mendampingi. Hal tersebut

dilakukan juga untuk mengurangi beban guru SLB Rela Bhakti 2 yang juga

trauma.

"Selama satu minggu ke depan, akan ada guru dari SLB lain yang juga

turut mendampingi, nanti kegiatannya pun yang ringan seperti mewarnai

dan kegiatan lainnya yang bisa mengembalikan kondisi psikologi anak,"

ujar Baskara.
Share:

FRWT Datangi Bupati Dukung Proyek Bandara

Harianjogja.com, KULONPROGO-Forum Rembug Warga Transparansi (FRWT)

mendatangi Bupati Kulonprogo ke rumah dinas bupati, Kamis (8/5/2014).



Kedatangan perwakilan kelompok warga dari enam desa di Kecamatan Temon

tersebut untuk menyatakan sikap mendukung pembangunan bandara dan

ingin menjalin komunikasi dengan pemkab agar mendapatkan informasi

yang jelas, benar dan terarah.



Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, menyambut baik sikap dan reaksi

warga Temon yang mendukung pembangunan di Kulonprogo.

Kendati demikian, Hasto mengimbau kepada warga FRWT untuk menjaga

situasi di wilayah tempat tinggalnya tetap kondusif, mengingat masih

terdapat kelompok warga yang belum setuju dengan pembangunan bandara

di Kulonprogo.



"Jika bertemu dengan saudara yang belum setuju, sama-sama diajak

menganalisis, bagaimana pun pembangunan ini tujuannya satu,

menyejahterakan warga," ujarnya.

Ia menambahkan, pemkab ingin menjadi pendamping warga dalam melakukan

penawaran terkait pembangunan bandara.



Editor: Nina Atmasari
Share:

JMI Belum Tentukan Tanggal Pelaksanaan Groundbreaking

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Rencana peletakan batu pertama

(groundbreaking) pabrik pengolahan pasir besi di Karangwuni, Wates,

hingga kini belum jelas. PT Jogja Magasa Iron sebagai pemegang kontrak

karya penambangan pasir besi tersebut sampai sekarang belum menentukan

tanggal pasti pelaksanaannya.

Seperti diketahui, perusahaan tersebut sudah menyelesaikan pembebasan

lahan dan sesuai jadwal tahapan pembanguan, saat ini seharusnya sudah

masuk tahap groundbreaking. Adapun sebelumnya setelah sempat mundur

beberapa kali, pihak JMI menegaskan bahwa groundbreaking bakal

dilakukan sesuai helatan Pemilu Legislatif.

Direktur SDM dan Community Development PT JMI, Heru Priyono, Jumat

(9/5/2014) mengatakan, masih ada hal-hal yang harus dipersiapkan oleh

internal perusahaannya. Maka itu, belum ada tanggal pasti

kapangroundbreakingpabrik pig iron itu akan dilaksanakan.

Disinggung dugaan penyebab kemunduran jadwal tersebut terkait belum

adanya titik temu dengan PT Angaksa Pura tentang dokumen Kawasan

Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) pembangunan bandara, Heru tidak

bersedia berkomentar. Dia juga menolak mengungkapkan sejauh mana

progres pembicaraan di antara kedua pihak.

"Tidak ada kendala utama tapi ada hal-hal yang harus diselesaikan.

Pada waktunya nanti pasti akan disampaikan ke masyarakat. Sementara

ini masih kami tata dan persiapkan semuanya dengan baik," kata Heru di

sela pelayanan kesehatan gratis JMI bagi warga Pedukuhan Keboan,

Karangwuni.

Terpisah, Asisten II Sekda Kulonprogo bidang Perekonomian, Pembangunan

dan SDA, Triyono juga mengaku belum mengetahui kapan persisnya

peletakan batu pertama itu akan dilakukan. Dia mengatakan, memang

masih ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan terkait KKOP

sehingga pelaksanaan groundbreaking belum bisa dipastikan.

Saat ini, persoalan KKOP sedang dibahas di tingkat Kementerian

Perhubungan. Namun, dari hasil pembicaraan di antara JMI dan Angkasa

Pura, sudah hampir tercapai kesepakatan. "Tapi perlu penuangan secara

tertulis hitam di atas putih," ungkapnya.(*)
Share:

Virus Mers, Calhaj Kulonprogo Tetap Mantap Jalankan Ibadah

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Virus Mers meski sempat menghantui para

calon jamaah haji (calhaj) Kulonprogo yang akan berangkat tahun ini,

namun umumnya mereka mengaku pasrah. Selain karena mantap menjalankan

ibadah haji, para calhaj juga percaya berbagai upaya sudah dan akan

dilakukan pemerintah untuk melindungi jamaahnya dalam membentengi

terhadap virus tersebut.

Dijelaskan Kadinas Kulonprogo dr H Bambang Haryatno MKes, terkait

virus mers pihaknya telah sosialisasi pada calhaj. Dengan sosialisasi

itu dimaksudkan agar calhaj menjadi lebih tahu dan dapat

mengantisipasinya. "Agar bisa meminimalisir terhadap virus itu, calhaj

harus selalu menjaga kesehatan atau daya tahan tubuhnya, pola makan,

kebersihan, serta mengenakan masker nantinya selama di tanah Suci,"

ujarnya, Jumat (09/05/2014).

"Yang jelas saya pasrah, sepenuhnya kami tujuannya adalah akan

beribadah. Meski pasrah, sebagai antisipasi kami akan menjaga kondisi

kesehatan agar tetap baik, apalagi pemerintah (Dinkes dan Kemenag)

telah memberikan sosialisasi, sehingga sejak awal kami sudah dapat

pengetahuan terkait virus tersebut dan melakukan antisipasinya," kata

salah satu calhaj, Diyanto, di sela-sela tes kebugaran.(Wid)
Share:

Bupati meminta warga temon bersikap dewasa

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Forum Rembug Warga Transparansi (FRWT) dari

6 desa di Kecamatan Temon diminta untuk tetap berbuat baik kepada

siapapun, selalu bersabar, serta berpikir dewasa. Baik yang sepaham

maupun yang belum sepaham, dan jangan sampai berbuat hal yang

menciptakan rasa permusuhan.

Hal itu dikatakan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) saat

menerima FRWT perwakilan dari 6 desa di Kecamatan Temon yang terkena

dampak bandara.

Budi ketua FRWT didampingi puluhan perwakilan dari 6 desa menyampaikan

masyarakat yang tergabung dalam forum tersebut berniat baik, yakni

mendukung pembangunan bandara, dan ingin menjalin komunikasi dengan

Pemkab agar mendapatkan informasi yang jelas, benar dan terarah.

Menyikapi pembangunan bandara, Bupati mengajak FRWT untuk tetap selalu

berpikir dewasa. Jika ada warga yang menolak, bupati mengajak untuk

bisa berpikir jauh dan menganalisis terlebih dahulu. "Ajaklah untuk

menganalisis,"kata Hasto.

Pemkab ingin menjadi pendamping warga untuk bargaining, dan

bersama-sama dengan pemrakarsa dalam pembangunan bandara, dalam hal

ini PT Angkasa Pura, agar warga dapat mencapai kesejahteraan.

"Saya mengajak warga untuk bersama-sama, mulai meningkatkan

kesejahteraan warga, salah satunya dengan cara menjalin hubungan baik

dengan PT Angkasa Pura. Contohnya melalui program pemberdayaan

Corporate Social Responsibility (CSR) PT Angkasa Pura,"ujar

Hasto.(Wid)
Share:

Thursday, May 8, 2014

Share:
Warga Diminta Bersabar Soal Selesainya Bandara Kulon Progo



Jumat , 09 Mei 2014 07:54 WIB

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta

Forum Rembug Warga Transparansi dari enam desa di Kecamatan Temon

untuk selalu bersabar dalam rangka mempercepat rencana pembangunan

bandara di wilayah setempat.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Kamis, mengajak Forum

Rembug Warga Transparansi (FRWT) untuk tetap selalu berpikir dewasa.

"Apabila ada warga yang menolak rencana pembangunan bandara, supaya

bisa berpikir jauh, dan menganalisa terlebih dahulu. Ajaklah untuk

menganalisa," kata Hasto.

Pemkab Kulon Progo, kata dia, ingin menjadi pendamping warga untuk

membuat harga tawar, dan bersama-sama dengan yang pemrakarya yakni

Angkasa Pura dalam pembangunan bandara supaya warga dapat mencapai

kesejahteraan.

"Warga secara bersama-sama mulai meningkatkan kesejahteraan warga

salah satunya dengan cara menjalin hubungan baik dengan Angkasa Oura.

Contohnya melalui program pemberdayaan Corporate Social Responsibility

(CSR)," kata Hasto.

Ketua FRWT Budi Setyo Raharja didampingi puluhan perwakilan dari enam

desa menyampaikan bahwa masyarakat yang tergabung dalam forum tersebut

berniat baik, mendukung pembangunan bandara, dan ingin menjalin

komunikasi dengan pemerintah kabupaten agar mendapatkan informasi yang

jelas, benar dan terarah.

Anggota tim persiapan pembangunan bandara PT Angkasa Pura Gatot

Yulianta mengatakan pihaknya sudah mengajukan dokumen pengadaan tanah

kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Saat ini kami sudah mendapat izin penetapan lokasi (IPL) bandara dari

Kementerian Perbuhungan. Kami sebagai pemrakarsa juga telah mengajukan

dokumen perencanaan pengadaan tanah. Ini sudah kami ajukan ke Ngarso

Dalem (Sri Sultan HB X, red.) yakni Gubernur DIY. Saat ini memasuki

persiapan tahapan penerbitan IPL Gubernur," kata Gatot.

Untuk mendapatkan IPL dari gubernur, kata Gatot, tahapannya masih

sangat panjang. Tahapan yang paling penting adalah sosialisasi kepada

masyarakat yang berdampak atas rencana pembangunan bandara.

"Kami sedang berusaha memenuhi persyaratan tersebut. Minggu kemarin

dan Selasa (6/5) kami akan melakukan rapat dengan Pemerintah DIY dalam

rangka persiapan tahapan-tahapan mendapatkan IPL Gubernur DIY,"

katanya.

Untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan bandara, pihaknya akan

melaksanakan tahapan sesuai aturan.

Dia meminta kawalan dari masyarakat dalam melaksanakan tahapan-tahapan

yang berlaku.

"Pada pelaksanaan tahapan-tahapan ini, kami harus memiliki rekan kerja

sama, yakni masyarakat. Kami harapkan masyarakat mengawal kami dalam

melaksanakan aturan berlaku. Kalau tidak sesuai aturan, mari kita

berdiskusi," katanya.(ant/mar)
Share:

Saling lempar tanggung jawab

Pemkab Kulonprogo terkesan tak tegas dan saling lempar tanggung jawab

menyikapi aktivitas penambanganemas di wilayah Kokap yang hingga saat

ini masih terus berlangsung. Padahal seperti diketahui, kawasan

tersebut belum ditetapkan sebagai Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).



Sementara, aktivitas pengolahan emas tersebut juga sempat meresahkan

masyarakat warga Desa Kalirejo, beberapa waktu lalu. Mereka khawatir

pada kesehatannya karena bahan kimia misalnya merkuri atau raksa dan

sianida yang digunakan untuk penambanganemas itu.



Apalagi, dari hasil uji laboratorium Badan Lingkungan Hidup DIY,

beberapa waktu lalu, didapatkan hasil bahwa satu dari lima sumur warga

di Pedukuhan Plampang II terbukti memiliki kandungan raksa atau

merkuri melebihi batu mutu sesuai ketentuan, sekitar 0,06-0,07 parts

per billion (ppb).



Sementara, dari data Dinas Kesehatan Kulonprogo, tempat pengolahan

limbah emas di pedukuhan tersebut terbukti memiliki kadar bahan kimia

tinggi, yakni sianida 11 miligram perliter (mgpl) dan merkuri 0,0846

mgpl. Padahal, baku mutu yang diizinkan untuk merkuri hanya 0,05 mgpl

serta sianida 0,5 mgpl.

Kepala Satpol Pamong Praja (Satpol PP) Kulonprogo, Duana Heru

mengatakan, pihaknya tak bisa serta merta melakukan penertiban. Hal

ini perlu dikoordinasikan bersama instansi terkait.



Saat ini, persoalan tambang emas ini, menurutnya, masih menjadi ranah

kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral

(Disperindag ESDM) sebagai instansi yang menangani langsung urusan

pertambangan.



"Perlu dikoordinasikan dulu sebelum ada penertiban dan penindakan.

Kalau itu sekarang kan masih wilayahnya ESDM," kata Duana, Rabu (7/6).



Menurutnya, sebelum dilakukan penindakan, tetap harus ada tahap

pemberian peringatan dahulu. Selain itu, juga perlu diperjelas apakah

kegiatan penambanganitu melanggar Undang-undang atau Peraturan Daerah.



Jika melanggar Perda, tindakan yang dilakukan berupa pembinaan hingga

yustisi. Namun, jika ternyata melanggar perundang-undangan, maka hal

itu menjadi ranah kepolisian untuk menindak dan menghukum.



"Pemda kan koridornya pembinaan, termasuk yustisi," kata dia.



Kepala Bidang Pertambangan Umum, Dinas Perindustrian dan Perdagangan,

Mustofa Ali Muhammad mengatakan, pembinaan kepada penambang saat ini

tak mungkin dilakukan karena sifat kegiatannya ilegal dan belum

ditetapkan sebagai WPR.



"Kalau ingin memberikan pembinaan kepada penambanganini ya harus

ditempuh dengan tahapan legalitas penambanganrakyat," beber Mustofa.



Dijelaskannya, meski sudah ada rekomendasi dari kementerian, penetapan

WPR harus dengan Surat Keputusan (SK) Bupati beserta rekomendasi dari

DPRD. Rekomendasi tersebut, katanya, melalui kajian berbagai sektor,

misalnya ekononi, sosial, keamanan, dan sebagainya.



Sementara, penambanganemas di Kokap selama ini banyak dilakukan warga

dari Jawa Barat dan warga setempat. Asisten II Sekda Kulonprogo,

Triyono, mengatakan pemkab masih akan mengoordinasikan permasalahan

tersebut secara internal.



Dirinya akan mengumpulkan instansi terkait untuk membahas kebijakan

yang perlu diambil terkait penambanganemas tersebut. "Kami sudah

perintahkan Diperindag ESDM untuk mengumpulkan instansi terkait

lainnya," timpalnya.( sumber:Tribunjogja.com)
Share:
Share:
Jumat, 9 Mei 2014 | 07:51 WIB



-Forum Rembug Warga Transparansi (FRWT) dari 6 desa di Kecamatan Temon

diminta untuk tetap berbuat baik kepada siapapun, selalu bersabar,

serta berpikir dewasa. Baik yang sepaham maupun yang belum sepaham,

dan jangan sampai berbuat hal yang menciptakan rasa permusuhan.



Hal itu dikatakan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) saat

menerima FRWT perwakilan dari 6 desa di Kecamatan Temon yang terkena

dampak bandara.

Budi ketua FRWT didampingi puluhan perwakilan dari 6 desa menyampaikan

masyarakat yang tergabung dalam forum tersebut berniat baik, yakni

mendukung pembangunan bandara, dan ingin menjalin komunikasi dengan

Pemkab agar mendapatkan informasi yang jelas, benar dan terarah.



Menyikapi pembangunan bandara, Bupati mengajak FRWT untuk tetap selalu

berpikir dewasa. Jika ada warga yang menolak, bupati mengajak untuk

bisa berpikir jauh dan menganalisis terlebih dahulu. "Ajaklah untuk

menganalisis,"kata Hasto.



Pemkab ingin menjadi pendamping warga untuk bargaining, dan

bersama-sama dengan pemrakarsa dalam pembangunan bandara, dalam hal

ini PT Angkasa Pura, agar warga dapat mencapai kesejahteraan.



"Saya mengajak warga untuk bersama-sama, mulai meningkatkan

kesejahteraan warga, salah satunya dengan cara menjalin hubungan baik

dengan PT Angkasa Pura. Contohnya melalui program pemberdayaan

Corporate Social Responsibility (CSR) PT Angkasa Pura,"ujar Hasto.



(sumber: 2014 Kedaulatan Rakyat )
Share:

Archive

Breaking News

Wikipedia

Search results