KULONPROGO ( KRjogja.com) -Merti desa di Pedukuhan Taruban Tuksono
Sentolo agak berbeda dengan yang lain. Karena kegiatan tersebut
digelarkan dua hari dua malam. Dimulai dengan doa bersama dan acara
'luaran' disertai tarian tayub Sabtu (09/05/2015), serta kirab budaya
dan 'memule' sendang Joko Tarub serta makam petilasan, Minggu
(10/05/2015) dan malamnya digelar wayang kulit semalam suntuk.
Ribuan warga Taruban Tuksana dan sekitarnya berkumpul di sekitar
sendang, menyaksikan ritual pengambilan air sendang. Prosesi
pengambilan air sendang ini diawali kirab budaya dari rumah Dukuh
Taruban Wetan Paridi, yang dilepas Kabid Kebudayaan Disbudparpora
Kulonprogo Joko Mursito SSn MA didampingi Camat Sentolo Ir Aspiah MSi.
Pemangku adat di Taruban, Zainuri menyatakan merti desa dilakukan
setahun sekali. "Kita lakukan setelah panen padi musim rendeng.
Bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur dari para petani, pedagang,
serta masyarakat lainnya, yang sudah diberi kenikmatan berupa rezeki.
Kita juga mohon kepada Allah supaya sehat sejahtera," ujarnya sambil
menambahkan bahwa terkait acara 'luaran' yang disertai seni tayub,
adalah acara yang sudah ada sejak dulu.
Salah satu pengunjung dari Sleman, Amsa, menyatakan merti desa
merupakan hal yang bagus. "Nguri-uri kabudayan Jawa, mengenalkan
kepada anak-anak kebudayaan Jawa. Karena sekarang banyak anak muda
yang tak kenal budaya sendiri,"katanya.(Wid)
0 komentar:
Post a Comment